Di Susun Oleh
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan Taufik-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhada pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 15
3.2 Saran........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN KONSTITUSI
Tujuan konstitusi yaitu:
Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang. Hal ini
dimaksudkan apabila tanpa membatasi kekuasaan penguasa, dikhawatirkan konstitusi
tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela
dan bisa merugikan rakyat banyak.
Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain
dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
Pedoman penyelenggaraan negara. Maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi
negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
C. MACAM-MACAM KONSTITUSI
Menurut CF. Strong, konstitusi terdiri dari :
Konstitusi tertulis (documentary constitution / writen constitution) adalah aturan –
aturan pokok dasar negara , bangunan negara dan tata negara, juga aturan dasar
lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan hukum.
Hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau undang-undang dasar
(UUD) yang pada umumnya mengatur mengenai pembentukan, pembagian
wewenang dan cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta perlindungan hak
azasi manusia.
Konstitusi tidak tertulis/konvensi (nondocumentary constitution) berupa kebiasaan
ketatanegaraan yang sering timbul dalam praktek penyelenggaraan negara. Negara
yang dikategorikan sebagai negara yang tidak memiliki konstitusi tertulis adalah
Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini, aturan dasar terhadap semua lembaga-
lembaga kenegaraan dan semua hak azasi manusia terdapat pada adat kebiasaan dan
juga tersebar di berbagai dokumen, baik dokumen yang relatif baru maupun yang
sudah sangat tua seperti Magna Charta yang berasal dari tahun 1215 yang memuat
jaminan hak-hak azasi manusia rakyat Inggris.Karena ketentuan mengenai kenegaraan
itu tersebar dalam berbagai dokumen atau hanya hidup dalam adat kebiasaan
masyarakat itulah maka Inggris masuk dalam kategori negara yang memiliki
konstitusi tidak tertulis.
2.2 KEDUDUKAN UUD NRI TAHUN 1945
Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci Bangsa
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menyatakan proklamasi
kemerdekaannya yaitu dalam suatu Naskah Proklamasi yang dibacakan oleh
Soekarno-Hatta atas nama seluruh bangsa Indonesia. Proklamasi pada hakikatnya
memiliki dua makna, yaitu suatu pernyataan tentang kemerdekaan bangsa Indonesia
dan tindakan-tindakan yang harus segera dilaksanakan berkaitan dengan proklamasi
tersebut, artinya mulai detik proklamasi tersebut bangsa Indonesia menyusun negara
yang merdeka yang memiliki kedaulatan sendiri untuk mewujudkan cita-cita bersama,
yaitu masyarakat yang adil dan makmur, material maupun spiritual. Dalam
Pembukaan UUD 1945, baik pernyataan proklamasi (pada alinea ke-3) maupun
tindakan-tindakan tentang pembentukan Negara Republik Indonesia terinci sejak
alinea ke-3.
Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat adanya tertib hukum Indonesia Dalam alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 ditemukan unsur-unsur yang menurut ilmu hukum
merupakan syarat bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia, yaitu suatu kebulatan
dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum.
Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental Di dalam
suatu tertib hukum terdapat urut-urutan susunan yang bersifat hirarkis, dimana UUD
(pasal-pasalnya) bukanlah merupakan suatu tertib hukum yang tertinggi. Di atasnya
masih ada dasar-dasar pokok dari UUD ataupun hukum dasar yang tidak tertulis yang
pada hakikatnya terpisah dari UUD atau hukum dasar yang tidak tertulis itu yang
dinamakan Pokok Kaidah yang Fundamental. Berdasarkan unsur-unsur yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 maka menurut ilmu hukum tatanegara,
Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya telah memenuhi syarat sebagai Pokok Kaidah
Negara yang Fundamental (Staatsfundamentalnorm).
Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber semangat bagi UUD 1945 Pembukaan
UUD 1945, yang terkandung di dalamnya pokok-pokok pikiran yang inti sarinya
adalah Pancasila, pada hakikatnya merupakan sumber semangat bagi para
penyelenggara negara, para pemimpin pemerintahan, para penyelenggara partai serta
golongan fungsional, dan seluruh alat perlengkapan negara lainnya.
Pembukaan UUD 1945 Mempunyai Kedudukan Kuat dan Tetap Sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental, Pembukaan UUD 1945 memiliki hakikat kedudukan
hukum yang kuat, bahkan secara yuridis tidak dapat diubah oleh siapapun, terlekat
pada kelangsungan hidup negara. Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar, rangka dan
suasana bagi kehidupan negara dan tertib hukum Indonesia Dalam pengertian ini, isi
yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 bilamana dirinci secara sistematis
merupakan suatu kesatuan yang bertingkat dan berfungsi sebagai dasar, rangka, dan
suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
(....................................)
3.2 Saran.
(...............................................)
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi
https://pengertianahli.id/2013/08/pengertian-konstitusi-negara-menurut-ahli.html