KONSTITUSI NEGARA
Dosen Pengampuh:
Elvina Rosy Siregar S.S.,M.PD
Disusun Oleh :
Rizki Yanti
2274201001
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas segalah rahmat yang diberikan-nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul konstitusi negara.
Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin,dalam pembuatan
tugas makalah ini,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi
tugas ilmu negara , makalah ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca. Makalah ini dibuat sedemikian agar pembaca dapat
dengan mudah memahami tentang materi ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah wawasan.
Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran
sangat saya butuhkan guna memperbaiki karya-karya saya di waktu-waktu mendatang.
2
Daftar isi
Judul.......................................................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan
B. Rumusan masalah..............................................................................................2
C. Tujuan pembahasan...........................................................................................2
Bab 2 Pembahasan
A. Pengertian negara..............................................................................................3
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan.......................................................................................................21
B. Saran.................................................................................................................21
Daftar
Pustaka.......................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide
demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi
merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara
didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu
konstitusi dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal
sebagai Negara konstitusional maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat
dan cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tenttang
konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham.
Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas
konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya.
Mula-mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan
wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada
akhirnya menjadi bangsa. Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu
negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para
ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter sendiri. Istilah bangsa
memiliki berbagai makna dan pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan
terjemahan dari kata “nation” (dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau
bangsa.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara
Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus, yang merupakan tokoh
Katolik. Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu Civitas Dei yang artinya negara
Tuhan, dan Civites Terrena atau civites Diaboli yang artinya negara duniawi. Civites Tarrena
ini ditolak Oleh Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civies
Dei. Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang memiliki oleh
sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan
negara adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini.
6
Melainkan jiwanya yang dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk
mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja yang mewakili negara
Tuhan. Meskipun demikian bukan berarti apa yang diluar gereja itu terasing sama seklai dari
Civites Dei (Kusnardi, 1995).
Berbeda dengan konsep penelitian Negara menurut kedua tokoh pemikir negara
tersebut, Nicollo Machiavelli (1469-1527), yang merumuskan Negara sebagai negara
kekuasaan, dalam bukunya ‘II Prin ciple’ yang dahulu merupakan buku referensi pada raja.
Machiavelli memandang negara daru sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara harus ada
sesuatu yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja sebagai pemegang
kekuasaan nengara tidak mungkin hanya mengandalkan kekuasaan hanya pada suatu
moralitas atau kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu negara karena lemahnya kekuasaan
negara. Bahkan yang lebih terkenal lagi ajaran Machiavelli. Tentang tujuan yang dapat
menghalalkan segala cara. Akibat ajaran ini muncullah berbagai praktek pelaksanaan
kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh dari nilai-nilai moral. Berikut ini konsep
pengertian negara modern : Roger H. Soultou, mengemukakan bahwa negara adalah alat-alat
agency atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas
nama masyarakat.
B. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah
sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci,
melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan
lainnya. Dalam kasus bentukan negara, kontitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional
sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk
7
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi
merujuk umumnya merujuk pada pinjaman hak kepada warga masyarakatnya. Istilah
konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan
negara.
Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan peraturan baik
tertulis maupuntidak tretulis yang mengatur secara mengikat mengenai cara penyelenggaraan
suatu pemerintahan. Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara.
Sistem itu berupa kumpulanm peraturan yang membentuk, mengatur atau memenuhi
negara. Peraturan perundang-undangan tersebut ada yang tretulis sebagai keputusan badan
yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat
menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
2). Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang hidup dalammasyarakat yang
selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum konstitusi dalam hal ini sudah
mengandung pengertian yuridis.
8
konstitusionalisme, (kekuasaan terbatas dan jaminan hak dasar warga negara). Mendapatkan
perumusan secara yuridis.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD
1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945
adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara yang berada dibawah Pancasila
sebagai Norma Dasar.
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945
terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan
paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD RIS
terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6 bab, 146
pasal, dan beberapa bagian. d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku
UUD 1945.
3 Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa
( Bandung: PT Refika Aditama, 2015 ), hlm. 141
Khasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut:
2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001,
dan tahun 2002) Amandemen tersebut adalah:
9
d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;
2) Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan wakil
presiden.
Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan masalah
yang mendasar. Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah rancangan hokum
dasar yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa perubahan tersebut antara lain:
10
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia oleh PPKI
dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.
Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang
terdiri atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau pasal-
pasalnya. Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu naskah yang
dibuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946.
Berdasarkan hal itu maka Naskah Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun II
No. 7 Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:
a) Pembukaan
c) Penjelasan.
2) Bagian batang tubuh yang terdiri dari atas 6 bab, 197 pasal dan lampiran.
11
b. Sistem pemerintahan adalah parlamenter. Dalam sistem pemerintahan ini,
kepala pemerintahan dijabat oleh seorang perdana mentri.perdana mentri apis
saat itu adalah Moh. Hatta.
b) Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950;
a. Amandemen konstitusi
12
b. Pembaruhan konstitusi
UUD 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasaar negara republik indonesia
juga haus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan. Untuk itu
perlu dilakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang sejak merdeka sampai masa
pemerintahan presiden soeharto belum pernah dilakukan perubahan.
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh MPR
pada siadang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 oktober
1999. Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh MPR sebanyak 4 kali. Dengan
demikian UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan yaitu sebagai berikut:
13
a. Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999, disahkan 19
oktober 1999.
bagian yang tak terpisahkan dari UUD negara republik indonesia tahun 1945.
Dengandemikian, naskah UUD 1945 kita terdiri atas:
Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat tersebut
tertuang dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan perubahannya. Putusan MPR
tersebut tidak menggunakan nomor putusan majelis. Hal inin berbeda dengan jenis
putusan majelis lainnya, yaitu ketetapan majelis dan keputusan majelis yag
menggunakan nomor keputusan majelis. Dengan amandemen tersebut maka
konstitusi negara indonesia UUD 1945 menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah
pasal-pasalnya.
14
sekarang ini hanya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pembukaan dan
bagian pasal-pasal. Bagian pembukaan pada umumnya berisi pernyataan luhur dan
cita-cita dari bangsa yang bersangkutan. Namun tidak semua konstitusi negara
meiliki bagian pembukaan ini. Konstitusi malaysia, singapure, dan australia tidak
memiliki bagian pembukaan. Contoh konstitusi negara yang memiliki bagian
pembukaan adalah konstitusi jepang, india, dan amerika serikat.
Alenia ketiga berbunyi “atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaaannya”.
Alenia keempat sebagai berikut “kemudian dari pada itu untuk membentuk
suatu pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan
seluruh tumpah dara indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu UUD 1945negara indonesia,
yang terbentuk dalam susunan negara republik indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh ikmat
15
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”
b. Bentuk Pemerintahan
16
Kelemahan UUD 1945 sebelum perubahan:
1. executive heavy
3. ketentuanyang multitafsir,
1. tidak mengubahPembukaan;
3. mempertahankansistem presidensiil;
4. memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD 1945 ke dalam
pasal-pasal UUD 1945; dan
PERUBAHAN MENDASAR
17
OTONOMI DAERAH
UUD 1945 juga mengakui kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
danprinsip negara kesatuan.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
18
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan
tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih
dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi Suryani & Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa, Bandung: PT
Refika Aditama, 2015.
Lubis Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan: AKASHA SAKTI, 2018.
19