Anda di halaman 1dari 17

HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

BERDASARKAN
PERMENDAGRI 77 TAHUN 2020
Oleh:
IRA HAYATUNISMA, SE., MM
Kasubdit Perencanaan Anggaran Daerah

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
LANDASAN HUKUM
❖Pasal 4 huruf c Peraturan Menteri Dalam
Negeri No 77 Tahun 2020 menyatakan
bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri No
32 Tahun 2011 beserta turunannya
dinyatakan tidak berlaku
❖Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri No 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Daerah mengamanatkan pengaturan lebih
lanjut tentang Tata Cara Penganggaran,
Pelaksanaan, dan Penatausahaan, Pelaporan
dan Pertanggungjawaban serta Monitoring
Hibah dan Bantuan Sosial diatur dalam
Peraturan Kepala Daerah
Perubahan Struktur APBD
PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN

Pendapatan Asli Daerah Belanja Operasi Penerimaan Pembiayaan


➢ Pajak Daerah ➢ B. Pegawai ➢ SiLPA
➢ B. Barang & Jasa ➢ Pencairan Dana Cadangan
➢ Retribusi Daerah
➢ B. Bunga
➢ Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg ➢ Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
Dipisahkan ➢ B. Subsidi
➢ Penerimaan Pinjaman Daerah
➢ B. Hibah
➢ Lain –lain PAD yg Sah ➢ Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
➢ B. Bantuan Sosial
Pendapatan Transfer ➢ Penerimaan Pembiayaan Lainnya Sesuai Ketentuan PUU
Belanja Modal
➢ Transfer Pemerintah Pusat Pengeluaran Pembiayaan
➢ B. M. Tanah
➢ Transfer Antar Daerah ➢ Pembentukan Dana Cadangan
➢ B. M. Peralatan & Mesin
Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah ➢ B. M. Gedung & Bangunan ➢ Penyertaan Modal Daerah
➢ Hibah ➢ B. M. Jalan, Jaringan & Irigasi ➢ Pembayaran Cicilan Pokok Utang yang Jatuh Tempo
➢ Dana Darurat ➢ B. M. Aset Tetap Lainnya ➢ Pemberian Pinjaman Daerah
➢ Lain-Lain Pendapatan Sesuai PUU Belanja Tidak Terduga ➢ Pengeluaran Pembiayaan Lainnya sesuai PUU
Belanja Transfer
➢ B. Bagi Hasil
LRA
➢ B. Bantuan Keuangan 3
PERBEDAAN
BARANG&JASA HIBAH BANSOS TERENCANA BANSOS TDK
TERENCANA
Penganggaran,pelaksanaan&pertangg Penganggaran,pelaksanaan&pertang Penganggaran,pelaksanaan&pertangg Dianggarkan di belanja SKPKD
ungjawaban pada belanja SKPD gungjawaban pada belanja SKPD ungjawaban pada belanja SKPD
Pelaksanaan&Pertanggungjawaban di
SKPD yg mengajukan RKB
Tidak perlu proposal Ada proposal yg wajib dicantumkan Ada proposal yg wajib dicantumkan Tidak perlu proposal
pada perkada Penjabaran APBD pada perkada Penjabaran APBD
(Wajib ada NPHD&Pakta Integritas)

Dapat diberikan kepada individu Objek terkecil adalah kelompok Dapat diberikan kepada individu Dapat diberikan kepada individu
masyarakat

Mendukung program kegiatan Mendukung program kegiatan Mendukung program kegiatan Mendukung program kegiatan
Dan memberikan manfaat bagi
Pemda

Contoh Barang yg diserahkan kepada Contoh:


masyarakat: Santunan Kematian
Pelatihan membuat kue,peserta
diberikan oven

Contoh : uang yg diserahkan kepada


masyarakat
- Beasiswa
- Penghargaan aatas suatu yg
berprestasi
- Hadiah Perlombaan
- Pemberian yg diamanatkan PUU
KEBIJAKAN BELANJA HIBAH

Belanja hibah diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lainnya,


01 BUMN, BUMD, dan/atau badan dan lembaga, serta Ormas yang berbadan
hukum Indonesia.

Belanja hibah berupa uang, barang atau jasa dapat dianggarkan dalam APBD
02 sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan pilihan.

Pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran,


03 program, kegiatan, dan sub kegiatan pemerintah daerah sesuai
kepentingan Daerah.

Penganggaran belanja hibah dianggarkan pada SKPD terkait dan


04 dirinci menurut objek, rincian objek, dan sub rincian objek pada
program, kegiatan, dan sub kegiatan sesuai dengan tugas dan
fungsi perangkat daerah terkait.
KETENTUAN PENERIMA BELANJA HIBAH - 1

1. Pemerintah Pusat 2. Pemerintah Daerah


3. BUMN
Lainnya
• Hibah kepada pemerintah pusat diberikan kepada Hibah kepada pemerintah daerah lainnya Hibah kepada badan usaha milik
satuan kerja dari Kementerian/lembaga pemerintah diberikan kepada daerah otonom baru negara diberikan untuk meningkatkan
non-Kementerian yang wilayah kerjanya berada hasil pemekaran daerah sesuai dengan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dalam daerah yang bersangkutan. ketentuan PUU dengan ketentuan PUU
• Hibah dari pemerintah daerah dilarang tumpang
tindih pendanaannya. 4. BUMD 5. Partai Politik
• Unit kerja pada Kementerian Dalam Negeri yang
membidangi urusan pemerintahan di bidang • Hibah kepada BUMD diberikan Besaran penganggaran belanja
Administrasi Kependudukan dapat memperoleh dalam rangka untuk meneruskan bantuan keuangan kepada partai politik
Hibah dari pemerintah daerah untuk penyediaan hibah yang diterima Pemerintah dimaksud sesuai dengan ketentuan
blanko kartu tanda penduduk elektronik. Daerah dari Pemerintah Pusat sesuai peraturan perundang-undangan.
• Penyediaan setiap keping blangko kartu tanda dengan ketentuan PUU.
penduduk elektronik tidak didanai dari 2 (dua) • Hibah kepada BUMD tidak dapat
sumber dana yaitu Hibah APBD maupun anggaran diberikan dalam bentuk barang
pendapatan dan belanja negara. kecuali uang atau jasa.
• Hibah kepada pemerintah pusat dimaksud hanya
dapat diberikan 1 (satu) kali dalam tahun
berkenaan.
KETENTUAN PENERIMA BELANJA HIBAH - 2

6. Badan dan Lembaga, serta Organisasi Kemasyarakatan yang Berbadan


Hukum Indonesia

• Hibah kepada badan dan lembaga diberikan kepada badan dan lembaga yang bersifat
nirlaba, sukarela, dan sosial.
• Hibah kepada badan dan lembaga dapat diberikan dengan persyaratan paling sedikit:
a) memiliki kepengurusan di daerah domisili;
b) memiliki keterangan domisili dari lurah/kepala desa setempat atau sebutan lainnya;
dan
c) berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Daerah dan/atau badan dan
Lembaga
• Hibah kepada organisasi kemasyarakatan dapat diberikan dengan persyaratan paling
sedikit:
a) telah terdaftar pada kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi
manusia;
b) berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan;
dan
c) memiliki sekretariat tetap di daerah yang bersangkutan.
KRITERIA BELANJA HIBAH

peruntukannya secara spesifik telah


ditetapkan

bersifat tidak wajib,

• kepada pemerintah pusat dalam rangka


tidak mengikat; mendukung penyelenggaraan pemerintahan
daerah sepanjang tidak tumpang tindih
Kecuali
tidak terus menerus setiap tahun pendanaannya dengan APBN
anggaran • badan dan lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah atau pemerintah daerah
memberikan nilai manfaat bagi • partai politik dan/atau
pemerintah daerah • ditentukan lain oleh peraturan perundang-
undangan.
memenuhi persyaratan penerima
hibah.
TATA CARA PEMBERIAN HIBAH
Pemberian hibah didasarkan atas usulan tertulis yang
disampaikan kepada Kepala Daerah.

Penerima hibah bertanggungjawab secara formal dan material


atas penggunaan hibah yang diterimanya.

Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan,


pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan
evaluasi hibah diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala
daerah.
KEBIJAKAN BELANJA BANTUAN SOSIAL
Belanja bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan berupa uang
01 dan/atau barang kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak
secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya
risiko sosial, kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan.

Risiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang merupakan dampak dari krisis sosial, krisis
02 ekonomi, krisis politik, fenomena alam, atau bencana alam yang jika tidak diberikan belanja
bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.

Keadaan tertentu dapat berkelanjutan diartikan bahwa bantuan sosial dapat


03 diberikan setiap tahun anggaran sampai penerima bantuan telah lepas dari
resiko sosial.

Belanja bantuan sosial dianggarkan dalam APBD sesuai dengan


04 kemampuan Keuangan Daerah setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
KELOMPOK MASYARAKAT PENERIMA

masyarakat meliputi:
Anggota/kelompok
individu, keluarga, kelompok dan/atau
masyarakat yang mengalami risiko sosial;

lembaga non pemerintahan bidang


pendidikan, keagamaan, dan bidang lain
yang berperan untuk melindungi individu,
kelompok, dan/atau masyarakat yang
mengalami keadaan yang tidak stabil
sebagai dampak risiko sosial.
BANTUAN SOSIAL UANG DAN BARANG

Bantuan sosial berupa uang kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat terdiri atas
01 bantuan sosial kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang direncanakan dan
yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.

Bantuan sosial berupa uang adalah uang yang diberikan secara langsung kepada penerima
02 seperti beasiswa bagi anak miskin, yayasan pengelola yatim piatu, nelayan miskin, masyarakat
lanjut usia, terlantar, cacat berat dan tunjangan kesehatan putra putri pahlawan yang tidak mampu.

Bantuan sosial berupa barang adalah barang yang diberikan


03 secara langsung kepada penerima seperti bantuan kendaraan
operasional untuk sekolah luar biasa swasta dan masyarakat
tidak mampu, bantuan perahu untuk nelayan miskin, bantuan
makanan/pakaian kepada yatim piatu/tuna sosial, ternak bagi
kelompok masyarakat kurang mampu.
BANTUAN SOSIAL YANG DIRENCANAKAN

Bantuan sosial yang direncanakan dialokasikan kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau
01 masyarakat yang sudah jelas nama, alamat penerima dan besarannya pada saat penyusunan APBD.

Bantuan sosial yang direncanakan berdasarkan usulan dari calon penerima dan/atau atas usulan kepala
02 SKPD.

Penganggaran belanja bantuan sosial yang direncanakan dianggarkan pada SKPD terkait dan dirinci
03 menurut objek, rincian objek, dan sub rincian objek pada program, kegiatan, dan sub kegiatan sesuai
dengan tugas dan fungsi perangkat daerah terkait.
KRITERIA BANTUAN SOSIAL
Bantuan sosial memenuhi kriteria paling sedikit:

SELEKTIF
01

MEMENUHI
SESUAI TUJUAN PENGGUNAAN:
PERSYARATAN 02 04
PENERIMA BANTUAN 1) Rehabilitasi Sosial
2) Perlindungan Sosial
3) Pemberdayaan Sosial
4) Jaminan Sosial
03 5) Penanggulangan Kemiskinan
BERSIFAT SEMENTARA DAN 6) Penanggulangan Bencana
TIDAK TERUS MENERUS
TATA CARA BELANJA SOSIAL
Anggota/kelompok masyarakat menyampaikan usulan tertulis atas bantuan
sosial yang direncanakan kepada kepala daerah melalui SKPD sesuai
dengan urusan dan kewenangannya.

Penerima bantuan sosial bertanggungjawab secara formal dan material atas


penggunaan bantuan sosial yang diterimanya.

Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan


pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi bantuan sosial diatur
lebih lanjut dengan peraturan kepala daerah.
BANTUAN SOSIAL YANG TIDAK
DIRENCANAKAN

Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dialokasikan untuk kebutuhan akibat risiko
01 sosial yang tidak dapat diperkirakan

Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan sebelumnya tidak melebihi pagu alokasi
02 anggaran yang direncanakan.

Penganggaran bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dianggarkan dalam Belanja
03 Tidak Terduga.

Usulan permintaan atas bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya dilakukan oleh SKPD
04 terkait,dengan tata cara sebagai berikut:
❖ Kepala SKPD mengajukan Rencana Kebutuhan Belanja (RKB) paling lama 1 (satu) hari kepada
pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) selaku bendahara umum daerah (BUD);
❖ PPKD selaku BUD melakukan verifikasi dan mencairkan Belanja Tidak Terduga kepada kepala SKPD
paling lama 1 (satu) hari terhitung sejak diterimanya RKB.
TERIMA KASIH
HP/WA: 081349077777

Anda mungkin juga menyukai