KATA PENGANTAR
Kelompok 1
DAFTAR ISI
COVER/SAMPUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I ..................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
C. Tujuan .......................................................................................................................... 3
D. Manfaat ........................................................................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5
A. Pengertian Konstitusi................................................................................................. 5
B. Istilah Konstitusi......................................................................................................... 7
C. Kedudukan Konstitusi ................................................................................................ 9
D. Macam-Macam Konstitusi ......................................................................................... 9
E. Sifat dan Fungsi Konstitusi ....................................................................................... 9
F. Tujuan Konstitusi ...................................................................................................... 11
G. Substansi Konstitusi.................................................................................................. 12
H. Pentingnya Konstitusi Dalam Negara ..................................................................... 14
I. Perubahan Konstitusi di Negara Indonesia ............................................................. 15
J. Klasifikasi Konstitusi ................................................................................................. 20
BAB III ................................................................................................................................ 21
PENUTUP ........................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 21
B. Saran ........................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi konstitusi adalah aturan dasar mengenai ketatanegaraan suatu
negara. Kedudukannya merupakan hukum dasar dan hukum tertinggi. Konstitusi
memiliki dua sifat yaitu kaku dan luwes. Adapun fungsi konstitusi adalah membatasi
kekuasaan dan menjamin HAM. Isinya berupa pernyataan luhur, struktur dan
organisasi negara, jaminan HAM, prosedur perubahan, dan larangan perubahan
tertentu. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia terdiri dari 1. UUD 1945
(KonstitusiI), 2. Konstitusi RIS 1949, 3. UUDS 1950, 4. UUD 1945 Amandemen.
Amandemen konstitusi terdiri dari pengertian, hasil-hasil dan sikap yang seharusnya
positif-kritis dan mendukung terhadap proses Amandemen UUD 1945. Pelaksanaan
Konstitusi di Indonesia pernah terjadi penyimpangan, yang mana bertujuan untuk
menjadi pelajaran bagi masa depan.
Pesan Bijak:
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konstitusi ?
2. Bagaimana sifat dan fungsi Konstitusi ?
3. Apa kedudukan konstitusi?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu konstitusi.
D. Manfaat
Manfaat belajar konstitusi adalah supaya lebih tahu hukum dasar tertulis yang
merupakan aturan-aturan yang ada di Indonesia, supaya dapat mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari, bahwa KONSITUSI itu sangat penting.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari kata constitution (Bhs.Inggris) – constitutie (Bhs.
Belanda) –constituer (Bhs.Perancis), yang berarti membentuk, menyusun, menyatakan.
Dalam Bahasa Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau disamakan artinya dengan UUD.
Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang disebut
negara. Konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara,
yaitu berupa kumpulan peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah negara.
Pengertian konstitusi menurut para ahli :
a)Koernimanto soetopawiro
Istilah konstitusi berasal dari Bahasa Latin cisme yang berarti bersama dengan
dan statute yang berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan
secara bersama.
b)Lasalle
Konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat didalam masyarakat
seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata didalam masyarakat misalnya
kepala negara angkatan perang, partaipolitik.
c)Herman heller
Konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat
yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.
d)K. C. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur/memerintah dalam pemerintahan suatu
negara.
1) Kontitusi itu berasal dari Bahasa Prancis yakni constituer yang berarti
membentuk.
2) Dalam Bahasa Latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu “Cume”
berarti bersama dengan dan “Statuere” berarti membuat sesuatu agar berdiri
atau mendirikan, menetapkan sesuatu, sehingga menjadi “constitution”.
3) Dalam istilah Bahasa Inggris (constution) konstitusi memiliki makna yang
lebih luas dan undang-undang dasar. Yakni konstitusi adalah keseluruhan dari
peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
secara mengikat cara-cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan
dalam suatu masyarakat.
4) Dalam terminilogi hukum islam (FiqhSiyasah) konstitusi dikenal dengan
sebutan DUSTUS yang berate kumpulan faedah yang mengatur dasar dan
kerjasama antar sesama anggota masyarakat dalam sebuah Negara.
5.) Menurut pendapat James Bryce, mendefinisikan konstitusi sebagai suatu
kerangka masyarakat politik (Negara yang diorganisir dengan dan melalui
hukum). Dengan kata lain konstitusi dikatakan sebagai kumpulan prinsip-
prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintahan, hak-hak rakyat dan
hubungan diantara keduanya.
2. Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi berarti piagam dasar
atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar
negara. Contohnya adalah UUD 1945.
Sesungguhnya pengertian konstitusi berbeda dengan Undang Undang Dasar, hal
tersebut dapat dikaji dari pendapat L. J. Apeldorn dan Herman Heller. Menurut
Apeldorn, konstitusi tidaklah sama dengan UUD. Undang-Undang Dasar hanyalah
sebatas hukum yang tertulis, sedangkan konstitusi disamping memuat hukum dasar
yang tertulis juga mencakup hukum dasar yang tidak tertulis. Adapun menurut
Herman Heller, konstitusi mencakup tiga pengertian, yaitu:
Die politische verfassung als gesselchaffliche wirklichkeit, yaitu konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu
kewajiban.
Die verselbstandigte rechtverfassung, yaitu mencari unsur-unsur hukum dari
konstitusi yang hidup dalam masyarakat tersebut untuk dihadirkan sebagai
suatu kaidah hukum.
Die geschriebene verfassung, yaitu menuliskan konstitusi dalam suatu naskah
sebagai peraturan perundangan yang tertinggi derajatnya dan berlaku dalam suatu
negara.
Konstitusi sebagai hukum dasar berisi aturan-aturan dasar atau pokok-pokok
penyelenggaraan negara. Aturan-aturan itu masih bersifat umum.
B. Istilah Konstitusi
Istilah konstitusi secara umum menggambarkan keseluruhan system ketatanegaraan
suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur atau
memerintah negara, peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis dan ada yang tidak
tertulis. Sehubungan dengan konstitusi ini para sarjana dan Ilmuan Hukum Tata Negara
terjadi perbedaan pendapat:
1. Kelompok yang menyamakan konstitusi dengan undang-undang;
2. Kelompok yang membedakan konstitusi dengan undang-undang.
Menurut paham Herman Heller, konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari
undang-undang. Dia membagi konstitusi dalam tiga pengertian antaralain:
a. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan (Die Polotiche Verfasung Als Gesellchaftliche)
b. Unsur-unsur hokum dari konstitusi yang hidup dalam masyarakat dijadikan sebagai
suatu kesatuan hukum dan tugas mencari unsur-unsur hukum ”Abstraksi”.
c. Ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi dan berlaku dalam
suatu negara.
4. Adanya keinginan untuk menjamin kerjasama yang efektif antar negara bagian.
C. Kedudukan Konstitusi
Konstitusi menempati kedudukan yang begitu krusial didalam kehidupan
ketatanegaraan sebuah Negara sebab konstitusi menjadi tolak ukur kehidupan berbangsa
dan bernegara yang penuh dengan fakta sejarah perjuangan para pahlawannya. Hampir
semua Negara didunia memiliki konstitusi, kecuali inggris yang memang tidak memiliki
konstitusi atau undang-undang dasar. Walupun demikian setiap konstitusi yang
mempunyai kedudukan resmi/formal yang relative sama, yaitu hukum dasar dan hukum
tinggi:
Konstitusi sebagai hukum dasar
Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena berisi aturan dan ketentuan
tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu Negara.
Konstitusi sebagai hukum tertinggi
Konstitusi lazimnya juga diberikan kedudukan sebagai hukum tertinggi dalam
tata hukum yang bersangkutan.
D. Macam-Macam Konstitusi
Menurut C. F. Strong, konstitusi memiliki bentuk tertulis dan tidak tertulis.
Konstitusi tertulis adalah aturan–aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan
tatanegara, demikian juga aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu
bangsa didalam persekutuan hukum negara. Konstitusi tidak tertulis/konvensi adalah
berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul. Adapun syarat–syarat konvensi
adalah : Diakui dandipergunakan berulang–ulang dalam praktik penyelenggaraan
negara, tidak bertentangan dengan UUD 1945, memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.
Konstitusi merupakan tonggak atau awal terbentuknya suatu negara dan menjadi dasar
utama bagi penyelenggaran negara. Oleh sebab itu, konstitusi menempati posisi penting
dan strategis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Konstitusi juga menjadi
tolak ukur kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan bukti sejarah
perjuangan para pendahulu sekaligus memuat ide-ide dasar yang digariskan oleh pendiri
negara (the founding fathers). Konstitusi memberikan arahan kepada generasi penerus
bangsa dalam mengemudikan negara menuju tujuannya.
F. Tujuan Konstitusi
Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan sewenang–
wenang pemerintah, menjamin hak-hak pihak yang diperintah (rakyat) dan menetapkan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Sehingga pada hakekatnya tujuan konstitusi
merupakan perwujudan paham tentang konstitusionalisme yang berarti pembatasan
terhadap kekuasaan pemerintah disatu pihak danjaminan terhadap hak-hak warga Negara
maupun setiap penduduk dipihak lain.
praktik penyelenggaraan tata pemerintahan, ia belum bisa dikatakan sebagai negara yang
konstitusional atau menganut paham konstitusi demokrasi.
Tujuan – tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tujuan, yaitu:
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan pembatasan sekaligus
pengawasan terhadap kekuasaan politik;
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri;
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa
dalam menjalankan kekuasaannya.
G. Substansi Konstitusi
1)Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis (written constitution
and unwritten constitution). Suatu konstitusi disebut tertulis bila berupa
(Doumentary Constitution), sedangkan konstitusi tidak tertulis tidak berupa satu
naskah (Non-Doumentary Constitution) dan banyak dipengaruhi oleh tradisi
konvensi.
2) Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution). Yang
dimaksud dengan konstitusi yang fleksibel adalah konstitusi yang diamandemen
tanpa adanya prosedur khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi
yang mensyaratkan suatu adanya prosedur khusus dalam melakukan amandemen.
Dikatakan konstitusi itu flexible apabila konstitusi itu memungkinkan adanya
perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan masyarakat (contoh konstitusi
inggris dan selandia baru). Sedangkan konstitusi itudikatakan kaku atau rigid apabila
konstitusi itu sulit diubah sampai kapanpun (contoh : USA, Kanada, Indonesia dan
Jepang).
4) Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).
Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam
negara (tingkatan peraturan perundang-undangan). Konstitusi tidak derajat tinggi.
Prof. Mr. Djokosutono melihat pentingnya konstitusi dari dua segi. Pertama, dari
segi sisi (naar de Inhoud) karena konstitusi memuat dasar dari struktur dan memuat
fungsi negara. Kedua, dari segi bentuk (Naar de Maker) oleh karena yang memuat
konstitusi bukan sembarangan orang atau lembaga. Mungkin bisa dilakukan oleh raja,
raja dengan rakyatnya, badan konstituante atau lembaga diktator. Pada sudut pandang
yang kedua ini, . C. Wheare menggkaitkan pentingnya konstitusi dengan peraturan
hukum dalam arti sempit, dimana konstitusi dibuat oleh badan yang mempunyai
”wewenang hukum” yaitu sebuah badan yang diakui sah untuk memberikan kekuatan
hokum pada konstitusi.
Apabila ada berkehendak untuk mengubah konstitusi maka lembaga Negara yang
berwenang, mengajukan usul perubahan kepada rakyat melalui referendum. Dalam
referendum ini rakyat menyampaikan pendapatnya dengan jalan menerima atau menolak
usul perubahan yang telah disampaikan kepada mereka. Penentuan diterima atau
ditolaknya suatu usul perubahan diatur dalam konstitusi
1. Melalui suara mayoritas dari seluruh unit pada Negara federal. (By a majority of
all units of a federal state). Cara ini berlaku pada Negara federal. Perubahan
terhadap konstitusi ini harus dengan persetujuan sebagian besar Negara bagian.
Usul perubahan konstitusi diajukan oleh Negara serikat tetapi keputusan akhir
berada ditangan Negara bagian. Usul perubahan juga dapat diajukan oleh Negara
bagian.
2. Melalui konvensi istimewa. (By a special conventions)
Cara ini dapat dijalankan pada Negara kesatuan dan Negara serikat. Bila terdapat
kehendak untuk mengubah UUD maka sesuai ketentuan yang berlaku dibentuklah suatu
lembaga khusus yang tugas serta wewenangnya hanya mengubah konstitusi. Usul
perubahan dapat berasal dari masing-masing lembaga kekuasaan dan dapat pula berasal
dari lembaga khusus tersebut. Bila lembaga khusus tersebut telah melaksanakan tugas
dan wewenangnya sampai selesai dengan sendirinya dia bubar.
Pada dasarnya dua metode amandemen konstitusi yang paling banyak dilakukan di
Negara-negara yang menggunakan konstitusi kaku : pertama dilakukan oleh lembaga
legislative dengan batasan khusus dan yang kedua, dilakukan rakyat melalui referendum.
Dua cara yang lain dilakukan pada Negara federal. Meski tidak universal dan konvensi
istimewa umumnya hanya bersifat permisif (dapat dipakai siapa saja dan dimana saja).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa konstitusi dari berbagai Negara dapat
dikemukakan hal-hal yang diatur dalam konstitusi mengenai perubahan konstitusi, yaitu:
J. Klasifikasi Konstitusi
Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau dokumen yang dapat
dijumpai pada sejumlah hukum dasar yang diadopsi atau dirancang oleh para
penyusun konstitusi dengan tujuan untuk memberikan ruang lingkup seluas
mungkin bagi proses undang-undang biasa untuk mengembangkan konstitusi
itu sendiri dalam aturan-aturan yang sudah disiapkan.
Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan proses yang
panjang misalnya dalam penentuan Qourum, Amandemen, Referendum dan
konvensi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang
disebut Negara.
2. Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigit (kaku).
Konstitusi negara memiliki sifat fleksibel/luwes apabila konstitusi itu
memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan
jaman dan dinamika masyarakatnya.
Sedangkan konstitusi negara dikatakan rigit/kaku apabila konstitusi itu sulit
untuk diubah kapanpun.
Adapun fungsi konstitusi adalah :
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
DAFTAR PUSTAKA
http://amin-si.blogspot.com
http://www.ilmusiana.com/2015/04/fungsi-negara-paling-lengkap.html?m=l
http://herrypkn.blogspot.com/2012/07/pengertian-fungsi-dan-tujuan-
negara_31.html?=l
https://dieks2010.wordpress.com/2010/08/27/pengertian-fungsi-dan-tujuan-negara-
kesatuan-republik-indonesia/
https://rinastkip.wordpress.com/2012/12/24/makalah-pkn-negara-dan-konstitusi/
http://materikuliahku123.blogspot.co.id/2016/02/makalah-negara-pengertian-
negara-tujuan.html
https://www.wikipedia.com/2019/04/22/definisi-umum-konstitusi.html?m=l