DOSEN PENGAMPU :
M. Yusuf, S.Sos., M.IP
ANGGOTA KELOMPOK :
Fakultas Hukum
Universitas Jambi
2022
DAFTAR ISI
JUDUL UTAMA..................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan...........................................................................................................................
Rumusan Masalah..................................................................................................................
Tujuan Penulisan....................................................................................................................
Manfaat Penulisan..................................................................................................................
BAB II
Pembahasan............................................................................................................................
BAB III
Penutup..................................................................................................................................
Kesimpulan............................................................................................................................
Saran......................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 Pembukaan UUD 1945
Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu disusun dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD
1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan
hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan
bentuk pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala
pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan
demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial.
2. Pengertian Sistem Pemerintahan
Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan pemerintahan.
Kata system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti
susunan, tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata
pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah. kata-kata itu berarti:
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatau
b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau, Negara.
c. Pemerintahan adalaha perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan
oleh badan-badan legislative, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka
mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintaha adalah
perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintahan diartikan sebagai
suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling
bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.
Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau
kekuasaan menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif yang berati kekuasaan
membentuk undang-undang; Dan Kekuasaan Yudikatif yang berati kekuasaan mengadili
terhadap pelanggaran atas undang-undang. Komponen-komponen tersebut secara garis
besar meliputi lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.
Jadi, system pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara,
hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan
pemerintahan negara yang bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.
Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu system
pemerintahan Indonesia bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya
tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.
Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden adalah kepala
negaranya dan berkewajiban membentuk departemen-departemen yang akan melaksakan
kekuasaan eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap departemen akan dipimpin
oleh seorang menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang
perdana menteri maka dapat disebut dewan menteri/cabinet. Kabinet dapat berbentuk
presidensial, dan kabinet ministrial.
3. Perbandingan Antara Indische Staatsregeling Dengan UUD 1945
Secara umum telah diyakini bahwa sistem pemerintahan Indonesia menurut Undang-
Undang Dasar 1945 (UUD 1945) itu adalah sistem presidensial. Keyakinan ini secara
yuridis samasekali tidak berdasar. Tidak ada dasar argumentasi yang jelas atas keyakinan
ini.
Apabila diteliti kembali struktur dan sejarah penyusunan UUD 1945 maka tampaklah
bahwa sebenarnya sistem pemerintahan yang dianut oleh UUD 1945 itu adalah sistem
campuran. Namun sistem campuran ini bukan campuran antara sistem presidensial model
Amerika Serikat dan sistem parlementer model Inggris. Sistem campuran yang dianut
oleh UUD 1945 adalah sistem pemerintahan campuran modelIndische
Staatsregeling (‘konstitusi’ kolonial Hindia Belanda) dengan sistem pemerintahan
sosialis model Uni Sovyet.
C. TUJUAN PENULISAN
Sejalan dengan perumusan masalah yang ada di atas , maka pengkajian masalah dalam
makalah ini untuk mencapai tujuan antara lain ;
1. Untuk menjelaskan sistem pemerintahan menurut UUD 1945
2. Untuk mengetahui definisi sistem pemerintahan
3. Untuk mengetahui tujuan pemerintahan negara
4. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemerintahan pada masa orde lama, orde baru,
dan reformasi
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain ;
1. Bagi penulis, untuk meningkatkan pengetahuan
2. Bagi pembaca, untuk di jadikan bahan acuan atau referensi
3. Untuk memenuhi tugas matakuliah sistem pemerintahan indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum diadakan amandemen UUD 1945, sebagai konstitusi tertulis UUD 1945
menyediakan satu pasal yang khusus mengatur tentang cara perubahan UUD, yaitu pasal
37, yang berbunyi :
a. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota MPR harus
hadir.
b. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota yang
hadir.
Amandemen UUD 1945 dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
1. Amandemen Pertama (19 Oktober 1999)
2. Amandemen Kedua (18 Agustus 2000)
3. Amandemen Ketiga (10 November 2001)
4. Amandemen Keempat (10 Agustus 2002)
Secara garis besar sejarah Indonesia terbagi atas tiga masa, yaitu masa Orde lama,
masa Orde baru, dan masa reformasi.
a) Sistem pemerintahan Indonesia masa orde lama
Masa pemerintahan orde lama berjalan dari tahun 1945 hingga tahun 1968 di bawah
kepemimpinan presiden Soekarno. Penyebutan masa “orde lama” merupakan istilah yang
diciptakan pada masa orde baru. Sebenarnya Soekarno tidak begitu menyukai istilah
“orde lama” ini. Ia lebih suka menyebut masa kepemimpinannya dengan istilah “orde
revolusi”. Pada tanggal 18 agustus 1945, Indonesia mengesahkan UUD 1945 sebagai
dasar Negara. Sebenarnya di bawah UUD 1945 telah tercantum bahwa Indonesia
menggunakan system pemerintahan presidensial.namun setelah tiga bulan terjadi
penyimpangan terhadap UUD 1945.
Penyimpangan itu adalah mengenai pembentukan cabinet parlementer dengan Sultan
Syahrir sebagai perdana menteri. Sehingga pada masa ini, dipengaruhi oleh Belanda,
Indonesia menggunakan system parlementer. Masa parlementer berakhir ketika
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Perubahan UUD 1945 sejak reformasi telah dilakukan dengan empat kali tahapan yaitu:
perubahan pertama disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999; perubahan kedua disahkan
pada tanggal 18 Agustus 2000; perubahan ketiga disahkan pada tanggal 10 November
2001; perubahan keempat disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002. Subtansi perubahan-
perubahyan tersebut yaitu :
Perubahan pertama
Perubahan kedua :
o Pemerintahan daerah;
o Wilayah negara;
o Warga Negara dan penduduk;
o Hak asasi manusia;
o Pertahanan dan keamanan negara;
o Bendera, bahasa, lambang negara dan lagu kebangsaan; dan
o Lembaga DPR, khususnya tentang keanggotaan, fungsi, hak, mapun
tentang cara pengisiannya.
Perubahan ketiga :
Keanggotaan MPR;
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahap kedua;
Kemungkinan presiden dan wakil presiden berhalangan tetap;
Tentang kewenangan presiden;
Perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial;
Aturan tambahan dan aturan peralihan;
Kedudukan penjelasan.
Reformasi Sistem Pemerintahan
Amandemen UUD 1945 mempertegas deklarasi negara hukum, yang semula
hanya ada di dalam penjelasan, menjadi bagian dari batang tubuh UUD 1945.
Implementasi ketegasan konsep negara hukum Indonesia, adalah sistem pemilihan umum
secara langsung oleh rakyat sehingga mereka bebas dalam menentukan sikap dan
pendapatnya. Pemilu yang bebas adalah fundamental bagi negara hukum. Karena melalui
pemilu langsung akuntabilitas anggota parlemen semakin tinggi.
Pertama, Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang memimpin
penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari;
Kedua, Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, maka tidak
bertanggung jawab kepada parlemen baik kepada DPR maupun kepada MPR;
Ketiga, Presiden dan DPR menempati kedudukan yang sejajar sehingga Presiden tidak
berwenang membubarkan Parlemen;
Keempat Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri;
Kelima Presiden melaksanakan tugas dan wewenangnya selama lima tahun dan dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan.
Reformasi Legislatif
Amandemen UUD 1945 mengatur, bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut undang-undang. Ketentuan ini sekaligus memberikan makna,
bahwa MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara dan pemegang
kedaulatan rakyat tertinggi serta tidak lagi memiliki kekuasaan-kekuasaan tidak terbatas.
Amandemen UUD 1945 juga membatasi kekuasaan MPR hanya sebagai lembaga
pembuat dan menjalankan amanat konstitusi. Amandemen UUD 1945 juga mengubah
struktur parlemen. MPR, yang semula berisi anggota-anggota DPR dan kelompok-
kelompok fungsional tambahan (termasuk milliter) di ubah menjadi anggota-anggota
DPR dan DPD. Anggota DPR mewakili kepentingan-kepentingan partai politik,
sedangkan DPD mewakili kepentingan-kepentingan daerah. Selain itu DPR yang semula
hanya berhak mengajukan rancangan undang-undang, menjadi DPR mempunyai
kekuasaan membentuk undang-undang.
Reformasi Eksekutif
Amandemen UUD 1945 membatasi kekuaaan presiden dan mengembalikan hak legislasi
kepada DPR. Artinya presiden tidak lagi memegang kekuasaan membuat undang-undang,
tetapi hanya berhak mengajukan dan membahas RUU. Selain itu, preodesasi lembaga
keperesidenan dibatasi secara tegas. Yaitu hanya dapat dipilih sebagai presisden
maksimal dalm dua kali preode jabatan. Sedangkan mekanisme pemilihan dilakukan
secara langsung oleh rakyat.
Reformasi Yudikatif
Ada dua reformasi yudikatif yang utama dalam amandemen UUD 1945, yaitu :
Pertama, deklarasi Negara hukum secara tegas disebutkan dalam Pasal UUD 1945, dan
menegaskan prinsip-prinsip independensi kehakiman yang sebelumnya hanya diatur
dalam penjelasan UUD 1945 dan tidak pada pasal-pasalnya.
KESIMPULAN
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang
bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan
penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi
empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu,
terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.
SARAN
Menyadari kami bahwa kami jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang sistem pemerintahan pasca reformasi
dengan sumber sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA