Anda di halaman 1dari 9

Belanja dan Beban Daerah

Berdasarkan PP No 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, belanja


didefinisikan sebagai semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya Kembali oleh pemerintah.
 Belanja berdasarkan jenis belanja dibedakan seperti berikut:
1) Belanja Operasi
2) Belanja Modal
3) Belanja Tidak Terduga
4) Belanja Transfer
 Menurut format APBD (Permendagri 13/2006), belanja dibedakan menjadi
1) Belanja Langsung
Belanja yang dipengaruhi langsung oleh adanya kegiatan yang
direncanakan/terprogram. Contoh: belanja selain gaji/tunjangan (honor), belanja
barang danbelanja modal.
2) Belanja Tidak Langsung
Belanja yang tidak langsung terpengaruh secara langsung oleh adanya kegiatan
yang direncanakan/terprogram. Contoh: belanja gaji/tunjangan, belanja bunga,
belanja subsidi, belanja hibah dll
*Setelah keluar PP 12 Tahun 2019 dan Permendagri 90/2019, belanja langsung dan
tidak langsung tidak ada.
Akun-akun belanja hanya ada di LRA, sementara di LO menggunakan akun beban. Pada
dasarnya, belanja diukur dari jumlah pengeluaran kas yang keluar dari Rekening
Kas Umum Daerah dan/atau Rekenig Bendahara Pengeluaran, sedangkan beban
dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan dan
disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasinya.

Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Transaksi belanja di
SKPD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-SKPD). Transaksi ini
dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat
menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga.

Belanja diakui pada saat:


 Terjaninya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah
 Untuk pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, diakui pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang melakukan
fungsi perbendaharaan atau oleh Pengguna Anggaran.

Belanja menurut klasifikasinya dibedakan menjadi 3 yaitu menurut ekonomi (jenis


belanja), organisasi, dan fungsi
 Klasifikasi menurut Ekonomi (Jenis Bekanja)
Merupakanpengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk
melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk Pemda meliputi belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial, bantuan keuangan, bagi hasil, dan belanja tak terduga.
 Klasifikasi menurut Organisasi
Merupakan klasifikasi berdasarkan unit organisasi pengguna anggaran. Pada
pemerintah daerah antara lain seperti belanja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD), Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, Dinas
Pemerintah Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota.
 Klasifikasi menurut fungsi
Merupakan klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi utama pemerintah
pusat/daerah dalam memberikan pelayanan kepada Masyarakat. Contoh klasifikasi
belanja menurut fungsi sebagai berikut:
1) Pelayanan umum
2) Pertahanan
3) Ketertiban dan keamanan
4) Ekonomi
5) Perlindungan Lingkungan Hidup
6) Perumahan dan Permukiman
7) Kesehatan
8) Pariwisata dan budaya
9) Agama
10) Pendidikan
11) Perlindungan sosial
Klasifikasi akuan belanja dapat dilihat pada table di bawah ini:
Kode Uraian
5 Belanja
5.1 Belanja Operasi
Merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari Pemda yang
memberi manfaat jangka pendek.
5.1.1 Belanja Pegawai
Merupakan pengeluaran sebagai kompensasi terhadap pegawainya baik
dalam bentuk uang atau barang. Contoh: belanja gaji dan tunjangan, uang
lembur, biaya tambahan penghasilan PNS, dll
5.1.2 Belanja Barang dan Jasa
Untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai, dipasarkan
atau tidak dipasarkan, diserahkan atau dijual pada Masyarakat/pihak ketig,
atau untuk pembayaran honorarium kegiatan non pegawai. Contoh: belanja
bahan habis pakai, belanja jasa kantor, belanja beasiswa Pendidikan PNS, dll
5.1.3 Belanja Bunga
Untuk alokasi pengeluaran Pemda pada pembayaran bunga yang dilakukan
atas kewajiban penggunaan pokok utang. Contoh: bunga utang piijaman, dan
bunga utang obligasi
5.1.4 Belanja Subsidi
Pengeluaran yang diberikan oleh Pemda kepada BUMN/BUMD atau pihak
ketiga dalam pemanfaatannya memenuhi hajat hidup orang banyak agar
harganya lebih terjangkau oleh Masyarakat.
5.1.5 Belanja Hibah
Berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa yang bersifat tidak
wajib secara dengan peruntukan yang spesifik
5.1.6 Belanja Bantuan Sosial
Pengeluaran Pemda kepada masyarakat guna melindungi kemungkinan
terjadinya risiko sosial (diberikan kepada Lembaga bidang Pendidikan dan
keagamaan)
5.2 Belanja Modal
Digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu tahun.
5.2.1 Belanja Modal Tanah
Akun Belanja Modal Pengadaan Tanah yang digunakan untuk alokasi belanja
pengadaan tanah dalam kegiatan pemerintah daerah
5.2.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Akun Belanja Modal Pengadaan Peralatan dan Mesin untuk alokasi belanja
pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam kegiatan pemerintah
daerah
5.2.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Untuk alokasi belanja pengadaan gedung dan bangunan yang akan
digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah.
5.2.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Untuk alokasi belanja pengadaan jalan, irigasi, dan jaringan yang akan
digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah.
5.2.5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
Untuk alokasi belanja pengadaan yang nantinya akan menghasilkan aset
tetap lainnya guna digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah.
5.3 Belanja Tak Terduga
Pengeluaran Pemda yang sifat pengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan
ke dalam pos-pos pengeluaran jenis belanja di atas.
Jurnal transaksi belanja daerah dicatat dalam sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran
(basis kas) untuk dilaporkan dalam LRA. Saat pengakuan belanja tergantung dari cara
pembayaran belanja itu sendiri, seperti berikut:
 Belanja yang dibayarkan secara langsung (LS)
Diakui setelah SKPD menima (Surat Perintah Pencairan Dana) SP2D-LS dari BUD
(Bendahara Umum Daerah)/Kuasa BUD
 Belanja yang dibayarkan oleh bendahara pengeluaran SKPD
Dibayarkan oleh bendahara pengeluaran SKPD dengan menggunakan dana Uang
Persediaan/Ganti Uang Persediaan/Tambah Uang Persediaan (UP/GU/TU), diakui
setelah Surat Pertanggungjawaban (SPJ) belanja disetujui/disahkan Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA).

Beban adalah penurunan masa manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
ataupun timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat:
 Timbulnya kewajiban saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemda tanpa
diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah. Contoh tagihan rekening telepon dan
listrik yang belum dibayar.
 Terjadinya konsumsi aset saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak
didahului timbulnya kewajiban atau konsumsi aset non kas dalam kegiatan
operasional. Contoh: beban perlengkapan yang sudah dipakai.
 Terjadinya penurunan masa manfaat ekonomi atau potensi jasa saat terjadi
penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan. Contoh:
penurunan masa manfaat ekonomi atau penyusutan aset tetap.

Beban dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam laporan operasional dengan
cara menaksir wajarnya pada tanggal terjadinya transaksi. Selain itu transaksi yang
seperti ini juga harus diungkapkan dalam CaLK sehingga dapat diketahui informasi
yang relevan mengenai bentuk dari beban tersebut.

Penyusutan/amortisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dikelompokkan


menjadi seperti berikut:
 Metode garis lurus (straight line method)
 Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)
 Metode unit produksi (unit of production method)

Klasifikasi Akun Beban Daerah dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Kod Uraian
e
9 Beban
9.1 Beban Operasi
Merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari Pemda yang
memberi manfaat jangka pendek
9.1.1 Beban Pegawai
Merupakan pengeluaran sebagai kompensasi terhadap pegawainya baik dalam
bentuk uang atau barang. Contoh: belanja gaji dan tunjangan, uang lembur,
belanja tambahan penghasilan PNS dll
9.1.2 Beban Barang dan Jasa
Untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai, dipasarkan
atau tidak dipasarkan, diserahkan atau dijual pada masyarakat/pihak ketiga,
atau untuk pembayaran honorarium kegiatan non pegawai.
Contoh: belanja bahan habis pakai, belanja jasa kantor, belanja beasiswa
pendidikan PNS
9.1.3 Beban Bunga
Untuk alokasi pengeluaran Pemda pada pembayaran bunga yang dilakukan
atas kewajiban penggunaan pokok utang. Contoh: bunga utang pinjaman dan
buga utang obligasi.
9.1.4 Beban Subsidi
Pengeluaran yang diberikan oleh Pemda kepada BUMN/BUMD atau pihak
ketiga dalam pemanfaatannya memenuhi hajat hidup orang banyak agar
harganya lebih terjangkau oleh Masyarakat.
9.1.5 Beban Hibah
Berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa yang bersifat tidak wajib
secara dengan peruntukan yang spesifik.
9.1.6 Beban Bantuan Sosial
Pengeluaran Pemda kepada masyarakat guna melindungi kemungkinan
terjadinya resiko sosial (diberikan kepada Lembaga bidang Pendidikan dan
keagamaan)
9.1.7 Beban Penyusutan
Untuk mencatat penyusutan akan aset tetap yang dimiliki Pemda. Contoh
beban penyusutan peralatan dan mesin, beban penyusutan aset tetap lainnya,
beban penyusutan aset lainnya.
9.1.8 Beban Penyisihan Piutang
Untuk mencatat beban cadangan yang harus dibentuk sebesar presentase
tertentu dari akun piutang terkait.
9.1.9 Beban Lain-lain
Untuk mencatat beban Pemda yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pos-
pos pengeluaran jenis beban di atas.
9.2 Beban Transfer (PPKD)
Merupakan beban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada
suatu entitas pelaporan lainnya yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan.
9.3 Beban Non Opersional
Merupakan beban yang sifatnya tidak rutin. Contoh: defisit penjualan aset,
defisit penyelesaian kewajiban.
9.4 Beban Luar Biasa
Untuk mencatat kejadian luar biasa yaitu kejadian yang tidak dapat diramalkan
terjadi pada tahun anggaran, tidak diharapkan terjadi berulang-ulang, dan/atau
kejadian diluar kendali pemerintah.

Jurnal Transaksi Belanja Daerah


Dicatat dalam sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (basis kas) untuk dilaporkan
dalam LRA. Saat pengakuan belanja tergantung dari cara pembayaran belanja itu
sendiri, sebagai berikut:
 Belanja yang dibayarkan secara LS
Diakui setelah SKPD menerima SP2D-LS dari BUD/Kuasa BUD, maka jurnalnya:
Belanja … xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

 Belanja yang dibayarkan oleh bendahara pengeluaran SKPD


Dibayarkan oleh bendahara pengeluaran SKPD dengan menggunakan dana uang
persediaan (UP/GU?TU), diakui setelah SPJ belanja disetujui/disahkan PA/KPA,
jurnalnya:
Belanja … xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Berikut adalah dokumen sumber serta lampirannya yang dijadikan dasar dalam
pencatatan transaksi belanja/beban:
No Transaksi Belanja Dokumen Sumber Lampiran Dokumen Sumber
1 Dengan mekanisme  SP2DLS  SPM
LS  Kwitansi  SPD
 Daftar gaji dan  Berita Acara Serah
tunjangan Terima (BAST)
 Bukti pengeluaran Barang/Jasa
lainnya  Resume Kontrak
2 Dengan mekanisme  SO2D UP/GU/TU  SPM
UP/GU/TU  SPJ dan LPJ Bendahara  SPD
Pengeluaran  Bukti transaksi lainnya
 Bukti Kas Umum
 Bukti Transaksi, seperti
kwitansi, daftar honor
dsb

Jurnal Transaksi Beban Daerah


Dicatat dalam sub-sistem akuntansi keuangan (basis akrual) untuk dilaporkan dalam LO.
Berikut cara penjurnalan beban berdasarkan jenis bebannya:
 Beban berupa belanja
Belanja yang dicatat sebagai beban hanya belanja yang menjadi beban periode
berjalan saja. Sehingga, belanja modal tidak masuk di dalam LO, namun yang
ditambahkan berupa beban penyusutan aset tetap, yang merupakan pengakuan atas
penurunan nilai perolehan aset tetap.
1) Beban dibayar secara LS
Setelah SKPD menerima SP2D-LS dari BUD/Kuasa BUD, maka jurnalnya:
Beban … (selain beban modal) xxx
RK-PPKD xxx
2) Beban dibayar oleh Bendahara Pengeluaran SKPD
Menggunakan Uang Persediaan atau Ganti Uang Persediaan atau Tambah Uang
Persediaan (UP/GU/TU), dari proses pengisian sampai disetorkan ke kas daerah.
Bendahara menerima UP/GU/TU, berdasarkan SP2D-UP/GU/TU
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
RK-PPKD xxx

SPJ belanja UP?GU/TU disahkan oleh PA/KPA


Beban … xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

Penyetoran Sisa Uang UP/GU/TU ke Kas Daerah


RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

 Utang Beban
Apabila terdapat belanja yang sudah terjadi atau sudah menjadi kewajiban Pemda,
namun belum dilakukan pembayaran hingga akhir tahun, maka jurnalnya:
Beban … (selain beban modal) xxx
Utang Beban xxx
Contoh di transaksi ini seperti adanya tagihan belanja listrik/telepon untuk bulan
Desember, namun belum bisa dibayar hingga akhir tahun.

 Beban Dibayar Dimuka


Apabila terdapat belanja yang dibayar dimuka (seperti sewa bangunan atau
kendaraan dibayar dimuka), namun barang/jasanya belum diterima seluruhnya
hingga akhir tahun, maka jurnalnya:
Beban Dibayar Dimuka xxx
Beban xxx

 Beban Konsumsi Aset


1) Pembelian persediaan dengan UP/GU/TU
Beban Persediaan xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

2) Penyesuaian di akhir tahun (metode periodik)


Karena pendekatan saat mencatat persediaan merupakan pendekatan beban,
maka yang dijurnal adalah sisa dari konsumsinya, jurnalnya
Persediaan xxx
Beban Persediaan xxx

 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih


1) Pada akhir tahun dapat dibuat jurnal penyesuaian untuk membentuk penyisihan
piutang tak tertagih, jurnalnya:
2) Bila pada akirnya piutang dihapuskan dan sebelumnya telah dibentuk
penyisihan tak tertagih, maka jurnalnya
Penyisihan Piutang Tak tertagih xxx
Piutang xxx
3) Bila terdapat piutang yang akan dihapuskan, namun belum pernah membentuk
penyisihan tak tertagih sebelumnya, jurnalnya:
Beban/Kerugian Piutang Tak Tertagih xxx
Piutang xxx

 Beban Penyusutan Aset Tetap


Untuk mengakui penyusutan aset tetap dilakukan dengan membuat jurnal sebagai
berikut:
Beban Penyusutan Aset Tetap xxx
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap xxx

Akun “Beban Penyusutan Aset Tetap” dilaporkan di LO, sedangkan akun


“Akumulasi Penysusutan Aset Tetap” dilaporkan di Neraca sebagai akun kontra dari
aset tetap.

 Jurnal Koreksi Kesalahan Belanja/Beban


Merupakan koreksi atas kelebihan pembayaran belanja oleh Pemda. Dalam koreksi
kesalahan belanja/beban tidak ada istilah kesalahan yang sering terjadi seperti yang
ada dalam koreksi pendapatan. Koreksi atas kesalahan yang terjadi pada tahun
berjalan dapat juga berupa kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya, namun
laporan keuangan tahun berkenaan belum diterbitkan.
Pada sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (Belanja/LRA), jurnalnya:
Estimasi Perubahan SAL xxx
Belanja xxx
Pada sub-sistem akuntansi keuangan (beban/LO), jurnalnya:
RK-PPKD xxx
Beban xxx
Koreksi ini dibukukan sebagai pengurang belanja/beban pada periode yang
bersangkutan koreksi atas kesalahan yang berasal dari tahun sebelumnya merupakan
kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya Dimana laporan keuangan tahun
berkenaan sudah diterbitkan.
Pada sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (belanja/LRA), jurnalnya:
Estimasi Perubahan SAL xxx
Laiin-lain Pendapatan -LRA (PAD) xxx
Pada sub-sistem akuntansi keuangan (beban/LO), jurnalnya:
RK-PPKD xxx
Lain-lain Pendapatan-LO (PAD) xxx

Koreksi ini dibukukan dalam pos pendapatan lain-lain-LRA/LO. Apabila terjadi


penambahan beban, maka dilakukan penyesuaian/pembetulan pada akun ekuitas.

Koreksi atas kesalahan yang berasal dari tahun sebelumnya


Merupakan kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya dimana laporan
keuangan tahun tersebut sudah diterbitkan.
Pada sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (Belanja/LRA), jurnalnya:
Estimasi Perubahan SAL xxx
Lain-lain Pendapatan-LRA (PAD) xxx

Pada sub-sistem akuntansi keuangan (beban/LO), jurnalnya:


RK-PPKD xxx
Lain-lain Pendapatan-LO (PAD) xxx
Koreksi ini dibukukan dalam pos pendapatan lain-lain-LRA/LO. Apabila terjadi
penambahan beban, maka dilakukan penyesuaian/pembetulan pada akun ekuitas.

Berikut ini adalah contoh pencatatan transaksi untuk laporan operasional, neraca,
dan realisasi anggaran di SKPD:
Jurnal pencatatan beban untuk menghasilkan Laporan Operasional dan Neraca
sebagai berikut:
Beban … xxx
Kas di bendahara pengeluaran/utang/RK-PPKD xxx

Untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran yang berbasis kas, dibuat jurnal
realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
Beban … xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Contoh 1:
Bendahara pengeluaran pemerintah membayar gaji dan tunjangan pegawai sebesar Rp
20.000.000,00 dengan menerbitkan SPM LS dan sudah terbit SP2D. Atas transaksi ini
dicatat jurnal finansial yang akan menghasilkan laporan operasional dan neraca sebagai
berikut:
Beban Gaji dan tunjangan pegawai 20.000.000
RK PPKD 20.000.000
Oleh karena transaksi ini menyangkut akun-akun LRA dalam hal ini akun pendapatan
dan melibatkan kas, maka selain membuat jurnal finansial, juga perlu dibuat jurnal
realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
Belanja Pegawai xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Contoh 2:
Dicatat beban atas tagihan Listrik bulan Desember sebesar Rp 3.500.000,00. Atas
transaksi ini dicatat jurnal finansial yang akan menghasilkan laporan operasional dan
neraca sebagai berikut:
Beban Listrik 3.500.000
Utang Listrik 3.500.000

Catatan: Transaksi ini memang menyangkut akun LRA dalam hal ini akun belanja,
namun karena belum melibatkan kas, maka tidak perlu dibuat jurnal realisasi
pelaksanaan anggaran.

Contoh 3:
Telah diterima barang persediaan ATK yaitu dengan ditandatangai Berita Acara Serah
Terima (BAST) senilai Rp 25.000.000,00 (pendekatan aset), dan dibayar dengan uang
persediaan (sudah disahkan oleh PA).
Atas transaksi ini dicatat jurnal finansial yang akan menghasilkan laporan operasional
(SAK) dan neraca sebagai berikut:
Persediaan 25.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 25.000.000
Oleh karena transaksi ini menyangkut akun akun LRA dalam hal iniakun belanja dan
melibatkan kas, maka selain membuat jurnal finansial, juga perlu dibuat jurnal realisasi
pelaksanaan anggaran (SAPA) sebagai beriut:
Belanja Barang 25.000.000
Estimasi Perubahan SAL 25.000.000

Anda mungkin juga menyukai