Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas
PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Keanekaragaman Hayati ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Biologi.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Keanekaragaman Hayati ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Keanekaragaman Hayati ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Keanekaragaman Hayati ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keanekaragaman Hayati........................................................
B. Tingkat Keanekaragaman Hayati.............................................................
C. Keanekaragaman Hayati di Indonesia.....................................................
D. Peranan Keanekaragaman Hayati dalam Kehidupan Manusia................
E. Peranan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati...............................
F. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia........................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diperkirakan lebih dari satu juta jenis makhluk hidup mendiami atau
pernah mendiami planet bumi kita. Baik jenis-jenis tumbuhan, hewan, jamur,
jasad renik maupun organisme lain merupakan sumber kekayaan
keanekaragaman hayati yang tak ternilai harganya. Kegiatan penelitian dan
pengumpulan data tentang sumber daya alam hayati, yang dikenal dengan
istilah bioprospeksi, terus digalakkan. Ini merupakan upaya yang
berkelanjutan baik untuk tujuan pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
ataupun untuk kepentingan komersial. Dari kegiatan eksplorasi yang
dilakukan oleh para ilmuwan yang diikuti dengan pengembangan ilmu
pengetahuan memberikan potret biodiversitas, gambaran tentang kekayaan
keanekaragaman sumber daya alam hayati.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tidak ternilai.
Indonesia memiliki jumlah spesies mamalia tertinggi di dunia, sekitar 515
spesies atau 12% dari mamalia dunia. Dengan sekitar 600 spesies reptilia dan
sekitar 270 spesies amfibi yang ada, menempatkan Indonesia di posisi ke tiga
di dunia untuk kekayaan keanekaragaman reptilia dan pada posisi ke lima
untuk kekayaan keanekaragaman amfibi. Jumlah spesies kupu-kupu di
Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia, 121 spesies, 44% di antaranya
endemik (Djalal Tanjung, 2002).
Masih banyak potensi lain yang perlu digali dan dimanfaatkan untuk
kesejahteraan masyarakat. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia merupakan
negeri dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Tinggal bagaimana
kita mengelola dan memanfaatkan potensi tersebut. Dengan mempelajari
keanekaragaman hayati, diharapkan kalian mengetahui potensi kekayaan
keanekaragaman hayati, mampu memanfaatkan dengan bijak dan ikut
berperan aktif dalam melestarikan keanekaragaman hayati demi kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Keanekaragaman Hayati ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian keanekaragaman hayati?
2. Bagaimana tingkat keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana keanekaragaman hayati di Indonesia?
4. Bagaimana peranan keanekaragaman hayati dalam kehidupan manusia?
5. Bagaimana peranan manusia terhadap keanekaragaman hayati?
6. Bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Keanekaragaman
Hayati ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian keanekaragaman hayati.
2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hayati.
3. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati di Indonesia.
4. Untuk mengetahui peranan keanekaragaman hayati dalam kehidupan
manusia.
5. Untuk mengetahui peranan manusia terhadap keanekaragaman hayati.
6. Untuk mengetahui usaha pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Australia. Selain itu, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas
beribu-ribu pulau. Setiap pulau di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati
yang berbeda, baik hewan maupun tumbuhannya. Hal ini pulalah yang
menyebabkan adanya hewan maupun tumbuhan yang endemik.
Endemik merupakan makhluk hidup yang hanya hidup di satu daerah
saja atau khas di suatu daerah. Contohnya, bunga bangkai (Amorphophallus
titanum) yang dapat ditemukan di daerah Sumatra dan bunga Rafflesia
(Rafflesia arnoldii) yang ditemukan di Bengkulu. Keanekaragaman hayati di
Indonesia ini tidak hanya mencakup hewan dan tumbuhan saja, akan tetapi
mencakup lima kingdom, yaitu keanekaragaman Protista, Monera, Fungi
(jamur), Plantae (tumbuhan), dan Animalia (hewan). Di Indonesia, jenis jamur
yang telah diidentifikasi berkisar antara 4.250–12.000 jenis; tumbuhan berbiji,
sekitar 20.000 spesies; lumut 3.000 spesies; tumbuhan paku 4.000 spesies;
Mammalia 515 spesies; kupu-kupu 121 spesies; Reptilia, lebih dari 600
spesies; burung 1.519 spesies; dan Amphibia 270 spesies (Indonesian
Heritage: Wild live, 1996).
1. Keanekaragaman Tumbuhan di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan
tumbuhan (flora) terbesar di dunia. Hal ini dipengaruhi letak geografis
Indonesia seperti telah disebutkan sebelumnya. Letak geografis ini pun
memengaruhi persebaran tumbuhan di setiap daerah atau pulau. Berikut ini
adalah beberapa keanekaragaman tumbuhan Indonesia berdasarkan dari
jenisnya.
a. Bryophyta (Lumut)
Kondisi dasar hutan yang basah dan lembap di hutan hujan
tropis merupakan habitat yang sangat cocok untuk habitat Bryophyta.
Indonesia memiliki iklim tropis dan memiliki hutan hujan tropis yang
sangat luas, sehingga dapat menampung cukup banyak spesies anggota
Bryophyta. Kurang lebih 1.500 spesies Bryophyta terdapat di
Indonesia yang terdiri atas golongan lumut daun, lumut hati, dan lumut
tanduk. Berikut adalah beberapa contoh Bryophyta yang ada di
Indonesia.
8
1.000 jenis reptilia dan amphibia. Pembagian fauna menjadi dua kelompok
didasarkan pada adanya Paparan Sunda dan Paparan Sahul menjadi lebih
jelas lagi daripada pembagian flora. Di sini dapat ditarik garis pemisah
yang lebih jelas yang disebut garis Wallace (ditemukan oleh Alfred Russel
Wallace).
Beberapa jenis hewan, seperti ikan tawar dari kelompok timur dan
barat penyebarannya tidak pernah bertemu. Akan tetapi, ada pula hewan-
hewan, seperti burung, amphibia, dan reptilia yang sering kali antara
penyebaran kelompok timur dan barat saling tumpang-tindih. Paparan
sunda sangat kaya akan berbagai jenis mamalia dan burung, diperkirakan
di kawasan ini terdapat ratusan jenis burung dan 70% di antaranya
merupakan penghuni hutan primer darat, keanekaragaman ini jauh lebih
tinggi daripada di Afrika.
Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis
Wallace. Garis Wallace membelah Selat Makassar menuju ke selatan
hingga ke Selat Lombok. Jadi, garis Wallace memisahkan wilayah
Oriental (termasuk Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah
Australia (Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa
Tenggara Timur).
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Weber, seorang ahli zoologi
dari Jerman. Menurut Weber, hewan-hewan yang ada di Sulawesi tidak
semuanya tergolong kelompok hewan Australia karena ada juga yang
memiliki sifat-sifat Oriental sehingga Weber berkesimpulan bahwa
hewan-hewan Sulawesi merupakan hewan peralihan. Weber kemudian
membuat garis pembatas yang berada di sebelah timur Sulawesi
memanjang ke utara menuju Kepulauan Aru yang kemudian dikenal
dengan nama garis Weber. Sebagai bukti, Sulawesi merupakan wilayah
peralihan, contohnya, di Sulawesi terdapat Oposum dari Australia dan kera
Macaca dari Oriental.
a. Persebaran Fauna Daerah Oriental
10
berasal dari berbagai jenis tumbuhan atau hewan, misalnya kapas, pisang
abaka, ulat sutera, bulu dan biri-biri.
3. Sumber Bahan Bangunan dan Alat-alat Rumah Tangga
Sebagian besar komponen barang-barang itu terbuat dari bahan
besi, plastik, atau kayu. Bahan kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Beberapa jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai sumber bahan
bangunan dan alat-alat rumah tangga antara lain jati, mahoni, sonokeling,
bangkirai, sengon, kruing, ulin, kelapa, dan bambu.
4. Sumber Pendapatan
Saat ini banyak orang yang berwirausaha dengan mengembangkan
usaha di bidang keanekaragaman hayati, baik hewan maupun tumbuhan.
Berbagai hewan dikembangkan manusia sebagai sumber pendapatan,
misalnya dengan memelihara ayam petelur, pedaging, sapi perah, usaha
perikanan air tawar, dan sebagainya. Selain hewan, banyak pula orang
yang menggantungkan sumber pendapatannya dari usaha pembudidayaan
tanaman, seperti tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias, tanaman
perkebunan, dan lain-lain.
Selain itu, keanekaragaman hayati yang tinggi dapat pula dijadikan
masyarakat sebagai sumber pendapatan misalnya sebagai bahan bangunan
dan alat-alat rumah tangga, bahan baku industri, dan rempah-rempah.
Sumber pendapatan manusia misalnya jati dan mahoni dapat dijadikan
sebagai bahan baku industri ukir, teh dan kopi sebagai bahan baku industri
minuman, kenanga dan nilam sebagai bahan baku industri minyak wangi,
rempah-rempah sebagai bahan baku industri makanan, dan sebagainya.
5. Sumber Plasma Nutfah
Plasma nutfah atau sering disebut gen merupakan substansi atau
sumber sifat keturunan makhluk hidup yang dapat dimanfaatkan untuk
menciptakan jenis unggul baru. Di Indonesia terdapat keanekaragaman
hayati yang tinggi, di antaranya banyak jenis tumbuhan maupun hewan
yang memiliki sifat-sifat unggul seperti perakarannya kuat, tahan terhadap
hama dan penyakit, tahan terhadap kekeringan, maupun tahan terhadap air
asin.
13
6. Sumber Keilmuan
Telah disebutkan sebelumnya bahwa kehidupan manusia sangat
tergantung dari tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dikembangkan manusia
melalui usaha pertanian, sedangkan hewan dikembangkan melalui
kegiatan peternakan. Salah satu cara yang dilakukan manusia untuk
meningkatkan hasil pertanian adalah dengan mengupayakan
perkembangbiakan secara vegetatif buatan seperti mencangkok,
menempel, menyambung, merunduk, dan stek.
7. Sumber Bahan Obat-obatan
Banyak jenis tumbuhan dan hewan yang dapat dijadikan bahan
obat-obatan seperti jahe, kencur, temu lawak, temu giring, adas, sirih,
mengkudu, remujung, tempuyung, mahkota dewa, buah merah, dan
sebagainya. Contoh pemanfaatan tumbuhan dan hewan sebagai obat-
obatan adalah sebagai berikut.
a. Buah mengkudu (pace) diketahui berkhasiat untuk mencegah dan
mengobati penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit
lainnya.
b. Remujung dan tempuyung diketahui berkhasiat untuk menghancurkan
batu ginjal.
c. Cacing tanah berkhasiat untuk mengobati penyakit tipes.
8. Sumber Keindahan
Tanaman hias, seperti anggrek, mawar, aneka jenis bonsai, serta
yang saat ini banyak digemari adalah tanaman gelombang cinta dan
anturium. Tanaman-tanaman tersebut dimanfaatkan sebagai hiasan karena
dapat menjadikan pemandangan sekitar terlihat indah dan asri. Selain
tanaman yang dapat dimanfaatkan keindahannya, hewan pun dapat
dimanfaatkan pula untuk keindahan. Hewan yang dapat dimanfaatkan
keindahannya misalnya burung beo dapat dinikmati keindahan suaranya
dan burung merak serta burung cenderawasih dinikmati keindahan warna
tubuhnya.
14
akhirnya punah. Saat ini sebagian besar petani menanam padi varietas
unggul seperti fatmawati, IR 64 sedangkan jenis lokal sudah
ditinggalkan dan sulit ditemukan seperti cisadane, mentik, bogowonto,
dan sebagainya.
2. Aktivitas Manusia yang Menguntungkan Keanekaragaman Hayati
Aktivitas manusia yang menguntungkan keanekaragaman hayati
adalah kegiatan manusia yang dapat meningkatkan jumlah
keanekaragaman hayati, seperti penghijauan, penangkaran, perkawinan
silang, dan perlindungan alam.
a. Penghijauan
Penghijauan (reboisasi) merupakan kegiatan manusia untuk
menanam kembali pada lahan atau hutan yang telah gundul akibat
penebangan atau pembakaran hutan. Reboisasi bertujuan untuk
mengembalikan kondisi lahan atau hutan yang telah rusak, sehingga
diharapkan akan muncul suatu lingkungan baru yang dapat dijadikan
tempat tinggal berbagai jenis organisme baru. Tanaman yang ditanam
dalam usaha penghijauan biasanya adalah tanaman yang cepat tumbuh
seperti sengon dan lamtoro.
b. Penangkaran
Penangkaran merupakan suatu kegiatan mengembangbiakkan
tumbuhan dan hewan dengan cara yang terkontrol. Kegiatan tersebut
bertujuan untuk meningkatkan jumlah tumbuhan dan hewan agar tidak
punah. Di Taman Nasional Way Kambas terdapat penangkaran gajah
sumatra, hasil penangkaran tersebut kemudian dilepas kembali ke
habitat asalnya sehingga populasi hewan itu akan meningkat.
c. Perkawinan Silang
Perkawinan silang merupakan usaha melakukan
perkembangbiakan secara silang terhadap tumbuhan dan hewan sejenis
dengan sifat berbeda dan akan dihasilkan keturunan baru yang berbeda
dengan sifat induknya. Perkawinan silang bertujuan untuk menambah
jumlah keanekaragaman hayati yang ada, contoh tanaman anggrek
bunga merah yang disilangkan dengan tanaman anggrek berbunga
17
dilakukan dengan cara membuat kebun raya, kebun botani, atau taman
wisata. Contoh pelaksanaan tumbuhan secara ex situ adalah Kebun Raya.
Di Kebun Raya Bogor banyak sekali tumbuhan khas Indonesia dari mulai
tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi. Contoh
tumbuhan khas Indonesia yang ada di Kebun Raya Bogor antara lain,
kelompok Dipterocarpaceae, bunga bangkai, anggrek-anggrekkan, sampai
tumbuhan air seperti teratai raksasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keanekaragaman hayati yang ada di dunia ini meliputi berbagai variasi
bentuk, ukuran, jumlah (frekuensi), warna, dan sifat-sifat lain dari makhluk
hidup. Jadi, setiap sistem lingkungan mempunyai keanekaragaman masing-
masing. Keanekaragaman tersebut berlangsung mulai dari tingkatan gen, jenis,
sampai ekosistem.
Beragam tumbuhan, hewan, jamur, bakteri, dan jasad renik lain banyak
terdapat di Indonesia. Sekitar 40.000 jenis tumbuhan, 350.000 jenis hewan,
5.000 jenis jamur, dan 1.500 jenis Monera berada di Indonesia. Bahkan
banyak jenis makhluk hidup yang merupakan makhluk hidup endemik atau
hanya ditemukan di suatu daerah saja.
Alam merupakan tempat manusia hidup sekaligus tempat untuk
memperoleh bahan kebutuhannya. Dari alam, manusia mendapatkan makanan
dan energi. Kebutuhan manusia yang diperoleh dari lingkungannya bukan
hanya sesaat, melainkan selama spesies itu ada sehingga kebutuhan itu tetap
ada, bahkan makin meningkat. Untuk dapat menyediakan kebutuhan hidup
secara berkesinambungan itu, manusia harus selalu berusaha menjaga
kelestarian keanekaragaman hayati.
B. Saran
Perlu diingat bahwa kelangsungan hidup manusia juga bergantung dari
kelestarian ekosistem tempat manusia hidup. Untuk menjaga terjaminnya
kelestarian ekosistem, manusia harus dapat menjaga keserasian hubungan
timbal balik antara manusia dengan lingkungannya sehingga keseimbangan
ekosistem dapat terjaga.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Moch. dan Djoko Martono. 2009. Biologi 1: Untuk Sekolah Menengah
Atas (SMA) - Madrasah Aliah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Ferdinand P., Ficktor dan Moekti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 1:
Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1: Untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Kistinnah, Idun dan Endang Sri Lestari. Biologi 1: Makhluk Hidup dan
Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Setijati, D.S et al. 1992. Khazanah Flora dan Fauna Nusantara. Jakarta: Yayasan
Obor.
Subardi, Nuryani, Shidiq Pramono. 2009. Biologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.