Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEANEKARAGAMAN HAYATI
MATA KULIAH BIOLOGI DASAR

DISUSUN OLEH :

FRENTY A. OEMATAN (2101050081)


MARIANI MAIDAM RAFNI (2101050093)
IMANUEL BUNG JELLA GERIMU (230105105)
HAMSIA (2301050099)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Keanekaragaman Hayati” dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Dasar.

Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah ilmu


pengetahuan tentang ilmu-ilmu Hayati yang terdapat di alam maupun organisme
bagi penulis dan juga pembaca.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini kedepan.

Akhir kata semoga makalah yang kami buat ini dapat menambah wawasan
bagi penulis dan juga pembaca pada umumnya.

Kupang , 14 september 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................
1.1 Latar Belakang .......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................
2.1 Pengertian Keanekaragaman Hayati ....................................................
2.2 Bagaimana Tingkat Keanekaragaman Hayati ........................................
2.3 Apa Saja Manfaat Keanekaragaman Hayati ..........................................
2.4 Penyebab Hilangnya Keanekaragaman Hayati .....................................
2.5 Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati .........................................
BAB III PENUTUP ..................................................................................................
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat perbedaan antara anak


hewan yang satu dengan yang lain, meskipun mereka berasal dari induk yang
sama. Misalnya, satu induk kucing bisa melahirkan beberapa anak kucing
yang berbeda-beda warna bulunya. Selain itu, kita juga mengenal berbagai
jenis kucing, misalnya Kucing Anggara, Kucing Persia, dan kucing lokal.
Demikian juga dengan tumbuhan,kita mengenal berbagai varietas tumbuhan,
misalnya padi variets raja lele, Cisadane, C4, Mentik, dan ramos.
Berbagai macam hewan dan tumbuhan ini menunjukan adanya
keanekaragaman yang terjadi pada makhluk hidup atau biasa disebut
keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati dapat diterjemahkan sebagai semua makhluk
yang hidup di bumi, termasuk semua jenis tumbuhan, hewan, dan mikrob.
Jenis-jenis di dalam keanekaragaman hayati saling berhubungan dan
membutuhkan satu dengan lainnya untuk tumbuh dan berkembang sehingga
membentuk suatu sistem kehidupan. Para ilmuwan sepakat
mengelompokkan keanekaragaman hayati menjadi tiga kategori, yaitu
keanekaragaman ekosistem, jenis, dan genetika. Berbagai jasa dan layanan
keanekaragaman hayati sudah dimanfaatkan sejak manusia ada.
Indonesia merupakan negara kepulauan beriklim tropis yang terletak
diantara dua benua, yaitu Asia dan Australia serta dua samudra, yaitu
Samudra Pasifik dan Hindia dengan posisi 60LU- 110 LS dan 950 BT- 1410BT.
Indonesia termasuk 5 negara besar yang mempunyai keanekaragaman hayati
yang tinggi (megabiodiversity), dimana tidak kurang 42 tipe ekosistem alam
daratan, 5 tipe ekosistem laut, dan 17% dari total spesies yang hidup di muka
bumi terdapat di Indonesia, termasuk 10% dari seluruh jenis tumbuhan
berbunga, 12% jenis mamalia dunia, 16% hewan reptil dan amfibi dunia, dan
25% dari seluruh jenis ikan di dunia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati ?


2. Bagaimana tingkat keanekragaman hayati ?
3. Apa saja manfaat keanekaragaman hayati ?
4. Apa penyebab hilangnya keanekaragaman hayati ?
5. Upaya apa saja yang dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman
hayati ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui arti keanekaragaman hayati


2. Untuk mengetahui tingkat-tingkat keanekaragaman hayati
3. Untuk mengetahui manfaat keanekaragaman hayati
4. Untuk mengetahui penyebab hilangnya keanekaragaman hayati
5. Untuk mengetahui upaya yang dilakukian untuk melestarikan
keanekaragaman hayati
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keanekaragaman Hayati


Apabila kita mendengar kata “Keanekaragaman”, dalam pikiran kita
mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik
warna, bentuk, tekstur, dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak
salah. Kata keanekaragaman memang untuk mengambarkan keadaan
bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya
perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur, ataupun jumlah. Sedangkan
kata “Hayati” menunjukan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati
menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni
biosfer.
Keanekaragaman hayati secara sederhana dapat diartikan sebagai
keseluruhan kekayaan makhluk hidup yang ada di muka bumi termasuk di
dalamnya materi genetik dan ekosistem yang terbentuk karenanya.
Keanekaragaman hayati menyatakan totalitas variasi yang meliputi
perbedaan bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada
berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup, yaitu pada tingkat genetik,
tingkat spesies, dan tingkat ekosistem.
Istilah keanekaragaman hayati (biodiversity) pertama kali digunakan
dalam versi panjangnya (biological diversity) oleh Lovejoy (1980). Pada
awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah atau kekayaan
spesies. Karena terlalu sederhana maka istilah ini menimbulkan perdebatan
dikalangan ahli.
DeLong (1996) mengajukan definisi yang lebih komprehensif.
Keanekaragaman hayati menurut definisi ini adalah atribut (ciri) suatu area
yang menyangkut keragaman di dalam dan di antara organisme hidup,
kumpulan organisme, komunitas biotik, dan proses biotik, yang masih
bersifat alamiah maupun yang sudah diubah manusia. Keanekaragaman
hayati dapat diukur dari level genetik beserta identitasnya, jumlah spesies,
kumpulan spesies, komunitas biotik, proses biotik, dan jumlah (seperti
kelimpahan, biomasa, penutupan, dan laju) serta struktur dari level-level
tersebut.

2.2 Tingkat Keanekaragaman Hayati

Istilah keanekaragaman hayati yang meliputi tiga tingkatan disampaikan oleh


Gaston dan Spicer (1998). Istilah inilah yang banyak diacu hingga sekarang. Tiga
tingkatan tersebut menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen,
spesies, dan ekosistem. Istilah ini juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman
bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu.

1. Keanekaragaman Tingkat Genetik

Gen adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang


terdapat di dalam lokus kromosom. Gen terdapat disetiap inti sel makhluk hidup.
Gen pada makhluk hidup memiliki perangkat dasar yang sama, tetapi memiliki
susunan yang berbeda. Hal ini menyebabkan setiap makhluk hidup memiliki
fenotip maupun genotipe yang berbeda. Jadi, keanekaragaman genetik adalah
suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total variasi genetika
dalan keseluruhan jenis organisme.

Keanekaragaman tingkat gen disebabkan oleh urutan gen-gen yang struktur


dasarnya sama pada lokus kromosomnya. Perbedaan urutan gen akan
menyebabkan perbedaan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sehingga
menyebabkan ekspresi penampilan suatu individu menjadi berbeda-beda dan
muncul variasi-variasi dalam satu spesies yang disebut varietas. Contoh yang
menunjukan adanya keanekaragaman hayati tingkat gen adalah sebagai berikut :

 Adanya perbedaan warna pada ikan koi


 Adanya perbedaan bentuk dan warna pada bunga kembang sepatu

2. Keanekaragaman Tingkat Jenis (Spesies)

Spesies atau jenis adalah individu yang mempunyai persamaan ciri morfologi,
anatomis, fisiologis, dan mampu saling kawin dengan sesamanya
(interhibridisasi ) yang menghasilkan keturunaan yang fertil atau subur.
Keanekaragaman hayati tingksat spesies adalah variasi atau perbedaan sifat dan
penampilan antarindividu berbeda spesies dalam satu familia. Keanekaragaman
hayati tingkat spesies terbentuk karena perbedaan struktur dan jumlah gen.

Contoh yang dapat menunjukan keanekaragaman pada tingkat spesies adalah :

 Dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain : kacang kapri,kacang tanah,


kacang panjang, kacang merah, kacang hijau, dan kacang kedelai
 Dalam familia/suku Felidae, antara lain : harimau, kucing, singa, dan
cheetah

3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem

Ekosistem adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekosistem juga merupakan suatu bentuk komunitas
dalam suatu areal tertentu, dapat berupa daratan maupun air. Oleh kerena itu,
kita kenal ada ekosistem bakau, terumbu karang, hutan, sungai, ekosistem
pantai , dan lain sebagainya.
Keanekaragaman ekosistem adalah variasi dengan faktor abiotik yang
beranekaragam seperti perbedaan suhu, kelembaban pH, salinitas, kecepatan
angin, dan topografi. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah:

2.3 Manfaat Keanekaragaman Hayati

 Sebagai sumber pangan, perumahan, dan kesehatan


Pangan :
 Sumber karbohidrat ( padi, jagung, singkong, kentang, dll)
 Sumber protein ( kedelai, kecipir, ikan, daging, dll )
 Sumber lemak ( iakn, daging, telur, kelapa, alpukat, durian, dll )
 Sumber vitamin ( jambu biji, jeruk, apel, tomat, dll )
 Sumber mineral ( sayur-sayuran )
Perumahan :
Sumber material bangunan ( kayu jati, bambu, meranti, dll )
Kesehatan :
Sumber obat-obatan ( hasil ekstrak dari daun dan kulit sirsak yang
dapat dipakai sebagai bahan pembuat obat kanker )

 Sebagai sumber pendapatan/devisa


 Bahan baku industri kerajinan ( kayu, rotan, karet )
 Bahan baku industri kosmetik ( cendana, rumput laut )

 Sebagai sumber plasma nutfah


Misalnya di hutan masih terdapat tumbuhan dan hewan yang
mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dapat dikatakan sebagai sumber
plasma nutfah/sumber gen

 Manfaat ekologi
Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia,
keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan
keberlanjutan ekosistem, misalnya hutan hujan tropis yang dimana
berperan penting bagi bumi, antara lain : merupakan paru-paru bumi dan
dapat menjaga kestabilan iklim global

 Manfaat keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan
pengembangan ilmu yang sangat berguna bagi kehidupan manusia

 Manfaat keindahan
Bermacam-macam tumbuhan dan hewan dapat memperindah
lingkungan

2.4 Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Ketimpangan hubungan manusia dengan lingkungan dapat merusak


ekosistem yang berdampak pada rusaknya habitat. Kerusakan habitat, baik
secara langsung maupun tidak, berpengaruh terhadap penurunan populasi dan
hilangnya jenis-jenis biota. Selain karena rusaknya habitat, kehilangan jenis
biota juga disebabkan oleh pencemaran, eksploitasi yang berlebihan, serta
perubahan iklim.

1. Perubahan Habitat
Proses perubahan dan hilangnya habitat dapat terjadi karena
berubahnya tutupan lahan. Daftar merah IUCN ( International Union for
Convervation of Nature ) menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang
diakibatkan manajemen pertanian dan hutan yang tidakberkelanjutan
menjadi penyebab terbesar hilangnya keanekaragaman hayati.

Contoh : pembabatan hutan tak resmi yang mengancam keberadaan


keanekaragaman hayati.

Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan semakin bertambah


pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk kehidupan
tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat
tinggalpenduduk, dibabat untuk digunakan sebagai lahan pertanian atau
dijadikan lahan industri.

2. Pencemaran
Peningkatan pemukiman dan industri akan membawa konsekuensi
terciptanya limbah yang akan mencemari lingkungan, baik air maupun
udara. Pencemaran merupakan perubahan lingkungan akibat ulah manusia.
Perubahan lingkungan akan memberihkan tekanan terhadap makhluk
hidup yang akan sangat membahayakan kelangsungan biodiversitas di
permukaan bumi.
3. Eksploitasi Yang Berlebihan
Pertambahan populasi manusia yang sangat cepat berakibat pada
tingkat pengambilan sumber daya alam hayati yang melebihi batas
regenerasi dan reptoduksinya. Hal ini diperparah dengan sifat serakah
untuk menimbun kekayaan sebagai simbol kesuksesan manusia.
Kenyataaan semacam itu, menyebabkan manusia berlomba mengambil
sumber daya alam sehingga menyebabkan kepunahan pada berbagai jenis
makhluk hidup.

Contoh : orang utan yang banyak diburu untuk obat-obatan

4. Perubahan Iklim
Perubahan iklim global banyak dikaitkan dengan adanya dinamika
iklim yang tidak mengikuti pola alami yang sudah berjalan ratusan tahun.
Perubahan ini berdampak pada perubahan pola sebaran dan hilangnya
biota yang tidak dapat beradaptasi.

Contoh : pembangunan gedung bertingkat yang dapat menyebabkan


pemanasan global

2.5 Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Dengan menurunnya keanekaragaman hayati maka manusia perlu


melakukan upaya-upaya dan aktifitas yang dapat melestarikan dan
mengembangkan keanekaragaman hayati. Ada dua cara pelestarian
keanekaragaman hayati, yaitu pelestarian in situ dan ek situ.

a. Pelestarian in situ, yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati
di habitat atau tempat aslinya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
karakteristik tumbuhan atau hewan tertentu sangat membahayakan
kelestariannya apabila dipindahkan ke tempat lain.
Contohnya :
 Suaka margasatwa untuk komodo di Taman Nasional Komodo, pulau
Komodo
 Suaka margasatwa untuk batak bercula satu di Taman Nasional Ujung
Kulon Jawa Barat
 Pelestarian bunga Raflesia Arnoldi di Taman Nasional Bengkulu
 Pelestarian terumbu karang di Bunaken
b. Pelestarian ek situ, yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati
yang dilakukan dengan memindahkan ke tempat lain yang lebih cocok bagi
perkembangan kehidupannya.
Contohnya :
 Kebun raya dan kebun koleksi untuk mengoleksi berbagai tumbuhan
langkah dalam rangka melestarikan plasma nutfah
 Penangkapan jalak bali di Kebun Binatang Monokrom.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi, dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa


keanekaragaman hayati sebagai keseluruhan kekayaan makhluk hidup yang
ada di muka bumi termasuk di dalamnya materi genetik dan ekosistem yang
terbentuk karenanya. Keanekaragaman hayati menyatakan totalitas variasi
yang meliputi perbedaan bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat
pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup, yaitu pada tingkat
genetik, tingkat spesies, dan tingkat ekosistem.

Keanekaragaman hayati dapat memberihkan manfaat untuk kebutuhan


pangan, sandang, dan obat-obatan. Namun dibalik itu semua, ada aktivitas
manusia yang dapat menyebabkan ancaman bagi kelestarian
keanekaragaman hayati, diantaranya antara lain : pembabatan hutan tak
resmi yang menyebabkan hilangnya habitat hewan dan tumbuhan,
pencemaran lingkungan, eksploitasi sumber daya alam hayati yang
berlebihan, serta perubahan iklim yang terjadi akibat aktivitas manusia yang
salah seperti berubahnya daerah resapan jadi ‘hutan’ gedung bertingkat.

Untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, perlu dilakukan usaha


pelestarian, yatitu : pelestarian in situ ( pelestarian di habitat asli ) dan
pelestarian ek situ ( pelestarian diluar habitat asli ).

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan


baik dalam penulisan maupun bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang menbangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
kedepannya dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA

 Amin S. Leksono. 2010. Keanekaragaman Hayati : Teori dan Aplikasi.


UB Press : Malang
 Fiktor Ferdinand P. & Moekti Ariwibowo. Praktis Belajar Biologi
untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. PT
Grafindo Media Pratama : Bandung
 Gunawan Susilo, dkk. Biologi SMA/MA Kelas X (Diknas). Grasindo :
Jakarta
 Elisabeth A. Widjaja, dkk. 2014. Kekinian Keanekaragaman Hayati
Indonesia 2014. LIPI Press : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai