Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Definisi Konstitusi adalah aturan dasar mengenai ketatanegaraan suatu
negara. Kedudukannya merupakan hukum dasar dan hukum tertinggi.
Konstitusi memiliki dua sifat yaitu kaku dan luwes. Adapun fungsi konstitusi
adalah membatasi kekuasaan dan menjamin Hak Asasi Manusia (HAM).
Isinya berupa pernyataan luhur, struktur dan organisasi negara, jaminan
HAM, prosedur perubahan, dan larangan perubahan tertentu. Konstitusi yang
pernah berlaku di Indonesia terdiri dari 1. UUD 1945 (Konstitusi 1) 2.
Konstitusi RIS 1949, 3. UUDS 1950, 4. UUD 1945 Amandemen.
Amandemen konstitusi terdiri dari pengertian, hasil-hasil dan sikap
seharusnya positif-kritis dan mendukung terhadap proses Amandemen UUD
1945. Pelaksanaan Konstitusi di Indonesia pernah terjadi penyimpangan,
yang mana bertujuan untuk menjadi pelajaran bagi masa depan.
Pesan Bijak :
1. “Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi
konstitusional, UUD mempunyai yang khas yaitu membatasi kekuasaan.
2. “Pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan
tidak bersifat sewenang-wenang”(Miriam Budiharjo). ”Kekuasaan
cenderung diselewengkan, semakin besar kekuasaan, semakin besar
kecenderungan untuk diselewengkan”(Lord Acton).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Konstitusi ?
2. Bagaimana sifat dan fungsi Konstitusi ?
3. Apa kedudukan Konstitusi ?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu Konstitusi
2. Dapat mengetahui sifat dan fungsi Konstitusi
3. Dapat mengetahui kedudukan Konstitusi

Hukum Konstitusi 1
1.4 Manfaat
Dapat mempelajari konstitusi adalah upaya lebih mengetahui hukum
dasar tertulis yang merupakan aturan-aturan yang ada di Indonesia, supaya
faham dan dapat mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa
konstitusi itu sangat penting.

Hukum Konstitusi 2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari kata constitution (Bahasa Inggris) – constitutie
(Bhasa Belanda) – constituer (Basa Prancis), yang berarti membentuk,
menyusun, menyatakan. Dalam bahasa Indonesia, konstitusi diterjemahkan
atau disamakan artinya dengan UUD. Konstitusi menurut makna katanya
berarti dasar susunan suatu badan politik yang disebut negara. Konstitusi
menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu
berupa kumpulan peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah
negara. Pengertian konstitusi menurut para ahli :
3 Koernimanto soetopawiro
Istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme yang berarti
bersama dengan statute yang berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi
konstitusi berarti menetapkan secara bersama.
4 Lasalle
Konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang
terdapat di dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai
kedudukan nyata di dalam masyarakat misalnya kepala negara,
angkatan perang dan partai politik.
5 Herman heller
Konstitusi mempunyai arti luas daripada uud. Konstitusi tidak hanya
bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.
6 K.C Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan
suatu negara yang berupa kump ulan peraturan yang
membentuk mengatur/memerintah dalam pemerintahan suatu
negara.
Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan
badan yang berwenang, dan ada yang tidak tertulis berupa konvensi. Dalam
konsep dasar konstitusi,  pengertian konstitusi :
1. Kontitusi itu berasal dari bahasa Prancis yakn i constituer yang
berarti membentuk.

Hukum Konstitusi 3
2. D a l a m b a h a s a l a t i n k o n s t i t u s i b e r a s a l d a r i g a b u n g a n
d u a k a t a y a i t u “ C u m e ”  berarti bersama dengan “Statuere” berarti
membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu,
sehingga menjadi “constitution”.
3. Dalam istilah bahasa inggris (constitution) konstitusi memiliki
makna yang lebih luas dan undang-undang dasar. Yakni konstitusi
adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun
tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana
sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
4. Dalam terminilogi hukum islam (Fiqih Siyasah) konstitusi
dikenal dengan sebutan DUSTUS yang berati kumpulan faedah yang
mengatur dasar dan kerja sama antar sesama anggota masyarakat
dalam sebuah Negara.
5. Menurut pendapat James Bryce, mendefinisikan konstitusi sebagai suatu
kerangka masyarakat politik (Negara yang diorganisir
d e n g a n d a n m e l a l u i hukum). Dengan kata lain konstitusi dikatakan
sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintahan, hak-hak rakyat dan hubungan diantara keduanya.
Dalam perkembangannya, istilah konstitusi mempunyai dua pengertian,
yaitu :
1. Dalam pengertian luas (dikemukakan oleh Bolingbroke) konstitusi berarti
keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Seperti
halnya hukum pada umumnya, hukum dasar tidak selalu merupakan
dokumen tertulis atau tidak tertulis atau dapat pula campuran dari dua
unsur tersebut. sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-undang
Dasar dan hukum dasar yang tidak tertulis/Konvensi. Konvensi sebagai
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktek  penyelenggaraan bernegara mempunyai sifat :
a) Merupakan kebiasaan yang berulangkali dalam praktek
penyelenggaraan  negara.
b) Tidak bertentangan dengan hukum dasar tertulis / Undang-undang
Dasar dan  berjalan sejajar.
c) Diterima oleh rakyat Negara bersifat melengkapi sehingga
memungkinkan sebagai aturan dasar yang tidak terdapat dalam

Hukum Konstitusi 4
Undang-undang Dasar. Konstitusi sebagai hukum dasar memuat
aturan-aturan dasar atau pokok-pokok penyelenggaraan bernegara,
yang masih bersifat umum atau bersifat garis besar dan perlu
dijabarkan lebih lanjut kedalam norma hukum dibawahnya.
2. Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi piagam
dasar atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-
peraturan dasar negara. Contohnya adalah UUD 1945.
Sesungguhnya pengertian konstitusi berbeda dengan dengan Undang-
Undang Dasar, hal tersebut dapat dikaji dari pendapat L.J Apeldorn
dan Herman Heller. Menurut Apeldorn, konstitusi tidaklah sama dengan
UUD. Undang-Undang Dasar hanyalah sebatas hukum yang tertulis,
sedangkan konstitusi di samping memuat hukum dasar yang
tertulis juga mencakup hukum dasar yang tidak tertulis. Adapun
menurut Herman Heller, konstitusi mencakup tiga pengertian, yaitu :
a) Die politische verfassung als gesselchaffliche wirklichkeit , yaitu
konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat
sebagai suatu kewajiban.
b) Die verselbstandigte rechtverfassung, y a i t u m e n c a r i u n s u r - u n s u r
h u k u m d a r i konstitusi yang hidup dalam masyarakat tersebut untuk
dihadirkan sebagai suatu kaidah hukum.
c) Die geschriebene verfassung, yaitu menuliskan konstitusi dalam
suatu naskah sebagai peraturan perundangan yang tertinggi
derajatnya dan berlaku dalam suatu negara.
Konstitusi sebagai hukum dasar berisi aturan-aturan dasar atau pokok-pokok
penyelenggaraan negara. Aturan-aturan itu masih bersifat umum.

2. 2 Istilah Konstitusi
Istilah konstitusi secara umum menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang
membentuk mengatur atau memerintah negara, peraturan-peraturan tersebut
ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis. Sehubungan dengan konstitusi
ini para sarjana dan Ilmuan Hukum Tata Negara terjadi perbedaan
pendapat :
1. Kelompok yang menyamakan konstitusi dengan undang-undang.

Hukum Konstitusi 5
2. Kelompok yang membedakan konstitusi dengan undang-undang.
Menurut paham Herman Heller, konstitusi mempunyai arti yang lebih
luas dari undang-undang. Dia membagi konstitusi dalam tiga pengertian
antara lain :
a) Konstitusi mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat sebagai
suatu kenyataan (Die Polotiche Verfasung Als Geseelchaftliche).
b) Unsur-unsur hukum dari konstitusi yang hidup dalam masyarakat
dijadikan sebagai suatu kesatuan hukum dan tugas mencari unsur-unsur
hukum “Abstraksi “.
c) Ditulis dalam suatu naskah sebagai undang+undang yang tertinggi dan
berlaku dalam suatu negara.
Menurut Lord Bryce, terdapat empat motif timbulnya konstitusi :
a) Adanya keinginan anggota warga negara untuk menjamin hak-haknya
yang mungkin terancam dan sekaligus membatasi tindakan-tindakan
penguasa.
b) Adanya keinginan dari pihak yang diperintah atau yang memerintah
dengan harapan untuk menjamin rakyatnya dengan menentukan bentuk
suatu sistem ketatanegaraan tertentu.
c) Adanya keinginan dari pembentuk negara yang baru untuk menjamin
tata cara  penyelenggaraan ketatanegaraan.
d) Adanya keinginan untuk menjamin kerja sama yang efektif antar negara
bagian.

2. 3 Kedudukan Konstitusi
Konstitusi menempati kedudukan yang begitu krusial didalam
kehidupanketatanegaraan sebuah Negara sebab konstitusi menjadi tolak
ukur kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh dengan fakta sejarah
perjuangan para pahlawannya. Hampir semua Negara didunia memiliki
konstitusi, kecuali inggris yng memang tidak memiliki konstitusi atau undang-
undang dasar. Walupun demikian setiap konstitusi yang mempunyai
kedudukan resmi/formal yang relatif sama, yaitu hukum dasar dan hukum
tinggi :

Hukum Konstitusi 6
a) Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena berisi
aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam
kehidupan suatu Negara.
b) Konstitusi lazimnya juga diberikan kedudukan sebagai hukum
tertinggi dalam tata hukum yang bersangkutan.

2. 4 Macam Konstitusi
Menurut C.F Strong konstitusi memiliki bentuk tertulis dan tidak tertulis.
Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar negara, b a n g u n a n
n e g a r a d a n t a t a n e g a r a , demikian juga aturan dasar lainnya
yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam  persekutuan
hukum negara. Konstitusi tidak tertulis/konvensi adalah berupa kebiasaan
ketatanegaraan yang sering timbul. Adapun syarat-syarat
konvensi adalah : Diakui dan dipergunakan berulang-ulang dalam
praktik penyelenggaraan negara, tidak bertentangan dengan UUD
1945, memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.
Secara teoritis konstitusi dibedakan menjadi konstitusi politik dan
konstitusi sosial. Konstitusi politik adalah berisi tentang norma-
norma dalam penyelenggaraan negara, hubungan rakyat dengan
pemerintah, hubungan antar lembaga negara. Sedangkan konstitusisosial
adalah konstitusi yang mengandung cita-cita sosial bangsa, rumusan filosofis
negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik yang ingin
dikembangkan bangsa itu.

2. 5 Sifat dan Fungsi Konstitusi


Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigit (kaku).
a) Konstitusi negara memiliki sifat fleksibel : luwes apabila konstitusi itu
memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan
jaman/dinamika masyarakatnya.
b) Sedangkan konstitusi negara dikatakan rigit/kaku apabila konstitusi itu
sulit untuk diubah kapanpun.
Adapun fungsi konstitusi adalah :

Hukum Konstitusi 7
a) Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang.
b) Menjamin hak-hak asasi warga Negara.
Fungsi Konstitusi menurut, (Jimly Asshidiqie, 2002).
a) Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan Negara.
b) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar lembaga Negara.
c) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara lembaga dengan warga
Negara.
d) Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan ataupun
kegiatan penyelenggaraan Negara.
e) Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang
asli (dalam demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara.
f) Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity),
sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identitu of nation)
serta sebagai center of ceremony.
g) Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik
dalam arti sempit yaitu bidang politik dan dalam arti luas mencakup
bidang social ekonomi.
h) Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat.
Sesuai dengan istilah konstitusi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
yang diartikan sebagai :
a) Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan.
b) Undang-undang Dasar suatu negara. Berdasarkan pengertian tersebut,
konstitusi merupakan tonggak atau awal terbentuknya suatu negara dan
menjadi dasar utama bagi penyelenggara negara. Oleh sebab itu,
konstitusi menempati posisi penting dan strategis dalam kehidupan
ketatanegaraan suatu negara. Konstitusi juga menjadi tolok ukur
kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan bukti sejarah
perjuangan para  pendahulu sekaligus memuat ide-ide dasar yang
digariskan oleh pendiri negara (the founding fathers). Konstitusi
memberikan arahan kepada generasi penerus bangsa dalam
mengemudikan negara menuju tujuannya.

Hukum Konstitusi 8
2. 6 Tujuan Konstitusi
Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan
sewenang-wenang pemerintah, menjamin hak-hak pihak yang diperintah
(rakyat) dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.
(ehingga pada hakekatnya tujuan konstitusi merupakan perwujudan paham
tentang konstitusionalisme yang berati pembatasan terhadap kekuasaan
pemerintah disatu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga
Negara maupun setiap penduduk dipihak lain.
Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang
pemerintah dan menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan
pelaksanaan kekuasan yang  berdaulat. Menurut Bagir Manan, hakekat dari
konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusi atau
konstitusionalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di
satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap
penduduk di pihak lain.Sedangkan, menurut Sri Soemantri, dengan mengutip
pendapat Steenbeck, menyatakan  bahwa terdapat tiga materi muatan pokok
dalam konstitusi, yaitu :
a) Jaminan hak-hak manusia.
b) Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar.
c) Pembagian dan pembatasan kekuasaan.
Dalam paham konstitusi demokratis dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi :
a) Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.
b) Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
c) Peradilan yang bebas dan mandiri.
d) Pertanggungjawaban kepada rakyat (akuntabilitas public) sebagai sendi
utama dari asas kedaulatan rakyat.
Keempat cakupan isi konstitusi di atas merupakan dasar utama dari
suatu pemerintah yang konstitusional. Namun demikian, indikator suatu
negara atau pemerintah disebut demokratis tidaklah tergantung pada
konstitusinya. sekalipun konstitusinya telah menetapkan aturan dan prinsip-
prinsip diatas, jika tidak diimplementasikan dalam praktik  penyelenggaraan
tata pemerintahan, ia belum bisa dikatakan sebagai negara yang
konstitusional atau menganut paham konstitusi demokrasi.

Hukum Konstitusi 9
Tujuan-tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat
diklasifikasikan menjadi tiga tujuan, yaitu :
a) Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan pembatasan
sekaligus  pengawasan terhadap kekuasaan politik.
b) Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan dari penguasa
sendiri.
c) Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para
penguasa dalam menjalankan kekuasaannya.

2. 7 Substansi Konstitusi
1. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis (written
constitution and unwritten constitution). Suatu konstitusi disebut
tertulis bila berupa (Doumentary Contitution), sedangkan
konstitusi tidak tertulis tidak berupa satu naskah (Non-
Doumentary Contitution) dan banyak di pengaruhi oleh tradisi
konvensi. Contoh konstitusi inggris yang hanya berupa
kumpulan document.
2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution).
Yang dimaksud dengan konstitusi yang fleksibel adalah
konstitusi yang diamandemen tanpa adanya prosedur khusus
sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi yang mensyaratkan
suatu adanya prosedur khusus dalam melakukan amandemen.
Dikatakan konstitusi itu flaxible apabila konstitusi itu
memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai
perkembangan msyarakat (contoh konstitusi inggris
dan selandia baru). S edangkan konstitusi itu dikatakan
kaku atau rigid apabila konstitusi itu sulit diubah sampai
kapanpun (contoh : USA, Kanada, Indonesia dan Jepang).
 Ciri-ciri pokok, antara lain :
 Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah.
 Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti
mengubah undang-undang.
 Konstitusi rigid mempunyai cirri-ciri pokok, antara lain :

Hukum Konstitusi 10
 Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari undang-
undang.
 Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa.
3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi
(Supreme and notsupreme constitution). Konstitusi derajat tinggi,
konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara
(tingkatan peraturan perun dang-undangan). Konstitusi
tidak derajat tinggi.
4. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and
Unitary Constitution). Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang
mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara (tingkatan peraturan
perundang-undangan). Konstitusi tidak derajat tinggi.
5. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer
(President Executive and Parliamentary Executive Constitution).

2. 8 Pentingnya Konstitusi Dalam Negara


Konsekuensi logis dari kenyataan bahwa tanpa konstitusi negara tidak
mungkin terbentuk, maka konstitusi menempati posisi yang sangat krusial
dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Negara dan konstitusi
merupakan lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dr.
A. Hamid S. Attamimi, dalam disertasinya berpendapat tentang pentingnya
suatu konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah sebagai pegangan dan
pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaan negara harus
dijalankan.
Sejalan dengan pemahaman di atas, Struycken dalam bukunya Net
Staatsrecht van Het Koninkrijk der Nederlanden menyatakan bahwa
konstitusi merupakan barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang
sarat dengan bukti sejarah perjuangan para  pendahulu, sekaligus ide-ide
dasar yang digariskan oleh the founding father, serta memberi arahan
kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang
akan dipimpin. Semua agenda penting kenegaraan ini tercover dalam
konstitusi, sehingga benarlah kalau konstitusi merupakan cabang yang
utama dalam studi ilmu hukum tata negara.

Hukum Konstitusi 11
Prof. Mr. Djokosutono melihat pentingnya konstitusi dari dua segi.
Pertama, dari segi sisi (naar de Inhoud) karena konstitusi memuat dasar dari
struktur dan memuat fungsi negara. Kedua, dari segi bentuk (5aar de Maker)
oleh karena yang memuat konstitusi bukan sembarangan orang atau
lembaga. Mungkin bisa dilakukan oleh raja, raja dengan rakyatnya,  badan
konstituante atau lembaga diktator.

2. 9 Perubahan Konstitusi di Negara Indonesia


1. Dalam UUD 1945 menyediakan satu pasal berkenaan dengan cara
perubahan UUD, yaitu pasla 37 yang menyebutkan :
a) Untuk mengubah UUD sekurang-k uranngnya 2/3 daripada
anggota MPR harus hadir.
b) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya
2/3 jumlah angggota yang hadir.
2. Pasal 37 tersebut mengandung tiga norma, yaitu :
a) Bahwa wewenang yang mengubah UUD ada pada MPR sebagai
lembaga tertinggi negara.
b) Bahwa untuk mengubah UUD, kuorum yang dipenuhi sekurang-
kurangnya adalah 2/3 dari sejumlah anggota MPR.
c) Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila disetujui
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota MPR yang hadir.
Jika dihadapkan pada klasifikasi yang disampaikan KC. Wheare,
merupakan bentuk konstitusi bersifat “tegar”, karena selain tata cara
perubahannya tergolong sulit, juga karena dibutuhkannya prosedur khusus.
Menurut KC. Wheare, tingkat kesulitan perubahan-perubahan konstitusi
memiliki motif-motif tersendiri yaitu :
a) Agar perubahan konstitusi dilakukan dengan pertimbangan
yang masak, tidak secara serampangan dan dengan sadar
(dikehendaki).
b) Agar rakyat mendapat kesempatan untuk menyampaikan pandangannya
sebelum perubahan dilakukan.
c) Agar hak-hak perseorangan atau kelompok seperti kelompok
minoritas agama atau kebudayaanya mendapat jaminan.

Hukum Konstitusi 12
Apabila kita amati mengenai system pembaharuan konstitusi
di berbagai Negara , t e r d a p a t d u a s y s t e m y a n g b e r k e m b a n g
yaitu renewel ( p e m b a h a r u a n ) dan  Amandement (perubahan).
System renewel adalah bila suatu konstitusi dilakukan perubahan (dalam arti
diadakan pembaharuan) maka yang berlaku adalah konstitusi baru
secara keseluruhan. System ini dianut di Negara-negara Eropa
Kontinental. System  Amandement adalah bila suatu konstitusi yang
asli tetap berlaku sedang hasil amandemen tersebut merupakan bagian atau
dilampirkan dalam konstitusi asli. Sistem ini dianut di Negara-negara Anglo
Saxon.
Faktor utama yang menentukan pembaharuan UUD adalah berbagai
pembaharuan keadaan di masyarakat. Dorongan demokrasi pelaksanaan
paham negara kesejahteraan (elfare state), perubahan pola dan system
ekonomi akibat industrialisasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat menjadi kekuatan (forces) pendorong pembaharuan UUD. Demikian
pula dengan peranan UUD itu sendiri. Hanya masyarakat yang berkehendak
dan mempunyai tradisi menghormati dan menjunjung tinggi UUD yang akan
menentukan UUD dijalankan sebagaimana mestinya.
3. Menurut KC Wheare, perubahan UUD yang timbul akibat dorongan
kekuatan (forces) dapat berbentuk :
a) Kekuatan tertentu dapat melahirkan perubahan keadaan tanpa
mengakibatkan perubahan bunyi tertulis dalam UUD. Yang terjadi
adalah pembaharuan makna suatu ketentuan UUD diberi makna
baru tanpa mengubah bunyinya.
b) Kekuatan yang melahirkan keadaan baru itu mendorong perubahan
atas ketentuan UUD, baik melalui perubahan formal, putusan hakim,
hukum adat maupun konvensi.
Secara yuridis, perubahan konstitusi dapat dilakukan apabila dalam
konstitusi tersebut telah ditetapkan tentang syarat dan prosedur perubahan
konstitusi. Perubahan konstitusi yang ditetapkan dalam konstitusi disebut
perubahan secara formal (formal amandement). Disamping itu perubahan
konstitusi dapat dilakukan melalui cara tidak formal yaitu oleh kekuatan-
kekuatan yang bersifat primer, penafsiran oleh pengadilan dan oleh
kebiasaan dalam bidang ketatanegaraan.

Hukum Konstitusi 13
4. Menurut CF Strong ada empat macam cara prosedur perubahan
konstitusi, yaitu :
a) Melalui lembaga legislative biasa tetapi dibawah batasan tertentu.
(By the ordinary legislature, but under certain restrictions). Ada tiga
cara yang diizinkan bagi lembaga legislative untuk melakukan
amandemen konstitusi.
 Untuk mengubah konstitusi siding legislative harus dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 jumlah keseluruhan anggota lembaga legislative.
Keputusan untuk mengubah konstitusi adalah sah bila disetujui oleh
2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
 Untuk mengubah konstitusi, lembaga legislative harus dibubarkan
lalu diselenggarakan Pemilu. Lembaga legislative yang baru ini yang
kemudian melakukan amandemen konstitusi.
 Cara ini terjadi dan berlaku dalam system dua kamar untuk
mengubah konstitusi, kedua kamar harus mengadakan siding
gabungan, siding inilah yang berwenang mengubah konstitusi sesuai
dengan syarat cara kesatu.
 Melalui rakyat lewat referendum. (By the people throuht a
referendum).
Apabila ada berkehendak untuk mengubah konstitusi maka lembaga
Negara yang berwenang mengajukan usul perubahan kepada rakyat melalui
referendum. Dalam referendum ini rakyat menyampaikan pendapatnya
dengan jalan menerima atau menolak usul perubahan yang telah
disampaikan kepada mereka. Penentuan diterima atau ditolaknya suatu usul
perubahan diatur dalam konstitusi.
a) Melaui suara mayoritas dari seluruh unit pada Negara federal. (By a
majority of allunits of a federal state). Cara ini berlaku pada Negara
federal. Perubahan terhadap konstitusi ini harus dengan persetujuan
sebagian besar Negara bagian. Usul perubahan konstitusi diajukan
oleh Negara serikat tetapi keputusan akhir berada ditangan Negara
bagian. Usul perubahan juga dapat diajukan oleh Negara bagian.
b) Melalui konvensi istimewa. (By a special conventions)

Hukum Konstitusi 14
2. 10 Klasifikasi Konstitusi
Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis

a) Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau dokumen yang


dapat dijumpai pada sejumlah hukum dasar yang diadopsi atau
dirancang oleh para penyusun konstitusi dengan tujuan untuk
memberikan ruang lingkup seluas mungkin bagi proses undang-
undang biasa untuk mengembangkan konstitusi itu sendiri dalam
aturan-aturan yang sudah disiapkan.
b) Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan
proses yang panjang misalnya dalam penentuan Qourum,
Amandemen, Referendum dan Konvensi.
2. Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku
a) Ciri-ciri Konstitusi fleksibel yaitu : Elastic, Diumumkan dan diubah
dengan cara yang sama.
b) Ciri-ciri konstitusi yang kaku yaitu : Mempunyai kedudukan dan
derajat yang lebih tinggi dan peraturan undang-undang yang lain,
Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan
persyaratan yang berat.
3. Konstitusi derajat tinggi dan komstitusi derajat tidak tinggi
a) Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai derajat
kedudukan yang paling tinggi dalam negara dan berada diatas
peraturan perundang-undang yang lain.
b) Konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai
kedudukan serta derajat.
4. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
a) Jika bentuk negara itu serikat maka akan didapatkan system
pembagian kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan
pemerintah negara bagian.
b) Dalam negara kesatuan, pembagian kekuasaan tidak dijumpai
karena seluruh kekuasaannya terpusat pada pemerintah pusat
sebagaimana diatur dalam konstitusi.

Hukum Konstitusi 15
7 Konstitusi system pemerintahan presidensial dan konstitusi system
pemerintahan parlementer. Konstitusi yang mengatur beberapa cirri-ciri
system pemerintahan presidensial dapat diklasifikasikan kedalam
konstitusi system pemerintah presidensial begitu pula sebaiknya.

Hukum Konstitusi 16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar susunan suatu badan
politik yang disebut negara.
2. Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigit (kaku).
a) Konstitusi negara memiliki sifat fleksibel / luwes apabila konstitusi itu
memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai
perkembangan jaman dinamika masyarakatnya.
b) Sedangkan konstitusi negara dikatakan rigit / kaku apabila konstitusi
itu sulit untuk diubah kapanpun.
3. Adapun fungsi konstitusi yaitu :
a) Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenang-wenang.
b) Menjamin hak-hak asasi warga Negara.
4. Kedudukan konstitusi yaitu:
a) Konstitusi sebagai hukum dasar
Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena berisi aturan
dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan
suatu Negara.
b) Konstitusi sebagai hukum tertinggi
Konstitusi lazimnya juga diberikan kedudukan sebagai hukum
tertinggi dalam tata hukum yang bersangkutan.

3.2 Saran
Semoga dengan adanya materi ini hukum konstitusi ini kita dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, bahwa konstitusi sangat
penting, karena merupakan suatu hukum dasar tertulis yang merupakan
aturan-aturan dasar yang dibentuk dalam mengatur hubungan antar Negara
dan warga Negara.

Hukum Konstitusi 17

Anda mungkin juga menyukai