Anda di halaman 1dari 51

Bimtek DPRD Kabupaten Subang

26 Oktober 2020

ELLY RUSTINY, ST., MT


Widyaiswara Ahli Madya

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2020
BPSDM Provinsi Jawa Barat

ABOUT ME............
PENDIDIKAN :
S1 SARJANA PLANONOGI UNISBA
S2 STUDI PEMBANGUNAN ITB

PENGALAMAN BEKERJA :
BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT
BPKAD PROVINSI JAWA BARAT
BPSDM PROVINSI JAWA BARAT

ALAMAT KANTOR :
JL. KOLONEL MASTURI Km. 13,5 NO. 11
CIMAHI

ALAMAT RUMAH :
JL. PURI DAGO IV NO. 11 ARCAMANIK
BANDUNG

KONTAK :
0818 2000 90
ellyrustiny63@gmail.com
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-Undang NO. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. Undang-Undang no. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
4. Undang-Undang no. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksanaan Pengelolaan Dan Tanggungjawab
Keuangan Negara
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
7. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permendagri No. 13 Tahun 2006 jo. Permendagri no. 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
9. Permendgari No. 55 Tahun 2008 Tentang Penatausahaan Keuangan Daerah
10. Permendagri No. 32 Tahun 2012 Jo. Permendagri No. 39 tahun 2012 Jo. No.14 Tahun 2017 Jo. No.
123 Tahun 2019 Jo. No. 39 Tahun 2020 tentang Hibah Dan Bansos
11. Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang tata cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Perda Tentang RPJPD dan RPJMD, serta
Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD
12. Permendagri No. 70 Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah;
13. Permendagri No. 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.
14. Permendagri No. 40 Tahun 2020 Tentang RKPD 2021
15. Permendagri No. 64 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2021
SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH
DAERAH DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

RKP TAHUN 2021

arah kebijakan fiskal Pemerintah


VISI DAN MISI Tahun Anggaran 2021 dengan
tema Percepatan Pemulihan
PRESIDEN Sosial-Ekonomi dan Penguatan
Reformasi untuk Keluar dari
Middle Income Trap.
7 (TUJUH) PRIORITAS
PEMBANGUNAN
NASIONAL TAHUN 2021
Semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan
KEUANGAN daerah yang dapat dinilai dengan uang serta
DAERAH segala bentuk kekayaan yang dapat
dijadikan milik Daerah berhubung dengan
hak dan kewajiban Daerah tersebut.

AZAZ UMUM APBD


1. Disusun sesuai kebutuhan dan
penyelenggaraan pemerintah daerah
berdasarkan kewenangan daerah
2. Berpedoman pada RKPD dalam rangka
Mewujudkan Pelayanan Kepada
Masyarakat.
3. Mempunyai fungsi Otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi
4. Dikelola secara tertib, taat, efisien, Dasar bagi Pemerintah Daerah untuk
ekonomis, efektif, transparan dan melakukan Penerimaan dan
bertanggungjawab.
Pengeluaran Daerah.
5. Ditetapkan dengan PERDA. (Pasal 3 ayat (3) PP 12/2019)
Sinkronisasi Kebijakan
RPJMD Pemerintah Daerah dan
Pemerintah
➢ PP 12/2019;
➢ PMDN
64/2020
RKA
RKPD KUA/PPAS RAPBD
SKPD/PPKD

➢ PERPRES 18/2020
➢ RKP 2021
PROGRAM
➢ PMDN 86/2017 PMDN NO
➢ PMDN 40/2020 DAN
KEGIATAN 90/2019
PERDA APBD

PENJABARAN
APBD
PRINSIP PENYUSUNAN APBD 2021

6
tepat waktu,
sesuai dengan
tahapan dan
jadwal yang
3 telah
ditetapkan
dalam
peraturan
perundang-
undangan 5
4
STRUKTUR APBD TA 2021
PMDN 13/2006
PMDN 21/2011
PENDAPATAN DAERAH PP 12/2019
Lain-lain
Lain-lain Pendapatan Asli Pendapatan
Pendapatan Asli Dana Pendapatan
Pendapatan Daerah Transfer
Daerah Perimbangan
Daerah yang Sah Daerah yang Sah

Transfer
Pajak Dana Bagi Pajak Pemerintah
Hibah; Hibah;
Daerah; Hasil Daerah; Pusat
•Dana
Perimbangan
Retribusi Dana •Dana Insentif
Daerah;
Dana Alokasi
Darurat;
Retribusi Daerah;
Umum Dana Darurat;
Daerah; •Dana Otonomi
Khusus;
•Dana
Dana Bagi Hasil Keistimewaan;
Dana Alokasi Pajak dari Prov Hasil Lain-lain
Hasil Pengelolaan •Dana Desa
Khusus kepada Kab/Kota; Pengelolaan
Kekayaan Daerah
Kekayaan Daerah
pendapatan
yang dipisahkan;
yang dipisahkan; sesuai PUU
Dana Penyeuaian
dan Otonomi
Lain-lain Khusus; Lain-lain
Pendapatan Asli Transfer Antar-
Pendapatan
Asli Daerah Daerah Yang Sah Daerah
Bantuan Keuangan
Yang Sah dari Prov atau •Pendapatan Bagi
Pemerintah Daerah Hasil;
lainnya •Bantuan
Keuangan
PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan daerah yang dianggarkan


Pendapatan daerah dirinci
dalam APBD Tahun Anggaran 2021
meliputi semua penerimaan uang menurut urusan
melalui RKUD yang tidak perlu Pemerintahan Daerah,
dibayar kembali oleh daerah dan bidang urusan
penerimaan lainnya yang sesuai Pemerintahan Daerah,
dengan ketentuan peraturan organisasi, kelompok,
perundang-undangan diakui sebagai jenis, objek, rincian objek,
penambah ekuitas yang merupakan dan sub rincian objek
hak daerah dalam 1 (satu) tahun
pendapatan daerah.
anggaran
Pajak daerah & Retribusi daerah

Pemerintah Daerah dapat memberikan


berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28
insentif berupa pengurangan Pajak Bahan
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) untuk
Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah
mendukung operasional penggunaan Alat
Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Peralatan Pertahanan/Alat Utama Sistem
Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Senjata Tentara Nasional Indonesia serta
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga insentif berupa pengurangan Pajak
Kerja Asing. Reklame bagi koperasi dan UMKM untuk
mendukung pengembangan usaha koperasi
didasarkan pada data potensi pajak dan pemberdayaan UMKM.
daerah dan retribusi daerah di masing-
Pendapatan pajak daerah yang
masing pemerintah daerah serta
memperhatikan perkiraan pertumbuhan bersumber dari Pajak Penerangan Jalan
ekonomi pada Tahun 2020 yang sebagian dialokasikan untuk
berpotensi pada target pendapatan pajak penyediaan penerangan jalan.
daerah dan retribusi daerah Pendapatan retribusi daerah yang bersumber dari Retribusi
Pelayanan Kesehatan yang merupakan hasil klaim kepada
pendapatan pajak daerah yang bersumber Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima
dari Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja
10% (sepuluh persen), termasuk yang pada SKPD yang belum menerapkan Badan Layanan Umum
dibagihasilkan kepada kabupaten/kota, Daerah (BLUD), dianggarkan pada akun pendapatan,
pendapatan pajak daerah yang bersumber kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi
dari Pajak Rokok, baik bagian provinsi Daerah, objek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian
maupun bagian kabupaten/kota, objek pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan dan sub
dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh rincian objek pendapatan sesuai dengan kode rekening
persen). berkenaan.
LANJUTAN…

Pemerintah provinsi tidak diperkenankan melakukan pungutan


dan menganggarkan rencana penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
atas Alat Berat sebagaimana maksud Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 15/PUU-XV/2017 sepanjang peraturan pengganti
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 belum ditetapkan.
LANJUTAN…

Larangan Pemerintah Daerah melakukan


pungutan atau yang disebut nama lainnya yang
dipersamakan dengan pungutan di luar yang
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Larangan Pemerintah Daerah melakukan
pungutan:
1. yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi;
2. menghambat mobilitas penduduk;
3. lalu lintas barang dan jasa antar daerah; dan
4. Kegiatan impor/ekspor yang merupakan
program strategis nasional.
PMDN 13/2006
PMDN 21/2011
BELANJA DAERAH PP 12/2019
Belanja Belanja Belanja Tidak Belanja
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Operasi Modal Terduga Transfer

Belanja Pegawai; Belanja Belanja Belanja Belanja Bagi


Pegawai; Pegawai; Tanah; Hasil;

Belanja Bunga; Belanja Barang Belanja Belanja Belanja


dan Jasa; Barang dan Peralatan dan Bantuan
Jasa; Mesin; Keuangan

Belanja Subsidi; Belanja Modal Belanja


Belanja
Bangunan
Bunga;
dan Gedung;
Belanja Hibah;
Belanja
Belanja Jalan;
Subsidi;

Belanja Bantuan Sosial


Belanja Belanja Irigasi
Hibah; dan dan Jaringan;
Belanja Bagi Hasil
Belanja
Belanja Aset
Bantuan
Belanja Bantuan Tetap lainnya
Sosial
Keuangan

Belanja Tidak Terduga


BELANJA DAERAH

meliputi semua pengeluaran dirinci menurut urusan


dari RKUD yang tidak perlu Pemerintahan Daerah,
diterima kembali oleh daerah bidang urusan Pemerintahan
dan pengeluaran lainnya sesuai Daerah, organisasi,
dengan ketentuan peraturan program, kegiatan, sub
perundang-undangan diakui kegiatan, kelompok, jenis,
sebagai pengurang ekuitas yang objek, rincian objek, dan sub
merupakan kewajiban daerah rincian objek belanja daerah.
dalam 1 (satu) tahun anggaran.
kemampuan pendapatan
daerah serta dalam rangka mendukung target
penerapan tatanan normal capaian prioritas
baru, produktif dan aman pembangunan
COVID-19 di berbagai nasional Tahun 2021
aspek kehidupan, baik sesuai dengan
aspek pemerintahan, kewenangan masing-
kesehatan, sosial dan mendanai masing tingkatan
ekonomi
pelaksanaan Pemerintah Daerah,
urusan
Pemerintahan
Daerah yang
menjadi
kewenangan
daerah

BELANJA DAERAH
BELANJA PEGAWAI

digunakan untuk menganggarkan kompensasi yang


diberikan kepada Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah, pimpinan/anggota DPRD, dan Pegawai
ASN yang dianggarkan pada belanja SKPD
bersangkutan serta ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BELANJA BUNGA

digunakan menganggarkan pembayaran bunga


utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang
berdasarkan perjanjian pinjaman sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
BELANJA HIBAH & BANSOS

berupa uang, barang, atau jasa dapat dianggarkan berupa uang dan/atau barang dapat dianggarkan dalam
dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah
daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan
urusan pemerintahan wajib dan Urusan Pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan
Pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
peraturan perundang-undangan dan ditujukan untuk undangan.
menunjang pencapaian sasaran program, kegiatan dan Belanja bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan
sub kegiatan Pemerintah Daerah sesuai dengan pemberian bantuan kepada individu, keluarga, kelompok
kepentingan daerah dalam mendukung dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus
terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan, menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari
dan kemasyarakatan dengan memperhatikan asas kemungkinan terjadinya resiko sosial, kecuali dalam
keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk keadaan tertentu dapat berkelanjutan, yaitu bahwa bantuan
masyarakat sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran sampai
penerima bantuan telah lepas dari resiko sosial.
BELANJA SUBSIDI

Perusahaan harga jual dari


menghasilkan terlebih dahulu
/lembaga hasil
produk yang dilakukan audit
produksinya
tertentu yang merupakan keuangan sesuai
terjangkau oleh
menyelengga masyarakat
kebutuhan dasar dengan ketentuan
-rakan dan menyangkut peraturan
yang daya
pelayanan hajat hidup perundang-
belinya
orang banyak
publik terbatas. undangan

Pemerintah daerah dapat memberikan belanja subsidi kepada BUMD


penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2016.
BELANJA BARANG & JASA
▪ Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang/jasa
yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan, termasuk barang/jasa
yang akan diserahkan atau dijual kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak lain
dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Pemerintahan Daerah guna
pencapaian sasaran prioritas daerah yang tercantum dalam RPJMD
▪ Barang dan jasa dimaksud antara lain berupa belanja barang pakai habis,
bahan/material, jasa kantor, jasa asuransi, perawatan kendaraan bermotor,
cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/ gudang/parkir, sewa sarana mobilitas,
sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman,
pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari
tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas, pemulangan pegawai,
pemeliharaan, jasa konsultansi, jasa ketersediaan pelayanan (availability
payment), lain-lain pengadaan barang/jasa, belanja lainnya yang sejenis, belanja
barang dan/atau jasa yang diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga/pihak
lain, belanja barang dan/atau jasa yang dijual kepada masyarakat atau pihak
ketiga/pihak lain, belanja beasiswa pendidikan ASN, belanja kursus, pelatihan,
sosialisasi dan bimbingan teknis PNS, dan belanja pemberian uang yang diberikan
kepada pihak ketiga/pihak lain/masyarakat.
BELANJA MODAL

▪ Belanja modal digunakan untuk menganggarkan pengeluaran yang


dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap dan aset lainnya.
Pengadaan aset tetap tersebut memenuhi kriteria:
1. mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2. digunakan dalam kegiatan Pemerintahan Daerah; dan
3. batas minimal kapitalisasi aset tetap.
Batas minimal kapitalisasi aset tetap diatur dalam Peraturan Kepala
Daerah.
▪ Nilai aset tetap yang dianggarkan dalam belanja modal tersebut adalah
sebesar harga beli atau bangun aset ditambah seluruh belanja yang
terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset siap
digunakan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BELANJA TIDAK TERDUGA
Pasal 68 & 69 PP 12/2019

▪ Belanja tidak terduga merupakan pengeluaran anggaran atas Beban APBD untuk
keadaan darurat termasuk keperluan mendesak serta pengembalian atas kelebihan
pembayaran atas Penerimaan Daerah tahun-tahun sebelumnya.
▪ Keadaan darurat meliputi:
a. bencana alam, bencana non-alam, bencana sosial dan/atau kejadian luar biasa;
b. pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan; dan/atau
c. kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu kegiatan pelayanan publik.
▪ Keperluan mendesak meliputi:
a. kebutuhan daerah dalam rangka Pelayanan Dasar masyarakat yang anggarannya
belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan;
b. Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib;
c. Pengeluaran Daerah yang berada diluar kendali Pemerintah Daerah dan tidak
dapat diprediksikan sebelumnya, serta amanat peraturan perundangundangan;
dan/atau
d. Pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian
yang lebih besar bagi Pemerintah Daerah danl atau masyarakat.
PMDN 13/2006
PMDN 21/2011
PEMBIAYAAN DAERAH PP 12/2019

Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan

Pembentukan Dana Pembayaran Cicilan Pokok


SiLPA; SiLPA; Utang Yang Jatuh Tempo;
Cadangan;

Penanaman Modal
Pencairan Dana Cadangan; (Investasi) Pemerintah Pencairan Dana Cadangan; Penyertaan Modal Daerah;
Daerah;

Hasil Penjualan Kekayaan Pembayaran Pokok Hasil Penjualan Kekayaan Pembentukan Dana
Daerah yang dipisahkan; Utang; Daerah yang dipisahkan; Cadangan;

Penerimaan Pinjaman Pemberian Pinjaman Penerimaan Pinjaman Pemberian Pinjaman


Daerah; Daerah Daerah; Daerah; dan/atau

Penerimaan Kembali Penerimaan Kembali Pengeluaran Pembiayaan


Pemberian Pinjaman Pemberian Pinjaman lainnya sesuai PUU
Daerah; Daerah;

Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Piutang Daerah lainnya sesuai PUU
ISU STRATEGIS
PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN 2021
BELANJA MANDATORY
1. Fungsi Pendidikan

Pemerintah Daerah secara konsisten


dan berkesinambungan harus
mengalokasikan anggaran fungsi
pendidikan sekurang-kurangnya
20% (dua puluh persen) dari
belanja daerah.
Contoh format perhitungan alokasi Anggaran Kesehatan

NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH


1. a. Belanja pada Dinas Pendidikan: Rp xxx
1) Belanja Operasi:
a. belanja pegawai; Rp xxx
b. belanja barang dan jasa; Rp xxx
c. belanja hibah; Rp xxx
d. belanja bantuan sosial. Rp xxx
2) Belanja Modal; Rp xxx
b. Belanja di luar Dinas Pendidikan yang menunjang Pendidikan, antara Rp xxx
lain: Rp xxx
1) Belanja Transfer:
Belanja bantuan keuangan… Rp xxx
2) Sub Kegiatan .... pada SKPD …. Rp xxx
dst ....
2. Anggaran Fungsi Pendidikan (a+b) Rp xxx
3. Total Belanja Daerah Rp xxx
4. Rasio anggaran pendidikan (2:3) x 100% xxx%
2. Fungsi Kesehatan

Pemerintah Daerah secara konsisten


dan berkesinambungan harus
mengalokasikan anggaran
Kesehatan sekurang-kurangnya
10% (sepuluh persen) dari
belanja daerah di luar gaji.
Contoh format perhitungan alokasi anggaran Kesehatan

NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH


1. a. Belanja pada Dinas Kesehatan: Rp xxx
1) Belanja Operasi:
a. belanja pegawai; Rp xxx
b. belanja barang dan jasa; Rp xxx
c. belanja hibah; Rp xxx
d. belanja bantuan sosial. Rp xxx
2) Belanja Modal; Rp xxx
b. Belanja di luar Dinas Kesehatan yang menunjang Pendidikan, antara lain: Rp xxx
1) Belanja Transfer:
Belanja bantuan keuangan… Rp xxx
2) Sub Kegiatan .... pada SKPD ….
dst .... Rp xxx
Rp xxx

2. Anggaran Kesehatan (a+b) Rp xxx


3. Total Belanja Daerah Rp xxx
4. Gaji ASN Rp xxx
5. Total Belanja Daerah di luar Gaji ASN (3-4) Rp xxx
Rasio anggaran Kesehatan (2:5) x 100% xxx%
3. PENGGUNAAN DANA TRANSFER UMUM

diarahkan penggunaannya untuk belanja


infrastruktur daerah yang langsung terkait dengan
percepatan pembangunan fasilitas pelayanan publik
dan ekonomi dalam rangka meningkatkan
kesempatan kerja, mengurangi
kemiskinan, dan mengurangi
kesenjangan penyediaan layanan publik antar daerah
yang besaran alokasinya berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan
Contoh format perhitungan penerimaan dana transfer umum yang diperhitungkan

NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH DANA

1. Penerimaan
Dana Transfer Umum Rp xxx
a) DAU Rp xxx
b) DBH Rp xxx
Jumlah Penerimaan

2. Pengurang
a) DAU Tambahan Rp xxx
b) DBH yang bersifat earmarked Rp xxx
c) ADD Rp xxx
Jumlah Pengurang Rp xxx

3. Jumlah Dana Transfer Umum yang Diperhitungkan Rp xxx


Contoh format perhitungan belanja infrastruktur daerah
NO KOMPONEN PERHITUNGAN JUMLAH DANA

1. a) Belanja Modal: Rp xxx


1)tanah; Rp xxx
2)peralatan dan mesin; Rp xxx
3)bangunan dan Gedung; Rp xxx
4)jalan, irigasi, dan jaringan; Rp xxx
5)aset tetap lainnya; Rp xxx
6)aset lainnya. Rp xxx
b) Belanja Pemeliharaan Rp xxx

2. a) Belanja Hibah; Rp xxx


b) Belanja Bantuan Sosial; Rp xxx
c) Belanja Bantuan Keuangan. Rp xxx

3. Jumlah Belanja Infrastruktur Daerah (1+2) Rp xxx

4. Persentase Belanja Infrastruktur Terhadap Transfer ke Daerah yang


Penggunaannya Bersifat Umum xxx%
Alokasi Anggaran
Pengawasan
Dalam rangka penguatan Pembinaan dan
Pengawasan Inspektorat Daerah, sebagai
pelaksanaan Pasal 14 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
Pemerintah Daerah mengalokasikan anggaran
pengawasan sesuai dengan kewenangannya ke
dalam APBD, untuk mendanai program dan kegiatan
pembinaan dan pengawasan.
Pemerintah Provinsi
sampai dengan Rp4.000.000.000.000,00 (empat triliun
rupiah) sekurang-kurangnya sebesar 0,90% (nol koma
sembilan puluh persen) dari total belanja daerah
diatas Rp4.000.000.000.000,00 (empat triliun rupiah) sampai
dengan Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah)
sekurang-kurangnya sebesar 0,60% (nol koma enam puluh
persen) dari total belanja daerah dan diatas
Rp36.000.000.000,00 (tiga puluh enam miliar rupiah); dan

diatas Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah) sekurang-kurangnya


sebesar 0,30% (nol koma tiga puluh persen) dari total belanja daerah dan
diatas Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar);
Pemerintah Kabupaten/Kota
sampai dengan Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah)
sekurang-kurangnya sebesar 1,00% (satu persen) dari total
belanja daerah

diatas Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai


dengan Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah)
sekurang-kurangnya sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima
persen) dari total belanja daerah dan diatas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); dan

diatas Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah) sekurang-kurangnya


sebesar 0,50% (nol koma lima puluh persen) dari total belanja daerah dan
diatas Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)
POKOK-POKOK PERUBAHAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2019

Pemerintah Daerah wajib memenuhi alokasi anggaran untuk:

Fungsi Anggaran Anggaran Anggaran Alokasi


Peningkatan Anggaran
Pendidikan Kesehatan Infrastruktur
Kapasitas SDM Penguatan APIP
Alokasi Minimal 10% yang Bersumber Sekurang-
Anggaran dari Total Dari Dana Sebesar 0,3%
kurangnya 0,34%
Fungsi Belanja Daerah Transfer Umum Untuk Pemerintah Sampai Dengan
Pendidikan diluar Gaji Sebesar 25% Provinsi Dan 0,16% 0,9% Dari Total
Sekurang- Untuk Pemerintah Belanja Daerah
Kabupaten/Kota
kurangnya 20% Dari Total Belanja
dari APBD Daerah
Penganggaran APBD Tahun Anggaran 2021 menggunakan struktur
1.
APBD sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 12/2021

Penggunaan kodefikasi, klasifikasi dan nomenklatur disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam
2. Negeri Nomor 90 Tahun 2019 dan dilaksanakan secara elektronik melalui Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019

Kebijakan penyusunan APBD harus mendukung target capaian prioritas pembangunan nasional Tahun 2021 sesuai dengan
3. kewenangan masing-masing tingkatan pemerintah daerah, mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi
kewenangan daerah, dan memiliki dasar hukum yang melandasinya serta dalam rangka penerapan tatanan normal baru,
produktif dan aman COVID-19 di berbagai aspek kehidupan, baik aspek pemerintahan, kesehatan, sosial dan ekonomi, yaitu:
1. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah untuk mendukung pencapaian 7 (tujuh) prioritas
program pembangunan nasional Tahun 2021 yang dituangkan dalam RKP Tahun 2021 serta memperhatikan arah kebijakan
fiskal Pemerintah Tahun Anggaran 2021;
2. Kebijakan pelaksanaan skenario the new normal dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah guna mendukung
pemulihan ekonomi dengan memperhatikan protokol COVID-19, antara lain:
a. Pemberian insentif pengurangan pajak;
b. Penyediaan alokasi anggaran guna mendukung penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan keperluan pengembangan
serta pendampingan usaha penerima KUR, guna mendukung kebijakan Pemerintah dalam rangka penyaluran KUR;
c. Penyediaan bantuan bagi UMKM melalui pembukaan akses terhadap lembaga keuangan;
d. Peningkatan perekonomian daerah di sektor pariwisata terdampak COVID-19, melalui pelaksanaan kembali rapat-rapat
kantor, forum group discussion, seminar, dan sejenisnya di hotel atau tempat pertemuan sejenis, dengan tetap
memperhatikan protokol pencegahan COVID-19.
e. Pengembangan luasan cakupan pelayanan kepada masyarakat seperti perluasan tempat pariwisata, pelayanan
persampahan;
f. Promosi investasi domestik maupun internasional;
g. Menjaga stabilitas harga barang yang dibutuhkan masyarakat;
h. Penguatan alokasi dana subsidi dan/atau penyertaan modal
PENGGUNAAN SIPD
URGENSI SATU SISTEM
URGENSI SATU DATA
Pemda belum seluruhnya
mengoptimalkan penggunaan sistem
Program dan Kegiatan saat ini belum informasi sebagai bagian dari Sistem
mengacu pada Undang-Undang No. Pengendalian Intern (SPI) untuk
23 Tahun 2014 memenuhi kebutuhan akuntabilitas &
WHY? transparansi pemerintahan menuju
Open Government Indonesia (OGI)

Terdapat perbedaan dalam penyajian Database bersifat lokal di masing-


kode dan nomenklatur Program masing pemerintah daerah dengan
Kegiatan, organisasi dan rekening kodefikasi program dan kegiatan
dikarenakan masih diberikan yang bervariasi sehingga cukup sulit
kebebasan dalam melakukan dalam proses sinkronisasi dan
penambahan versi masing-masing harmonisasi pembangunan pusat dan
Pemda daerah

Tingginya variasi sistem informasi


Terdapat perbedaan dalam penyajian yang digunakan pemerintah daerah
struktur APBD dalam penganggaran dalam fase perencanaan,
dengan struktur APBD dalam laporan penganggaran, pelaksanaan dan
keuangan sehingga masih dibutuhkan pertanggung jawaban serta
adanya konversi pelaporan.

Sulitnya Pemerintah dalam


How? Tingginya belanja Teknologi Informasi
menyajikan data statistik kinerja dan yang belum saling terhubung,
keuangan pemerintah daerah secara sehingga tidak efisien dan efektif
nasional
PENYUSUNAN APBD 2021

Tepat Waktu Paling lambat


Penetapan APBD 1 bulan sebelum TA 2021

KUA/PPAS RKA Persetujuan Bersama

Paling lambat Paling lambat

paling lambat minggu paling lambat minggu II


I bulan Juli bulan Agustus Akhir Nopember

Pasal 90 ayat (2) dan Pasal 104 PP 12/2019 serta Pasal 311 ayat (3) UU 23/2014
Jadwal Penyusunan & Penetapan APBD
No Uraian Waktu Lama
1. Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan
PPAS oleh Ketua TAPD kepada Kepala Daerah
paling lambat minggu I bulan Juli

2. Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan


PPAS oleh Kepala Daerah kepada DPRD paling lambat minggu II bulan Juli

3. Kesepakatan antara Kepala Daerah dan DPRD


atas Rancangan KUA dan Rancangan PPAS paling lambat minggu II bulan
Agustus

4. Penerbitan Surat Edaran Kepala Daerah perihal


Pedoman Penyusunan RKA SKPD dan RKA-
PPKD

5. Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD dan paling lambat minggu III bulan
RKA-PPKD serta penyusunan Rancangan Agustus
Peraturan Daerah tentang APBD
6. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah Paling lambat Minggu II Bulan
tentang APBD kepada DPRD September bagi daerah yang
menerapkan 5 (lima) hari kerja per
minggu dan Paling lambat Minggu IV
Bulan September bagi daerah yang 60 hari kerja sejak disampaikan Ranperda
menerapkan 6 (enam) hari kerja per APBD oleh KDH kepada DPRD
minggu

7. Persetujuan bersama DPRD dan Kepala Daerah Paling lambat 1 bulan sebelum
dimulainya tahun anggaran
berkenaan
8. Menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah 3 hari kerja setelah persetujuan
tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala bersama
Daerah tentang Penjabaran APBD kepada Menteri
Dalam Negeri/Gubernur untuk dievaluasi

9. Hasil evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Paling lama 15 hari kerja setelah
APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Rancangan Peraturan Daerah tentang
tentang Penjabaran APBD APBD dan Rancangan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran
APBD diterima oleh Menteri Dalam
Negeri/Gubernur
10. Penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah Paling lambat 7 hari kerja (sejak
tentang APBD sesuai hasil evaluasi yang ditetapkan diterima keputusan hasil evaluasi)
dengan keputusan pimpinan DPRD tentang
penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD
11. Penyampaian keputusan pimpinan DPRD 3 hari kerja setelah keputusan
tentang penyempurnaan Rancangan Peraturan pimpinan DPRD ditetapkan
Daerah tentang APBD kepada menteri dalam
negeri/Gubernur

12. Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan paling lambat akhir Desember (31
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Desember)
APBD sesuai dengan hasil evaluasi

13. Penyampaian peraturan Daerah tentang APBD paling lambat 7 hari kerja setelah
dan Peraturan Kepala Daerah tentang Peraturan Daerah dan Peraturan
Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Kepala Daerah ditetapkan
Negeri/Gubernur
PENERAPAN PROTOKOL
KESEHATAN

Pemerintah daerah tetap melakukan


penerapan Protokol Penanganan
COVID 19 di lingkungan masing-
masing pemerintah daerah sesuai
tingkatan kewenangannya yang
bertujuan untuk menekan
penyebaran wabah pandemi COVID
19
Dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2021, Pemerintah
Daerah mengalokasikan anggaran yang memadai untuk
penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019, dengan
prioritas sebagai berikut:
a. penanganan kesehatan dan hal lain terkait kesehatan;
b. penanganan dampak ekonomi terutama menjaga agar
dunia usaha daerah masing-masing tetap hidup; dan
c. penyediaan jaring pengaman sosial/social safety net.
Dalam hal pandemi Corona Virus Disease 2019 suatu daerah telah dapat dikendalikan,
Pemerintah Daerah mengalokasikan anggaran untuk penerapan adaptasi kebiasaan baru
produktif dan aman Corona Virus Disease 2019 dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Tahapan penyusunan dan pembahasan dalam penetapan APBD Tahun Anggaran 2021
dilaksanakan dengan memperhatikan penerapan protokol pencegahan penularan Corona Virus
Disease 2019.
Penerapan protokol pencegahan penularan Corona Virus Disease 2019, berdasarkan pada
penerapan status daerah oleh satuan tugas penanganan Corona Virus Disease 2019 setempat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai