Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSTITUSI DAN DEMOKRASI

Di Ajukan Pada Matkul Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Indra Lorenly Nainggolan,SH.,MH

Di Susun Oleh

Hary Wiguna Raharja (201610215192)

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
TAHUN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan Taufik-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

    Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhada pembaca.
   

                                                                                       Bekasi,01 Mei, 2019


   
                                                                                              

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR………………………………………………………. i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang……………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan masalah………………………………………………………… 1

1.3 Tujuan penulisan…………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi.................................................................................. 3

2.2 Kedudukan UUD NKRI Tahun 1945.......................................................... 4

2.3 Pengertian Demokrasi.................................................................................. 4

2.4 Norma dalam demokrasi............................................................................... 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 15

3.2 Saran........................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di dunia banyak sekali sistem pemerintahan dan konstitusi  yang di anut oleh suatu
negara. Sistem pemerintahan dan Konstitusi yang dianut oleh suatu negara dpilih berdasarkan
seberapa cocok suatu negara menggunakan sistem pemerintahan. Setiap negara mempunyai
sistem pemerintahan yang berbeda-beda. Sistem demokrasi sangat bermacam-macam seperti
sistem demokrasi liberal, parlementer, demokrasi kerajaan, dan lain sebagainya.  Contohnya
di Indonesia menggunakan sistem pemerintahan demokrasi, yaitu sistem pemerintahan yang
dari, oleh, dan untuk rakyat.
Selain demokrasi kali ini penulis akan membahas tentang konstitusi. Seperti halnya
demokrasi, konstitusi disetiap negara juga berbeda-beda tergantung dari seberapa cocok suatu
negara menggunakan konstitusi tersebut. Misalnya, konstitusi di Indonesia adalah UUD
1945. Tentunya ini merupakan suat konstitusi yang dianggap paling baik yang di terapkan di
indonesia.
Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan dan konstitusi suatu negara tentunya ada
permasalahan-permasalahan yang terjadi selama pelaksanaanya. Oleh karena itu penulis
menyusun makalah ini untuk memaparkan segala sesuatau yang berhubungan dengan
demokrasi, konstitusi dan permasalahanya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apakah pengertian dari konstitusi?
b. Bagaimana kedudukan UUD NKRI tahun 1945?
c. Apakah pengertian dari demokrasi?
d. Apa sajakah norma-norma dalam demokrasi?

1.3 TUJUAN MASALAH


a. Dapat memahami pengertian konstitusi di indonesia
b. Dapat mengetahui kedudukan UUD NKRI tahun 1945
c. Dapat memahami pengertian dari demokrasi
d. Dapat mengetahui norma-norma dalam demokrasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KONSTITUSI
Konstitusi (constituante) atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD dalam
negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara
biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang
terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-
peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-
prinsip entitas politik dan hukum. Istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan
konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum
termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara
pada umumnya. Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga
masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara. 
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisi
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara. Namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal). Namun, menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijakan dan distibusi maupun alokasi. Undang-Undang Dasar tergolong hukum dasar yang
tertulis, sedangkan hukum dasar yang tidak tertulis adalah aturan-aturan dasar yang timbul
dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis. Hukum dasar
yang tidak tertulis ini sering disebut konvensi.
Istilah perkataan “konstitusi” berasal dari bahasa Perancis Constituer dan Constitution, kata
pertama berarti membentuk, mendirikan atau menyusun, dan kata kedua berarti susunan atau
pranata (masyarakat). Dengan demikian konstitusi memiliki arti; permulaan dari segala
peraturan mengenai suatu Negara. Pada umumnya langkah awal untuk mempelajari hukum
tata negara dari suatu negara dimulai dari konstitusi negara bersangkutan. Mempelajari
konstitusi berarti juga mempelajari hukum tata negara dari suatu negara, sehingga hukum tata
negara disebut juga dengan constitutional law.
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu “constituer” (Perancis)
atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi mengandung
makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda
menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar
(grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-
undang Dasar.

A. PENGERTIAN KONSTITUSI MENURUT BEBERAPA AHLI


Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu Negara berupa
kumpulan peraturan-peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam
pemerintahan suatu Negara. Peraturan disini merupakan gabungan antara ketentuan-
ketentuan yang memiliki sifat hukum (legal) dan yang tidak memiliki sifat hukum (non legal)
(KC Wheare).
Konstitusi memiliki kedudukan sebagai aturan main bagi rakyat untuk konsolidasi
posisi politik dan hukum, untuk mengatur kehidupan bersama dalam rangka mewujudkan
tujuannya dalam bentuk Negara (C.F. Strong ).
Konstitusi adalah suatu kerangka masyarakat politik (Negara) yang diorganisir
dengan dan melalui hukum. Dengan kata lain, hukum menetapkan adanya lembaga-lembaga
permanen dengan fungsi yang telah diakui dan hak-hak yang telah ditetapkan ( James
Bryce).
Konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di dalam masyarakat
seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam masyarakat misalnya kepala
negara angkatan perang, partai politik (Lasalle).
Konstitusi mempunyai arti luas daripada uud. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis
tettapi juga sosiologis dan politis (Herman heller).
Konstitusi berasal dari bahasa latin cisme yang berarati bewrsama dengan dan statute
yang berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara
bersama. (Koernimanto soetopawiro).
Dari beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa Konstitusi / UUD dapat diartikan
sebagai peraturan dasar yang memuat ketentuan – ketentuan pokok dan menjadi satu sumber
perundang- undangan. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun
tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam
suatu masyarakat Negara

B. TUJUAN KONSTITUSI
Tujuan konstitusi yaitu:
 Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang. Hal ini
dimaksudkan apabila tanpa membatasi kekuasaan penguasa, dikhawatirkan konstitusi
tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela
dan bisa merugikan rakyat banyak.
 Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain
dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
 Pedoman penyelenggaraan negara. Maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi
negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

C. MACAM-MACAM KONSTITUSI
Menurut CF. Strong, konstitusi terdiri dari :
 Konstitusi tertulis  (documentary constitution / writen constitution) adalah aturan –
aturan pokok dasar negara , bangunan negara dan tata negara,  juga aturan dasar
lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan hukum.
Hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau undang-undang dasar
(UUD) yang pada umumnya mengatur mengenai pembentukan, pembagian
wewenang dan cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta perlindungan hak
azasi manusia.
 Konstitusi tidak tertulis/konvensi (nondocumentary constitution) berupa kebiasaan
ketatanegaraan yang sering timbul dalam praktek penyelenggaraan negara. Negara
yang dikategorikan sebagai negara yang tidak memiliki konstitusi tertulis adalah
Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini, aturan dasar terhadap semua lembaga-
lembaga kenegaraan dan semua hak azasi manusia terdapat pada adat kebiasaan dan
juga tersebar di berbagai dokumen, baik dokumen yang relatif baru maupun yang
sudah sangat tua seperti Magna Charta yang berasal dari tahun 1215 yang memuat
jaminan hak-hak azasi manusia rakyat Inggris.Karena ketentuan mengenai kenegaraan
itu tersebar dalam berbagai dokumen atau hanya hidup dalam adat kebiasaan
masyarakat itulah maka Inggris masuk dalam kategori negara yang memiliki
konstitusi tidak tertulis.
2.2 KEDUDUKAN UUD NRI TAHUN 1945
 Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci Bangsa
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menyatakan proklamasi
kemerdekaannya yaitu dalam suatu Naskah Proklamasi yang dibacakan oleh
Soekarno-Hatta atas nama seluruh bangsa Indonesia. Proklamasi pada hakikatnya
memiliki dua makna, yaitu suatu pernyataan tentang kemerdekaan bangsa Indonesia
dan tindakan-tindakan yang harus segera dilaksanakan berkaitan dengan proklamasi
tersebut, artinya mulai detik proklamasi tersebut bangsa Indonesia menyusun negara
yang merdeka yang memiliki kedaulatan sendiri untuk mewujudkan cita-cita bersama,
yaitu masyarakat yang adil dan makmur, material maupun spiritual. Dalam
Pembukaan UUD 1945, baik pernyataan proklamasi (pada alinea ke-3) maupun
tindakan-tindakan tentang pembentukan Negara Republik Indonesia terinci sejak
alinea ke-3.

 Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat adanya tertib hukum Indonesia Dalam alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 ditemukan unsur-unsur yang menurut ilmu hukum
merupakan syarat bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia, yaitu suatu kebulatan
dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum.

 Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental Di dalam
suatu tertib hukum terdapat urut-urutan susunan yang bersifat hirarkis, dimana UUD
(pasal-pasalnya) bukanlah merupakan suatu tertib hukum yang tertinggi. Di atasnya
masih ada dasar-dasar pokok dari UUD ataupun hukum dasar yang tidak tertulis yang
pada hakikatnya terpisah dari UUD atau hukum dasar yang tidak tertulis itu yang
dinamakan Pokok Kaidah yang Fundamental. Berdasarkan unsur-unsur yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 maka menurut ilmu hukum tatanegara,
Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya telah memenuhi syarat sebagai Pokok Kaidah
Negara yang Fundamental (Staatsfundamentalnorm).

 Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber semangat bagi UUD 1945 Pembukaan
UUD 1945, yang terkandung di dalamnya pokok-pokok pikiran yang inti sarinya
adalah Pancasila, pada hakikatnya merupakan sumber semangat bagi para
penyelenggara negara, para pemimpin pemerintahan, para penyelenggara partai serta
golongan fungsional, dan seluruh alat perlengkapan negara lainnya.

 Pembukaan UUD 1945 Mempunyai Kedudukan Kuat dan Tetap Sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental, Pembukaan UUD 1945 memiliki hakikat kedudukan
hukum yang kuat, bahkan secara yuridis tidak dapat diubah oleh siapapun, terlekat
pada kelangsungan hidup negara. Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar, rangka dan
suasana bagi kehidupan negara dan tertib hukum Indonesia Dalam pengertian ini, isi
yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 bilamana dirinci secara sistematis
merupakan suatu kesatuan yang bertingkat dan berfungsi sebagai dasar, rangka, dan
suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia.

2.3 Pengertian Demokrasi


(........................)

2.4 Norma dalam demokrasi


(...............................)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(....................................)

3.2 Saran.
(...............................................)
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi
https://pengertianahli.id/2013/08/pengertian-konstitusi-negara-menurut-ahli.html

K.C. Wheare, Konstitusi-Konstitusi Modern, Pustaka Eureka, Surabaya, 2005.

Anda mungkin juga menyukai