URAIAN MATERI
Dari penelusuran berbagai literatur hukum tata negara dan ilmu politik,
terdapat perbedaan varian sistem pemerintahan. Misalnya C.F. Strong dalam
buku “Modern Political Constitution” membagi sistem pemerintahan ke dalam
kategori: parliamentary executive dan non-parliamentary executive atau the
fixed executive (Strong, 1972: 209-214). Lebih bervariasi dibanding dengan
Strong, Giovanni Sartori membagi sistem pemerintahan menjadi tiga kategori:
presidentialism, parliamentary sistem, dan semi-presidentialism (Sartori, 1997:
83-142). Sejalan dengan pendapat Sartori, berdasarkan hasil penelitian pola-
pola demokrasi yang dipraktikkan di 36 negara, Arend Lijphart membuat
klasifikasi sistem pemerintahan menjadi tiga bentuk: parliamentary, presidential
dan hybrid (Lijphart, 1999: 116-124).
Sama halnya dengan ahli dari luar negeri, para ahli dan pengkaji hukum
tata negara Indonesia juga punya pandangan yang beragam mengenai bentuk
sistem pemerintahan. Misalnya Asshiddiqie (2007: 53-93) membagi sistem
pemerintahan menjadi tiga kategori: sistem presidensial (presidential sistem),
sistem parlementer (parliamentary sistem), dan sistem campuran (mixed atau
hybrid sistem). Senada dengan Asshiddiqie, Sri Soemantri (1981: 76-80) juga
mengemukakan tiga varian sistem pemerintahan, yaitu sistem parlementer,
sistem pemerintahan presidensiil, dan sistem pemerintahan campuran.