Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Sistem Pemerintahan Indonesia

Dosen Pengampu:

Meri Yarni, S.H., M.H.

Muhammad Amin, S.H., M.H.

Disusun Oleh:

Naufhal Novrian ( B1A122145 )

Novaldy Anugrah ( B1A122146 )

Esra Yolanda Pandiangan ( B1A122147 )

Rahmawati ( B1A122148 )

Danu Pranata Andora B1A122149

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 04 mei 203

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... 2

BAB I............................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN............................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 4

1.3 Tujuan................................................................................................................................... 5

BAB II.............................................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN................................................................................................................................ 6

2.1 Dasar- Dasar Sistem Pemerintahan....................................................................................... 6

2.1 Sistem Pemerintahan Indonesia............................................................................................ 7

2.3 Bidang Kekuasaan Pemerintahan Indonesia..........................................................................9

BAB III........................................................................................................................................... 11

PENUTUP...................................................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 11

3.2 Saran................................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 12

 
 

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pemerintahan yang demokratis sebagai salah satu langkah yang dipilih untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Esensi pemerintahan yang demokratis
tersebut mensyaratkan adanya sumber otoritas dan kewenangan mengatur
Pemerintahan yang berasal dari rakyat untuk rakyat. Upaya mewujudkan
Pemerintahan yang demokratis itu dapat dicapai dengan melakukan desentralisasi,
dalam konteks Indonesia diwujudkan dengan kebijakan otonomi Daerah. Dengan
memberikan kewenangan kepada rakyat di Daerah untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan di Daerah sehingga memicu motivasi untuk melakukan inovasi dan
pembangunan Pemerintah Daerah yang sesuai dengan kebutuhan. Sistem
pemerintahan di Indonesia menurut konstitusi UUD 1945, dibagi atas pemerintahan
pusat dan pemeritahan daerah. Berdasarkan konstitusi ini dijelaskan bahwa
pemerintahan daerah di Indonesia terdiri atas pemeritahan daerah propinsi dan
pemerintahan daerah kabupaten yang diberikan wewenang dalam mengurus
pemerintahan sendiri menurut peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Kewenangan dalam mengurus pemerintahan sendiri oleh daerah, merupakan program
pemerintah yang bertujuan untuk pengembangan pembangunan menuju kesejahteraan
masyarakat (Kaelan, 2006:42). Dengan demikian pada penbahasan akan membahas
mengenai sistem pemerintahan indonesia .

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa dasar dasar sistem pemerintahan ?
2. Bagaimana sistem pemerintahan indonesia?
3. Apa saja bidang kekuasaan pemerintahan indonesia ?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dasar dasar sistem pemerintahan indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemerintahan indonesia
3. Untuk mengetahui apa saja bidang kekuasaan pemerintahan indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar- Dasar Sistem Pemerintahan


Sistem Pemerintahan dapat terbagi menjadi tiga konsep, yaitu konsep sistem, konsep
pemerintahan dan konsep sistem pemerintahan itu sendiri. Pengertian sistem menurut
Musanef adalah sebagai berikut: “Sistem merupakan suatu sarana untuk menguasai
keadaan dan pekerjaan, agar dalam menjalankan tugas dapat teratur”.
Sistem merupakan jaringan daripada prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama
lain menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakan suatu fungsi yang utama
dari suatu usaha atau urusan.
Tiap-tiap sistem merupakan suatu kelompok aktivitas-aktivitas usaha yang diikat satu
sama lain melalui cara kerja yang tertentu (metode) dan melalui tata urutan untuk
mengerjakan sesuatu atau menjalankan aktivitas-aktivitas tertentu.
Jadi sistem adalah suatu tatanan dari hal-hal yang saling berkaitan dan berhubungan,
sehingga membentuk satu kesatuan dan satu keseluruhan. Sedangkan yang dimaksud
dengan sistematik di sini adalah sesuatu yang teratur dari sesuatu obyek dimana
bagian-bagian yang ada di dalamnya sudah teratur dan menduduki tempat sendiri-
sendiri, sehingga jelas hubungan yang satu dengan yang lainnya (Musanef, 1983:7).
Pemerintah atau pemerintahan dalam bahasa Inggris dipergunakan kata government
kata mana berasal dari kata to govern. Tetapi perintah disalin dengan to order atau to
command dengan lain kata to command tidak diturunkan dari to govern. Keharusan
yang tersimpul dari kata pemerintah pada umumnya dituangkan dalam bentuk
peraturan perundang-undangan. Adanya wewenang menunjuk- kan syahnya perintah,
tanpa adanya wewenang perintah dianggap tidak syah dan hilanglah kekuatan hukum
dari perintah itu. Dengan demikian perintah tidak memiliki daya laku lagi. Yang
menjadi masalah, perintah bukan wewenang termaksud di atas, mela- inkan asal atau
sumbernya wewenang tersebut. Memerintah diartikan sebagai menguasai atau

6
mengurus negara atau daerah sebagai bagian dari negara. Dengan demikian maka kata
pemerintah berarti kekuasaan untuk memerintah suatu negara, misalnya dalam
kalimat negara memerlukan pemerintah yang kuat dan bijaksana. Pemerintah dapat
pula diartikan sebagai badan yang ter- tinggi yang memerintah suatu negara, misalnya
dalam kalimat: “Masyarakat meminta perhatian pemerintah agar turun tangan dalam
pemecahan kekurangan air untuk sawah-sawah di suatu kabupaten”. Pemerintahan
adalah perbuatan atau cara atau urusan memerintah, misal- nya pemerintahan yang
adil, pemerintahan demokratis, pemerintahan diktator dan lain sebagainya, yang
menarik tetapi harus berhati-hati ialah jika kata pemerintah atau pemerintahan
dijumpai dalam bahasa asing misalnya bahasa Inggris “Government” yang diturunkan
dari kata kerja to govern . Secara garis besarnya kami coba uraikan sedikit mengenai
sejarah dari pemerintahan Indonesia. Pada tanggal 29 April 1945 pemerintah Jepang
mem- bentuk BPUPKI yang bertugas menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan
kemerdekaan Indonesia. BPUPKI kemudian membentuk suatu panitia kecil yang
terdiri dari 9 orang. Di mana keanggotaan BPUPKI ini telah pula berhasil menyusun
sebuah rancangan Undang-Undang Dasar Indonesia Merdeka pada tanggal 16 Juli
1945. Setelah selesai menyusun Rancangan Undang-Undang Dasar Indonesia,
BPUPKI kemudian dibubarkan dan sebagai gantinya pada tanggal 9 Agustus 1945
dibentuk sebuah badan baru yang disebut PPKI. Pada waktu itu PPKI dianggap
sebagai “Badan Perwakilan” seluruh rakyat Indonesia.

2.1 Sistem Pemerintahan Indonesia


Secara umum bentuk sistem pemerintahan terdiri dari dua sistem yaitu sistem
pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan presidensial. Tetapi dalam
berbagai literatur terdapat juga sistem pemerintahan semi parlementer dan sistem
pemerintahan semi presidensial. Sistem pemerintahan semi lebih identitk dengan
sistem pemerintahan campuran atau hybrid. Sistem pemerintahan semi merupakan
sistem pemerintahan campuran antara presidensial dengan parlementer. Sistem
pemerintahan semi presidensial merupakan campuran dua sistem pemerintahan yaitu

7
presidensial dan parlementer. Hanya karakter sistem pemerintahan presidensial lebih
kuat di sistem pemerintahan semi presidensial. Begitu juga sebaliknya tentang sistem
pemerintahan semi parlementer. Jika melihat konstitusi secara utuh maka sistem
pemerintahan Indonesia cenderung kepada sistem pemerintahan Presidensial.

Indonesia sesungguhnya menerapkan sistem pemerintahan presidensial jika berkaca


pada Undang-Undang Dasar 1945 setelah perubahan. Bukti bahwa Undang-Undang
Dasar 1945 menerapkan sistem pemerintahan presidensial adalah adanya pemisahan
kekuasaan antara cabang kekuasaan eksekutif dengan cabang kekuasaan legislatif.
Pemisahan kekuasaan dari dua cabang kekuasaan tersebut adalah indikator penting
dari adanya sistem pemerintahan presidensial. Kekuasaan eksekutif atau pemerintah
yang telah banyak mengalami pemisahan dengan kekuasaan legislatif merupakan
indikator dari sistem pemerintahan presidensial.

Ada banyak ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial yang diatur dalam
konstitusi Negara Indonesia. Salah satu ciri kuat sistem pemerintahan presidensial
seperi yang telah disinggung adalah Presiden sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan serta dipilih secara langsung oleh rakyat. Ciri tersebut terdapat dalam
konstitusi yaitu Bab tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara dan Bab tentang
Pemilihan Umum. Bukti konkrit bahwa Indonesia menerapkan sistem pemerintahan
presidensial yaitu Indonesia melaksanakan ketentuan dalam konstitusi terkait
denganpelaksanaan Kekuasaan Pemerintahan Negara dan Pemilihan Umum.
Pemilihan Umum atau Pemilu dalam sistem pemerintahan presidensial merupakan
pintu masuk untuk melaksanakan kekuasaan pemerintahan negara. Tanpa adanya
Pemilu terlebih dahulu, pelaksanaan kekuasaan pemerintahan negara akan sulit
terjadi. Indonesia sudah melaksanakan Pemilu secara langsung sejak tahun 1955 dan
melaksanakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara langsung sejak tahun 2004.
Artinya perwujudan sistem pemerintahan presidensial dalam hal ini sesungguhnya
sudah dilaksanakan. Bahkan sejak adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
14/PUU-XI/2013. Pemilu di Indonesia dilaksanakan secara serentak. Pemilu

8
Legislatif dan Pemilu Presiden yang biasanya sejak tahun 2004 dilaksanakan terpisah.
Mulai tahun 2019 dilaksanakan secara serentak. Keserentakan dalam Pemilu di tahun
2019 sesungguhnya menarik dikaji jika ditarik secara lurus dengan sistem
pemerintahan presidensial yang dilaksanakan di Indonesia.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa Pemilihan Umum khususnya


Pemilihan Umum Presiden secara langsung merupakan perwujudan dari pelaksanaan
sistem pemerintahan presidensial. Jika pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2019 di
Indonesia dilaksanakan secara serentak. Pertanyaannya adalah apakah Pemilu
serentak tahun 2019 merupakan bagian dari perwujudan sistem pemerintahan
presidensial di Indonesia? Jangan sampai pelaksanaan Pemilihan Umum serentak
bukan bagian untuk menguatkan atau mewujudkan sistem pemerintahan presidensial
di Indonesia. Mengingat ketentuan dalam konstitusi secara tidak langsung menjadikan
Pemilihan Umum secara langsung sebagai perwujudan sistem pemerintahan
presidensial di Indonesia. Pernyataan-pernyataan diatas tersebut membutuhkan
identifikasi terkait dengan pelaksanaan Pemilihan Umum serentak tahun 2019 dengan
pelaksanaan sistem pemerintahan presidensial di Indonesia. Oleh karena itu penelitian
ini akan meneliti terkait dengan pelaksanaan atau penyelenggaraan Pemilu serentak di
Indonesia menguatkan sistem pemerintahan prsidensial di Indonesia.

2.3 Bidang Kekuasaan Pemerintahan Indonesia


Peranan Aparatur Negara Republik Indonesia meliputi Lima Bidang Kekuasaan
Pemerintahan (Pancapraja) dalam menjalankan tugas pekerjaan (Karya Dharma)
ataupun tugas dan wewenangnya yang diamanatkan oleh UUD 1945 untuk mencapai
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Adapun Lima Bidang Kekuasaan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia


(pemerintah dalam arti luas) menurut UUD 1945 adalah:

A. Kekuasaan menjalankan perundang-undangan negara atau kekuasaan Eksekutif,


yang dilakukan oleh Pemerintah (dalam arti sempit);

9
B. Kekuasaan memberikan pertimbangan kenegaraan kepada Pemerintah atau
Kekuasaan Konsultatif dilakukan oleh Dewan Pertimbangan Agung;

C. Kekuasaan membentuk perundang-undangan negara atau Kekuasaan Legislatif,


yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat;

D. Kekuasaan mengadakan pemeriksaan keuangan negara atau Kekuasaan


Eksaminatif atau Kekuasaan Inspektif, yang dilakukan oleh Badan Peme- riksa
Keuangan;

E. Kekuasaan mempertahankan perundang-undangan negara atau Kekuasaan


Yudikatif yang dilakukan oleh Mahkamah Agung.

Yang dimaksud dengan penyelenggaraan pemerintahan negara yang tertinggi ialah


menjalankan pemerintahan secara luas yang merupakan tugas pe- nyelenggaraan
sesungguhnya dari kepentingan negara, yaitu merealisir tujuan negara sebagaimana
tercantum di dalam Pembukaan (Preambule) UUD 1945 yang berbunyi :

“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial”.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja
dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan
penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik
meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif.
Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan
menteri. Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu
presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial
dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.
Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat pengwasan langsung dari
legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif beada diluar pengawasan legislatif
maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.

Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebaga-lembaga negara itu berjalan


sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara
monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan
jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran  yang bersifat
membangun sangat lah penulis harapkan terutama dari bapak dosen pembimbing dan
rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang, semoga
makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan menambah wawasan kita.

11
DAFTAR PUSTAKA
Abar, Akhmad Zaini, 1990, Beberapa Aspek Pembangunan Orde Baru, Ramdhani:
Solo.

Affandi, Muchtar, 1986, Ilmu-ilmu Kenegaraan Suatu Studi Perbandingan, Lembaga


Penerbitan FISIP UNPAD: Bandung.

Aminin, Tatang, 1984, Pokok-pokok Teori Sistem, Rajawali: Jakarta.

Budiardjo, Miriam, 1985, Dasar-dasar Ilmu Politik, P.T. Gramedia, Jakarta.

Buku Materi Pelengkap Penataran, Team Pembinaan Penatar dan Bahan Penataran

Pegawai Republik Indonesia.

Burger, D.H., 1949, Structuurveranderingen in de javanse Samenleving Indonesia,

N.V. Ultgeverij W. van Hoeve, S-Gravenhage.

Busroh, Daud Abu, H., 1989, Sistem Pemerintahan Republik Indonesia, Bina Aksara:

Jakarta.

Cheema, G. Shabbir dan Dennis A.Rondinelli (eds), 1983, Decentralization and

Development, tanpa penerbit.

Diponolo, G.S., 1975, Ilmu Negara Jilid 2, Balai Pustaka: Jakarta.

Indra, Mohammad Ridwan, 1987, Kedudukan Lembaga-lembaga Negara dan Hak

menguji Menurut UUD 1945, Sinar Grafika: Jakarta.

Kaho, Josef Riwu, 1988, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia,

Rajawali Pers: Yogyakarta.

Kansil, C.S.T, 1991, Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, Rineka Cipta: Jakarta.


Kantaprawira, Rusadi, 1988, Sistem Politik Indonesia, Sinar Baru: Bandung.
Kantaprawira, Rusadi, 1990, Pendekatan Sistem Dalam Ilmu-ilmu Sosial: Aplikasi
Dalam Meninjau Kehidupan Politik Indonesia, Sinar Baru: Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai