Anda di halaman 1dari 22

SISTEM POLITIK DI INDONESIA

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

NAMA : ARSENIUS RIKARDUS AMAN WERANG


NIM : 2003040014

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Penyusun makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan
kewajiban kami sebagai mahasiswa yang lain dapat melakukan kegiatan seperti
yang kami lakukan. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Sistem
Politik di Indonesia”. Dengan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengajar kami Anastasia J. M. Leda, S. Pd., M. Hum serta
semua pihak yang telah mendukung kami.

Penulis menyadari tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan kami.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga tugas ini bermanfaat dan berguna
bagi kita semua.

Kupang, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................2
BAB II ISI...........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Sistem................................................................................................3
2.2 Sistem Politik Indonesia dan Perkembangnnya...................................................4
2.3 Ciri-ciri Umum Sistem Politik.............................................................................6
2.4 Fungsi Sistem Politik..........................................................................................6
2.5 Macam-macam Sistem Politik.............................................................................9
2.6 Infrastruktur dan Suprastruktur Politik di Indonesia..........................................11
BAB III PENUTUP..........................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................18
3.2 Saran.................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem politik Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa
Indonesia sejak zaman kerajaan, penjajahan, kemerdekaan sampai masa
reformasi sekarang. Para founding father bangsa telah merumuskan secara
seksama sistem politik yang menjadi acuan dalam pengelolaan negara. Hal
ini tentunya dilakukan dengan melihat kondisi dan situasi bangsa pada saat
itu. Sistem politik Indonesia pada masa reformasi saat ini mengalami
perkembangan yang sangat signifikan. Bermunculan lembaga dan sistem
yang baru dalam rangka merespon permasalahan bangsa yang semakin
kompleks.
Sistem Politik Indonesia adalah keseluruhan kegiatan (termasuk
pendapat, prinsip, penentuan tujuan, upaya mewujudkan tujuan,
pengambilan keputusan, skala prioritas, dll) yang terorganisir dalan negara
Indonesia untuk mengatur pemerintahan dan mempertahankan kekuasaan
demi kepentingan umum dan kemaslahatan rakyat. Kemudian untuk
mewujudkan semua tujuan sistem politik di Indonesia membutuhkan
suprastruktur dan infrastruktur yang baik.  Mereka adalah lembaga negara
(Presiden dan Wakil Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY dan
lembaga lainnya) sebagai kekuatan utama dan didukung oleh partai politik,
organisasi masyarakat, media komunikasi politik, pers, untuk menyalurkan
aspirasi masyarakat agar kebijakan pemerintah sesuai dengan hati rakyat.

1.2 Perumusan Masalah


Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka permasalahannya
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud sistem politik?
2. Bagaimana sistem politik di Indonesia dan bagaimana perkembangannya?
3. Apa ciri-ciri umum sistem politik
4. Apa saja fungsi sistem politik

1
5. Macam-macam system politik
6. Apa yang dimaksud infrastruktur dan suprastuktur politik di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:


1. Mengetahui apa itu sistem politik
2. Mengetahui sistem politik di Indonesia dan perkembangannya
3. Mengetahui ciri-ciri umum sistem politik
4. Mengetahui fungsi sistem politik
5. Mengetahui macam-macam system politik
6. Mengetahui infrastruktur dan suprastruktur politik di Indonesia

1.4 Manfaat Penulisan

Melalui penulisan makalah ini diharapkan:


1. Mengembangkan wawasan pembaca tentang sistem politik Indonesia
2. Sebagai bahan referensi untuk pembaca

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Sistem


Sistem menurut pamudji (1981) merupakan suatu kebulatan atau
keseluruhan yang komplek atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan
hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau
keseluruhan yang komplek atau utuh. Sistem juga dapat diartikan sebagai
kerjasama suatu kelompok yang saling berkaitan secara utuh, apabila suatu
bagian terganggu maka bagian yang lain akan merasakan kendalanya.
Namun, apabila terjadi kerjasama maka akan tercipta hubungan yang sinergis
yang kuat. Pemerintah Indonesia adalah suatu contoh sistem, anak cabangnya
adalah sistem pemerintahan daerah, kemudian seterusnya sampai sistem
pemerintahan desa dan kelurahan.
Kata ”politik” (Yunani) ”polis” berarti negara kota. “Polis” berarti “city
state” merupakan segala aktivitas yang dijalankan oleh Polis untuk
kelestarian dan perkembangannya “politike techne” (politika). Politik dalam
bahasa arabnya disebut “siyasyah” yang kemudian diterjemahkan menjadi
siasat, atau dalam bahasa inggrisnya “politics”. Dalam arti umum, politik
adalah macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik/negara yang
menyangkut proses menentukan dan sekaligus melaksanakan tujuan-tujuan
sistem itu.
Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara
pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan
Negara. Politik pada dasarnya menyangkut tujuan-tujuan masyarakat, bukan
tujuan pribadi. Politik biasanya menyangkut kegiatan partai politik, tentara
dan organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa politik adalah
interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan
kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

3
Sistem Politik adalah berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur
dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara).
Ada beberapa definisi mengenai sistem politik, diantaranya :
1. Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi yang terjadi dalam
masyarakat yang merdeka yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi.
2. Menurut Rober A. Dahl, Sistem politik adalah pola yang tetap dari
hubungan – hubungan antara manusia yang melibatkan sampai dengan
tingkat tertentu, control, pengaruh, kekuasaan, ataupun wewenang.
3. Sistem Politik menurut Rusadi Kartaprawira adalah Mekanisme atau cara
kerja seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik yang
berhubungan satu sama lain dan menunjukkan suatu proses yang langgeng.
4. Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip
yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk
mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan mempertahankan
kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu
sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara.
Dapat disimpulkan bahwa sistem politik adalah mekanisme seperangkat
fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain
yang menunjukan suatu proses yang langsung memandang dimensi waktu
(melampaui masa kini dan masa yang akan datang).

2.2 Sistem Politik Indonesia dan Perkembangnnya


Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan
kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya
mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.
Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik demokrasi
pancasila yakni sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, prinsip,
prosedur dan kelembagaan yang demokratis. Sistem politik Indonesia
berdasar pada ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945. Sistem politik

4
Indonesia mengalami banyak perubahan setelah ada amandemen terhadap
UUD 1945. Amandemen terakhir atas UUD 1945 dilakukan pada tahun 2002.
Perbandingan sistem politik Indonesia sebelum amandemen dan sesudah
amandemen UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu
berarti bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan sepenuhnya
dijalankan oleh MPR, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensiil artinya presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan.
UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur
kedudukan dan tanggung jawab penyelenggaraan negara, kewenangan,
tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga negara. UUD 1945 juga
mengatur hak dan kewajiban warga negara. Lembaga legislatif terdiri atas
MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara dan DPR. Lembaga
eksekutif terdiri atas presiden dan menjalankan tugasnya yang dibantu
oleh seorang wakil presiden serta kabinet. Lembaga yudikatif
menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh MA sebagai
lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-badan kehakiman lain yang
berada dibawahnya.
2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945
Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amandemen UUD
1945 adalah sebagai berikut :
1. Bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan
adalah republik. NKRI terbagi dalam 33 provinsi dengan
menggunakan prinsip desentralisasi.
2. Kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden tidak
bertanggung jawab pada parlemen, dan tidak dapat membubarkan
parlemen. Masa jabatan presiden beserta wakilnya adalah 5 tahun dan
setelahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.

5
3. Tidak ada lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Yang ada
lembaga-lembaga negara seperti MPR, DPR, DPD, BPK, presiden,
MK, KY dan MA.
4. DPA ditiadakan yang kemudian dibentuk sebuah dewan pertimbangan
yang berada langsung dibawah presiden.
5. Kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu DPR
menetapkan anggaran belanja negara dan mengawasi jalannya
pemerintahan.

2.3 Ciri-ciri Umum Sistem Politik


Sistem politik menurut Almond, memiliki 4 (empat) ciri-ciri, antara lain:
1. Mempunyai kebudayaan politik
2. Menjalankan fungsi-fungsi
3. Memiliki spesialisasi
4. Merupakan sistem campuran
2.4 Fungsi Sistem Politik
Sistem politik mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:

1. Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan


fungsinya (eksistensi) di lingkungan yang lebih luas. Kantaprawira,(2006)
mengemukakan bentuk kapabilitas suatu sistem politik berupa:

a. Kapabilitas Regulatif,
Kapabilitas regulatif suatu sistem politik merupakan
penyelenggaraan pengawasan terhadap tingkah laku individu dan
kelompok  yang ada di dalamnya; bagaimana penempatan kekuatan
yang sah (pemerintah) untuk mengawasi tingkah laku manusia dan
badan-badan lainnya yang berada di dalamnya, semuanya merupakan
ukuran kapabilitas untuk mengatur atau mengendalikan.
b. Kapabilitas Ekstraktif,
SDA dan SDM sering merupakan pokok pertama bagi kemampuan
suatu sistem politik. Berdasarkan sumber-sumber ini, sudah dapat

6
diduga segala kemungkinan serta tujuan apa saja yang akan diwujudkan
oleh sistem politik. Dari sudut ini, karena kapabilitas ekstraktif
menyangkut soal sumber daya alam dan tenaga manusia, sistem politik
demokrasi liberal, sistem politik demokrasi terpimpin, dan sistem
politik demokrasi Pancasila tidak banyak berbeda. SDA dan SDM
Indonesia boleh dikatakan belum diolah secara otpimal. Oleh karena
masih bersifat potensial.
c. Kapabilitas Distributif
Kapabilitas ini berkaitan dengan sumber daya yang ada diolah,
hasilnya kemudian didistribusikan kembali kepada masyarakat.
Distribusi barang, jasa, kesempatan, status, dan bahkan juga
kehormatan dapat diberi predikat sebagai prestasi riil sistem politik.
Distribusi ini ditujukan kepada individu maupun semua kelompok
masyarakat, seolah-olah sistem poltik itu pengelola dan merupakan
pembagi segala kesempatan, keuntungan dan manfaat bagi masyarakat.
d. Kapabilitas Responsif
Sifat kemampuan responsif atau daya tanggap suatu sistem politik
ditentukan oleh hubungan antara input dan output. Bagi para sarjana
politik, telaahan tentang daya tanggap ini akan menghasilkan bahan-
bahan untuk analisis deskriptif, analisa yang bersifat menerangkan, dan
bahkan analisa yang bersifat meramalkan. Sistem politik harus selalu
tanggap terhadap setiap tekanan yang timbul dari lingkungan intra-
masyarakat dan ekstra-masyarakat berupa berbagai tuntuan.
e. Kapabilitas Simbolik.
Efektifitas mengalirnya simbol dari sistem politik terhadap
lingkungan intra dan ekstra masyarakat menentukan tingkat kapabilitas
simbolik. Faktor kharisma atau latar belakang sosial elit politik yang
bersangkutan dapat menguntungkan bagi peningkatan kapabilitas
simbolik. Misalnya Ir Soekarno Megawati,  dengan keidentikan seorang
pemimpin dengan tipe “panutan” dalam mitos rakyat, misalnya terbukti

7
dapat menstransfer kepercayaan rakyat itu menjadi kapabilitas benar-
benar riil.
f. Kapabilitas Dalam Negeri dan Internasional
Suatu sistem politik berinteraksi dengan lingkungan domestik dan
lingkungan internasional. Kapabilitas domestik suatu sistem politik
sedikit banyak juga ada pengaruhnya terhadap kapabilitas internasional.
Yang dimaksud dengan kapabilitas internasional ialah kemampuan
yang memancar dari dalam ke luar. Misalnya kebijakan sistem politik
luar negeri Amerika Serikat terhadap Israel, juga akan mempengaruhi
sikap politik negara-negara di timur tengah. Oleh karena itulah
pengaruh tuntutan dan dukungan dari luar negeri terhadap masyarakat
dan mesin politik resmi, maka diolahlah serangkaian respons untuk
menghadapinya. Politik luar negeri suatu negara banyak bergantung
pada berprosesnya dua variabel, yaitu kapabilitas dalam negeri dan
kapabilitas internasional.

2. Konversi, menggambarkan kegiatan pengolahan input menjadi ouput


mulai dari : penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutan menjadi
tindakan pembuatan aturan, pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan
komunikasi.
3. Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi & rekruitmen yg bertujuan
memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik. Fungsi sistem
politik Pemeliharaan dan penyesuaian (adaptation) adalah menyangkut
sosialiasasi dan rekrutmen yang bertujuan untuk memantapkan bangunan
struktur politik dari sistem politik (Untari, 2006).
Sukarna (1979) mengemukakan ada dua fungsi utama yang merupakan ciri
esensial (yang perlu ada) dalam sistem politik, ialah:
a. Perumusan kepentingan rakyat (identification of interest in the
population)
b. Pemilihan pemimpin atau pejabat pembuat keputusan (selection of
leaders or Official decision maker).

8
2.5 Macam-macam Sistem Politik
No Sistem Liberal Sistem Komunis Sistem Pancasila
Berdasarkan prinsip
Berdasarkan prinsip free Berdasarkan prinsip
1 keseimbangan dan
fight liberalism etatisme
keserasian
Hak milik pribadi
Hak milik diakui dan
2 Hak milik pribadi diakui ditolakPeniadaan hak hak
memiliki fungsi sosial
sipil dan politik
Daya kreasi, inisiatif,
Menimbulkan Menimbulkan dan potensi setiap
kesenjangan sosial yang pengekangan terhadap orang dikembangkan
3
sangat mencolok antara kreasi, kreatifitas, dan dalam suatu kerangka
sikaya dan simiskin potensi warga negara. yang harmonis dengan
masyarakat
Berdasarkan Pancasila,
Berdasarkan Berdasarkan sosialisme,
yakni manusia
individualisme, individu masyarakat lebih
4 monodualisme sebagai
lebih diutamakan dari diutamakan dari pada
makhluk individu dan
pada masyarakat individu.
sosial secara seimbang.
Menganut keadilan
Menganut nilai keadilan komutatif, yakni setiap Menganut nilai
distributif, yakni setiap orang memperoleh keadilan distribubtif
5
orang memperoleh jasa bagian yang sama tanpa dan nilai keadilan
sesuai dengan prestasinya. memperhatikan komutatif.
prestasinya.
14 Nov ’45 – 27 Des ’49-
6 27 Des ’49 – 17 Ags ‘50- 5 Juli 59 – 11 Maret 66. 66 sampai sekarang
17 Ags ‘50 – 5 Juli ‘59
7 Sistem pemerintahan yang Terbatasnya arus Terbukanya arus
transparan yang informasi dan kebebasan informasi dan

9
didalamnya terdapat
jaminan hak-hak kaum berpendapat kebebasan berpendapat
minoritas
Adanya penegakan Tidak adanya mekanisme Adanya penegakan
hukum, pemilu yang pemilu yang hukum, pemilu yang
8
terbuka, dan terdapatnya tertutup.Tidak ada terbuka, dan tidak ada
oposisi oposisi oposisi
Menerapkan sistem multi Menerapkan sistem satu Menerapkan sistem
9
partai partai multi partai
Klasifikasi sistem politik menurut Alfian :
1. Otoriter/Totaliter
2. Anarki
3. Demokrasi
4. Demokrasi dalam transisi.

Ramlan Surbakti mengklasifikasikan sistem politik dengan kriteria :


1. Otokrasi Tradisional,
2. Totaliter,
3. Demokrasi,
4. Negara Berkembang

Menurut Almond dan Coleman, macam-macam sistem politik yg banyak


berlaku di negara berkembang :
1. Demokrasi Politik,
2. Demokrasi Terpimpin,
3. Oligarki Pembangunan,
4. Oligarki Totaliter,
5. Oligarki Tradisional

2.6 Infrastruktur dan Suprastruktur Politik di Indonesia


1. Infrastruktur Politik

10
Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang
berhubungan dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
kegiatannya dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan dalam
menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masing. Untuk
menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat dalam penyelanggaraan
pemerintahan negara. Berdasarkan teori politik, infrastruktur politik
mencakup :
a. Partai politik (political party), sebagai institusi mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan masyarakat dalam mengendalikan kekuasaan.
Berikut merupakan beberapa fungsi partai politik :
 Komunikasi politik : Penyalur aspirasi rakyat kepada pemerintah,
 Sosialisasi politik : Pengenalan nilai dan norma etika.
 Rekruitmen politik : Merekrut anggota partai politik.

1. Masa Pra Kemerdekaan


Budi Utomo (Jakarta, 20 Mei 1908), merupakan organisasi modern
pertama yang melakukan perlawanan secara non fisik. Dalam
perkembangannya menjadi partai-partai politik yang didukung kaum
terpelajar dan  buruh tani.
2. Masa Pasca Kemerdekaan
Tumbuh suburnya partai-partai politik, didasarkan pada Maklumat
Pemerintah tanggal 3 November 1945.

Klasifikasi Partai Politik Menurut Dasar/Asasnya


Ketuhanan Kebangsaan Marxisme Nasionalisme
 Partai Masjumi,  Partai Nasional  Partai Komunis  Partai
 Partai Sjarikat Indonesia Indonesia (PKI) Demokrat
Indonesia, (PNI)  Partai Sosialis Tionghoa
 Pergerakan Tarbiyan  Partai Indonesia (PTDI)
Islamiah (Perti), Indonesia  Partai Murba  Partai

11
 Partai Kristen Raya  Partai Buruh Indonesia
Indonesia (Parkindo). (Parindra)  Permai Nasional
 Partai Rakyat (PIN)•
Indonesia  IPKI
(PRI)
 Partai
Demokrasi
Rakyat
(Banteng)
 Partai Rakyat
Nasional
(PRN)•
 Partai
Kebangsaan
Indonesia
(Parki); dll.

Persaingan antar elit partai politik besar, telah membawa negara


pada instabilitas politik, sehingga mandeknya pemb ekonomi dan
rawannya keamanan. Akibat konflik berkepanjangan pada Badan
Konstituante (merumuskan UUD), mendorong Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang selanjutnya
melahirkan demokrasi terpimpin.
3. Masa Orde Baru
Orde Baru (1966) melakukan pembenahan institusi politik, karena
jumlah parpol yang banyak, tidak menjamin stabilitas politik.
Terjadi penyederhanaan partai politik : Partai berbasis Islam (NU,
Parmusi, PSII, dan Partai Islam) menjadi Partai Persatuan
Pembangunan (PPP); Partai berbasis sosialis dan nasionalis (Parkindo,
Partai Katolik, PNI, Murba dan IPKI) menjadi Partai Demokrasi

12
Indonesia (PDI). Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1975, Pemilu 1977 dan
1982 hanya diikuti 3 (tiga) peserta : PPP (ke-Islaman & ideologi
Islam); Golkar (kekaryaan dan keadilan sosial); PDI (demokrasi,
kebangsaan/ nasionalisme dan keadilan).
4. Masa/Era Reformasi
Berdasarkan UU No. 3/1999, partai-partai politik di Indonesia
diberikan kesempatan hidup kembali mengikuti pemilu multi partai
(diikuti 48 parpol).
Kelompok kepentingan (interest group), dalam gerak langkahnya
akan sangat tergantung pada sistem kepartaian yang diterapkan dalam
suatu negara. Jenis-jenis kelompok kepentingan :

 Kelompok Anomik (kelompok spontan dan tidak memiliki


nilai/norma),
 Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir dan
kegiatannya kadang-kadang),
 Kelompok Institusional (merupakan kelompok pendukung
kepentingan institusional : seperti partai politik, korporasi bisnis,
dll.),
 Kelompok Assosiasonal (merupakan kelompok yang terorganisir
yang menyatakan kepentingan dari suatu kelompok dan memiliki
prosedur teratur). Kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu
negara,  sangat bergantung kepada sistem politik pemerintah
apakah menerapkan sistem kepartaian tunggal/ dua partai/ lebih.
o Pada sistem partai tunggal, kelompok kepentingan sangat

2. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik adalah struktur politik pemerintahan yang
berkaitan dengan lembaga-lembaga negara yang ada, serta hubungan
kekuasaan antara lembaga satu dengan yang lain.
Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasi oleh keluarga bangsawan.

13
Raja/Ratu, berperan sebagai lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet
dpt dibentuk berdasarkan pemilu (tergan- tung tkt pendemokrasiannya).
Pada Negara Republik, elit politik ada yang memegang
kekuasaannya secara diktator. Namun juga banyak yang bersifat
demokratis (tergantung Konstitusi/UUD negaranya). Perkembangan
ketatanegaraan modern, pada umumnya elit politik pemerintah dibagi
dalam kekuasaan :
a. Eksekutif. Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden, presiden
adalah pemegang kekuasaan pemerintahan negara. Presiden di bantu
oleh wakil presiden dan menteri-menteri, untuk melaksanakan tugas
sehari-hari. Wewenang, kewajiban, dan hak presiden antara lain :
 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD;
 Menetapkan peraturan pemerintah;
 Mengangkat memberhentikan menteri-menteri; dll
b. Legislatif. Indonesia menganut sistem bikameral. Di tandai dengan
adanya lembaga perwakilan, yaitu DPR dan DPD. Dengan merujuk
asas trias politika. Kekuasaan legislatif terletak pada MPR dan DPD.

 MPR. Kewenangan: Mengubah menetapkan UUD, Melantik


presiden dan wakil presiden, dll
Tugas: Membentuk UU, Membahas RAPBN bersama presiden, dll.
 DPD. Fungsi : Mengawas atas pelaksanaan UU tertentu, Pengajuan
usul
c. Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang). Pasal 24 UUD

1945 menyebutkan tentang kekuasaan kehakiman dan memiliki tugas


masing-masing. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh :

 Mahkamah Agung (MA)


 Mahkamah Konstitusi (MK)
 Komisi Yudisial (KY)
 Insfektif
Dengan sistem pembagian atau pemisahan kekuasaan, suprastruktur
harus didukung infrastruktur politik (rakyat, partai politik dan ormas),

14
dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya. Mekanisme pemerintahan
(infrastruktur dan suprastruktur politik) dapat memenuhi fungsinya,
manakala sistem politik mampu :
 Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan prosedur-prosedur
yang berlaku).
 Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik dan perbedaan
pendapat) yang memuaskan semua pihak.
 Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dengan perkembangan
baik di dalam maupun luar negeri).
 Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan masyarakat untuk
mencapai tujuan tersebut).
 Mengintegrasikan dan menjamin keutuhan seluruh sistem.

Faktor Yang
No Uraian / Keterangan
Mempengaruhi
Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial
Belanda dan bala tentara Jepang untuk mewujudkan
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pasca
1. Latar Belakang Sejarah
proklamasi kemerdekaan, para pemimpin Indonesia
terlibat dalam proses politik dengan mencari format
berdasarkan demokrasi Pancasila.
Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan
antar golongan telah dipersatukan dalam kesatuan
politik dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Kondisi Sosiologis
Dengan demikian, upaya saling menghormati dan
kerja sama dalam membangun kerukunan hidup
penting untuk ditegakkan.
3. Kondisi Kultural/ Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas
Budaya dasar sendi-sendi multi kultural. Bangsa Indonesia
memiliki semangat untuk selalu menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan, serta rela berkorban untuk

15
bangsa dan negaranya. Budaya musyawarah,
toleransi, dan saling menghormati telah diwariskan
kepada calon-calon pemimpin melalui jalur-jalur
pendidikan formal, in-formal, maupun nor-formal.
Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila
sebagai dasar negara selalu dapat dipecah belah
oleh bangsa lain. Dengan semangat rela berkorban
Kondisi Psycho-Sosial /
4. dan cinta tanah air bangsa Indonesia mampu sejajar
Kejiwaan masyarakat
dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa
Indonesia sangat menentang segala mecam bentuk
penjajahan.
Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah
dijadikan dasar dan motivasi dalam segala sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam hidup
5. Pedoman Filsafat
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana
terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945.
Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan
Pancasila, akan selalu dikaitkan dengan proses
Paham atau Ideologi politik dalam pengaturan penyelenggaraan
6.
yang diterapkan pemerintahan negara diberbagai bidang. Dalam
struktur politik, Pancasila menjadi sumber segala
sumber hukum.
Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat
sehingga tanggung jawabnya kepada rakyat.
Pedoman Konstitusi dan
7. Lembaga negara, terdiri dari : MPR, Presiden, DPR,
Hukum
Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Mahkamah
Agung.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sistem politik yang


berlaku di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila, dimana rakyat turut serta
dalam politik dengan memiliki hal politik masing-masing sesuai dengan
Hak Asasi Manusia di Indonesia. Kenapa Indonesia tidak menganut sistem
politik liberal, fasisme, dan komunisme? itu semua dikarenakan Indonesia
sebagai negara demokratis tidak cocok menganut sistem politik tersebut.

17
3.2 Saran

Kita sebagai warga Negara Indonesia harus bangga Negara kita


menganut sistem politik demokrasi pancasila yang sesuai dengan
kepribadian bangsa. Oleh karena itu mari kita membantu pemerintah untuk
menjalankan sistem politik di Indonesia dengan cara apapun, bisa dengan
mengeluarkan pendapat yang membangun tapi tidak dengan bentuk anarkis.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2005. Sejarah Untuk SMA kelas XII Program Ilmu Sosial Dan
Bahasa. Klaten : Cempaka Putih.

Tim Penyusun, MGMP. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Dan Dunia untuk
Kelas XII SMA Program IPS. Malili : Raodah Foto Copy.

Kantaprawira, Rusadi, 2006. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Sinar Baru


Algesindo.

Listyarti,  Retno, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA dan MA Kelas


XI, Jakarta: Esis.

18
Mariam Budiarjo, dkk, “Dasar-dasar ilmu Politik”, Gramedia, 2003

Murshadi “Ilmu Tata Negara; untuk SLTA kelas III”, Rhineka Putra, bandung,
1999

Nugroho Notosusanto, “Sejarah Nasional Indonesia”, Balai Pustaka, 2008

19

Anda mungkin juga menyukai