PENDAHULUAN
sering disingkat dengan IPTEKS. IPTEKS merupakan makanan sehari-hari manusia sekarang
ini. Telepon seluler, komputer, internet, dan lain-lain. Tanpa adanya IPTEKS kehidupan sosial
manusia menjadi terhambat. Atas dasar kemampuan kreatifitas berpikir, manusia dapat
mengembangkan IPTEK dari waktu ke waktu. Segala kemudahan mulai dari transportasi,
telekomonikasi sampai pendidikan tak luput dari peran IPTEKS. Namun di balik itu semua
manusia menjadi malas melakukan semua aktivitasnya oleh karena semua kemudahan yang
ada.
Adapun pendidikan yang berlangsung dizaman modern ini lebih menekankan pada
pengembangan disiplin ilmu dengan spesialisasi secara ketat, sehingga integrasi dan
interkoneksi antar disiplin keilmuan menjadi hilang dan melahirkan dikotomi ilmu-ilmu
agama di satu pihak dan kelompok ilmu-ilmu umum dipihak lain. Dikotomi ini menyebabkan
integritas dan etika IPTEKS sehingga dapat memberi filter yang dapat memproteksi pengaruh
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk mengkaji tentang kaitan antara ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta etika dalam memanfaatkan IPTEKS dengan cara yang
tepat.
1
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
menyatukan. Sehingga Integritas Ipteks Dalam Dunia Segitiga memiliki maksud menyatukan
atau menyatupadukan Ilmu, teknologi dan seni dalam dunia segitiga. Jadi hal ini merupakan
kesadaran batin yang terekspresi dengan sendirinya oleh karena kita sebagai insane sadar dan
faham makna keberadaan diri kita sendiri yang diamanahkan mengelola dan memelihara
2
Integritas menurut Khalid Yaakub (1982) merupakan proses menyatupadukan secara
budaya dan sosial kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda kepada satu unit yang
mempunyai identiti yang umum dan tersendiri. Sedangkan menurut Mohd Salleh Lebar
(1998), integrasi yang diterima atau yang biasa dikehendaki ramai adalah satu proses yang
coba menyatupadukan masyarakat majmuk atau pelbagai kaum dan mewujudkan pula
Dari pernyataan diatas kita dapat mengambil garis besar tentang pengertian integritas yaitu
Yang termasuk iman yaitu; Moralitas, Intelektuakitas, dan sensibilitas. Yang termasuk
ihsan yaitu; Etika, Filsafat, dan Estetika. Dan, yang termasuk dalam insan yaitu; Teknologi,
Gambar II.1 gambar dunia segitiga yang terdiri dari Iman, Ihsan, Insan.
Jika dicermati gambar tersebut, keberadaan insan manusia berhubungan dengan erat
dengan ihsan dan iman. Kata ihsan berkaitan dengan keikhlasan berbuat atau berkarya oleh
karena kita sebagai manusia merasa didalam pengawasan yang maha kuasa pencipta alam
semesta ini. Jadi hal ini merupakan kesadaran batin yang terekspresi dengan sendirinya oleh
karena kita sebagai insan sadar dan faham makna keberadaan diri kita sendiri yang
3
diamanahkan mengelola dan memelihara alam semesta ini. Adapun kata iman, ini adalah
konsepsi jiwa yang abstrak dan terpatri secara mendalam pada diri manusia namun dapat
terpancar tak terhingga dan tanpa batas kekuatan. Keberadaannya yang bahkan dapat melalui
batas-batas yang kongkrit sekalipun. Manusia yang memiliki nilai iman, maka intelektualitas,
sensibilitas dan moralitasnya akan bersinergi satu sama lain bagai satu bangunan yang tidak
dapat diturunkan dari masing-masing sudutnya. Menuju kanan bawah, yaitu intelektualitas ke
arah sains, sensibilitas ke arah seni, moralitas ke arah teknologi dan menuju kiri bawah, yaitu
intelektualitas ke arah filsafat, sensibilitas ke arah estetika, moralitas ke arah etika. Secara
mendatar sudut filsafat berkaitan langsung dengan sains, estetika dengan seni, dan etika
dengan teknologi.
Dalam proses inversi teknologi dapat terjadi dimulai dari filosofi dan seni lalu
menjadi ide lalu dikaitkan dengan sains sehingga kemudian terciptalah teknologi. Walaupun
para engineer, nanti karyanya telah tercipta baru diberikan sentuhan seni. Plato menjelaskan
seni dengan kata techne dan poesis secara berdampingan, dimana kata poesis berarti
pengetahuan mencipta seni puitis dan dalam trilogi Plato diperoleh keterkaitan antar
intelektual dengan kebenaran, etika dengan kebaikan dan estetika dengan keindahan. Bahkan
pada pertengahan abad ke-17 kata science dari kata scientia masih bersenyawa dengan
pengertian seni, sehingga memiliki arti sebagai komunikasi puitis dari persepsi kreatif
mengenai ketertiban.
dalam diri manusia, maka secara individu melalui metode induktif mencoba menggunakan
tiga pendapat untuk ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sehingga terbentuk kesatupaduan
bahwa : ilmu yang sebenarnya bagaikan batang tubuh pengetahuan yang terorganisir
dengan baik.
2. Frederick ferre (1988) mengemukakan tentang pengertian teknologi. Menurutnya
alam dan manusia yang diwujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia
kecerdasan.
3. Hamka berpendapat bahwa seni yang setinggi-setingginya adalah ketika telah
berkumpul didalamnya kebenaran, keadilan dan keindahan yang direkat oleh cinta
yang kudus.
Dari ketiga komponen diatas pemahaman tentang integritas dan IPTEKS yang utuh tidak
lain adalah suatu konsepsi multi dimensi yang didalamnya memiliki nilai-nilai kebenaran
(Ilmu pengetahuan), kebaikan (teknologi), dan keindahan (seni). Seni adalah muara dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ketiganya saling membantu dan
bersinergi satu dengan yang lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Berkaitan dengan pembatasan etika atas imu, teknologi dan seni, maka perlu bahwa yang
dibatasi secara etis ialah cara memperoleh, cara pengujian dan cara penggunaan IPTEKS
1. Konsekuensialisme. Teori ini menjawab apa yang harus kita lakukan, dengan
memandang konsekuensi dari bebagai jawaban. Ini berarti bahwa yang harus
dianggap etis adalah konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang
5
terbesar bagi jumlah orang terbesar. Manfaat paling besar dari teori ini adalah bahwa
teori ini sangat memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan tertentu dan
bahwa kewajiban dalam menentukan apakah tindakannya bersifat etis atau tidak,
memenuhi kewajiban atau berpegang pada tanggungjawab. Jadi yang paling penting
segi-segi moralitas ini dipastikan tidak akan menyalahkan moral. Manfaat paling
besar yang dibawakan oleh etika deontologis adalah kejelasan dan kepastian. Problem
perbuatan. Dengan hanya berfokus pada kewajiban, barangkali orang tidak melihat
ada didalamnya, selanjutnya dilema-dilema ini dipecahkan dengan hirarkhi hak. Yang
penting dalam hal ini adalah tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi
dengan sungguh-sungguh. Teori hak ini pantas dihargai terutama karena terkanannya
pada nilai moral seorang manusia dan tuntutan moralnya dalam suatu situasi konflik
etis. Selain itu teori ini juga menjelaskan bagiaman konflik hak antar individu. Teori
ini menempatkan hak individu dalam pusat perhatian yang menerangkan bagaimana
pada intuisi, yaitu kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara
langsung apakah sesuatu baik atau buruk. Dengan demikian seorang intuisionis
mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk berdasarkan perasaan moralnya, bukan
berdasarkan situasi, kewajiban atau hak. Dengan intuisi kita dapat meramalkan
6
kemungkinan-kemunginan yang terjadi tetapi kita tidak dapat
Etika IPTEKS merupakan hal yang penting, karena dengan adanya etika ipteks
pengaruh-pengaruh negatif dari ipteks dapat dibatasi. Yang paling penting adalah etika yang
menyangkut hidup mati orang banyak, masa depan,hak-hak manusia dan lingkungan hidup.
Seperti yang kita ketahui hasil-hasil dari pengembangan ipteks, selain memiliki sisi positif
juga memiliki sisi negatif. Dan untuk meredam sisi negatif tersebut dibutuhkan usaha.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meredam pengaruh negatif ipteks antara lain :
1. Rehumanisasi
cepat dengan berbagai cara. Kecepatan perkembangan ipteks sebaiknya disesuaikan dengan
hokum, dan kebijakan lebih lambat dari perkembangan ipteks, maka masalah in harus
mendapat perhatian khusus. Artinya lebih jauh manusia harus dipandang secara utuh baik lahi
maupun batin sehingga pembangunan dan pengembangan ipteks selalu harus selalu mengarah
pada terwujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan batiniah.
Apabila ini tidak diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia tidak akan dapat
diimbangi oleh laju rehumanisasi oleh karenanya semua fihak harus mengambil bagian dan
2. Kemampuan memilih
Dengan makin bayaknya kebolehjadian yang diakibatkan oleh ipteks, maka timbul
kesukaran dalam memilih, meskipun pilihan relatif lebih sedikit daripada kebolehjadian.
7
Pendidikan pada umumnyadiarahkan pada caraproduksi bukan pada cara konsumsi.
yang terjadi, bahkan mana yang benar dan mana yang salah sudah sangat susah dibedakan.
Segala yang teknis yang akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan disaring oleh nilai-nilai
kemanusiaan artinya prinsip dasar yang esensi dari suatu hal maah terabaikan. Etika yang
didukung oleh aspek moal keagamaan, social dan aspek-aspek yang terkait seharusnya
menentukan apa yang mungkin dteliti dan dikembangkan, kemudian tidak dilakukan jika
banyak ahli yang mempertanyakan apakah tepat cara-cara yang dipakai menuju kesejahteraan
kuantitatif dan kemajuan material manusia. Beberapa ahli mengkonstalasi bahwa penyediaan
kebutuhan material yang berlebihanpun tidak akan membawa kebahagiaan dan kesejahteraan,
sesame manusia.
4. Revitalisasi
Pembangunan akan menuju ke suatu kebudayaan baru dimasa depan, sehingga diperlukan
baik secara positif dan secara negatif oleh faktor-faktor dalam maupun luar negeri.
8
BAB III
KESIMPULAN
1. integritas dari IPTEKS yang utuh adalah suatu konsepsi multi dimensi yang
intuisionisme.
3. Adanya etika IPTEKS pengaruh-pengaruh negatif dari ipteks dapat dibatasi, dengan
revitalisasi.
9
REFERENSI
http://andinurdiansah.blogspot.co.id/2010/10/teoriteori-etika.html
http://nickquantum.blogspot.co.id/2013/01/makalah-wawasan-ipteks.html
Tim Dosen Wawasan IPTEKS. 2011. Wawasan Ipteks. UPT MKU Unhas. Makassar
10