Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang hampir setengah abad merdeka. Pada 17 Agustus 1945,

deklarasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Kemerdekaan ini merupakan

kemerdekaan penjajah. Mengingat Indonesia pernah mengalami penjajahan di masa lalu.

Konsekuensi dari negara merdeka adalah negara Indonesia bebas menentukan nasibnya

sendiri. Selain itu, negara Indonesia bebas menjalankan proses kehidupan bernegara. Dengan

kebebasan pengelolaan, negara sepenuhnya menjadi milik negara. Kemudian, Negara

Indonesia mendefinisikan politik sebagai dasar negara. Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 adalah konstitusi atau hukum tertinggi negara Indonesia.

Seluruh kehidupan bernegara harus berdasarkan UUD 1945.

Tidak heran jika Undang-Undang Dasar 1945 pernah mengalami perubahan. Perubahan

tersebut tidak lain adalah untuk menyesuaikan kondisi Negara Indonesia agar tetap eksis dan

mampu mewujudkan cita-cita negara. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 ternyata

mengubah hampir setengah lebih ketentuan sebelumnya. Tercatat Undang-Undang Dasar

1945 mengatur hampir seluruh tatanan khidupan bernegara mulai dari (1) Bentuk dan

kedaulatan; (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat; (3) Kekuasaan Pemerintahan Negara; (4)

Kementerian Negara; (5) Pemerintahan Daerah; (6) Dewan Perwakilan Rakyat; (7) Dewan

Perwakilan Daerah; (8) Pemilihan Umum; (9) Hal Keuangan; (10) Badan Pemeriksa

Keuangan; (11) Kekuasaan Kehakiman; (12) Wilayah Negara; (13) Warga Negara dan

Penduduk; (14) Hak Asasi Manusia; (15) Agama; (16) Pertahanan dan Keamanan Negara;

(17) Pendidikan dan Kebudayaan; (18) Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial;

(19) Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan; (20) Perubahan

1
Undang-Undang Dasar; (21) Aturan Peralihan; dan (22) Aturan Tambahan. Terkait dengan

bentuk dan kedaulatan negara diatur secara jelas dalam BAB I Undang-Undang Dasar 1945.1

Secara umum bentuk sistem pemerintahan terdiri dari dua sistem yaitu sistem pemerintahan

parlementer dan sistem pemerintahan presidensial. Tetapi dalam berbagai literatur terdapat

juga sistem pemerintahan semi parlementer dan sistem pemerintahan semi presidensial.

Sistem pemerintahan semi lebih identitk dengan sistem pemerintahan campuran atau hybrid.

Sistem pemerintahan semi merupakan sistem pemerintahan campuran antara presidensial

dengan parlementer. Sistem pemerintahan semi presidensial merupakan campuran dua sistem

pemerintahan yaitu presidensial dan parlementer. Hanya karakter sistem pemerintahan

presidensial lebih kuat di sistem pemerintahan semi presidensial. Begitu juga sebaliknya

tentang sistem pemerintahan semi parlementer. Jika melihat konstitusi secara utuh maka

sistem pemerintahan Indonesia cenderung kepada sistem pemerintahan Presidensial. Hal

tersebut dikarenakan banyaknya pengaturan di konstitusi yang cenderung terhadap sistem

pemerintahan presidensial.2

Sistem pemerintahan sesungguhnya merupakan relasi pelaksana pemerintahan di eksekutif

dalam hal ini Presiden dengan pelaksana di legislative yakni Majelis Permusyawaratan

Rakyat. Artinya sistem pemerintahan merupakan relasi cabang kekuasaan eksekutif dengan

cabang kekuasaan legislatif. Pengertian tentang sistem pemerintahan tersebut tidak lepas dari

adanya teori tentang cabang kekuasaan dalam sebuah negara. Teori cabang kekuasaan dalam

sebuah negara menyatakan bahwa negara sesungguhnya mempunyai tiga cabang kekuasaan

yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Legislatif merupakan pembuat undang-undang atau

1
Saldi Isra, Sistem Pemerintahan Indonesia: Pergulatan Ketatanegaraan Menuju Sistem Pemerintahan
Presidensial, cetakan 1 (Depok: Rajawali Pers, 2019),hal 1.
2
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Dan Konstitusionalisme Indonesia (Jakarta: Konstitusi Press, 2005),hal 203-204.

2
kebijakan. Eksekutif merupakan pelaksana undang-undang atau kebijakan. Yudikatif adalah

penegak terhadap penyelewengan dari undang-undang atau yudikatif.3

Indonesia sesungguhnya menerapkan sistem pemerintahan presidensial jika berkaca pada

Undang-Undang Dasar 1945 setelah perubahan. Bukti bahwa Undang-Undang Dasar 1945

menerapkan sistem pemerintahan presidensial adalah adanya pemisahan kekuasaan antara

cabang kekuasaan eksekutif dengan cabang kekuasaan legislatif. Pemisahan kekuasaan dari

dua cabang kekuasaan tersebut adalah indikator penting dari adanya sistem pemerintahan

presidensial. Kekuasaan eksekutif atau pemerintah yang telahbanyak mengalami pemisahan

dengan kekuasaan legislatif merupakan indikator dari sistem pemerintahan presidensial. 4

Pemisahan kekuasaan antara cabang eksekutif dengan legislaif dapat dilihat dari adanya

Undang-Undang Dasar 1945 sebelum perubahan dengan Undang-Undang Dasar 1945 setelah

perubahan. Undang-Undang Dasar 1945 sebelum perubahan memberikan kekuasaan kepada

Presiden sebagai kepala cabang eksekutif untuk membuat undang-undang. Setelah adanya

perubahan Undang-Undang Dasar 1945. Presiden sudah tidak lagi mempunyai kewenangan

untuk membuat undang-undang. Kewenangan Presiden hanya mengajukan Rancangan

Undang-Undang. Kewenangan membuat undangundang menurut Undang-Undang Dasar

1945 yang telah diperubahan adalah merupakan kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat atau

DPR. Hal itu merupakan bukti adanya pemisahan kekuasaan dan juga bukti bahwa sistem

pemerintahan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang dasar 1945 adalah sistem

pemerintahan presidensial.

Pemisahan kekuasaan antara eksekutif dan legislatif membawa konsekuensi terkait dengan

pertanggung jawaban eksekutif sebagai pelaksana kebijakan. Mengingat eksekutif terpisah

dengan legislatif maka eksekutif tidak bertanggung jawab terhadap legisltif yang didalamnya
3
Saldi Isra, Sistem Pemerintahan Indonesia: Pergulatan Ketatanegaraan Menuju Sistem Pemerintahan
Presidensial, cetakan 1 (Depok: Rajawali Pers, 2019),hal 3.
4
Fitra Arsil, Teori Sistem Pemerintahan: Pergeseran Konsep Dan Saling Kontribusi Antar Sistem
Pemerintahan Di Berbagai Negara, Cetakan 1 (Depok: Rajawali Pers, 2017),hal 230.

3
merupakan lembaga perwakilan dari masyarakat atau rakyat di suatu negara. Artinya

pertanggung jawaban Presiden sebagai kepala eksekutif atau kepala pemerintahan langsung

kepada rakyat. Hal tersebut agar menjadi linear antara pembentukan kekuasaan eksekutif

dengan pertanggung jawaban eksekutif. Rakyat yang membentuk atau memilih Presiden

secara langsung, maka Presiden harus bertanggungjawab secara langsung kepada rakyat.

Itulah merupakan ciri sistem pemerintahan Presidensial yang dapat dilihat secara jelas.

Indonesia dalam konstitusi telah menerapkan ciri dari sistem pemerintahan Presidensial.

Ada banyak ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial yang diatur dalam konstitusi

Negara Indonesia. Salah satu ciri kuat sistem pemerintahan presidensial seperi yang telah

disinggung adalah Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan serta dipilih

secara langsung oleh rakyat. Ciri tersebut terdapat dalam konstitusi yaitu Bab tentang

Kekuasaan Pemerintahan Negara dan Bab tentang Pemilihan Umum. Bukti konkrit bahwa

Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial yaitu Indonesia melaksanakan

ketentuan dalam konstitusi terkait denganpelaksanaan Kekuasaan Pemerintahan Negara dan

Pemilihan Umum. Pemilihan Umum atau Pemilu dalam sistem pemerintahan presidensial

merupakan pintu masuk untuk melaksanakan kekuasaan pemerintahan negara. Tanpa adanya

Pemilu terlebih dahulu, pelaksanaan kekuasaan pemerintahan negara akan sulit terjadi.

Indonesia sudah melaksanakan Pemilu secara langsung sejak tahun 1955 dan melaksanakan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara langsung sejak tahun 2004. Artinya perwujudan

sistem pemerintahan presidensial dalam hal ini sesungguhnya sudah dilaksanakan. Bahkan

sejak adanya PutusanMahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013. Pemilu di Indonesia

dilaksanakan secara serentak. Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden yang biasanya sejak

tahun 2004 dilaksanakan terpisah. Mulai tahun 2019 dilaksanakan secara serentak.

Keserentakan dalam Pemilu di tahun 2019 sesungguhnya menarik dikaji jika ditarik secara

lurus dengan sistem pemerintahan presidensial yang dilaksanakan di Indonesia.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pemerintahan yang ada di Indonesia?

2. Apa saja jenis jenis sistem pemerintahan yang ada di Indonesia?

3. Bagaimana sistem pemerintahan sebelum dan sesudah amanademen?

1.3 Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diatas maka tujuan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui sistem pemeritahan yang ada di Indonesia.

2. Untuk mengetahui jenis jenis sistem pemerintahan yang ada di Indonesia.

3. Untuk mengetahui sistem pemerintahan sebelum dan sesudah amandemen.

1.4 Kegunaan Makalah

1. Penelitian ini selain menambah pengalaman penulis yang membuat laporan ini, juga

dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dimasa akan datang.Untuk

menambah wawasan pemikiran tentang sistem pemerintahan yang ada di Indonesia.

2. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat teratasi bila timbulnya perdebatan yang

cocok sistem pemerintahan yang ada di Indonesia.

BAB II

5
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata sistem dan pemerintahan. Kata sistem

merupakan terjemahan dari kata Sistem (bahasa Inggris) yang berarti susunan, tatanan,

jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal

dari kata perintah. Dan dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti:5

a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu.

b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau, Negara.

c. Pemerintahan adalaha perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah.

Berkenaan dengan sistem pemerintahan Mahfud MD memberikan pendapat lebih umum

bahwa sistem pemerintahan dipahami sebagai sistem hubungan tata kerja antar lembaga-

lembaga Negara6, lebih spesifik, bagi Harun Alrasyid dalam ilmu Negara umum yang di

maksud dengan sistem pemerintahan adalah sistem hukum ketatanegaraan, baik itu berbentuk

monarki maupun republik, yaitu mengenai hubungan antar pemerintah dan badan mewakili

rakyat. Arti yang luasnya dari pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan

didalam oleh badan-badan yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara untuk

mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sedangkankan dalam arti yang sempit,

pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta

jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintahan

diartikan sebagai bagian bagian yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang

bekerja saling bergantungan dan mempengaruhi dalam mencapai tujuan dan fungsi

pemerintahan dan kesejahteraan rakyatnnya.

5
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
6
Moh. Mahfud M.D, Dasar Dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia (yogyakarta: UII Press, 1993).

6
Pembagian kekuasaan Negara dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Kekuasaan Eksekutif berfungsi kekuasaan menjalankan undangundang atau kekuasaan

menjalankan pemerintahan.

2. Kekuasaan Legislatif berfungsi kekuasaan membentuk undangundang.

3. Kekuasaan Yudikatif berfungsi kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-

undang.

Secara garis besar terdiri berbagai bagian-bagian dari lembaga eksekutif, legislatif dan

yudikatif. Jadi, sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga

negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai

tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan7.Tujuan pemerintahan negara pada umumnya

didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.Misalnya, tujuanpemerintahan negara Indonesia

adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.Lembagalembaga yang berada dalam

satu sistem pemerintahan Indonesia bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk

terwujudnya tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.

Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, Presiden adalah kepala

negaranya dan berkewajiban membentuk departemen-departemen yang akan melaksakan

kekuasaan eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap departemen akan dipimpin oleh

seorang menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang perdana

menteri maka dapat disebut dewan menteri/kabinet.Kabinet dapat berbentuk presidensial, dan

kabinet ministrial.8

7
Jimly Asshiddiqie, Pergumulan Peran Pemeritah Da Parlemen Dalam Sejarah Perbadingan Konstitusi
Berbagai Negara (yogyakarta: Konstitusi Press, 1996),hal 15.
8
Aulia A. Rachman, Sistem Pemerintahan Sebelum Dan Sesudah Perubahan UUD 1945 (Jakarta: UII Press,
2007),hal 19.

7
2.2 Kabinet Presidensial

Kabinet presidensial adalah suatu kabinet dimana pertanggungjawaban atas kebijaksanaan

pemerintah dipegang oleh presiden.Presiden merangkap jabatan sebagai perdana menteri

sehingga para menteri tidak bertanggung jawab kepada perlemen/DPR melainkan kepada

presiden. Contoh negara yang menggunakan sistem kabinet presidensial adalah Amerika

Serikat dan Indonesia.

2.3 Kabinet Ministrial

Kabinet ministerial adalah suatu kabinet yang dalam menjalankan kebijaksaan pemerintahan,

baik seorang menteri secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama seluruh anggota kabinet

bertanggung jawab kepada parlemen/DPR.Contoh negara yang menggunakan sistem kabinet

ini adalahnegara-negara di Eropa Barat.Kabinet ministerial adalah suatu kabinet yang dalam

menjalankan kebijaksaan pemerintan, baik seorang menteri secara sendiri-sendiri maupun

bersama-sama seluruh anggota kebinet bertanggung jawab kepada parlemen/DPR.Contoh

negara yang menggunakan sistem kabinet ini adalah negara-negara di Eropa Barat. Di lihat

dari cara pembentukannya, Kabinet Ministrial dapat dibagi menjadi dua, yaitu Kabinet

Parlementer dan Kabinet Ekstraparlementer.

1. Kabinet Parlementer adalah suatu kabinet yang dibentuk dengan memperhatikan dan

memperhitungkan suara-suara yang ada didalam parlemen. Jika dilihat dari komposisi

(susunan keanggotaannya), kabinet parlementer dibagi menjadi tiga, yaitu kabinet

koalisi, kabinet nasional, dan kabinet partai.9

2. Kabinet Ekstra parlementer adalah kebinet yang pembentukannya tidak

memperhatikan dan memperhitungkan suara-suara serta keadaan dalam

parlemen/DPR.

9
C.F.Strong, Modern Political Constitution (London: Sidwick& Jackson Limited, 1996),hal 235.

8
2.4 Jenis-jenis Sistem Pemerintahan.

Pada umumnya, negara-negara di dunia menganut salah satu dari sistem pemerintahan

tersebut. Adanya sistem pemerintahan lain dianggap sebagai variasi atau kombinasi dari dua

sistem pemerintahan diatas. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang

menganut sistem pemerintahan parlemen. Bahkan, Inggris disebut sebagai Mother of

Parliaments (Induk Parlemen), sedangkan Amerika Serikat merupakan tipe ideal dari negara

dengan sistem pemerintahan presidensial Kedua Negara tersebut disebut sebagai tipe ideal

karena menerapkan ciri-ciri yang dijalankannya.Inggris adalah negara pertama yang

menjalankan model pemerintahan parlementer.Amerika Serikat juga sebagai pelopor dalam

sistem pemerintahan presidensial.Kedua negara tersebut sampai sekarang tetap konsisten

dalam menjalankan prinsip-prinsip dari sistem pemerintahannya.Dari dua negara tersebut,

kemudian sistem pemerintahan diadopsi oleh negara-negara lain dibelahan dunia.

Klasifikasi sistem pemerintahanpresidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan

antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.Sistem pemerintahan disebut parlementer apabila

badan eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari

badan legislatif.Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan eksekutif berada di

luar pengawasan langsung badan legislative Untuk lebih jelasnya, dalam sistem apapun

terbagi dua bagian ciri-ciri, kelebihan serta kekurangan dari sistem pemerintahan

parlementer.

2.5 Sistem Pemerintahan presidensial

9
Dalam sistem pemerintahan presidential, badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan

yang independen.Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam

sistem pemerintahan parlementer.Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah. Ciri-ciri dari

sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut :

1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden, Presiden adalah kepala negara

sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih

langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.

2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada

presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.

3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden

tidak dipilih oleh parlemen.

4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.

5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota

parlemen dipilih oleh rakyat.

6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

Sistem pemerintahan Presidensial merupakan sistem pemerintahan di mana kepala

pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada

parlemen (legislatif).Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden

berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.Contoh Negara: AS,

Pakistan, Argentina, Philipina, Indonesia.

a) Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial

1. Badan eksekutif memiliki kedudukannya berdiri terpisah karena perbedaan

kekuasaan pada parlemen.

10
2. Badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu dalam melakukan

kekuasan di batasi

3. Program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa

baktinya

4. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena

dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.10

b) Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial

1. Kekuasaannya di awasi secara langsung legislatif sehingga dapat menciptakan

kekuasaan berdiri sendiri .

2. Sistem pertanggung jawaban tidak ada secara hukum hanya secara moral

3. kebijakan publik umumnya hasil lobi-lobi antara eksekutif dan legislatif dapat jadi

keputusan tidak tegas dan tersandar kepentingan politik bersama.

2.6 Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem pemerintahan parlementer adalaah Sistem pemerintahan di mana pemerintah

(eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen.Dalam sistem pemerintahan ini, parlemen

mempunyai kekuasaan yang besar dan mempunyai kewenanganuntuk melakukan

pengawasan terhadap eksekutif.Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada

parlemen. Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia. Ciri-ciri

dari sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut :

10

Ared Lijphart, Parliamentary versus Presidential Government, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995),hal 14-
22.

11
1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih

langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar

sebagai badan perwakilan dan lembaga legislative.

2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan

pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang

besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.

3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai

pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan

kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana

menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari

parlemen.

4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat

dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen

dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak

percaya kepada kabinet.

5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan

adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara

republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki

kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan

negara.

6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas

saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan

pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.

a) Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer

12
1. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian

pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan

legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

2. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.

3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet

menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

b) Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer

1. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan

parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan berakhir

sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

3. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet

adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka

yang besar di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

4. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman

mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk

menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

2.7 Sistem Pemerintahan Campuran

Dalam suatu sistem pemerintahan campuran mempunyai keadaan Sistem pemerintahan

negara-negara didunia ini berbeda-beda sesuai dengan keinginan dari negara yang

bersangkutan dan kondisi dan kultur masyarakat untuk menerima keadaan bangsa dan

negaranya. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan

sistem pemerintahan parlementer merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan

acuan oleh banyak negara.Amerika Serikat dan Inggris masing-masing dianggap pelopor dari

sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer.Dari dua model

13
tersebut, kemudian dicontoh oleh negaranegara lainnya.contoh negara yang menggunakan

sistem pemerintahan presidensial: Amerika Serikat, Filipina, dan Argentina. Dan contoh

negara yang menggunakan sistem pemerintahan parlemen : Inggris, Malaysia, dan Australia.

Meskipun sama-sama menggunakan sistem presidensial atau parlementer, terjadi perkara lain

dalam menggunakan dengan perkembangan ketatanegaraan negara yang bersangkutan.

Misalnya, Indonesia yang menganut sistem pemerintahan presidensial tidak akan sama persis

dengan sistem pemerintahan presidensial yang berjalan di Amerika SerikatBahkan, negara-

negara tertentu memakai sistem campuran antara presidensial dan parlementer (mixed

parliamentary presidential sistem).Contohnya, negara Prancis sekarang ini.

Negara tersebut memiliki presiden sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar,

tetapi juga terdapat perdana menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan

pemerintahan sehari-hari. Sistem pemerintahan akan suatu negara berguna dan menjadi

contoh di ikuti oleh bagi negara lain. Salah satu kegunaan penting sistem pemerintahan

adalah sistem pemerintahan suatu negara menjadi dapat mengadakan perbandingan oleh

negara lain. Suatu negara dapat mengadakan perbandingan sistem pemerintahan yang

dijalankan dengan sistem pemerintahan yang dilaksakan negara lain. Negaranegara dapat

mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antarsistem pemerintahan.

Tujuan selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang

dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan perbandingan dengan negaranegara

lain. Mereka bisa pula mengadopsi sistem pemerintahan negara lain sebagai sistem

pemerintahan negara yang bersangkutan. Para pejabat negara, politisi, dan para anggota

parlemen negara sering mengadakan kunjungan ke luar negeri atau antarnegara.Mereka

melakukan pengamatan, pengkajian, perbandingan sistem pemerintahan negara yang

dikunjungi dengan sistem pemerintahan negaranya.

14
Seusai kunjungan para anggota parlemen tersebut memiliki pengetahuan dan wawasan

yang semakin luas untuk dapat mengembangkan sistem pemerintahan negaranya.

Pembangunan sistem pemerintahan di Indonesia juga tidak lepas dari hasil mengadakan

perbandingan sistem pemerintahan antarnegara.Sebagai negara dengan sistem presidensial,

Indonesia banyak mengadopsi praktik-praktik pemerintahan di Amerika Serikat.Misalnya,

pemilihan presiden langsung dan mekanisme cheks and balance.

Konvensi Partai Golkar menjelang pemilu tahun 2004 juga mencontoh praktik konvensi di

Amerika Serikat.Namun, tidak semua praktik pemerintahan di Indonesia bersifat tiruan

semata dari sistem pemerintahan Amerika Serikat.Contohnya, Indonesia mengenal adanya

lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat, sedangkan di Amerika Serikat tidak ada lembaga

semacam itu. Dengan demikian, sistem pemerintahan suatu negara dapat dijadikan sebagai

bahan perbandingan antar Negara yang dapat di role mode dari sistem pemerintahan negara

lain. Amerika Serikat dan Inggris masing-masing telah mampu membuktikan diri sebagai

negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial dan parlementer secara ideal. Sistem

pemerintahan dari kedua negara tersebut selanjutnya banyak ditiru oleh negara-negara lain di

dunia yang tentunya disesuaikan dengan negara yang bersangkutan. Dalam sistem

pemerintahan ini diambil hal-hal yang terbaik dari sistem pemerintahan Presidensial dan

sistem pemerintahan Parlemen.Selain memiliki presiden sebagai kepala Negara, juga

memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.Contoh Negara: Perancis.

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Spesifikasi Penelitian

Metodelogi penelitian studi Pustaka,Penelitian ini merupakan jenis riset kepustakaan

(library research). Apa yang disebut dengan riset kepustakaan atau sering juga disebut studi

pustaka, ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data

pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Sedangkan menurut

Mahmud dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan menjelaskan bahwa penelitian

kepustakaan yaitu jenis penelitian yang dilakukan dengan membaca buku-buku atau majalah

dan sumber data lainnya untuk menghimpun data dari berbagai literatur, baik perpustakaan

maupun di tempat-tempat lain. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa penelitian

kepustakaan tidak hanya kegiatan membaca dan mencatat data-data yang telah dikumpulkan.

Tetapi lebih dari itu, peneliti harus mampu mengolah data yang telah terkumpul dengan

tahap-tahap penelitian kepustakaan. Dalam penelitian ini penulis menerapkan metode

penelitian kepustakaan karena setidaknya ada beberapa alasan yang mendasarinya

1. bahwa sumber data tidak melulu bisa didapat dari lapangan. Adakalanya sumber

data hanya bisa didapat dari perpustakaan atau dokumen-dokumen lain dalam

bentuk tulisan, baik dari jornal, buku maupun literatur yang lain.

16
2. studi kepustakaan diperlukan sebagai salah satu cara untuk memahami gejala-

gejala baru yang terjadi yang belum dapat dipahami, kemudian dengan studi

kepustakaan ini akan dapat dipahami gejala tersebut. Sehingga dalam mengatasi

suatu gejala yang terjadpenulis dapat merumuskan konsep untuk menyelasaikan

suatu permasalahan yang muncul.

3. ialah data pustaka tetap andal untuk menjawab persoalan penelitinya.

Bagaimanapun, informasi atau data empirik yang telah dikumpulkan oleh orang

lain, baik berupa buku-buku, laporan-laporan ilmiah ataupun laporan-laporan

hasil penelitian tetap dapat digunakan oleh peneliti kepustakaan. Bahkan dalam

kasus tertentu data lapangan masih kurang signifikan untuk menjawab

pertanyaan penelitian yang akan dilaksanakan.

3.2 Tahap Tahap Penelitian Kepustakaan

Adapun tahap-tahap yang harus ditempuh penulis dalam penelitian kepustakaan adalah

sebagai berikut:

a. Mengumpulkan bahan-bahan penelitian. Karena dalam penelitian ini adalah

penelitian kepustakaan, maka bahan yang dikumpulkan adalah berupa

informasi atau data empirik yang bersumber dari buku-buku, jurnal, hasil

laporan penelitian resmi maupun ilmiah dan literatur lain yang mendukung

tema penelitian ini.

b. Membaca bahan kepustakaan. Kegiatan membaca untuk tujuan penelitian

bukanlah pekerjaan yang pasif. Pembaca diminta untuk menyerap begitu saja

semua informasi “pengetahuan” dalam bahan bacaan melainkan sebuah

kegiatan ‘perburuan’ yang menuntut keterlibatan pembaca secara aktif dan

kritis agar bisa memperoleh hasil maksimal. Dalam membaca bahan

17
penelitian, pembaca harus menggali secara mendalam bahan bacaan yang

memungkinkan akan menemukan ide-ide baru yang terkait dengan judul

penelitian.

c. Membuat catatan penelitian. Kegiatan mencatat bahan penelitian boleh

dikatakan tahap yang paling penting dan barang kali juga merupakan puncak

yang paling berat dari keseluruhan rangkaianpenlitian kepustakaan. Kerena

pada akhirnya seluruh bahan yang telah dibaca harus ditarik sebuah

kesimpulan dalam bentuk laporan.

d. Mengolah catatan penelitian. Semua bahan yang telah dibaca kemudian

diolah atau dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang disusun

dalam bentuk laporan penelitian.

3.3 Metode Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sebab sumber data maupun hasil

penelitian dalam penelitian kepustakaan (library research) berupa deskripsi kata-kata dan

pendekatan yuridis normative.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang

mengandung makna. Penulis dalam penelitian ini akan menggali makna dari informasi

atau data empirik yang didapat dari buku-buku, hasil laporan penelitian ilmiah atau pun

resmi maupun dari literatur yang lain. Sedangkan pendekatan yuridis normative yaitu

Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan

hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsepkonsep, asas-asas hukum serta

peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan ini

dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku,

peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian

ini.

18
3.4 Sumber Data

penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan atau library research. Maka

sumber data bersifat kepustakaan atau berasal dari berbagai literatur, di antaranya buku,

jurnal, surat kabar, dokumen pribadi dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya, maka

sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi sumber primer dan sumber sekunder,

dengan uraian sebagai berikut:

1. Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber data pokok yang langsung dikumpulkan

peneliti dari objek penelitian. Adapun sumber primer dalam penelitian

ini adalah buku yang menjadi objek dalam penelitian ini, yakni buku

sebagai berikut

1. Parliamentary versus Presidential Governmen

2. Pergumulan Peran Pemeritah Da Parlemen Dalam Sejarah

Perbadingan Konstitusi Berbagai Negara

3. Konstitusi Dan Konstitusionalisme Indonesia

4. Dan lain sebagainya yang tertulis di daftar pustaka

2. Sumber sekunder

1. Jurnal dan makalah

2. Informasi dari internet

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berkaitan dengan sumber data.Teknik pengumpulan data yaitu

berupa cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan dan menggali data yang

bersumber dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Oleh karena sumber data

berupa data data tertulis, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

19
teknik dokumentasi. Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti catatan peristiwa

yang sudah berlalu yang bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seseorang.Atau dengan kata lain, dokumen adalah tulisan, gambar atau karya-karya yang

monumental yang berisi suatu ide tertentu. Atau gampangnya adalah suatu pikiran atau

gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar maupun dalam bentuk karya yang

lainKemudian, teknik dokumentasi adalah suatu cara yang dilakukan dengan mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, leger, agenda, dan sebagainya.

Teknik dokumentasi berarti cara menggali dan menuangkan suatu pemikiran, ide atau

pun gagasan dalam bentuk tulisan atau dalam bentuk gambar maupun karya-karya yang lain.

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi karena jenis

penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang

sumber data empirik yang primer maupun sekunder berasal dari buku-buku, dokumen-

dokumen, jurnal, atau literatur-literatur yang lain. Teknik dokumentasi digunakan untuk

menggali dan mengumpulkan data dari sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian ini. Data primer atau sumber utama adalah berasal dari buku .

Kemudian untuk pengumpulan data penunjang atau pelengkap, diperoleh dengan menggali

data dari buku-buku lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam teknik

dokumentasi ini, penulis akan menerapkan beberapa langkah, yaitu sebagai berikut:

1. Membaca sumber data primer maupun sumber data sekunder

2. Membuat catatan yang berkaitan dengan penelitian dari sumber data primer maupun

sekunder tersebut.

3. Mengolah catatan yang sudah terkumpul

3.6 Teknik Analisis Data

20
Analisis data dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu

analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu

atau menjadi hipotesis, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang hingga hipotesis

diterima dan hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Adapun analisis induktif disini

dipakai setelah memahami buku yang kita baca sebelumnya . Dalam arti setelah memahami

konsep pendidikan berbasis pengalaman, kemudian penulis menggunakan teknik induktif ini

untuk mengorganisir hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan berbasis pengalaman.

21
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Fase Sistem Pemerintahan Sebelum Amandemen UUD 1945

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum

diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem

pemerintahan negara tersebut sebagai berikut :

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat)11

2. Sistem Konstitusional.

3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.

4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis

Permusyawaratan Rakyat.

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab

kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia

menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial.Sistem pemerintahan ini

11
UU No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

22
dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto.Ciri

dari sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga

kepresidenan.

Sistem Pemerintahan adalah hubungan antara lembaga legislatif dan eksekutif terdapat

perbedaan yang jelas antara sistem pemerintahan presidensil dan sistem pemerintahan

parlementer.Masing-masing memiliki ciri-ciri sebagaimana diungkapkan dalam kutipan

berikut.Pertama, masalah sistem pemerintahan yang dianut oleh UUD.Indonesia merupakan

negara dengan sistem pemerintahan Presidensial. Hal ini didasarkan pada kesepakatan pendiri

bangsa (founding father) Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD

1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil

rakyat.Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan

presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan.Meskipun adanya kelemahan,

kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat

mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan

pemerintahan yang kompak dan solid.

Sistem pemerintahan tidak di ombang ambing atau tidak mudah jatuh atau berganti oleh

kepentingan pihak ketiga. Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari.

Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang

besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara dari pada keuntungan

yang di dapatkan.

Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen:

1. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.

2. DPR sebagai pembuat UU.

3. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.

23
4. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.

5. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.

6. BPK pengaudit keuangan

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem

pemerintahan yang demokratis.Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional

atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi.

Pemerintahan konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi :

1. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,

2. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau

amandemen atas UUD 1945 dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang

bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari

yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat

kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002.Berdasarkan UUD 1945 yang telah

diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.

4.2 Fase sistem pemerintahan sesudah Amandemen UUD 1945

Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah diamandemen

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum

diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen

keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945

dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang

baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya

Pemilu 2004 Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:

24
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara

terbagi dalam beberapa provinsi.

2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.

3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan

wakil presiden dipilih dan diangkat oleh MPR untuk masa jabatan lima tahun. Untuk

masa jabatan 2004-2009, presiden dan wakil presiden akan dipilih secara langsung

oleh rakyat dalam satu paket.

4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.

5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan

Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.

DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya

pemerintahan.

6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan

dibawahnya.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer

dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam

sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia

adalah sebagai berikut:

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi,

DPR tetap memiliki kekuasaan megawasi presiden meskipun secara tidak langsung.

2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan

dari DPR.

3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan

dari DPR.

25
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang

dan hak budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan

Indonesia.Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem Presidensial yang lama.

Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral,

mekanisme cheks and balance12, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen

untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran. Berdasarkan undang undang dasar 1945

sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, tidak berdasarkan kekuasaan belaka.

2. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat

absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas) .

3. Kekuasaan Negara yang tertinggi berada di tangan majelis permusyawaratan rakyat.

4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi dibawah MPR.

Dalam menjalankan pemerintahan Negara kekuasaan dan tanggung jawab adalah

ditangan prsiden.

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Presiden harus mendapat

persetujuan dewan perwakilan rakyat dalam membentuk undang – undang dan untuk

menetapkan anggaran dan belanja Negara.

6. Menteri Negara adalah pembantu presiden yang mengangkat dan memberhentikan

mentri Negara. Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR.

7. Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas. Presiden harus memperhatikan dengan

sungguh – sungguh usaha DPR.

12
Sri Soematri, Tentang Lembaga-Lembaga Negara Meurut UUD 1945 (Bandung: CV. Citra Utama, 1993),Hal
97.

26
Kekuasaan pemerintahan Negara Indonesia menurut undang–undang dasar 1 sampai dengan

pasal 16 pasal 19 sampai dengan pasal 23 ayat (1) dan ayat (5), serta pasal 24 adalah:

1. Kekuasaan menjalankan perundang – undangan Negara atau kekuasaan eksekutif

yang dilakukan oleh pemerintah.

2. Kekuasaan memberikan pertimbangan kenegaraan kepada pemerintah atau kekuasaan

konsultatif yang dilakukan oleh DPA.

3. Kekuasaan membentuk perundang – undang Negara atau kekuasaan legislatif yang

dilakukan oleh DPR.

4. Kekuasaan mengadakan pemeriksaan keuangan Negara atau kekuasaan eksaminatif

atau kekuasaan inspektif yang dilakukan oleh BPK.

5. Kekuasaan mempertahankan perundang – undangan Negara atau kekuasaan yudikatif

yang dilakukan oleh MA.

4.3 Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Sistem Pemerintahan Negara

Lain

Berdasarkan penjelasan UUD 1945 Indonesia menganut sistem Presidensial. Tapi dalam

praktiknya banyak elemen-elemen Sistem Pemerintahan Parlementer. Jadi dapat dikatakan

Sistem Pemerintahan Indonesia adalah perpaduan antara Presidensial dan Parlementer.

a. Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia

1. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.

2. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi

krisis kabinet.

3. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.

b. Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

27
1. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan

Presiden.

2. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.

3. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.

4. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.

Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik yang berideologi Pancasila dan

mempunyai beraneka ragam suku dan agama. Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUD

1945 di tegaskan sebagai berikut:

1. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas Hukum (rechtstaat), tidak berdasarkan

kekuasaan belaka (Machstaat).

2. Sistem Konstitusional.

3. Pemerintahan berdasar atas konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme

(kekuasaan yang tidak terbatas).

4. Kekuasaan tertinggi ada ditangan MPR.

5. Presiden ialah penyelenggara tertinggi pemerintah negara di bawah MPR.

6. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.

7. Menteri Negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR.

8. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Sistem Pemerintahan Malaysia

1. Badan Eksekutif

a. Badan Eksekutif Malaysia terletak pada Perdana Menteri sebagai penggerak pemerintahan

negara. b. Badan Eksekutif Indonesia terletak pada Presiden yang mempunyai kedudukan

sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

2. Badan Legislatif

28
a. Di Malaysia ada 2 Dewan Utama dalam badan perundangan yaitu Dewan Negara dan

Dewan Rakyat yang perannyan membuat undang-undang.

b. Di Indonesia berada di tangan DPR yang perannya membuat undang-undang dengan

persetujuan Presiden.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Sistem pemerintahan Indonesia Sebelum Amademen UUD 1945 Sistem pemerintahan

Indonesia pernah mengalami perubahan sistem terpakai, baik menggunakan Sistem

pemerinahan Presidensial maupun Sistem pemerintahan parlementer, Sistem

pemerintahan Presidensial awalnya di gunakan pemerintahan orde lamanamun

mengalami gejolak dari dalam (adanya ketidakpuasan dari tokoh-tokoh tentang sistem

di pakai) maupun dari luar (agresi militer Belanda) membuat para tokoh merubah

kembali dari sistem parlemeter ke sistem presidensial.

2. Sistem pemerintahan Indonesia Sesudah Amademen UUD 1945 Sistem pemerintahan

Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945 mejadi UUD RI 1945 memakai sistem

pemerintahan Presidensial walaupun tidak murni sistem presidensial atau pelaksaan

melenceng dari sistem presidensial sehingga memunculkan nama baru untuk sistem

pemerintahan Indonesia, yang oleh para ahli hukum tata Negara. Sesudah

diamandemennya UUD tahun 1945, diperoleh gambaran bahwa sistem pemerintahan

yang dianut di Indonesia bercirikan sistem pemerintahan Presidensil Konstitusional

yaitu “suatu sistem pemerintahan yang penyelenggaraan pemerintahan negaranya 79

dilaksanakan oleh presiden dimana tugas dan kewenangan presiden diatur dalam

konstitusi baik dalam kapasitasnya sebagai penyelenggara pemerintahan maupun

29
sebagai penyelenggara negara dengan arah pertanggungjawabannya adalah terhadap

konstitusi.

5.2 Saran

1. Sistem pemerintahan Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945. Pada awal kemerdekaan

Indonesia tahun 1945 di butuhkan suatu sistem pemerintahan yang sedikit otoriter karena

kemerdekaan masa rawan akan terjadinya perpecahan antar bangsa, suku dan agama, perlu

suatu sistem untuk merendam gejolak ketidakpuasan golongan tertentu Setelah masyarakat

sudah memahami demokrasi berkebebasan pendapat maka sistem pemerintahan harus di

ubah ke demokrasi yang benar-benar nyata tanpa tekanan dari penguasa pemerintahan

yang menggunakan sistem pemerintahan melanggengkan kekuasaannya.

2. Sistem pemerintahan Indonesia Sesudah Amandemen UUD 1945 Sistem Pemerintahan

Indonesia harus menjalankan sistem presidensial karena presiden sebagai kepala Negara

memilliki kekuasaan tertinggi tidak boleh kekuasaan lebih tinggi dari presiden

mengakibatkan kekuasaan terjadi benturan antar lembaga dan presiden merasa kekuasaan

akan di mazkulkan akan melakukan berbagai cara untuk melemahkan lembaga-lembaga

lainya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Ared Lijphart. Parliamentary versus Presidential Government,. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1995.

Asshiddiqie, Jimly. Pergumulan Peran Pemeritah Da Parlemen Dalam Sejarah Perbadingan

Konstitusi Berbagai Negara. yogyakarta: Konstitusi Press, 1996.

Aulia A. Rachman. Sistem Pemerintahan Sebelum Dan Sesudah Perubahan UUD 1945.

Jakarta: UII Press, 2007.

C.F.Strong. Modern Political Constitution. London: Sidwick& Jackson Limited, 1996.

Fitra Arsil. Teori Sistem Pemerintahan: Pergeseran Konsep Dan Saling Kontribusi Antar

Sistem Pemerintahan Di Berbagai Negara. Cetakan 1. Depok: Rajawali Pers, 2017.

Isra, Saldi. Sistem Pemerintahan Indonesia: Pergulatan Ketatanegaraan Menuju Sistem

Pemerintahan Presidensial. Cetakan 1. Depok: Rajawali Pers, 2019.

Jimly Asshiddiqie. Konstitusi Dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press,

2005.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), n.d.

Moh. Mahfud M.D. Dasar Dan Struktur Ketatanegaraan IndonesiaNo Title. yogyakarta: UII

Press, 1993.

31
Saldi Isra. Sistem Pemerintahan Indonesia: Pergulatan Ketatanegaraan Menuju Sistem

Pemerintahan Presidensial. Cetakan 1. Depok: Rajawali Pers, 2019.

Sri Soematri. Tentang Lembaga-Lembaga Negara Meurut UUD 1945. Bandung: CV. Citra

Utama, 1993.

UU No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

32

Anda mungkin juga menyukai