Anda di halaman 1dari 15

Makalah Tentang Masalah Dalam Manajemen SDM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis Modern


Dosen Pengampu : Adissya Maya Andara, S.pd.,M.M

Di Susun Oleh Kelomnpok 8:

Yuni Amalia (210513)

Sayyid Ahmad Alfayyadh (210319)

Shobha Tsaqofa Maulan (211380)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
2021
Kata Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, nikmat serta karunianya yang tak ternilai
dan tak terhitung sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Masalah
Dalam Manajemen SDM” untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis Modern.

Adapun susunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami memohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami berharap agar pembaca makalah ini dapat memberikan
kritik dan saran kepada kami agar dikemudian hari kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Serang, 23 Nov 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... iii


B. Rumusan Masalah ................................................................................ iii
C. Tujuan Masalah.................................................................................... iii
D. Manfaat ................................................................................................ iii

BAB II PEMBAHASAN

A. SDM Di Indonesia ................................................................................ 1


B. Masalah Masalah SDM Di Indonesia ................................................... 1
C. Peran Pemerintah ................................................................................... 3
D. Solusi Solusi Masalah SDM .................................................................. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 6
B. Lampiran jurnal ....................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perekonomian dunia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Inovasi dalam
perdagangan serta semakin cerdasnya manusia modern membbuat akifitas perekonomian
dunia semakin sibuk dan padat. Hal ini memberikan dampak positif bagi kesejahteraan
manusia, kemajuan ekonomi dunia dan perkembangan negara. Namun ada sisi gelap dari
dampak kemajuan perekonomian tersebut, yaitu tidak meratanya kesejahteraan ekonomi yang
menyebabkan kesenjangan sosial. Hal ini menyebabkan adanya kelompok sosial menengah
kebawah yang bahkan tidak dapat menempuh pendidikan, sehingga semakin banyak pula
SDM yang tidak memiliki kualitas yang mumpuni.
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak
dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga
merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM
berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan
perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu. Indonesia adalah salah satu negara yang
mempunyai penduduk melebihi 100 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk lebih 2 persen
rata-rata pertahun. Akibat dari keadaan yang demikian itu timbullah masalah-masalah seperti
pengangguran, setengah pengangguran yang tinggi terutama di pedesaan, kekurangan tempat
tinggal, kekurangan prasarana dan sarana kesehatan, kekurangan sandang, pangan,
kesempatan kerja dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana SDM di indonesia?
2. Apa saja masalah-masalah SDM di Indonesia?
3. Bagaimana Peran pemerintah dalam SDM di Indonesia?
4. Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah SDM di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui keadaan SDM di indonesia, dan peran pemerintah dalam
menyelesaikan masalah-masalah SDM di Indonsia.
D. Manfaat
1. Bagi penulis, memebrikan pengetahuan lebih luas tentang permasalah SDM di negara
Indonesia.
2. Bagi Pembaca, Untuk memberikan pengetahuan, referensi dan materi yang dibutuhkan
bagi pembaca.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. SDM di Indonesia
Sumber daya manusia merupakan fakta dinamika yang memerlukan suatu pengolahan
yang tepat, sehingga benar-benar menjadi faktor pokok pembangunan. Disamping itu
sumber daya manusia merupakan tujuan pembangunan yaitu dalam rangka pembangunan
manusia seutuhnya. Manajemen sumber daya manusia sangat di tentukan oleh sifat sumber-
sumber daya manusia itu sendiri yang selalu berkembang baik jumlahnya maupun mutunya.
Manajemen sumber daya manusia harus mencari keseimbangan antara jumlah dan mutu
sumber daya manusia itu dengan keutuhan-kebutuhan suatu negara di dalam pembangunan
nasional.
Menurut suadipraja (2010: 20) saat ini sumber daya manusia (SDM) sudah harus menjadi
fokus pemerintah untuk bisa menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Kalau untuk produksi kita tidak masalah, tapi memang SDM kita masih banyak yang
berpendidikan rendah. Sebanyak 94 persen tenaga kerja industri kita tingkat pendidikannya
masih SMA atau SMK ke bawah," ungkap Kepala Pusdiklat Kementerian Perindustrian,
Arifin, pada jumpa pers Konvensi RSKKNI Tenunan Tradisional di Jakarta, Kamis (20/8).
Menurut Basir (2004: 4) Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk melebihi 100
juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk lebih 2 persen rata-rata per tahun. Akibat daripada
keadaan yang demikian itu timbullah masalah-masalah seperti pengangguran yang tinggi
terutama di pedesaan, kekurangan tempat tinggal, kekurangan prasarana dan sarana
kesehatan, kekurangan sandang, pangan, kesempatan kerja dan sebagainya.
Keadaan yang demikian itu akan menghambat pembangunan. Untuk mencari keseimbangan
antara sumber-sumber daya manusia yang tersedia dengan tingkat perkembangan ekonomi
pada tahap-tahap tertentu diperlukan suatu manajemen sumber daya manusia yaang tepat
pada tingkat nasional.

B. Masalah Masalah SDM di Indonesia


1. Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah SDM yang komperhensip dalam
berpikir dan selalu mengantisipasi tuntutan di masa depan, memiliki sikap positif,
berperilaku terpuji, dan berwawasan, serta memiliki kemampuan, keterampilan , dan
keahlian yang sesuai dengan kebutuhan diberbagai bidang serta sektor pembangunan.
2. Kurangnya tingkat pendidikan Formal yang disediakan sumber daya manusia.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan
pendidikan formal berstatus swasta.

1
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan.Perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.Gambaran ini
tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih
rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU
Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya
makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi
anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten
3. Kurangnya keterampilan sumber daya manusia.
Kurangnya keterampilan sumber daya manusia adalah tidak menguasai
Keterampilan yang dibutuhkan oleh para penyedia kesempatan kerja. Sumber daya
manusia yang tidak mempunyai keterampilan tidak akan dapat bersaing untuk
mendapatkan suatu pekerjaan.
4. Keterbatasan penyediaan kesempatan kerja.
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan
pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja.Namun bisa diartikan juga sebagai
permintaan atas tenaga kerja.
5. Rendahnya tingkat pendapatan per kapita sumber daya manusia.
Pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai manusia yang
sejahtera. Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli)
masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan harganya.
6. Rendahnya ilmu pengetahuan yang dimiliki sumber daya masyarakat.
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai kenyataan dalam alam manusia.
7. Kurangnya pengetahuan teknologi baru yang digunakan
Teknologi adalah suatu benda atau objek yang diciptakkan oleh manusia yang
bisa bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Teknologi yang diciptakkan oleh
manusia pada mulanya hanya sebuah alat-alat sederhana namun besar akan manfaatnya.
Dengan inovatif nya manusia membuat teknologi sangat cepat berkembang.
8. Pembangunan perekonomian di setiap daerah tidak merata.
Pembangunan yang kurang merata disebabkan perekonomian yang kurang lancar
disuatu negara pada umumnya dan khususnya daerah satu dengan daerah lain.
Pembangunan memiliki dampak yang sangat penting dalam menanggulangi
pengangguran khususnya pembangunan perekonomian. Apabila pembangunan
perekonomian suatu daerah maju atau lancar, maka lapangan pekerjaan yang tersedia di
suatu daerah akan semakin banyak. Akan tetapi bila kurangnya lapangan pekerjaan tetap
terjadi maka akan menimbulkan pengangguran.
9. Rendahnya produktivitas tenaga kerja.
produktivitas tenaga kerja menunjukkan kemampuan seseorang tenaga kerja atau
pekerja untuk menghasilkan sejumlah output dalam satu satuan waktu tertentu.

2
Produktivitas tenaga kerja tersebut dapat merupakan ukuran efisiensi pemanfaatan tenaga
kerja.
10. Adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.
Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar
92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta
orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka
ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
11. Lesunya dunia usaha.
Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini
mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi.
12. Minimnya pelatihan dan keterampilan sumber daya manusia.
Minimnya pelatihan dan keterampilan sumber daya manusia adalah terbatasnya
kemampuan seseorang karena kurangnya pengetahuan dan berlatih untuk menguasai
keterampilan tertentu.
13. Rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan untuk memberikan
layanan kesehatan kepada seluruh masyarakat.
14. Inflasi dan Tingkat Pengangguran yang Terus Meningkat.
Inflasi atau kenaikan tingkat harga secara umum dan terus menerus bagi sebuah
negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, selama tidak melebihi batas normal,
berlangsung singkat dan masih dapat terkendalikan oleh pemerintah.Inflasi ini dianggap
berbahaya karena dapat menyebabkan dampak negatif seperti menurunkan tingkat
kesejahteraan rakyat, memburuknya distribusi pendapatan dan mengganggu stabilitas
ekonomi. Seperti halnya inflasi, pengangguran yang terus meningkat merupakan masalah
bagi pebangunan ekonomi.Pengangguran yang terus meningkat biasanya berdampak
buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan stabilitas nasional.
15. Masalah Pemerataan Pendapatan.
Pembangunan ekonomi Indonesia terkonsentrasi hanya di kota-kota besar
terutama di Pulau Jawa dan didominasi oleh kelompok tertentu.Pada hakikatnya,
pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sehingga
keberhasilan pembangunan nasional tidak hanya diukur dengan keberhasilan dibidang
ekonomi (secara materi).

3
C. Peran Pemerintah
Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
adalah :
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga
Berencana (KB).
2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan :
a) Program Transmigrasi
b) Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
a) Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
b) Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
4. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a) Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di
semua daerah di Indonesia.
b) Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja.
c) Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga
pendidikan milik pemerintah.
d) Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja.
e) Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di
lembaga- lembaga pemerintah.
5. Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan :
a) Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan
berkembang-nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b) Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga
dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.

D. Solusi Solusi Masalah SDM


Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah
Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia
memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang
disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya
berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Oleh karena banyaknya masalah-masalah SDM di indonesia tersebut, maka terlahirlah solusi
sebagai berikut:
1. Pemerintah harus membuat program sekolah gratis 12 tahun.
2. Memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak yang miskin.

4
3. Pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana fasilitas yang memadai staf
pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat dan memiliki sistem
administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit.
4. Membuka lowongan pekerjaan agar masayrakat didaerah bisa bekerja dan
mendapatkan pendapatan yang tinggi sehingga dapat menyekolahkan anak-anak
mereka sampai jenjang perguruan tinggi.
5. Perusahaan harus secara komprehensif mengatasi masalah tenaga kerja dan
kepemimpinan secara berkala.
6. Perusahaan harus membuat kegiatan program pengembangan keterampilan secara
berkala.
7. Perusahaan harus membuat kegiatan program pengembangan keterampilan dan
keahlian untuk para pegawai baru dan para pemimpin perusahaan.
8. Perusahaan harus melakukan delapan pendekatan yang dapat digunakan untuk
perencanaan, tenaga kerja, rekruitmen, pelatihan, pengembangan karir
manajemen kinerja, merek perusahaan, keahlian pekerja dan sistem meritokasi.
9. Pemerintah dan pihak swasta harus memberikan bantuan pelatihan. Beberapa
bantuan pelatihan yang diberikan itu antara lain meliputi keterampilan kerajinan
rotan, tenun tekstil, makanan, minuman, jamu, peternakan dan pertanian.
10. Pemerintah dan pihak swasta memberikan bantuan modal. Bantuan modal itu
diharapkan bisa menjadi tambahan masyarakat dan sumber daya manusia untuk
menggerakan usahanya atau membuka usaha baru yang dapat banyak menyerap
tenaga kerja.
11. Perusahaan harus memberikan pelatihan keterampilan teknologi terbaru secara
berkala kepada seluruh tenaga kerja yang bekerja diperusahaan tersebut.
12. Perusahaan memeberikan beasiswa pendidikan kepada seluruh karyawan
diperusahaan tersebut untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan
tinggi.
13. Perusahaan memberikan dana kesejahteraan kepada seluruh karyawannya supaya
kesejahteraan karyawannya terjamin.
14. Pemerintah dan perusahaan harus menyediakan sarana dan prasarana untuk
melatih keterampilan para karyawannya. Seperti menyediakan komputer dan alat-
alat teknologi lainnya.
15. Perlunya rumah-rumah singgah untuk anak jalanan guna menjadi tempat belajar.
Pemerintah harus lebih memperhatikan anak-anak jalanan.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan
tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM
juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya,
SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir
dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi ituOleh karena itu, pengelolaan sumber
daya manusia dalam organisasi menjadi salah satu hal yang sangat penting.
1. Melemahnya SDM di Indonesia disebabkan sangat terbatasnya peluang atau
kesempatan yang dimiliki kelompok tersebut dalam mengakses sumber daya
pembangunan.
2. Peran pemerintah untuk SDM di Indonesia adalah dengan menciptakan lapangan
pekerjaan, memberi pelayanan kesehatan yang mudah dan murah, memberikan
pelayanan pendidikan gratis, memberikan kesehatan kepada masyarakat miskin.
Selain itu juga pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti Kredit Usaha Tani (KUT),
dll.
3. Untuk mengurangi masalah-masalah SDM di Indonesia, perlu dilakukan langkah-
langkah merombak struktur yang otoritarian dan monopolistik, dengan strategi
penguatan posisi politik dan ekonomi kelompok masyarakat miskin. Penguatan posisi
politik dapat dilakukan dengan mendorong pengorganisasian diri masyarakat miskin.
Penguatan posisi politik dapat dilakukan dengan mendorong pengorganisasian diri
masyarakat miskin demi tindakan yang partisipatif, dengan cara merubah peraturan
yang membatasi (seperti masalah perizinan atau formalisasi) menjadi peraturan yang
memfasilitasi. Sementara, penguatan ekonomi dilakukan dengan strategi merombak
struktur ekonomi yang monopolistik dan antipersaingan menjadi struktur yang lebih
adil dan kondusif, serta strategi untuk meningkatkan akses kelompok masyarakat
miskin terhadap sumber daya.

6
Lampiran Jurnal
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PELAYANAN TEMPAT USAHA RITEL
INDOMARET DI KELURAHAN KUKUSAN DEPOK Mohammad Ridha1, Winda Rohmatul
Mardiananingrum2 12Administrasi Perkantoran , Program Pendidikan Vokasi Universitas
Indonesia Email: mohammad.ridha@ui.ac.id

Abstrak
Industri ritel di Indonesia pada beberapa tahun ini mengalami kelesuan akibat pertumbuhan
bisnis online yang semakin pesat. Sudah terlihat beberapa department store seperti Matahari dan
Lotus sudah menutup geraigerainya. Sementara ini yang terdeteksi mengalami penurunan yang
signifikan adalah usaha ritel fashion garment, dan mulai mempengaruhi sektor lainnya seperti
elektronik dan furniture. Kegesitan para pengusaha online dapat pula mengancam industri ritel
konvensional dalam bidang makanan dan kebutuhan rumah tangga seperti hypermarket,
supermarket dan convenience store. Para pengusaha online sudah mulai menjual makanan
melalui media sosial seperti instagram dan facebook. Kekuatan usaha ritel konvensional adalah
kualitas pelayanan yang bersifat personal, dengan kedekatan emosional antara penjual dan
pembeli. Peneliti tertarik untuk menganalisa faktor-faktor yang paling berpengaruh dan memiliki
korelasi positif pada pelayanan tempat usaha ritel Indomaret di Kelurahan Kukusan Depok.
Peneliti mengharapkan agar setelah menemukan hasilnya, dapat memberikan masukan yang
tepat untuk usaha ritel Indomaret agar dapat bertahan di tengah kompetisi yang ketat dengan
sesama usaha ritel konvensional dan online. Penelitian dilakukan dengan mengambil data dari 44
konsumen Indomaret. Data diolah dengan SPSS, melalui metode Uji Rank Spearman yang
digunakan untuk menguji hipotesis korelasi dengan skala pengukuran variabel minimal ordinal.
Kata kunci; Ritel, Indomaret, Pelayanan Pelanggan, Spearman
Abstract
Retail industry in Indonesia in recent years experiencing sluggishness due to the rapid growth of
online business. Already seen some department stores like Matahari and Lotus has closed its
outlets. While this is detected a significant decrease is the fashion retail garment business, and
began to affect other sectors such as electronics and furniture. The onslaught of entrepreneurs
can also threaten the conventional retail industry in food and household needs such as
hypermarkets, supermarkets and convenience stores. The online entrepreneurs have started
selling food through social media such as instagram and facebook. The strength of conventional

7
retail business is the quality of service that is personal, with emotional closeness between the
seller and the buyer. Researchers are interested to analyze the factors that have the most
influence and have a positive correlation on the service where Indomaret retail business in
Kelurahan Kukusan Depok. Researchers hope that after finding the results, can provide the right
input for Indomaret retail business in order to survive in the middle of a tight competition with
fellow conventional and online retail business. The study was conducted by taking data from 44
Indomaret consumers. Data processed with SPSS, through Spearman Rank Test method used to
test the correlation hypothesis with a minimum ordinal variable measurement scale. Keyword;
Retail, Indomaret, Customer Service, Spearman
PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha ritel Indomaret di Indonesia sudah cukup lama
berkembang, dan diisi oleh pemain lokal dan internasional. Kemampuan untuk berbelanja rakyat
Indonesia semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan usaha ritel Indomaret
dalam beberapa tahun terakhir ini. Indonesia adalah negara berkembang yang cukup
diperhitungkan keberadaannya di Asia Tenggara, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atas
dasar harga berlaku triwulan II-2015 mencapai Rp. 2.866,9 triliun. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia semester I-2015 tumbuh 4,70 persen. Pertumbuhan didorong semua lapangan usaha
kecuali Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan sebesar 3,58 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran didorong oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga yang tumbuh 4,99 persen. (Berita Resmi Statistik, Badan Pusat Statistik, 2015). Potensi
Indonesia dalam bidang ekonomi mendorong pertumbuhan sektor retail untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatnya. Bisnis Eceran (Retail) secara umum mencakup farmasi, sarana
hiburan keluarga dan sebagainya. Dalam periode enam tahun terakhir, dari tahun 2007-2012,
jumlah usaha ritel Indomaret modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57 % per
tahun. Pada tahun 2007, jumlah gerai ritel Indomaret di Indonesia masih sebanyak 10.365 gerai.,
kemudian pada tahun 2011 mencapai 18.152 gerai tersebar hampir di seluruh kota di Indonesia.
Pertumbuhan gerai tersebut tentu saja diikuti dengan pertumbuhan penjualan. Menurut Asosiasi
Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan bisnis ritel antara 10 % - 15 % per tahun.
Penjualan ritel pada tahun 2006 masih sebesar Rp. 49 triliun, dan melesat hingga mencapai Rp.
138 triliun. Jumlah pendapatan terbesar merupakan kontribusi dari hipermarket, kemudian
disusul minimarket dan supermarket. (Frontier Consulting Group Report, 2012) Ritel adalah
suatu bentuk usaha yang menjual barang-barang kepada pemakai akhir (end user). Pengusaha
ritel membeli barang dagangan dalam jumlah besar dari pabrik maupun pedagang grosiran dan
menjualnya lagi kepada konsumen dengan komposisi dan variasi assortment yang beragam.
(Kanjaya, 2010) Usaha ritel tidak terbatas hanya perusahaan besar seperti Carrefour, Matahari,
Metro, Centro, Giant, Transmart, Indomaret, Alfamart, dan lainnya. Masih banyak lagi pedagang
ritel yang berskala UMKM. Dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1998 lalu, justru para
pengusaha ritel menengah dan kecil yang mampu bertahan dan menjadi tonggak utama dari
perekonomian Indonesia. Peneliti memiliki ketertarikan untuk melihat pelayanan yang dilakukan
oleh para pengusaha ritel menengah dan kecil, sebagai bahan kajian di masa mendatang, jika
akan mengadakan pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan pelayanan prima.Indomaret

8
merupakan jaringan minimarket yangmenyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari
dengan luas area penjualan kurang dari 200 m2. Toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara,
pada tahun 1988, dikelola oleh PT. Indomarco Prismatama. Sampai dengan awal tahun 2017,
jumlah gerai sebanyak 13.000 toko. Mitra usaha waralaba ini meliputi: koperasi, badan usaha
dan perorangan. Indomaret tersebar merata dari Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok,
Kalimantan dan Sulawesi. Motto perusahaan adalah "mudah dan hemat". Rumusan MasalahDari
uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa masalah yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah:
Faktor-faktor apakah yang terdapat pada pelayanan tempat usaha ritel Indomaret di Kelurahan
Kukusan, Depok, dan korelasi diantaranya. Tinjauan Pustaka Bisnis Ritel Pengecer atau
penjualan eceran atau dikenal dengan istilah ritel adalah kegiatan bisnis perdagangan (penjualan
barang atau jasa) yang langsung disalurkan kepada konsumen akhir untuk digunakan sebagai
kebutuhan pribadi, keluarga atau keperluan rumah tangga bukan untuk dijual kembali. Pengecer
merupakan perantara dalam sistem saluran pemasaran, dimana pengecer mendapatkan barang
dari produsen dan atau pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada konsumen akhir.
(Suryoto, 2015). Koefisien Korelasi Rank SpearmanBesarnya hubungan antara dua variabel atau
derajat hubungan yang mengukur korelasi berpangkat disebut koefisien korelasi berpangkat,
korelasi berjenjang, korelasi berurutan, atau korelasi bertingkat Ditemukan oleh Spearman
sehingga disebut juga Korelasi Spearman. Uji Rank Spearman diperkenalkan oleh Spearman
pada tahun 1904. Uji Rank Spearman digunakan untuk menguji hipotesis korelasi dengan skala
pengukuran variabel minimal ordinal. Dalam Uji Rank Spearman, skala data untuk kedua
variabel yang akan dikorelasikan dapat berasal dari skala yang berbeda (skala data ordinal
dikorelasikan dengan skala data numerik) atau sama (skala data ordinal dikorelasikan dengan
skala data ordinal). Data yang akan dikorelasikan tidak harus membentuk distribusi normal.
Populasi sampel yang diambil sebagai sampel maksimal 5 < n , 30 pasang. Jadi Uji korelasi
Rank Spearman adalah uji yang bekerja untuk skala data ordinal atau berjenjang atau rangking,
dan bebas distribusi. (Creswell, 2015) METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapat hasil
penelitian yang baik, maka penulis harus memiliki suatu metodologi penelitian yang baik pula.
Karena metodologi tersebut menggambarkan bagaimana proses penelitian tersebut berjalan
sehingga peneliti mempunyai panduan yang jelas dalam melakukan penelitiannya. Sample yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Indomaret, Kelurahan Kukusan. Jumlah
tempat pengambilan sample di lapangan sejumlah 44 konsumen. Data diperoleh dengan cara
mengirimkan kuesioner kepada responden yaitu konsumen Indomaret. Kuesioner disusun dengan
menampilkan lima variabel bebas yaitu tampilan, keandalan, daya tanggap, jaminan, empati.
Batas waktu yang ditentukan untuk penyebaran kuesioner kepada responden hingga
pengembalian kuesioner adalah selama 1 minggu, yaitu 16 Oktober 2017 – 27 Oktober 2017.
Pembuatan analisis bertujuan memberikan interpretasi korelasi pertanyaan dari hasil pengolahan
data mentah dan membahas hasil-hasil tersebut. Pada bagian selanjutnya juga akan diberikan
analisis tentang tindakan yang perlu diambil untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas
pelayanan di Indomaret. Merancang Metode Penelitian Tahap ini bertujuan untuk merancang
model yang digunakan dalam menjalankan penelitian dan menurunkan variabel-variabel yang

9
dipakai. Model Penelitian Model penelitian yang dipakai diturunkan dari model kualitas
pelayanan yang dikembangkan oleh Parasurahman dkk. (Parasurahman, 1990) Pada model ini,
kualitas pelayan karyawan Indomaret di Kelurahan Kukusan ditentukan oleh lima buah dimensi
yang digunakan oleh konsumenuntuk menilai kualitas layanan di Indomaret, Kelurahan
Kukusan. Definisi dari setiap dimensi adalah sebagai berikut: 1. Tampilan Kesiapan karyawan
untuk melayani, product knowledge, kualitas produk, penampilan, kesabaran dan pengucapan
salam kepada pelanggan. 2. Keandalan Keandalan dari fasilitas pelayanan yang ada,
berhubungan dengan sistem pelayanan karyawan yang berlaku di Indomaret, Kelurahan Kukusan
seperti kerapian ruangan, ketersediaan fasilitas pelayanan, dan keamanan lingkungan. 3. Daya
Tanggap Keinginan karyawan membantu konsumen dan memberikan pelayanan dengan tanggap
yang dapat dijabarkan pada area penjualan dapat dimasuki saat dibutuhkan dan ketanggapan
petugas dalam melayani konsumen.4. Jaminan Dapat diimplementasikan sebagai adanya jaminan
kualitas terhadap mesin kasir dapat berfungsi dengan baik, barang dagangan selalu tersedia di
tempatnya, dan uang kembalian selalu tersedia5. Empati Hal-hal yang menyangkut tentang kerja
sama yang baik antar karyawan dengan atasannya, karyawan bersikap baik, ramah dan sopan,
karyawan membantu mengambilkan barang dagangan, dan karyawan segera datang bila
dipanggil.Variabel-variabel Penelitian Setelah model kualitas pelayanan ditetapkan, selanjutnya
diturunkan variabel-variabel penelitian yang dipakai. Variabel-variabel tersebut merupakan
atribut atau item dari setiap dimensi. Elemen atau atribut itulah yang akan diukur dalam
penelitian ini dengan menanyakan pertanyaan tentang atribut tersebut kepada responden. Berikut
ini adalah item atau atribut-atribut tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Sekaran
(2004), penggunaan instrumen yang lebih baik akan lebih menjamin akurasi hasil, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kualitas ilmiah dari penelitian. Oleh karena itu,perlu dilakukan
penilaian seberapa baiknya pengukuran (goodness of measures) padapenelitian ini. Untuk
mengukur goodness of measures digunakan uji validitas, uji reliabilitas Analisis Peneliti melihat
bahwa pelayanan prima dan product knowledge merupakan unsur utama dalam dunia usaha ritel
di era milenial ini. Pemeliharaan seluruh fasilitas penunjang berupa pendingin udara, mesin kasir
merupakan variabel penunjang yang perlu rutin dilakukan, agar konsumen akan merasa nyaman
dan besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan tetap. Standar pelayanan yang diinginkan
konsumen tidak semata berupa pelaksanaan SOP saja, melainkan tuntutan agar karyawan
memiliki empati seperti sabar, ramah, bersedia mendengarkan keluhan pelanggan, dan tanggap
dalam mengamati kebutuhan konsumen.Konsumen rupanya juga masih membutuhkan bantuan
fisik dari karyawan berupa pencarian barang di area penjualan maupun gudang. Berdasarkan
kebutuhan konsumen akan pelayanan dengan interaksi penuh dengan karyawan, menunjukkan
bahwa dunia usaha ritel konvensional masih akan bertahan dalam jangka waktu lama walaupun
begitu gencarnya usaha ritel yang berbasis online. Variabel-variabel lainnya yang tidak
berkorelasi, tetap mendapat perhatian, karena dunia usaha ritel dapat berhasil dengan baik jika
seluruh komponennya berintegrasi secara holistik. Secara lebih rinci, peneliti menjabarkan
variabel-variabel yang saling berkolerasi, yaitu; ruangan ber AC dan sejuk, adanya Standart
Operational Procedure untuk Customer Service, sistem kerja yang disiplin, sosialisasi budaya

10
perusahaan.Simpulan Dalam dunia usaha ritel faktor pelayanan merupakan unsur utama dan
menjadi perhatian khusus dari konsumen. Dari penelitian ini, terlihat bahwa unsur sumber daya
manusia (SDM) di usaha ritel Indomaret merupakan variabel yang sangat berpengaruh.
Knowledge, skill, dan attitude SDM di dunia ritel, tentunya tidak dapat dibangun dalam waktu
singkat. Perusahaan perlu menetapkan standart operational procedure (SOP) dalam pelayanan
dan code of conduct bagi setiap karyawan agar berdisiplin tinggi dan dapat mendukung
tercapainya tujuan perusahaan. Unsur lainnya berupa fasilitas penunjang, ternyata berkolerasi
erat dengan pelayanan SDM. Jika pendingin udara tidak berfungsi dengan baik, kemamapuan
karyawan untuk melayani konsumen dapat menurun, karena energi mereka lebih cepat terkuras.
Jika mesin kasir tidak berfungsi dengan baik, pelayanan akan berjalan lebih lambat, antrian
konsumen semakin panjang, dan ada kemungkinan munculnya complaint, dan kondisi
terparahnya adalah pindahnya konsumen ke perusahaan ritel sejenis seperti Alfamart yang
letaknya tidak jauh dari Indomaret. Untuk mendapatkan konsumen bukan hal yang mudah,
perusahaan perlu melakukan berbagai upaya seperti promosi, penetapan harga yang baik,
penataan display barang yang menarik serta penyediaan produk yang variatif. Sangatlah
disayangkan apabila seluruh upaya yang dilakukan oleh manajemen Indomaret tidak dapat
berjalan sesuai rencana jika terjadi masalah pada pelayanan SDM dan tidak berfungsinya fasilitas
penunjang. DAFTAR PUSTAKACreswell, J. (2015). Riset Pendidikan: Perencanaan,
pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Kanjaya,
M., & Susilo, Y. (2010). Retail Rules.Jakarta: Erlangga Group.Supardi, U. (2012). Aplikasi
Statistika Dalam Penelitian. Jakarta: PT. Ufuk Publishing House.Suryoto, D. (2015). Manajemen
Bisnis Ritel.Jakarta: Center for Academic Publishing Service.Tjiptono, F. (2008). Service
Management: Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: ANDI.Yamit, Zulian. (2001).
Manajeman Kualitas Produk & Jasa. Yogyakarta: Penerbit EKONISIA. Yunarto, Holiy.I. (2006).
Business Concepts Implementation Series: In Sales and Distribution Management. Jakarta:
Penerbit PT Elex Media

Komputindo.

11

Anda mungkin juga menyukai