Anda di halaman 1dari 42

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Disusun Oleh:

Kelompok 10

1. Halimatus Sakdiyah (A1G021024)

2. Heni Tri Utami (A1G021058)

3. Widya Cahaya (A1G021070)

4. Agnes Aulia Videyla Ivana (A1G021156)

Dosen Pengampu:

Dra. Dalifa, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah biologi mengenai
keanekaragaman hayati dan klasifikasi makhluk hidup ini.

Adapun makalah biologi ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.

Penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat mengambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Bengkulu, 15 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keanekargaman hayati?
2. Berapakah tingkat keanekaragaman hayati?
3. Bagaimanakah keanekaragaman hayati di Indonesia?
4. Apa saja pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati?
5. Apa manfaat dan nilai keanekaragaman hayati?
6. Bagaimana klasifikasi keanekaragaman hayati?
7. Bagaimana tata nama makhluk hidup?
8. Bagaimanakh sistematika klasifikasi makhluk hidup?
9. Apa tujuan dan manfaat klasifikasi makhluk hidup?
10.

C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayali (biodiversity) adalah semua kehidupan di atas bumi ini baik
tumbuhan, hewan,jamur dan mikroorganisme, serta berbagai materi genetik yang dikandungnya
dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan
dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang berasal dari semua habitat
baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairan lainnya. Keanekaragaman hayati
dapat terjadi pada berbugai tingkat kehidupan mulai dari organisme tingkat rendah sampai
organisme tingkat tinggi.

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme
tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Misalnya dari organisme bersel satu hingga organisme
bersel banyak. Keanekaragaman juga terjadi dari tingkat organisasi kehidupan individu sampai
tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.

a. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Keanekaragaman tingkat gen adalah keanekaragaman susunan gen dalam individu dalam
satu spesies. Suatu makhluk hidup dikatakan satu spesies apabila dapat disilangkan dan
menghasilkan keturunan yang fertil.
Setiap individu mempunyai kromosom yang membawa sifat menurun (gen) yang
berbeda-beda. Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen
pada kromosom yang dimilikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari kedua induknya melalui
pewarisan sifat. Perbedaan jumlah dan susunan faktor yang menurun tersebut akan menyebabkan
terjadinya keanekaragaman gen. Makhluk hidup yang berada dalam satu spesies bisa mempunyai
sifat, bentuk, dan ukuran berbeda. Semua perbedaan yang ada dalam satu spesies disebabkan
karena perbedaan gen.
Peningkatan keanekaragaman gen dapat terjadi melaui hibridisasi (perkawinan silang)
atau melalui proses domestikasi (pemeliharaan hewan atau tumbuhan liar oleh manusia).
Hibridisasi berbagai jenis tanaman atau hewan tertentu dengan spesies liar biasanya digunakan
untuk menghasilkan keturunan yang tahan penyakit. Dengan hibridisasi akan diperoleh sifat
genetik baru dari variasi yang ada dalam satu spesies. Keanekaragaman gen dalam suatu spesies
disebut varietas atau ras.
Contoh keanekaragaman gen, yaitu variasi buah manga (mangga arumanis, mangga
manalagi, mangga indramayu) dan kucing (kucing rumah, kucing persia, kucing angora, kucing
siam).Keanekaragaman gen dapat terjadi karena faktor alamiah (adaptasi) dan faktor buatan
(mutasi gen atau rekayasa genetika).

b. Keanekaragaman Hayati Tingkat Spesies

Keanekaragaman tingkat spesies atau jenis adalah keanekaragaman pada individu yang
berbeda jenis. Keanekaragaman jenis lebih mudah diamati karena adanya perbedaan yang lebih
mencolok dan apabila dikawinkan dengan anggota spesies yang berbeda maka tidak bisa
menghasilkan keturunan atau menghasilkan keturunan yang tidak fertil (steril).
Keanekaragaman hayati tingkat spesies dapat dilihat dari beberapa jenis organisme yang
memiliki ciri-ciri fisik hampir sama, namun merupakan organisme dari spesies yangberbeda.
Contoh keanekaragaman tingkat spesies, jeruk bali (Citrusmaxima) dengan jeruk nipis (Citrus
nobilis). Kedua spesies tersebut berbeda spesies apabila disilangkan akan menghasilkan
keturunan yang steril. Kedua jenis jeruk tersebut hanya mempunyai nama genus yang sama,
yaitu Citrus. Contoh lain misalnya pada famili Palmae terdapat jenis tumbuhan seperti kelapa,
pinang, aren dan sawit yang memiliki morfologi atau bentuk yang serupa.

c. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem

Keanekaragaman jenis pada tempat hidup yang berbeda akanmembentuk ekosistem yang
berbeda pula. Keanekaragaman ekosistem terbentuk akibat adanya interaksi antara makhluk
hidupdan lingkungannya (faktor biotik dan abiotik). Faktor biotik meliputi berbagai jenis
makhluk hidup,misalnya tumbuhan atau hewan lain.Faktor abiotik misalnya iklim, cahaya,suhu,
air, tanah, kelembapan (disebut juga faktor fisik); serta salinitas, tingkat ke-asaman, dan
kandungan mineral (disebut juga faktor kimia).
Tiap ekosistem mempunyai ciri khas yang berbeda, misalnya dari vegetasi atau hewan
yang mendiami ekosistem tersebut. Contoh:pada ekosistem hutan bakau terdapat jenis tumbuhan
yang memiliki akar tunjang atau akar napas, pada ekosistem kaktus terdapat kaktus, bebagai
hewan reptilia yang tahan terhadap cuaca ekstrim.
Ekosistem sangat bervariasi sesuai dengan spesies yang ada didalamnya. Ada ekosistem
yang terbentuk secara alami, dan ada pula yang dibentuk oleh manusia . Ekosistem alami antara
lain, hutan,rawa, terumbu karang, pantai pasir, pantai batu, estuari, sungai,dan padang rumput.
Ekosistem buatan meliputi sawah, ladang, dan kebun.
Keanekaragaman ekosistem suatu wilayah ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain
posisi berdasarkan garis lintang, ketinggian tempat, iklim, cahaya matahari, kelembapan, suhu,
dankondisi tanah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tertetakdi khatulistiwa
mempunyai 47 macam ekosistem baik ekosistem darat maupun ekosistem perairan.
Berdasarkan tempatnya, ekosistem dibagi menjadi dua tipe, yaitu ekosistem perairan (akuatik),
dan ekosistem darat (terrestrial).
1. Ekosistem Perairan (Akuatik)

Ekosistem perairan adalah ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar terdiri atas air.
Beberapa makhluk hidup dalam ekosistem perairan dikelompokkan menjadi lima, yaitu:

 Plankton, organisme yang dapat bergerak secara pasif karenapengaruh air. Plankton
terbagi menjadi dua, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Contohnya, alga uniseluler dan
protozoa.
 Nekton, organisme dan dapat bergerak aktif (berenang), contohnya ikan dan katak.
 Neuston, organisme yang mengapung di permukaan air, contohnya eceng gondok, teratai,
dan serangga air.
 Bentos, organisme yang hidup di dasar perairan, contohnya kepiting, cacing, dan kerang.
 Perifiton, organisme yang melekat pada organisme lain, contohnya ganggang atau siput.

Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem perairan tawar dan ekositem laut.

a). Ekosistem air tawar

Ekosistem perairan tawar memiliki ciri-ciri:


 Mempunyai salinitas yang rendah
 Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
 Masuknya cahaya matahari kurang
Berdasarkan keadaan airnya, ekosistem air tawar dibagi manjadi dua, yaitu ekosistem
lotik dan ekosistem lentik. Ekosistem air tawar lotik ditandai dengan kondisi air yang selalu
mengalir, sedangkan ekosistem air tawar lentik ditandai oleh keadaan air yang tenang tidak
mengalir. Contoh ekosistem air tawar lotik, yaitu sungai,sedangkan ekosistem air tawar lentik,
yaitu danau dan rawa.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus perairan, ekosistem air tawar
terbagi menjadi beberapa zona, yaitu:
 Zona litoral: daerah dangkal yang bisa ditembus oleh cahaya matahari hingga dasar
perairan
 Zona limnetik: daerah terbuka yang jauh dati tepian sampai kedalaman yang masih dapat
ditembus oleh cahaya matahari
 Zona profundal: daerah yang dalam dan tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari
karena tidak ada cahaya matahari,zona ini tidak dihuni oleh produsen, tetapi dihuni oleh
produsen dan pengurai.

b). Ekosistem air laut

Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri:


 Mempunyai salinitas tinggi
 Tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
 Memiliki perbedaan suhu di bagian permukaan dengan dikedalaman laut
 Terdapat arus laut yang dipengaruhi oleh angin, perbedaan massa jenis air, suhu, tekanan
air, gaya gravitasi, dan gaya tektonik batuan bumi.

Berdasarkan intensitas cahaya yang dapat menembus perairan,ekosistem air laut dibagi menjadi
beberapa zona, yaitu:
 Zona fotik, yaitu daerah yang dapat ditembus oleh cahaya matahari. Zona fotik biasanya
kurang dari kedalaman 200 meter. Pada zona ini terdapat berbagai macam organisme
fotosintetik,seperti alga.
 Zona twilight, yaitu daerah yang ada pada kedalaman 200-2.000 meter sehingga hanya
sedikit cahaya matahari yang masuk. Cahaya matahari yang remang-remang tidak efektif
untuk berlangsungnya fotosintesis.
 Zona afotik, yaitu zona yang tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari sehingga selalu
gelap. Zona afotik berada pada kedalaman air lebih dari 2000 meter.

Pembagian ekosistem laut dari pantai hingga ke tengah laut dibedakan menjadi empat, yaitu:
 Zona litoral,yaitu daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut airlaut. Daerah ini akan
terendam pada saat pasang, dan menjadi daratan saat air laut surut. Zona litoral
berbatasan langsung dengan daratan sehingga banyak dihuni oleh organisme seperti
bintang laut, kepiting, bulu babi, dan udang.
 Zona neritik, yaitu daerah laut dangkal dengan kedalaman kurang dari 200 meter. Zona
neritik dapat ditembus oleh cahaya matahari sehingga dihuni oleh organisme fotosintetik
seperti ganggang laut.
 Zona batial, yaitu daerah laut dengan kedalaman 200-2.000 mdan keadaannya remang-
ramang. Zona ini dihuni oleh berbagaijenis ikan.
 Zona abisal, yaitu daerah laut dalam dengan kedalaman lebihdari 2000 m. Zona ini
ditandai dengan adanya palung lautdan keadaannya gelap. Zona abisal dihuni oleh
hewan-hewanpredator dan pengurai.
Pada ekosistem air laut, terdapat berbagai ekosistem lain.Berikut ini macam-macam ekosistem
yang ada di ekosistem air laut:

 Ekosistem pantai pasir


 Ekosistem pantai batu
 Ekosistem estuari (air payau)
 Ekosistem padang lamun
 Ekosistem hutan mangrove
 Ekosistem terumbu karang
 Ekosistem laut dalam

2. Ekosistem Darat
Ekosistem darat meliputi wilayah yang luas yang disebut bioma. Tipe bioma dipengaruhi
oleh iklim, letak geografis, dan ketinggian.Penamaan bioma disesuaikan dengan vegetasi yang
mendominasi.Terdapat tujuh macam bioma di bumi, yaitu hutan hujan tropis,sabana, padang
rumput, gurun, hutan gugur, taiga, dan tundra.

a). Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri:


-Curah hujan sangat tinggi, antara 200-450 cm/tahun
-Matahari bersinar sepanjang tahun dengan suhu lingkungansekitar 21-30℃

Vegetasi yang berada pada hutan hujan tropis sangatheterogen dan memiliki ketinggian yang
bisa mencapai 55meter. Pohon-pohon besar membuat kanopi atau tudung. Padadaerah di bawah
kanopi terdapat iklim mikro yang memilikikelembapan sangat tinggi, cahaya matahari lebih
sedikit, dan suhu yang lebih rendah. Tumbuhan yang hidup di dasar hutanadalah semak belukar
dan tumbuhan herba yang bedaun kecil.Beberapa tumbuhan merambat seperti rotan, anggrek,
dantumbuhan paku menempel (epifit) pada tumbuhan besar untukmendapatkan sinar matahari.
Hewan yang hidup di hutan hujantropis antara lain, berbagai jenis burung, kelelawar,
serangga,monyet, ular, tupai, harimau, dan babi hutan.

b). Sabana

Sabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon besar. Sabana terdapat pada
daerah tropis dengan curahhujan 90-150 cm/tahun. Sabana dibedakan menjadi dua, yaitusabana
murni (satu jenis pohon) dan sabana campuran (beberapajenis pohon). Jenis tumbuhan yang
hidup di sabana adalah rumput,Eucalyptus, Acacia, dan Corypha utan, sedangkan hewannya
adalahserangga, kuda, gajah, kijang, zebra, macan tutul, dan singa. Sabanabanyak ditemui di
Afrika dan di Nusa Tenggara.

c).Padang Rumput (Stepa)

Padang rumput dijumpai di daerah tropis dengan iklim sedang,seperti di Amerika Selatan,
Australia, dan Rusia selatan. Di Indonesia,padang rumput dijumpai di Nusa Tenggara. Bioma ini
memilikicurah hujan rata-rata 25-50 cm/tahun dengan frekuensi yang tidakteratur. Bioma padang
rumput hanya didominasi oleh rumput,dengan hewannya seperti serangga, Rodentia, Reptilia,
burung,bison, kangguru, zebra, jerapah, kijang, singa, dan cheetah.

d). Gurun

Gurun merupakan padang pasir yang luas dan tandus karena curahhujan yang sangat rendah.
Ciri-ciri bioma gurun adalah sebagai berikut:
 Curah hujan sangat rendah, kurang dari 25 cm/tahun
 Keadaan tanah sangat tandus dan tidak dapat menyimpan air
 Kecepatan penguapan (evaporasi) sangat tinggi
 Kelembapan udara sangat rendah
 Suhu lingkungan yang ekstrem, suhu siang hari bisa mencapai60°C dan malam hari
mencapai 0℃.
Tumbuhan yang hidup di gurun tergolong, xerofit yang meril, ciri, berakar panjang, batang dan
daunnya memiliki lapisan lilin untuk mencegah peguapan. Contoh tumbuhan xerofit adalah
Kaktus. Selain kaktus dapat dijumpai tumbuhan kurma dan semak belukar. Hewan yang hidup di
gurun adalah kalajengking, beberapa reptilia, tikus, burung, dan unta.

e). Hutan Gugur

Bioma hutan gugur terdapat di negara dengan empat rusim seperti di Amerika Serikat, Eropa
Barat, dan Asia Timur. Biorna ini memiliki curah hujan merata yaitu 75-100 cm/tahun. Vegetasi
yang mendominasi di bioma hutan gugur adalah pohon-pohon dengan daun lebar, seperti elm,
beech, oak, dan maple. Pada musim dingin air membeku sehingga tidak mampu diserap oleh
tumbuhan untuk bahan fotosintesis. Hal itu mengakibatkan pada musim dingin daun menjadi
berwarna merah lalu cokelat, dan kemudian gugur. Saat musim panas, salju mencair dan
tumbuhan memperoleh air sehingga tumbuhan akan bersemi untuk melakukan fotosintesis.
Hewan yang hidup di hutan gugur biasanya melakukan hibernasi pada musim dingin, misalnya
hamster dan kelelawar. Beberapa hewan pengerat menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya,
sementara burung-burung akan bermigrasi ke daerah yang lebih hangat.

f). Taiga

Taiga adalah bioma yang didominasi oleh tumbuhan berdaun jarum (konifer) yang tampak hijau,
seperti cemara, spruce, alder, birch, dan juniper. Bioma ini terdapat di daerah antara subtropis
dan kutub.

Bioma taiga bisa ditemui di pegunungan beriklim dingin. Hewan yang dapat ditemui antara lain
beruang hitam, serigala, serangga, dan burung.

g). Tundra

Tundra adalah bioma yang paling dingin karena terdapat di kutub. Tanah ditutupi oleh salju yang
mencair pada musim panas. Musim dingin tanpa sinar matahari berlangsung selama 9 bulan, dan
matahari bersinar pada musim panas hanya 3 bulan. Vegetasi yang dominan di bioma tundra
adalah lumut Spaghnum dan lumur kerak (lichenes). Bioma ini terbagi menjadi dua, yaitu tundra
arktik (kutub utara) dan tundra alpin. Tundra arktik berada di kutub utara seperti Rusia, Siberia,
Kanada, dan Finlandia. Tundra alpin terdapat pada pegunungan yang tinggi, seperti di puncak
gunung Jayawijaya di Papua.

C. Keanekaragaman Hayati Di Indonesia


Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan karakteristik wilayah
dan persebaran organismenya.

1. Berdasarkan Karakteristik Wilayah

Secara astronomis, Indonesia terletak di antara 6°LU-11°LS dan 95°-141°BT. Artinya,


Indonesia terletak di daerah iklim tropis. Ciri-ciri daerah tropis antara lain temperaturnya cukup
tinggi (26°-28°C), curah hujan cukup banyak (700-7.000 mm/tahun), dan tanah-nya subur karena
proses pelapukan batuan cukup cepat.
Dilihat secara geografis, Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan
muda, yakni sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania. Ini menyebabkan Indonesia memiliki
banyak gunung berapi. Hal tersebut menyebabkan tanah menjadi subur.
Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi membuat Indonesia kaya akan hewan
dan tumbuhan. Indonesia memiliki 10% dari seluruh spesies tanaman yang ada di dunia, 12%
spesies mamalia, 16% spesies reptilia dan amfibi, serta 17% spesies burung dunia. Sejumlah
spesies tersebut bersifat endemik, yaitu hanya terdapat di Indonesia dan tidak ditemukan di
tempat lain. Contohnya sebagai berikut:
 Burung cendrawasih di Papua
 Burung maleo di Sulawesi
 Komodo di Pulau Komodo
 Anoa di Sulawesi
 Rafflesia arnoldii terdapat di Pulau Sumatra dan penyebarannya di sepanjang Bukit
Barisan dari Aceh sampai Lampung
 Bunga bangkai (Amorphophallus sp.) merupakan flora langka Khas Indonesia.
Selain spesies endemik, Indonesia juga kaya akan beraneka flora fauna yang ber-nilai ekonomi
yang dapat dimanfaatkan, misalnya sebagai berikut:
 Bermacam-macam varietas durian (Durio zibethinus), antara lain durian petruk dari
Randusari Jepara, durian sitokong dari Ragunan, durian sunan dari Boyolali, dan durian
simas dari Bogor.
 Kedondong (Spondias cythrerea), misal-nya kedondong karimunjawa berasal dari
Karimunjawa.
 Salak (Salacca edulis), misalnya salak pondoh berasal dari Desa Soka Sleman,
Jogyakarta, dan salak bajalen dari Ambarawa.

2. Berdasarkan Persebaran Organisme

Persebaran organisme di muka bumi dipelajari dalam cabang biologi yang disebut
biogeografi. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari
satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah.Organisme tersebut kemudian
mengalami diferensiasi menjadi subspesies dan spesies baru yang cocok terhadap daerah yang
ditempatinya.
Penghalang (barrier) geografi seperti gunung yang tinggi, gurun pasir, sungai, dan lautan
membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies (isolasi geografi). Adanya isolasi
geografi juga menyebabkan perbedaan susunan flora dan fauna di berbagai tempat.
Menurut Alfred Russell Wallace, berdasarkan adanya persamaan fauna di daerah-daerah
tertentu di bumi, maka dapat dibedakan 6 daerah biogeografi dunia, yaitu sebagai berikut:
 Nearktik: Amerika Utara
 Palearktik: Asia sebelah utara Hima-laya, Eropa dan Afrika, Gurun Sahara sebelah utara
 Neotropikal: Amerika Selatan bagian tengah
 Oriental: Asia, Himalaya bagian selatan
 Ethiopia: Afrika
 Australia: Australia dan pulau-pulau sekitarnya.
Fauna di Indonesia mencerminkan posisinya di antara Benua Asia (Oriental) dan Benua
Australia. Di antara Paparan Sunda dan wilayah laut dalam terdapat batas flora fauna Asia.
Artinya, flora fauna Asia menyebar hanya sampai batas tersebut. Batas ini disebut garis Wallace.
Di antara Paparan Sahul dan laur dalam di bagian tengah juga terdapat bata, dara fauna Australia.
Artinya flora fauna Australia menyebar hanya sampai batas ini yaitu garis Weber.
Kepulauan Indonesia merupakan, tempat dua daerah biogeografi bertemu, yaitu kawasan
Oriental yang amat kaya akan binatang mamalia dan kawasan Australia yang paling miskin akan
binatang mamalia. Wallace memperhatikan sejumlai perbedaan pada flora dan faunanya. la
berhasil menarik garis pada peta sedemikian rupa sehingga memisahkan kelompok kehidupan
satu sama lain.
Jika dilihat secara sekilas, hanya ada sedikit perbedaan di antara gugusan pulau yang
dipisahkan oleh garis Wallace. Sebenarnya, deretan pulau tersebut merupakan dua kawasan yang
terpisah secara fisik sekitar 80 juta tahun yang lalu karena terjadi pergeseran pada kerak bumi.
GarisbWallace memisahkan mulai dari sebelah tenggara kepulauan Filipina, melewati antara
Pulau Mindanau dan Sangihe, terus ke selatan di antara Kalimantan dan Sulawesi, termasuk
Samudra Indonesia di antara Bali dan Lombok.
Paparan Sunda dan Paparan Sahul terjadi pada akhir masa Pleistosen. Pada masa itu,
terjadi perubahan permukaan air laut di seluruh dunia, karena mencairnya lapisan es dan gletser.
Permukaan air laut naik kurang lebih 150 meter. Akibatnya, di Indonesia Barat, daratan Sunda
tenggelam, dan hanya bagian-bagian yang tinggi dari lipatan pegunungan yang tertinggal sebagai
kepulauan. Bagian yang sekarang bisa dilihat adalah paparan benua yano berbatasan dengan
Malaysia, Sumatra, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Jawa Utara. Di bagian Timur,
yaitu daratan Sahul, juga tenggelam. Papua terpisah dari Australia dan terbentuklah Laut
Arafuru. Daerah-daerah yang tinggi membentuk pulau-pulau seperti Kepulauan Aru, dan daerah
kepala burung (Papua).
Sesuai dengan garis Wallace, per-sebaran fauna di Indonesia terbagi menjadi wilayah
barat (oriental) dan timur (Aus-tralia) yang masing-masing ditandai oleh fauna yang khas.
Sementara itu, menurut garis Weber, di antara wilayah barat dan timur, atau antara Oriental dan
Australia, terdapat zona peralihan.
a. Persebaran Fauna di Wilayah Indonesia Barat (Oriental)

Bagian barat wilayah Indonesia yang termasuk Paparan Sunda memiliki fauna tipe
Oriental, contohnya berbagai jenis kera, gajah, harimau, tapir, badak, kerbau liar, babi hutan,
serta rusa.
1. Sumatra memiliki hewan-hewan khas seperti gajah, tapir, badak bercula dua, harimau,
siamang, dan orang utan.
2. Tawa memiliki badak bercula satu, harimau, dan banteng.
3. Kalimantan memiliki badak bercula dua, macan tutul, orang utan, kera berhidung
panjang, dan beruang madu.

b. Persebaran Fauna di Wilayah Indonesia Timur (Australia)

Bagian timur wilayah Indonesia ditempati fauna tipe Australia yang terdiri atas burung-
burung dengan warna-warna mencolok misalnya kasuari, nuri, parkit, cendrawasih, dan merpati
berjambul; serta beberapa jenis hewan berkantong, misalnya kanguru wallabi dan kanguru
pohon. Di bagian tengah, misalnya Sulawesi, terdapat hewan yang khas yaitu anoa, dan di Pulau
Komodo terdapat komodo.

c. Zona Peralihan antara Oriental dan Australia

Kalau kita menuju ke timur dari garis Wallace, jumlah hewan kawasan Oriental
menyusut secara mencolok. Sebaliknya, menuju barat, jumlah hewan kawasan Australia
menurun dengan jelas. Beberapa jenis marsupialia (mamalia berkantong) tipe Australia telah
memasuki daerah Wallace, burung pelatuk Oriental telah terbang dari Bali lewat pulau-pulau
sampai sedikit ke timur dari garis Wallace. Hewan Oriental seperti burung hantu, bajing, dan
babi yang melintasi garis Wallace ke timur sampai Sulawesi mungkin telah dibawa orang
Melanesia sebagai makanan dan hewan piaraan.
Pada banyak kasus, garis Wallace sama sekali belum meniadi kabur. Jarak garis itu dari
Bali dan dari Lombok hanya 25 kilometer, tetapi perbedaan faunanya sungguh mengagumkan.
Bali dan kawasan
Oriental, telah dicapai oleh bajing dan harimau dari Asia. Akan tetapi, kedua hewan ini
tidak menyebar ke timur lebih jauh. Sebaliknya, Lombok mempunyai burung pemakan madu
dari Australia yang tidak dikenal di Bali. Di tempat lain sepanjang garis itu, opossum berbulu
dari Australia terdapat di Sulawesi, tetapi tidak menyeberang ke Kalimantan yang jaraknya
hanya beberapa kilometer. Burung kaka-tua, dari daerah Australia, menyebar ke barat tepat
sampai pada garis Wallace, tetapi tidak melintasinya.
Menurut Weber, bagian kepulauan Indonesia tersebut di atas merupakan daerah peralihan
bertahap antara kawasan Australia dan Oriental. Daerah yang me-rupakan tempat peralihan yang
mencolok adalah Sulawesi.

d. Flora Malesiana
Lingkungan terestrial cenderung berubah dalam suatu pola karakteristik dari utara ke
selatan, karena letak garis lintang dari bukit ke puncak gunung. Perubahan mungkin terjadi
secara bertahap atau mendadak, sehingga pada akhirnya terbentuk zona tertentu dan tersendiri
yang kemudian membentuk bioma.
Bioma dapat diartikan sebagai macam komunitas utama yang terdapat pada suatu daerah
yang dapat dikenal berdasarkan fisiognomi (penampakan). Faktor utama yang. menentukan
pembagian bioma adalah ketinggian suatu tempat.
Garis pembatas atau pemisah antara dua bioma, walaupun tidak jelas, disebut ekoton.
Ekoton ditempati oleh tumbuhan dan hewan yang khas. Bioma-bioma umumnya ditentukan oleh
vegetasi atau tumbuhan yang dominan. Hal ini cende-rung mencerminkan iklim yang umum dari
area tersebut. Ada berbagai bioma di dunia, yaitu gurun, padang rumput, hutan huian tropis,
hutan gugur, dan sabana.
 Gurun (padang pasir): bioma ini terdapat di Afrika, Amerika, Australia, dan Cina.
 Padang rumput: bioma ini terbentang dari daerah tropis hingga subtropis, misalnya di
Amerika.
 Hutan hujan tropis: terdapat di daerah tropis dan subtropis, misalnya di Amerika Selatan
(Brasil), Asia (ter-masuk Indonesia), dan Afrika.
 Hutan gugur (deciduous forest): me-rupakan bioma yang khas di daerah beriklim sedang.
 Sabana: terdapat di kedua sisi khatu-listiwa, berkembang dengan lebih baik di Afrika dan
Arnerika Selatan. Sabana terdapat juga di India, Asia Selatan, Australia, dan Indonesia
(di Iran, NTI, dan NTB).

Indonesia mempunyai 2 di antara 5 bioma tersebut di atas, yaitu bioma hutan hujan tropis
dan bioma sabana. Biora hutan hujan tropis yang meriliki keaneks-ragaman tumbuhan sangat
tinggi adalah daerah Malesiana.
Flora Malesiana meliputi tumbuh-tumbuhan yang terdapat di wilayah Indo-nesia,
Malaysia, Filipina, Papua Nugini, dan kepulauan Solomon. Karena keaneka-ragamannya tinggi,
maka dapat dikatakan bahwa flora malesiana merupakan sumber plasma nutfah.
Pada umumnya hutan-hutan di Indonesia didominasi oleh tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae
(tumbuhan berbiji ber-sayap), di antaranya meranti (Shorea sp.).
Meranti terdapat di hutan Kalimantan, Sumatra, Jawa, Sulawesi, Brunei, Malaysia, dan
pulau lainnya. Meranti dimanfaatkan kayunya untuk bahan bangunan. Tumbuhan khas Malesiana
yang terkenal adalah Raflesia Arnoldii. Parasit ini hidup melekat pada akar atau batang
tumbuhan pemanjat Tetrastigma. Penye-baran Raflesia meliputi Sumatra (Aceh, Bengkulu),
Malaysia, Kalimantan, dan Jawa. Di daerah ini juga terdapat 30 jenis palem termasuk di
antaranya salak liar (Salacca sp.). Akan tetapi, saat ini salak telah terdistribusi ke seluruh
pelosok Malesiana.
Di Papua ditemukan pohon buah khas yang disebut matoa (Pometia pinnata). Matoa
memiliki perpaduan rasa buah durian dan rambutan. Buah matoa berangkai seperti anggur,
berbentuk bulat kecil, dan berkulit tipis.
D. Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati
Sekarang ini banyak kegiatan manusia yang dilakukan dengan teknologi modern, misalnya
menggunakan mesin pertanian,mesin penebang pohon, dan pestisida. Kegiatan-kegiatan tersebut
berdampak terhadap keanekaragaman hayati. Dampak tersebut tdapat bersifat negatif
(merugikan) atau positif (menguntungkan).

1. Kegiatan yang mengakibatkan makin berkurangnya keanekaragaman hayati (dampak


negatif) antara lain seperti berikut ini.

a. Ladang berpindah, selain memusnahkan berbagai jenis tanaman, juga dapat merusak
struktur tanah. Keadaan ini mempersulit pemulihan keberadaan berbagai jenis tanaman.
b. Intensifikasi pertanian (pemupuk-an, penggunaan insektisida atau pestisida, penggunaan
bibit unggul, dan mekanisasi pertanian).
c. Penemuan bibit tanaman dan hewan baru yang unggul meng-akibatkan terdesaknya bibit
lokal (disebut erosi plasma nutfah).
d. Perburuan liar dan penangkapan ikan dengan cara tidak tepat dan tanpa kenal batas dapat
memusnahkan jenis-jenis hewan dan ikan.
e. Penebangan liar, ladang berpin-dah, pembukaan hutan, dan kegiatan manusia lain yang
menyebabkan kerusakan hutan. Ini sama artinya dengan merusak habitat berbagai jenis
hewan sehingga dapat menyebabkan kerusakan hutan jenis-jenis hewan tersebut.
f. Industrialisasi, selain mengurangi areal hutan juga menyebabkan polusi yang berakibat
berkurangnya jenis hewan dan tumbuhan.

2. Kegiatan manusia yang dapat melestarikan keanekaragaman hayati (dampak positif)


antara lain sepertiberikut ini.

a. Penghijauan dan reboisasi, selain menambah jumlah jenis-jenis tanaman baru, juga
memulihkan kawasan hutan yang mengalami kerusakan.
b. Pengendalian hama secara biologi, Merupakan usaha pemberantasan hama tanpa
merusak ekosistem sehingga tidak menyebabkan hilangnya jenis hewan dan tanaman
karena penggunaan insektisida. Selain itu, serangan hama dapat dicegah karena predator
alami tetap ada di dalam ekosistem.
c. Penebangan hutan dengan perencanaan yang baik dan dilakukan peremajaan (tebang pilih
dan tanam kembali).
d. Usaha pemuliaan hewan dan tanaman yang menghasilkan varietas tanaman dan hewan
unggul menambahkan kekayaan sumber plasma nutfah dengan tetap melestarikan jenis
hewan dan tumbuhan lokal.
e. Usaha-usaha pelestarian alam, dilakukan di dalam habitat asli (secara in situ) maupun di
luar.
E. Manfaat Dan Nilai Keanekaragaman Hayati
Dalam kehidupan sehari-hari, keanekaragaman tumbuhan dan hewan dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan primer dan sekunder guna meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.

1. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang bersifat mutlak, misalnya:

a. Sandang (ulat sutra, domba,kapas)


b. Pangan (serealia atau biji-bijian,umbi-umbian, sayur, buah, telur, daging, susu)
c. Papan (meranti, jati, sengon, pohon sawo)
d. Udara bersih (tumbuhan hijau atau pepohonan).

2. Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan untuk lebih menikmati hidup, misalnya:

a. Transfortasi (kuda, unta, sapi)


b. Rekreasi(pepohonan, hutan, ta-man bunga, tanaman hias, burung berkicau, keindahan
bawah laut, hewan piaraan).

Keanekaragaman hayati yang dapat menghasilkan sesuatu (produk) yang bermanfaat


untuk hidup dan menjaga kesehatan manusia dikatakan memiliki nilai biologi. Keanekaragaman
hayati yang membuat orang terhibur karena keindahannya dikatakan memiliki nilai estetika.
Keanekaragaman hayati yang menyebabkan manusia kagum, makin menghargai, dan makin
dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa dikatakan memiliki nilai religius.
Keanekaragaman hayati dapat menghasilkan produk berupa materi atau jasa yang dapat
diperjualbelikan (ditukar dengan mata uang), misalnya bahan ke-butuhan pokok atau pangan
yang diper-dagangkan. Dengan demikian, keanekaragaman hayati memiliki nilai ekonomi. Bagi
suatu suku tertentu, keaneka-ragaman hayati dapat memberikan kebang-gaan karena keindahan
atau kekhasannya. Misalnya karapan sapi di Madura, ukiran kayu jati di Jepara, dan lukisan
wayang dari bulu atau kulit domba. Keaneka-ragaman hayati tersebut memiliki nilai budaya.
Keanekaragaman hayati masih terus diteliti oleh para ahli untuk tujuan ilmu pengetahuan.
Misalnya pemuliaan hewan atau tanaman, pelestarian alam, dan pencarian alternatif bahan
pangan serta energi. Jadi, keanekaragaman hayati memiliki nilai pendidikan.

F. Klasifikasi Keanekaragaman Hayati


Sejak zaman dahulu, manusia telah mempunyai keinginan mengenal dan memanfaatkan
keanekaragaman hayati untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia ilmu
pengetahuan, keanekaragaman hayati dipelajari untuk keperluan ilmiah dan sangat bermanfaat
untuk pengembangan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Ilmu yang
mempelajari tentang klasifikasi disebut taksonomi.
Cabang-cabang biologi seperti botani dan zoologi memerlukan data atau gambaran
menyeluruh tentang hewan dan tumbuhan yang ada di bumi ini. Sebagian hewan dan tumbuhan
telah diidentifikasi dan diberi nama, tetapi sebagian lagi belum. Dari hasil studi, diperkirakan
Jumlah jenis tumbuhan di bumi lebih dari 300.000 dan jumlah jenis hewan sekitar 1.000.000.
Golongan serangga memiliki jenis yang diperkirakan lebih dari setengah juta. Untuk
mempelajari makhluk hidup tersebut perlu dilakukan klasifikasi (pengelompokan) guna
memperoleh gambaran yang jelas secara mudah. Jika keanekaragaman hayati dipelajari tanpa
klasifikasi, sangat mungkin terjadi kerancuan pengertian tentang suatu jenis makhluk hidup,
misalnya nama burung gereja di negara satu dengan negara lain berbeda.

G. Tata Nama Makhluk Hidup


Hingga abad ke-18, semua naskah ilmupengetahuan ditulis dalam bahasa Latinsebagai
bahasa para ilmuwan. Nama he-wan dan tumbuhan menggunakan bahasaLatin dan memakai
nama yang Panjang (polinomial). Contoh nama hewan: seekorturtus kecil berwarna abu-abu
keputih-putihan tanpa bintik (Turtus minor cenearcoalbus non maculatus). Contoh
namatumbuhan: sambucus dengan batang ber-kayu yang bercabang dan memiliki
bungaberbentuk payung (Cambucus caule arboreofloribus umbellatis).
Setelah Carolus Linnaeus memperkenalkan sistem penulisan baru, penulisanpolinomial
diubah ke binomial. Carolus Linnaeus membuat suatu sistem penulisanbaru yang hingga kini
masih dapat diguna-kan oleh para ahli taksonomi.

Beberapa prinsip utama dari sistem penamaan Carolus Linnaeus, ialah:


a. Menggunakan bahasa latin
b. Menggunakan kategori
c. Menggunakan dua kata.

Di dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam kelompok besar hingga


kelompok kecil yang disebut takson. Kategori yang digunakan Linnaeus pada waktu itu adalah
kingdom (dunia), filum atau divisi (keluarga besar hewan atau tumbuhan), class (kelas), ordo
(bangsa), famili (suku), genus (marga), dan spesies (jenis). Urutan dari kingdom ke spesies
adalah menurut persamaan ciri-ciri yang paling umum kemudian makin ke bawah persamaan
ciri-ciri makin khusus serta perbedaan ciri makin kecil.
Sejak zaman Aristoteles hingga per tengahan abad ke-20, para biologiwan membagi
makhluk hidup ke dalam dua kingdom, yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan).
Setelah ditemukan mikroskop, penge tahuan tentang ciri organisme mulai berkembang.
Menjelang akhir abad ke-19 biologiwan berkebangsaan Jerman, Ernst Haeckel, mengusulkan
kingdom ketiga yaitu Protista untuk bakteri. Akan tetapi, dalam penelitiannya lebih lanjut,
Haeckel menemukan bahwa ciri-ciri king dom Protista tidak sesuai untuk bakteri. Haeckel
kemudian berusaha menempatkan bakteri ke dalam kingdom yang tepat di tahun 1937, Edouard
Chatton mengusulkan super kingdom Prokariota untuk bakteri dan super kingdom Eukariota
untuk organisme lainnya. Dikotomi (pembagian atas dua konsep yang berlainan) saat ini diakui
oleh biologiwan secara universal sebagai perbedaan evolusioner yang mendasar. Pada saat itu,
bakteri dan Cyanophyta yang inti selnya sama-sama tidak diselubungi membran dimasukkan ke
dalam kingdom Monera.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan di temukannya
mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan tingkat sel
antarorganisme, para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H.
Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom, dan ini disetujui oleh sebagian besar
biologiwan. Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam kingdom
tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker me misahkan fungi dari
kingdom tumbuhan antara lain karena jamur tidak melakukan fotosintesis, melainkan menyerap
ma kanan dari organisme lain. Selain itu, jamur berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi
dinding sel, struktur tubuh, dan cara reproduksinya. Dengan demikian, terdapat lima kingdom
organisme, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

Pada tahun 1977, Carl Woese dari Uni versity of Illionis membagi kelompok Monera yang
bersifat prokariota berdasarkan perbedaan pada RNA ribosomnya menjadi dua kingdom, yaitu
Archaebacteria dan Eubacteria. Lebih lanjut, Woese mengelom pokkan organisme menjadi enam
kingdom, yaitu Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

Ilmu pengetahuan semakin berkem bang dari masa ke masa. Perkembangan ini sering menuntut
perubahan dalam klasifikasi, khususnya pada tingkat king dom. Setiap sistem klasifikasi yang di
gunakan harus bersifat eksklusif sekaligus inklusif. Artinya, ciri-ciri yang digunakan dalam
pengklasifikasian harus dapat membentuk kelompok yang beranggotakan organisme yang
serupa, yang berbeda dari kelompok lainnya. Sebagai contoh, tum buhan bersifat autotrof,
sedangkan hewan dan fungi bersifat heterotrof. Ciri ini menggolongkan (inklusif) organisme
yang serupa ke dalam satu kingdom dan se kaligus memisahkan (eksklusif) organisme tersebut
dari organisme lainnya.

H. Sistematika Klasifikasi Makhluk Hidup


Sistem klasifikasi dibuat untuk memudahkan kita mempelajari keaneka ragaman hayati di dunia
ini. Perkem bangan sistem klasifikasi menunjukkan bagaimana para ilmuwan bekerja, yaitu
terbuka terhadap perubahan dalam hal-halyang baru. Klasifikasi taksonomi dibagi dalam
beberapa tingkat berikut ini.

a. Kingdom

Kingdom merupakan tingkat takson tertinggi yang membagi makhluk hidup menjadi 6 golongan
pokok, yaitu kingdom Archaebacteria, Eubacteria, Protista, jamur (Fungi), tumbuhan (Plantae),
dan hewan (Animalia).

b. Filum atau Divisi (Keluarga Besar)


Kingdom dibagi menjadi filum-filum (untuk hewan) atau divisi-divisi (untuk tum buhan).
Kingdom tumbuhan dibagi menjadi divisi-divisi menurut ciri-ciri yang umum. Misalnya
tumbuhan berspora dan tidak berpembuluh masuk ke dalam divisi Bryophyta, sedangkan yang
berspora dan berpembuluh masuk ke dalam Pteridophyta. Untuk hewan, kategori ini terdiri atas
semua hewan yang memiliki prinsip dasar sama, misalnya:

1) Homo sapiens (manusia) dan Chanos chanos (bandeng), memiliki bentuk tubuh dan
habitat berbeda, tetapi prinsip dasarnya sama, yaitu adanya tulang belakang (vertebrae).
2) Filum Arthropoda terdiri dari berbagai hewan dengan bentuk tubuh berbeda, tetapi
prinsip dasarnya sama, yaitu kakinya terdiri atas segmen-segmen yang memiliki
persendian.

c. Kelas

Divisi dibagi menjadi kelas-kelas menurut ciri-ciri yang masih umum, misalnya tumbuhan
berbunga (Magno liophyta) dibagi menjadi tumbuhan berkotiledon satu (monokotil atau kelas
Liliopsida) dan tumbuhan berkotiledon dua (dikotil atau kelas Magnoliopsida). Kelas
Magnoliopsida tersebut masih dapat dibagi lagi menjadi subkelas, seperti Magnoliidae dan
Rosidae. Pada kelompok hewan, kelas terdiri

hawan yang terbentuk atasPada kelompok hewan, kelas terdiri dari semua hewan yang terbentuk
atas adanya perbedaan sekunder dari prinsip dasar filumnya. Misalnya kelas Amphibia dalam
subfilum Vertebrata, prinsip dasar nya adalah sama, yaitu mempunyai tulangbelakang
(vertebrae), tetapi mempunyai perbedaan dengan hewan vertebrata lain, yaitu dalam hal siklus
hidupnya.

d. Ordo (Bangsa)

Ordo membagi kelas atau subkelas ke dalam ciri yang lebih khusus lagi, misalnya subkelas
Magnoliidae dibagi lagi antara lain menjadi ordo Magnoliales dan ordo Ranunculales. Pada
hewan, kategori ini terdiri dari semua hewan yang mengacu pada pelaksanaan dari prinsip-
prinsip kelas. Misalnya pada kelas Mamalia, ordo nya terbentuk dari kelompok-kelompok hewan
yang berbeda cara hidupnya. Contohnya ada ordo Carnivora, Insectivora dan Rodentia, yang
berbeda dalam hal memperoleh makanan dan mengunyah makanan.

e. Famili (Suku)

Dari ordo ke famili, anggota-anggota nya makin memiliki ciri khusus yang sama dan
perbedaannya semakin kecil. Contoh nya, ordo Solanales dibagi lagi menjadi famili Solanaceae.
Kategori ini mencakup semua organis me yang genus-genusnya dianggap dari nenek moyang
yang sama.

f. Genus (Marga)
Famili dibagi lagi menjadi genus genus. Tomat dan terung terlihat berbeda, tetapi dimasukkan ke
dalam satu genus yang sama, yaitu Solanum. Kategori ini mencakup semua jenis yang
menunjukkan persamaan struktur alat reproduksinya.

g. Spesies (Jenis)

Kita mengenal tomat buah dan terung sayur. Nama latin spesies tomat buah adalah
Solanum lycopersicum, sedangkan terung sayur adalah Solanum melongena. Spesies
menunjukkan nama individunya bukan nama golongannya.
Kategori ini mencakup semua individu yang memiliki sifat-sifat sama, baik dalam hal
morfologi, anatomi, dan fisiologi Makhluk hidup satu spesies memiliki jumlah dan susunan
kromosom sama. Jika sesama individu satu spesies kawin, maka akan dihasilkan keturunan yang
fertil.
Prinsip lain yang perlu diperhatikan dalam sistem klasifikasi menurut Linnaeus adalah
penggunaan dua kata untuk pem berian nama khusus, yaitu nama genus dan spesies dari suatu
makhluk hidup. Cara ini kemudian dinamakan binomial nomenklatur, yang artinya pemberian
nama makhluk hidup dengan dua kata. Kata pertama menunjukkan genus, sedangkan spesies
ditunjukkan dengan kedua kata tersebut.
Aturan ini kemudian dibakukan secara internasional dan menjadi nama universal untuk
semua negara. Sebagai contoh, burung gereja diberi nama Passer domes ticus. Jika satu spesies
terbagi atas sub spesies, maka ditandai dengan nama ketiga. Contohnya Passer domesticus
domesticus (untuk subspesies yang ada di daratan Eropa) dan Passer domesticus niloticus (untuk
yang berada di dataran rendah Sungai Nil).
Usaha-usaha penertiban nama ilmiah telah dirintis secara internasional sejak tahun 1867
untuk tumbuhan, dan tahun 1898 untuk hewan. Dewasa ini kita telah memiliki Kode
Internasional Tata Nama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature) dan Kode
Internasional Tata Nama Hewan (International Code of zoological Nomenclature)

Penamaan Tingkat Takson

1) Nama jenis atau spesies


Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama spesies dengan sistem tata
nama binomial adalah sebagai berikut.
a. Huruf pertama dari kata yang menun jukkan marga (genus) ditulis dengan huruf
besar. Kata kedua ditulis dengan huruf kecil semua. Contoh Zea mays.
b. Jika nama jenis ditulis tangan, harus diberi garis bawah pada kedua nama tersebut.
Akan tetapi, jika dicetak harus memakai huruf miring (tanpa garis bawah). Contoh:
Zea mays jika dicetak; Zea mays jika ditulis tangan.
c. Jika nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih dari dua kata, kedua kata tersebut
harus dirangkai dengan tanda penghubung. Contoh: Hibiscus rosa sinensis menjadi
Hibiscus rosa-sinensis.
Nama jenis hewan yang terdiri dari tiga kata seperti Felis maniculata domestica (kucing
jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung, sedangkan untuk varietas perhatikan contoh,
Hibiscus sabdarifa var. alba (rosela varietas putih).
Jika nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukan nya, maka
nama penemu dapat dicantum kan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya.
Contohnya tanaman pinus yang ditemukan oleh Merkus, diberi nama Pinus merkusii.

2) Nama marga atau genus


Nama marga atau genus tumbuhan dan hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat
diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, kandungan zat, dan sebagainya.
Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh marga tumbuhan: Solanum (terung
terungan); marga hewan: Canis (anjing) dan Felis (kucing).
3) Nama suku atau famili
Nama famili diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah akhiran
aceae jika itu tumbuhan dan idae jika hewan. Contoh nama famili pada tumbuhan: Famili
Solanaceae, dari Solanum + aceae (terung-terungan). Contoh nama famili pada hewan: Famili
Canidae dari Canis + idae dan Famili Felidae dari Felis+idae.
4) Nama ordo atau bangsa
Nama ordo pada tumbuhan biasanya diakhiri dengan -ales, sedangkan untuk nama ordo
hewan tidak ada aturan ter tentu. Contoh ordo pada tumbuhan: Magnoliales dan Laurales.
5) Nama kelas
Nama kelas pada tumbuhan biasanya diakhiri dengan -opsida, sedangkan untuk nama
kelas pada hewan tidak ada aturan tertentu. Contoh kelas pada tumbuhan: Magnoliopsida dan
Liliopsida.
6) Nama divisi atau filum
Nama divisi pada tumbuhan biasanya diakhiri dengan -phyta sedangkan untuk nama
filum hewan tidak ada aturan tertentu.

I. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi


Jika suatu tumbuhan atau hewan hendak kita pelajari sebagai objek studi, tentu kita harus
mengetahui hewan atau tumbuhan mana yang kita maksud. Kenyataannya, jumlah hewan dan
tumbuhan sangat banyak dan beraneka ragam. Bagaimanakah cara kita supaya mudah
mempelajarinya?
Cara tepat adalah dengan mengadakan klasifikasi dan memberi nama setiap ke lompok
yang terbentuk. Misalnya, hewan hewan dapat kita kelompokkan menjadi dua kelompok besar,
yakni hewan ber tulang belakang (vertebrata) dan hewan tidak bertulang belakang (invertebrata).
Kelompok hewan vertebrata dapat dipecah lagi menjadi kelompok yang lebih kecil, yaitu
hewan dua alam (amfibi), hewan melata (reptilia), hewan menyusui (mamalia), hewan berbulu
dan bersayap (aves), dan ikan (pisces).
Dengan demikian, bila kita ingin mem pelajari hewan sebagai objek studi, akan lebih
mudah menentukan kelompok hewan apa yang akan kita pelajari.
Kegiatan klasifikasi telah dilakukan sejak adanya manusia di bumi ini. Manusia
membedakan makhluk hidup satu dengan lainnya sehingga muncul istilah seperti tumbuhan
pangan, tumbuhan obat, tumbuhan sayur, tumbuhan buah, dan sebagainya.

Manfaat klasifikasi bagi manusia antara lain:

a. Untuk penelitian lebih lanjut sehingga makhluk hidup yang telah dikenal melalui
klasifikasi dapat lebih dimanfaatkan.
b. Untuk dipelajari agar dapat melestari kan keanekaragaman hayati di masa mendatang.
c. Untuk mengetahui hubungan antara organisme satu dengan lainnya.

J. Lima Kingdom Makhluk Hidup


a. Bacteria

1. Pengertian Bakteri

Bakteri adalah organisme prokariota uniseluler yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Bakteri hidup di sekitar kita dan juga di dalam tubuh kita. Cabang
ilmu biologi yang mempelajari bakteri disebut bakteriologi. Bakteri bersifat kosmopolit, dan
hingga kini telah diketahui lebih dari 5.000 spesies bakteri yang terdapat di bumi. Bakteri adalah
suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan
organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal),
prokariota/ prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies
mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air,
di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah
sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan
garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.

2. Ciri-ciri Bakteri

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain

yaitu :
1) Organisme multiselluler
2) Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3) Umumnya tidak memiliki klorofil
4) Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya
memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5) Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6) Hidup bebas atau parasite
7) Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8) Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan.

Secara umum, ciri-ciri bakteri adalah sebagai berikut:

1) Dinding sel tersusun atas mukopolisa karida dan peptidoglikan. Peptidoglikan terdiri atas
polimer besar yang tersusun atas N-asetil glukosamin dan asam Nasetil muramat, yang
saling berikatan silang dengan ikatan kovalen. Berdasarkan pewarnaan Gram, bakteri
dapat dikelompokkan menjadi bakteri Gram positif dan Gram negatif. Kedua kelompok
ini berbeda terutama pada dinding selnya.
2) Sel bakteri dapat menysekresikan lendir ke permukaan dinding selnya. Lendir yang
terakumulasi di permukaan terluar dinding sel akan membentuk kapsul. Kapsul ini
berfungsi untuk perlindungan. Bakteri berkapsul lebih sering menimbulkan penyakit
dibandingkan bakteri tidak berkapsul.
3) Membran sitoplasma meliputi 8-10% dari bobot kering sel dan tersusun atas fosfolipid
dan protein. Fungsi utama membran sitoplasma adalah sebagai alat transpor elektron dan
proton yang dilepaskan pada waktu oksidasi bahan makanan. Membran sitoplasma juga
berfungsi mengatur pengangkutan senyawa yang memasuki dan meninggalkan sel.
4) Sitoplasma dikelilingi oleh membran sitoplasma, dan tersusun atas 80% air, asam
nukleat, protein, karbohidrat, lemak, dan ion anorganik, serta kromatofora. Di dalam
sitoplasma terdapat ribosom-ribosom kecil, RNA, dan DNA. Selain itu, terdapat pula
DNA tertentu yang diselubungi protein sehingga membentuk genofor sirkuler.
5) Pada kondisi yang tidak menguntungkan, bakteri dapat membentuk endospora yang
berfungsi melindungi bakteri dari panas dan gangguan alam.
6) Bakteri ada yang bergerak dengan flagela dan ada yang tidak. Bakteri tanpa flagela
bergerak dengan cara berguling.

3. Klasifiksi Bakteria

 Berdasarkan Cara Memeroleh Makanan

1). Bakteri autotroph


Jenis bakteri ini dapat menyusun makanannya sendiri dengan menyintesis zat anorganik
menjadi zat anorganik. Jika energi yang digunakan untuk menyintesis tersebut berasal dari
cahaya matahari disebut fotoautotroph.
Sementara jika energinya berasal dari hasil reaksi kimia disebut kemoautotroph. Contoh
bakteri autotroph ialah bakteri hijau, bakteri ungu, Nitrosomonas, Nitrococcus, Nitrobacter.

2) Bakteri heterotroph

Jenis bakteri ini sangat bergantung pada zat organik di sekitarnya. Hal itu karena jenis
bakteri ini tidak dapat mengubah zat anorganik menjadi organik. Berdasarkan sifatnya, jenis
bakteri ini ada yang:

a. Parasit, contohnya Treponema yang hidup pada manusia.


b. Saprofit, contohnya Escherichia coli yang hidup pada usus besar manusia.

 Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya

Berdasarkan alat geraknya (flagel), bakteri dibedakan atas:

1) Atrik, yaitu tidak berfalgel.


2) Monotrik, memiliki satu buah flagel.
3) Lofotrik, memiliki sekelompok flagel pada satu di antara ujungnya.
4) Amfitrik, memiliki flagel pada kedua ujungnya baik tunggal maupun berkelompok.
5) Peritrik, seluruh permukaannya berflagel.

 Bakteri Berdasarkan Bentuknya

1) Basil (bacillus)

Bakteri Basil berbentuk batang atau silinder dengan variasi monobasil (hanya satu), diplobacillus
(bergandengan dua-dua) dan streptobacillus (bergandengan berbentuk rantai).

Meski begitu, ada juga yang berbentuk agak bundar sehingga disebut coccobacillus. Contoh
bakterinya adalah Bacillus anthracis.

2) Kokus (coccus)

Bakteri kokus adalah jenis bakteri berbentuk bulat seperti bola. Adapun variasi bakteri kokus
adalah micrococcus (tunggal), diplococcus (bergandengan dua-dua), tetracoccus (bergandengan
empat dan membentuk bujur sangkar), sarcina (bergerombol membentuk kubus), staphylococcus
(bergerombol), dan streptococcus (bergandengan membentuk rantai).

Satu di antara contoh bakteri kokus adalah Staphylococcus aureus.


3) Spiral (sprillum)

Bakteri spiral adalah jenis bakteri yang berbentuk lengkung dan nampak seperti spiral. Variasi
bentuknya ada vibrio (berbentuk koma, jika lengkung kurang dari setengah lingkaran), spiral
(jika bentuk lengkung lebih dari setengah lingkaran), dan spirochete (bentuk lengkung
membentuk struktur yang fleksibel). Adapun contoh bakteri spiral adalah Treponema pallidum.

b. Protista

1. Pengertian Protista
Protista adalah kingdom yang terdiri dari satu sel atau banyak sel dan memiliki
membrane inti (organisme eukariot) serta bersel tunggal. Protista dapat di kelompokkan menjadi
tiga bagian yaitu menyerupai hewan (protozoa), menyerupai tumbuhan (Ganggang) dan
menyerupai jamur. Sebagian besar Protista hidup di air, karena tidak memiliki pelindung untuk
menjaga tubuhnya dari hawa kering.
Jadi, Kingdom Protista adalah kingdom yang sederhana karena hanya tersusun atas satu
sel sehingga dapat di kelompokan dalam kingdom sendiri. Tetapi ada juga yang multiseluler
akan tetapi masih sangat sederhana dibandingkan dengan organisme lainnya.

2. Ciri-ciri Protista
Protista umumnya mempunyai ukuran Mikroskopis dan makrokopis: Organisme yang
berukuran mikroskopis adalah organisme yang berukuran sekitar 5 μm – 3 mm. selain itu juga
ada yang berukuran makroskopis dengan ukuran Panjang mencapai 60 meter bahkan lebih.
Berikut ini ciri-ciri lainnya dari Kingdom Protista Grameds:

 Umumnya Uniseluler: Kingdom Protista tersusun atas satu sel atau uniseluler. Tetapi ada
juga yang multi seluler atau sel banyak. Dalam penelitian kingdom Protista yang bersel
banyak atau multiseluler akan hidup secara berkelompok (membentuk Koloni).
 Tipe Sel Eukariotik: Protista memiliki membran inti sehingga disebut sebagai sel eukariotik.
Sel yang sudah bermembran inti, namun Protista merupakan makhluk hidup prokariotik
yang paling sederhana tetapi jauh lebih kompleks dalam hal struktur, fungsi, tingkah laku
dan ekologinya bila dibandingkan dengan Archaebacteria dan Eubacteria.
 Hidup Bebas atau Simbiosis: Kingdom Protista dapat hidup bebas dengan cara
menguntungkan satu sama lain. Tetapi juga dapat bersifat parasite bagi organisme lainnya.
Jika bersifat parasite maka akan mengakibatkan banyak penyakit di sekitarnya.
 Habitat Umumnya di Tempat Lembab: Seperti sudah di jelaskan diatas bahwa Protista ini
hidup di air atau tempat lembab. Bukan hanya di air tawar tetapi di laut juga yang kadar
garamnya banyak Protista juga dapat hidup. Protista yang hidup di laut sebagian besar
bertindak sebagai fitoplankton yang merupakan kontributor utama dalam penyediaan energi
jaring-jaring makanan.
 Bersifat Aerob dan Anaerob: Bersifat aerob karena memerlukan oksigen untuk proses
respirasi yang bertempat pada mitokondria. Bersifat anaerob karena tidak memerlukan
oksigen pada respirasi dengan bersimbiosis bersama bakteri yang bersifat aerob.
 Bersifat Heterotrof dan Bersifat heterotrop karena memperoleh makanan dengan
mengabsorsi molekul organik dan sebagian lagi bersifat fotoautotrof karena memiliki
kloroplas sebagai tempat untuk menangkap energi matahari.
 Bersifat Motil: Ada sebagian Protista yang mempunyai alat gerak seperti flagel atau bulu
cambuk, silia atau rambut getar, dan pseudopodia atau kaki semu. Dengan demikian Protista
dapat di sebut dengan motil yang bergerak bebas.

3. Klasifikasi Protista

a) Protista Mirip Hewan (Protozoa)

Ciri-Ciri Protozoa

Protista yang mirip dengan hewan memiliki ciri-ciri tertentu, diantaranya:


 Protozoa merupakan hewan yang bersel satu atau dikenal dengan Uniseluler dengan
ukuran tubuh hanya 10-200 µm.
 Tidak memiliki dinding sel.
 Pada umumnya bersifat heterotrof, hanya sebagian kecil saja yang bersifat autotrof.
 Hidup bebas atau sebagai parasit bagi organisme lain.
 Reproduksi secara seksual atau aseksual.
 Pada umumnya memiliki alat gerak.

Klasifikasi Protista Mirip Hewan (Protozoa)

 Filum Rhizopoda (Sarcodina)

Pergerakan Rhizopoda dilakukan dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia).


Rhizopoda tidak memiliki bentuk tetap karena selalu berubah-ubah sesuai dengan
pergerakannya. Selain berfungsi untuk bergerak, kaki semu juga berfungsi untuk menangkap
makanannya. Setelah makanan tersebut dicerna, zat sisa hasil pencernaan akan memadat dan
menepi pada ujung tubuh kemudian keluar dari tubuh. Karena tidak dapat menghasilkan
makanan sendiri, maka rhizopoda termasuk organisme heterotrof.  Rhizopoda berkembangbiak
dengan membelah diri secara langsung (pembelahan biner). Contoh anggota filum rhizopoda
adalah Amoeba.

 Filum Ciliata

Filum Ciliata (Ciliophora atau Infusiora): Sesuai dengan namanya, Ciliata bergerak
dengan menggunakan silia (bulu getar). Selain berfungsi sebagai alat gerak, silia yang terdapat di
seluruh bagian tubuhnya juga berfungsi untuk menggerakan makanan agar dapat masuk melalui
mulutnya. Karena tidak dapat menghasilkan makanan sendiri, maka Ciliata termasuk organisme
heterotrof. Ciliata biasanya memiliki dua inti sel yang disebut makronukleus (berukuran lebih
besar) dan mikronukleus (berukuran lebih kecil). Reproduksi aseksual dilakukan dengan
membelah diri, dan seksual dilakukan dengan konjugasi (saling menempelkan tubuh dan
bertukar inti). Contoh anggota filum ini adalah paramecium sp.

 Filum Flagellata

Filum Flagellata (Mastigophora): Flagella berasal dari bahasa latin yang artinya cambuk.
Mastifophora berasal dari bahasa Yunani yaitu “mastig” yang artinya cambuk, dan “phora” yang
berarti gerakan. Sebagian besar flagellata memiliki dua cambuk di bagian belakang tubuhnya,
sehingga saat bergerak terlihat seperti didorong dari belakang. Flagellata dapat ditemukan di laut,
air, tawar, juga bersimbiosis dengan makhluk hidup lain, ataupun hidup menumpang atau secara
parasite.

 Filum Sporozoa

Sporozoa (Apicomplexa): Sporozoa  (Sporo = biji, zoa = hewan) merupakan organisme


uniseluler yang tidak memiliki alat gerak. Organisme ini bergerak dengan melakukan kontraksi
seluruh sel. Seluruh Sporozoa hidup secara parasit, dan makanan diserap langsung dari inangnya.
Reproduksi sporozoa dapat berlangsung secara seksual maupun aseksual. Secara seksual terjadi
dengan pertemuan mikrogamet dan makrogamet dalam tubuh inang. Sedangkan aseksual
dilakukan dengan pembelahan sel. Contoh sporozoa adalah plasmodium vivax, malaria, dan
ovale yang merupakan penyebab penyakit malaria pada manusia.

2). Protista Mirip Jamur

Protista mirip jamur merupakan protista dengan ciri berikut: Bersifat eukariotik, Tidak
memiliki klorofil, Dapat menghasilkan spora, Bersifat heterotrof. Protista mirip jamur bukan
merupakan bagian dalam kingdom Fungi karena struktur tubuh dan cara reproduksi yang berbeda
dengan kelompok Fungi.  Protista mirip jamur diklasifikasikan ke dalam tiga filum, yaitu:

 Myxomycota (Jamur Lendir)

Myxomycota disebut juga jamur lendir plasmodial. Semua anggota Myxoycota bersifat
heterotrof karena tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga tidak mampu menghasilkan
makanan sendiri. Biasanya jamur lendri plasmodium memiliki pigmen warna yang terang, dapat
berwarna kuning atau oranye.
Plasmodium dapat tumbuh hingga diameternya mencapai satuan sentimeter (cm), namun
demikian mereka merupakan organisme uniseluler, ukuran tubuhnya besar karena kelompok ini
dapat memiliki banyak nukleus. Habitat myxomycota dapat ditemukan di hutan basah, kayu
lapuk, dan tanah lembab. Dalam siklus hidupnya terdapat kumpulan sel amoeboid yang disebut
plasmodium.
Sel amoeboid merupakan sel-sel yang dapat hidup bebas yang dihasilkan oleh jamur
lendir. Plasmodium dapat memakan bakteri, hama, spora dan komponen organik lainnya,
makanan kemudian dicerna dengan mekanisme fagositosis. Ketika makanan kurang, maka sel –
sel ini akan bergabung membentuk sesuatu seperti lendir. Kemudian massa yang seperti lendir
ini akan mencari lingkungan baru yang lebih mendukung kebutuhannya.
Pergerakan massa tersebut dilakukan dengan kontraksi dari masing-masing sel yang
bergabung tadi. Ketika habitatnya kering dan tidak dapat memberikan makanan, maka
plasmodium akan berhenti tumbuh dan berkembang, serta akan berdiferensiasi menjadi suatu
tahapan siklus hidup yang berfungsi untuk reproduksi seksual.

 Acrasiomycota

Acrasiomycota merupakan jamur lendiri seluler. Berbeda dengan myxomycota yang


merupakan jamur lendir plasmodium. Perbedaan dasar keduanya adalah Acrasiomycota
merupakan organisme haploid (hanya memiliki satu set kromosom), hanya zigotnya saja yang
bersifat diploid (memiliki dua set kromosom). Sedangkan Myxomycota menjalani hidupnya
lebih dominan sebagai organisme diploid. Selain itu Acrasiomycota atau jamur lendir seluler
memiliki tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan spora saat reproduksi aseksual.
Acrasiomycota tidak memiliki siklus hidup berflagel.

 Oomycota

Oomycota (jamur air): Sebenarnya nama jamur air untuk Oomycota kurang tepat, karena
itu merupakan salah satu spesies fillum ini. “Oomycota” berasal dari kata “Oo” yang artinya
telur dan “Mycota” yang artinya jamur. Sebagian besar oomycota hidup sebagai pengurai dan
berperan penting di habitat perairan. Beberapa anggotanya juga hidup sebagai parasit.
Reproduksi Oomycota dapat terjadi secara aseksual maupun seksual. Secara Aseksual mereka
akan membentuk zoospora yang apabila jatuh pada lingkungan yang sesuai akan menjadi
organisme baru. Sedangkan secara seksual dengan pertemuan gamet jantan dan gamet betina.
Contoh-contoh Oomycota

Organisme yang merupakan anggota dari Oomycota adalah sebagai berikut.

a) Saprolegnia sp. adalah parasit pada ikan dan serangga yang dapat hidup di air tawar
dengan suhu 3 – 330C. Beberapa spesies Saprolegnia antara lain adalah Saprolegnia
australis dan Saprolegnia ferax.
b) Phythophthora sp. adalah parasit pada tanaman budidaya. Beberapa spesies
Phythophthora adalah sebagai berikut.
c) Phythophthora infestans adalah parasit pada tanaman kentang dan tomat.

II. Protista Mirip Tumbuhan (Algae)

Protista mirip tumbuhan yang uniseluler sering disebut fitoplankton, sedangkan protista
mirip tumbuhan multiseluler sering disebut alga. Sama seperti namanya, protista mirip
tumbuhan, baik alga maupun fitoplankton mampu melakukan fotosintesis. Fitoplankton memiliki
peranan penting dalam memberikan oksigen ke atmosfer melalui proses fotosintesis yang
dilakukan.

Ciri-Ciri Algae

Ciri-ciri Algae diantaranya:

 Bersifat uniseluler atau multiseluler.


 Ukuran tubuh bervariasi, mulai dari algae mikroskropis dengan ukuran 8 µm hingga
algae makroskropis dengan ukuran 60 m.
 Bentuk tubuh tetap karena adanya dinding sel.
 Algae uniseluler dapat hidup soliter ataupun membentuk koloni.
 Memiliki beberapa jenis klorofil (klorofil a, klorofil b, klorofil c, dan klorofil d) yang
tersimpan dalam kloroplas.
 Memiliki pigmen fotosintetik selain klorofil (xantofil [kuning], fikosianin [biru],
fukosantin [cokelat], fikoeritrin [merah], dan karotenoid).
 Memiliki bentuk kloroplas yang bervariasi (spiral, cakram, jala, mangkung, bulat, dan
lainnya).
 Dapat hidup seperti plankton, neuston, atau bentos.
 Bereproduksi secara aseksual (dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan
spora vegetatif) atau seksual (dengan konjugasi, singami, dan anisogami).

Klasifikasi Protista Mirip Tumbuhan (Algae)

Protista mirip tumbuhan diklasifikasikan ke dalam tujuh filum, yaitu:

 Euglenophyta

Filum Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang flagella (bulu cambuk),


Bintik mata yang dapat menangkap cahaya (disebut stigma), dan kloroplas. Beberapa anggota
filum Euglenophyta dapat hidup secara autotrof (menghasilkan makanan sendiri) maupun
heteretrof (memburu makanan). Ketika cahaya cukup, maka mereka akan hidup secara autotrof,
sedangkan ketika cahaya melemah, mereka akan hidup secara heterotrof. Biasanya ditemukan di
perairan dan berkembangbiak dengan cara membelah diri. Euglenophyta merupakan salah satu
protista yang mirip tumbuhan (mampu berfotosintesis) dan juga mirip hewan (dapat melakukan
pergerakan aktif).

 Chrysophyta

Chrysophyta (Alga Emas): Filum Chrysophyta merupakan organisme yang anggotanya


memiliki variasi bentuk dan struktur. Alga biasanya berwarna cokelat-keemasan. Habitatnya
banyak di air tawar dan tanah lembab, juga dapat ditemukan di lautan. Pigmen warna yang
dominan terdapat pada tubuh Chrysophyta adalah karoten dan fikosantin sehingga tubuhnya
berwarna cokelat-keemasan. Namun juga dapat memiliki klorofil yang memberikan warna hijau.

 Pyrrophyta

Pyrrophyta atau Dinoflagellata (Ganggang Api), Penamaannya ganggang api muncul


karena beberapa ciri anggota protista mirip tumbuhan kelompok ini, contohnya mereka tampak
bersinar ketika malam hari. Beberapa pyrrophyta jumlahnya akan meningkat pesat pada waktu
tertentu, misalnya ketika air hangat dan kaya nutrisi sehingga membuat lautan tampak berwarna
merah kecoketatan (red tide). Ketika muncul red tide, kondisi air akan miskin oksigen, juga
kadang-kadang menjadi beracun, sehingga ketika fenomena ini terjadi banyak makhluk hidup
lain yang mati.
Sebenarnya warna ganggang api dapat beranekaragam, hijau, kuning, cokelat dan
lainnya, warna ini tergantung kepada pigmen yang lebih dominan dalam menyusun tubuhnya.
Biasanya ganggang api memiliki pigmen klorofil a dan c, santofil, dinosatin dan fikobilin.
Spesies dinoglagellata biasanya merupakan organisme uniseluler namun ada juga yang
multiseluler. Ganggang api ini memiliki dua flagellata yang dapat membuat gerakan memutar
sehingga sering juga disebut dinoflagellata (dino = pusaran air). Ganggang api umumnya
merupakan organisme fotoautotrof, tetapi ada juga spesies yang hidup sebagai parasit.

 Phaeophyta

Phaeophyta (ganggang cokelat) adalah kelompok protista mirip tumbuhan yang memiliki
pigmen dominan berupa karoten, yaitu fukosantin, sehingga memberikan warna cokelat pada
tubuhnya. Penamaan ganggang ini sesuai dengan ciri-cirinya, “phaeophyta” berasal dari
“phaeios” bahasa Yunani yang artinya cokelat. Selain fukosatin, ganggang cokelat juga memiliki
pigmen klorofil a, c, dan santofil.
Anggota dari Phaeophyta yang telah dikenali lebih dari 1000 spesies. Hampir semua
ganggang cokelat hidup di pinggir pantai, mereka kebanyakan merupakan organisme
multiseluler yang berbentuk seperti benang. Struktur phaeophyta sangat mirip dengan tumbuhan
seutuhnya karena memiliki akar, batang dan daun. Reproduksinya secara aseksual dengan
membelah diri menghasilkan zoospora atau secara fragmentasi. Sedangkan secara seksual
dengan menghasilkan gamet jantan dan betina.

 Bacillariophyta

Bacillariophyta (Diatom) Filum ini merupakan filum yang memiliki anggota paling
banyak dibandingkan kelompok lain pada protista mirip tumbuhan. Spesiesnya yang telah
dikenali berjumlah sekitar 10.000. Secara umum Bacillariophyta merupakan organisme
uniseluler yang tidak begerak dan hidup sebagai plankton.
Diatom dapat berbentuk seperti benang, bulat, atau segitiga. Diatom memiliki struktur
tubuh yang sangat khas, yaitu bagian tubuhnya terdiri atas kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka),
antara kotak dan tutup tersebut terdapat celah yang disebut rafe. Dinding selnya mengandung
pektin dan silikat, apabila organisme ini mati, maka cangkang tersebut akan membentuk tanah.
Diatom memiliki harga jual lumayan karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Contoh-
Contoh Bacillariophyta Organisme-organisme yang termasuk anggota Bacillariophyta antara lain
adalah Navicula sp., Pinnularia sp., Cyclotella sp., dan Melosira sp.

 Rhodophyta

Rhodophyta (Alga Merah) adalah filum yang memiliki pigmen dominan fikobilin yaitu
fikoeitrin sehingga memberikan warna merah pada tubuhnya, namun rhodophyta juga memiliki
pigmen fikosianin yang memberikan warna biru (tidak dominan). Anggota filum ini yang telah
dikenali berkisar sekitar 4000 spesies yang umumnya merupakan organisme multiseluler.
Kebanyakan rhodophyta hidup di laut, dan sebagian kecil dapat ditemukan di air tawar.
Reproduksinya dapat berlangsung secara aseksual dan seksual. Secara aseksual rhodophyta
dengan membentuk tetraspora. Sedangkan secara seksual langsung dengan gamet jantan dan
betina.

 Chlorophyta

Chlorophyta (Alga Hijau) Sesuai dengan namanya, Chlorophyta memiliki tubuh


berwarna kehijauan. Pigmen dominan penyusun tubuhnya adalah klorofil, selain itu mereka juga
memiliki sedikit karotin (pigmen kuning). Dalam tubuh alga hijau klorofil berkumpul dalam
suatu tempat yang disebut kloroplas. Bentuk kloroplas pada masing-masing anggotanya
bervariasi, ada yang berbentuk bulat, bentuk spiral, seperti bintang, dan lain-lain.
Chlorophyta merupakan organisme uniseluler yang dapat berkoloni membentuk
organisme multiseller sederhana. Mereka sering ditemukan hidup pada habitat yang berair.
Karena memiliki klorofil, alga hijau merupakan makhluk hidup autotrof yang menghasilkan
makanan melalui proses fotosintesis. Reproduksi dapat terjadi secara aseksual (melalui
pembelahan biner) maupun secara seksual (melalui Konjugasi).

c. Fungi

1. Pengertian Fungi

Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) bereproduksi secara aseksual
yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan cara seksual pada
zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi) hidup di tempat-tempat yang lembap, air
laut, air tawar, tempat yang asam dan bersimbosis dengan ganggang hingga kemudian
membentuk lumut (lichenes).
Menurut Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak memiliki
klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof,
menyerap nutrien melalui dinding selnya, mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan
melalui spora, dan melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
Sementara menurut Campbell (2003) Fungi adalah eukariota, dan sebagian besarnya
merupakan eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom
tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau
dari caranya memperoleh makanan, organisasi struktural, pertumbuhan dan cara bereproduksi.

2. Klasifikasi Jamur

Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi menjadi 4 divisi, yaitu:

 Divisi Zygomycota

Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur yang terkenal
dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi
Zygomycotina memiliki anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan
hidup sebagai saprofit. Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat,
dan tidak menghasilkan spora yang berflagella. Reproduksi Zygomycotina terjadi secara
aseksual dan seksual.
Pada reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi
aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di dalam
sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar
terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh
menjadi hifa baru. Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan.

Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:

1. Rhizophus stolonifera: Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki
rizoid dan stolon. Merupakan saprofit yang hidup pada bungkil kedelai dan bermanfaat
dalam pembuatan tempe.
2. Rhizophus nigricans: Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.
3. Mucor mucedo: Jamur ini hidup secara saprofit. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa
makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat. Memiliki
sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.

 Divisi Ascomycota

Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi
seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung atau pundi-
pundi). Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus
biasanya mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau
askoma. Askomata dapat berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon).
Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal)
dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana. Jadi, askus merupakan struktur umum yang
dimiliki oleh anggota Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula
yang multiseluler. Hidup sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga
bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau-biru dan ganggang hijau bersel satu
membentuk lumut kerak.
Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa)
yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi
menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang
lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan
memiliki sejumlah inti yang haploid.

Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycotina:

1. Saccharomyces cerevisiae: Merupakan jamur mikroskopis, bersel tunggal dan tidak


memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi, khamir, atau yeast. Dalam kehidupan
manusia, S. cerevisiae dimanfaatkan dalam pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman
anggur, bir, dan sake. Proses yang terjadi dalam pembuatan makanan tersebut adalah
fermentasi.
2. Penicillium spp: Sebagai saprofit pada substrat yang banyak mengandung gula, seperti
nasi, roti, dan buah yang telah ranum. Pada substrat gula tersebut, jamur ini tampak
seperti noda biru atau kehijauan. Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan dalam
memberti cita rasa atau mengharumkan keju.

 Divisi Basidmycota

Divisi Basidiomycota beranggotakan sekitar 25.000 spesies. Jamur ini mudah dikenal
karena umumnya memiliki tubuh buah seperti payung. Walaupun sebagian jamur divisi ini dapat
dikonsumsi, beberapa jamur dapat pula mematikan. Beberapa jenis Basidiomycota lainnya juga
dapat membahayakan tumbuhan, misalnya menyebabkan kematian pada tanaman ladang.

Contoh Basidiomycotina :

1. Volvariella Volvacea
2. Auricularia Polytricha
3. Puccinia Graminis
4. Amanita Phalloides
5. Agaricus Campertis
6. Lycoperdon
7. Lentinus Edodes
8. Ezobasidium Vexans

 Divisi Deuteromycota

Siklus hidup deuteomycota, pada cara reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia
atau menghasilkan hifa khusus yang disebut konidiofor.Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis
materi organic, sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi dan perusak tanaman budidaya dan
tanaman hias. Jamur ini juga menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu dermatokinosis (kurap
dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh jamur ini adalah monilia sitophila
yaitu jamur oncom. Sering digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia
juga dapat tumbuh dari roti, sisa- sisa makanan.

Contoh jamur Divisi Deuteromycota:

1. Aspergillus: Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derajat keasaman dan
kandungan gula tinggi.
2. Epidermophyton dan Mycosporium: Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada
manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit, sedangkan
Mycosporium penyebab penyakit kurap.
3. Fusarium, Verticellium, dan Cercos: Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada
tumbuhan. Jamur ini jika tidak dibasmi dengan fungisida dapat merugikan tumbuhan
yang diserangnya.

d. Plantae

1. Pengertian Kingdom Plantae

Kingdom Plantae atau yang lebih dikenal dengan tumbuhan ialah salah satu organisme
eukariotik multiseluler dengan dinding sel dan klorofil. Klorofil adalah zat hijau daun yang
berfungsi dalam proses fotosintesis, sehingga tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri
(autotroph). Hal inilah yang menjadi pembeda antara Kingdom Plantae dan Kingdom Animalia.

2. Ciri-Ciri Plantae

Tumbuhan dikatakan sudah berevolusi sebelum hewan dan terletak pada awal paling
rantai makanan. Tanpa tumbuhan, sebagian besar organisme tidak dapat bertahan hidup.
Tumbuhan bisa tumbuh subur bahkan dalam kondisi paling keras. Bahkan daerah dingin tundra
dari Bumi bahkan mengandung beberapa vegetasi. Berikut ini beberapa ciri-ciri plantae yang
perlu kamu ketahui:

 Multiseluler atau mempunyai banyak sel


 Autrotrof, bisa membuat makanan sendiri
 Eukariotik, merupakan sel yang telah memiliki membrane inti sel.
 Terdapat dinding sel yang terbuat dari selulosa
 Hidup di daratan yang lembab atau perairan
 Dapat menyimpan cadangan makanan dalam bentuk amilum (pati)
 Memperoleh makanan dengan cara fotosintesis yang dibantu dengan cahaya matahari
 Bereproduksi secara seksual (putik dan benang sari) maupun aseksual (cangkok, tunas,
setek dan lainya)
 Memiliki akar yang berguna untuk menyerap air dan memperkokoh tumbuhan
 Memiliki daun untuk mengumpulkan sinar matahari yang digunakan untuk menghasilkan
glukosa. Memiliki organ dan sistem organ Memiliki bunga sebagai alat reproduksi
seksual.
 Memiliki pergiliran keturunan dalam siklus hidupnya yang disebut metagenesis.
Metagenesis pada kingdom plantae adalah siklus hidup suatu tumbuhan yang
menampilkan suatu pergiliran generasi. Siklus tersebut tersusun dari generasi gametofit
yang merupakan individu multiseluler menghasilkan gamet haploid serta generasi
sporofit yang merupakan individu multiseluler yang menghasilkan spora yang dihasilkan
oleh sel penghasil spora (sel sporogenik).

3. Klasifikasi Jenis Kingdom Plantae

Diluar konteks formal, kata “tumbuhan” mengacu pada organisme yang mempunyai ciri-
ciri tertentu seperti dapat melakukan fotosintesis, menghasilkan selulosa, dan multiseluler.
Kingdom plantae terbagi menjadi 3 divisi yaitu pterydophyta (tumbuhan paku), bryophyta
(tumbuhan lumut), dan spermatophyta (tumbuhan berbiji).

 Filum Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

Pteridophyta atau tumbuhan paku telah mempunyai jaringan pengangkut (kormus) dan
organ sejati. Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual dengan spora. Tumbuhan ini
mengalami metagenesis. Pada umumnya tumbuhan paku hidup di darat terutama di daerah hutan
hujan tropis. Tetapi, ada beberapa jenis paku yang hidup mengapung di air.

Pteridophyta adalah tumbuhan yang telah memiliki batang, akar, dan daun sejati, berkembang
biak dengan spora (kormofita berspora) dan mengalami suatu pergiliran keturunan. Selain itu,
tumbuhan paku juga memiliki klorofil, pembuluh angkut xilem dan floem, serta berakar serabut.
Kenali lebih dekat.
Ciri-Ciri Pterydophyta (Tumbuhan Paku) berikut ini :

1) Spora yang dihasilkan pada sporofil, terutama pada bagian bawah daunnya.
2) Batang, akar, dan daun dapat dengan mudah di bedakan.
3) Daun muda pada tumbuhan paku tumbuh menggulung (circinnatus).

Jenis-Jenis  Pterydophyta (Tumbuhan Paku):

1) Paku sejati (Pteriopsida): Jenis ini memiliki batang, akar dan daun sejati. Pada daun muda
tumbuh menggulung (circinnatus). Jumlah spesiesnya paling banyak yaitu sekitar 12.000
spesies. Contoh : Suplir (Adiantum cuneatum) dan Semanggi (Marsilea crenata).
2) Paku purba (Psilopsida): Jenis ini menghasilkan satu macam spora (homospora). Pada
gametofitnya tidak memiliki klorofil dan nutrisi yang diperoleh dari simbiosis dengan
jamur. Jumlah spesies tumbuhan paku hampir punah yaitu tersisa 10-13 spesies. Contoh :
Psilotum dan Rynia.
3) Paku ekor kuda (Spenopsida): Jenis ini disebut ekor kuda karena bentuk batangnya yang
mirip ekor kuda. Habitat tumbuhan ini di daerah subtropis atau tempat yang lembab.
Sporangium berupa strobilus, Gametofit biseksual dan memiliki klorofi. Jenis paku ini
merupakan paku homospora (menghasilkan satu macam spora) dengan jumlah spesiesnya
sekitar 15 spesies. Contoh : Equisetum.
4) Paku kawat (Lycopsida): Paku kawat dapat menghasilkan dua macam spora
(heterospora), pada gametofitnya tidak memiliki klorofil. Gametofitnya juga terdiri dari
dua yaitu biseksual dan uniseksual. Jumlah spesiesnya paku kawat adalah sekitar 1000
spesies. Contoh: Lycopodium dan Selaginela.

 Filum Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

Bryophyta tidak mempunyai organ sejati seperti batang, akar, atau daun, serta tidak
mempunyai pembuluh angkut xilem dan floem. Bryophyta mempunyai suatu rhizoid kecil yang
membuatnya dapat menempel di tanah. Bryophyta biasanya tumbuh di daerah yang lembab dan
teduh. Bryophyta adalah sebuah tumbuhan peralihan antara tumbuhan berkormus (kormofita)
dengan tumbuhan bertalus (talofita). Sama halnya pteridophyta, bryophyta juga mengalami
metagenesis dan mengalami suatu pergiliran keturunan.

Ciri-Ciri Bryophyta (Tumbuhan Lumut) diantaranya:

1) Tumbuhan lumut berukuran makroskopis 1-2 cm, dan ada pula yang berukuran mencapai
40 cm.
2) Kormofita merupakan tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara batang, akar dan
daun.
3) Memiliki dua bentuk generasi, yakni generasi Sporofit dan generasi Gametofit.
4) Merupakan tumbuhan peralihan karena terdapat tumbuhan yang berupa talus (lembaran
yaitu lumut hati), dan tumbuhan yang sudah memiliki struktur tubuh mirip dengan
batang, akar dan daun sejati (lumut daun).
5) Talofita merupakan tumbuhan yang tidak dapat dibedakan antara batang, akar dan daun.
6) Tumbuhan lumut merupakan vegetasi perintis (suatu tumbuhan pelopor atau tumbuh
sebelum tumbuhan lain dapat tumbuh).
7) Beberapa tumbuhan lumut yang hidup di daerah hutan hujan dapat dijadikan sebagai
penahan erosi serta digunakan untuk menyerap air. Marchantia juga dapat dijadikan
sebagai obat penyakit hati, dan ornamen tata ruang. Beberapa spesies tumbuhan ini,
seperti Sphagnum dapat dijadikan sebagai obat mata dan kulit. Jenis-Jenis Bryophyta
(Tumbuhan Lumut) meliputi lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk.
8) Bryopsida (lumut daun): Merupakan lumut sejati karena bentuk tubuhnya menyerupai
tumbuhan kecil yang memiliki batang, akar dan daun sejati. Hidup berkelompok untuk
membentuk hamparan tebal seperti beludru. Contoh: Spagnum dan Polytrihcum.
9) Hepaticopsida (lumut hati) : Merupakan lumut berumah dua (deoceus). Jenis lumut ini
berbentuk talus, berlobus seperti bentuk hati manusia. Selain itu, jenis lumut ini
membentuk zigot. Reproduksi aseksual dengan cara fragmentasi dalam pembentukan
spora dan gemmacup (kuncup). Gemmacup adalah struktur khas yang ada pada sebuah
gametofit yang berupa mangkok dan mengandung suatu kumpulan lumut kecil. Gemma
dapat tersebar dan lepas oleh air yang kemudian tumbuh dan membentuk lumut baru.
Pada reproduksi seksual dengan cara fertilisasi antara ovum dan spema. Contohnya :
Marchantia polimorpha
10) Anthocerotopsida (lumut tanduk) : Gametofit pada lumut ini serupa dengan lumut hati,
namun letak pada sporofitnya berbeda. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul yang
memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Contoh : Anthoceros laevis.

 Filum Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)

Istilah “spermatophyta” berasal dari bahasa Yunani yaitu “sperma” yang berarti biji dan
“phyton” yang berarti tumbuhan. Biji merupakan hasil pembuahan antara benang sari dan putik
di bunga serta menjadi cikal bakal dari individu baru. Spermatophyta dibagi menjadi dua
subdivisi yaitu angiospermae (berbiji tertutup) dan gymnospermae (berbiji terbuka).
Spermatophyta hidup di darat dan beberapa hidup di air (misalnya teratai). Spermatophyta
memiliki batang, akar dan daun sejati.

Ciri-Ciri Spermatophyta (tumbuhan berbiji) diantaranya

1) Memiliki 2 subdivisi yaitu biji tertutup (Angiospermae) dan biji terbuka


(Gymnospermae) dan
2) Memiliki organ biji atau bunga yang dihasilkan oleh bunga atau strobilus.
Manfaat Spermatophyta (tumbuhan berbiji) dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
makanan pokok. Contoh nya seperti: padi, sagu, jagung dang gandum juga sebagai peneduh,
sumber oksigen, penyerap karbon dioksida dan penyimpan air. Contoh nya seperti: pinus,
mahoni, jati dan angsana. Untuk bahan bangunan dan perabotan, Contoh nya seperti: meranti dan
jati.

Jenis-Jenis Spermatophyta (tumbuhan berbiji) diantaranya:

1) Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae): Angiospermae adalah tumbuhan yang bakal


bijinya berada di dalam bakal buah. Ciri-Ciri Angiospermae diantaranya yaitu Daunnya
lebar dan berbentuk pipih, Tulang daunnya berbentuk menjari, menyirip, sejajar atau
melengkung., Hidupnya sebagai perdu, pohon, semak dan herba, Alat
perkembangbiakannya berupa benang sari dan putik, Memiliki bunga sejati dengan
perhiasan berupa mahkota dan kelopak bunga, Berdasarkan jumlah keping bijinya,
angiospermae dibagi menjadi dua kelas diantaranya yaitu Monokotil atau tumbuhan
berbiji yang berkeping satu atau tunggal dan dikotil yang Memiliki dua daun lembaga
(dikotiledon).
2) Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospernae) merupakan tumbuhan yang bakal bijinya
tidak ditutupi atau dilindungi oleh bakal buah. Ciri-ciri gymnospernae diantaranya yaitu
Gymnospernae memiliki alat kelamin yang terpisah, dimana sel telur terdapat dalam
strobilus betina dan serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan., Bakal biji tersusun dalam
strobilus, Strobilus atau runjung adalah alat perkembangbiakan yang berbentuk kerucut,
Batang dan akarnya berkambium, sehingga dapat tumbuh membesar, Daunnya kaku,
tebal dan sempit, Tulang daun tidak beraneka ragam, Tidak memiliki bunga sejati,
Akarnya berbentuk tunggang, Biasanya pohon atau perdu tidak ada yang berupa herba.
Gymnospernae dibagi menjadi 4 kelas diantaranya:
a. Ginkgoinae : Merupakan tumbuhan asli yang berasal dari daratan Cina. Tinggi
pohonnya dapat mencapai 30 meter, dan daunnya berbentuk kipas serta mudah
gugur. Bakal biji dan serbuk sari tumbuhan ini diperoleh dari individu yang
berlainan. Jenis tumbuhan ini hanya terdapat satu species yaitu Ginkgo biloba.
b. Cycadinae tumbuhan berumah dua, yang artinya memiliki strobilus betina saja
atau strobilus jantan saja. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji).
c. Gnetinae : Anggota kelompok dari jenis tumbuhan ini yaitu berupa perdu, pohon,
dan liana (tumbuhan pemanjat). Daunnya berbentuk lonjong atau oval dengan
bentuk urat daun menyirip. Contoh : Gnetum gnemon (melinjo).
d. Coniferinae : Tumbuhan ini memiliki ciri khas yaitu selalu hijau sepanjang tahun
(evergreen). Strobilus berbentuk kerucut. Contoh: Pinus merkusii (pinus), Agathis
alba (damar), Araucaria sp., Cupressus sp., Sequoia sp., Taxus sp. dan Juniperus
sp.

e. Animalia
1. Pengertian Animalia
Kingdom animalia merupakan hewan berbentuk organisme eukariotik, yaitu organisme
dengan sel kompleks yang multiseluler. Berbeda dengan tumbuhan yang melakukan fontosintetis
untuk membuat makanan sendiri. Hewan akan mencari makanannya dan dicerna ke dalam tubuh
membutuhkan oksigen dan karbondioksida sebagai zat sisa. Hewan memiliki banyak sel otot
untuk pergerakan dan sel saraf untuk merespon sekitar sehingga hewan tidak memiliki dinding
sel.

2. Ciri-Ciri Kingdom Animalia


a. Semua organisme yang termasuk ke dalam kingdom Animalia merupakan organisme
eukariotik.
b. Organisme yang termasuk ke dalam kingdom Animalia merupakan multiselular.
c. Tidak mempunyai dinding sel.
d. Dapat bergerak aktif.
e. Tidak berklorofil sehingga bersifat heterotrof.
f. Habitat darat dan aquatik.
g. Bereproduksi secara seksual dan aseksual, aseksual diantaranya; fragmentasi dan tunas.
h. Mempunyai keanekaragaman paling tinggi.
i. Perkembangbiakan ada yang terjadi secara internal, dalam tubuh induknya dan
eksternal, diluar tubuh induknya.
3. Pengelompokan Animalia
Hewan atau yang juga disebut dengan binatang merupakan organisme yang
diklarisifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoa, adalah salah satu dari berbagai
makhluk hidup di bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan margasatwa. Hewan dalam pengertian
sistematika modern mencakup hanya kelompok bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi
dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan), sehingga kelompok ini disebut juga histozoa.

Semua binatang heterotrof, artinya tidak membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil
dari lingkungan sekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia, Hewan didefinisikan sebagai
makhluk yang bernyawa dan mampu bergerak atau berpindah tempat serta mampu bereaksi
terhadap rangsangan tetapi tidak berakal budi.(KBBI).

Berdasarkan Klasifikasinya, Hewan atau binatang ini terbagi menjadi 2 kelompok besar,
diantaranya adalah Vertebrata yaitu Hewan yang memiliki tulang belakang dan Invertebrata yang
merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Pada dasarnya, klasifikasi hewan yang
menjadi Vertebrata dan Invertebrata ini merupakan klasifikasi berdasarkan struktur tubuh hewan
atau binatang.

a. Kelompok Veterbrata.
Vertebrata adalah jenis hewan yang memiliki tulang belakang atau tulang punggung.
Hewan-hewan yang tergolong dalam Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa jenis yakni :

1. Ikan (Pisces), yaitu Hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan insang dengan
alat gerak berupa sirip dan berkembang biak dengan cara bertelur.
2. Amfibi (Amphibia), yaitu Hewan yang dapat hidup di dua alam (darat dan air),
berdarah dingin (tidak dapat mengatur suhu badan sendiri) dan bernafas dengan paru-
paru. Contoh Hewan Amfibi seperti Katak, Salamander dan kadal air.
3. Reptil (Reptilia), adalah hewan melata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang
menutup tubuhnya. Contoh Hewan Reptil adalah buaya, kadal dan ular.
4. Burung (Aves), yaitu Hewan yang bisa terbang, Hewan Aves atau Burung ini memiliki
bulu yang menutupi tubuhnya dengan alat gerak berupa kaki dan sayap. Meskipun
Aves sering disebut sebagai hewan yang bisa terbang, ada beberapa jenis hewan yang
tergolong dalam Aves tetapi tidak bisa terbang seperti Ayam, Bebek, Angsa dan
Kalkun.
5. Hewan Menyusui (Mammalia), yaitu hewan yang memiliki kelenjar susu (betina) yang
berfungsi untuk menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya. Hewan
Mammalia pada umumnya adalah hewan yang berdarah panas dan bereproduksi secara
kawin. Hewan Menyusui atau mammalia ini ada yang hidup di darat dan ada juga
hidup di air. Contoh Hewan Mammalia yang hidup di darat seperti Sapi, Domba,
Monyet, Rusa, Kuda dan Gajah. Sedangkan Hewan Mammalia yang habitatnya di air
seperti Paus, Lumba-lumba dan Duyung.

b. Kelompok Inveterbrata.

Invertebrata adalah jenis hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang
punggung. Struktur morfologi, sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sistem peredaraan
darah Hewan Invertebrata lebih sederhana jika dibandingkan dengan hewan jenis Vertebrata.
Hewan yang termasuk dalam golongan Hewan Invertebrata antara lain :

1. Filum Protozoa, yaitu hewan yang bersel satu yang hidup di dalam air. Bentuk tubuh
Protozoa sangat kecil yaitu berkisar antara 10-50 μm tetapi ada juga yang memiliki
bentuk tubuh hingga 1mm. Sumber makanan Protozoa adalah hewan dan tumbuhan.
Berdasarkan alat geraknya, Protozoa terbagi menjadi 4 kelas yaitu Kelas Rhizopoda
(berkaki semu), kelas Flagellata (berbulu cambuk), kelas Cilliata (berambut getar), dan
kelas Sporozoa (berspora).
2. Filum Porifera atau hewan berpori, yaitu hewan air yang hidup di laut dengan bentuk
tubuh seperti tumbuhan atau tabung berpori yang melekat pada suatu dasar laut dan dapat
berpindah tempat dengan bebas. Sumber makanan Porifera adalah Bakteri dan Plankton.
Filum Porifera terbagi menjadi 3 kelas yaitu : Kelas Corcorea, kelas Hexactinelida dan
Kelas Demospangia.
3. Filum Cnidaria, yaitu hewan yang memiliki sel penyengat yang dinamai knidosit yang
digunakan untuk menangkap mangsa dan membela diri. Cnidaria dibagi menjadi 4
kelompok yaitu Anthozoa (anemone laut, koral, pena laut), Scyphozoa (Ubur-ubur),
Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa. Filum Cnidari kebanyakan terdapat di
lingkungan laut. Filum Cnidaria terkadang dikategori sebagai filum Coelenterata karena
merupakan hewan berongga yang disebut dengan Coelenteron.
4. Filum Ctenophora yaitu hewan yang memiliki lubang-lubang kecil atau pori dihampir
seluruh tubuhnya. Pori tersebut dapat menimbulkan racun yang digunakan untuk
melumpuhkan mangsa atau musuhnya.Meskipun bentuknya seperti ubur-ubur, tetapi
filum Coelenterata tidak memiliki sel penyengat (knidosit) seperti pada filmu Cnidaria.
Filum Ctenophora terkadang dikategorikan sebagai filum Coelenterata karena merupakan
hewan berongga yang disebut dengan Coelenteron.
5. Filum Platyhelminthes atau Cacing Pipih, yaitu hewan yang berbentuk cacing dengan
tubuh pipih dan tidak bersegmen. Cacing pipih ini pada umumnya hidup di sungai, laut,
danau ataupun sebagai parasit di tubuh organisme lain. Terdapat 3 kelas dalam filum
Platyhelminthes yaitu Turbellaria (cacing berambut getar), Trematoda (Cacing Isap) dan
Cestoda (cacing pita).
6. Filum Nematoda (Cacing Gilik), yaitu cacing yang berbentuk gilik. Kedua ujung tubuh
Filum Nematoda berbentuk runcing dan sedangkan tengahnya bulat. Contoh Cacing Gilik
diantaranya seperti cacing tambang, cacing askaris dan cacing filaria.
7. Filum Annelida (Cacing Gelang), yaitu cacing yang tubuhnya terdiri atas segmen-segmen
seperti gelang dengan berbagai sistem organ yang baik dengan sistem peredaran darah
tertutup. Filum Annelida terbagi menjadi 5 kelas yaitu Polychaeta (berambut banyak),
Oligochaeta (berambut sedikit atau tidak ada rambut sama sekali), dan Hirudinea
(menghisap darah). Contoh cacing jenis Filum Annelida diantaranya seperti cacing tanah,
cacing pasir, cacing kipas dan lintah.
8. Filum Mollusca (Filum Moluska), yaitu hewan yang bertubuh lunak baik dilindungi oleh
cangkang maupun yang tidak dilindungi oleh cangkang. Cangkang Filum Mollusca
terdiri dari bahan kalsium (zat kapur). Filum Mollusca terdiri dari 3 kelas yakni P
(memiliki 2 buah cangkang seperti kerang, tiram dan simping), Gastropoda (Siput baik
yang bercangkang ataupun tidak), Cepalophoda (Gurita dan cumi-cumi), Scaphopoda dan
Amphineura.
9. Filum Artropoda, yaitu filum bertubuh segmen yang biasanya bersatu menjadi dua atau
tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan dan simetri bilateral. Filum
Artropda juga dikenal dengan sebutan hewan berbuku-buku. Filum Artropoda terbagi
menjadi beberapa kelas, diantaranya adalah Chelicerata (laba-laba, tungau, kalajengking),
Myriapoda (lipan), Krustasea (kepiting, lobster, udang) dan Hexapoda (serangga).

Anda mungkin juga menyukai