Anda di halaman 1dari 19

Makalah PKn tentang Konstitusi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Difinisi konstitusi adalah aturan dasar mengenai ketatanegaraan suatu negara.
Kedudukannya merupakan hukum dasar dan hukum tertinggi. Konstitusi memiliki dua sifat
yaitu kaku dan luwes. Adapun fungsi konstitusi adalah membatasi kekuasaan dan menjamin
HAM. Isinya berupa pernyataan luhur, struktur dan organisasi negara, jaminan HAM,
prosedur perubahan, dan larangan perubahan tertentu. Konstitusi yang pernah berlaku di
Indonesia terdiri dari 1. UUD 1945 (Konstitusi I), 2. Konstitusi RIS 1949, 3. UUDS 1950, 4.
UUD 1945 Amandemen. Amandemen konstitusi terdiri dari pengertian, hasil-hasil dan sikap
yang seharusnya positif-kritis dan mendukung terhadap proses Amandemen UUD 1945. 
Pelaksanaan Konstitusi di Indonesia pernah terjadi penyimpangan, yang mana bertujuan
untuk menjadi pelajaran bagi masa depan.
Pesan Bijak :
1. “Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional,
UUD mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan
2. pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang”. (Miriam Budiharjo)“Kekuasaan cenderung diselewengkan,
semakin besar kekuasaan, semakin besar kecenderungan untuk diselewengkan”. (Lord
Acton).
B. rumusan Masalah
1. Apa itu Konstitusi ?
2. Bagaimana sifat dan fungsi Konstitusi ?
3. Apa kedudukan konstitusi?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu konstitusi.
2.Dapat mengetahui sifat dan fungsi konstitusi.
3.Dapat mengetahui kedudukan konstitusi.

1
Makalah PKn tentang Konstitusi

D. Manfaat
Manfaat belajar konstitusi adalah supaya lebih tahu hukum dasar tertulis yang merupakan
aturan -aturan yang ada di Indonesia, supaya dapat mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari ,bahwa KONSITUSI itu sangat penting .

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari kata constitution (Bhs. Inggris) – constitutie (Bhs. Belanda) –
constituer (Bhs. Perancis), yang berarti membentuk, menyusun, menyatakan. Dalam bahasa
Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau disamakan artinya dengan UUD. Konstitusi menurut

2
Makalah PKn tentang Konstitusi

makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang disebut negara. Konstitusi
menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan
peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah negara. Pengertian konstitusi
menurut para ahli

a)Koernimanto soetopawiro
Istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme yang berarati bewrsama dengan dan
statute yang berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara
bersama.
b)Lasalle
Konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di dalam masyarakat
seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam masyarakat misalnya kepala
negara angkatan perang, partai politik.
c)Herman heller
Konstitusi mempunyai arti luas daripada uud. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis
tettapi juga sosiologis dan politis
d)K. C. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang mmbentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu
negara

Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang ber
wenang, dan ada yang tidak tertulis berupa konvensi. Dalam konsep dasar konstitusi,
pengertian konstitusi:
1) Kontitusi itu berasal dari bahasa parancis yakni constituer yang berarti
membentuk.
2) Dalam bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu “Cume”
berarti bersama dengan dan “Statuere” berarti membuat sesuatu agar berdiri atau
mendirikan, menetapkan sesuatu, sehingga menjadi “constitution”.
3) Dalam istilah bahasa inggris (constution) konstitusi memiliki makna yang
lebih luas dan undang-undang dasar. Yakni konstitusi adalah keseluruhan dari
peraturn-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara

3
Makalah PKn tentang Konstitusi

mengikat cara-cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam


suatu masyarakat.
4) Dalam terminilogi hokum islam (Fiqh Siyasah) konstitusi dikenal dengan
sebutan DUSTUS yang berati kumpulan faedah yang mengatur dasar dan kerja
sama antar sesame anggota masyarakat dalam sebuah Negara.
5.) Menurut pendapat James Bryce, mendefinisikan konstitusi sebagai suatu
kerangka masyarakat politik (Negara yang diorganisir dengan dan melalui
hokum. Dengan kata lain konstitusi dikatakan sebagai kumpulan prinsip-prinsip
yang mengatur kekuasaan pemerintahan, hak-hak rakyat dan hubungan diantara
keduanya

Dalam perkembangannya, istilah konstitusi mempunyai dua pengertian, yaitu:


1. Dalam pengertian luas (dikemukakan oleh Bolingbroke), konstitusi berarti
keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Seperti halnya hukum
pada umumnya, hukum dasar tidak selalu merupakan dokumen tertulis atau tidak
tertulis atau dapat pula campuran dari dua unsur tersebut. sebagai hukum dasar yang
tertulis atau undang-undang Dasar dan hukum dasar yang tidak tertulis / Konvensi.
Konvensi sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan bearnegara mempunyai sifat ;

a.Merupakan kebiasaan yang berulangkali dalam prektek penyelenggaaraan


Negara.

b.Tidak bear tentangan dengan hukum dasar tertulis/Undang-undang Dasar dan


bearjalan sejajar.
c .Diterima oleh rakyat Negara Bersifat melengkapi sehingga memungkinkan sebagai
aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-undang Dasar. Konstitusi sebagiai
hukum dasar memuat aturan-aturan dasar atau pokok-pokok penyelenggaraan

4
Makalah PKn tentang Konstitusi

bernegara, yang masih bersifat umum atau bersifat garis besar dan perlu dijabarkan
lebih lanjut kedalam norma hukum dibawahnya.

2. Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi berarti piagam dasar
atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar negara.
Contohnya adalah UUD 1945.
Sesungguhnya pengertian konstitusi berbeda dengan Undang Undang Dasar, hal tersebut
dapat dikaji dari pendapat L.J. Apeldorn dan Herman Heller. Menurut Apeldorn,
konstitusi tidaklah sama dengan UUD. Undang-Undang Dasar hanyalah sebatas hukum
yang tertulis, sedangkan konstitusi di samping memuat hukum dasar yang tertulis juga
mencakup hukum dasar yang tidak tertulis. Adapun menurut Herman Heller, konstitusi
mencakup tiga pengertian, yaitu:

 Die politische verfassung als gesselchaffliche wirklichkeit, yaitu konstitusi yang


mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kewajiban.
 Die verselbstandigte rechtverfassung, yaitu mencari unsur-unsur hukum dari
konstitusi yang hidup dalam masyarakat tersebut untuk dihadirkan sebagai suatu
kaidah hukum.
 Die geschriebene verfassung, yaitu menuliskan konstitusi dalam suatu naskah
sebagai peraturan perundangan yang tertinggi derajatnya dan berlaku dalam suatu
negara.
Konstitusi sebagai hukum dasar berisi aturan-aturan dasar atau pokok-poko penyelenggaraan
negara. Aturan-aturan itu masih bersifat umum. 

B.   Istilah Konstitusi


Istilah konstitusi secara umum menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu
negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur atau memerintah
negara, peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis.Sehubungan
dengan konstitusi ini para sarjana dan Ilmuan Hukum Tata Negara terjadi perbedaan
pendapat:
1. Kelompok yang menyamakan konstitusi dengan undang-undang;
2. Kelompok yang membedakan konstitusi dengan undang-undang.

5
Makalah PKn tentang Konstitusi

Menurut paham Herman Heller, konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari
undang-undang.Dia membagi konstitusi dalam tiga pengertian antara lain:
a. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan (Die Polotiche Verfasung Als Gesellchaftliche)
b. Unsur-unsur hukum dari konstitusi yang hidup dalam masyarakat dijadikan sebagai
suatu kesatuan hukum dan tugas mencari unsur-unsur hukum ” Abstraksi ”.
c. Ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi dan berlaku
dalam suatu negara.

Menurut Lord Bryce, terdapat empat motif timbulnya konstitusi :


1. Adanya keinginan anggota warga negara untuk menjamin hak-haknya yang
mungkin terancam dan sekaligus membatasi tindakan-tindakan penguasa;
2. Adanya keinginan dari pihak yang diperintah atau yang memerintah dengan
harapan untuk menjamin rakyatnya dengan menentukan bentuk suatu sistem
ketatanegaraan tertentu;
3. Adanya keinginan dari pembentuk negara yang baru untuk menjamin tata cara
penyelenggaraan ketatanegaraan;
4. Adanya keinginan untuk menjamin kerja sama yang efektif antar negara bagian.

C.Kedudukan konstitusi
Konstitusi menempati kedudukan yang begitu krusial di dalam kehidupan
ketatanegaraan sebuah Negara sebab konstitusi menjadi tolak ukur kehidupan berbangsa dan
bernegara yang penuh dengan fakta sejarah perjuangan para pahlawannya.Hampir semua
Negara didunia memiliki konstitusi, kecuali inggris yng memang tidak memiliki konstitusi
atau undang-undang dasar.walupun demikian setiap konstitusi yangmempunyai kedudukan
resmi/formal yang relative sama,yaitu hukum dasar dan hukum tinggi:
Konstitusi sebagai hukum dasar
Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena berisi aturan dan ketentuan
tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu Negara.
Konstitusi sebagai hukum tertinggi

6
Makalah PKn tentang Konstitusi

Konstitusi lazimnya juga diberikan kedudukan sebagai hukum tertinggi dala tata
hukum yang bersangkutan.
D. Macam Konstitusi
Menurut C.F. Strong konstitusi memiliki bentuk tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi
tertulis adalah aturan – aturan pokok dasar negara , bangunan negara dan tata negara,
demikian juga aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam
persekutuan hukum negara. Konstitusi tidak tertulis/konvensi adalah berupa kebiasaan
ketatanegaraan yang sering timbul. Adapun syarat – syarat konvensi adalah: Diakui dan
dipergunakan berulang – ulang dalam praktik penyelenggaraan negara, tidak bertentangan
dengan UUD 1945, memperhatikan pelaksanaan UUD 1945

Secara teoritis konstitusi dibedakan menjadi konstitusi politik dan konstitusi sosial.


Konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam penyelenggaraan negara,
hubungan rakyat dengan pemerintah, hubuyngan antar lembaga negara.Sedangkan konstitusi
sosial adalah konstitusi yang mengandung cita-cita sosial bangsa, rumusan filosofis negara,
sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik yang ingin dikembangkan bangsa itu.

E.   Sifat dan Fungsi Konstitusi


Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigit (kaku).
 Konstitusi negara memiliki sifat fleksibel / luwes apabila konstitusi itu
memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan jaman
/dinamika masyarakatnya.
 Sedangkan konstitusi negara dikatakan rigit / kaku apabila konstitusi itu sulit
untuk diubah kapanpun.
Adapun fungsi konstitusi adalah:
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Menjamin hak-hak asasi warga Negara

Fungsi Konstitusi menurut, (Jimly Asshiddiqie, 2002).


1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan Negara

7
Makalah PKn tentang Konstitusi

2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar lembaga Negara.


3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara lembaga dengan warga Negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan ataupun kegiatan
penyelnggaraan kekuasaan Negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (dalam
demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara.
6. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan
identitas dan keagungan kebangsaan (identitu of nation) serta sebagai center of
ceremony.
7. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti sempit
yaitu bidang politik dan dalam arti luas mencakup bidang social ekonomi.
8. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat.

Sesuai dengan istilah konstitusi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diarti kan
sebagai:
1) Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan;
2) Undang-undang Dasar suatu negara. Berdasarkan pengertian tersebut,

konstitusi merupakan tonggak atau awal terbentuknya suatu negara dan menjadi dasar
utama bagi penyelenggara negara. Oleh sebab itu, konstitusi menempati posisi penting dan
strategis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Konstitusi juga menjadi tolok ukur
kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu sekaligus memuat ide-ide dasar yang digariskan oleh pendiri negara     ( the
founding fathers ). Konstitusi memberikan arahan kepada generasi penerus bangsa dalam
mengemudikan negara menuju tujuannya.

F.Tujuan Konstitusi
Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan sewenang-
wenangpemerintah, menjamin hak-hak pihak yang diperintah (rakyat) dan menetapkan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Sehingga pada hakekatnya tujuan konstitusi
merupakan perwujudan paham tentang konstitusionalisme yang berati pembatasan terhadap

8
Makalah PKn tentang Konstitusi

kekuasaan pemerintah diastu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga Negara maupun
setiap penduduk dipihak lain.

Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wanang pemerintah dan


menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasan yang
berdaulat. Menurut Bagir Manan, hakekat dari konstitusi merupakan perwujudan paham
tentang konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah
di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak
lain.Sedangkan, menurut Sri Soemantri, dengan mengutip pendapat Steenbeck, menyatakan
bahwa terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi, yaitu:
1. Jaminan hak-hak manusia;
2. Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar;
3. Pembagian dan pembatasan kekuasaan.

Dalam paham konstitusi demokratis dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:


1. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.
2. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
3. peradilan yang bebas dan mandiri.
4. pertanggungjawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik) sebagai sendi utama dari
asas kedaulatan rakyat.
Keempat cakupan isi konstitusi di atas merupakan dasar utama dari suatu pemerintah
yang konstitusional. Namun demikian, indikator suatu negara atau pemerintah disebut
demokratis tidaklah tergantung pada konstitusinya. Sekalipun konstitusinya telah menetapkan
aturan dan prinsip-prinsip diatas, jika tidak diimplementasikan dalam praktik
penyelenggaraan tata pemerintahan, ia belum bisa dikatakan sebagai negara yang
konstitusional atau menganut paham konstitusi demokrasi.
Tujuan-tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat diklasifikasikan menjadi
tiga tujuan, yaitu:
1.Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan pembatasan sekaligus
pengawasan terhadap kekuasaan politik;
2.Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri;

9
Makalah PKn tentang Konstitusi

3.Konstitusi berjuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam

menjalankan kekuasaannya.   
 
G.Substansi Konstitusi

1)Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis (written constitution and
unwritten constitution). suatu konstitusi disebut tertulis bila berupa (Doumentary
Constitution), sedangkan konstitusi tidak tertulis tidak berupa satu naskah (Non-
Doumentary Constitution) dan banyak di pengaruhi oleh tradisi konvensi. Contoh
konstitusi Inggris yang hanya berupa kumpulan dokument.[5] Contoh konstitusi Inggris
yang hanya berupa kumpulan dokument.

2) Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution). Yang dimaksud
dengan konstitusi yang fleksibel adalah konstitusi yang diamandemen tanpa adanya
prosedur khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi yang mensyaratkan
suatu adanya prosedur khusus dalam melakukan amandemen[6]. Dikatakan konstitusi itu
flaxible apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai
perkembangan msyarakat (contoh konstitusi inggris dan sealndia baru). Sedangkan
konstitusi itu dikatakan kaku atau rigid apabila konstitusi itu sulit diubah sampai
kapanpun (contoh : USA, Kanada, Indonesia dan Jepang).

 Ciri-ciri pokok, antara lain:


 Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah
 Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah
undang-undang
 Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:
 Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari undang-undang
 Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa
3)Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not
supreme constitution) Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan
tertinggi dalam negara (tingkatan peraturan perundang-undangan). Konstitusi tidak
derajat tinggi

10
Makalah PKn tentang Konstitusi

4) Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).
Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara
(tingkatan peraturan perundang-undangan). Konstitusi tidak derajat tinggi.

5) Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President


Executive and Parliamentary Executive Constitution).

 Dalam sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain:

 Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki
kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan
 Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih
 Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat
memerintahkan pemilihan umum
 Konstitusi dalam sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri (Sri Soemantri)

 Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan kekuatan
yang menguasai parlemen
 Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen
 Presiden dengan saran atau nasihat Perdana menteri dapat membubarkan parlemen
dan memerintahkan diadakan pemilihan umum

H. Pentingnya Konstitusi Dalam Negara

Konsekuensi logis dari kenyataan bahwa tanpa konstitusi negara tidak mungkin
terbentuk, maka konstitusi menempati posisi yang sangat krusial dalam kehidupan
ketatanegaraan suatu negara. Negara dan konstitusi merupakan lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Dr. A. Hamid S. Attamimi, dalam disertasinya berpendapat
tentang pentingnya suatu konstitusi atau Undang-undang Dasar adalah sebagai pegangan dan
pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan.
Sejalan dengan pemahaman di atas, Struycken dalam bukunya Net Staatsrecht van

11
Makalah PKn tentang Konstitusi

Het Koninkrijk der Nederlanden menyatakan bahwa konstitusi merupakan barometer


kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu, sekaligus ide-ide dasar yang digariskan oleh the founding father, serta memberi
arahan kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang akan
dipimpin. Semua agenda penting kenegaraan ini tercover dalam konstitusi, sehingga benarlah
kalau konstitusi merupakan cabang yang utama dalam studi ilmu hukum tata negara.
Pada sisi lain, eksistensi suatu ”negara” yang diisyaratkan oleh A. G. Pringgodigdo,
baru riel ada kalau telah memenuhi empat unsur, yaitu:
1) Memenuhi unsur pemerintahan yang berdaulat,
2) Wilayah Tertentu
3) Rakyat yang hidup teratur sebagai suatu bangsa (nation), dan
4) Pengakuan dari negara-negara lain.
Dari keempat unsur untuk berdirinya suatu negara ini belumlah cukup menjamin
terlaksananya fungsi kenegaraan suatu bangsa kalau belum ada hukum dasar yang
mengaturnya. Hukum dasar yang dimaksud adalah sebuah konstitusi atau Undang-Undang
Dasar

Prof. Mr. Djokosutono melihat pentingnya konstitusi dari dua segi. Pertama, dari segi
sisi (naar de Inhoud) karena konstitusi memuat dasar dari struktur dan memuat fungsi negara.
Kedua, dari segi bentuk (Naar de Maker) oleh karena yang memuat konstitusi bukan
sembarangan orang atau lembaga. Mungkin bisa dilakukan oleh raja, raja dengan rakyatnya,
badan konstituante atau lembaga diktator.
Pada sudut pandang yang kedua ini, K. C. Wheare menggkaitkan pentingnya konstitusi
dengan peraturan hukum dalam arti sempit, dimana konstitusi dibuat oleh badan yang
mempunyai ”wewenang hukum” yaitu sebuah badan yang diakui sah untuk memberikan
kekuatan hukum pada konstitusi.

I. Perubahan Konstitusi di Negara  Indonesia

Dalam UUD 1945 menyediakan satu pasal yang berkenaan dengan caraperubahan
UUD, yaitu pasal 37 yang menyebutkan:

12
Makalah PKn tentang Konstitusi

1. Untuk mengubah UUD sekurang-kuranngnya 2/3 daripada anggota MPR harus


hadir;
2. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah angggota
yang hadir.
Pasal 37 terrsebut mengandung tiga norma, yaitu:
1. Bahwa wewenang untuk mengubah UUD ada pada MPR sebagai lembaga
tertinggi negara;
2. Bahwa untuk mengubah UUD, kuorum yang dipenuhi sekurang-kurangnya
adalh 2/3 dari sejumlah anggota MPR;
3. Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota MPR yang hadir.
Jika dihadapkan pada klasifikasi yang disampaikan KC. Wheare, merupakan bentuk
konstitusi bersifat “tegar”, karena selain tata cara perubahannya tergolong sulit, juga karena
dibutuhkannya prosedur khusus. Menurut KC. Wheare, tingkat kesulitan perubahan-
perubahan konstitusi memilki motif-motif tersendiri yaitu:
1. Agar perubahan konstitusi dilakukan dengan pertimbangan yang masak, tidak
secara serampangan dan dengan sadar (dikehendaki);
2. Agar rakyat mendapat kesempatan untuk menyampaikan pandangannya
sebelum perubahan dilakukan;
3. Agar hak-hak perseorangan atau kelompok seperti kelompok minoritas agama
atau kebudayaanya mendapat jaminan.
Apabila kita amati mengenai system pembaharuan konstitusi di berbagai Negara ,
terdapat dua system yang berkembang yaitu renewel (pembaharuan) dan Amandement
(perubahan). System renewel adalah bila suatu konstitusi dilakukan perubahan (dalam arti
diadakan pembaharuan) maka yang berlaku adalah konstitusi baru secara keseluruhan.
System ini dianut di Negara-negara Eropa Kontinental. System Amandement adalah bila
suatu konstitusi yang asli tetap berlaku sedang hasil amandemen tersebut merupakan bagian
atau dilampirkan dalam konstitusi asli. Sistem ini dianut di Negara-negara Anglo Saxon.
Factor utama yang menentukan pembaharuan UUD adalah berbagai pembaharuan
keadaan di masyarakat. Dorongan demokrasi, pelaksanaan paham Negara kesejahteraan

13
Makalah PKn tentang Konstitusi

(welfare state), perubahan pola dan system ekonomi akibat industrialisasi, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat menjadi kekuatan (forces) pendorong pembaharuan UUD.
Demikian pula dengan peranan UUD itu sendiri. Hanya masyarakat yang berkendak dan
mempunyai tradisi menghormati dan menjunjung tinggi UUD yang akan menentukan UUD
dijalankan sebagaimana semestinya.
Menurut KC Wheare, perubahan UUD yang timbul akibat dorongan kekuatan
(forces) dapat berbentuk:
1. Kekuatan tertentu dapat melahirkan perubahan keadaan tanpa mengakibatkan
perubahan bunyi tertulis dalam UUD. Yang terjadi adalah pembaharuan makna.
Suatu ketentuan UUD diberi makna baru tanpa mengubah bunyinya.
2. Kekuatan kekuatan yang melahirkan keadaan baru itu mendorong perubahan atas
ketentuan UUD, baik melalui perubahan formal, putusan hakim, hukum adat maupun
konvensi.
Secara Yuridis, perubahan konstitusi dapat dilakukan apabila dalam konstitusi tersebut
telah ditetapkan tentang syarat dan prosedur perubahan konstitusi. Perubahan konstitusi yang
ditetapkan dalam konstitusi disebut perubahan secara formal (formal amandement).
Disamping itu perubahan konstitusi dapat dilakukan melalui cara tidak formal yaitu oleh
kekuatan-kekuatan yang bersifat primer, penafsiran oleh pengadilan dan oleh kebiasaan
dalam bidang ketatanegaraan.
Menurut CF Strong ada empat macam cara prosedur perubahan konstitusi, yaitu:
1. Melalui lembaga legislative biasa tetapi dibawah batasan tertentu.( By the ordinary
legislature, but under certain restrictions) Ada tiga cara yang diizinkan bagi lembaga
legislative untuk melakukan amandemen konstitusi.
o Untuk mengubah konstitusi siding legislative harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3
jumlah keseluruhan anggota lembaga legislative. Keputusan untuk mengubah
konstitusi adalah sah bila disetujui oleh 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
o Untuk mengubah konstitusi, lembaga legislative harus dibubarkan lalu
diselenggarakan Pemilu. Lembaga legislative yang baru ini yang kemudian
melakukan amandemen konstitusi.

14
Makalah PKn tentang Konstitusi

o Cara ini terjadi dan berlaku dalam system dua kamar. Untuk mengubah konstitusi,
kedua kamar harus mengadakan sidang gabungan. Sidang inilah yang berwenang
mengubah konstitusi sesuai dengan syarat cara kesatu.
o Melalui rakyat lewat referendum. (By the people through a referendum)

Apabila ada berkehendak untuk mengubah konstitusi maka lembaga Negara yang
berwenang m,engajukan usul perubahan kepada rakyat melalui referendum. Dalam
referendum ini rakyat menyampaikan pendapatnya dengan jalan menerima atau menolak usul
perubahan yang telah disampaikan kepada mereka. Penentuan diterima atau ditolaknya suatu
usul perubahan diatur dalam konstitusi
1. Melalui suara mayoritas dari seluruh unit pada Negara federal.( By a majority of all
units of a federal state). Cara ini berlaku pada Negara federal. Perubahan terhadap
konstitusi ini harus dengan persetujuan sebagian besar Negara bagian. Usul
perubahan konstitusi diajukan oleh Negara serikat tetapi keputusan akhir berada di
tangan Negara bagian. Usul perubahan juga dapat diajukan oleh Negara bagian.
2. Melalui konvensi istimewa.( By a special conventions)
Cara ini dapat dijalankan pada Negara kesatuan dan Negara serikat. Bila terdapat
kehendak untuk mengubah UUD maka sesuai ketentuan yang berlaku dibentuklah suatu
lembaga khusus yang tugas serta wewenangnya hanya mengubah konstitusi.usul perubahan
dapat berasal dari masing-masing lembaga kekuasaan dan dapat pula berasal dari lembaga
khusus tersebut. Bila lembaga khusus tersebut telah melaksanakan tugas dan wewenangnya
sampai selesai dengan sendirinya dia bubar.
Pada dasarnya dua metode amandemen konstitusi yang paling banyak dilakukan di
Negara-negara yang menggunakan konstitusi kaku: pertama dilakukan oleh lembaga
legislative dengan batasan khusus dan yang kedua, dilakukan rakyat melalui referendum. Dua
cara yang lain dilakukan pada Negara federal. Meski tidak universal dan konvensi istimewa
umumnya hanya bersifat permisif (dapat dipakai siapa saja dan dimana saja). Berdasarkan
hasil penelitian terhadap beberapa konstitusi dari berbagai Negara dapat dikemukaka hal-hal
yang diatur dalam konstitusi mengenai perubahan konstitusi, yaitu:
1. Usul inisiatif perubahan konstitusi.

15
Makalah PKn tentang Konstitusi

2. Syarat penerimaan atau penolakan usul tersebut menjadi agenda resmi bagi lembaga
pengubah konstitusi.
3. Pengesahan rancangan perubahan konstitusi.
4. Pengumuman resmi pemberlakuan hasil perubahan konstitusi.
5. Pembatasan tentang hal-hal yang tidak boleh diubah dalam konstitusi.
6. hal-hal yang hanya boleh diubah melalui putusan referendum atau klausula
khusus.
7. Lembaga-lembaga yang berwenang melakukan perubahan konstitusi, seperti
parlemen, Negara bagian bersama parlemen, lembaga khusus, rakyat melalui
referendum.
Perubahan Konstitusi menurut K.C.Wheare :
1. Some primary forces, Didorong oleh beberapa kekuatan yang muncul di dalam
masyarakat. Contoh: di Filipina, Cori terhadap pemerintahan Marcos.
2.  Formal amandement, Secara formal – sesuai dengan apa yang diatur dalam
konstitusi, dalam hal ini didalam konstitusi kita diatur dalam pasal tentang perubahan
yaitu pasal 37.
3. Judicial interpretation, Perubahan dilakukan oleh hukum, dalam hal ini biasanya
adalah oleh MA – melalui penafsiran MA. Sebagai contoh; dengan menafsirkan pasal
II Tap MPR No. VII/ MPR/2000 tentang Kewenangan presiden untuk mengangkat
memberhentikan Kapolri, dimana menurut pasal ini sebelum Presiden mengangkat
Kapolri harus dengan persetujuan DPR yang ketentuannya diatur dalam UU, tapi
UU-nya sendiri belum ada sedang situasi dan kondisi menghendaki pergantian
tersebut di saat seperti itu maka yang semestinya dilakukan penilaian terhadap apa
yang dilakukan oleh Presiden dengan mengangkat Kapolri baru tanpa persetujuan
DPR adalah penafsiran MA dengan menafsirkan Tap tersebut yaitu pasal 10.
4.  Usage and convention, Berangkat dari aturan dasar yang tidak tertulis.
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, Konstitusi atau Undang-undang Dasar 1945
yang diberlakukan di Indonesia, telah mengalami perubahan-perubahan dan masa berlakunya
di Indonesia, yakni dengan rincian sebagai berikut:
1. Undang-undang dasar 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949);

16
Makalah PKn tentang Konstitusi

2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949-17 Agustus 1950);


3. Undang-undang Dasar Semntara Rrepublik Indonesia 1950 (17 Agustus 1950-
5Juli 1959);
4. Undang-undang Dasar 1945 (5 Juli 1959-19 Oktober 1999);
5. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I (19 Oktober 1999-18 Agustus
2000);
6. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I dan II (18 Agustus 2000-9
Nopember 2001);
7. Undang-undang Dasar 1945 dan peereubahan I, II, dan III (9 Nopember 2001-
10 Agustus 2002);
8. Undang_undang Dasar 1945 dan perubahan I,II, III dan IV (10 Agustus 2002).

J. Klasifikasi Konstitusi
Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
 Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau dokumen yang dapat
dijumpai pada sejumlah hokum dasar yang diadopsi atau dirancang oleh para
penyusun konstitusi dengan tujuan untuk memberikan ruang lingkup seluas
mungkin bagi proses undang-undang biasa untuk mengembangkan konstitusi itu
sendiri dalam aturan-aturang yang sudah disiapkan.
 Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan proses yang
panjang misalnya dalam penentuan Qourum, Amandemen, Referendum dan
konvensi.

b) Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku


1) Ciri-ciri konstitusi fleksibel yaitu
a. Elastic
b. Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama.
2) Ciri-ciri konstitusi yang kaku
a.Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan undang-

17
Makalah PKn tentang Konstitusi

undang yang lain.


b.Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan persyaratan yang
berat.
c) Konstitusi derajat tinggi dan komstitusi derajat tidak tinggi
 Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai derajat kedudukan yang
paling tinggi dalam Negara dan berada diatas peraturan perundang-undang yang lain.
 Konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan
serta derajat.
d) Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
 Jika bentuk Negara itu serikat maka akan didapatkan system pembagian kekuasaan
antara pemerintah Negara serikat dengan pemerintah Negara bagian.
 Dalam Negara kesatuan, pembagian kekuasaan tidak dijumpai karena seluruh
kekuasaannya terpusat pada pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.
e)Konstitusi system pemerintahan presidensial dan konstitusi system pemerintahan
parlementer.Konstitusi yang mengatur beberapa ciri-ciri system pemerintrahan presidensial
dapat diklasifikasikan kedalam konstitusi system pemerintah presidensial begitu pula
sebalikny

BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan

1. Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang
disebut Negara.
2. Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigit (kaku).
 Konstitusi negara memiliki sifat fleksibel / luwes apabila konstitusi itu
memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan jaman
dinamika masyarakatnya.
 Sedangkan konstitusi negara dikatakan rigit / kaku apabila konstitusi itu sulit
untuk diubah kapanpun.

18
Makalah PKn tentang Konstitusi

Adapun fungsi konstitusi adalah:


Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Menjamin hak-hak asasi warga Negara

3. kedudukan konstitusiyaitu:
 Konstitusi sebagai hukum dasar
Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena berisi aturan dan
ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu Negara.
 Konstitusi sebagai hukum tertinggi
Konstitusi lazimnya juga diberikan kedudukan sebagai hukum tertinggi dala tata
hukum yang bersangkutan.
B.Saran
Semoga dengan adanya materi ini kita dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari ,bahwa KONSITUSI itu sangat penting ,karena merupakan suatu hukum dasar tertulis
yang merupakan aturan-aturan dasar yang dibentuk dalam mengatur hubungan antarNegara
dan warga Negara.

19

Anda mungkin juga menyukai