Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL DALAM ILMU POLITIK

DAN STRUKTUR SISTEM SISTEM POLITIKINDONESIA

Oleh:

Nanda Aulia Pratama

22042040

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2023


KATA PENGANTAR

Kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat pertolongan-Nya
lah kita dapat menyelesaikan Makalah tentang " Teori struktural fungsional dalam
ilmu politik dan struktur sistem sistem politik di indonesia". Makalah ini dibuat agar
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Politik Indonesia.

Pada kesempatan ini saya selaku penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak wa bilkhusus kepada bapak Drs. M. Fachri Adnan, Ph.D selaku
Dosen pengajar mata kuliah ini yang telah memberikan kepercayaan dan arahan
sehingga penulisdapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran membangun yang ditunjukkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
terutama bagi diri penulis sendiri.

Padang,16 Februari 2023

Vi Zhilalil Qur’ani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tijuan .......................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................... 2
A. Teori Struktural Fungsional Dalam Ilmu Politik .............................................. 2
B. Struktur Sistem Sistem Politik Indonesia ....................................................... 3
BAB III............................................................................................................... 5
A.Kesimpulan ................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 6

ii
BAB 1
1.1 Latar Belakang

Teori pendekatan struktural fungsional lahir dari konsepsi teori sistem David Easton
(1953) dalam konteks Hubungan Internasional. Pendekatan sistem politik Easton
ditujukan untuk memberi penjelasan yang bersifat ilmiah terhadap fenomena politik.
Pendekatan sistem politik dimaksudkan juga untuk menggantikan pendekatan klasik
ilmu politik yang hanya mengandalkan analisis pada negara dan kekuasaan.

Pengertian sistem politik menurut David Easton; Sistem adalah kesatuan seperangkat
struktur yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan
tertentu. Sistem politik adalah kesatuan (kolektivitas) seperangkat struktur politik
yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan suatu
Negara. Berangkat dari pemahaman tersebut bisa dikatakan teori sistem Easton
masih memegang key position dalam studi politik suatu negara.

David Easton memandang sistem politik sebagai tahapan pembuatan keputusan yang
memiliki batasan dan dapat berubah sesuai kebutuhan. Easton juga melihat
bagaimana struktur birokrasi satu Negara sebagai subjek hukum, input, proses,
output (policies) dan feedback. Model sistem politik sendiri diklasifikasikan oleh
Easton menjadi tiga dimensi: polity, olity (process), dan policy (kebijakan). Definisi
politik dari ketiga dimensi ini terbukti lebih efektif, terutama untuk memahami
realitas politik dalam upaya memberikan pendidikan politik kepada Negara dan
masyarakatnya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa teori struktural fungsional dalam ilmu politik
b. Apa struktur sistem sistem politik indonesia

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui teori struktural fungsional dalam ilmu politik
b. Untuk mengetahui struktur sistem politik indonesia

1
BAB ll

Isi

A. TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL DALAM ILMU POLITIK

Di tahun 1970-an, ilmuwan politik Gabriel Almond dan Bingham Powell memperkenalkan
pendekatan struktural-fungsional untuk membandingkan sistem politik . Mereka berargumen bahwa
memahami suatu sistem politik, tidak hanya melalui institusinya saja, melainkan juga fungsi mereka
masing-masing. Almond mendefinisikan sistem sebagai suatu obyek, memiliki bagian yang dapat
digerakan, berinteraksi di dalam suatu lingkungan dengan batas tertentu. Artinya pendekatan
struktural-fungsional merupakan suatu pandangan mekanis yang melihat seluruh sistem politik sama
pentingnya, yaitu sebagai subyek dari hukum «stimulus dan respon» yang sama—atau input dan
output.

Pendekatan struktural-fungsional sistem disusun dari beberapa komponen kunci, termasuk


kelompok kepentingan, partai politik, lembaga eksekutif, legislatif, birokrasi, dan peradilan. Menurut
Almond, hampir seluruh negara di jaman moderen ini memiliki keenam macam struktur politik
tersebut. Selain struktur, Almond memperlihatkan bahwa sistem politik terdiri dari berbagai
fungsi, seperti sosialisasi politik, rekrutmen, dan komunikasi.
Sosialisasi politik merujuk pada bagaimana suatu masyarakat mewariskan nilai dan kepercayaan
untuk generasi selanjutnya, biasanya melibatkan keluarga, sekolah, media, perkumpulan
religius, dan aneka macam struktur politik yang membangun, menegakan, dan mentransform
pentingnya perilaku politik dalam masyarakat.
Dalam sistem politik Almond, kedudukan pemerintah sangat vital, mulai dari membangun dan
mengoperasikan sistem pendidikan, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sampai terjun
dalam peperangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, pemerintah memiliki lembaga-lembaga
khusus yang disebut struktur, seperti parlemen, birokrasi, lembaga administratif, dan
pengadilan, yang melakukan fungsi khusus pula, sehingga pemerintah dapat dengan leluasa
merumuskan, melaksanakan, dan menegakan kebijakan.
Pengetahuan mengenai keenam macam struktur politik tersebut belum dapat menerangkan sistem
politik apapun, selain memperlakukannya sebagai entitas yang berdiri sendiri, namun belum
mencapai tahap interaksi. Fungsi proses terdiri dari urutan aktifitas yang dibutuhkan dalam
merumuskan kebijakan dan implementasinya dalam tiap sistem politik, antara lain: artikulasi
kepentingan, agregasi kepentingan, pembuatan kebijakan, dan implementasi dan penegakan
kebijakan.
Proses fungsi perlu dipelajari karena mereka memainkan peranan dalam mengarahkan pembuatan
kebijakan. Sebelum kebijakan dirumuskan, beberapa individu ataupun kelompok dalam
pemerintahan atau masyarakat harus memutuskan apa yang mereka butuhkan dan harapkan dari
politik. Proses politik dimulai ketika kepentingan tersebut diungkapkan atau diartikulasikan.

2
B. STRUKTUR SISTEM SISTEM POLITIK INDONESIA
 Struktur politik =
o pelembagaan hubungan organisasi antara komponen-komponen yang membentuk
bangunan politik
o selalu berkenaan dengan alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif, yang dipengaruhi
oleh distribusi dan penggunaan kekuasaan.
 Sistem politik yang umumnya berlaku di tiap negara meliputi 2 struktur yaitu infra struktur
politik dan supra struktur politik.

INFRA STRUKTUR POLITIK


 Terdiri dari 5 unsur / komponen yaitu :
1. Partai Politik (political party)
2. Kelompok kepentingan (interest group)
3. Kelompok Penekan (pressure group)
4. Media Komunikasi Politik (political communication media)
5. Tokoh politik (political figure)

 Organisasi politik ada yang resmi dan yang abstrak.


 Resmi : partai politik, perkumpulan tani, buruh, pedagang, organisasi wanita, pemuda
pelajar, organisasi-organisasi kemasyarakatan sosial dan keagamaan
 Abstrak / tidak resmi, namun sangat menguasai keadaan sebagai elit power : sering
disebut grup penekan

 Kehidupan politik pemerintah dan rakyat hanya dapat dibedakan, tapi tidak dapat
dipisahkan, karena dalam praktek sehari-hari, dua bidang ini saling mempengaruhi.
Berfungsinya lembaga-lembaga negara / organisasi –organisasi pemerintah dipengaruhi
oleh komponen-komponen kehidupan politik rakyat itu, demikian pula sebaliknya.
1. Partai Politik (PARPOL)
 Definisi :
 Partai politik dapat dipikirkan sebagai kelompok sosial yang berusaha untuk
mengambil alih pemerintahan sutau negara, secara keseluruhan atau sebagian,

3
biasanya dengan bersaing dalam pemilu. (Sephen D. Tansey, Politics : The Basics,
2000)
 Parpol adalah sekelompok orang yang terorganisir serta berusaha untuk
mengendalikan pemerintahan agar dapat melaksanakan program-programnya dan
menempatkan / mendudukkan anggota-anggotanya dalam jabatan pemerintah.
(Huszar dan Stevenson – disadur oleh Sukarna, Sistem Politik, 1981)
 Sekelompok manusia yang terorganisir secara mapan dengan tujuan untuk
menjamin dan mempertahankan pemimpin-pemimpinnya, tetap mengendalikan
pemerintahan, dan lebih jauh lagi memberikan keuntungan-keuntungan terhadap
anggota partai, baik yang bersifat materiil maupun spirituil. (Carl J. Friederich –
disadur oleh Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, 1978)

Parpol berusaha memperoleh kekuasaan dengan 2 cara :


1. ikut serta dalam pelaksanaan pemerintahan secara sah, dengan tujuan dalam
pemilu memperoleh suara mayoritas dalam badan legislatif
2. secara tidak sah / subvesif memperoleh kekuasaan tertinggi melalui revolusi /
coup d’etat.

 Sering dianggap sebagai salah satu atribut negara demokrasi modern, karena partai
politik sangat diperlukan kehadirannya bagi negara-negara yang berdaulat.
Parpol merupakan prasarana untuk :
 menyalurkan aspirasi rakyat
 terlibat langsung dalam penyelenggaraan negara melalui wakil-wakilnya yang duduk
di dalam badan perwakilan rakyat
 Parpol sering juga diasosiasikan sebagai organisasi perjuangan :
 Tempat seseorang / kelompok mencari / memperjuangkan kedudukan politik dalam
negara.
 Tidak harus melalui kekuatan fisik, tapi melalui berbagai konflik dan persaingan,
baik intern partai maupun antar partai.

 Parpol pertama kali tumbuh dan berkembang di negara-negara Eropa Barat, merupakan
suatu tahap agar pemerintahan yang dijalankan harus berdasarkan konstitusi dan
perwakilan.

4
Gagasan :
 Rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dan diikutsertakan dalam
proses politik.
 Pada gilirannya, parpol berfungsi menjadi penghubung rakyat dengan
pemerintah, dimana rakyat bisa menentukan pilihannya dengan leluasa,
memperjuangkan kepentingannya, mengkritik rezim yang memerintah,
melakukan tata hubungan politik, dan lain-lain.

 Munculnya partai politik di Indonesia pada masa pra-kemerdekaan adalah sebagai


aktualisasi tiga aliran / pandangan politik, yaitu Islam, Nasionalisme, dan Marxisme /
Sosialisme.
 Islam : Sarekat Islam (SI)  sering dianggap sebagai partai pelopor dan menjadi
dinamis oleh H.O.S. Cokroaminoto.
 Marxisme dan Nasionalisme : PKI dan PNI  muncul tahun 1920-an, menurunkan
wibawa SI sehingga tidak lagi mampu bersaing dengan ideologi-ideologi modern
yang berasal dari barat.

pada
ini Undang
mulai
Undang
Pada
terdiri
53 tanggal
Pasal. berlaku
-saat
- 21-berlakunya
Undang
Undang
Undang-undang
dari Bab ini,
dan

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendekatan struktural fungsional merupakan alat analisis yang diperlukan untuk membahas sistem
politik sebagai bagian dari sistem kehidupan manusia. Analisis pendekatan struktural fungsional ini
dimulai dengan penjelasan mengenai sistem politik sebagaimana diperkenalkan oleh Gabriel
Almond. Talcott Parsons mengembangkan apa yang disebut grand theory dalam sosiologi yang lazim
disebut sebagai Fungsionalisme Struktural .

6
DAFTAR PUSTAKA

Ronald H. Chilcote. "Sistem Sebagai Struktur dan Fungsi: Gabriel Almond dan Para
Pelopornya". Hal 219-266

SP. Varma. 2001. Teori Politik Modern; "Gabriel Almond dan analisa Fungsional
Struktural". Rajawali Press. Hal 295-312

https://www.academia.edu/9320626/PENDEKATAN_TEORI_STRUKTURAL_FUN
GSIONAL_DALAM_PERUMUSAN_SISTEM_POLITIK_DI

Anda mungkin juga menyukai