Oleh:
22042040
Kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat pertolongan-Nya
lah kita dapat menyelesaikan Makalah tentang " Teori struktural fungsional dalam
ilmu politik dan struktur sistem sistem politik di indonesia". Makalah ini dibuat agar
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Politik Indonesia.
Pada kesempatan ini saya selaku penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak wa bilkhusus kepada bapak Drs. M. Fachri Adnan, Ph.D selaku
Dosen pengajar mata kuliah ini yang telah memberikan kepercayaan dan arahan
sehingga penulisdapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran membangun yang ditunjukkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
terutama bagi diri penulis sendiri.
Vi Zhilalil Qur’ani
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
1.1 Latar Belakang
Teori pendekatan struktural fungsional lahir dari konsepsi teori sistem David Easton
(1953) dalam konteks Hubungan Internasional. Pendekatan sistem politik Easton
ditujukan untuk memberi penjelasan yang bersifat ilmiah terhadap fenomena politik.
Pendekatan sistem politik dimaksudkan juga untuk menggantikan pendekatan klasik
ilmu politik yang hanya mengandalkan analisis pada negara dan kekuasaan.
Pengertian sistem politik menurut David Easton; Sistem adalah kesatuan seperangkat
struktur yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan
tertentu. Sistem politik adalah kesatuan (kolektivitas) seperangkat struktur politik
yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan suatu
Negara. Berangkat dari pemahaman tersebut bisa dikatakan teori sistem Easton
masih memegang key position dalam studi politik suatu negara.
David Easton memandang sistem politik sebagai tahapan pembuatan keputusan yang
memiliki batasan dan dapat berubah sesuai kebutuhan. Easton juga melihat
bagaimana struktur birokrasi satu Negara sebagai subjek hukum, input, proses,
output (policies) dan feedback. Model sistem politik sendiri diklasifikasikan oleh
Easton menjadi tiga dimensi: polity, olity (process), dan policy (kebijakan). Definisi
politik dari ketiga dimensi ini terbukti lebih efektif, terutama untuk memahami
realitas politik dalam upaya memberikan pendidikan politik kepada Negara dan
masyarakatnya.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui teori struktural fungsional dalam ilmu politik
b. Untuk mengetahui struktur sistem politik indonesia
1
BAB ll
Isi
Di tahun 1970-an, ilmuwan politik Gabriel Almond dan Bingham Powell memperkenalkan
pendekatan struktural-fungsional untuk membandingkan sistem politik . Mereka berargumen bahwa
memahami suatu sistem politik, tidak hanya melalui institusinya saja, melainkan juga fungsi mereka
masing-masing. Almond mendefinisikan sistem sebagai suatu obyek, memiliki bagian yang dapat
digerakan, berinteraksi di dalam suatu lingkungan dengan batas tertentu. Artinya pendekatan
struktural-fungsional merupakan suatu pandangan mekanis yang melihat seluruh sistem politik sama
pentingnya, yaitu sebagai subyek dari hukum «stimulus dan respon» yang sama—atau input dan
output.
2
B. STRUKTUR SISTEM SISTEM POLITIK INDONESIA
Struktur politik =
o pelembagaan hubungan organisasi antara komponen-komponen yang membentuk
bangunan politik
o selalu berkenaan dengan alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif, yang dipengaruhi
oleh distribusi dan penggunaan kekuasaan.
Sistem politik yang umumnya berlaku di tiap negara meliputi 2 struktur yaitu infra struktur
politik dan supra struktur politik.
Kehidupan politik pemerintah dan rakyat hanya dapat dibedakan, tapi tidak dapat
dipisahkan, karena dalam praktek sehari-hari, dua bidang ini saling mempengaruhi.
Berfungsinya lembaga-lembaga negara / organisasi –organisasi pemerintah dipengaruhi
oleh komponen-komponen kehidupan politik rakyat itu, demikian pula sebaliknya.
1. Partai Politik (PARPOL)
Definisi :
Partai politik dapat dipikirkan sebagai kelompok sosial yang berusaha untuk
mengambil alih pemerintahan sutau negara, secara keseluruhan atau sebagian,
3
biasanya dengan bersaing dalam pemilu. (Sephen D. Tansey, Politics : The Basics,
2000)
Parpol adalah sekelompok orang yang terorganisir serta berusaha untuk
mengendalikan pemerintahan agar dapat melaksanakan program-programnya dan
menempatkan / mendudukkan anggota-anggotanya dalam jabatan pemerintah.
(Huszar dan Stevenson – disadur oleh Sukarna, Sistem Politik, 1981)
Sekelompok manusia yang terorganisir secara mapan dengan tujuan untuk
menjamin dan mempertahankan pemimpin-pemimpinnya, tetap mengendalikan
pemerintahan, dan lebih jauh lagi memberikan keuntungan-keuntungan terhadap
anggota partai, baik yang bersifat materiil maupun spirituil. (Carl J. Friederich –
disadur oleh Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, 1978)
Sering dianggap sebagai salah satu atribut negara demokrasi modern, karena partai
politik sangat diperlukan kehadirannya bagi negara-negara yang berdaulat.
Parpol merupakan prasarana untuk :
menyalurkan aspirasi rakyat
terlibat langsung dalam penyelenggaraan negara melalui wakil-wakilnya yang duduk
di dalam badan perwakilan rakyat
Parpol sering juga diasosiasikan sebagai organisasi perjuangan :
Tempat seseorang / kelompok mencari / memperjuangkan kedudukan politik dalam
negara.
Tidak harus melalui kekuatan fisik, tapi melalui berbagai konflik dan persaingan,
baik intern partai maupun antar partai.
Parpol pertama kali tumbuh dan berkembang di negara-negara Eropa Barat, merupakan
suatu tahap agar pemerintahan yang dijalankan harus berdasarkan konstitusi dan
perwakilan.
4
Gagasan :
Rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dan diikutsertakan dalam
proses politik.
Pada gilirannya, parpol berfungsi menjadi penghubung rakyat dengan
pemerintah, dimana rakyat bisa menentukan pilihannya dengan leluasa,
memperjuangkan kepentingannya, mengkritik rezim yang memerintah,
melakukan tata hubungan politik, dan lain-lain.
pada
ini Undang
mulai
Undang
Pada
terdiri
53 tanggal
Pasal. berlaku
-saat
- 21-berlakunya
Undang
Undang
Undang-undang
dari Bab ini,
dan
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendekatan struktural fungsional merupakan alat analisis yang diperlukan untuk membahas sistem
politik sebagai bagian dari sistem kehidupan manusia. Analisis pendekatan struktural fungsional ini
dimulai dengan penjelasan mengenai sistem politik sebagaimana diperkenalkan oleh Gabriel
Almond. Talcott Parsons mengembangkan apa yang disebut grand theory dalam sosiologi yang lazim
disebut sebagai Fungsionalisme Struktural .
6
DAFTAR PUSTAKA
Ronald H. Chilcote. "Sistem Sebagai Struktur dan Fungsi: Gabriel Almond dan Para
Pelopornya". Hal 219-266
SP. Varma. 2001. Teori Politik Modern; "Gabriel Almond dan analisa Fungsional
Struktural". Rajawali Press. Hal 295-312
https://www.academia.edu/9320626/PENDEKATAN_TEORI_STRUKTURAL_FUN
GSIONAL_DALAM_PERUMUSAN_SISTEM_POLITIK_DI