“KEANEKARAGAMAN HAYATI”
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)............................................
B. Manfaat Keanekaragaman Hayati Bagi Kelangsungan Hidup Manusia..........
C. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati......................................
D. Tingkat Keanekaragaman Hayati.....................................................................
E. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati.......................
F. Tujuan dan Manfaat klasifikasi Keanekaragaman Hayati...................
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman hayati adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang berbeda
jenis, spesiesnya, dan perbedaan ekosistemnya.Bagaimana keanekaragaman hayati
terjadi? keanekaragaman hayatiterjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti ukuran,
bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup (ekosistem) dan lain-lain.
Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian
makhluk hidup. Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi dan adaptasi.
Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang akan membentuk
makhluk hidup yang berbeda dengan asalnya sehingga akan menimbulkan spesies baru.
Sedangkan adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap linkungan yang berbeda
akan menghasilkan makhluk hidup yang berbeda pula. Misalnya burung galatik yang
hidup di kepulauan Galapagos, pada mulanya burung galatik berasal dari tempat yang
sama di amerika selatan. Oleh karena hidupnya berpindah-pindah dan menghuni tempat
yang berbeda, lama kelamaan paruh burung galatik mengalami perubahan sesuai dengan
kondisi lingkungan baru.
Di dunia ini tidak ada dua individu yang benar-benar sama. Setiap individu
memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda sehingga menunjukkan adanya keanekaragaman
makhluk hidup di Bumi ini.Kekhasanan dan tingginya tingkat keanekaragaman makhluk
hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat manusia.Keanekaragaman
makhluk hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan
keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup.Keanekaragam hayati dapat terjadi
pada berbagai tingkat kehidupan.Saat ini tekanan terhadap keanekaragaman hayati
makin tinggi.Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna
sebagai hasil hutan.Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan
makin tinggi.Oleh karena itu keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas?
2. Bagaimanakah tingkatan dalam keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana dengan keanekaragaman hayati di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik
di darat maupun di perairan.Taman nasional memiliki fungsi ganda, yaitu perlindungan
terhadap sistem penyangga kehidupan dan perlindungan jenis tumbuhan dan hewan serta
pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.Taman nasional juga penting
untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, dan rekreasi alam. Biodiversitas di
Indonesia yang unik dan dilindungi terutama di taman nasional. Beberapa taman
nasional yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujungkulon terletak di ujung paling barat Pulau Jawa.TN ini
merupakan ekosistem hutan daratan rendah di Plau Jawa. TN ini merupakan habitat
terakhir dari hewan-hewan yang terancam punah, seperti badak bercula satu (Rhinoceros
sundanicus), banteng (Bos sondanicus), owa jawa (Hylobathes moloch), harimau loreng
(Panthera tigris), dan surili (Presbytis aygula).
b. Taman Nasional Kepulauan Seribu
Terletak di Kepulauan Seribu, jumlah pulaunya 85 buah dengan luas 256
ha.Ekosistem yang unik yang dilindungi di TN ini adalah ekosistem terumbu karang.
c. Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru
Luasnya 58.00 ha, terletak antara 100-3676 dpl., membentang di Kabupaten
Probolinggo, Malang, pasuruan, dan lumajang, Jawa Timur. Jenis tumbuhan yang
spesifik adalah cemara gunug.Jenis fauna yang dilindungi adalah babi utan, kijang, kera,
ayam hutan, rusa, ajak, dan macan tutul.
d. Taman Nasional Meru Betiri
Taman Nasional yang terletak di Jember Selatan ini merupakan habitat terakhir
dari harimau lorang jawa yang terancam punah. Satwa lain yang dilindungi adalah
penyu karet, penyu belimbing, kancil, kijang, rangkong, dan merak. Di sini terdapat pula
flora langka yang dilindungi yaitu Rafflesia zolingeri danBalanophora fungosa.
e. Taman Nasional Bali Barat
Terletak di Kabupaten Jembrana dan Buleleng, dengan luas 77.727 ha.TN Bali
Barat merupakan habitat hutan alami murni sawo kecik (Manilkara kauki).Faunanya
yang paling khas dan perlu dilindungi karena terancam punah adalah jalak bali putih.
Fauna lain yang ada di dalam TN ini adalah menjangan, muncak, kera hitam,
trenggiling, landak, penyu, pelatuk, ayam hutan dan kepodang.
f. Taman Nasional Komodo
TN Komodo terletak di Pulau Komodo, Rinca, Podan, Gilimotong dan pulau-pulau
kecil lainnya, yang semuanya terletak di propinsi NTT.Kawasan ini beriklim muson dan
kering, sehingga vegetasinya merupakan perwakilan Indonesia bagian timur.Flora yang
dilindungi adalah kayu hitam (Diospyros javanica) dan bayur (Pterospermum
diversifolium).Satwa yang khas adalah komodo, binatang purba yang hanya terdapat di
Pulau Komodo dan Pulau Rinca, di bagian barat Pulau Flores.
2. Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan,
satwa dan ekosistem, yang perkembangannya diserahkan kepada alam.
3. Hutan Wisata
Hutan wisata adalah kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya
perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi
kepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi. Misalnya Hutan Wisata
Pangandaran.
4. Taman Hutan Raya (Tahura)
Taman hutan raya adalah kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan
untuk koleksi tumbuhan dan hewan, alami atau non-alami, jenis asli atau pendatang,
yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, dan
rekreasi. Tahura ini dapat disebut sebagai taman propinsi. Misalnya Pulau Sempu di
Jawa Timur.
5. Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan
alam atau keunikan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang
diperuntukkan guna meilindungi plasma nutfah lautan.Misalnya Taman Laut Bunaken di
Sulawesi Utara.
6. Wana Wisata
Wana wisata adalah kawasan hutan yang disamping fungi utamanya sebagai hutan
produksi, juga dimanfaatkan sebagai objek wisata hutan.
7. Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah
pegunungan yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan
untuk mengatur tata air.
8. Kebun Raya
Kebun raya adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan disuatu tempat, dan tumbuh-
tumbuhan terseubut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi,
ilmu pengetahuan, dan rekreasi.Misalnya Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya
Purwodadi.
Selain tempat-tempat yang telah disebutkan di atas yang memang ditetapkan oleh
pemerintah sebagai tempat konservasi, sebenarnya masyarakat pun dapat berpartisipasi
dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Bentuk pertisipasi masyarakat dalam
pelestarian keanekaragaman hayati misalnya:
1. Memperkaya koleksi tanaman di pekarangan rumah
2. Tidak membunuh burung dan hewan-hewan lainnya
3. Tidak membuang limbah sembarangan, terutama limbah pabrik, limbah rumah
tangga, dan limbah pestisida karena dapat membahayakan kehidupan flora dan
fauna.
D. Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor keturunan atau genetik
dan faktor lingkungan. Faktor keturunan disebabkan oleh adanya gen yang akan
membawa sifat dasar atau sifat bawaan. Sifat bawaan ini diwariskan turun temurun dari
induk kepada keturunannya.Namun, sifat bawaan terkadang tidak muncul (tidak tampak)
karena faktor lingkungan. Jika faltor bawaan sama tetapi lingkungannya berbeda,
mengakibatkan sifat yang tampak menjadi berbeda. Jadi, terdapat interaksi antara faktor
genetik dengan faktor lingkungan.Karena adanya dua faktor tersebut, maka muncullah
keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati itu sendiri dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman Gen
“Bahan baku” keanekaragaman sebenarnya terletak pada gen. Gen adalah faktor
pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup. Gen terletak di dalam benang
kromosom, yakni benang-benang pembawa sifat yang terdapat di dalam inti sel makhluk
hidup. Pada manusia, sifat rambut lurus, hidung mancung, mata lebar, warna kulit,
dtentukan oleh gen.
Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah,
maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebutgenotipe.
Ini dikenal sebagai pembawaan. Meskipun termasuk spesies yang sama, tidak ada satu
individu yang persis sama dengan yang lain, karena adanya keanekaragaman gen.
sekilas, memang ada kemiripan bentuk luar. Namun jika diamati, akan terdapat variasi
sifat sehingga tampaklah adanya keanekaragaman. Perbedaan gen tidak hanya terjadi
antar jenis. Di dalam satu jenis (spesies) pun terjadi keanekaragaman gen. dengan
adanya keanekaragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi.
a. Variasi dan Varietas
Varisasi antarindividu yang sejenis tidak hanya terdapat pada tumbuhan tetapi
juga pada manusia.Misalnya, di dalam suatu keluarga terdapat anak-anak yang memiliki
sifat berbeda.Ada yang bulu matanya lentik dan ada yang tidak, ada yang berkumis ada
yang tidak, ada yang berbadan kekar ada yang tidak.Ukuran biji kacang dari satu pohon
bervariasi, ada yang kecil, ada yang sedang, ada pula yang besar.Warna bulu ayam
sering beraneka ragam.
Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Misalnya ada varietas padi
PB, rojo lele, dan varietas padi tahan wereng.Varietas kelapa juga bermacam-
macam.Demikian juga adanya berbagai varietas mangga, ayam, dan kambing. Secara
sekilas penampakan antarvarietas itu berbeda, karena masih tergolong jenis yang sama.
Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen yang berbeda sehingga memunculkan sifat-
sifat khas yang dimiliki oleh masing-masing varietas itu.
b. Keanekaragaman Fenotipe dan Genotipe
Keanekaragaman genotipe jangan dikacaukan dengan keanekaragaman fenotipe.
Karena lingkungan yang berbeda, sifat yang mucul pada individu dapat berbeda
meskipun genotipenya sama. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan
menghasilkan sifat yang tampak dari luar yang dikenal sebagaifenotipe.
Misalnya, apel batu yang biasa hidup di dataran tinggi, dicangkok kemudian
ditanam di Malang, yaitu kota yang letaknya lebih rendah daripada Batu. Tanaman
cangkok itu secara genotipe sama dengan induknya. Namun karena lingkungan kota
Batu berbeda dengan kota Malang, akan mucnul tanaman apel yang ukuran buahnya
kecil dan rasanya lebih asam. Jadi, terdapat perbedaan fenotipe antara apel yang ditanam
di Batu dan di Malang, meskipun gennya sama. Jadi, gen yang sama (genotipe sama)
dapat menampakkan sifat (fenotipe) yang berbeda karena lingkungannya berbeda.
Genotipe juga dapat berubah karena perkawinan atau persilangan. Menanam biji
jeruk manis belum tentu menghasilkan jeruk yang manis pula, meskipun lingkungannya
sama. Hal ini terjadi karena perubahan genotipe akibat persilangan. Tanaman hasil
mencangkok, genotipenya pasti sama dan akan menampakkan fenotipe yang asal
lingkungannya sama. Demikianlah, terdapat keanekaragaman gen di dalam spesies yang
sama hingga memunculkan variasi tingkat spesies yang dikenal sebagai varietas.
2. Keanekaragaman Jenis
Di dalam satu jenis dijumpai keseragaman individu, namun antarjenis dijumpai
keanekaragaman individu.Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai jenis
hewan dan tumbuhan.Di dalam satu famili rumput (Gramineae) dapat dijumpai rumput
grinting, padi, jagung, rumput gajah.Di dalam golongan burung dapat dijumpai itik,
ayam, bebek, angsa, merpati, dan burung parkit.
Sangat mudah menentukan keanekaragaman jenis karena dapat kita amati
perbedaan sifat dengan jelas. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 500 juta spesies
makhluk hidup.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara
organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang
ada.Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem.Semua makhluk hidup berinteraksi dengan
lingkungannya yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai
jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya,
suhu, air, tanah, kelembapan, dan sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik sangat
bervariasi.Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik
pun bervariasi pula.
Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen
biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup.Jadi,
interaksi antar organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen biotik dan
abiotik yang menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam dan komponen
abiotik berbeda kulitas dan kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen penyusun
tersebut mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan
ekosistem yang berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat
yang berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda.
Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan
buatan.Secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan.Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem
air laut.
b. Penggunaan Pestisida
Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida
yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada
kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan
tumbuhan lainnya.
c. Pencemaran
Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan
penting.Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga.
d. Perubahan Tipe Tumbuhan
Tumbuhan merupakan produser di dalam ekosistem.Perubahan tipe tumbuhan
misalnya perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat
mengakibatkan hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting.Hilangnya jenis-jenis
tumbuhan tertentu dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidup bergantung
pada tumbuhan tersebut.
e. Masuknya Jenis Tumbuhan dan Hewan Liar
Tumbuhan atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan
membunuh tumbuhan dan hewan asli.
f. Penebangan
Penebangan hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi
juga merusak pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan berbagai tumbuh-
tumbuhan karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi, penebangan
akan menurunkan plasma nutfah.
g. Seleksi
Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme.Sebagai
contoh, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga
gadung, mangga manalagi, jambu bangkok.Sebaliknya kita menghilangkan tanaman
yang kita anggap kurang unggul, misalnya mangga golek, nangka celeng.
Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah lingkungan yang
akhirnya merugikan manusia.Misalnya, penebangan hutan mengakibatkan
banjir.Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi hutan, gajah, kera,
menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan
makanan mereka semakin berkurang.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan
insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa.Jika
serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat
merugikan petani.
2. Aktifitas Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati.Ada
juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati.
a. Penghijauan
Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati.Kegiatan
penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman
setelah ditanam.
b. Pembuatan Taman Kota
Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan kandungan oksigen,
menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga meningkatkan keanekaragaman
hayati.
c. Pemuliaan
Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul dengan cara melakukan
perkawinan silang. Usaha pemuliaan akan menghasilkan varian baru. Oleh sebab itu
pemuliaan hewan dan tumbuhan dapat berfungsi meningkatkan keanekaragaman gen.
3. Aktifitas Manusia untuk Melestarikan Keanekaragaman Hayati
Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan
pembiakan secara in situ dan ex situ.
a. Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya
mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo.
b. Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana
lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di kebun binatang
(harimau, gajah, burung jalak bali).
2. Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi dikelompokkan menjadi 3:
a. Sistem artificial ata buatan, dilakukan brdasarkan struktur morfologi, anatomi,
dan fisiologi.
b. Sistem alami, dilakukan berdasarkan banyak sedikitnya persamaan terutama
morfologi.
c. Sistem filogenetik, dilakukan berdasarkan sifat morfologi, anatomi, fisiologi, dan
jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson yang satu dengan yang lainnya.
3. Tingkat Klasifikasi
Urutan takson dari yang paling tinggi sampai yang terendah adalah sebagai berikut;
a. Kingdom (kerajaan) atau Regnum (dunia).
b. Phylum (filum) untuk hewan atau defisio(devisi) untuk tumbuhan.
c. Classis (kelas).
d. Ordo (bangsa).
e. Familia (suku).
f. Genus (marga).
g. Spesies (jenis).
5. Kunci Determinasi
Dasar yang digunakan dalam kci determinasi untuk menentukan nama suatu kelompok
makhluk hidup adalah sebagai berikut:
a. Mengambil objek yang lengkap, jika tumbuhan maka bagian yang diambil hars
selengkap mungkin, mulai dari akar, batang, daun, bunga, bah, serta biji.
b. Mengamati objek, jika perlu gunakan lup untuk memperbesar objek.
c. Mencocokan hasil pengamatan dengan kunci determinasi yang memuat cirri-ciri
objek tersebut.
d. Menentukan nama atau kelompok objek dan menuliskan rumus determinasinya.
BAB III
Kesimpulan