Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah
tersedianyainfrastruktur yang memadai. Tidak ada yang memungkiri betapa
pentingnya perananinfrastruktur dalam aktivitas ekonomi suatu daerah. Beberapa fakta
empiris menyatakan bahwa perkembangan kapasitas infrastruktur suatu daerah akan berjalan
seiring dengan pertumbuhan output ekonomi daerah tersebut. Oleh karena itu, tiap daerah
sekarang seolah-olah berlomba untuk meningkatkan pembangunan daerahnya.di Indonesia
sendiri pembangunan infrakstruktur mendapat perhatian khusus,sehingga dalam RPJM tahun
2010-2014 pemerintah berkomitmen untuk melaksanakan percepatan penyediaan kuantitas dan
kualitas infrakstruktur yang dimilikinya. Sesuai amanat undang undang nomor 17 tahun 2003
tentang keuangan Negara dan undang undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan
Negara, pemerintah di wajibkan untuk menerapkan basius akuntansi akrual secara penuh atas
pengakuan dan peengukuran pendapatan dan belanja Negara.namun karena berbagai keterbatasan
pemerintah baru di wajibkan melaksanakan akuntansi berbasis akrual pada tahun anggaran 2015.
Adapun dua elemen yang terdapat dalam akuntansi berbasis akrual adalah beban dan
belanja. Dengan adanya beban dan belanja maka pengakuan terhadap dua akun ini juga
dibedakan dimana beban diakui berdasarkan timbulnya kewajiban sedangkan belanja diakui
berdasarkan keluar atau tidaknya uang dari kas negara. Dampak perbedaan pengakuan juga
berakibat pada perbedaan pelaporan dimana beban dilaporkan dalam1aporan Operasiona (LO)
sedangkan belanja dilaporkan dalam laporan ealisasi/nggaran realisis anggaran (LRA). Oleh
karena itu diperlukan beberapa penyesuaian pemahaman terhadap basis akuntansi akrual agar
dapat memuluskan proses transisi basis akuntansi ini.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berikut rumusan masalah dalam makalah akuntansi belanja dan beban ini;
1. Jelaskan definisi belanja dan beban
2. Jelaskan klasifikasi belanja dan beban
3. Bagaimana bentuk pengakuan, pengukuran,penilaian dan penyajian beban dan belanja?
4. Bagaimana prosedur akuntansi belanja dan beban di SKPD?
5. Bagaimana prosedur akuntansi belanja dan beban di PPKD?
6. Bagaimana pencatatan koreksi belanja dan beban
7. Bagaimana laporan akhir belanja dan beban

1
BAB II
KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA
2.1 DEFINISI
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional (LO) menyebut dengan beban.
LRA disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas, sedangkan LO
disajikan dengan prinsip akrual yang disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi
berbasis akrual (full accrual accountingcycle).
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban. Sedangkan beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Ada beberapa perbedaan antara Beban dan Belanja, yaitu:
2.2 KLASIFIKASI BEBAN DAN BELANJA
NO Beban Belanja

a Diukur dan diakui dengan basis Diukur dan diakui dengan basis akuntansi
akuntansi akrual kas
b Merupakan unsur pembentuk Laporan Merupakan unsur pembentuk Laporan
Operasional (LO) Realisasi Anggaran (LRA)
c Menggunakan Kode Akun 9 Menggunakan Kode Akun 5

Beban dan belanja diklasifikasi menurut:


Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang,
beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset
tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban takterduga.
Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan belanja yang didasarkan pada jenis belanja
untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi meliputi belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi
ekonomi pada pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal,

2
bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial dan belanja takterduga.

Klasifikasi beban dan belanja berdasarkan organisasi adalah klasifikasi berdasarkan unit
organisasi pengguna anggaran. Untuk pemerintah daerah, belanja sekretariat DPRD, belanja
sekretariat daerah provinsi/kota/kabupaten, belanja dinas pemerintah tingkat
provinsi/kota/kabupaten dan lembaga teknis daerah tingkat provinsi/kota/kabupaten.
Sedangkan, berdasarkan PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional (LO), beban hanya
diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi, yang pada prinsipnya mengelompokkan
berdasarkan jenis beban. Berikut adalah klasifikasi beban dalam LO menurut PSAP Nomor 12
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas bebantersebut:
BEBAN KEWENANGAN
Beban Operasi – LO
Beban Pegawai SKPD
Beban Barang dan Jasa SKPD
Beban Bunga PPKD
Beban Subsidi PPKD
Beban Hibah PPKD&SKPD
Beban Bantuan Sosial PPKD
Beban Penyusutan dan Amortisasi SKPD
Beban Penyisihan Piutang SKPD
Beban Lain-Lain SKPD
Beban Transfer
Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah PPKD
Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya PPKD
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah PPKD
Lainnya
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa PPKD
Beban Transfer Bantuan Keuangan Lainnya PPKD
Beban Transfer Dana Otonomi Khusus PPKD
Defisit Non Operasional PPKD
Beban Luar Biasa PPKD

3
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam format APBD menurut Permendagri Nomor 13 Tahun
2006:
Belanja Kewenangan
Belanja Tidak Langsung
Belanja pegawai SKPD
Belanja bunga PPKD
Belanja subsidi PPKD
Belanja hibah PPKD
Belanja bantuan social PPKD
Belanja Bagi Hasil Kepada PPKD
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan PemerintahanDesa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada PPKD
Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan
Desa
Belanja Tidak Terduga PPKD
Belanja Langsung
Belanja pegawai SKPD
Belanja barang dan jasa SKPD
Belanja modal SKPD

Belanja Kewenangan
Belanja Operasi
Belanja Pegawai SKPD
Belanja Barang SKPD
Bunga PPKD
Subsidi PPKD
Hibah (Uang, barang dan Jasa)*) PPKD/SKPD
Bantuan Sosial (uang dan barang)*) PPKD/SKPD
Belanja Modal

4
Belanja Tanah SKPD
Belanja Peralatan dan Mesin SKPD
Belanja Gedung dan Bangunan SKPD
Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan SKPD
Belanja Aset tetap lainnya SKPD
Belanja Aset Lainnya SKPD
Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga PPKD

*) Hibah dan bantuan sosial berupa uang merupakan kewenangan PPKD, sedangkan hibah
barang dan jasa serta bantuan sosial berupa barang merupakan kewenangan SKPD.
2.3 PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA DAN BEBAN
Menurut PSAP Nomor 12 tentang akuntansi beban dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010, beban diakui pada saat saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan
hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah. Contohnya
tagihan rekening telepon dan rekening listrik seperti yang tertulis di atas.
1. Terjadinya konsumsi aset
Terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului
timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah.
2. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai
aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu. Contohnya adalah
penyusutan atau amortisasi.
Menurut PSAP Nomor 02 tentang akuntansi belanja dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010, belanja diakui pada saat:
Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh transaksi di SKPD
dan PPKD setelah dilakukan pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk masing-masing
transaksi yang terjadi di SKPD danPPKD.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran setelah
diverifikasi olehPPK-SKPD.
Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Dalam rangka pencatatan atas
pengakuan beban dapat menggunakan dua pendekatan yaitu:
5
1. Metode pendekatanBeban
Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian
barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan atau konsumsi segera mungkin.

2. Metode pendekatan Aset


Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai persediaan jika
pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan dalam satu periode anggaran atau
untuk sifatnya berjaga jaga.
PENGUKURAN
1. Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan.
2. Belanja diukur jumlah pengeluaran kas yang keluar dari Rekening Kas Umum Daerah dan
atau Rekening Bendahara Pengeluaran berdasarkan azas bruto.
PENILAIAN
1. Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan dan
disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi (line item).
2. Belanja dinilai sebesar nilai tercatat dan disajikan pada laporan realisasi anggaran
berdasarkan belanja langsung dan tidak langsung
PENYAJIAN
Pemerintah Provinsi Laporan Operasional
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20x1 Dan 20x0
(Dalam rupiah)
Kenaik
No URAIAN 20X 20X an/ (%)
1 0 Penuru
nan
KEGIATAN OPERASIONALPENDAPATAN
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
2 Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi
3 Daerah xxx xxx xxx xxx xxx
4 PendapatanHasilPengelolaanKekayaanDaerahyangDi xxx xxx xxx xxx xxx
5 pisahkan Lain-lain PAD yangSah xxx xxx xxx
6 Jumlah Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xxx
7 xxx xxx xxx xxx

6
8 PENDAPATAN TRANSFER
9 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA
10 PERIMBANGAN
11 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx xxx
12 DanaBagiHasilSumberDayaAlam Dana xxx xxx xxx xxx xxx
13 AlokasiUmum xxx xxx xxx
14 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xxx
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan xxx xxx xxx xxx
16
17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA
18 Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian xxx xxx xxx xxx
19 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya Jumlah xxx xxx xxx xxx
20 Pendapatan Transfer xxx xxx xxx xxx
21 xxx xxx xxx xxx
22 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
23 Pendapatan Hibah Pendapatan Lainnya
24 Jumlah Lain-lain Pendapatan Yang Sah JUMLAH xxx xxx xxx xxx
25 PENDAPATAN xxx xxx xxx xxx
26 xxx xxx xxx xxx
27 BEBAN xxx xxx xxx xxx
28 BEBAN OPERASI
29 Beban Pegawai Beban Barang Jasa Beban Bunga
30 Beban Subsisdi Beban Hibah
31 Beban Bantuan Sosial Beban Penyusutan Beban xxx xxx xxx xxx xxx
32 Lain-lain xxx xxx xxx xxx xxx
33 Jumlah Beban Operasi xxx xxx xxx xxx xxx
34 xxx xxx xxx xxx xxx
35 BEBAN TRANSFER xxx xxx xxx
36 Beban Transfer Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx
37 Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx
38 BebanTransferBantuanKeuangankePemerintahDaera xxx xxx xxx
39 hLainnya BebanTransferBantuanKeuangankeDesa xxx xxx xxx xxx
40 Beban Transfer Keuangan Lainnya
41 Jumlah Beban Transfer JUMLAH BEBAN

7
42 JUMLAH SURPLUS/ DEFISIT DARI OPERASI xxx xxx xxx xxx xxx
43 SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN NON xxx xxx xxx xxx xxx
44 OPERASIONAL xxx xxx xxx xxx
45 SURPLUS NON OPERASIONAL xxx xxx xxx
46 Surplus Penjualan Aset Non Lancar xxx xxx xxx
47 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
48 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
49 Jumlah Surplus Non Operasional
50 xxx xxx xxx xxx
51 DEFISIT NON OPERASIONAL
52 Defisit Penjualan Aset Non Lancar
53 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang
54 Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx xxx
55 Jumlah Defisit Non Operasional xxx xxx xxx xxx
56 JUMLAH SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN xxx xxx xxx
57 NON OPERASIONAL SURPLUS/ DEFISIT xxx xxx xxx xxx
58 SEBELUM POS LUAR BIASA
59 POS LUAR BIASAPENDAPATAN LUAR BIASA
60 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx xxx
61 Jumlah Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
62 xxx xxx xxx
63 BEBAN LUARBIASA xxx xxx xxx xxx
64 BebanLuarBiasa xxx xxx xxx xxx
65 Jumlah Beban Luar Biasa POS LUAR BIASA
66 xxx xxx xxx xxx
67 SURPLUS/ DEFISIT – LO
68
69
70 xxx xxx xxx xxx
71
xxx xxx xxx xxx
72
73
74
xxx xxx xxx xxx
75
xxx xxx xxx xxx

8
76 xxx xxx xxx xxx
77
78 xxx xxx xxx xxx

9
Pemerintah Kabupaten/ Kota Laporan Operasional
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20x1 Dan 20x0
(Dalam rupiah)
Kenaik
No URAIAN 20X 20X an/ (%)
1 0 Penuru
nan
KEGIATAN OPERASIONALPENDAPATAN
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
2 Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi
3 Daerah xxx xxx xxx xxx
4 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah xxx xxx xxx xxx
5 yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah xxx xxx xxx xxx
6 Jumlah Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xxx xxx
7 xxx xxx xxx Xxx
8 PENDAPATAN TRANSFER
9 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA
10 PERIMBANGAN
11 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx
12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi xxx xxx xxx xxx
13 Umum xxx xxx xxx xxx
14 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xxx xxx
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan xxx xxx xxx Xxx
16
17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA
18 Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian xxx xxx xxx xxx
19 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya xxx xxx xxx xxx
20 xxx xxx xxx Xxx
21 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
22 Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Bagi Hasil
23 Lainnya xxx xxx xxx xxx

10
24 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi Jumlah xxx xxx xxx xxx
25 Pendapatan Transfer
xxx xxx xxx xxx
26
xxx xxx xxx xxx
27 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
28 Pendapatan Hibah Pendapatan Lainnya
29 Jumlah Lain-lain Pendapatan Yang Sah JUMLAH
xxx xxx xxx xxx
30 PENDAPATAN
xxx xxx xxx xxx
31
xxx xxx xxx xxx
32 BEBAN
xxx xxx xxx xxx
33 BEBAN OPERASI
34 Beban Pegawai Beban Barang Jasa Beban Bunga
35 Beban Subsisdi Beban Hibah
36 Beban Bantuan Sosial Beban Penyusutan Beban
xxx xxx xxx xxx
37 Lain-lain
xxx xxx xxx xxx
38 Jumlah Beban Operasi
xxx xxx xxx xxx
39
xxx xxx xxx xxx
40 BEBAN TRANSFER
xxx xxx xxx xxx
41 Beban Transfer Bagi Hasil Pajak
xxx xxx xxx xxx
42 Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
xxx xxx xxx xxx
43 BebanTransferBantuanKeuangankePemerintahDaera
xxx xxx xxx xxx
44 hLainnya Beban Transfer BantuanKeuangan ke Desa
xxx xxx xxx xxx
45 Beban Transfer Keuangan Lainnya
46 Jumlah Beban Transfer JUMLAH BEBAN
47 JUMLAH SURPLUS/ DEFISIT DARI OPERASI
xxx xxx xxx xxx
48 SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN NON
xxx xxx xxx xxx
49 OPERASIONAL
xxx xxx xxx xxx
50 SURPLUS NON OPERASIONAL
xxx xxx xxx xxx
51 Surplus Penjualan Aset Non Lancar
xxx xxx xxx xxx
52 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang
xxx xxx xxx xxx
53 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
xxx xxx xxx xxx

11
54 Jumlah Surplus Non Operasional
55 xxx xxx xxx xxx
56 DEFISIT NON OPERASIONAL
57 Defisit Penjualan Aset Non Lancar
58 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang
59 Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
60 Jumlah Defisit Non Operasional xxx xxx xxx xxx
61 JUMLAH SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN xxx xxx xxx xxx
62 NON OPERASIONAL SURPLUS/ DEFISIT xxx xxx xxx xxx
63 SEBELUM POS LUAR BIASA
64 POS LUAR BIASAPENDAPATAN LUAR BIASA
65 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
66 Jumlah Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
67 xxx xxx xxx xxx
68 BEBAN LUARBIASA xxx xxx xxx xxx
69 Beban LuarBiasa xxx xxx xxx xxx
70 Jumlah Beban Luar Biasa POS LUAR BIASA
71 xxx xxx xxx xxx
72 SURPLUS/ DEFISIT - LO
73
74
75 xxx xxx xxx xxx
76 xxx xxx xxx xxx
77
78
79 xxx xxx xxx xxx
80 xxx xxx xxx xxx
81
xxx xxx xxx xxx
82
83
xxx xxx xxx xxx

12
PENGUNGKAPAN
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan beban
adalah:
1. rincian beban perSKPD.
2. penjelasan atas unsur-unsur beban yang disajikan dalam laporan keuangan lembarmuka.
3. informasi lainnya yang dianggapperlu.

Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan belanja, antara lain:


1. rincian belanja perSKPD.
2. penjelasan atas unsur-unsur belanja yang disajikan dalam laporan keuangan lembar muka.
3. penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya target realisasi belanja daerah.
4. informasi lainnya yang dianggapperlu.
2.4 AKUNTANSI PPKD
2.4.1 AKUNTANSI PENDAPATAN
Pada bagian ini yang dimaksud dengan akuntansi pendapatan PPKD adalah langkah-langkah
teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan pada level
Pemerintah Daerah seperti misalnya Pendapatan Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah.

Dokumen Sumber yang digunakan


Dokumen sumber yang digunakan untuk pencatatan pendapatan Dana Perimbangan dan Lain-
Lain Pendapatan yang Sah

Transaksi Dokumen sumber


Penerimaan dana perimbangan Surat tanda bukti transfer pembayaran dari
KPPN (Nota Kredit Bank)

Lain-lain Pendapatan Daerah Surat tanda Posisi


Laporan bukti penerimaan
Kas Harian Bank
yang Sah Laporan Posisi Kas Harian Bank

Bukti penerimaan lainnya (Berita acara

13
Jurnal Standar
Fungsi Akuntansi di PPKD (yang dilakukan oleh Bidang Akuntansi di DPPK) menerima
Laporan Posisi Kas Harian dari BUD. Laporan ini yang dilampiri salah satunya oleh tembusan
Nota Kredit akan menjadi dokumen sumber untuk penjurnalan akuntansi pendapatan. Dari
Laporan Posisi Kas Harian ini, Fungsi Akuntansi SKPKD dapat mengidentifikasi
sumber penerimaan kas berasal.
Jurnal penerimaan pendapatan

Dr Kas di Kas Daerah Xxx


Cr. Pendapatan Dana Perimbangan Xxx
Cr. Lain-Lain Pendapatan yang Sah Xxx

Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi pendapatan, maka
dibuatlah Buku Jurnal Kas Masuk (JKM)-PPKD.
Contoh:
1. Pada tanggal 30 April 2009, Pemerintah Kabupaten Bandung menerima dana bagi hasil
pajak sebesar Rp500jt.
Jurnalnya :
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal 30 April 2009
Dr. Kas di Kasda Rp500jt
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Rp500jt

Dalam kondisi nyata, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan pendapatan yang


harus dikembalikan ke pihak ketiga.
Jurnal Pengembalian Pendapatan

Dr Pendapatan ........ Xxx


Cr Kas di Kas Daerah Xxx

2. Pada tanggal 20 Juni 2009, Pemerintah Kabupaten Bandung menerima transfer dari
Departemen Kesehatan pemerintah pusat untuk asuransi jaminan kesehatan sebesar

14
Rp600jt. Pada tanggal 15 Desember 2009 dilakukan pengembalian sebesar Rp100jt karena
tidak terserap.
Jurnalnya :
Pada saat kas diterima di kas daerah

SKPD PPKD
20 Juni 2009
Tidak ada jurnal Dr. Kas di Kasda Rp600jt
Cr. Pendapatan Lain-lainyg sah Rp600jt

Pada saat kas dikembalikan

SKPD PPKD
15 Desember 2009
Tidak ada jurnal Dr. Pendapatan lain-lain yg Rp100jt sah
Cr. Kas di Kas Daerah Rp100jt

Jurnal diatas dicatat jika pengembalian kelebihan pendapatan terjadi pada tahun anggaran,
apabila pengembalian untuk kelebihan pendapatan tahun anggaran sebelumnya maka yang
didebet adalah SiLPA.

3. Posting ke Buku Besar


4. Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan diposting ke Buku
Besar/Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan kode rekening pendapatan.
5. Buku Besar digunakan untuk posting jurnal yang kode akun pendapatannya berupa jenis
pendapatan, sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan untuk posting akun sampai dengan
Rincian Objek Pendapatan.
AKUNTANSI BELANJA
Pada bagian ini akan dijelaskan prosedur akuntansi Belanja PPKD yaitu langkah-
langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk Belanja Bunga, Subsidi,
Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga.

15
2.1 Dokumen Sumber yang digunakan
No. Transaksi Dokumen sumber Lampiran dokumen
1 Belanja Bunga - SP2D LS - SPM
- nota debet bank - SPD
- bukti pengeluaran lainnya

2 Belanja Subsidi - SP2D LS - SPM


- nota debet bank - SPD
- bukti pengeluaran lainnya - berita acara
- keputusan Kepala
Daerah

3 Belanja Hibah - SP2D LS - SPM


- nota debet bank - SPD
- bukti pengeluaran lainnya - keputusan Kepala
Daerah

4 Belanja Bantuan - SP2D LS - SPM


Sosial - Bukti pengeluaran lainnya - SPD
- Berita acara
- Keputusan Kepala
Daerah

- SP2D LS - SPM
5 Belanja Bagi - Bukti pengeluaran lainnya - SPD
Hasil - Berita acara
- Keputusan Kepala
Daerah

16
6 Belanja Bantuan - SP2D LS - SPM
Keuangan - Bukti pengeluaran lainnya - SPD
- Berita acara
- Keputusan Kepala
Daerah

7 Belanja Tidak - SP2D LS - SPM


Terduga - Bukti pengeluaran lainnya - SPD
- Keputusan Kepala
Daerah

Jurnal Standar
Transaksi belanja selaku PPKD dicatat oleh fungsi akuntansi PPKD. Transaksi ini
dicatat harian pada saat kas dibayarkan kepada bendahara pengeluaran atau pada saat
menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga. Akuntansi belanja dilaksanakan
berdasarkan asas bruto.
Transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD dilakukan dengan 2 (dua)
cara, yaitu:
1. pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU kepada SKPD
2. pembayarannya dengan SP2D LS kepada fihak ketiga
Berikut dijelaskan transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD yang dilakukan langsung ke
fihak ketiga. Penjelasan pembayaran dengan SP2D kepada SKPD dijelaskan di bagian G
(Akuntansi RK-Pusat di SKPD dan RK-SKPD di PPKD).
Jurnal pencatatan transaksi belanja
Dr Bunga xxx
Dr Belanja Subsidi xxx
Dr Belanja Hibah xxx
Dr Belanja Bantuan Sosial xxx
Dr Belanja Bagi Hasil xxx
Dr Belanja Bantuan Keuangan xxx
Dr Belanja Tidak Terduga xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx

17
Contoh:
Pada tanggal 8 Mei 2009 PPKD Pemerintah Kabupaten Bandung melakukan pembayaran
untuk bantuan keuangan sebesar Rp90.000.000 dengan menggunakan SP2D-LS.
Jurnal untuk mencatat pengakuan belanja bantuan keuangan:
SKPD PPKD
8 Mei 2009
Dr. Belanja Bantuan Keuangan Rp90jt
Tidak ada jurnal
Cr. Kas di Kas Daerah Rp90jt
Akuntansi Beban dan Belanja OPD
Pihak Terkait
1. Kepala OPD selaku Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini mempunyai tugas memberikan pengesahan atas pegeluaran anggaran dan
kewajiban yang sudah timbul dari setiap transaksi yang ada di lingkungan OPD yang
dipimpinnya melalui dokumen SPM dan Pengesahan SPJ.
2. Bendahara Pengeluaran
Dalam kegiatan ini mempunyai tugas:
1. Menerima bukti tagihan dari pihak ketiga/dokumen bukti pembayaran/dokumen sumber
lainnya.
2. Menerima bukti tagihan dari PPTK/dokumen pembayaran dan/atau dokumen sumber lainnya.
3. Membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP UP/GU/TU/LS) dan menyerahkannya kepada
PPK OPD untuk dilakukan verifikasi.
4. Membuatkan dokumen pertanggungjawaban beserta tembusan bukti tagihan/dokumen bukti
pembayaran/dokumen sumber lainnya dan menyerahkannya kepada PPK - OPD untuk
dilakukan verifikasi.
5. Melakukan pembayaran terhadap tagihan yang diterimadengan uang persediaan berdasarkan
NPD yang telah disetujui dan ditandatangani oleh PA dan/atau KPAatau membuat SPP;
6. Melakukan proses penatausahaan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku untuk
melakukan pembayaran atas tagihan yang diterimanya;
7. Menyerahkan tembusan dokumen tagihan dan dokumen pembayaran seperti SP2D yang
diterimanya/dokumen sumber lainnya kepada PPK - OPD. PPTK

18
Dalam kegiatan ini mempunyai tugas :
1. Melaksanakan program dan kegiatan.
2. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan.
3. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan.
4. Dalam melaksanakan kegiatan dapat mengajukan permohonan uang muka (panjar) kegiatan
dengan menggunakan Nota Pencairan Dana (NPD) dan Surat Penyediaan Dana (SPD)
sebagai lampiran kepada PA dan/atau KPA.
5. Menyiapkan bukti-bukti pengeluaran atas belanja untuk kegiatan yang dilaksanakan serta
bertanggungjawab atas kebenaran formil dan material seluruh bukti-bukti pengeluaran
melalui ganti uang (GU), tambahan Uang (TU), dan langsung (LS) untuk diajukan kepada
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu.
6. Menyetorkan sisa uang panjar yang tidak digunakan kepada bendahara
pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu.
7. Membuat laporan realisasi anggaran setiap kegiatan yang dikendalikannya.
2.5 PPK – OPD/SKPD
Dalam kegiatan ini mempunyai tugas:
1. Meneliti kelengkapan dan memverifikasi SPP yang diajukan oleh bendahara pengeluaran
dan/atau bendahara pengeluaran pembantu.
2. Menyiapkan SPM.
3. Menerima dokumen pertanggungjawaban dari bendahara pengeluaran dan melakukan
verifikasi bukti.
4. Membuat dokumen surat pengesahan SPJ untuk ditandatangani oleh PA/KPA.
5. Menerima tembusan bukti tagihan dari bendahara pengeluaran dan membuatkan Memo
Jurnal.
6. Melakukan pencatatan ke dalam buku jurnal atas setiap transaksi sesuai dengan dokumen
akuntansi/memo jurnal yang telah dibuat.
7. Melakukan pemindahbukuan (posting) atas transaksi sesuai dengan akun yang bersangkutan
ke Buku Besar.
8. Membuat jurnal koreksi, jurnal penyesuaian, dan penutup dan menyusun laporan keuangan.

19
Pihak ketiga/pihak terkait lainnya
Dalam kegiatan ini Pihak Ketiga akan menyerahkan barang/jasa berdasarkan BAST,
melakukan penagihan, menerima pembayaran dari Bendahara Pengeluaran atau BUD
menggunakan dokumen bukti pembayaran SP2D selaku BUD. Dalam Kegiatan ini mempunyai
tugas menerbitkan SP2D untuk melakukan pembayaran.
2. Prosedur Akuntansi
Prosedur akuntansi untuk pengakuan dan pencatatan beban dilakukan sesuai dengan
fungsi yang melakukan pengeluaran kas. Dua fungsi tersebut adalah Bendahara Pengeluaran dan
Bendahara Umum Daerah. Prosedur akuntansi untuk pengeluaran yang dilakukan oleh
Bendahara Pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bendahara Pengeluaran menerima dokumen tagihan dari pihak ketiga atau dokumen
sumber lainnya dan menyerahkan tembusannya kepada PPK OPD.
PPK OPD membuat dokumen akuntansi berdasarkan tembusan tagihan dari pihak ketiga atau
dokumen sumber lainnyadari Bendahara Pengeluaran.
Berdasarkan dokumen tersebut Bendahara Pengeluaran melakukan proses pembayaran dan
penatausahaan sesuai dengan sistem dan prosedur penatausahaan keuangan, kemudian
menyerahkan tembusan dokumen pembayaran tersebut kepada PPK OPD. PPK OPD membuat
dokumen akuntansi berdasarkan tembusan dokumen
2.6.1 CONTOH KASUS AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN
Buatlah jurnal atas transaksi berikut ini:
1. Pada tanggal 2 januari 2020 Dinas Pendapatan Daerah menerima SP2D Uang Persediaan
sebesar Rp 15.000.000. Dari SPJ dan lampiran tersebut, diketahui bahwa Dinas Pendapatan
Daerah melakukan transaksi belanja dengan menggunakan uang persediaan sebagai berikut:
a. Pada tanggal 5 januari 2020, bendahara pengeluaran membayar bahan habis pakai
berupa alat tulis kantor sebesar Rp 4.000.000. Nilai tersebut sudah termasuk PPN
10% dan PPh Pasal 22 Bendaharawan sebesar 1,5%
b. Pada tanggal 10 januari 2020, bendahara pengeluaran membayar beban listrik sebesar
Rp 1.500.000, beban air sebesar Rp 250.000, dan beban koran sebesar Rp 300.000,-
c. Pada tanggal 15 januari 2020, bendahara pengeluaran membayar beban listrik sebesar
Rp 1.500.000, beban air sebesar Rp 250.000, dan beban koran sebesar Rp 300.000,;

20
d. Pada tanggal 20 januari 2020. Bendahara pengeluaran membayar beban perjalanan
dinas ke luar daerah sebesar Rp 2.500.000
2. Pada tanggal 2 februari 2020, bendahara pengeluaran menerima SP2D-LS senilai Rp
185.000.000 atas pembelian mobil perpustakaan keliling dengan perkiraan masa manfaat
mobil tersebut selama 5 tahun dan nilai residu (nilai sisa) pada akhir tahun kelima sebesar Rp
35.000.000
a. Buatlah jurnal untuk LO di SKPD/OPD pada saat menerima SP2D-LS tersebut
b. Buatlah jurnal untuk LRA di SKPD/OPD pada saat menerima SP2D-LS tersebut
c. Buatlah jurnal untuk LO di SKPD/OPD pada saat akhir tahun atas depresiasi mobil
keliling tersebut
d. Buatlah jurnal untuk LRA di SKPD/OPD pada saat akhir tahun atas depresiasi mobil
keliling tersebut

2.6.2 PEMBAHASAN

1. Dinas Pendapatan Daerah menerima SP2D uang persediaan


Jurnal untuk LO
2 januari 2020 Kas bendahara pengeluaran Rp 15.000.000
R/K PPKD Rp 15.000.000

Jurnal untuk LRA


2 januari 2020 Tidak ada pencatatan karena transaksi tersebut tidak menyebabkan kas
pemerintah berubah

a. Bendahara pengeluaran membayar bahan habis pakai

Jurnal untuk LO
5 januari 2020 Beban bahan habis pakai Rp 3.587.443
Kas bendahara pengeluaran Rp 3.587.443
100
(4.000.000 x 100+10+1,5 = 3.587.443)

5 januari 2020 Belanja bahan habis pakai Rp 3.587.443


Perubahan SAL Rp 3.587.443

21
b. Bendahara pengeluaran membayar tagihan listrik, air dan koran

Jurnal untuk LO
10 januari Beban listrik Rp 1.500.000
2020 Beban air Rp 250.000
Beban koran Rp 300.000
Kas bendahara pengeluaran Rp 2.050.000

Jurnal untuk LRA


10 januari Belanja listrik Rp 1.500.000
2020 Belanja air Rp 250.000
Belanja koran Rp 300.000
Perubahan SAL Rp 2.050.000

c. Bendahara pengeluaran membayar jasa perbaikan kendaraan kantor

Jurnal untuk LO
15 januari Beban perbaikan kendaraan Rp 500.000
2020 Kas bendahara pengeluaran Rp 500.000

Jurnal untukk LRA


15 januari Belanja perbaikan kendaraan Rp 500.000
2020 Perubahan SAL Rp 500.000

d. Bendahara pengeluaran membayar beban perjalanan dinas

Jurnal untuk LO
20 januari Beban perjalanan dinas Rp 2.500.000
2020 Kas bendahara pengeluaran Rp 2.500.000

Jurnal untuk LRA


20 januari Belanja perjalanan dinas Rp 2.500.000

22
2020 Perubahan SAL Rp 2.500.000

2. Bendahara pengeluaran menerima SP2D-LS atas pembelian mobil perpustakaan keliling


a. Laporan LO saat menerima SP2D-LS

2 februari 2020 Alat pengangkutan darat bermotor Rp 185.000.000


R/K PPKD Rp 185.000.000

b. Laporan LRA saat menerima SP2D-LS

2 februari 2020 Tidak ada pencatatan karena transaksi tersebut tidak menyebabkan kas
pemerintah berubah

c. Laporan LO saat akhir tahun terkait dengan depresiasi mobil

2 februari 2020 Beban depresiasi Rp 27.500.000


R/K PPKD Rp 27.500.000
185.000.000−35.000.000) 11
( 𝑥 12 = 27.500.000)
5

d. Laporan LRA terkait dengan depresiasi mobil pada akhir tahun

2 februari 2020 Beban depresiasi Rp 27.500.000


Perubahan SAL Rp 27.500.000
185.000.000−35.000.000) 11
( 𝑥 12 = 27.500.000)
5

23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional (LO) menyebut dengan beban.
LRA disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas, sedangkan LO
disajikan dengan prinsip akrual yang disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi
berbasis akrual (full accrual accountingcycle).
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban. Sedangkan beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Akuntansi Belanja PPKD yaitu langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam
perlakuan akuntansi untuk Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil,
Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan pemerintah yang mempunyai dampak
terhadap penerimaan dan/atau pengeluaran pemerintah pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Sedangkan tujuan dari transaksi ini
adalah untuk menutup defisit anggaran atau memanfaatkan surplus anggaran.
3.2 SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada makalah akuntansi belanja dan beban ini.
semoga bermanfaat bagi para pembaca yang membaca makalah yang kami buat ini, mohon maaf
apabila ada salah kata yang disengaja maupun tidak disengaja. Terima kasih

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/yoen2010/akuntansi-beban-danbelanja-pemda
https://docplayer.info/30184197-Bab-7-akuntansi-belanja-dan-beban.html
http://darmansyarif.blogspot.com/2015/02/kebijakan-akuntansi-pemerintah-daerah.html?m=1
https://titobagussetiawan.files.wordpress.com/2016/03/02-kebijakan-akuntansi-beban-
belanja.pdf&ved=2
https://www.jogloabang.com/ekbis/kebijakan-akuntansi-beban-belanja-transfer
https://www.academia.edu/33203593/BAB_8_SKPD_DAN_PPKD

25

Anda mungkin juga menyukai