N.I.M : 2021101001
RESUME PANCASILA
A. PENGERTIAN KONSTITUSI.
Istilah konstitusi secara etimologis berasal dari constituer (Perancis), constitution (Inggris),
constitutie (Belanda), konstitution (Jerman), constitutio (Latin) yang secara umum berarti undang-
undang dasar atau hukum dasar. Jimly Asshiddiqie mendefinisikan, konstitusi adalah hukum dasar
yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi dapat berupa hukum
dasar yang tertulis (lazim disebut UndangUndang Dasar), dan dapat pula hukum tidak tertulis.1 Tidak
semua negara memiliki konstitusi tertulis atau Undang-Undang Dasar, contohnya adalah Kerajaan
Inggris yang biasanya disebut sebagai negara konstitusional, tetapi pada kenyataannya tidak
memiliki konstitusi tertulis, namun bukan berarti Kerajaan Inggris tidak memiliki konstitusi, nilai dan
norma yang hidup dalam praktek penyelenggaraan negaranya yang diakui sebagai hukum dasar.
Berikut ini adalah pengertian-pengertian konstitusi menurut beberapa ahli yang mendefinisikan
konstitusi lebih luas dari Undang Undang Dasar, diantaranya adalah :
L.J. Van Apeldorn Membedakan secara jelas pengertian konstitusi dengan Undang Undang
Dasar, menurut Apeldorn Undang Undang Dasar (Grondwet) adalah bagian tertulis dari
suatu konstitusi, sedangkan konstitusi (constitutie) memuat baik peraturan tertulis maupun
peraturan yang tidak tertulis.
Ferdinand Lasalle Dalam bukunya Uber Verfassungswessen membagi konstitusi dalam 2
(dua) pengertian. Pertama, pengertian sosiologis dan politis (sosciologische atau politische
begrip), hal ini dimaknai bahwa konstitusi dilihat sebagai sintesis antara faktor-faktor
kekuatan politik yang nyata dalam masyarakat), yaitu misalnya raja, parlemen, kabinet
kelompok-kelompok penekan, partai politik, dan sebagainya. Dinamika hubungan diantara
kekuatan-kekuatan politik yang nyata itulah sebenarnya yang dipahami sebagai konstitusi.
Kedua, pengertian yuridis (yuridische begrip), konstitusi dilihat sebagai suatu naskah hukum
yang memuat ketentuan dasar mengenai bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan
negara. Pemikiran Ferdinand Lasalle ini banyak dipengaruhi oleh aliran kodifikasi, sehingga
sangat menekan pentingnya pengertian yuridis mengenai konstitusi. Dalam
perkembangannya, konstitusi diberi makna sama dengan Undang Undang Dasar, karena
dalam prakteknya hampir semua negara mempunyai Undang Undang Dasar kecuali Inggris.
C.F. Strong Mendefinisikan konsitusi sebagai berikut “Constitution is collection of principles
according to wich the power of the government, the rights of the governed, and the
relations between the two are adjusted”. Konstitusi merupakan kumpulan prinsip – prinsip
yang mengatur kekuasaan pemerintahan, hak-hak pihak yang diperintah (rakyat), dan
hubungan diantara keduanya. Menurut C.F. Strong, konstitusi dapat berupa catatan tertulis
yang ditemukan dalam bentuk dokumen yang bisa diubah atau diamandemen menurut
kebutuhan dan perkembangan zaman, atau konstitusi dapat berwujud sekumpulan hukum
terpisah dan memiliki otoritas khusus sebagai hukum konstitusi. Pengertian konstitusi
menurut C.F. Strong ini merupakan pengertian yang luas, karena sebuah konstitusi tidak
cukup hanya mengatur fungsi dan kewenangan kerangka masyarakat politik (negara), tetapi
termasuk alat-alat kelengkapan negara yang diatur secara hukum, dan juga harus mengatur
hak-hak rakyat yang diperintah dan mengatur hubungan keduanya.
Sri Soemantri Menyatakan bahwa pada umumnya Undang Undang Dasar atau konstitusi
berisikan 3 (tiga) hal pokok, yaitu : (a) adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan
warganya ; (b) ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat
fundamental ; (c) adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga
bersifat fundamental.
Dengan demikian materi yang diatur dalam setiap konstitusi merupakan penjabaran dari ketiga
masalah pokok tersebut. Namun secara umum dalam setiap konstitusi, mengatur pembagian dan
pembatasan kekuasaan dalam negara, perlindungan hak asasi manusia dan hubungan antara
penguasa dan yang dikuasai (rakyat). Dalam perkembangannya, istilah konstitusi memiliki dua arti :
Dalam arti luas, konstitusi adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum
dasar (Droit Constitunelle). Artinya konstitusi bisa berwujud hukum tertulis, tidak tertulis,
atau campuran dari keduanya.
Dalam arti sempit, konstitusi adalah piagam dasar atau Undang – Undang Dasar (Loi
Constitunelle), yaitu dokumen-dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar
negara.
B. HAKIKAT KONSTITUSI.
1. Mengatur struktur negara Dalam hal ini mengatur tentang lembaga-lembaga negara,
mekanisme hubungan antar lembaga negara, tugas dan fungsi lembaga negara dan
hubungan lembaga negara dengan warga negara.
2. Menjamin hak asasi manusia Pengaturan hak asasi manusia dalam konstitusi mutlak harus
ada, karena hak asasi manusia merupakan hak dasar manusia yang harus diakui
keberadaannya dalam hukum dasar. Sekaligus perlindungan terhadap hak asasi manusia
merupakan salah satu prinsip pokok tegaknya sebuah negara hukum.
3. Pengakuan adanya pluralisme Dalam arti bahwa suatu negara terdiri dari berbagai macam
suku, ras dan agama. Hendaknya perbedaan suku, ras dan agama tersebut diakui dan
dijamin keberadaannya, serta dilindungi oleh negara.
3. Konstitusi berfungsi :
Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap
rakyatnya,
Memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang
dicitacitakan tahap berikutnya,
Dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraantertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya,
Menjamin hak-hak asasi warga negara