Disusun Oleh :
Kelompok: 2
Nama : Nur Azizah
Kelas : Reguler 1 A
NPM : 221104012087
1
BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- nya sehingga kami bisa menyusun tugas Pendidikan
Pancasila ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu “
Memahami Konstitusi Dalam Teori Dan Praktik” itu sangat berarti untuk anak
bangsa dari mulai dini.Semuanya perlu dibahas pada makalah ini kenapa
memahami konstitusi dalam teori dan praktik itu sangat diperlukan serta layak
dijadikan bagaikan modul pelajaran.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bpk. Guru mata kuliah Pendidikan Pancasila.Kepada pihak yang sudah
menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta
waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
2
BAB II
3
2) Menurut I Dewa Gede Atmadja
4
5) Menurut Ferdinand Lassalle
5
B. Fungsi dan Tujuan konstitusi
Fungsi Konstitusi
Tujuan dan fungsi konstitusi dalam sebuah negara berubah dari zaman ke
zaman. Sebagai contoh, pada masa peralihan dari negara feodal monarki atau
oligarki dengan kekuasaan mutlak penguasa ke negara nasional demokrasi,
kedudukan konstitusi adalah sebagai benteng pemisah antara rakyat dengan
penguasa yang kemudian secara bertahap memiliki fungsi sebagai alat rakyat
dalam memperjuangkan kekuasaannya melawan golongan penguasa.
6
Oleh karena konstitusi sendiri adalah hukum yang dianggap paling tinggi
tingkatannya, sehingga tujuan konstitusi sebagai hukum tertinggi juga untuk
mencapai dan mewujudkan tujuan yang tertinggi.
1. keadilan
2. ketertiban
3. perwujudan nilai ideal seperti kemerdekaan, kebebasan, kesejahteraan, dan
kemakmuran bersama, sebagaimana dirumuskan sebagai tujuan bernegara oleh
para pendiri negara (the founding fathers and mothers).
7
C. Nilai Dan Sifat Konstitusi
Nilai Konstitusi
1. Nilai Normatif
Apabila suatu konstitusi telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi
mereka konstitusi itu bukan hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi
merupakan suatu kenyataan (reality) dalam arti sepenuhnya diperlukan dan
efektif. Dengan kata lain Konstitusi itu dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
Sebagai contoh dapat diberikan Konstitusi Amerika Serikat dimana kekuasaan
eksekutif, legislative dan yudikatif menjalankan fungsinya masing masing secara
terpisah.
2. Nilai Nominal
Dalam hal ini konstitusi itu menurut hukum memang berlaku, tetapi
kenyataannya tidak sempurna. Ketidaksempurnaan berlakunya suatu konstitusi ini
jangan dikacaukan bahwa sering kali suatu konstitusi yang tertulis berbeda dari
konstitusi yang di praktekan. Sebab suatu konstitusi itu dapat berubah-ubah, baik
karena perubahan formil seperti yang di cantumkan dalam konstitusi itu sendiri
maupun karena kebiasaan ketatanegaraan umpamanya. Yang dimaksud di sini
bahwa suatu konstitusi itu secara hukum berlaku, namun berlakunya itu tidak
sempurna, karena ada pasal-pasal yang dalam kenyataannya tidak berlaku.
3. Nilai Semantic
Konstitusi itu secara hukum tetap berlaku, tetapi dalam kenyataan hanya
sekedar untuk memberi bentuk dari tempat yang telah ada dan untuk
melaksanakan kekuasaan politik. Mobilitas kekuasaan yang dinamis untuk
mengatur, yang menjadi maksud yang esensial dari suatu konstitusi diberikan
demi kepentingan pemegang kekuasaaan yang sebenarnya. Jadi dalam hal ini
konstitusi hanya sekedar istilah saja, sedangkan pelaksanaanya selalu dikaikan
dengan kepentingan pihak penguasa. Konstitusi yang demikian nilainya hanya
semantic saja. Pada intinya keberlakuan dan penerapan konstitusinya hanya untuk
kepentingan bagaimana mempertahankan kekuasaaan yang ada.
8
Sifat Konstitusi
Secara umum, suatu konstitusi memiliki sifat-sifat antara lain, formal dan materiil,
tertulis dan tidak tertulis serta flexibel (luwes) dan rigid (kaku) sebagai berikut :
Konstitusi dalam arti formal berarti konstitusi yang tertulis dalam suatu
ketatanegaraan suatu negara. Dalam pandangan ini suatu konstitusi baru bermakna
apabila konstitusi tersebut telah berbentuk naskah tertulis dan diundangkan, misal
UUD 1945. Konstitusi materiil adalah konstitusi yang jika dilihat dari segi isinya
yang merupakan peraturan bersifat mendasar dan fundamenta. Artinya tidak
semua masalah yang penting harus dimuat dalam konstitusi, melainkan hal-hal
yang bersifat pokok, dasar, atau asas-asasnya saja.
9
D. Syarat Dan Lingkup Konstitusi
Syarat Kostitusi :
1. Adanya asas legalitas yang berarti pemerintah bertindak semata-mata atas dasar
hukum yang berlaku.
2. Adanya kebebasan dan kemandirian kekuasaan kehakiman terutama dalam
fungsinya untuk menegakkan hukum dan keadilan.
3. Adanya jaminan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.
4. Adanya pemerintahan berdasarkan sistem konstitusi atau hukum dasar.
Konstitusi tidak sja aturan yang tertulis,namun juga mengenai apa saja
yang dipraktikan dalam kegiatan penyelenggaran negara. Pengaturannya tidak
terbatas dengan organ negara beserta komposisi dan fungsinya, baik di tingkah
pusat maupun di pemerintahan daerah, namun juga mengatur mengenai
mekanisme hubungan antara negara atau organ negara dengan warga negaranya.
10
E. Teori Perubahan Konstitusi
Sistem kedua, bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi asli
yang tetap berlaku. Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan
amandemen dari konstitusi yang asli tadi. Perubahan konstitusi yang
menggunakan sistem pertama berarti berjadinya pergantian suatu konstitusi atau
Undang-Undang Dasar (UUD) yang lama dengan adanya konstitusi atau Undang-
Undang Dasar yang baru. Perubahan konstitusi yang menggunakan sistem kedua
yang berarti dilakukan amandemen dari konstitusi atau Undang-Undang Dasar
juga pernah dialami di Indonesia, yaitu terjadi amandemen terhadap UUD 1945,
yaitu amandemen UUD 1945 yang pertama tahun 1999, yang kedua tahun 2000,
yang ketiga tahun 2001, yang keempat tahun 2002.
11
Mengenai prosedur perubahan konstitusi, menurut C.F. Strong (Thaib,
2003: 51), bahwa cara perubahan konstitusi ada empat macam yaitu;
Pada bagian ini dibahas perubahan UUD 1945, perubahan pertama, kedua,
ketiga dan keempat dengan fokus substansi perubahan yang terjadi. Pada
perubahan pertama, substansi perubahan dimaksudkan untuk pembatasan masa
jabatan Presiden dan Wakil Presiden, hanya dua periode masa jabatan saja.
Perubahn kedua, substansi perubahan dimaksudkan untuk mempertegaskan hal-
hal tentang Hak-hak Asasi Manusia dan memperkokoh eksistensi DPR sebagai
lembaga legislatif. Perubahan ketiga, substansi perubahan dimaksudkan untuk
mengembalikan kedaulatan rakyat dari MPR kepada rakyat, sehingga berimplikasi
pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat.
12
F. Memahami Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
Sehingga, pembukaan UUD 1945 yang memuat dasar filsafat negara dan
UUD merupakan satu kesatuan. Meskipun dapat dipisahkan, tetapi tetap
merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.
13
G. Sejarah Terbentuknya UUD 1945
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai
saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di
semua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri
sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah janji, penjajah
tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan menguras kekayaan
bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi
ingat akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat
Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang
sampai saat kemerdekaan tiba.
14
Pasca kemerdekaan Republik Indonesia diraih, kebutuhan akan sebuah
konstitusi tampak tak bisa lagi ditawar-tawar dan harus segera diformulasikan,
sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat, tatkala
UUD 1945 berhasil diresmikan menjadi konstitusi oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI, Dokuritsu Junbi Inkai).
15
H. Periodisasi Keberlakuan Konstitusi Di Indonesia
16
I. Substansi UUD 1945 Pasca Amandemen
17
3. Amandemen UUD 1945 yang ketiga
Amandemen UUD 1945 yang ketiga dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR
2001 tanggal 1-9 November 2001. Perubahan ketiga terhadap UUD 1945
ditetapkan tanggal 9 November 2001.
18
BAB III
Penutup
A.Kesimpulan
B.Saran
19
Daftar Pustaka
https://pusdik.mkri.id/index.php?page=web.Download2&id=1204#:~:text=Ruang
%20Lingkup%20Konstitusi%3A&text=Pengaturannya%20tidak%20terbatas
%20dengan%20organ,organ%20negara%20dengan%20warga%20negaranya.
20
%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16643549228325&referrer=https%3A
%2F%2Fwww.google.com
G. Sejarah Terbentuknya UUD 1945
https://katadata.co.id/intan/berita/619fbb8dbea3d/latar-belakang-perumusan-
teks-uud-1945-dan-sejarahnya#:~:text=Dalam%20sejarahnya%2C%20UUD
%201945%20dirancang,ketua%20dengan%2019%20orang%20anggota.
21