Di Jerman dikenal
BAHASA PERANCIS dengan istilah
“grundgezets”
“CONSTITUER”
“grund” dasar dan
MEMBENTUK “gezets” undang –
undang.
KONSTITUSI
Dalam ilmu politik, Constitution merupakan suatu
yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-
peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan
dalam masyarakat.
Konstitusi adalah seperangkat aturan/hukum yang berisi
ketentuan tentang bagaimana pemerintah diatur dan
dijalankan.
Konstitusi adalah suatu kerangka negara yang
diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang
menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui
fungsi-fungsi dan hak-haknya (Lord James Bryce).
Konstitusi adalah satu kumpulan asas-asas mengenai
kekuasaan pemerintah, hak-hak yang diperintah dan
hubungan antara keduanya (pemerintah dan yang diperintah
dalam konteks HAM) (C.F. Strong )
Herman Heller
• Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat
yang selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah hukum
• Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang
tinggi yang berlaku dalam suatu negara.
K.C Wheare
• Keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara, berupa kumpulan
peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah daalm pemerintahan
suatu negara.
Sri Soemantri
• Suatu naskah yang memuat suau bangunan negara dan sendi-sendi sistem
pemerintahan negara.
Sebagai
Hukum
Dasar
Kedudukan
formal
konstitusi
Sebagai
Hukum
Tertinggi
Fungsi konstitusi
1. Sebagai landasan konstitusionalisme.
Landasan konstitusionalisme adalah
landasan berdasarkan konstitusi
(konstitusi dalam arti luas maupun
konstitusi dalam arti sempit).
- Konstitusi dalam arti luas meliputi
undang-undang organik, peraturan-
undangan lain dan konvensi. Gambar. UUD NRI 1945
- Konstitusi dalam arti sempit berupa sebagai konstitusi negara
Indonesia
UUD (Astim Riyanto, 2009).
2. Membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
3. Membatasi/mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap
rakyatnya.
4. Memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan
masyarakat yang dicita-citakan tahap berikutnya.
5. Dijadikaan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu
sistem ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh
semua warga negaranya.
6. Menjamin hak-hak asasi warga negara.
B. Perlunya Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-
Negara Indonesia
Konstitusi diperlukan agar dapat membatasi
kekuasaan pemerintah atau penguasa negara.
Konstitusi negara, di satu sisi dimaksudkan
untuk menjamin hak-hak dasar warga negara.
untuk membagi kekuasaan dalam negara.
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis dan Politik tentang
Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia
Menurut Thomas Hobbes (1588-1879), manusia pada status naturalis
bagaikan “serigala”. Hingga timbul istilah homo homini lupus (man is a
wolf to (his fellow) man), artinya yang kuat mengalahkan yang lemah.
Pandangan bellum omnium contra omnes (perang semua lawan semua).
Hidup dalam suasana demikian pada akhirnya menyadarkan manusia
untuk membuat perjanjian antara sesama manusia, yang dikenal dengan
istilah factum unionis.
Timbul perjanjian rakyat menyerahkan kekuasaannya kepada penguasa
untuk menjaga perjanjian rakyat yang dikenal dengan istilah factum
subjectionis.
Contoh raja yang berkuasa secara mutlak adalah
Louis XIV, raja Perancis yang dinobatkan pada
14 Mei 1643 dalam usia 5 tahun (baru mulai
berkuasa penuh umur 18 tahun). Louis XIV
dijuluki sebagai Raja Matahari (Le Roi
Solei/Louis yang Agung) (Louis le Grand/le
Grand Monarque). Ia memerintah Prancis
selama 72 tahun, masa kekuasaan terlama
monarki di Perancis dan bahkan di Eropa.
Gagasan untuk membatasi kekuasaan raja
dikenal dengan istilah konstitusionalisme yang
mengandung arti bahwa penguasa perlu dibatasi
kekuasaannya dan karena itu kekuasaannya Gambar. Raja Louis
XIV bertindak absolut
harus diperinci secara tegas.
Menurut Riyanto (2009), seorang ahli konstitusi berkebangsaan
Jepang Naoki Kobayashi mengemukakan bahwa UUD membatasi
dan mengendalikan kekuasaan politik untuk menjamin hak-hak
rakyat.
Melalui fungsi ini, UUD dapat memberi sumbangan kepada
perkembangan dan pembinaan tatanan politik yang demokratis.
K.C. Wheare menegaskan bahwa dalam sebuah negara kesatuan yang perlu diatur
dalam konstitusi pada asasnya hanya 3 masalah pokok berikut (Soemantri, 1987):
a. Struktur umum negara, seperti pengaturan kekuasaan eksekutiif, kekuasaan
legislatif dan kekuasaan yudisial.
b. Hubungan kekuasaan satu sama lain.
c. Hubungan antara kekuasaan dengan rakyat/warga negara.
A.A.H. Struycken menyatakan bahwa konstitusi dalam
sebuah dokumen formal berisikan (Soemantri, 1987):
a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau.
b. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan
bangsa.
c. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak
diwujudkan.
d. Suatu keinginan tentang perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa.
Philips Hood dan Jackson menegaskan bahwa materi muatan konstitusi
adalah (Asshiddiqie, 2002):
“Suatu bentuk aturan, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan yang
menentukan susunan dan kekuasaan organ-organ negara yang mengatur
hubungan-hubungan di antara berbagai organ negara itu satu sama lain,
serta hubungan ogan-organ negara itu dengan warga negara”.