Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSTITUSI NEGARA

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen Pengampuh:
Elvina Rosy Siregar S.S.,M.PD

Disusun Oleh :

Rizki Yanti
2274201001

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


UNIVERSITAS DELI SUMATERA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas segalah rahmat yang diberikan-nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul konstitusi negara.
Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin,dalam pembuatan
tugas makalah ini,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi
tugas ilmu negara , makalah ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca. Makalah ini dibuat sedemikian agar pembaca dapat
dengan mudah memahami tentang materi ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah wawasan.
Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran
sangat saya butuhkan guna memperbaiki karya-karya saya di waktu-waktu mendatang.

2
Daftar isi

Judul.......................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................ii

Daftar isi................................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar belakang masalah.....................................................................................1

B. Rumusan masalah..............................................................................................2

C. Tujuan pembahasan...........................................................................................2

Bab 2 Pembahasan

A. Pengertian negara..............................................................................................3

B.Pengertian konstitusi ……………………………….........................................................5

C.UUD 1945 sebagai konstitusi negara indonesia.................................................7

D.Sistem ketatanegaraan indonesia....................................................................17

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan.......................................................................................................21

B. Saran.................................................................................................................21

Daftar
Pustaka.......................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide
demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi
merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara
didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu
konstitusi dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal
sebagai Negara konstitusional maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat
dan cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tenttang
konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham.
Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas
konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.

Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya.
Mula-mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan
wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada
akhirnya menjadi bangsa. Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu
negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para
ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter sendiri. Istilah bangsa
memiliki berbagai makna dan pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan
terjemahan dari kata “nation” (dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau
bangsa.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Negara?

2. Apa saja pengertian Konstitusi?

3. Bagaimanakah UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia?

4. Mengapa sistem ketatanegaraan Indonesia menjadi Konstitusi Republik Indonesia?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui penertian konstitusi.

2. Untuk mengetahui pengertian Negara.

3. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia.

4. Untuk mengetahui sistem ketatanegaraan Indonesia sebagai Konstitusi Republik Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi


masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara merumuskan
pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M.,
merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Yang
pada saat itu asih dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang dipahami negara masih
dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu negara disebut sebagai negara hukum,
yang didalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut dalam permusyawaratan
(ecclesia). Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi
terselenggarannya negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya

Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus, yang merupakan tokoh
Katolik. Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu Civitas Dei yang artinya negara
Tuhan, dan Civites Terrena atau civites Diaboli yang artinya negara duniawi. Civites Tarrena
ini ditolak Oleh Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civies
Dei. Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang memiliki oleh
sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan
negara adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini.

6
Melainkan jiwanya yang dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk
mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja yang mewakili negara
Tuhan. Meskipun demikian bukan berarti apa yang diluar gereja itu terasing sama seklai dari
Civites Dei (Kusnardi, 1995).

Berbeda dengan konsep penelitian Negara menurut kedua tokoh pemikir negara
tersebut, Nicollo Machiavelli (1469-1527), yang merumuskan Negara sebagai negara
kekuasaan, dalam bukunya ‘II Prin ciple’ yang dahulu merupakan buku referensi pada raja.
Machiavelli memandang negara daru sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara harus ada
sesuatu yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja sebagai pemegang
kekuasaan nengara tidak mungkin hanya mengandalkan kekuasaan hanya pada suatu
moralitas atau kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu negara karena lemahnya kekuasaan
negara. Bahkan yang lebih terkenal lagi ajaran Machiavelli. Tentang tujuan yang dapat
menghalalkan segala cara. Akibat ajaran ini muncullah berbagai praktek pelaksanaan
kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh dari nilai-nilai moral. Berikut ini konsep
pengertian negara modern : Roger H. Soultou, mengemukakan bahwa negara adalah alat-alat
agency atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas
nama masyarakat.

Karakteristik Negara Indonesia memiliki suatu identitas untuk melambangkan


keagungan suatu negara. Seperti negara Indonesia yang memiliki identitas yang dapat
menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas Indonesia menjadikan
bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara. Selain itu identitas
Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermatabat di antara negara-negara lain yang
memiliki beragam kebudayaan, agama, dan memiliki jiwa toleransi maupun solidaritas yang
tinggi2

B. Pengertian Konstitusi

Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah
sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci,
melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan
lainnya. Dalam kasus bentukan negara, kontitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional
sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk

7
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi
merujuk umumnya merujuk pada pinjaman hak kepada warga masyarakatnya. Istilah
konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan
negara.

Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan peraturan baik
tertulis maupuntidak tretulis yang mengatur secara mengikat mengenai cara penyelenggaraan
suatu pemerintahan. Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara.

1Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi ( Yogyakarta:


Paradigma, 2016 ), hlm. 99.

2 Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn di SD/MI ( Medan: AKASHA SAKTI,


2018), hlm. 33

Sistem itu berupa kumpulanm peraturan yang membentuk, mengatur atau memenuhi
negara. Peraturan perundang-undangan tersebut ada yang tretulis sebagai keputusan badan
yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat
menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Terdapat beberapa definisi konstitusi dari pada ahli, yaitu :

a. Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu :

1). Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Konstitusi mencerminkan kehiupan


politik didalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.

2). Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang hidup dalammasyarakat yang
selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum konstitusi dalam hal ini sudah
mengandung pengertian yuridis.

Konstitusi atau undang-undang dapat dianggap sebagai perwujudan dari hukum


tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai
dengan dalil “Goverment by law, not by men” ( pemerintahan berdasarkan hukum, bukan
oleh manusia). Pada permulaan abad ke-19 dan awal abad ke 20, gagasan mengenai

8
konstitusionalisme, (kekuasaan terbatas dan jaminan hak dasar warga negara). Mendapatkan
perumusan secara yuridis.

C. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia

Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD
1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945
adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara yang berada dibawah Pancasila
sebagai Norma Dasar.

1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia


telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat priode, yaitu sebagai
berikut:

a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945
terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan
paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.

b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD RIS
terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.

c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6 bab, 146
pasal, dan beberapa bagian. d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku
UUD 1945.

3 Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa
( Bandung: PT Refika Aditama, 2015 ), hlm. 141

Khasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut:

1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;

2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001,
dan tahun 2002) Amandemen tersebut adalah:

a) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober 1999;

b) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus 2000;

c) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10 November 2001;

9
d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;

Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali ditetapkan oleh


PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan oleh PPKI tersebut
sebenarnya merupakan hasil karya BPUPK melalui siding-sidangnya dari tanggal 29
Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan tanggal 10 Juli sampai 16 juli 1945. Hasil karya
BPUPKI berupa rancangan pembukaaan hukum dasar dari BPUPKI itulah yang
selanjutnya ditetapkan menjadi UUD Negara Indonesia setelah mengalami
perubahan seperlunya oleh PPKI.

Sidang PPKI pertama berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang menghasilkan 3


keputusan penting, yaitu sebagai berikut.

1) Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum


Dasar Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan wakil
presiden.

3) Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk


membentuk presiden.

Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar inin belangsung


sngat singgat yaitu kurang lebih dua jam. Namun dengan semangat persatuan dan
keinginan untuk segera membentuk konstitusi Negara maka penetepan UUD 1945
berjalan dengan lancar.

Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan masalah
yang mendasar. Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah rancangan hokum
dasar yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa perubahan tersebut antara lain:

a. Istilah”hokum dasar” diganti menjadi” undang-undang dasar”,

b. Kata”mukadimah” diganti menjadi”pembukaan”

c. “dalam suatu hukum dasar”diubah menjadi”dalam suatu undang-undang dasar”

d. Diadakannya ketentuan tentang perubahan UUD yang sebelumnya tidak ada;

e. Rumusan”Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi


Pemeluk-Pemluknya” diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa”.

10
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia oleh PPKI
dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.

1. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang Terdiri Dari 4


Alinea

2. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republok Indonesia


terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan dua ayat aturan
tambahan

Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang
terdiri atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau pasal-
pasalnya. Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu naskah yang
dibuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946.
Berdasarkan hal itu maka Naskah Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun II
No. 7 Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:

a) Pembukaan

b) Batang tubuh, dan

c) Penjelasan.

Undang-undang Dasar Neraga Republik Indonesia 18 Agustus 1945 hanya


berlaku dalam waktu singkat yaitu mulai tanggal 18 Agustus 1945 sampai 27
Desember 1949. Sejak 27 Desember diberlakukannya Undang-Undang Dasar baru
disebut kontitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) tahun 1949. Konstitusi kedua
yang berlaku diindonesia adalah Konstitusi Republi Indonesia Serikat disingkat
KRIS atau UUD RIS. Dan UUD Negara Republik Indonesia 18 Agustus 1945 tetap
berlaku tetapi hanya disalah satu Negara bagian RIS yaitu Negara Republik
Indonesia (RI) yang beribu kota di Yogyakarta. Kontitusi Republik Indonesia
Serikat (KRIS) atau UUD RIS 1949 berlaku dari tanggal 27 Desember 1949 sampai
tanggal 17 Agustus 1950, bangsa Indonesia kembali kebentuk Negara kesatuan.
Dengan demikian, UUD RIS 1949 tidak diberlakukan lagi. Priode berlakunya UUD
RIS 1949 daei tanggal 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, oleh Moh.
Yamin disebut konstitusi II.

1) Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.

2) Bagian batang tubuh yang terdiri dari atas 6 bab, 197 pasal dan lampiran.

Beberapa ketentuan pokok dala UUD RIS 1949 antara lain:

a. Bentuk Negara adalah serikat, sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik

11
b. Sistem pemerintahan adalah parlamenter. Dalam sistem pemerintahan ini,
kepala pemerintahan dijabat oleh seorang perdana mentri.perdana mentri apis
saat itu adalah Moh. Hatta.

Konstitusi yang berlaku setelah UUD RIS adalah Undang-Undang Dasar


Sementara (UUDS) 1950. Undang-undang dasar sementara dimaksud sebagai
pengganti dari UUD RIS 1949 setelah Indonesia kembali ke bentuk Negara kesatuan
yang dituangkan dalam Undang-Undang Federal No.7 Tahun 1950 tentang
perubahan konstitusi RepublikIndonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia. Konstitusi inilah yang menyusun UndangUndang
Dasar yang bersifat tetap. UUDS 1950 terdiri atas:

1. Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.

2. Batang tubuh yang terdiri atas 6 bab dan 164 pasal.

3. Bentuk Negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republic;

4. Sistem pemerintah adalah parlementer menurut UUDS 1950;

5. Adanya badan Konstituante yang akan menyusun undang-undang dasar tetap


sebagai pengganti dari UUDS 1950.

Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tidak berhasil menyelesaikan


tugasnya. Situasi ini kemudian memicumunculnya dekrit yang isinya sebagai
berikut:

a) Menetapkan pembubaran Konstituante;

b) Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950;

c) Pembentukan MPRS dan DPAS

2, Proses Amandemen UUD 1995

Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan.


Mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan. Istilah
amandemen sebenarnya merupakan hak, yaitu hak parlemen untuk mengubah atau
mengusulkan perubahan rancangan UU. Perkembangan selanjutnya muncul istilah
amandemen UUD yang artinya perubahan UUD. Istilah perubahan konstitusi itu
sendiri mencangkup dua pengerrtianyaitu:

a. Amandemen konstitusi

12
b. Pembaruhan konstitusi

Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan


addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku.
Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari
konstitusinya.

Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan


memperbaruhi konstitusi negara indonesia agar sesui dengan prinsip-prinsip negara
demokrasi. Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945 maka konstitusi kita
diharapkan semakin baik dan lengkap meyesuikan dengan tuntutan perkembangan
dan kehidupan dan kenegaraan yang demokratis

UUD 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasaar negara republik indonesia
juga haus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan. Untuk itu
perlu dilakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang sejak merdeka sampai masa
pemerintahan presiden soeharto belum pernah dilakukan perubahan.

Tentang perubahan UUD dinyatakan pada pasal 37 UUD 1945 sebagai


berikut:

1. Unsur perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidam majelis


permusyawaratan rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota majelis permusyawaratan

2. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.

3. Untuk mengubah asal-asar UUD, sidang majelis permusyawaratan rakyat diadiri


oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota majelis permusyawaratan
rakyat.

4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan


sekurang-kurangnya 50% ditambah satu anggota dari seluruh anggota majelis
permusyawaratan rakyat.

5. Khusus mengenai bentuk negara kesatuan republik indonesia tidak dapat


dilakukan perubahan

Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh MPR
pada siadang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 oktober
1999. Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh MPR sebanyak 4 kali. Dengan
demikian UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan yaitu sebagai berikut:

13
a. Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999, disahkan 19
oktober 1999.

b. Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan, disahkan 18 agustus 2000.

c. Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10 november


2001

d. Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan PPR, disahkan 10 agustus


2002.

Jadi, pada perubahan keempat ini yang diamandemen sebanyak 13 pasal


serta 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Dengan cara amandemen
ini, UUD 1945 yang asli masih tetap berlaku, hanya beberapa ketentuan yang sudah
diganti dianggap tidak berlaku lagi. Yang beraku adalah ketentuan-ketentuan yang
baru. Naskah perubahan merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari UUD negara republik indonesia tahun 1945.
Dengandemikian, naskah UUD 1945 kita terdiri atas:

1. Naskah asli UUD 1945

2. Naskah perubahan pertama UUD 1945

3. Naskah perubahan kedua UUD 1945

4. Naskah perubahan ketiga UUD 1945

5. Naskah perubahan keempat UUD 1945

Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat tersebut
tertuang dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan perubahannya. Putusan MPR
tersebut tidak menggunakan nomor putusan majelis. Hal inin berbeda dengan jenis
putusan majelis lainnya, yaitu ketetapan majelis dan keputusan majelis yag
menggunakan nomor keputusan majelis. Dengan amandemen tersebut maka
konstitusi negara indonesia UUD 1945 menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah
pasal-pasalnya.

Jumlah keseluruhan pasal yang diubah dari perubahan perama sampai


keempat ada 73 pasal. Namun jumlah nomor pasal tetap yaitu 37 tidak termasuk
aturan peralihan dan aturan tambahan. Perubahan diakukan dengan cara
menambahkan huruf A, B, C, dan seterusnya setelah nomor pasal (angkanya).
Misalnya pasal 28, kemudian pasal 28A, pasal 28B dan seterusnya.

3. Isi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD 1945

14
sekarang ini hanya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pembukaan dan
bagian pasal-pasal. Bagian pembukaan pada umumnya berisi pernyataan luhur dan
cita-cita dari bangsa yang bersangkutan. Namun tidak semua konstitusi negara
meiliki bagian pembukaan ini. Konstitusi malaysia, singapure, dan australia tidak
memiliki bagian pembukaan. Contoh konstitusi negara yang memiliki bagian
pembukaan adalah konstitusi jepang, india, dan amerika serikat.

Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian yang penting dalam konstitusi


negara indonesi. Pembukaa UUD 1945 berisi empat alinie sebagai pernyataan luhur
bangsa indonesia. Selain berisi pernyataan, ia juga berisi cita-cita dan keinginan
bangsa indonesia, dalam bernegara yaitu mencapai masyarakat merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur. Setiap alenia pembukaan UUD 1945 memiliki makna
dan cita-cita tersendiri sebagai satu kesatuan

Alenia pertama berbunyi “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak


segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

Alenia kedua berbunyi “dan perjuangan pergerakkan kemerdekaan


indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara
indonesia, yang merdeka bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”.

Alenia ketiga berbunyi “atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaaannya”.

Alenia keempat sebagai berikut “kemudian dari pada itu untuk membentuk
suatu pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan
seluruh tumpah dara indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu UUD 1945negara indonesia,
yang terbentuk dalam susunan negara republik indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh ikmat

15
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”

D. Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Sistem ketatanegaraan Indonesia menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut.

1. Bentuk Negara adalah kesatuan

2. Bentuk pemerintahan adalah republik.

3. Sistem pemerintahan adalah presidensial.

4. Sistem politi adalah demokrasi atau kedaulatan rakyat.

a. Bentuk Negara Kesatuan

Undang-undang dasar 1945 menetapkan bahwa bentuk susunan Negara


Indonesia adalah kesatuan bukan serikat atau federal. Dasar penetapan ini tertuang
dalam pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan “ Negara Indnesia ailah Negara
Kesatuan, yang berbentuk Republik”.

b. Bentuk Pemerintahan

Republik UUD 1945 menetapkan bahwa bentuk pemerintah Indonesia adalah


republic bukan monarki atau kerajaan. Yang tertuang dalam pasal 1 ayat (1) UUD
1945 yang menyatakan “Negara Indonesia ialah Negara Kesaruan, yang berbentuk
republik”. Berdasarkan pasal tersebut dapat diketahui bahwa “ kesatuan” adalah
bentuk Negara, sedang “republik” adalah bentuk pemerintah.

4 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah


di Perguruan Tinggi ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 71-81.

Sistem Pemerintahan Presidensial

Bedasarkan ketentuan dalam UUD 1945, Indonesia menganut sistem


pemerintahan presidensial. Secara teoritis, sistem pemerintahan dibagi dalam dua
klafikasi besar, yaitu sistem pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan
presidensial.

16
Kelemahan UUD 1945 sebelum perubahan:

1. executive heavy

2. atribusi wewenangyang besarkepada eksekutif,

3. ketentuanyang multitafsir,

4. menggantungkan pada semangatpenyelenggara negara.

KesepakatanPerubahan UUD 1945

1. tidak mengubahPembukaan;

2. mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3. mempertahankansistem presidensiil;

4. memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD 1945 ke dalam
pasal-pasal UUD 1945; dan

5. menempuh cara adendum dalam melakukan Perubahan UUD 1945.

PERUBAHAN MENDASAR

1. penegasan dianutnya supremasi konstitusi menggantikan supremasi MPR,

2. penegasan sistem presidensiil melalui pengaturan masa jabatan dan pemilihan


secara langsung serta mekanisme pemberhentian,

3. perubahan sistem perwakilan ke dalam DPR, DPD, dan MPR,

4. penegasan DPR sebagai pemegang kekuasaan membentuk UU dan pemberdayaan


fungsi serta hak-haknya

5. pengembangan kekuasaan kehakiman, serta

6. perubahan sistem otonomi daerah

PRINSIP CHECKS AND BALANCES

penerapan prinsip checks and balances dalam hubungan antara lembaga


negara berdasarkan prinsip kekuasaan dibatasi kekuasaan (power limited by power)
dan bukan kekuasaan mengawasi kekuasaan lain (power supervises other powers),
apalagi kekuasaan dikontrol oleh kekuasaan lain (power controls other powers).
Kekuasaan pemerintahan dipandang sebagai mahadaya yang harus dibatasi sehingga
tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan(abuseof power).

17
OTONOMI DAERAH

Pasal 18 Ayat (5) UUD 1945: Pemerintahan Daerah menjalankan otonomi


seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan Pemerintah Pusat.

UUD 1945 mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah


yang bersifat khusus atau istimewa. Daerah-daerah yang memang memiliki sifat
khusus dan istimewa mendapatkan jaminan tidak akan kehilangan eksistensinya

UUD 1945 juga mengakui kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
danprinsip negara kesatuan.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan


kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara
merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun
384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya
sebagai negara polis. Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin :
constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan
pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.
Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan
prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan


kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara
merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun
384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya
sebagai negara polis. Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin :
constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan
pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.
Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan
prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya

18
B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan
tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih
dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi Suryani & Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa, Bandung: PT
Refika Aditama, 2015.

Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi , Yogyakarta:


Paradigma, 2016.

Lubis Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan: AKASHA SAKTI, 2018.

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di


Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara,

19

Anda mungkin juga menyukai