Anda di halaman 1dari 15

SISTEM KONSTITUSI INDONESIA

MAKALAH

Dosen Pengampu : Levi Olivia, S.H., M.H.

Di susun Oleh :
INNI ZAHRANAFIISA MARZUQI
TINOKO ABELA
PUTRI PUSPITA DEWI

Kelompok 6

FAKULTAS KESEHATAN PRODI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayat-nya kami telah menyelesaikan makalah
Pnumonia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Pringsewu, September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGATAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara ...............................................................................4
B. Pengertian Konstitusi...........................................................................5
C. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia...............................5
D. Sistem Ketatanegaraan Indonesia........................................................9
E. Unsur-unsur Konstitusi .......................................................................9

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................11
B. Saran...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai
dengan ide demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin
terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar
penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar.
Negara yang berlandaskan kepada suatu konstitusi dinamakan Negara
konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai Negara
konstitusional maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan
cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut
gagasan tenttang konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan
suatu ide, gagasan, atau paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan
konstitusi pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD
1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem
ketatanegaraan Indonesia.

Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai


ketatanegaraan. Berdirinya sebuah negara tidak lepas dari adanya konstitusi
yang mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim
disebut Undang-Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Konstitusi
merupakan dasar dari tatanan hukum sebuah negara, yang di dalamnya
terdapat perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan mengatur
tentang distribusi kekuasaan (Distribution of Power) dalam penyelenggaraan
negara. Konstitusi biasanya juga disebut sebagai hukum fundamental negara,
sebab konstitusi ialah aturan dasar. Aturan dasar yang nantinya akan menjadi
acuan bagi lahirnya aturan-aturan hukum lain yang ada dibawahnya.

Konstitusi dalam arti formal adalah suatu dokumen resmi, seperangkat


norma hukum yang hanya dapat diubah di bawah pengawasan ketentuan-
ketentuan khusus, yang tujuannya adalah untuk menjadikan perubahan norma-

1
norma ini lebih sulit. Konstitusi dalam arti material terdiri atas peraturan-
peraturan yang mengatur pembentukan norma-norma hukum yang bersifat
umum, terutama pembentukan undang-undang.

Jimly Asshiddiqie mengatakan dalam bukunya, konstitusi adalah hukum


dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. Penting
bagi sebuah negara memiliki konstitusi sebagai landasan hukum dalam
penyelenggaraan sebuah negara. Untuk itu dalam penyusunan konstitusi harus
merupakan hasil dari nilai-nilai dan norma berbangsa dan bernegara yang
hidup dalam masyarakat. Dengan demikian, penyusunan konstitusi menjadi
sebuah pekerjaan yang mendasar bagi sebuah negara untuk menentukan sistem
hukumnya. Di Indonesia, konstitusi yang digunakan merupakan konstitusi
tertulis yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
atau biasa disebut UUD 1945.

UUD 1945 pertama kali disahkan sebagai konstitusi negara Indonesia dalam
sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18
Agustus 1945. Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan mempertegas
kedudukan Undang-Undang Dasar sebagai sebuah Hukum Dasar. Namun
dalam perjalanan proses penyelenggaraan negara, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengalami empat
perubahan pertama, yaitu perubahan pertama pada tahun 1999, perubahan
kedua pada tahun 2000, perubahan ketiga pada tahun 2001, dan perubahan
keempat pada tahun 2002. Perubahan yang terjadi merupakan hasil dari
pergolakan politik pada masanya. Perubahan konstitusi tidak hanya
bergantung pada norma perubahan, tetapi lebih ditentukan oleh kelompok elite
politik yang memegang suara mayoritas di lembaga yang mempunyai
kewenangan melakukan perubahan konstitusi.

Meskipun demikian, perubahan Undang-Undang Dasar tetap bertujuan


untuk memperkuat konstitusi dan bukan sebaliknya. Undang-Undang Dasar
ini (pasca Amandemen) dapat disebut sebagai konstitusi politik, konstitusi

2
ekonomi dan sekaligus konstitusi sosial yang mencerminkan cita-cita kolektif
bangsa, baik di bidang politik dan ekonomi maupun sosial-budaya, dengan
tetap memelihara tingkat abstraksi perumusannya sebagai hukum dasar
(rechtsidee). Menurut tradisi Amerika Serikat, perubahan dilakukan terhadap
materi tertentu dengan menetapkan naskah Amandemen yang terpisah dari
naskah asli UUD, sedangkan menurut tradisi Eropa perubahan dilakukan
langsung dalam teks UUD. Jika perubahan menyangkut materi tertentu,
tentulah naskah UUD yang asli itu tidak banyak mengalami perubahan. Akan
tetapi, jika materi yang diubah berbilang banyaknya dan apalagi isinya sangat
mendasar, biasanya naskah UUD itu disebut dengan nama baru sama sekali.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konstitusi. ?
2. Apa pengertian Negara.?
3. Apa fungsi UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia.?
4. Bagaimana sistem ketatanegaraan Indonesia sebagai Konstitusi?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian konstitusi.
2. Untuk mengetahui pengertian Negara.
3. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia.
4. Untuk mengetahui sistem ketatanegaraan Indonesia sebagai Konstitusi

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat
negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup
pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang
disebutnya sebagai negara polis. Yang pada saat itu asih dipahami negara
masih dalam suatu wilayah yang dipahami negara masih dalam suatu wilayah
yang kecil. Dalam pengertian itu negara disebut sebagai negara hukum, yang
didalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut dalam
permusyawaratan (ecclesia). Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan
merupakan syarat mutlak bagi terselenggarannya negara yang baik, demi
terwujudnya cita-cita seluruh warganya.

Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus, yang


merupakan tokoh Katolik. Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu
Civitas Dei yang artinya negara Tuhan, dan Civites Terrena atau civites
Diaboli yang artinya negara duniawi. Civites Tarrena ini ditolak Oleh
Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civies
Dei. Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang
memiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya.
Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja yang mewakili negara
Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang dimiliki oleh
sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang
melaksanakan negara adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan. Meskipun
demikian bukan berarti apa yang diluar gereja itu terasing sama seklai dari
Civites Dei (Kusnardi, 1995).

4
B. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara
adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan
negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak
mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-
prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus
bentukan negara, kontitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik
dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi
nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum
termasuk dalam bentuk struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi merujuk umumnya merujuk
pada pinjaman hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat
diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan
negara.

Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan


peraturan baik tertulis maupuntidak tretulis yang mengatur secara mengikat
mengenai cara penyelenggaraan suatu pemerintahan. Istilah konstitusi pada
umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara.
Sistem itu berupa kumpulanm peraturan yang membentuk, mengatur atau
memenuhi negara. Peraturan perundang-undangan tersebut ada yang tretulis
sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang
berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan negara.

C. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia


Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal
18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara,
UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut jenjang norma hukum,
UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara yang berada
dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.

5
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di
Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat
priode, yaitu sebagai berikut:

a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD


1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4
pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS.
UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas
6 bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.

Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali ditetapkan


oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan oleh PPKI
tersebut sebenarnya merupakan hasil karya BPUPK melalui siding-sidangnya
dari tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan tanggal 10 Juli sampai 16
juli 1945. Hasil karya BPUPKI berupa rancangan pembukaaan hukum dasar
dari BPUPKI itulah yang selanjutnya ditetapkan menjadi UUD Negara
Indonesia setelah mengalami perubahan seperlunya oleh PPKI.
Sidang PPKI pertama berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang
menghasilkan 3 keputusan penting, yaitu sebagai berikut.

1) Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum


Dasar Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan
wakil presiden.
3) Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk
membentuk presiden.

6
Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar inin belangsung
sngat singgat yaitu kurang lebih dua jam. Namun dengan semangat persatuan
dan keinginan untuk segera membentuk konstitusi Negara maka penetepan
UUD 1945 berjalan dengan lancar.

Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan masalah
yang mendasar. Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah rancangan
hokum dasar yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa perubahan tersebut
antara lain:

a. Istilah”hokum dasar” diganti menjadi” undang-undang dasar”,


b. Kata”mukadimah” diganti menjadi”pembukaan”
c. “dalam suatu hukum dasar”diubah menjadi”dalam suatu undang-undang
d. dasar”
e. Diadakannya ketentuan tentang perubahan UUD yang sebelumnya tidak
f. ada;
g. Rumusan”Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam

Bagi Pemeluk-Pemluknya” diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa”.


Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia oleh
PPKI dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.

1. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang Terdiri


Dari 4 Alinea.
2. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republok
Indonesia terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan dua
ayat aturan tambahan.

Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang
terdiri atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau
pasal-pasalnya. Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu
naskah yang dibuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15
Februari 1946

7
Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian yang penting dalam konstitusi
negara indonesi. Pembukaa UUD 1945 berisi empat alinie sebagai pernyataan
luhur bangsa indonesia. Selain berisi pernyataan, ia juga berisi cita-cita dan
keinginan bangsa indonesia, dalam bernegara yaitu mencapai masyarakat
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Setiap alenia pembukaan UUD
1945 memiliki makna dan cita-cita tersendiri sebagai satu kesatuan.
Alenia pertama berbunyi “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

Alenia kedua berbunyi “dan perjuangan pergerakkan kemerdekaan indonesia


telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara
indonesia, yang merdeka bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”.

Alenia ketiga berbunyi “atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaaannya”.

Alenia keempat sebagai berikut “kemudian dari pada itu untuk membentuk
suatu pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia
dan seluruh tumpah dara indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu UUD
1945negara indonesia, yang terbentuk dalam susunan negara republik
indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada ketuhanan
yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh ikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia”.

8
D. Sistem Ketatanegaraan Indonesia
Sistem ketatanegaraan Indonesia menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut.
1. Bentuk Negara adalah kesatuan
2. Bentuk pemerintahan adalah republik.
3. Sistem pemerintahan adalah presidensial.
4. Sistem politi adalah demokrasi atau kedaulatan rakyat.
a. Bentuk Negara Kesatuan
Undang-undang dasar 1945 menetapkan bahwa bentuk susunan Negara
Indonesia adalah kesatuan bukan serikat atau federal. Dasar penetapan ini
tertuang dalam pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan “ Negara
Indnesia ailah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.
b. Bentuk Pemerintahan Republik
UUD 1945 menetapkan bahwa bentuk pemerintah Indonesia adalah
republic bukan monarki atau kerajaan. Yang tertuang dalam pasal 1 ayat
(1) UUD 1945 yang menyatakan “Negara Indonesia ialah Negara
Kesaruan, yang berbentuk republik”.

E. Unsur-unsur Konstitusi
Di dalam sebuah negara, pastilah terdapat konstitusi karena konstitusi adalah
hal paling fundamental yang mengatur jalan nya sebuah pemerintahan. Selain
itu konstitusi juga mengatur tugas atau pembagian wewenang/kekuasaan
diantara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Indonesia memiliki konstitusi yaitu
Undang Undang Dasar tahun 1945, maka undang undang 1945 inilah yang
menjadi landasan atau acuan dalam menjalankan kegiatan pemerintahan.
Selain itu undang undang 1945 ini adalah sumber hukum tertinggi dari negara
Indonesia. Undang-undang dasar atau konstitusi negara tidak hanya berfungsi
membatasi kekuasaan pemerintah, akan tetapi juga menggambarkan struktur
pemerintahan suatu negara. Menurut Savornin Lohman ada 3 (tiga) unsur
yang terdapat dalam konstitusi yaitu:
a. Konstitusi sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial),
sehingga menurut pengertian ini, konstitusikonstitusi yang ada merupakan

9
hasil atau konklusi dari persepakatan masyarakat untuk membina negara
dan pemerintahan yang akan mengatur mereka.
b. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia, berarti
perlindungan dan jaminan atas hak-hak manusia dan warga negara yang
sekaligus penentuan batas-batas hak dan kewajiban baik warganya
maupun alat-alat pemerintahannya.
c. Konstitusi sebagai forma regimenis, yaitu kerangka bangunan
pemerintahan. Pendapat lain dikemukakan oleh Sri Sumantri, yang
menyatakan bahwa materi muatan konstitusi dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
1) Pengaturan tentang perlindungan hak asasi manusia dan warga negara,
2) Pengaturan tentang susunan ketatanegaraan suatu negara yang
mendasar.
3) Pembatasan dan pembagian tugas-tugas ketatanegaraan yang juga
mendasar.

Konstitusi atau UU adalah instrumen of goverment yaitu seperangkat


kebijakan yang digunakan sebagai pegangan untuk memerintah dalam
suatu negara. Negara yang berdasarkan konstitusi adalah negara yang
kekuasaan pemerintahannya, hak-hak rakyatnya, dan hubungan antara
kekuasaan pemerintah serta hak-hak warga negaranya diatur oleh hukum.
Substansi konstitusi suatu negara secara umum meliputi:
1) Bentuk negara,
2) Bentuk pemerintahan,
3) Alat-alat kelengkapan negara,
4) Tugas alat kelengkapan negara,
5) Hubungan tata kerja alat perlengkapan negara,
6) Hak dan kewajiban warga negara,
7) Pembagian kekuasaan negara,
8) Sistem pemerintahan negara,

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat
negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup
pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang
disebutnya sebagai negara polis. Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa
latin : constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan
hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai
dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci,
melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi
peraturan-peraturan lainnya.

Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal
18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara,
UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Amandemen (bahasa inggris:
amendtmendt) artinya perubahan.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam
menjelaskan tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan
dapat lebih dipertanggung jawabkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Effendi Suryani & Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa, Bandung:
PT Refika Aditama, 2015.

Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi , Yogyakarta:


Paradigma, 2016.

Lubis Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan: AKASHA SAKTI,


2018.

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di


Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007.

12

Anda mungkin juga menyukai