KONSTITUSI INDONESIA
Oleh:
KELAS GAB D
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konstitusi Indonesia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Dr. Azainil, M.Si. pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan kelas Gab
D. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Konstitusi Indonesia” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Azainil, M.Si., selaku
dosen pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan kelas Gab D yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan
juga pengetahuan.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan di nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
E. Rangkuman .............................................................................................. 14
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 15
B. SARAN ..................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang
ditandai dengan ide demokrasi dapat dikatakan tanpa konstitusi Negara tidak
mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara.
Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai
hokum dasar.
B. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Konstitusi
5
pengertian konstitusi sampai saat ini dapat menunjuk pada peraturan
ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
C.F. Strong:
“…. a constitution may be said to be a collection of principles according to
which the power of the government, the rights of governed, and the relations
between the two are adjusted (1960).
Aristoteles:
Constitution variously as a community of interests that the citizen of a state
have in common, as the common way of lving, that a state has chosen, and as
in fact the government (Djahiri, 1971)
Russell F. Moore:
The oldest and most general usage is purely descriptive, the constitution of a
country consist of its governmental institutions and the rules which control their
operation (Simorangkir, 1984).
Bolingbroke:
By constitution, we mean, whenever we speak with propriety and exactness,
that assemblage of laws, institution and customs, derived from certain fixed
principles of reason….that compose the general system, according to which
the community had agreed to be governed (Wheare,1975)
3. Konstitusi berfungsi:
membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap
rakyatnya;
memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat
yang dicita-citakan tahap berikutnya;
dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatusistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya;
menjamin hak-hak asasi warga negara.
7
B. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Konstitusi
Indonesia dalam Kehidupan Berbangsa – Negara Indonesia
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal
18 Agustus 1945. Dalam tata susunan peraturan perundang-undangan
Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut jenjang norma
hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara yang berada
dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.
8
Amandemen tersebut adalah:
9
semangat persatuan dan keinginan untuk segera membentuk konstitusi
Negara maka penetapan UUD 1945 berjalan dengan lancar.
Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia
yang terdiri atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian
batang tubuh atau pasal-pasalnya. Adapun bagian penjelasan
dilampirkan kemudian dalam satu naskah yang dibuat dalam Berita
Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946.
Berdasarkan hal itu maka Naskah Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia Tahun II No. 7 Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:
10
a) Pembukaan
b) Batang tubuh, dan
c) Penjelasan.
Pada pertengahan 1997, negara kita dilanda krisis ekonomi dan moneter
yang sangat hebat. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia
dimana hal itu merupakan suatu tantangan yang sangat berat. Akibat dari
krisis tersebut adalah harga-harga melambung tinggi, sedangkan daya beli
masyarakat terus menurun. Sementara itu nilai tukar Rupiah terhadap mata
uang asing, terutama Dolar Amerika, semakin merosot. Menyikapi kondisi
seperti itu, pemerintah berusaha menanggulanginya dengan berbagai
kebijakan. Namun kondisi ekonomi tidak kunjung membaik, walaupun
pemerintah sudah melakukan banyak hal. Keadaan yang semakin memburuk
menyebabkan masyarakat sudah tidak lagi mempercayain pemerintah (krisis
kepercayaan).
11
a. mengamandemen UUD NRI 1945,
b. menghapuskan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia,
c. menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia
(HAM), serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),
d. melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan
daerah,
e. mewujudkan kebebasan pers,
f. mewujudkan kehidupan demokrasi.
12
mulai dari jenjang yang paling tinggi sampai yang rendah. Dalam sejarah
politik hukum di Indonesia, tata urutan peraturan perundang-undangan ini
mengalami beberapa kali perubahan, namun tetap menempatkan UUD NRI
1945 sebagai hukum tertinggi.
13
Salah satu contoh nyata hasil perubahan konstitusi kita yang sangat
penting bagi upaya penyediaan dana pembangunan nasional yakni dalam hal
pajak di mana dalam Pasal 23A berbunyi “Pajak dan pungutan lain yang
bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”.
4) Pada awal era reformasi, adanya tuntutan perubahan UUD NRI 1945
didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI 1945 belum cukup
memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan
rakyat, dan penghormatan terhadap HAM.
.
5) Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI 1945 menjadi
kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Oleh karena itu, MPR
melakukan perubahan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali
perubahan Keempat kali perubahan tersebut harus dipahami sebagai
satu rangkaian dan satu kesatuan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam
menjelaskan tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan
dapat lebih dipertanggung jawabkan.
15