Republik Indonesia
www.djpk.depkeu.go.id
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
2
Keuangan Negara
PUSAT DAERAH
Dikelola dlm APBN Dikelola dlm APBD
Pengelolaan
Pimp
Lembaga
Presiden
Dikuasakan
Tinggi Negara Sbg Kep.
sbg pengguna Pemerintahan Diserahkan
Pembantu Presiden (desentralisasi)
Menkeu Menteri/pimp lembaga
sbg pengelola sbg pengguna
3
KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL
APBD
Melalui : Sarana :
• Peningkatan Pelayanan (Public • Good Governance
Service Obligation/PSO) • Reformasi Sistem Pengelolaan
• Pemberdayaan Masyarakat Keuangan Daerah (Anggaran kinerja
(partisipasi dan demokrasi) dan pelaporan mengacu pada Standar
• Peningkatan daya saing Daerah Akuntansi Pemerintahan/SAP)
• Standar Pelayanan Minimum (SPM)
• SAP
5
Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah
adalah
. Pasal 1 UU 33/2004
6
PRINSIP KEBIJAKAN PERIMBANGAN KEUANGAN
7
Prinsip ”Money Follow Function”
didanai didanai
dari dari
APBN APBD
www.djpk.depkeu.go.id 9
Alur Belanja APBN ke Daerah
Hibah
Mendanai
Transfer
Ke Daerah
kewenangan •Dana Perimbangan
Daerah •Dana Otsus dan
(Desentralisasi) Penyesuaian
PEMBIAYAAN Pinjaman
10
Perkembangan Dana APBN ke Daerah 2005-2010
63.1
%
176.3
34.4
113.0
7.5
33.3
150.8 226.2 253.3 292.4 309.3 344.6
Transfer Daerah terdiri dari DBH, DAU, DAK, dan Dana Otsus & Dana Penyesuaian.
Bantuan Ke masyarakat terdiri dari PNPM, BOS, Jamkesmas dan BLT (2008- 2009).
Subsidi Terdiri dari Energi(BBM dan Listrik) dan Non Energi (Pangan, Pupuk, Benih dan lainnya).
Data Subsidi hanya mencakup tahun 2008-2010.
www.djpk.depkeu.go.id 11
Total Belanja = 1.126,15
www.djpk.depkeu.go.id 13
Arah Kebijakan Transfer Ke Daerah
(RPJMN 2010-2014)*)
• Meningkatkan kapasitas fiskal daerah dan
Otsus dan
mengurangi kesenjangan fiskal antara Penyesuaian DAK DAU DBH
pusat & daerah dan antar daerah. Triliun Rp
400
• Menyelaraskan besaran kebutuhan
pendanaan di daerah sesuai dengan 344,6
pembagian urusan pemerintahan. 322,4
309,3
300 292,4
• Meningkatkan kualitas pelayanan publik
di daerah & mengurangi kesenjangan 253,3
pelayanan publik antar daerah. 226,2
200
• Meningkatkan daya saing daerah.
• Mendukung kesinambungan fiskal 150,8
129,7
nasional.
100
• Meningkatkan kemampuan daerah dalam
menggali potensi ekonomi daerah.
• Meningkatkan efisiensi pemanfaatan
0
sumber daya nasional.
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2010
• Meningkatkan sinkronisasi antara rencana APBNP APBN APBN-P
pembangunan nasional dengan rencana Dalam kurun waktu 2004-20010 jumlah dana Transfer ke Daerah
pembangunan daerah. mengalami peningkatan yang relatif sangat signifikan dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata sebesar 23,7% per tahun.
15
Arah Kebijakan DAU
(RPJMN 2010-2014)*)
16
Arah Kebijakan DAK
(RPJMN 2010-2014)*)
• Menyempurnakan desain konsep DAK.
• Meningkatkan secara bertahap pagu nasional DAK, al.
melalui transformasi dari dana K/L yang digunakan untuk
mendanai urusan daerah ke DAK.
• Mendukung program yang menjadi prioritas nasional dalam
RPJMN 2010-2014.
• Diprioritaskan untuk daerah-daerah dengan kemampuan
keuangan relatif rendah dalam mendukung Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
• Meningkatkan kualitas perencanaan melalui penajaman
indikator kinerja dan penyediaan data teknis.
• Meningkatkan koordinasi pengelolaan DAK secara utuh dan
terpadu di pusat dan daerah.
18
LOGO
www.djpk.depkeu.go.id 19
Hibah ke Daerah
1. Pemerintah dapat memberikan Hibah kepada daerah yang bersumber
dari pendapatan APBN, penerusan pinjaman luar negeri dan/atau
hibah luar negeri.
2. Hibah diprioritaskan untuk menunjang peningkatan fungsi
pemerintahan dan layanan dasar umum, serta pemberdayaan
aparatur daerah.
3. Hibah yang telah dan akan dilaksanakan :
• Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) System Project – JBIC.
• Local Basic Education Capacity (L-BEC – Belanda & UE.
• Hibah Air Minum dan Air Limbah – AusAID.
• WASAP-D – World Bank.
20
Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga
oleh Pemerintah kepada PDAM (1)
21
Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga
oleh Pemerintah kepada PDAM (2)
22
Pokok-Pokok Kebijakan
UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)
23
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
DEKONSENTRASI TUGAS PEMBANTUAN
• Sifat kegiatan non-fisik yaitu • Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang
kegiatan yang menghasilkan menghasilkan keluaran yang menambah aset
keluaran yang tidak menambah tetap.
aset tetap. • Kegiatan fisik, antara lain pengadaan tanah,
• Kegiatan non-fisik, antara lain bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi
berupa: sinkronisasi dan koordinasi dan jaringan, serta dapat berupa kegiatan
perencanaan, fasilitasi, bimbingan yang bersifat fisik lainnya
teknis, pelatihan, penyuluhan, - Kegiatan bersifat fisik lainnya antara
supervisi, penelitian & survey, lain pengadaan barang habis pakai,
pembinaan & pengawasan, serta seperti obat-obatan, vaksin, pengadaan
pengendalian. bibit dan pupuk, atau sejenisnya,
termasuk barang bansos yang diserahkan
kepada masyarakat, serta pemberdayaan
masyarakat.
• Sebagian kecil Dana Dekon/TP dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan tugas
administratif dan/atau pengadaan input berupa barang habis pakai dan/atau aset tetap.
• Penentuan besarnya alokasi dana penunjang harus memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, ekonomis,
dan efisiensi, serta disesuaikan dengan karakteristik kegiatan masing-masing K/L.
24
Prinsip Pendanaan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
25
Pola Hubungan Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan antar Instansi Terkait
DJA Kebijakan,
Penelaahan RKA-K/L, Perencanaan dan
Penerbitan RABPP, Evaluasi
dan SAPSK
(PP 21/2004, PMK Standar
Penetapan
Biaya)
Kegiatan, Lokasi,
Pendanaan dan Alokasi
DJPB
Pengesahan DIPA dan KEMKEU
Penerbitan SRAA, Pencairan, KEM.TEKNIS
(UU 17/2003, UU 1/2004
Sanksi, SAI dan Pelaporan (UU Sektoral)
UU 33/2004)
(PP 24/2005, PP 8/2006, PMK
171/2007) Penyaluran Pelimpahan
dan Monev Pelaporan dan (Dekon) /
Pertanggungjawaban Penugasan (TP)
DJKN
Pelaporan BMN/D
(PP 6/2006)
Pemerintah Daerah
(Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi dan TP) 26
Alur Pertanggungjawaban
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
BAPPENAS, KEMKEU, KEMENTERIAN/ LEMBAGA
KEMENTERIAN/ PRESIDEN
& KEMDAGRI KEMENTERIAN/LEMBAGA
LEMBAGA (MELALUI MENKEU)
Bahan Evaluasi
Bahan LKPP
dan Perencanaan Koordinasi
BADAN KEUANGAN/
BAPPEDA KEKAYAAN DAERAH
(Koordinator) GUBERNUR (Koordinator wilayah)
Penggabungan laporan Penggabungan laporan
Bahan Laporan
LAP. ASPEK MANAJERIAL
kepada DPRD LAP. ASPEK AKUNTABILITAS
(PP 39/2006)
(PP 8/2006 dan PP 6/2006)
Perkembangan realisasi
Laporan Realisasi Anggaran
penyerapan dana
SKPD (DINAS) Neraca
Pencapaian target keluaran
Catatan Atas Laporan
Kendala yang dihadapi
Keuangan
Saran tindak lanjut
Laporan Barang (BMN)
Pengelolaan
Kekayaan Negara oleh Menkeu
Neraca
Pemerintah
Ketidaktertiban penatausahaan barang hasil Dekon/TP merupakan salah satu
Daerah
faktor diberikannya opini disclaimer oleh BPK atas LKPP
28
29
Pengalokasian Dana Dekonsentrasi & Tugas Pembantuan
Tahun 2011
PEMDA dgn KFD < rata2 Nas. PEMDA dengan KFD dan
IPM > rata2 Nasional IPM > rata2 Nasional
PEMDA dengan KFD dan PEMDA dgn KFD > rata2 Nasional
IPM < rata2 Nasional dan IPM < rata2 Nasional
30
LOGO
31
Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan
(Perpres No.13 Tahun 2009)
Tujuan: untuk melakukan pemenuhan hak-hak
dasar, pengurangan biaya hidup, dan perbaikan
I. Bantuan dan kualitas hidup masyarakat miskin.
Perlindungan Sosial
Sasaran: Rumah Tangga Sangat Miskin, Miskin,
dan Hampir Miskin
32
Sumber Pendanaan Urusan Bersama
(PMK No.168/PMK.07/2009 tanggal 4 November 2009)
APBN APBD
ANGGARAN K/L ANGGARAN SKPD
(RKA-KL) (RKA-SKPD)
KP KD DK TP UB
DANA DAERAH
DANA URUSAN UNTUK URUSAN
BERSAMA (DUB) BERSAMA (DDUB)
Ket:
KP = Kantor Pusat
KD = Kantor Daerah
DK = Dekonsentrasi
PROGRAM PNPM
TP = Tugas Pembantuan PERKOTAAN DAN PNPM
UB = Urusan Bersama PERDESAAN (BLM)
BLM = Bantuan Langsung
Masyarakat
33
Kriteria Penentuan Besaran Penyediaan DDUB
(PMK No.61/PMK.07/2010 tanggal 10 Maret 2010)
KETUA TKPK NASIONAL
MENTERI KEUANGAN (WAPRES)
35