DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
1. FIFI ARSYKA (223310972)
2. FITRAH INDAH LESTARI (223310973)
3. JERRY BUHPELDIN (223310977)
DOSEN PENGAMPU :
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Konsep dan urgensi konstitusi , Alasan
perlunya konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sumber historis, sosiologis,
dan politis tentang Konstitusi. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Dosen pada mata kuliah yang sedang dipelajari. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Konstitusi yang berada di Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Junaidi Indrawadi, M.Pd selaku
dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 4
Daftar isi
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
A. Pengertian konstitusi 6
1. Fungsi konstitusi 9
2. Tujuan konstitusi 10
3. Nilai-nilai konstitusi 10
4. Macam-macam konstitusi 11
1. Kesimpulan 18
2. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB 1
PENDAHULUAN
Negara adalah bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan manusia. Pada
prinsipnya, setiap warga negara adalah warga negara dari suatu negara dan harus tunduk
kepada otoritas negara, karena organisasi negara mencakup semua orang di wilayahnya
dan otoritas negara berlaku untuk orang-orang ini. Sebaliknya, negara juga memiliki
kewajiban terhadap anggota. Melalui kehidupan negara dengan pemerintahan yang ada di
dalamnya, orang ingin mencapai tujuan tertentu, seperti mencapai perdamaian, ketertiban,
dan kesejahteraan masyarakat. Tanpa organisasi pemerintah, keadaan masyarakat ini sulit
dicapai, karena tidak ada pemerintah yang mengatur kehidupan mereka bersama.
Dalam hidup bernegara, anda dapat menemukan beberapa aturan yang mengatur
bagaimana pemerintahan dijalankan. Misalnya, siapa yang menjalankan kekuasaan
pemerintahan dan bagaimana kekuasaan tersebut diperoleh. Anda juga dapat menemukan
adanya beberapa aturan yang sama sekali tidak berhubungan dengan cara-cara
pemerintahan dijalankan. Misalnya, bagaimana aturan mengendarai kendaraan bermotor
di jalan raya dan bagaimana cara mencari keadilan jika hak dilanggar orang lain.
Agar pemerintah suatu negara yang memiliki kekuatan untuk mengatur kehidupan
masyarakat tidak bertindak sewenang-wenang, ada sistem regulasi yang mengaturnya.
Sistem kontrol menggambarkan hierarki atau peringkat dari tingkat aturan tertinggi ke
aturan terendah. Aturan tingkat tertinggi di suatu negara disebut konstitusi. Konstitusi
berharap bahwa organisasi negara terorganisasi dan terorganisir dengan baik dan
pemerintah tidak akan bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat mereka.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelasikan tugas yang diberikan dosen
yaitu tentang :
1. Konsep Dan Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara
2. Alasan Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara
3. Sumber Historis, Sosiologis, Dan Politis Tentang Konstitusi Dalam Kehidupan
Berbangsa-Negara Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fungsi Konstitusi
1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan
konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi
dalam arti luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti luas
meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik, peraturan perundang-
undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam arti sempit berupa Undang-
Undang Dasar (Astim Riyanto, 2009).
2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa,
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Dengan demikian, diharapkan hak-hak warganegara akan lebih terlindungi.
Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim Friedrich
dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan
kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang
dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa
kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh
mereka yang mendapat tugas untuk memerintah (Thaib dan Hamidi, 1999).
3. Konstitusi berfungsi:
(a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya;
(b) memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang
dicitacitakan tahap berikutnya;
(c) dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya;
(d) menjamin hak-hak asasi warga negara.
Selain fungsi konstitusi diatas, ada pendapat lain menurut C.F. Strong, pada
prinsipnya fungsi konstitusi adalah untuk membatasi kewenangan tindakan
pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Berikut ini adalah fungsi konstitusi
secara umum:
1. Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadi
kesewenang-wenangan yang dapat dilaukan oleh pemerintah, sehingga
hak-hak bagi warga negara dapat terlindungi dan tersalurkan.
2. Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara.
3. Fungsi konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.
4. Fungsi konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan.
5. Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambing.
6. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan
warga suatu Negara.
3. Tujuan konstitusi
a) Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang
maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan
berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela
Dan bisa merugikan rakyat banyak.
b) Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM
orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.
c) Pedoman penyelenggaraan Negara maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi Negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
4. Nilai konstitusi
a) Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu
bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti
hukum (legal), tetapi juga nyata 46 berlaku dalam masyarakat dalam arti
berlaku efektif dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
b) Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi
tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal-pasal tertentu
tidak berlaku/tidak seluruh pasal-pasal yang terdapat dalam UUD itu
berlaku bagi seluruh wilayah Negara.
c) Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk
kepentingan penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa
menggunakan konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan
politik.
5. Macam-macam konstitusi
a) Menurut CF. Strong konstitusi terdiri dari:
Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution/writen constitution)
adalah aturan-aturan pokok dasar Negara, bangunan negara dan
tata Negara, demikian juga aturan dasar lainnya yang mengatur
perikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan hukum Negara.
Konstitusi tidak tertulis/konvensi (nondokumentary constitution)
adalah berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.
Hal-hal yang terjadi jika suatu negara tidak memiliki konstitusi adalah :
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya”.
Berdasarkan uraian di atas, maka kita mempunyai dua macam pengertian tentang
konstitusi itu, yaitu konstitusi dalam arti sempit dan konstitusi dalam arti luas :
Jika kita mengartikan konstitusi secara sempit, yakni sebagai suatu dokumen atau
seperangkat dokumen, maka Kerajaan Inggris tidak memiliki konstitusi yang termuat
dalam satu dokumen tunggal. Inggris tidak memiliki dokumen single core
konstitusional. Konstitusi Inggris adalah himpunan hukum dan prinsip-prinsip Inggris
yang diwujudkan dalam bentuk tertulis, dalam undang-undang, keputusan pengadilan,
dan perjanjian. Konstitusi Inggris juga memiliki sumber tidak tertulis lainnya,
termasuk parlemen, konvensi konstitusional, dan hak-hak istimewa kerajaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Konstitusi adalah implementasi dari aturan hukum dalam hubungan antara masyarakat
dan pemerintah. Konstitusionalisme menciptakan situasi yang dapat meningkatkan
rasa aman karena pembatasan pada otoritas pemerintah yang sebelumnya didirikan.
2. Tiga pandangan peran konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu:
Pandangan pertama mengasumsikan bahwa setiap negara memiliki konstitusi, tetapi
konstitusi tidak boleh dilihat sebagai segalanya. Pandangan kedua berasumsi bahwa
konstitusi tidak lebih dari aturan dasar negara dalam penyelenggaraan negara, dan
yang terpenting bagi negara adalah penyelenggaraan negara yang jujur, berwibawa
dan taat hukum. Pandangan ketiga berasumsi bahwa konstitusi tidak terlalu berperan
dalam kehidupan bernegara.
3. Pada awal era reformasi, adanya tuntutan perubahan UUD NRI 1945 didasarkan pada
pandangan bahwa UUD NRI 1945 belum cukup memuat landasan bagi kehidupan
yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan penghormatan terhadap HAM. Di
samping itu, dalam tubuh UUD NRI 1945 terdapat pasal-pasal yang menimbulkan
penafsiran beragam (multitafsir) dan membuka peluang bagi penyelenggaraan negara
yang otoriter, sentralistik, tertutup, dan praktik KKN.
3.2 Saran
Dengan adanya Pendidikan tentang konstitusi diharapkan kepada generasi
penerus bangsa wajib untuk menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum
dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat,
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian. Apabila terdapat saran maupun kritik yang sekiranya ingin
disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan mohon
untuk memaafkan, kami manusia tak ada yang sempurna maupun luput dari
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
References
Dr. Drs. Ismail, M. (2020). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Pasuruan, Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara
Media.
Sumber lain :
http://sukesti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/82738/4_Buku_PKWN_IV.pdf