BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1. Latar Belakang................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................6
1.3. Tujuan.............................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1. SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN
KOLONIAL HINDIA BELANDA............................................................................6
2.2. Periode pemerintahan itu dibagi menjadi tiga yakni Orde Lama, Orde Baru dan
Reformasi.................................................................................................................15
BAB III........................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................19
3.1. Kesimpulan...................................................................................................19
3.2. Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana tata kelola pemerintahan pada masa kolonial.
2. Untuk mengetahui bagaimana tata kelola pemerintahan pada masa orde lama.
3. Untuk mengetahui bagaimana tata kelola pemerintahan pada masa orde baru.
4. Untuk mengetahui bagaimana tata kelola pemerintahan pada masa orde
reformasi.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Ordonansi tentang hal-hal yang harus di atur dengan A.M.V.B dan wet-
wet, selama peraturan itu belum diadakan, atau untuk menyatakan tidak
berlaku lagiatau untuk mengubah suatu wet atau A.M.V.B untuk seluruh
Indonesia atau untuk sebagian,satu dan lain hanya dalam keaadanyang
mendesak,dengan di kuatkan kemudian oleh wet atau A.M.V.B
1) Sistem Pemerintahan
Tidak ada partisipasi dari perangkat lokal segala sesuatu diatur oleh
pemerintah pusat.
1. Provinsi
2. Gewest (wilayah)
Pemerintah VOC:
1. Gubernur Jenderal
Pemerintahan Kolonial :
b) Dibantu oleh :
b. Laporan Peranggungjawaban.
2.2. Periode pemerintahan itu dibagi menjadi tiga yakni Orde Lama, Orde Baru
dan Reformasi.
1. Orde Lama
Pada masa Orde Lama sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem
presidensial. Era ini berlangsung dari tahun 1945-1966 dibawah kepemimpinan
Presiden Soekarno. Dikutip dari buku Sistem Pemerintahan Presidensial Indonesia
dari Soekarno ke Jokowi (2018) karya Diana Fawzia Dkk, pada sistem ini hubungan
kekuasaan antara presiden dan legislatif adalah hubungan yang saling kontrol atau
checks and balances. Fungsi saling kontrol ini terletak pada perimbangan kekuasaan
dalam lahirnya perundang-undangan dan kebijakan negara. Kemudian pada
pengawasan anggaran dan jalannya pemerintahan.
Pada masa Orde Lama, sistem pemerintahan beberapa kali berganti. Mulai
dari presidental, parlementar, demokrasi liberal hingga demokrasi terpimpin.
1. Sistem parlementer
2. Sistem liberal
Pada era Orde Lama juga menjalankan sistem pemerintahan liberal. Ini
berlangsung pada tahun 1950-1959. Pada masa itu politik dan perekonomian
menggunakan prinsip liberal. Ini terlihat dari presiden dan wakil presiden tidak dapat
diganggu gugat. Kemudian menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah.
Presiden berhak membubarkan DPR. Pada 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959,
presiden memerintahkan menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS).
Sistem demokrasi terpimpin ini berlangsung pada tahun 1959-1968. Sistem ini
pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan Sidang
Konstituante 10 November 1956. Pada masa demokrasi terpimpin ini banyak terjadi
penyimpangan yang menimbulkan beberapa peristiwa besar di Indonesia.
Penyimpangan itu seperti, presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955, serta
MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup. Selain itu, adanya
peristiwa G30S/PKI dan munculnya tiga tuntutan rakyat (Tritura). Tritura berisi
pembubaran PKI dan ormas-ormasnya, pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-
unsur PKI dan penurunan harga barang-barang.
Masa reformasi atau masa transisi ini terbuka peluang untuk menata
kehidupan berdemokrasi. Masa ini dimulai dari kepemimpin BJ Habibie sebagai
presiden menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri. Pada masa ini, Habibie
membuat reformasi besar-besaran di sistem pemerintahan. Sistem yang dijalankannya
itu lebih terbuka dan demokrasi lebih ditonjolkan.Di masa ini, partai politik
independen, tidak dipengaruhi kekuasaan birokrat militer. Kemudian adanya
pemberdayaan masyarakat sipil lewat penyampaian informasi secara transparan.
Bahkan adanya proses pemilihan secara langsung, baik itu presiden dan wakil
presiden, kepala daerah, hingga anggota DPR. Pemilihan pertama secara langsung
dilakukan pada tahun 2004.Demokrasi pada masa ini telah berkembang dengan
kesadaran masyarakat dalam kehidupan perpolitikan nasional.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada periode kolonial, pemerintah kolonial Hindia Belanda berhasil
menegakkan tata pemerintahan baru di wilayah jajahan di pulau Jawa.
Pemerintah Hindia Belanda menjalankan sistem “pemerintahan tidak langsung”
(indirect rule) dengan tujuan memanfaatkan tata pemerintahan negara yang
efektif untuk mempertahankan hegemoni dan tata tenteram masyarakatnya (rust
en orde). Masa era orde lama (Orla) disebut dengan masa demokrasi terpimpin.
Pada perspektif ketatanegaraan masa ini di awali dengan dekrit presiden 5 Juli
1959 yang mengakhiri kemelut dan ketidakpastian ketatanegaraan. Pada masa
pemerintahan Orde Baru (Orba) pengelolaan pemerintahan daerah yang
dahulunya memakai pola sentralistik diganti. Pendulum otonomi daerah bergerak
kembali, ditandai dengan berlakunya Undang-Undang baru yaitu Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-poko pemerintahan daerah. Tata
Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi di Indonesia telah dicanangkan
sejak Era Reformasi, tetapi mengalami kelambatan, sehingga dicanangkan
kembali pada tahun 2004 sebagai reformasi gelombang II. Namun Grand Desain
Reformasi Birokrasi (GDRB) baru dibuat pada tahun 2010 dan diharapkan
berhasil sampai tahun 2025.
3.2. Saran
Program-program pencapain reformasi birokrasi telah disediakan, aturan-
aturan dan standar kinerja pun telah ditetapkan, namun masih banyak ditemukan
pemerintahan di daerah maupun pusat yang belum mampu mewujudkannya
dengan baik. Sehingga pemerintah harus lebih efektif dan efisien dalam
melaksakan kebijakan yang telah direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Gde Putra Agung. 2009. Peralihan Sistem Birokrasi dari Tradisional ke
Kolonial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nimatul Huda, Hukum 2009. Tata Negara Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grapindo
Persada. h. 109.
Samsul Wahidin. 2003. Hukum Pemerintahan Daerah Pendulum Otonomi Daerah
Dari Masa ke Masa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.