Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Transaksi belanja di
SKPD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-SKPD). Transaksi ini
dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat
menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga.
Beban adalah penurunan masa manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
ataupun timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat:
Timbulnya kewajiban saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemda tanpa
diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah. Contoh tagihan rekening telepon dan
listrik yang belum dibayar.
Terjadinya konsumsi aset saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak
didahului timbulnya kewajiban atau konsumsi aset non kas dalam kegiatan
operasional. Contoh: beban perlengkapan yang sudah dipakai.
Terjadinya penurunan masa manfaat ekonomi atau potensi jasa saat terjadi
penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan. Contoh:
penurunan masa manfaat ekonomi atau penyusutan aset tetap.
Beban dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam laporan operasional dengan
cara menaksir wajarnya pada tanggal terjadinya transaksi. Selain itu transaksi yang
seperti ini juga harus diungkapkan dalam CaLK sehingga dapat diketahui informasi
yang relevan mengenai bentuk dari beban tersebut.
Klasifikasi Akun Beban Daerah dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Kod Uraian
e
9 Beban
9.1 Beban Operasi
Merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari Pemda yang
memberi manfaat jangka pendek
9.1.1 Beban Pegawai
Merupakan pengeluaran sebagai kompensasi terhadap pegawainya baik dalam
bentuk uang atau barang. Contoh: belanja gaji dan tunjangan, uang lembur,
belanja tambahan penghasilan PNS dll
9.1.2 Beban Barang dan Jasa
Untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai, dipasarkan
atau tidak dipasarkan, diserahkan atau dijual pada masyarakat/pihak ketiga,
atau untuk pembayaran honorarium kegiatan non pegawai.
Contoh: belanja bahan habis pakai, belanja jasa kantor, belanja beasiswa
pendidikan PNS
9.1.3 Beban Bunga
Untuk alokasi pengeluaran Pemda pada pembayaran bunga yang dilakukan
atas kewajiban penggunaan pokok utang. Contoh: bunga utang pinjaman dan
buga utang obligasi.
9.1.4 Beban Subsidi
Pengeluaran yang diberikan oleh Pemda kepada BUMN/BUMD atau pihak
ketiga dalam pemanfaatannya memenuhi hajat hidup orang banyak agar
harganya lebih terjangkau oleh Masyarakat.
9.1.5 Beban Hibah
Berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa yang bersifat tidak wajib
secara dengan peruntukan yang spesifik.
9.1.6 Beban Bantuan Sosial
Pengeluaran Pemda kepada masyarakat guna melindungi kemungkinan
terjadinya resiko sosial (diberikan kepada Lembaga bidang Pendidikan dan
keagamaan)
9.1.7 Beban Penyusutan
Untuk mencatat penyusutan akan aset tetap yang dimiliki Pemda. Contoh
beban penyusutan peralatan dan mesin, beban penyusutan aset tetap lainnya,
beban penyusutan aset lainnya.
9.1.8 Beban Penyisihan Piutang
Untuk mencatat beban cadangan yang harus dibentuk sebesar presentase
tertentu dari akun piutang terkait.
9.1.9 Beban Lain-lain
Untuk mencatat beban Pemda yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pos-
pos pengeluaran jenis beban di atas.
9.2 Beban Transfer (PPKD)
Merupakan beban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada
suatu entitas pelaporan lainnya yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan.
9.3 Beban Non Opersional
Merupakan beban yang sifatnya tidak rutin. Contoh: defisit penjualan aset,
defisit penyelesaian kewajiban.
9.4 Beban Luar Biasa
Untuk mencatat kejadian luar biasa yaitu kejadian yang tidak dapat diramalkan
terjadi pada tahun anggaran, tidak diharapkan terjadi berulang-ulang, dan/atau
kejadian diluar kendali pemerintah.
Berikut adalah dokumen sumber serta lampirannya yang dijadikan dasar dalam
pencatatan transaksi belanja/beban:
No Transaksi Belanja Dokumen Sumber Lampiran Dokumen Sumber
1 Dengan mekanisme SP2DLS SPM
LS Kwitansi SPD
Daftar gaji dan Berita Acara Serah
tunjangan Terima (BAST)
Bukti pengeluaran Barang/Jasa
lainnya Resume Kontrak
2 Dengan mekanisme SO2D UP/GU/TU SPM
UP/GU/TU SPJ dan LPJ Bendahara SPD
Pengeluaran Bukti transaksi lainnya
Bukti Kas Umum
Bukti Transaksi, seperti
kwitansi, daftar honor
dsb
Utang Beban
Apabila terdapat belanja yang sudah terjadi atau sudah menjadi kewajiban Pemda,
namun belum dilakukan pembayaran hingga akhir tahun, maka jurnalnya:
Beban … (selain beban modal) xxx
Utang Beban xxx
Contoh di transaksi ini seperti adanya tagihan belanja listrik/telepon untuk bulan
Desember, namun belum bisa dibayar hingga akhir tahun.
Berikut ini adalah contoh pencatatan transaksi untuk laporan operasional, neraca,
dan realisasi anggaran di SKPD:
Jurnal pencatatan beban untuk menghasilkan Laporan Operasional dan Neraca
sebagai berikut:
Beban … xxx
Kas di bendahara pengeluaran/utang/RK-PPKD xxx
Untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran yang berbasis kas, dibuat jurnal
realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
Beban … xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Contoh 1:
Bendahara pengeluaran pemerintah membayar gaji dan tunjangan pegawai sebesar Rp
20.000.000,00 dengan menerbitkan SPM LS dan sudah terbit SP2D. Atas transaksi ini
dicatat jurnal finansial yang akan menghasilkan laporan operasional dan neraca sebagai
berikut:
Beban Gaji dan tunjangan pegawai 20.000.000
RK PPKD 20.000.000
Oleh karena transaksi ini menyangkut akun-akun LRA dalam hal ini akun pendapatan
dan melibatkan kas, maka selain membuat jurnal finansial, juga perlu dibuat jurnal
realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
Belanja Pegawai xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Contoh 2:
Dicatat beban atas tagihan Listrik bulan Desember sebesar Rp 3.500.000,00. Atas
transaksi ini dicatat jurnal finansial yang akan menghasilkan laporan operasional dan
neraca sebagai berikut:
Beban Listrik 3.500.000
Utang Listrik 3.500.000
Catatan: Transaksi ini memang menyangkut akun LRA dalam hal ini akun belanja,
namun karena belum melibatkan kas, maka tidak perlu dibuat jurnal realisasi
pelaksanaan anggaran.
Contoh 3:
Telah diterima barang persediaan ATK yaitu dengan ditandatangai Berita Acara Serah
Terima (BAST) senilai Rp 25.000.000,00 (pendekatan aset), dan dibayar dengan uang
persediaan (sudah disahkan oleh PA).
Atas transaksi ini dicatat jurnal finansial yang akan menghasilkan laporan operasional
(SAK) dan neraca sebagai berikut:
Persediaan 25.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 25.000.000
Oleh karena transaksi ini menyangkut akun akun LRA dalam hal iniakun belanja dan
melibatkan kas, maka selain membuat jurnal finansial, juga perlu dibuat jurnal realisasi
pelaksanaan anggaran (SAPA) sebagai beriut:
Belanja Barang 25.000.000
Estimasi Perubahan SAL 25.000.000