DOSENPENGAMPUH:
Drs.Ventje Johels Kasenda, M.Si
DISUSUN
OLEH:KELOMPOK2 KELASGANJIL
1
NAMA-NAMAANGGOTAKELOMPOK2
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu yangberjudul “ Sistem Pemerintahan
Nasional “.Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi parapembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannyadapat
lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itukritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif selalu
kami harapkan demikesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalampenyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan
menyertai kita semua. Amin
Penulis
3
DAFTARISI
DAFTARISI......................................................................................... 4
BAB1.....................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................5
BABII....................................................................................................7
BABIII.................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Bagaimana sistem pemerintahan negara Indonesia?
2. Bagaimana penyelenggaraan kekuasaan negara Indonesia?
3. Bagaimana praktik lembaga-lembaga pemerintahan Indonesia?
1.3Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari materi tersebut memiliki tujuan yang sangat penting
dalam Sistem Pemerintahan yang ada di Indonesia agar masyarakat pun
dapat memahami cara kerja pemerintahan yang ada diIndonesia.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Sistem
Pemerintahan merupakan kemudi dalam bahasa latin asalnya
Gubernaculum. Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki kewenangan
untuk membuat kebijakan dalam bentuk penerapan hukum dan undang-
undang dikawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada
dibawah kekuasaan mereka.
Pemerintahan merupakan organ atau alat pelengkap jika dilihat dalam arti
sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan arti
pemerintahan adalah semua yang mengcakup aparatur negara yang meliputi
semua organ-organ, badan atau lembaga, alat kelengkapan negara yang
mnjalankan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan negara, lembaga
negara yang dimaksud adalah lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Pemerintahan dalam arti sempit adalah semua aktivitas, fungsi, tugas dan
kewajiban yang dijalankan oleh lembaga untuk mencapai suatu tujuan.
8
ayat 1 UUD 1945). Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agung dan perangkat lembaga peradilan yang ada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan
tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Sedangkan badan-
badan lainnya yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur
dalam Undang-Undang.Jaminan atas kekuasaan kehakiman yang merdeka ini
tercermin dalam pemberian wewenang yang tegas dalam pasal-pasal UUD
1945 dan mekanisme pengangkatan hakim agung yang dilakukan melalui
mekanisme saling kontrol antara Komisi Yudisial, DPR, Presiden serta
Mahkamah Agung, serta pengangkatan Hakim Konstitusi yang berjumlah 9
orang masing-masing 3 orang yang ditunjuk DPR, Presiden, dan Mahkamah
Agung.Hak asasi manusia diatur sangat lengkap dalam Undang-Undang Dasar
ini dalam Bab tersendiri, yaitu Bab XA yang terdiri atas 10 pasal dan 24 ayat
(bandingkan dengan UUD 1945 sebelum perubahan yang hanya terdiri 2 pasal
dan 1 ayat). Pengaturan ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan
perlindungan hak-hak asasi manusia baik bagi setiap warga negara maupun
setiap orang yang berada dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Implikasi yang diharapkan dari pengaturan mengenai kekuasaan kehakiman
dan hak asasi manusia dalam UUD 1945 ini adalah berjalannya pemerintahan
yang berdasar atas prinsip due process of law, yaitu setiap tindakan dan
kebijakan pemerintah harus berdasarkan atas ketentuan hukum. Tidak ada
kebijakan yang boleh keluar dari hukum yang berlaku. Setiap kebijakan negara
dan pemerintah dapat digugat oleh setiap orang atau warga negara manakala
terjadi penyimpangan atau pelanggaran hukum terhadap hak-hak warga negara
yang dijamin konstitusi.
10
Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus
kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi,
“Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia
menganut sistem pemerintahan presidensial.
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945
sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci
pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
Sistem Konstitusional.
Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan
Rakyat.Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah
Majelis Permusyawaratan Rakyat.Presiden tidak bertanggung jawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri
negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut
sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa
pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari
sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada
lembaga kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut
UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan
DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa
persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat
disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden
juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh
penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang
kompak dan solid.
Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan
pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik
perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam
diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang
didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan
sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang
konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah
konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisiadanya pembatasan
kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan
atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi
konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem
pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945
11
telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000,
2001, dan 2002.
a. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah menjadi
pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.
b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945
Setelah Diamandemen
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam sistem penyelenggaraan negara ada yang disebut dengan aparatur
negara, aparatur negara adalah lembaga-lembaga negara berdasarkan
UUD 1945 dan perubahannya. Lembaga-lembaga kenegaraan di tingkat
pusat/nasional dipegang oleh Presiden dan Wakil Presiden selaku badan
Eksekutif, (MPR, DPR, dan DPD) selaku badan Legislatif, (Mahkamah
Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi) selaku badan
Yudikatif, dan BPK selaku badan Auditif/Eksplanatif. Sedangkan di
tingkat provinsi di pegang oleh Gubernur/Wakil Gubernur selaku badan
Eksekutif, (DPRD Provinsi) selaku badan Legislatif dan di tingkat
Kabupaten/Kota di pegang oleh Bupati dan Wakil Bupati atau Wali Kota
dan Wakil Wali Kota selaku badan Eksekutif, (DPRD Kabupaten/Kota)
selaku badan Legislatif.
Dalam sistem pemerintahan ini, lembaga-lembaga negara itu berjalan
sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem
pemerintahan negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-
prinsip yang berbeda. Setelah adanya perubahan/amandemen UUD 1945
tidak ada kedudukan lembaga tertinggi, melainkan semuanya sama
sebagai lembaga-lembaga tinggi negara.
B. SARAN
Indonesia merupakan Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Di
mana Negara ini menganut sistem Presidensial. Seharusnya presiden
sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan bisa melaksanakan
kewajiban keduanya dengan baik. Presiden sebagai kepala pemerintahan
harus mampu mengondisikan sistem pertahanannya dengan baik, karena
pada kenyataannya sistem yang berjalan belum bisa dikatakan berhasil
membuat rakyat makmur. Sesuai dengan tujuan pemerintahan Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://umumsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/sistem-
pemerintahan-indonesia-20
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-
pemerintah.html
https://doc.lalacomputer.com/makalah-sistem-pemerintahan-
indonesia/
Suyato@uny.ac.id
15