Anda di halaman 1dari 28

BEBAN DAN BELANJA SKPD

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Dosen : Rimi Gusliana Mais, SE., M.Si

Oleh Kelompok 10:


1. Nanda Putut Anugrah (1114000216)
2. Fitria Rahma (11160000184)
3. Novia Suci Lestari (11160000215)
4. Nurmayanti (11160000216)

STEI JAKARTA
2018
Sistem Keuangan Pemerintahan Daerah

A. Beban dan Belanja

1. Definisi

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam


periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara Umum


Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Beban dan Belanja gaji dicatat jumlah brutonya, yaitu nilai sebelum
potongan-potongan. Berbagai potongan atas gaji dan tunjangan tidak
dicatat oleh PPK-SKPD, karena akan dicatat oleh Fungsi Akuntansi
PPKD.

 Akuntansi Belanja SKPD


Belanja dapat dianggarkan oleh SKPD dan SKPKD selaku PPKD/BUD.
Misalkan pasal 49 ayat 1 Permendagri 13 tahun 2006 mengatakan
bahwa belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf
a dianggarkan pada belanja organisasi berkenaan sesuai dengan
peraturan perundangundangan. Sementara itu pasal 49 ayat 2
mengatakan bahwa belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah,
belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan,
dan belanja tidak terduga hanya dapat dianggarkan pada belanja
SKPKD. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belanja langsung
dan belanja tidak langsung tertentu (belanja pegawai) dianggarkan
oleh SKPD sementara belanja tidak langsung lainya (pasal 37 huruf b
s.d. h) dianggarkan oleh SKPKD selaku PPKD (BUD).
Akuntansi pusat-cabang sebagaimana telah disinggung di atas
berlaku untuk transaksi aliran kas sebagai berikut :
a. Aliran kas keluar dari Kasda ke SKPD (pengeluaran UP/GU/TU)
b. Aliran kas keluar dari Kasda ke rekanan untuk membayar
kegiatan yang dianggarkan oleh SKPD
c. Aliran kas masuk dari SKPD ke Kasda
d. Aliran kas masuk ke Kasda untuk pendapatan yang
dianggarkan oleh SKPD

2. Klasifikasi
Klasifikasi beban dalam LO menurut PSAP Nomor 12 Peraturan
Pemerintah 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas beban tersebut:

BEBAN KEWENANGAN

Beban Operasi – LO
Beban Pegawai SKPD
Beban Barang dan Jasa SKPD
Beban Bunga PPKD
Beban Subsidi PPKD
Beban Hibah PPKD&SKPD
Beban Bantuan Sosial PPKD
Beban Penyusutan dan Amortisasi SKPD
Beban Penyisihan Piutang SKPD
Beban Lain-Lain SKPD
Beban Transfer
Beban Transfer Bagi Hasil Pajak PPKD
Daerah

Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan PPKD


Lainnya
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke PPKD
Pemerintah Daerah Lainnya
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke PPKD
Desa
Beban Transfer Bantuan Keuangan PPKD
Lainnya
Beban Transfer Dana Otonomi Khusus PPKD
Defisit Non Operasional PPKD
Beban Luar Biasa PPKD
Sedangkan klasifikasi belanja dalam format APBD menurut
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006:

Belanja Kewenangan
Belanja Tidak Langsung
Belanja pegawai SKPD
Belanja bunga PPKD
Belanja subsidi PPKD
Belanja hibah PPKD
Belanja bantuan social PPKD
Belanja Bagi Hasil Kepada PPKD
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada PPKD
Provinsi/Kabupaten/Kota Dan
Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga PPKD
Belanja Langsung
Belanja pegawai SKPD
Belanja barang dan jasa SKPD
Belanja modal SKPD

Serta klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas
belanja tersebut:

Belanja Kewenangan
Belanja Operasi
Belanja Pegawai SKPD
Belanja Barang SKPD
Bunga PPKD

Subsidi PPKD
Hibah (Uang, barang dan Jasa)*) PPKD/SKPD
Bantuan Sosial (uang dan PPKD/SKPD
barang)*)
Belanja Modal
Belanja Tanah SKPD
Belanja Peralatan dan Mesin SKPD
Belanja Gedung dan Bangunan SKPD
Belanja Jalan, Irigasi, dan SKPD
Jaringan
Belanja Aset tetap lainnya SKPD
Belanja Aset Lainnya SKPD
Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga PPKD

*) Hibah dan bantuan sosial berupa uang merupakan kewenangan


PPKD, sedangkan hibah barang dan jasa serta bantuan sosial
berupa barang merupakan kewenangan SKPD.

B. SISTEM AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA DI SKPD

1. Pihak Pihak Terkait

Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja
antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan
Bendahara Pengeluaran SKPD.

a. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)


Dalam sistem akuntansi Beban dan Belanja, PPK-SKPD
melaksanakan fungsi akuntansi SKPD, memiliki tugas sebagai
berikut:
1) mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan
bukti bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA
dan Buku Jurnal LO dan Neraca.
2) melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian beban dan
belanja kedalam Buku Besar masing masing rekening (rincian
objek).

3) menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan


Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Neraca,
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) , dan Catatan atas Laporan
keuangan.

b. Bendahara Pengeluaran SKPD


1) mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan
belanja kedalam buku kas umum SKPD.
2) membuat SPJ atas beban dan belanja.

2. Dokumen yang Digunakan

Berikut adalah klasifikasi beban dalam LO menurut PSAP Nomor 12


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas
beban tersebut:

Uraian Ddokumen
Beban Operasi – LO
Gaji/SP2D/Dokum
Beban Pegawai Daftar en yang
Dipersamakan
BAST/SP2D/Dokumen yang
Beban Barang dan Jasa dipersamakan
NPHD/SP2D/Dokumen yang
Beban Hibah dipersamakan
Beban Penyusutan dan memorial/dokume
Amortisasi Bukti n yang
dipersamakan
memorial/dokume
Beban Penyisihan Piutang Bukti n yang
dipersamakan
SP2D/Dokumen yang
Beban Lain-Lain dipersamakan

Berikut adalah klasifikasi belanja dalam format APBD menurut


Permendagri Nomor 13 Tahun 2006:

Dokum
Uraian en
Belanja Tidak Langsung
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Surat Keputusan Kepala
Daerah/SP2D/Dokumen yang
Provinsi/Kabupaten/Kota Dan dipersamakan
Pemerintahan Desa
Belanja Langsung
Honor/SP2D/Dok
Belanja pegawai Daftar umen yang
Dipersamakan
BAST/SP2D/Dokumen yang
Belanja barang dan jasa dipersamakan
BAST/SP2D/Dokumen yang
Belanja modal dipersamakan

Berikut adalah klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor


02 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan
atas belanja tersebut:

Uraian Dokumen
Belanja Operasi
Daftar Gaji/SP2D/Dokumen yang
Belanja Pegawai dipersamakan
BAST/SP2D/Dokumen yang
Belanja Barang dipersamakan
Hibah (Uang, barang dan NPHD/SP2D/Dokumen yang
Jasa)*) dipersamakan
Bantuan Sosial (uang dan Keputusa
barang)*) Surat n Kepala Daerah
/SP2D/Dokumen yang
dipersamakan
Belanja Modal
Sertifikat/BAST/SP2D/Doku
Belanja Tanah men yang
Dipersamakan
BAST/SP2D/Dokumen yang
Belanja Peralatan dan Mesin dipersamakan
Belanja Gedung dan Pekerjaan/SP2D/Dok
Bangunan BAST umen yang
Dipersamakan
Belanja Jalan, Irigasi, dan Pekerjaan/SP2D/Dok
Jaringan BAST umen yang
Dipersamakan
BAST/SP2D/Dokumen yang
Belanja Aset tetap lainnya dipersamakan
BAST/SP2D/Dokumen yang
Belanja Aset Lainnya dipersamakan

Berikut ini diberikan ilustrasi akuntansi oleh SKPD dan BUD


terkait dengan penerapan hubungan antara SKPD dan BUD sebagai
berikut :
a. Akuntansi Uang Persediaan
Akuntansi atas uang persediaan meliputi akuntansi saat diterimanya
SP2D UP (BUD mentransfer uang ke SKPD), pembayaran oleh
Bendahara SKPD dengan menggunakan UP, penggantian dan
pertanggungjawaban penggunaan UP, dan penyetoran sisa UP (pada
akhir tahun anggaran).
1) Pembentukan UP
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas satuan kerja perangkat daerah,
kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dapat
diberikan uang persediaan yang dikelola oleh bendahara pengeluaran.
Uang persediaan ditransfer langsung dari Kasda ke rekening
Bendahara pengeluaran. Transaksi ini akan berpengaruh pada
berpengaruh pada bertambahnya kas di Bendahara Pengeluaran oleh
karena itu akun “Kas di Bendahara Pengeluaran di debit. Sementara
itu, akun yang di kredit adalah RK-PPKD. Misalkan SKPD Dinas
Pendidikan menerima transfer uang untuk membentuk UP (uang
persediaan/uang muka kerja) dari Kasda sebesar Rp.10.000.000,00
bulan awal Januari 2009. Jurnal yang dibuat oleh SKPD Dinas
Pendidikan adalah :

BUD akan membuat jurnal yang mendebit akun RK-SKPD Dinas


Pendidikan dan mengkredit akun Kas di Kasda sebesar
Rp.10.000.000,00 Junral BUD akan dibahas pada kegiatan belajar
keenam.
2) SKPD membayar dengan UP
Jika UP digunakan untuk membayar belanja maka pengaruh
transaksi ini adalah akun Belanja di debit, sementara itu uang kas
yang ada di Bendahara Pengeluaran berkurang sehingga akun Kas di
Bendahara Pengeluaran di kredit. Misalkan SKPD Dinas Pendidikan
membayar pembelian ATK sebesar Rp.8.000.000,00 maka jurnal yang
dibuat oleh SKPD dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

Jurnal ini dilakukan oleh petugas akuntansi setelah Surat


Pertanggungjawaban Bendahara disetujui. Bendahara pengeluaran
sebagai wajib pungut/potong pajak (wapu) harus
memotong/memungut PPN dan PPh untuk belanja dengan jumlah
tertentu yang menurut peraturan harus dikenai pajak. Misalkan dari
contoh belanja ATK tersebut, bendahara memungut PPN sebesar Rp
800.000,00 dan memotong PPh sebesar Rp120.000,00, maka jurnal
yang dibuat oleh SKPD Dinas Pendidikan adalah:

Jika potongan/pungutan pajak pusat tersebut disetorkan ke Kas


Negara, maka jurnal yang dibuat oleh SKPD Dinas Kesehatan adalah
dengan mendebit Utang PPN dan PPh sebesar Rp.820.000,00 dan
menkredit akun Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar
Rp.820.000,00.
3) SKPD menerima penggantian UP
Misalkan pengeluaran UP yang dipertanggungjawabkan dan
dimintakan penggantiannya sebesar Rp.8.000.000,00. Selanjutnya,
setelah melalui proses pengajuan SPP GU (disampaikan oleh
Bendahara Pengeluaran ke Pengguna Anggaran melalui PPK SKPD)
dan ditindaklanjuti dengan SPM GU (disampaikan oleh SKPD ke
BUD), Dinas Pendidikan menerima SP2D GU (dari kuasa BUD)
sebesar Rp.8.000.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah:

Jika diperhatikan jurnal pada angka 1) s.d. 3) di atas, akun Kas di


Bendahara Pengeluaran saldonya akan naik pada waktu menerima UP
dan akan turun pada waktu UP digunakan. Cara ini lazim disebut
metode fluktuatif. Ada cara alternative yaitu pencatatan hanya
dilakukan pada waktu pembentukan dan pada waktu menerima SP2D
GU. Pada waktu menerima SP2D GU, petugas akuntansi akan
mencatat dengan mendebit belanja dan mengkridit RK-PPKD sebesar
Rp.8.000.000,00.

4) Bendahara Pengeluaran SKPD menyetor sisa Uang PersediaanJika


pada akhir tahun masih ada sisa uang persediaan (UP), sisa UP
tersebut harus disetorkan kembali ke Kasda setelah tahun anggaran
berjalan berakhir, biasanya paling telambat pada akhir tahun
anggaran.
Menurut sudut pandang SKPD, jika terjadi penyetoran uang sisa UP,
berarti uang yang ada di Bendahara Pengeluaran berkurang sehingga
akun Kas di Bendahara Pengeluaran dikredit sebesar setoran.
Semnetara kepentingan BUD di SKPD Dinas Kesehatan berkurang
sehingga akun RK-PPKD didebit. Misalkan pada 30 Desember 2009,
bendahara pengeluaran SKPD menyetorkan setoran sisa UP sebesar
Rp.1.500.000,00, maka berdasarkan STS (surat tanda setor)
penyetoran sisa UP tersebut, dibuat jurnal SKPD Dinas Pendidikan
sebagai berikut :
BUD akan mendebit akun Kas di Kasda dan mengkredit akun
RKSKPD Dinas Pendidikan sebesar Rp.1.500.000,00.
b. Akuntansi untuk pembayaran dari dana TU (Tambah Uang)
Apabila di dalam suatu bulan terdapat kegiatan yang membutuhkan
pembayaran jumlah belanja cukup besar dan jumlah UP dianggap tidak
memadai, maka SKPD dapat mengajukan tambahan uang persediaan
(TU). Untuk itu, bendahara pengeluaran/bendahara pengeluaran
pembantu dapat mengajukan SPP TU kepada PA/KPA melalui PPK
SKPD untuk diverifikasi terlebih dahulu. Selanjutnya, apabila
persyaratan pengajuan TU telah dipenuhi, PPK SKPD menyiapkan SPM
TU untuk ditandatangani oleh PA/KPA. SPM TU kemudian diajukan ke
BUD, dan apabila persyaratan telah terpenuhi, kuasa BUD menerbitkan
SP2D TU. Perbedaan utama antara UP dengan TU terletak pada ada
tidaknya penggantian dana. Pada UP, jika UP telah hampir habis, SKPD
dapat miminta penggantian uang, tetapi pada Tambahan Uang (TU),
penggantian ini tidak ada oleh karena itu akuntansi untuk TU hanya
terdiri dari akuntansi waktu menerima TU dan akuntansi untuk
menyetorkan sisa TU. Sementara itu akuntansi untuk penggantian dana
tidak ada dalam TU.
c. Akuntansi untuk pembayaran langsung
Dalam pelaksanaan APBD diatur mekanisme pembayaran. Lazimnya
diatur mengenai jenis belanja apa dan/atau pada jumlah berapa
pembayaran belanja itu harus dilakukan secara langsung oleh BUD
kepada rekanan/penyedia barang dan jasa (mekanisme pembayaran
langsung/LS) dan yang dilakukan melalui bendahara pengeluaran.
Belanja yang biasanya dibayar secara LS adalah belanja tidak langsung
seperti belanja gaji dan tunjangan, belanja subsidi, belanja bunga utang
dan belanja tidak langsung lainnya. Di samping itu, belanja langsung
tertentu seperti belanja modal dan/atau belanja langsung lainnya yang
jumlahnya relatif besar (diatur dengan peraturan kepala daerah) harus
dibayar secara LS. Setiap pembayaran tentu diawali dengan pengajuan
SPP–SPM dan akhirnya diterbitkan SP2D.
Misalkan, Dinas Pendidikan menerima SP2D LS untuk belanja modal
komputer sebesar Rp 55.000.000,00, jurnal yang dibuat oleh SKPD
Dinas Pendidikan adalah:
1). Jurnal Dinas Kesehatan

Jika jurnal yang dibuat hanya realisasi anggaran di atas, maka


computer yang dibeli belum tercatat dalam akuntansi. Bertambahnya
aset tetap dan bertambahnya ekuitas dana diinvestasikan dalam aset
tetap, maka perlu ada jurnal koralari sebagai berikut :

BUD mencatat mengalirnya uang kas dari Kas di kasda dengan


mendebit akun RK-SKPD Dinas Pendidikan didebit dan akun Kas di
Kasda dikredit sebesar Rp.55.000.000,00.

3. Jurnal Standar

b. Beban dan Belanja Barang dan Jasa

Pembelian barang dan jasa yang pembayarannya melalui


mekanisme LS ada 2 (dua) pendekatan yang digunakan yaitu:
1) Pendekatan Beban; dan
2) Pendekatan Aset.

Pendekatan Beban akan diakui jika pembelian Barang dan Jasa


dimana Barang dan jasa tersebut akan digunakan/dikonsumsi
segera.

Pendekatan Aset akan diakui jika pembelian Barang dan Jasa


dimana Barang dan Jasa tersebut akan digunakan/dikosumsi
dalam jangka waktu lama atau untuk berjaga jaga.
4. Ilustrasi

a. Beban dan Belanja Pegawai


b. Pada tanggal 2 januari 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD
Mattirobulu melakukan pembayaran atas Beban dan Belanja
pegawai melalui mekanisme LS sebesar Rp5.000.000,00 dimana
pembayaran beban dan belanja langsung ditransfer ke rekening
masing masing PNS. Berdasarkan SP2D LS beban dan belanja
pegawai, maka PPK-SKPD akan mencatat dalam jurnal sebagai
berikut:
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca
Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar
2 Gaji/Dokumen 9.1.1.01.01 Beban Gaji Pokok 5.000.000
Januari
yang 3.1.3.01.01
2015 RK PPKD 5.000.000
dipersamakan

Jurnal LRA
Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar
2 Gaji/Dokumen 5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok 5.000.000
Januari
yang 0.0.0.00.00 Estimasi Perubahan
2015 SAL 5.000.000
dipersamakan

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening


anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
Jurnal LRA
Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar
2 Gaji/Dokumen 5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok PNS 5.000.000
Januari
yang 0.0.0.00.00 Estimasi Perubahan
2015 SAL 5.000.000
dipersamakan
Jika Beban dan Belanja pegawai pada tanggal yang sama yang
mana pembayarannya melalui mekanisme LS sebesar
Rp5.000.000,00 serta pembayaran ditransfer ke Rekening
Bendahara Pengeluaran kemudian oleh bendahara pengeluaran
melakukan pembayaran ke masing-masing PNS. Berdasarkan
SP2D LS beban dan belanja pegawai, PPK-SKPD akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:

Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS


(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
Kas di Bendahara
1.1.1.02.01 5.000.000
Pengeluaran

2 SP2D/Daftar 3.1.3.01.01 RK PPKD 5.000.000


Gaji/Dokumen
Januari 9.1.1.01.01
yang Beban Gaji Pokok 5.000.000
2015
dipersamakan 1.1.1.02.01 Kas di
bendahara 5.000.000
Pengeluaran

Jurnal LRA
Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar
2 5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok 5.000.000
Gaji/Dokumen
Januari yang
2015 Estimasi Perubahan
dipersamakan 0.0.0.00.00 SAL 5.000.000

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening


anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal LRA

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar
2 5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok PNS 5.000.000
Gaji/Dokumen
Januari yang
2015 Estimasi Perubahan
dipersamakan 0.0.0.00.00 SAL 5.000.000

Pada Tanggal 6 Januari 2015 Beban dan Belanja pegawai


(misalnya untuk pembayaran lembur) SKPD Mattirobulu yang
pembayarannya melalui mekanisme UP/GU/TU sebesar
Rp3.000.000,00 serta pembayaran dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran ke masing-masing PNS. Berdasarkan pembayaran
tersebut PPK-SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal
sebagai berikut:

Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS


(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)

Jurnal LO dan Neraca

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
Beban Uang Lembur
6 Daftar 9.1.1.07.01 PNS 3.000.000
Januari Honor/SP2D/
1.1.1.02.01 Kas di Bendahara
2015 Dokumen lain 3.000.000
Pengeluaran

Jurnal LRA

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
6 Daftar 5.1.1.07.01 Belanja Uang Lembur 5.000.000
Januari Honor/SP2D/ PNS
Estimasi Perubahan
2015 Dokumen lain 0.0.0.00.00 SAL 5.000.000

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening


anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
Jurnal LRA

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
6 Daftar 5.2.1.03.01 Belanja Uang lembur 5.000.000
Januari Honor/SP2D/ PNS
Estimasi Perubahan
2015 Dokumen lain 0.0.0.00.00 SAL 5.000.000

b. Beban dan Belanja Barang dan Jasa

1) Pendekatan Beban

Pada Tanggal 25 Januari 2015 SKPD Mattirobulu melakukan


pembelian Barang dan jasa yakni berupa ATK sebesar
Rp3.050.000,00 yang mana ATK tersebut akan segera digunakan
pada kegiatan. Pembelian ATK tersebut oleh Bendahara
Pengeluaran belum dilakukan Pembayaran, dan Barang dan jasa
yang dibeli telah diterima oleh Penyimpan Barang/pengurus
barang dengan Berita Acara Serah Terima Barang dari Rekanan.
Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK-SKPD akan melakukan
jurnal sebagai berikut:

Jurnal LO dan Neraca

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
25 BAST/ 9.1.2.01.01 Beban Persediaan 3.050.000
Januari Dokumen yang ATK
2015 Dipersamakan 2.1.5.02.01 Utang Belanja ATK 3.050.000

Pada Tanggal 20 februari 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD


Mattirobulu melakukan pembayaran dengan mekanisme SP2D
LS, dan pembayaran tersebut telah diterima oleh Rekanan.
Berdasarkan pembayaran tersebut PPK SKPD akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
20 SP2D/ 2.1.5.02.01 Utang Belanja ATK 3.050.000
Februari dokumen yang
2015 dipersamakan 1.1.1.03.01 RK PPKD 3.050.000

Jurnal LRA

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
20 SP2D/ 5.1.2.01.01 Belanja ATK 3.050.000
Februari dokumen yang
Estimasi
2015 dipersamakan 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 3.050.000

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening


anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal LRA

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
20 SP2D/ 5.2.2.01.01 Belanja ATK 3.050.000
Februari dokumen yang
Estimasi
2015 dipersamakan 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 3.050.000
Asumsi jika Pembayaran utang belanja oleh Bendahara
Pengeluaran SKPD Mattirobulu dilakukan dengan mekanisme
SP2D UP/GU/TU berdasarkan pembayaran tersebut PPK SKPD
akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal LO dan Neraca

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
Utang Belanja
2.1.5.02.01 3.050.000
20 SP2D/ ATK
Februari dokumen yang Kas di
2015 dipersamakan 1.1.1.03.01 Bendahara 3.050.000
Pengeluaran

Jurnal LRA

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
20 SP2D/dokumen 5.1.2.01.01 Belanja ATK 3.050.000
Februari Yang
Estimasi
2015 dipersamakan 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 3.050.000

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening


anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal LRA

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
20 SP2D/dokumen 5.2.2.01.01 Belanja ATK 3.050.000
Februari Yang
Estimasi
2015 dipersamakan 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 3.050.000

2) Pendekatan Aset
Pada Tanggal 20 Maret 2015 SKPD Mattirobulu melakukan
pembelian Barang dan jasa berupa ATK sebesar Rp4.000.000,00
yang mana ATK tersebut tidak langsung digunakan/dikonsumsi
secepatnya serta digunakan untuk satu periode anggaran atau
untuk sifatnya berjaga-jaga. Pembelian tersebut oleh Bendahara
Pengeluaran belum dilakukan Pembayaran serta Barang dan jasa
berupa ATK yang dibeli telah diterima oleh
Penyimpan/Pengurus Barang dengan surat Berita Acara Serah
Terima Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut
maka PPK-SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal
sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening

BAST/Dokumen 1.1.7.01.01 Persediaan ATK 4.000.000


20 Maret
Yang
2015
dipersamanakan 2.1.5.02.01 Utang Belanja
4.000.000
ATK

Pada Tanggal 20 April 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD


Mattirobulu melakukan pembayaran dengan mekanisme SP2D
LS, dan pembayaran tersebut telah diterima oleh Rekanan.
Berdasarkan pembayaran tersebut PPK SKPD akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:

Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS


(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal LO dan Neraca

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/
2.1.5.02.01 Utang Belanja ATK 4.000.000
20 Dokumen
April 2015 Yang 3.1.3.01.01
Dipersamakan RK PPKD 4.000.000

Jurnal LRA

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/
5.1.2.01.01 Belanja ATK 4.000.000
20 Dokumen
April 2015 yang 0.0.0.00.00 Estimasi
dipersamakan Perubahan SAL 4.000.000

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening


anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
Jurnal LRA

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/
5.2.2.01.01 Belanja ATK 4.000.000
20 Dokumen
April 2015 yang 0.0.0.00.00 4.000.000
dipersamakan

Pada tanggal 30 April 2015 PPK SKPD Mattirobulu melakukan


penghitungan fisik (Stock Opname) terhadap barang dan jasa
berupa ATK yang dibeli serta pada akhir periode ATK tersebut
belum digunakan. Berdasarkan hasil stock opname akhir bulan
April 2015 didapati persediaan ATK sebesar Rp1.000.000,00
maka PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal
sebagai berikut:

Jurnal LO dan Neraca


Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening

30 9.1.2.01.01 Beban ATK 3.000.000


memorial
April 2015
1.1.7.01.01 Persediaan ATK 3.000.000

Asumsi pada tanggal 20 April 2015 Bendahara Pengeluaran


SKPD Mattirobulu melakukan pembayaran dengan mekanisme
SP2D UP/GU/TU, dan pembayaran tersebut telah diterima oleh
Rekanan. Berdasarkan pembayaran tersebut PPK SKPD akan
melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:

Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS


(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)

Jurnal LO dan Neraca

Kode
Tanggal Nomor Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening

SP2D/ 2.1.5.02.01 Utang Belanja ATK 4.000.000


20
Dokumen yang
April 2015 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara
dipersamakan 4.000.000
Pengeluaran

Jurnal LRA

Tangga Nomor Kode


l Bukti Rekeni Uraian Debit Kredit
ng
5.1.2.01 4.000.00
SP2D/ .01 Belanja ATK 0
20
Dokumen
yang
April
2015 dipersam 0.0.0.00 Perubahan 4.000.0
akan .00 SAL 00

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening


anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal LRA

Tangga Nomor Kode


l Bukti Rekeni Uraian Debit Kredit
ng
5.2.2.01 4.000.00
SP2D/ .01 Belanja ATK 0
20
Dokumen
April yang
2015 Estimasi
dipersam 0.0.0.00 Perubahan 4.000.0
akan .00 SAL 00

Pada tanggal 30 April 2015 PPK SKPD Mattirobulu melakukan


penghitungan fisik (Stock Opname) terhadap barang dan jasa
berupa ATK yang dibeli serta pada akhir periode ATK tersebut
belum digunakan. Berdasarkan hasil stock opname akhir bulan
April 2015 didapati persediaan ATK sebesar Rp1.000.000,00
maka PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal
sebagai berikut:

Jurnal LO dan Neraca

Tangga Nomor Kode


l Bukti Rekeni Uraian Debit Kredit
ng
9.1.2.01 3.000.00
.01 Beban ATK 0
30
April memorial
2015 1.1.7.01 Persediaan 3.000.0
.01 ATK 00
c. Beban Hibah dan Bantuan Sosial

1) Pendekatan Beban

Pada Tanggal 22 Agustus 2015 SKPD Mattirobulu melakukan


pembelian Barang dan jasa yang akan dihibahkan/diserahkan
kepada pihak ketiga sebesar Rp40.000.000,00, dan Barang dan
jasa tersebut telah diterima dengan Berita Acara Serah Terima
dari Rekanan ke SKPD dan belum dilakukan pembayaran, serta
barang dan jasa tersebut langsung diserahkan ke penerima
hibah/penerima bansos bersamaan dengan NPHD/surat
perjanjian/atau dokumen yang dipersamakan ditanda tangani
oleh kepala SKPD. Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK
SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal:

Jurnal LO dan Neraca

Tangg Nomor Kode


al Bukti Rekenin Uraian Debit Kredit
g
Beban
Barang ... yang
akan
9.1.2.20. diserahkan 40.000.
BAST/N 01 kpd 000
PHD/
25 Dokume Masyarakat
Agustu n 2.1.5.02.
s 06 Utang Belanja
yang Barang ...
2015 dipersam yang 40.000.
akan akan 000
diserahkan
kpd
Masyarakat

Pada tanggal 24 September 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD


Mattirobulu melakukan pembayaran kepada rekanan dengan
mekanisme SP2D LS. Berdasarkan pembayaran SP2D LS PPK
SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:

Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening


anggaran BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)

Jurnal LO dan Neraca

Tangga Nomor Kode Uraia


l Bukti Rekeni n Debit Kredit
ng
Uta
ng Belanja
Barang yan
2.1.5.02 ... g 40.000.
24 SP2D/ .06 ak diserahk 000
Septe Dokumen an an
mber yang kpd
dipersam Masyarakat
2015 akan 3.1.3.01 RK 40.000.
.01 PPKD 000

Jurnal LRA

Tangga Nomor Kode


l Bukti Rekeni Uraian Debit Kredit
ng
Belanja
5.1.5.04 Hibah kpd
40.000.
24 SP2D/ .01 Kelompok 000
Septe Dokumen
mber yang Masyarakat
dipersam
2015 akan Estimasi
0.0.0.00 Perubahan 40.000.
.00 SAL 000

Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening


anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) Jurnal LRA

Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti
Rekeni
ng
Bara
Belanja ng
Yang akan
SP2D/ 5.2.2.23
Diserah 40.000.
24 Dokume .01 kan kpd 000
Septem n Masyarakat/P
ber ihak
yang
2015 dipersam ketiga
akan Estimasi
0.0.0.00 Perubahan 40.000.
.00 SAL 000

2) Pendekatan Aset

Pada Tanggal 22 Agustus 2015 SKPD Mattirobulu melakukan


pembelian Barang dan jasa yang akan dihibahkan/diserahkan
kepada pihak ketiga sebesar Rp40.000.000,00 dan Barang dan
jasa tersebut telah diterima dengan Berita Acara Serah Terima
dari Rekanan ke SKPD dan belum dilakukan pembayaran. Serta
NPHD/surat perjanjian/atau dokumen yang dipersamakan telah
ditanda tangani oleh kepala SKPD dan barang hibah/bansos
belum diserahkan kepada penerima hibah/bansos. Berdasarkan
kejadian tersebut maka PPK SKPD akan melakukan pencatatan
dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca

Tangg Nomor Kode Urai


al Bukti Rekenin an Debit Kredit
g
Persediaan
Barang
.. aka
1.1.7.03. . yang n 40.000.
01 diserahk 000
BAST/ an kpd
22 Dokume Masyara
Agustu n kat
s yang 2.1.5.02. Utang
06 Belanja
2015
dipersam Barang...
akan yang 40.000.
akan 000
diserahkan
kpd
Masyarakat

Pada tanggal 24 September 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD


Mattirobulu melakukan pembayaran kepada rekanan dengan
mekanisme SP2D LS. Berdasarkan pembayaran SP2D LS PPK
SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Nom
or Kode
Tanggal Buk Rekenin Uraian Debit Kredit
ti g
Utang Belanja
2.1.5.02. Barang ... yang40.000.
24 06 akan 000
Septemb SP2 diserahkan kpd
er D
2015 Masyarakat
3.1.3.01. 40.000.0
01 RK PPKD 00

Jurnal LRA

Nom
or Kode Uraia
Tanggal Buk Rekenin n Debit Kredit
ti g
5.1.5.04. Belanja Hibah
Kepa Kelomp40.000.
24 SP2 01 da ok 000
Septemb
er D
masyarakat
2015 Estimasi
0.0.0.00. Perubahan 40.000.0
00 SAL 00
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening
anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)

Jurnal LRA

Nom
or Kode
Tanggal Buk Rekenin Uraian Debit Kredit
ti g
Belanja Barang
Yang
akan kp
5.2.2.23. Diserahkan d 40.000.
24 SP2 01 Masyarakat/ 000
Septemb D Pihak
er
2015 Ketiga
Estimasi
0.0.0.00. Perubaha 40.000.0
00 n SAL 00

Pada Tanggal 25 September 2015 SKPD Mattirobulu melakukan


penyerahan barang dan jasa kepada penerima hibah/bansos
berdasarkan NPHD yang telah ditanda tangani maka PPK SKPD
akan melakukan jurnal sebagai berikut: Jurnal LO dan Neraca

Nom
or Kode
Tanggal Buk Rekenin Uraian Debit Kredit
ti g
BAS Beb ya
T/ an Barang ng
NPH 9.1.2.20. aka diserah kp 40.000.
D/ 01 n kan d 000
Dok
25 um Masyarakat
Septemb
er en Persediaan
Barang
2015 yang 1.1.7.03. diserahka 40.000.0
dipe 01 n kpd 00
rsa Pihak
ketiga
mak
an

d. Beban Penyusutan dan Amortisasi

SKPD melakukan perhitungan beban penyusutan semua aset tetap


dan untuk tahun 2015 beban penyusutan sebagai berikut:
Perhitungan Beban Penyusutan

Akm Nilai Beban


No Masa Tahun Harga Penyusut Buku Penyusuta
Manfaa Peroleha Peroleha
H Uraian t n n an 2015 n
s/d 2015 Thn 2015
1 Kendara 35.000. 30.000.0
a an 7 2015 000 5.000.000 00 5.000.000
roda
dua
s
Hasil perhitungan diatas PPK SKPD akan melakukan pencatatan
dalam Jurnal sebagai berikut:

Jurnal LO dan Neraca

Nomor Kode
Tanggal Rekeni Uraian Debit Kredit
Bukti ng
Beban
Penyusutan Alat
9.1.7.01 5.000.00
.04 angkutan darat 0
31 bermoto
Desem memo r
ber rial 1.3.7.01 Penyusu
.04 Akm tan
2015 Alat angkutan 5.000.00
darat 0
berm
otor

e. Beban Penyisihan Piutang

Penyisihan Piutang SKPD


Berdasarkan data piutang retribusi yang dikelola SKPD Mattirobulu
dimana didapatkan saldo piutang retribusi sebesar
Rp170.000.000,00. Dari saldo piutang retribusi PPK SKPD
menetapkan kualitas piutang retribusi. Adapun kualitas piutang
retribusi terdiri dari:

1) Lancar
2) Kurang Lancar
3) Ragu ragu
4) Macet

Adapun Perhitungan Penyisihan Piutang tahun 2015 sebagai berikut:


%
Taksiran
Tdk Penyisihan
Uraian Jumlah Kualitas Piutang

tertagih

Piutang Rp100.000. Rp500.000,0


retribusi 000,00 Lancar 0,5 % 0

Piutang Rp50.000.0 Kurang Rp5.000.000


Retribusi 00,00 10 % ,00
Lancar

Piutang Rp15.000.0 Ragu Rp7.500.000


Retribusi 00,00 Ragu 50 % ,00

Piutang Rp5.000.00 Rp5.000.000


Retribusi 0,00 Macet 100% ,00

JUML Rp18.000.00
AH 0,00

Berdasarkan perhitungan dengan pendekatan kualitas piutang maka


didapatkan Beban Penyisihan Piutang tahun 2015 sebesar Rp18.000.000,00.
PPK SKPD akan mencatat penyisihan piutang dengan jurnal sebagai berikut:
5)
Jurnal LO dan Neraca

No Kode
Tanggal Bukti Uraian Debit Kredit
Rekeni
ng

Beban Penyisihan18.000.
31 9.1.8.01 Piutang 000
Desem memor .01
ber ial Pajak

1.1.5.01 Penyisihan 18.000.


2015 .01 Piutang Pajak 000

Anda mungkin juga menyukai