Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

(Kajian Lingkungan Hidup)

“KEANEKARAGAMAN HAYATI”

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3

 A.A Sri Wandan Sari ( C30019035 )


 Hasriani ( C30019030 )
 Anisa ( C30019017 )
 Hairunnisa ( C30019018 )
 Skniber Laoani (C30017043 )
 Meyvel Refky Worang ( C 30019013 )

D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama ,bersyukur atas kasih Allah dan rahmat bagi kita


Terimakasih kepada Tuhan untuk membantu kami dan memberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini. Dan kami mengucapkan terimakasih kepada ibu sebagai guru
yang mengajarkan kami dan memberikan banyak pengetahuan, khususnya dalam
pembuatan makalah ini dengan judul “Keanekaragaman Hayati”.
Makalah ini adalah salah satu makalah yang dapat membatu kita untuk lebih
banyak lagi mendapatkan pengetahuan, kami menyadari bahwa, makalah ini kurang
sempurna, tapi kami berharap dapat berguna bagi kita semua.
Kritik dan saran yang di butuhkan disini untuk membuat makalah ini menjadi lebih
baik.Mudah-mudahan makalah ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui tentang “
Keanekaragaman Hayati”.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)............................................
B. Manfaat Keanekaragaman Hayati Bagi Kelangsungan Hidup Manusia..........
C. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati......................................
D. Tingkat Keanekaragaman Hayati.....................................................................
E. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati.......................
F. Tujuan dan Manfaat klasifikasi Keanekaragaman Hayati...................
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Keanekaragaman hayati adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang berbeda
jenis, spesiesnya, dan perbedaan ekosistemnya.Bagaimana keanekaragaman hayati
terjadi? keanekaragaman hayatiterjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti ukuran,
bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup (ekosistem) dan lain-lain.
Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian
makhluk hidup. Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi dan adaptasi.
Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang akan membentuk
makhluk hidup yang berbeda dengan asalnya sehingga akan menimbulkan spesies baru.
Sedangkan adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap linkungan yang berbeda
akan menghasilkan makhluk hidup yang berbeda pula. Misalnya burung galatik yang
hidup di kepulauan Galapagos, pada mulanya burung galatik berasal dari tempat yang
sama di amerika selatan. Oleh karena hidupnya berpindah-pindah dan menghuni tempat
yang berbeda, lama kelamaan paruh burung galatik mengalami perubahan sesuai dengan
kondisi lingkungan baru.
Di dunia ini tidak ada dua individu yang benar-benar sama. Setiap individu
memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda sehingga menunjukkan adanya keanekaragaman
makhluk hidup di Bumi ini.Kekhasanan dan tingginya tingkat keanekaragaman makhluk
hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat manusia.Keanekaragaman
makhluk hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan
keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup.Keanekaragam hayati dapat terjadi
pada berbagai tingkat kehidupan.Saat ini tekanan terhadap keanekaragaman hayati
makin tinggi.Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna
sebagai hasil hutan.Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan
makin tinggi.Oleh karena itu keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
B.  Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati  atau biodiversitas?
2. Bagaimanakah tingkatan dalam keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana dengan keanekaragaman hayati di  Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)


Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam
(variasi) bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan
makhluk hidup.
Keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-macam, baik
ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya.Hayati yaitu menunjukkan sesuatu yang
hidup.Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup
(organisme) penghuni biosfer.Keanekaragaman hayati disebut juga
“Biodiversitas”.Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi
karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan
sifat-sifat lainnya.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah.Ada dua
faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar.Faktor
genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi
organisme.Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi
organisme.Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari,
kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang
diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu.
Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip
dengan lingkungannya Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat
kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat
tinggi.Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat
organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies
sampai ekosistem. Keanekaragam hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya
berbagai macam variasi, bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada
berbagai tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik.
Keanekaragaman hayati menurut UU no 50 tahun 1994 adalah keanekaragaman
diantara makhluk hidup dari semua sumber yang termasuk diantaranya dataran,
ekosistem ekuatik lain, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya,mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dan
ekosistem.

B. Manfaat Keanekaragaman Hayati Bagi Kelangsungan Hidup Manusia


Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagimasyarakat harus secara berkelanjutan.
Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya
untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
1.      Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati.Hewan dan
tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada
zaman dahulu juga merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian
dibudidayakan.Hewan dan tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat
unggul yang diharapkan manusia.Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena
menghasilkan telur dan daging.Padi dibudidayakan karena menghasilkan beras. Beberapa
contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan
pangan, perumahan, dan kesehatan, misalnya:
a. Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung, kedelai, kacang), berbagai umbi-
umbian (ketela, singkong, suwek, garut, kentang), berbagai buah-buahan (pisang,
nangka, mangga, jeruk, rambutan), berbagai hewan ternak (ayam, kambing, sapi).
b. Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti, kamfer.
c. Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe, lengkuas.
2.      Sebagai Sumber Pendapatan
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sumber pendapatan. Misalnya untuk bahan
baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan baku industri misalnya kayu
gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, teh dan kopi untuk industri minuman,
gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alkohol.
Rempah-rempah misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur.Perkebunan misalnya kelapa
sawit dan karet.
3.      Sebagai Sumber Plasma Nutfah
Hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak perlu
dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki peranan
yang sangat penting. Sebgai contoh, tanaman mimba (Azadirachta indica),. Dahulu
tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat
azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri. Adapula jenis
ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat digunakan sebagai sumber
makanan masa depan, misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yang semula tidak
dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh,
mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah.
Di hutan atau lingkungan kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum
dibudidayakan, yang mungkin memiliki sifat-sifat unggul.Itulah sebabnya dikatakan
bahwa hutan merupakan sumber plasma nutfah (sifat-sifat unggul).Siapa tahu kelak sifat-
sifat unggul itu dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
4.Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati
memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.Masing-masing jenis
organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh
jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan
pemakan tikus.Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang
mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di
mana-mana terjadi hama tikus.
Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh
organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air
tanah, dan mencegah erosi.Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh
ekosistem.Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang
tidak stabil.Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat
unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
5.      Manfaat Keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang
sangat berguna untuk kehidupan manusia.
6.      Manfaat Keindahan
Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman.bila
halaman rumah kita ditanami berbagai tanaman seperti mawar, melati, anggrek, rumput,
palem akan lebih indah.
Kini kita sadari bahwa begitu banyak manfaat keanekaragaman hayati dalam hidup
kita.Pemanfaatannya yang begitu banyak dan beragam tentu saja dapat mengancam
kelestariannya.Untuk itu kita harus bijaksana dalam memanfaatkan keanekaragaman
hayati, dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan aspek kelestariannya.
C. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati

Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi kesepakatan


internasional.Objek keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama kekayaan jenis
tumbuhan (flora) dan kekayaan jenis hewan (fauna) serta mikroorganisme misalnya
bakteri dan jamur.Perlu diingat bahwa yang termasuk flora tidak hanya tumbuhan yang
berbunga yang sehari-hari kita lihat tetapi juga lumut dan paku-pakuan.Demikian pula
dengan fauna, tidak saja mencakup binatang mamalia tetapi juga ikan, burung, dan
serangga.
Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan oleh
pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya berupa Taman Nasional, Cagar
Alam, Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung,
dan Kebun Raya. Tempat-tempat tersebut memiliki makna yang berbeda-beda meskipun
fungsinya sama yaitu untuk tujuan konservasi.

1. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik
di darat maupun di perairan.Taman nasional memiliki fungsi ganda, yaitu perlindungan
terhadap sistem penyangga kehidupan dan perlindungan jenis tumbuhan dan hewan serta
pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.Taman nasional juga penting
untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, dan rekreasi alam. Biodiversitas di
Indonesia yang unik dan dilindungi terutama di taman nasional. Beberapa taman
nasional yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut.
a.      Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujungkulon terletak di ujung paling barat Pulau Jawa.TN ini
merupakan ekosistem hutan daratan rendah di Plau Jawa. TN ini merupakan habitat
terakhir dari hewan-hewan yang terancam punah, seperti badak bercula satu (Rhinoceros
sundanicus), banteng (Bos sondanicus), owa jawa (Hylobathes moloch), harimau loreng
(Panthera tigris), dan surili (Presbytis aygula).
b.      Taman Nasional Kepulauan Seribu
Terletak di Kepulauan Seribu, jumlah pulaunya 85 buah dengan luas 256
ha.Ekosistem yang unik yang dilindungi di TN ini adalah ekosistem terumbu karang.
c.       Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru
Luasnya 58.00 ha, terletak antara 100-3676 dpl., membentang di Kabupaten
Probolinggo, Malang, pasuruan, dan lumajang, Jawa Timur. Jenis tumbuhan yang
spesifik adalah cemara gunug.Jenis fauna yang dilindungi adalah babi utan, kijang, kera,
ayam hutan, rusa, ajak, dan macan tutul.
d.      Taman Nasional Meru Betiri
Taman Nasional yang terletak di Jember Selatan ini merupakan habitat terakhir
dari harimau lorang jawa yang terancam punah. Satwa lain yang dilindungi adalah
penyu karet, penyu belimbing, kancil, kijang, rangkong, dan merak. Di sini terdapat pula
flora langka yang dilindungi yaitu Rafflesia zolingeri danBalanophora fungosa.
e.       Taman Nasional Bali Barat
Terletak di Kabupaten Jembrana dan Buleleng, dengan luas 77.727 ha.TN Bali
Barat merupakan habitat hutan alami murni sawo kecik (Manilkara kauki).Faunanya
yang paling khas dan perlu dilindungi karena terancam punah adalah jalak bali putih.
Fauna lain yang ada di dalam TN ini adalah menjangan, muncak, kera hitam,
trenggiling, landak, penyu, pelatuk, ayam hutan dan kepodang.
f.       Taman Nasional Komodo
TN Komodo terletak di Pulau Komodo, Rinca, Podan, Gilimotong dan pulau-pulau
kecil lainnya, yang semuanya terletak di propinsi NTT.Kawasan ini beriklim muson dan
kering, sehingga vegetasinya merupakan perwakilan Indonesia bagian timur.Flora yang
dilindungi adalah kayu hitam (Diospyros javanica) dan bayur (Pterospermum
diversifolium).Satwa yang khas adalah komodo, binatang purba yang hanya terdapat di
Pulau Komodo dan Pulau Rinca, di bagian barat Pulau Flores.

2.      Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan,
satwa dan ekosistem, yang perkembangannya diserahkan kepada alam.

3.      Hutan Wisata
Hutan wisata adalah kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya
perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi
kepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi. Misalnya Hutan Wisata
Pangandaran.
4.      Taman Hutan Raya (Tahura)
Taman hutan raya adalah kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan
untuk koleksi tumbuhan dan hewan, alami atau non-alami, jenis asli atau pendatang,
yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, dan
rekreasi. Tahura ini dapat disebut sebagai taman propinsi. Misalnya Pulau Sempu di
Jawa Timur.
5.      Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan
alam atau keunikan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang
diperuntukkan guna meilindungi plasma nutfah lautan.Misalnya Taman Laut Bunaken di
Sulawesi Utara.
6.      Wana Wisata
Wana wisata adalah kawasan hutan yang disamping fungi utamanya sebagai hutan
produksi, juga dimanfaatkan sebagai objek wisata hutan.
7.      Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah
pegunungan yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan
untuk mengatur tata air.
8.      Kebun Raya
Kebun raya adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan disuatu tempat, dan tumbuh-
tumbuhan terseubut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi,
ilmu pengetahuan, dan rekreasi.Misalnya Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya
Purwodadi.

Selain tempat-tempat yang telah disebutkan di atas yang memang ditetapkan oleh
pemerintah sebagai tempat konservasi, sebenarnya masyarakat pun dapat berpartisipasi
dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Bentuk pertisipasi masyarakat dalam
pelestarian keanekaragaman hayati misalnya:
1. Memperkaya koleksi tanaman di pekarangan rumah
2. Tidak membunuh burung dan hewan-hewan lainnya
3. Tidak membuang limbah sembarangan, terutama limbah pabrik, limbah rumah
tangga, dan limbah pestisida karena dapat membahayakan kehidupan flora dan
fauna.
D. Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor keturunan atau genetik
dan faktor lingkungan. Faktor keturunan disebabkan oleh adanya gen yang akan
membawa sifat dasar atau sifat bawaan. Sifat bawaan ini diwariskan turun temurun dari
induk kepada keturunannya.Namun, sifat bawaan terkadang tidak muncul (tidak tampak)
karena faktor lingkungan. Jika faltor bawaan sama tetapi lingkungannya berbeda,
mengakibatkan sifat yang tampak menjadi berbeda. Jadi, terdapat interaksi antara faktor
genetik dengan faktor lingkungan.Karena adanya dua faktor tersebut, maka muncullah
keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati itu sendiri dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
1.      Keanekaragaman Gen
“Bahan baku” keanekaragaman sebenarnya terletak pada gen. Gen adalah faktor
pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup. Gen terletak di dalam benang
kromosom, yakni benang-benang pembawa sifat yang terdapat di dalam inti sel makhluk
hidup. Pada manusia, sifat rambut lurus, hidung mancung, mata lebar, warna kulit,
dtentukan oleh gen.
Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah,
maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebutgenotipe.
Ini dikenal sebagai pembawaan. Meskipun termasuk spesies yang sama, tidak ada satu
individu yang persis sama dengan yang lain, karena adanya keanekaragaman gen.
sekilas, memang ada kemiripan bentuk luar. Namun jika diamati, akan terdapat variasi
sifat sehingga tampaklah adanya keanekaragaman. Perbedaan gen tidak hanya terjadi
antar jenis. Di dalam satu jenis (spesies) pun terjadi keanekaragaman gen. dengan
adanya keanekaragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi.
a.      Variasi dan Varietas
Varisasi antarindividu yang sejenis tidak hanya terdapat pada tumbuhan tetapi
juga pada manusia.Misalnya, di dalam suatu keluarga terdapat anak-anak yang memiliki
sifat berbeda.Ada yang bulu matanya lentik dan ada yang tidak, ada yang berkumis ada
yang tidak, ada yang berbadan kekar ada yang tidak.Ukuran biji kacang dari satu pohon
bervariasi, ada yang kecil, ada yang sedang, ada pula yang besar.Warna bulu ayam
sering beraneka ragam.
Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Misalnya ada varietas padi
PB, rojo lele, dan varietas padi tahan wereng.Varietas kelapa juga bermacam-
macam.Demikian juga adanya berbagai varietas mangga, ayam, dan kambing. Secara
sekilas penampakan antarvarietas itu berbeda, karena masih tergolong jenis yang sama.
Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen yang berbeda sehingga memunculkan sifat-
sifat khas yang dimiliki oleh masing-masing varietas itu.
b.      Keanekaragaman Fenotipe dan Genotipe
Keanekaragaman genotipe jangan dikacaukan dengan keanekaragaman fenotipe.
Karena lingkungan yang berbeda, sifat yang mucul pada individu dapat berbeda
meskipun genotipenya sama. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan
menghasilkan sifat yang tampak dari luar yang dikenal sebagaifenotipe.
Misalnya, apel batu yang biasa hidup di dataran tinggi, dicangkok kemudian
ditanam di Malang, yaitu kota yang letaknya lebih rendah daripada Batu. Tanaman
cangkok itu secara genotipe sama dengan induknya. Namun karena lingkungan kota
Batu berbeda dengan kota Malang, akan mucnul tanaman apel yang ukuran buahnya
kecil dan rasanya lebih asam. Jadi, terdapat perbedaan fenotipe antara apel yang ditanam
di Batu dan di Malang, meskipun gennya sama. Jadi, gen yang sama (genotipe sama)
dapat menampakkan sifat (fenotipe) yang berbeda karena lingkungannya berbeda.
Genotipe juga dapat berubah karena perkawinan atau persilangan. Menanam biji
jeruk manis belum tentu menghasilkan jeruk yang manis pula, meskipun lingkungannya
sama. Hal ini terjadi karena perubahan genotipe akibat persilangan. Tanaman hasil
mencangkok, genotipenya pasti sama  dan akan menampakkan fenotipe yang asal
lingkungannya sama. Demikianlah, terdapat keanekaragaman gen di dalam spesies yang
sama hingga memunculkan variasi tingkat spesies yang dikenal sebagai varietas.
2.      Keanekaragaman Jenis
Di dalam satu jenis dijumpai keseragaman individu, namun antarjenis dijumpai
keanekaragaman individu.Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai jenis
hewan dan tumbuhan.Di dalam satu famili rumput (Gramineae) dapat dijumpai rumput
grinting, padi, jagung, rumput gajah.Di dalam golongan burung dapat dijumpai itik,
ayam, bebek, angsa, merpati, dan burung parkit.
Sangat mudah menentukan keanekaragaman jenis karena dapat kita amati
perbedaan sifat dengan jelas. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 500 juta spesies
makhluk hidup.
3.      Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara
organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang
ada.Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem.Semua makhluk hidup berinteraksi dengan
lingkungannya yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai
jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya,
suhu, air, tanah, kelembapan, dan sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik sangat
bervariasi.Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik
pun bervariasi pula.
Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen
biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup.Jadi,
interaksi antar organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen biotik dan
abiotik yang menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam dan komponen
abiotik berbeda kulitas dan kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen penyusun
tersebut mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan
ekosistem yang berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat
yang berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda.
Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan
buatan.Secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan.Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem
air laut.

a.       Ekosistem Darat (Terestrial)


Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.Ber-
dasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai berikut.
1)      Bioma Gurun
Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara,
Australia dan Asia Barat.Karakteristik dari bioma ini yaitu curah hujan sangat rendah, +
25 cm/tahun.Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat
mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C).Vegetasi di daerah gurun di dominasi
oleh tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai tanaman xerofit.Hewan yang menghuni
daerah gurun umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal.Contoh bioma
gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di
Amerika.
2)      Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub   tropika.Ciri-
ciri bioma padang rumput yaitu curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur. Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan.Hewannya adalah bison, Zebra,
kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung. Contoh bioma
padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia
(Sumbawa).
3)      Bioma Hutan Hujan Tropis
Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil,
Kenya, Costa Rica, dan Malaysia.Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun,
matahari bersinar sepanjang tahun.Jenis tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya
sangat kompleks.Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi, serta banyak cabang dengan
daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi.Tumbuhan khas adalah
kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan tumbuhan epifit
yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, misalnya anggrek.Binatang yang
menghuni hutan hujan tropik adalah berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai,
macan, gajah, dan rusa dan hewan yang bersifat nokturnal.
4)      Bioma Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang utara, dan
Amerika Timur.Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun. Mempunyai 4
musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi. Keanekaragaman
jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis.Tumbuhan yang ada terutama
mapel, oak, beech, yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur.Hewan-
hewan yang umum adalah rusa, beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk, dan
serangga.
5)      Bioma Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik,
misalnya di Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska.Ciri-cirinya adalah suhu di
musim dingin rendah.Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies
seperti konifer (pohon spruce, alder, dan birch), pinus, dan sejenisnya.Semak dan
tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6)      Bioma Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkarankutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu
tertutup salju.Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.Tumbuhan yang ada
terutama adalah lumut Sphagnum dan lumut kerak.Tumbuhan tahunan hampir tidak
ada.Hewan-hewan yang ada adalah beruang kutub, burung, nyamuk, lalat hitam, serigala
kutub, reinder, dan caribou bull (sebangsa rusa).
7)      Bioma Karst
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan
karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya
kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan
dengan pori-pori aerasi yang rendah, gayapermeabilitas yang lamban dan didominasi
oleh pori-pori mikro. Contoh bioma Karst terdapat di daerah Gunung Kidul.
b.      Ekosistem Perairan (Akuatik)
1)      Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki
kemampuan menyerap panas dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak terlalu
besar. Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air tawar dibedakan menjadi ekosistem
lentik (air tidak mengalir) misalnya danau, kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air
mengalir) misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar
meliputi tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita) serta tumbuhan yang
berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai
dan eceng gondok.Sedangkan tumbuhan yang berukuran mikroskopik misalnya
ganggang biru, ganggang hijau, dan diatomae.Hewan yang menghuni air tawar adalah
udang-udangan, ikan, dan serangga.
2)      Ekosistem Air Laut
Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi.Bioma air laut
kurang terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut adalah
mempunyai kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut adalah 35 ppm (part
per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih tinggi daripada di daerah
yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut memiliki pola adaptasi terhadap tekanan
osmosis sir laut yang tinggi dengan cara yang berlawanan dengan organisme air tawar.
3)      Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara sungai dan
laut atau disebut muara sungai.Muara sungai disebut pantai lumpur.Estuari mempunyai
ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut.Vegetasi didominasi
oleh tumbuhan bakau dan rumput laut.Beberapa organisme laut melakukan
perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan
moluska yang dapat dimakan.Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera,
Kalimantan, dan Papua.Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
4)      Ekosistem Pantai
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion
CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan
besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air
yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.Dinamakan demikian
karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes
capraeyang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.Tumbuhan yang hidup di
ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
5)      Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah.Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan.Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air.Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang.Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan
hilir.Di anak sungai sering dijumpai ikan air tawar.Di hilir sering dijumpai ikan lele dan
gurame.Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular.Khusus sungai di
daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
6)      Ekosistem Terumbu Karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri
dari karang batu clan organisme-organisme lainnya.Komunitas ini disebut terumbu
karang.Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga foto-
sintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan
sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di antara
karang clan ganggang.Herbivor seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
7)      Ekosistem Laut Dalam
Merupakan zona pelagik laut.Ekosistem ini berda pada kedalaman 76000 m dari
permukaan laut.Sehingga tidak ada lagi cahaya matahari, oleh karena itu produsen utama
di ekosistem ini merupakan organisme kemoautrotof.Biasanya terdapat lele laut dan ikan
laut yang dapat mengeluarkan cahaya (bioluminisensi).Sebagai produsen terdapat
bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
8)      Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga
yang hidup di lingkungan laut.Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai
yang dangkal.
c.       Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya.Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau
hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan adalah:
1)      Bendungan.
2)      Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.
3)      Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.
4)      Sawah irigasi.
5)      Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.
6)      Ekosistem ruang angkasa.

E. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

1.      Aktifitas Manusia Dapat Menurunkan Keanekaragaman Hayati


Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati.Hingga saat ini,
berbagai jenis tumbuhan dan hewan terancam punah dan beberapa di antaranya telah
punah. Sebagai contoh, Australia selama 20 tahun telah kehilangan 41 jenis mamalia, 18
jenis burung, reptilia, ikan, dan katak, 200 jenis invertebrata, dan 209 jenis tumbuhan.
Sementara itu, Indonesia kehilangan beberapa satwa penting, misalnya harimau
bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi keberadaannya, alias
kemungkinan sudah punah. Hewan-hewan seperti badak bercula satu, jalak bali, dan
trenggiling juga terancam punah. Belum lagi beberapa jenis serangga, hewan melata,
ikan, dan hewan air, yang sudah tidak ditemukan lagi di lingkungan kita.
Kepunahan keanekaragaman hayati diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut:
a.      Perusakan Habitat
Habitat didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal organisme.Kekurangan habitat
diyakini manjadi penyebab utama kepunahan organisme.Jika habitat rusak maka
organisme tidak memiliki tempat yang cocok untuk hidupnya.Kerusakan habitat dapat
diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh manusia, misalnya hutan ditebang
dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi perkotaan.Kegiatan
manusia tersebut mengakibatkan menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis, dan
gen.
Selain akibat aktifitas manusia, kerusakan habitat juga dapat diakibatkan oleh
bencana alam misalnya kebakaran, gunung meletus, dan banjir.
Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan keanekaragaman ayati
laut.Ikan-ikan serta biota laut yang hidup bersembunyi di dalam terumbu karangtidak
dapat lagi hidup dengan terntram, beberapa di antaranya tidak dapat menetaskan
telurnya karena terumbu karang yang rusak. Menurunnya populasi ikan akan merugikan
nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat. Kehidupan para nelayan menjadi
terganggu.

b.      Penggunaan Pestisida
Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida
yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada
kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan
tumbuhan lainnya.
c.       Pencemaran
Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan
penting.Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga.
d.      Perubahan Tipe Tumbuhan
Tumbuhan merupakan produser di dalam ekosistem.Perubahan tipe tumbuhan
misalnya perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat
mengakibatkan hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting.Hilangnya jenis-jenis
tumbuhan tertentu dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidup bergantung
pada tumbuhan tersebut.
e.       Masuknya Jenis Tumbuhan dan Hewan Liar
Tumbuhan atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan
membunuh tumbuhan dan hewan asli.
f.       Penebangan
Penebangan hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi
juga merusak pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan berbagai tumbuh-
tumbuhan karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi, penebangan
akan menurunkan plasma nutfah.
g.      Seleksi
Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme.Sebagai
contoh, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga
gadung, mangga manalagi, jambu bangkok.Sebaliknya kita menghilangkan tanaman
yang kita anggap kurang unggul, misalnya mangga golek, nangka celeng.
Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah lingkungan yang
akhirnya merugikan manusia.Misalnya, penebangan hutan mengakibatkan
banjir.Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi hutan, gajah, kera,
menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan
makanan mereka semakin berkurang.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan
insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa.Jika
serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat
merugikan petani.
2.      Aktifitas Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati.Ada
juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati.

a.      Penghijauan
Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati.Kegiatan
penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman
setelah ditanam.
b.      Pembuatan Taman Kota
Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan kandungan oksigen,
menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga meningkatkan keanekaragaman
hayati.
c.       Pemuliaan
Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul dengan cara melakukan
perkawinan silang. Usaha pemuliaan akan menghasilkan varian baru. Oleh sebab itu
pemuliaan hewan dan tumbuhan dapat berfungsi meningkatkan keanekaragaman gen.
3.      Aktifitas Manusia untuk Melestarikan Keanekaragaman Hayati
Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan
pembiakan secara in situ dan ex situ.
a.       Pembiakan secara in situ  adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya
mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo.
b.      Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana
lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di kebun binatang
(harimau, gajah, burung jalak bali).

F. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi


1. Dasar, Tujuan, dan Manfaat Klasifikasi

Klasifikasi adalah kegiatan pengelompokkan organisme yang didasarkan pada


keseragaman atau persamaan sifat dalam keragaman. Persamaan sifat tersebut meliputi
persamaan anatomi, morfologi, fisiologi, geografii dan habitat, analogi dan homologi,
dan lain-lain
Klasifikasi bertujuan menyederhanakan objek studi makhluk hidup yang sangat
beranekaragam sehingga akan lebih mudah dalam mempelajarinya.
Adapun manfaat kasifikasi bagi manusia antara lain sebagai berikut:
a. Mengetahui jenis-jeniis organism.
b. Mengetahuui hubungan antarorganisme.
c. Mengetahui kekerabatan antarmakhluk hidup yang beranekaragam.

2. Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi dikelompokkan menjadi 3:
a. Sistem artificial ata buatan, dilakukan brdasarkan struktur morfologi, anatomi,
dan fisiologi.
b. Sistem alami, dilakukan berdasarkan banyak sedikitnya persamaan terutama
morfologi.
c. Sistem filogenetik, dilakukan berdasarkan sifat morfologi, anatomi, fisiologi, dan
jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson yang satu dengan yang lainnya.

3. Tingkat Klasifikasi
Urutan takson dari yang paling tinggi sampai yang terendah adalah sebagai berikut;
a. Kingdom (kerajaan) atau Regnum (dunia).
b. Phylum (filum) untuk hewan atau defisio(devisi) untuk tumbuhan.
c. Classis (kelas).
d. Ordo (bangsa).
e. Familia (suku).
f. Genus (marga).
g. Spesies (jenis).

4. Sistem Tata Nama Ganda (Biominal Nomenklatur)


Ketentuan system ini sebagai berikut:
a. Terdiri dari dua kata dalam bahasa latin.
b. Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk
spesies.
c. Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama
petunjuk spesies dengan huruf kecil.
d. Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digaris bawahi secara terpisah
antarkata sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi.

5. Kunci Determinasi
Dasar yang digunakan dalam kci determinasi untuk menentukan nama suatu kelompok
makhluk hidup adalah sebagai berikut:
a. Mengambil objek yang lengkap, jika tumbuhan maka bagian yang diambil hars
selengkap mungkin, mulai dari akar, batang, daun, bunga, bah, serta biji.
b. Mengamati objek, jika perlu gunakan lup untuk memperbesar objek.
c. Mencocokan hasil pengamatan dengan kunci determinasi yang memuat cirri-ciri
objek tersebut.
d. Menentukan nama atau kelompok objek dan menuliskan rumus determinasinya.
BAB III
Kesimpulan

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam.Keanekaragaman makhluk hidup


tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.Setiap sistem
lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda.Keanekaragaman hayati
ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari
makhluk hidup lainnya.
Indonesia terletak di daerah tropik yang memiliki keanekaragaman hayati  yang
tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik dan kutub. Keanekaragaman hayati
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.Terdapat interaksi
antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik
keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di samping
itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya
penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.

Anda mungkin juga menyukai