Anda di halaman 1dari 47

KONSEP DASAR APBD

OUTLINE
Pengertian APBD

Azas Umum APBD

Fungsi APBD

Struktur APBD

Struktur Anggaran SKPD dan PPKD

Siklus APBD
JANJI KEMERDEKAAN INDONESIA
“Masyarakat Adil dan Makmur”
Dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah
kepada saat yang
berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang
kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat,
adil dan
makmur.
Pembukaan UUD 1945

…para pendiri bangsa telah mengikrarkan janji, menetapkan tujuan suci,


mewujudkan masyarakat adil dan makmur,
keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia…
KEMENTERIAN
KEUANGAN
APBN/APBD sebagai Instrumen Pemerintah
dalam Mewujudkan Tujuan Bernegara

HAK & SUMBER DAYA (INPUT) P


E
R D & M K/
A L/
P KEWAJIBAN (OUTPUT & OUTCOME) E S
K R A
Y R I T
A / APBN/D N K
E
T
T D A
R
AKUNTABILI
TAS H
APBD

adalah

rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan


dengan peraturan daerah (Perda).

. Pasal 1 angka (4) - PP 12/2019


ASAS UMUM APBD

a) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan


dan kemampuan pendapatan daerah.

b) Penyusunan APBD berpedoman kepada Kebijakan Umum Anggaran


(KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dengan
berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

c) APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,


distribusi, dan stabilisasi.

d) APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD


setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
ASAS UMUM APBD (lanjutan)
e) Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam bentuk uang
dianggarkan di dalam APBD
f) Penerimaan daerah terdiri atas pendapatan dan penerimaan pembiayaan
g) Pengeluaran daerah terdiri atas belanja dan pengeluaran pembiayaan daerah
h) Penerimaan Daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan rencana
Penerimaan Daerah yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk
setiap sumber Penerimaan Daerah dan berdasarkan pada ketentuan
peraturan perundang-undangan
i) Pengeluaran Daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan rencana
Pengeluaran Daerah sesuai dengan kepastian tersedianya dana atas
Penerimaan Daerah dalam jumlah yang cukup
j) Seluruh Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah dianggarkan secara
bruto dalam APBD.
k) Satuan hitung dalam APBD adalah mata uang rupiah.
l) APBD merupakan dasar Pengelolaan Keuangan Daerah dalam masa 1 (satu)
tahun anggaran sesuai dengan undang-undang mengenai keuangan negara.
Azas Bruto
Dalam Pendapatan:
Untuk menghasilkan Pendapatan Parkir 100 juta,
Pemda memperkerjakan 10 juru parkir dengan gaji 2 juta
(Pemda mengeluarkan biaya/usaha sebesar 20 juta).
Bruto: pendapatan parkir 100. Netto: pendapatan parkir 80.

Dalam hal belanja:


Dengan membangun Puskesmas dengan biaya 1 miliar,
Pemda memiliki potensi pendapatan sebesar 100
juta/tahun. (manajemen kelayakan proyek). Bruto:
pembangunan puskesmas 1 miliar.
Fungsi Anggaran
⚫Fungsi otorisasi
⚫Anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

⚫Fungsi perencanaan
⚫Anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

⚫Fungsi pengawasan
⚫Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Anggaran (lanjutan)
⚫Fungsi alokasi
⚫Anggaran daerah harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

⚫Fungsi distribusi
⚫kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.

⚫Fungsi stabilisasi
⚫anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
STRUKTUR APBD

APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri atas:

a. Pendapatan Daerah;
b. Belanja Daerah; dan
c. Pembiayaan daerah.
STRUKTUR RINGKAS APBD
• PENDAPATAN XXX
• BELANJA XXX (-)
Surplus/(Defisit) XXX
• PEMBIAYAAN
– Penerimaan XXX
– Pengeluaran XXX (-)
Pembiayaan Neto XXX (+)
SILPA XXX
PENDAPATAN DAERAH
PMDN 13/2006..
PP 12/2019 PMDN 21/2011
Lain-lain Lain-lain
Pendapatan Asli Pendapatan Pendapatan Asli Dana
Daerah Transfer
Pendapatan Pendapatan
Daerah yang Sah Daerah Perimbangan
Daerah yang Sah

Transfer
Pajak Daerah; Pemerintah Hibah;
Pusat Pajak Daerah; Dana Bagi Hasil Hibah;
•Dana
Perimbangan
•Dana Insentif
Retribusi Daerah;
•Dana Otonomi Dana Darurat;
Daerah;
Khusus; Retribusi Daerah; Dana Darurat;
Dana Alokasi Umum
•Dana
Hasil Keistimewaan;
•Dana Desa Lain-lain
Pengelolaan
Kekayaan pendapatan
sesuai PUU Dana Bagi Hasil
Daerah yang
Pajak dari Prov
dipisahkan; Hasil Pengelolaan Dana Alokasi Khusus
kepada Kab/Kota;
Lain-lain Kekayaan Daerah
Pendapatan Asli yang dipisahkan;
Daerah Yang
Sah Transfer Antar- Dana Penyeuaian
Daerah dan Otonomi
• Pendapatan Bagi Khusus;
Hasil; Lain-lain
• Bantuan Keuangan
Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah Bantuan Keuangan
dari Prov atau
Pemerintah Daerah
lainnya
PENDAPATAN
• Pendapatan Daerah adalah semua hak Daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
anggaran berkenaan.
• Pendapatan Daerah (Pendapatan di APBD menggunakan basis
kas) meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas
Umum Daerah yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah
dan penerimaan lainnya yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan diakui sebagai penambah
ekuitas yang merupakan hak daerah dalam 1 (satu) tahun
anggaran.
• Pendapatan Daerah dirinci menurut Urusan Pemerintahan
daerah, organisasi, jenis, obyek, dan rincian obyek Pendapatan
Daerah.
BELANJA DAERAH
PP 58/2005
PMDN 13/2006..
PP 12/2019 PMDN 21/2011
Belanja Belanja Belanja Tidak Belanja
Operasi Modal Terduga Transfer Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

Belanja Belanja Belanja Bagi Belanja Pegawai; Belanja


Pegawai; Tanah; Hasil; Pegawai;

Belanja Belanja Belanja Belanja Bunga; Belanja Barang


Barang dan Peralatan Bantuan dan Jasa;
Jasa; dan Mesin; Keuangan

Belanja Belanja Subsidi; Belanja Modal


Belanja
Bangunan
Bunga;
dan Gedung;
Belanja Hibah;
Belanja Belanja
Subsidi; Jalan;
Belanja Bantuan Sosial
Belanja
Belanja
Irigasi dan
Hibah; dan
Jaringan; Belanja Bagi Hasil
Belanja
Belanja Aset Belanja Bantuan
Bantuan
Tetap lainnya
Sosial Keuangan

Belanja Aset Belanja Tidak Terduga


lainnya
BELANJA
• Belanja Daerah adalah semua kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran
berkenaan.
• Belanja Daerah (Belanja di APBD menggunakan basis kas) meliputi semua
pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang tidak perlu diterima
kembali oleh Daerah dan pengeluaran lainnya yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan diakui sebagai pengurang
ekuitas yang merupakan kewajiban daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran.
• Belanja Daerah untuk mendanai pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah.
• Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas
Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan
• Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib yang
terkait Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak terkait
Pelayanan Dasar.
• Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah.
BELANJA
• Belanja Daerah dialokasikan dengan memprioritaskan
pendanaan Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan
Dasar dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
• Belanja Daerah untuk pendanaan Urusan Pemerintahan Wajib
yang tidak terkait dengan Pelayanan Dasar dialokasikan sesuai
dengan kebutuhan daerah.
• Belanja Daerah untuk pendanaan Urusan Pemerintahan
Pilihan dialokasikan sesuai dengan prioritas daerah dan
potensi yang dimiliki Daerah.
• Daerah wajib mengalokasikan belanja untuk mendanai Urusan
Pemerintahan daerah yang besarannya telah ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
CONTOH BELANJA YG DITENTUKAN PROSENTASENYA SESUAI
AMANAT PER UU

PP 48-2008 TTG PENDANAAN PENDIDIKAN


⚫ BELANJA FUNGSI PENDIDIKAN 20%
DARI TOTAL BELANJA
UU 36-2008 TTG KESEHATAN
⚫ BELANJA URUSAN KESEHATAN 10%
DARI TOTAL BELANJA DILUAR GAJI
PP 72-2005 TTG DESA
⚫ ALOKASI DANA DESA (ADD) 10% DARI
DANA PERIMBANGAN
UU 28-2009 TTG PAJAK DAERAH & RETRIBUSI
⚫ DBH PAJAK KEPADA KAB/KOTA DAERAH

PP 05-2009 TTG BANKEU PARPOL


⚫ BANTUAN PARPOL
UU 28-2009 TTG PAJAK DAERAH & RETRIBUSI
⚫ INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH

⚫ BELANJA MODAL PERPRES 5-2010 TTG RPJMN 2010-2014


MATERI KULIAH D
KEI2S K U SSINI
SAMPAI I DULU...
SILAHKAN LANJUTKAN KE SLIDE DISKUSI !!
PERTANYAAN DISKUSI (1)
• Apa yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) ?
• Berikan beberapa contoh jenis pajak daerah
kabupaten/kota dan provinsi ?
• Apa yang dimaksud retribusi daerah ? dan berikan
beberapa contoh retribusi daerah ?
• Berikan contoh hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan ?
• Sebutkan beberapa contoh jenis lain-lain PAD yang sah ?
• Sebutkan klasifikasi dan jenis Dana Perimbangan ?
CONTOH LAIN-LAIN PAD YANG SAH

Hasil Penerimaan komisi, Penerimaan Pendapatan


penjualan potongan atau bentuk lain keuntungan dari lainnya sesuai
sebagai akibat penjualan,
BMD yang tukar menukar, hiah, selisi nilai tukar peraturan
tidak asuransi, dan/atau rupiah terhadap peundang-
pengadan barang dan jasa mata uang asing
dipisahkan undangan

Hasil Penerimaan atas Pendapatan denda


pemanfaatan tuntutan ganti atas keterlambatan Pendapatan
BMD yang tidak kerugian pelaksanaan
pekerjaan
BLUD
dipisahkan keuangan daerah

Hasil Pendapatan Pendapatan


Pendapatan
kerjasama denda pajak dari
bunga daerah pengembalian
daerah

Pendapatan
Hasil Pendapatan
denda
Jasa giro pengelolaan
retribusi
hasil eksekusi
dana bergulir atas jaminan
daerah
KULIAH MINGGU KE-3
KLASIFIKASI BELANJA DAERAH
a) Belanja Operasi
merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari Pemerintah
Daerah yang memberi manfaat jangka pendek
b) Belanja modal
merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari 1 (satu) periode akuntansi.
c) Belanja tidak terduga
merupakan pengeluaran anggaran atas Beban APBD untuk keperluan
darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya.
d) Belanja transfer
merupakan pengeluaran uang dari Pemerintah Daerah kepada
Pemerintah Daerah lainnya dan/atau dari Pemerintah Daerah kepada
pemerintah desa.

PP 12/2019
BELANJA OPERASI
Belanja operasi terdiri dari:
a) belanja pegawai;
b) belanja barang dan jasa;
c) belanja bunga;
d) belanja subsidi;
e) belanja hibah; dan
f) belanja bantuan sosial.
BELANJA PEGAWAI

Belanja pegawai digunakan untuk


menganggarkan kompensasi yang diberikan
kepada Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
pimpinan/anggota DPRD, dan Pegawai ASN
yang dianggarkan pada belanja SKPD
bersangkutan serta ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BELANJA BARANG DAN
JASA

Belanja barang dan jasa digunakan untuk


menganggarkan pengadaan barang/jasa yang
nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas)
bulan, termasuk barang/jasa yang akan
diserahkan atau dijual kepada
masyarakat/pihak ketiga dalam rangka
melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan daerah.
BELANJA BUNGA

Pemerintah Daerah menganggarkan belanja


bunga digunakan untuk menganggarkan
pembayaran bunga utang yang dihitung atas
kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian
pinjaman
BELANJA SUBSIDI

Perusahaan harga jual


menghasilkan
dari hasil terlebih dahulu
/lembaga produk yang dilakukan audit
tertentu produksinya
merupakan sesuai dengan
terjangkau
yang oleh
kebutuhan ketentuan
menyeleng dasar dan pemeriksaan
masyarakat
-garakan menyangkut pengelolaan dan
yang daya
hajat hidup tanggungjawab
pelayanan belinya
orang banyak keuangan negara
publik terbatas.

Belanja subsidi digunakan agar harga jual produksi atau jasa yang dihasilkan
oleh badan usaha milik negara, BUMD dan/atau badan usaha milik
swasta, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat.
BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

1. Diberikan kepada :
HIBAH BANTUAN SOSIAL
⮚ pemerintah pusat
⮚ pemerintah daerah lainnya
⮚ BUMN/BUMD
⮚ badan dan lembaga, serta organisasi 1. pemberian bantuan berupa uang dan/atau
kemasyarakatan yang berbadan hukum barang untuk Diberikan kepada :
Indonesia ⮚ Individu
2. secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,
⮚ Keluarga
bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak
secara terus menerus setiap tahun anggaran, ⮚ keluarga, kelompok dan/atau masyarakat
kecuali ditentukan lain PUU;
3. ditujukan untuk menunjang pencapaian Sasaran 2. sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif
Program dan Kegiatan Pemda sesuai kepentingan yang bertujuan untuk melindungi dari
Daerah dalam mendukung terselenggaranya fungsi kemungkinan terjadinya resiko sosial, kecuali
pemerintahan, pembangunan, dan dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan;
kemasyarakatan dengan memperhatikan asas 3. Setelah memprioritaskan pemenuhan belanja
keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan
untuk masyarakat; Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain
4. Setelah memprioritaskan pemenuhan belanja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. Selanjutnya, Hibah juga berupa pemberian bantuan
keuangan kepada partai politik yang mendapatkan
kursi di DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.
BELANJA MODAL

Belanja modal digunakan untuk


menganggarkan pengeluaran yang
dilakukan dalam rangka pengadaan aset
tetap dan aset lainnya.
BELANJA MODAL
Penganggaran

1. Pemerintah Daerah harus memprioritaskan alokasi belanja modal pada APBD


Tahun Anggaran 2020 untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana yang terkait langsung dengan peningkatan pelayanan publik serta
pertumbuhan ekonomi daerah.
2. Penganggaran belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pembelian/pengadaan aset tetap yang memenuhi kriteria mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, digunakan dalam kegiatan pemerintahan
daerah, dan batas minimal kapitalisasi aset.
3. Segala biaya yang dikeluarkan setelah perolehan awal aset tetap (biaya
rehabilitasi/renovasi) sepanjang memenuhi batas minimal kapitalisasi aset, dan
memperpanjang masa manfaat atau yang memberikan manfaat ekonomi dimasa
yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, atau peningkatan mutu
produksi atau peningkatan kinerja dianggarkan dalam belanja modal sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran I PSAP Nomor 7, Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
BELANJA TIDAK TERDUGA
1. Merupakan Pengeluaran Anggaran Atas Beban APBD
Untuk Keadaan Darurat Termasuk Keperluan
Mendesak Serta Pengembalian Atas Kelebihan
Pembayaran Atas Penerimaan Daerah Tahun-tahun
Sebelumnya;
2. Kriteria Keadaan Darurat Dan Keperluan
Mendesak Ditetapkan Dalam Perda Tentang APBD
Tahun Berkenaan.
Kriteria
Keadaan Darurat Keperluan Mendesak
bencana alam, bencana non-alam, bencana kebutuhan daerah dalam rangka Pelayanan Dasar
masyarakat yang anggarannya belum tersedia dalam
sosial dan/atau kejadian luar biasa; TA berjalan;

pelaksanaan operasi pencarian dan Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan belanja
pertolongan; yang bersifat wajib;

Pengeluaran Daerah yang berada diluar kendali


kerusakan sarana/prasarana yang dapat Pemda dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya,
mengganggu kegiatan pelayanan publik serta amanat PUU;

Pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda akan


menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi
Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat
BELANJA BAGI HASIL PAJAK DAERAH

1. Penganggaran belanja bagi hasil pajak daerah provinsi kepada pemerintah


kabupaten/kota mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. Besaran alokasi belanja bagi hasil pajak daerah provinsi
dianggarkan secara bruto;
2. Larangan Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari retribusi daerah provinsi
untuk dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2020;
3. Pemerintah kabupaten/kota menganggarkan belanja bagi hasil pajak daerah dan
retribusi daerah kepada pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari
rencana pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota pada Tahun
Anggaran 2020;
4. Dari aspek teknis penganggaran, belanja bagi hasil pajak daerah dari pemerintah
provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota harus diuraikan ke dalam daftar nama
pemerintah kabupaten/kota selaku penerima sebagai rincian obyek penerima bagi hasil
pajak daerah sesuai dengan kode rekening berkenaan;
5. Selanjutnya, untuk belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah dari
pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa harus diuraikan ke dalam daftar
pemerintah desa selaku penerima sebagai rincian obyek penerima bagi hasil pajak
daerah dan retribusi daerah sesuai dengan kode rekening berkenaan.
BELANJA BANTUAN KEUANGAN
Pemerintah Daerah Lainnya Pemerintah Desa
Kerjasama Alokasi
antar Dana
Daerah Desa

Pemda Pemerintah
Desa
Lainnya
Kesenj
Menerima angan Dari Pem Dari
manfaat Kab/Kota Pemprov
Fiskal

UMUM Khusus
digunakan untuk membantu
capaian kinerja program prioritas
Digunakan untuk pemerintah daerah penerima
mengatasi bantuan keuangan sesuai dengan
urusan pemerintahan yang
kesenjangan fiskal. menjadi kewenangan penerima
bantuan.
KLASIFIKASI BELANJA MENURUT FUNGSI

1) Pelayanan umum;
2) Ketertiban dan keamanan;
3) Ekonomi;
4) Perlindungan lingkungan hidup;
5) Perumahan dan fasilitas umum;
6) Kesehatan;
7) Pariwisata;
8) Pendidikan; dan
9) Perlindungan sosial.
SURPLUS/DEFISIT
• Selisih antara anggaran Pendapatan Daerah dengan
anggaran Belanja Daerah mengakibatkan terjadinya
surplus atau defisit APBD
• Dalam hal APBD diperkirakan surplus, APBD dapat
digunakan untuk pengeluaran Pembiayaan Daerah yang
ditetapkan dalam Perda tentang APBD
• Dalam hal APBD diperkirakan defisit, APBD dapat
didanai dari penerimaan Pembiayaan Daerah yang
ditetapkan dalam Perda tentang APBD
SURPLUS/DEFISIT
• Penggunaan surplus APBD diutamakan untuk:
a. pembayaran cicilan pokok Utang yang jatuh tempo;
• b. penyertaan modal Daerah;
• c. pembentukan Dana Cadangan;
• d. Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau
• e. pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Defisit APBD harus dapat ditutup dari Pembiayaan neto
• Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan
Pembiayaan dengan pengeluaran Pembiayaan.
PEMBIAYAAN DAERAH
PMDN 13/2006..
PP 12/2019 PMDN 21/2011
• Penerimaan Pembiayaan
• SiLPA; • Penerimaan Pembiayaan
• SiLPA;
• Pencairan Dana Cadangan;
• Pencairan Dana Cadangan;
• Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan;
• Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan;
• Penerimaan Pinjaman Daerah;
• Penerimaan Pinjaman Daerah;
• Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah;
• Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah;
• Penerimaan Pembiayaan lainnya sesuai PUU
• Penerimaan Piutang Daerah
• Pengeluaran Pembiayaan
• Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo; • Pengeluaran Pembiayaan
• Pembentukan Dana Cadangan;
• Penyertaan Modal Daerah;
• Penanaman Modal (Investasi) Pemerintah Daerah;
• Pembentukan Dana Cadangan;
• Pembayaran Pokok Utang;
• Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau
• Pemberian Pinjaman Daerah
• Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai PUU
ALOKASI APBD
Berdasarkan Permendagri 13/2006 jo. 59/2007
APBD

Anggaran SKPD Anggaran PPKD


Pendapatan: Pendapatan:
–PAD –Dana Perimbangan
–Lain-Lain Pendapatan Daerah
Belanja
yg Sah
–Belanja Pegawai
Belanja:
–Belanja Barang dan Jasa
–Belanja Tidak Langsung-
–Belanja Modal
selain Belanja Pegawai
Pembiayaan:
–Penerimaan Pembiayaan
–Pengeluran Pembiayaan 39
Pesan: Struktur Anggaran PPKD dan SKPD
dipengaruhi oleh kewenangannya
SIKLUS APBD
• Pengelolaan Keuangan Daerah pada intinya (dalam arti sempit)
adalah pengelolaan APBD, sehingga Siklus PKD pada dasarnya
menggambarkan Siklus APBD
• Lihat kembali gambar siklus PKD pada slide kuliah pertama.
• Siklus APBD diawali dari Tahap Perencanaan dan Penganggaran,
dilanjutkan dengan Tahap Pelaksanaan dan diakhiri dengan
Tahap Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
• Berapa lamakah 1 siklus APBD ? 1 siklus APBD memakan
waktu sekitar 2,5 tahun:
– 1 tahun tahap perencanaan dan penganggaran (tahun sebelumnya)
– 1 tahun (1 Jan sd 31 Des tahun berjalan) tahap pelaksanaan APBD
– 6 bulan (Jan sd Juni tahun berikutnya) tahap pelaporan dan
pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Contoh Siklus APBD Kota Malang 2020

Perda
Pertanggungjawa
Perda APBD Perda Perubahan
ban Pelaksanaan
2020 APBD 2020
APBD 2020
No 10/2019 No 3/2020
No 2/2021
Tgl 26 Des 2019 Tgl 3 Sept 2020
Tgl 4 Agustus
2021
LANJUT KE PERTANYAAN D I S K U S I
PERTANYAAN DISKUSI (2)
• Sebutkan beberpa contoh jenis belanja pegawai?
• Sebutkan beberapa contoh jenis belanja barang dan
jasa?
• Sebutkan beberapa contoh belanja modal ?
• Apa persamaan dan berbedaan antara SiLPA (yg ditulis
dengan huruf i kecil ) dan SILPA (yg ditulis dengan huruf I
besar) ?
TUGAS

Silahkan googling contoh APBD untuk


TA 2020 atau TA 2019 dari sebuah
Pemda asal Saudara,.. dan Pelajarilah !
Tunggu pembagian daerah dari
dosko
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai