Anda di halaman 1dari 22

NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD NKRI 1945

DAN KONSTITUSIONAL KETENTUAN PERUNDANGAN DI

BAWAH UUD

Dosen Pengampu : Mawardi Nurullah, S.Pd.,

M.Pd Mata Kuliah : Pendidikan pancasila

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Ika Apriyani (231011600194)


2. Edwan Samosir Saitak uma (231011600200)
3. Adit Saputra (231011600190)

PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAMULANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-nya. sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang

berjudul “NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD NKRI 1945

DAN KONSTITUSIONAL KETENTUAN PERUNDANGAN DI BAWAH UUD”

dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Shalawat serta salam senantiasa kita kirimkan kepada baginda besar nabi Muhammad

SAW dan para sahabatnya. Penyusunan Makalah ini dilakukan sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan tugas kelompok untuk Matakuliah Pengantar Ilmu

Ekonomi.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia

pendidikan. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1

1.2 TUJUAN....................................................................................................2

1.3 MANFAAT................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi.................................................................................3

2.2 Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa Negara ......................4

2.3 Menggali Sumber Hiatoris , Sosiologis , Dan Politik Tentang Konstitusi


Dalam Kehidupan Berbangsa ..................................................................5

2.4 Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tntangan Konstitusi


Dalam Kehidupan Berbangsa....................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN.......................................................................................11

3.2. SARAN...................................................................................................12

DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Indonesia memiliki 2 lembaga
yang sangat penting, yaitu
Negara dan
konstitusi. Konstitusi
merupakan undang-undang dasar
yang terdiri dari undang-
undang tertulis dan undang-
undang tidak tertulis. Konstitusi
tertulis yaitu Undang-
undang dasar republik
Indonesia tahun 1945, UUD
NRI memuat norma-norma
dan ketentuan dasar yang
mengatur tentang hak warga
Negara, hubungan warga
Negara dengan Negara serta
pembatasan kekuasaan
penyelenggara Negara secara
umum. Sehingga konstitusi
memiliki kedudukan tertinggi
dalam sebuah Negara,
yang menjadi pedoman dalam
suatu Negara.
Konstitusi adalah seperangkat
aturan atau hukum yang berisi
ketentuan
tentang bagaimana
pemerintahan diatur dan
dijalankan. UUD NRI tahun
1945
telah mengalami perubahan,
perubahan terjadi karena hasil
pergolakan politik
pada masanya. Perubahan
konstitusi tidak hanya
bergantung pada norma
peruabahan, tetapi ditentukan
oleh kelompok elit politik
yang memegang suara
mayoritas di lemabaga yang
mempunyai wewenang
melakukan perubahan.
Perubahan tersebut bertujuan
untuk memperkuat konstitusi.
2 Tujuan dan manfaat
penulisan makalah
Adapun tujuan penulisan
makalah nilai dan norma
konstitusional uud nkri 1945
dan konstitusional ketentuan
perundangan dibawah UUD ini
adalah:
1. Untuk meningkatkan
pengetahuan tentang nilai dan
norma konstitusi
2. Meningkatkan rasa patuh
terhadap pentingnya konstitusi
dalam kehidupan
sehari-hari
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki 2 lembaga yang sangat penting, yaitu Negara dan
konstitusi. Konstitusi merupakan undang-undang dasar yang terdiri dari undang-
undang tertulis dan undang-undang tidak tertulis. Konstitusi tertulis yaitu Undang-
undang dasar republik Indonesia tahun 1945, UUD NRI memuat norma-norma
dan ketentuan dasar yang mengatur tentang hak warga Negara, hubungan warga
Negara dengan Negara serta pembatasan kekuasaan penyelenggara Negara secara
umum. Sehingga konstitusi memiliki kedudukan tertinggi dalam sebuah Negara,
yang menjadi pedoman dalam suatu Negara.
Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan
tentang bagaimana pemerintahan diatur dan dijalankan. UUD NRI tahun 1945
telah mengalami perubahan, perubahan terjadi karena hasil pergolakan politik
pada masanya. Perubahan konstitusi tidak hanya bergantung pada norma
peruabahan, tetapi ditentukan oleh kelompok elit politik yang memegang suara
mayoritas di lemabaga yang mempunyai wewenang melakukan perubahan.
Perubahan tersebut bertujuan untuk memperkuat konstitusi.

1.2 Tujuan dan manfaat penulisan makalah


Adapun tujuan penulisan makalah nilai dan norma konstitusional uud nkri 1945
dan konstitusional ketentuan perundangan dibawah UUD ini adalah:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang nilai dan norma konstitusi
2. Meningkatkan rasa patuh terhadap pentingnya konstitusi dalam kehidupan
sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. Pengertian konstitusi
konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ket
dikenal dengan constituer, Constituer (bahasa Prancis) berarti membentuk,
pembentukan. Yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah membentuk
suatu negara.Dalam bahasa Latin/Italia\ dikenal dengan constitutio, dalam bahasa
Inggris constitution, dalam bahasa Belanda digunakan istilah constitutie, dalam
bahasa Jerman dikenal dengan istilah verfassung, sedangkan dalam bahasa Arab
digunakan istilah masyrutiyah (Riyanto, 2009).
Defenisi konstitusi oleh para ahli :

 Herman Heller. Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas daripada undang-
undang Dasar. Konstitusi tidah hanya bersifat yuridis, tetapi mengandung
pengertian sosiologisdan politis.

 Oliver Cromwell. Undang-undang Dasar itu merupakan “instrumen of


govermen”, yaitu bahwa Undang-undang dibuat sebagai pegangan untuk
memerintah. Dalam arti ini, Konstitusi identik dengan Undang-undang dasar.

 F. Lassalle. Konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara


kaekuasaan yang terdapat didalam masyarakat seperti golongan yang
mempunyai kedudukan nyata didalam masyarakat, misalnya kepala negara,
angkatan perang, partai politik, buruh tani, pegawai, dan sebagainya.

 Prayudi Atmosudirdjo. Konstitusi adalah hasil atau produk sejarah dan proses
perjuangan bangsa yang bersangkutan, Konstitusi merupakan rumusan dari
filsafat, cita-cita, kehendak dan perjuangan suatu bangsa. Konstitusi adalah
cermin dari jiwa, jalan pikiran, mentalitas dan kebudayaan suatu bangsa.

K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu


negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur
/memerintah dalam pemerintahan suatu negara.

 L.J Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun


peraturan tak tertulis.

 Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme


yang berarti bersama dengan dan statute yang berarti membuat sesuatu agar
berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara bersama.
Berdasarkan uraian di atas, maka kita mempunyai dua macam pengertian
tentang konstitusi itu, yaitu konstitusi dalam arti sempit dan konstitusi dalam arti
luas.
a. Dalam arti sempit, konstitusi merupakan suatu dokumen atau seperangkat
dokumen yang berisi aturan-aturan dasar untuk menyelenggarakan negara.
b. Dalam arti luas, konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan
1. Fungsi konstitusi
a) Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan
konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi
dalam arti luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti
luas meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik, peraturan
perundang-undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam arti sempit
berupa Undang-Undang Dasar (Astim Riyanto, 2009).
b) Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian
rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warganegara akan lebih
terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl
Joachim Friedrich dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah
merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas
nama rakyat, tetapi yang dikenakan beberapa pembatasan yang
diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk
pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas
untuk memerintah (Thaib dan Hamidi, 1999).
c) Konstitusi berfungsi: (a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan
penguasa agar dalam menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang
terhadap rakyatnya; (b) memberi suatu rangka dasar hukum bagi
perubahan masyarakat yang dicitacitakan tahap berikutnya; (c) dijadikan
landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya; (d) menjamin
hak-hak asasi warga negara

2.2. Perlunya Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia?


Karena tidak ada pembentukan awal suatu bangsa, maka setiap negara harus
memiliki konstitusi. Negara dijalankan melalui konstitusi. Akibatnya, kedudukan
ketatanegaraan dalam suatu ketatanegaraan menjadi penting dan strategis. Negara
hukum harus menganut konsep konstitusionalisme. Konstitusi berguna untuk
membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa negara. Konstitusi negara di satu
sisi dimaksudkan untuk membatasi kekuasaan penyelenggaran negara dan di sisi
lain untuk menjamin hak-hak dasar warga Negara. Aturan-aturan dasar dalam
UUD NRI 1945 tersebut merupakan bukti adanya pembatasan kekuasaan
pemerintahan di Indonesia. Tidak dapat kita bayangkan bagaimana jadinya jika
kekuasaan pemerintah tidak dibatasi. Tentu saja penguasa akan memerintah
󶂢
dengan sewenang wenang. Mengapa demikian? Ingat tentang hukum besi
kekuasaan bahwa 97 setiap kekuasaan pasti memiliki kecenderungan untuk
berkembang menjadi sewenang-wenang, seperti dikemukakan oleh Lord Acton:
“Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely”.
Inilah alasan mengapa diperlukan konstitusi dalam kehidupan berbangsa-
negara Indonesia, yakni untuk membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak
memerintah dengan sewenang-wenang. Konstitusi juga diperlukan untuk
membagi kekuasaan dalam negara. Pandangan ini didasarkan pada fungsi
konstitusi yang salah satu di antaranya adalah membagi kekuasaan dalam negara
(Kusnardi dan Ibrahim, 1988). Bagi mereka yang memandang negara dari sudut
kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan maka konstitusi dapat
dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimana
kekuasaan dibagi di antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Konstitusi menentukan cara-cara bagaimana
pusat-pusat kekuasan itu bekerja sama dan menyesuaikan diri satu sama lain serta
merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam negara.

2.3 Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Konstitusi dalam


Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia
Tujuan sejarah adalah untuk membuat kehidupan bangsa di masa depan lebih
cerdas. Hobbes mengklaim bahwa manusia berada dalam "status naturalis" yang
sama dengan serigala. Sampai ada pepatah "homo homini lupus," yang berarti
"yang kuat mengalahkan yang lemah," muncul menjadi ada.Pandangan bellum
omnium contra omnes mengikuti:Konflik habis-habisan.Orang yang tinggal di
lingkungan seperti itu akhirnya menjadi lebih mungkin untuk membuat
kesepakatan satu sama lain, atau factum unionis.Selain itu, istilah "factum
subjectionis" mengacu pada kesepakatan rakyat untuk menyerahkan
kekuasaannya kepada penguasa dalam rangka menegakkan kesepakatan rakyat.
Raja Louis XIV adalah seorang diktator dalam sejarah Prancis. Sebelum Louis
XVI mengenakan Guillotine, konstitusionalisme, yang berarti membatasi kekuatan raja
dan berarti bahwa penguasa membutuhkan kekuasaan dan karena itu harus menentukan
secara ekspilisit, serangkaian peristiwa yang melibatkan para penegak hak asasi manusia
yang mengakibatkan terciptanya berbagai dokumen hak asasi manusia . contohnya Magna
Charta di Inggris , Bill of Rights dan Declaration of Independence dalam sejarah Amerika
Serikat , dan Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Kewarganegaraan di Perancis .
Konsekuensinya , konstitusi juga di perlukan untuk pembagian kekuasaan dalam negara ,
salah satu fungsi konstitusi menurut Kusnardi dan Ibrahim ( 1998 ) , untuk membagi
kekuasaan . Konstitusi dapat di anggap sebagai lembaga atau kelompok kekuasaan

Kita yang memutuskan bagaimana cabang legislatif ,eksekutif, dan yudikatif dari pemerintah
negara bagian berinteraksi satu sama lain.
Orang yang melihatnya melalui lensa kekuasaan dan kekuasaan melihatnya
sebagai organisasi kekuasaan. Konstitusi menentukan bagaimana pusat-pusat
kekuasaan bekerja sama dan beradaptasi satu sama lain, membangun hubungan
antara kekuasaan negara.

2.4. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Konstitusi


dalam Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia
UUD 1945 yang disusun sebagai undang-undang dasar tertulis dan mulai
berlaku pada tanggal 5 Juli 1959 adalah konstitusi Indonesia saat ini. Berbagai
perkembangan dan modifikasi telah terjadi pada konstitusi Indonesia. Yang
pertama adalah UUD 1945 yang mulai berlaku. dari 18 Agustus 1945 sampai 27
Desember 1949. Namun pada tahun berikutnya, konstitusi diubah dan Konstitusi
RIS didirikan, yang berlaku sampai 17 Agustus 1950. Agresi militer Belanda,
yang mengharuskan perubahan bentuk konstitusi , adalah dorongan untuk
modifikasi yang relatif singkat ini. Konstitusi Indonesia harus diubah sebagai
akibat dari transisi dari pemerintahan presidensial ke parlementer. Konstitusi
parlementer Indonesia menjadikan Presiden Soekarno sebagai kepala negara dan
bukan kepala pemerintahan.
Karena Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak
cukup memuat landasan bagi kehidupan demokrasi, pemberdayaan rakyat, dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia, maka banyak terjadi pemberontakan
oleh mahasiswa dan masyarakat pada awal reformasi. Diperlukan hal-hal sebagai
berikut:
a. mengamandemen UUD NRI 1945
b. menghapuskan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia.
c. menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia
(HAM), serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN
. melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan
daerah
e. mewujudkan kebebasan pers
f. mewujudkan kehidupan demokrasi
Tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 telah berkembang menjadi kebutuhan bersama di kalangan masyarakat
Indonesia. Sesuai dengan kewenangannya yang dituangkan dalam Pasal 37
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, MPR melakukan
empat kali amandemen berdasarkan hal tersebut. Pem
a. Perubahan Pertama, pada Sidang Umum MPR 1999.
b. Perubahan Kedua, pada Sidang Tahunan MPR 2000.
c. Perubahan Ketiga, pada Sidang Tahunan MPR 2001.
d. perubahan Keempat, pada Sidang Tahunan MPR 2002
. melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan
daerah
e. mewujudkan kebebasan pers
f. mewujudkan kehidupan demokrasi
Tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 telah berkembang menjadi kebutuhan bersama di kalangan masyarakat
Indonesia. Sesuai dengan kewenangannya yang dituangkan dalam Pasal 37
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, MPR melakukan
empat kali amandemen berdasarkan hal tersebut. Pem
a. Perubahan Pertama, pada Sidang Umum MPR 1999.
b. Perubahan Kedua, pada Sidang Tahunan MPR 2000.
c. Perubahan Ketiga, pada Sidang Tahunan MPR 2001.
d. perubahan Keempat, pada Sidang Tahunan MPR 2002
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai Nilai dan Norma Konstitusional UUD NRI dapat
saya Tarik sebuah kesimpulan, bahwa Konstitusi memiliki arti yaitu suatu naskah
yang di dalam nya memuat keseluruhan Peraturan-Peraturan yang mengatur
dengan mengikat dalam Penyelenggaran ketatanegaraan dalam suatu negara.
Aturan-aturan itu juga dibuat berdasarkan nilai dan norma yang ada dimasyarakat
dan juga yang terkandung dalam Pancasila. Pada dasarnya konstitusi terdiri dari
konstitusi tertulis dan tidak tertulis, konstitusi tertulis juga disebut Undang-
Undang dasar yang memuat semua aturan di Indonesia. Konstitusi tidak tertulis
sama dengan konvensi, artinya konstitusi ini tercantum secara tertulis seperti
Undang-Undang tetapi lebih kepada sebuah Konstitusi atau hukum kebiasaan
yang melejat di dalam masyarakat. Konstitusional ini harus ditaati dan dipatuhi
sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat.

3.2. SARAN
Kita sebagai Negara harus bisa menaati peraturan yang telah dibuat oleh
pemerintahan, sehingga kita bisa menjadi masyarakat yang cinta perdamaian dan
mampu memahami arti konstitusi dan pentingnya konstitusi di Negara yang kita
cintai ini

DAFTAR PUSTAKA

Nurwardani, Paristiyanti.dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk


Perguruan Tinggi. Cetakan 1. Jakarta: Ristekdikti
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Indonesia memiliki 2 lembaga
yang sangat penting, yaitu
Negara dan
konstitusi. Konstitusi
merupakan undang-undang dasar
yang terdiri dari undang-
undang tertulis dan undang-
undang tidak tertulis. Konstitusi
tertulis yaitu Undang-
undang dasar republik
Indonesia tahun 1945, UUD
NRI memuat norma-norma
dan ketentuan dasar yang
mengatur tentang hak warga
Negara, hubungan warga
Negara dengan Negara serta
pembatasan kekuasaan
penyelenggara Negara secara
umum. Sehingga konstitusi
memiliki kedudukan tertinggi
dalam sebuah Negara,
yang menjadi pedoman dalam
suatu Negara.
Konstitusi adalah seperangkat
aturan atau hukum yang berisi
ketentuan
tentang bagaimana
pemerintahan diatur dan
dijalankan. UUD NRI tahun
1945
telah mengalami perubahan,
perubahan terjadi karena hasil
pergolakan politik
pada masanya. Perubahan
konstitusi tidak hanya
bergantung pada norma
peruabahan, tetapi ditentukan
oleh kelompok elit politik
yang memegang suara
mayoritas di lemabaga yang
mempunyai wewenang
melakukan perubahan.
Perubahan tersebut bertujuan
untuk memperkuat konstitusi.
2 Tujuan dan manfaat
penulisan makalah
Adapun tujuan penulisan
makalah nilai dan norma
konstitusional uud nkri 1945
dan konstitusional ketentuan
perundangan dibawah UUD ini
adalah:
1. Untuk meningkatkan
pengetahuan tentang nilai dan
norma konstitusi
2. Meningkatkan rasa patuh
terhadap pentingnya konstitusi
dalam kehidupan
sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai