Anda di halaman 1dari 32

RESUME

AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Daerah

Dosen Pengajar:
Fajar Syaiful Akbar, SE, M.Aks.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
1. Eirene Dewi Anggraeni (17013010162)
2. Nadia Agdevi Firdaus (17013010190)
3. Asmaul Tanziyah (17013010243)
4. Dadang Puspita Revani (17013010266)
5. Niken Intan Syabilla (17013010275)
6. Erika Aulia Susanto (17013010276)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


KELAS C AKUNTANSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA
TIMUR
2019
A. Definisi Belanja dan Beban

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi


Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan
Operasional (LO) menyebut dengan beban. LRA disusun dan disajikan dengan
menggunakan anggaran berbasis kas, sedangkan LO disajikan dengan prinsip
akrual yang disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis
akrual (full accrual accounting cycle).

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Sedangkan beban adalah kewajiban
pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara Umum


Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih
dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Jenis-jenis Belanja :

1. Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari


pemerintah pusat yang memberi manfaat jangka pendek
2. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi
Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan
yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti
penangulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah pusat.
Ada beberapa perbedaan antara Beban dan Belanja, yaitu:

B. Klasifikasi Beban dan belanja diklasifikasi menurut:

1. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai,


beban barang, beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan
sosial, beban penyusutan aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban
tak terduga.
2. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan belanja yang didasarkan pada
jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi
meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi,
hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi ekonomi pada
pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja
modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial dan belanja tak terduga.
3. Klasifikasi beban dan belanja berdasarkan organisasi adalah klasifikasi
berdasarkan unit organisasi pengguna anggaran. Untuk pemerintah daerah,
belanja sekretariat DPRD, belanja sekretariat daerah
provinsi/kota/kabupaten, belanja dinas pemerintah tingkat
provinsi/kota/kabupaten dan lembaga teknis daerah tingkat
provinsi/kota/kabupaten.

Sedangkan, berdasarkan PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional (LO),


beban hanya diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi, yang pada prinsipnya
mengelompokkan berdasarkan jenis beban. Berikut adalah klasifikasi beban dalam
LO menurut PSAP Nomor 12 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan
kewenangan atas beban tersebut:
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam format APBD menurut Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006:

Berikut adalah klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02 Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas belanja tersebut:
*) Hibah dan bantuan sosial berupa uang merupakan kewenangan PPKD,
sedangkan hibah barang dan jasa serta bantuan sosial berupa barang merupakan
kewenangan SKPD.

Alasan Pentingnya Klasifikasi Belanja :

1. Memformulasikan kebijakan dan mengidentifikasi alokasi sumber daya


sektor-sektor
2. Mengidentifikasi capaian kegiatan pemerintah melalui penilaian kinerja
pemerintah; dan
3. Membangun akuntabilitas atas ketaatan dalam pelaksanaan anggaran
terhadap otorisasi yang diberikan oleh legislatif.

C. Pengakuan

Menurut PSAP Nomor 12 tentang akuntansi beban dalam Peraturan Pemerintah


Nomor 71 Tahun 2010, beban diakui pada saat:
1. Timbulnya kewajiban Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya
peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas
dari kas umum daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening
listrik seperti yang tertulis di atas.
2. Terjadinya konsumsi aset Terjadinya konsumsi aset adalah saat
pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya
kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional
pemerintah.
3. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat
penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan/berlalunya waktu. Contohnya adalah penyusutan atau
amortisasi.

Menurut PSAP Nomor 02 tentang akuntansi belanja dalam Peraturan Pemerintah


Nomor 71 Tahun 2010, belanja diakui pada saat:

1. Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh


transaksi di SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan definitif oleh
fungsi BUD untuk masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD dan
PPKD.
2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi
pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh
pengguna anggaran setelah diverifikasi oleh PPK-SKPD. 3. Dalam hal
badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.

Dalam rangka pencatatan atas pengakuan beban dapat menggunakan dua


pendekatan yaitu:

1. Metode pendekatan Beban Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud
untuk digunakan atau konsumsi segera mungkin.
2. Metode pendekatan Aset Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai persediaan jika pembelian barang dan jasa itu
dimaksud untuk digunakan dalam satu periode anggaran atau untuk
sifatnya berjaga jaga.

D. Pengukuran

Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan.
Belanja diukur jumlah pengeluaran kas yang keluar dari Rekening Kas Umum
Daerah dan atau Rekening Bendahara Pengeluaran berdasarkan azas bruto.

E. Penilaian

Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan
dan disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi (line
item). Belanja dinilai sebesar nilai tercatat dan disajikan pada laporan realisasi
anggaran berdasarkan belanja langsung dan tidak langsung.

F. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan terkait
dengan beban adalah:

1. Rincian beban per SKPD.


2. Penjelasan atas unsur-unsur beban yang disajikan dalam laporan keuangan
lembar muka.
3. Informasi lainnya yang dianggap perlu.

Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan belanja, antara lain:

1. Rincian belanja per skpd.


2. Penjelasan atas unsur-unsur belanja yang disajikan dalam laporan
keuangan lembar muka.
3. Penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya target realisasi belanja daerah.
4. Informasi lainnya yang dianggap perlu.

Belanja dan beban diklasifikasikan menurut


1. Klasifikasi ekonomi (jenis belanja dan jenis beban), organisasi, dan fungsi.
Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja dan beban yang
didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas.
2. Khusus untuk belanja, analisis mengenai hal-hal yang menyebabkan
terjadinya selisih antara anggaran dengan realisasinya sangat disarankan
untuk diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan

G. Prosedur Akuntansi Beban Dan Belanja Di SKPD

1. Pihak Pihak Terkait

Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja antara lain
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan Bendahara
Pengeluaran SKPD.

a. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)

Dalam sistem akuntansi Beban dan Belanja, PPK-SKPD melaksanakan fungsi


akuntansi SKPD, memiliki tugas sebagai berikut:

a) Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti


bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku
Jurnal LO dan Neraca.
b) Melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian beban dan belanja
kedalam Buku Besar masing masing rekening (rincian objek).
c) Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE) , dan Catatan atas Laporan keuangan

b.Bendahara Pengeluaran SKPD

a) Mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan belanja


kedalam buku kas umum SKPD.
b) Membuat SPJ atas beban dan belanja.
2. Dokumen yang Digunakan
Berikut adalah klasifikasi beban dalam LO menurut PSAP Nomor 12 Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas beban tersebut:

Uraian Dokumen
BebanOperasi –LO
Beban Pegawai Daftar Gaji/SP2D/Dokumen yang
Beban Barang dan Jasa BAST/SP2D/Dokumenyang
Dipersamakan dipersamakan
BebanHibah NPHD/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Beban Penyusutan dan Amortisasi Bukti memorial/dokumen yang
Beban Penyisihan Piutang Bukti memorial/dokumen
Dipersamakan yang
Beban Lain-Lain SP2D/Dokumenyang
Dipersamakan dipersamakan

Berikut adalah klasifikasi belanja dalam format APBD menurut Permendagri


Nomor 13 Tahun 2006:

Uraian Dokumen
Belanja Tidak Langsung
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Surat Keputusan Kepala
Belanja Langsung
Belanja pegawai Daftar Honor/SP2D
Belanja barang dan jasa BAST/SP2D/Dokumenyang
Belanja modal BAST/SP2D/Dokumenyang

Berikut adalah klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02 Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas belanja tersebut:

Uraian Dokume
BelanjaOperasi
Belanja Pegawai Daftar Gaji/SP2D/Dokumen yang
BelanjaBarang BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Hibah(Uang, barangdanJasa)*) NPHD/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Bantuan Sosial (uangdan Surat Keputusan Kepala Daerah
BelanjaModal
BelanjaTanah Sertifikat/BAST/SP2D/Dokumen yang
Belanja PeralatandanMesin BAST/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
BelanjaGedungdanBangunan BAST Pekerjaan/SP2D/Dokumen yang
BelanjaJalan,Irigasi, danJaringan BAST Pekerjaan/SP2D/Dokumen yang
BelanjaAset tetaplainnya BAST/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
BelanjaAsetLainnya BAST/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
3. Jurnal Standar
a. Beban dan Belanja Pegawai
Beban dan Belanja pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS
dimana pembayaran tersebut langsung ditransfer ke rekening masing-masing
PNSD. Berdasarkan SP2D LS Gaji dan Tunjangan, maka jurnal standar:

Jurnal LO dan Neraca

Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debitt Kredit

XXX Beban Gaji Pokok XXX

XXX XXX XXX


RK-PPKD XXX

Jurnal LRA

Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredit
XXX Belanja Gaji Pokok XXX
XXX XXX
XXX Perubahan SAL XXX

Beban dan Belanja pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS dimana


pembayaran ditransfer ke Bendahara Pengeluaran kemudian oleh bendahara
pengeluaran melakukan pembayaran ke masing masing PNS. Berdasarkan SP2D
LS Gaji dan Tunjangan, maka jurnal standar

Jurnal LO dan Neraca


Tangga Nomo Kod Uraia Debi Kredit
l r e
XX Kas n di t
XX
XX RK PPKD
Bendahara XX
X X
XXXX Beban Gaji Pokok XXX X
XX Kas XX
XXX X
X dibendahara X
XX
Jurnal LRA

Nomor Kod
Tangga Bukti e Urai Debi Kredit
XX Belanja Gaji XX
X XXXX XX Perubahan XX
X SAL X
Beban dan Belanja pegawai (misalnya pembayaran lembur) yang pembayarannya
melalui mekanisme UP/GU/TU dimana pembayaran oleh Bendahara Pengeluaran
melakukan pembayaran ke masing-masing PNS, maka jurnal standar:

Jurnal LO dan Neraca

Nomor Kod
Tangga Bukti e Uraia Debi Kredit
l Bebann Uang t
XX Lembur PNS XX
XXX XX X
XX Kas Bendahara X
X X Pengeluaran XX

Jurnal LRA
Nomor Kod
Tangga Bukti e Uraia Debi Kredit
l Rekenin n t
g Belanja Uang
XXX XX XX Lembur PNS XX
X X
XX Perubahan X XX
X SAL X

b. Beban dan Belanja Barang dan Jasa

Pembelian barang dan jasa yang pembayarannya melalui mekanisme LS ada 2


(dua) pendekatan yang digunakan yaitu:
1. Pendekatan Beban; dan
Pendekatan Beban akan diakui jika pembelian Barang dan Jasa dimana
Barang dan jasa tersebut akan digunakan/dikonsumsi segera.
2. Pendekatan Aset
Pendekatan Aset akan diakui jika pembelian Barang dan Jasa dimana
Barang dan Jasa tersebut akan digunakan/dikosumsi dalam jangka
waktu lama atau untuk berjaga jaga.

1. Pendekatan Beban
Pembelian Barang dan jasa berupa ATK yang mana ATK tersebut akan langsung
digunakan segera pada kegiatan. Serta Pembelian tersebut belum dilakukan
Pembayaran dan Barang dan jasayang dibeli telah diterima dengan surat Berita
Acara Serah Terima Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka
jurnal standar:

Jurnal LO dan Neraca


Nomor
Tanggal Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX Beban PersediaanATK XXX


XXX XXX
XXX UtangBelanjaATK XXX

Kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2DLS maka jurnal


standar:

Jurnal LO dan Neraca

Nomor
Tangga Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredit
l
XXX UtangBelanjaATK XX
XXX XXX X
XXX RK PPKD XXX

Jurnal LRA

Nomor
Tangga Bukti KodeRekenin Uraia Debit Kredi
XXX BelanjaATK XX
XXX XX XXX Perubahan SAL XXX
X
Atau kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D UP/GU/TU
maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredit

XXX Utang BelanjaATK XXX

XXX XXX Kas di Bendahara


XXX Pengeluaran XXX

Jurnal LRA

Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredit
XXX Belanja ATK XXX
XXX XXX XXX Perubahan SAL XXX

Pada akhir periode fungsi akuntansi akan melakukan Penghitungan fisik (Stock
Opname) terhadap barang dan jasa yangdibelidanbelumdigunakan
danberdasarkan hasil stock opname maka jurnal standar:

Jurnal LO dan Neraca

Nomor
Tangga Bukti KodeRekenin Uraia Debit Kredi
XX Persediaan ATK XX
XXX XX XX Beban ATK XXX

2. Pendekatan Aset

Pembelian Barang dan jasa berupa ATK yang mana ATK tersebut tidak langsung
akan digunakan/dikonsumsi segera tapi sifatnya untuk digunakan dalam satu
periode atausifatnya berjaga-jaga. Serta pembelian tersebut belum dilakukan
Pembayaran dan Barang dan jasa yang dibeli telah diterima dengan Surat Berita
Acara Serah Terima Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka
jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca

Nomor
Tangga Bukti KodeRekening Uraia Debit Kredi
XX Persediaan ATK XXX
Utang Belanja
XXX XX XX ATK XXX

Kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D.LS maka jurnal


standar:
Jurnal LO dan Neraca

Nomor
Tangga Bukti Kode Uraia Debit Kredi
XX Utang Belanja ATK XX
XXX XX XX
X RK PPKD X XXX

Jurnal LRA

Nomor
Tangga Bukti Kode Uraia Debit Kredi
l Rekening
XX BelanjanATK XX t
XXX XX X
XX Perubahan SAL X XXX
X X

Atau kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D UP/GU/TU


maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca

Kode
Tangga Nomor Rekenin Uraia Debit Kredi
XX Utang BelanjaATK XX
Kas di Bendahara
XXX XX XX Pengeluaran XXX

Jurnal LRA

Kode
Tangga Nomor Rekenin Uraia Debit Kredit
XX Belanja ATK XX
XXX XX XX Perubahan SAL XX
X X

Apabila perhitungan persediaan menggunakan metode perpetual maka pada akhir


periode akuntansi tidak perlu dilakukan jurnal penyesuaian. Selanjutnya
apabila perhitungan persediaan menggunakan metode periodik, maka fungsi
akuntansi melakukan Penghitungan fisik (Stock Opname) terhadap barang dan
jasa yang dibeli dan belum digunakan,dan berdasarkan hasil stock opname
tersebut jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca

Nomor
Tanggal Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
XXX Beban ATK XXX
XXX XXX
XXX Persediaan ATK XXX

c. Hibah dan Bantuan Sosial


Beban hibah dan Bantuan Sosial dalam bentuk barang, pengakuannya pada saat
penanda tanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)/Surat Perjanjian
Bantuan Sosial/ dokumen yang dipersamakan atau dapat juga pada saat
penyerahan kepada penerima hibah/bantuan sosial.Bebanhibah dan Bantuan
Sosial menggunakan dua metode pendekatan yaitu:

1. Pendekatan Beban
SKPD melakukan pembelian Barang dan jasa yang akan dihibahkan/diserahkan
kepada pihakketigadan Barangdan jasa tersebut telahditerima dari rekanan
dengan Berita Acara Serah Terima dariRekanan ke SKPD danakan tetapibelum
dilakukan pembayaran, serta kemudian barang tersebut langsung diserahkan ke
penerima hibah bersamaan dengan NPHD atau dokumen yang sah ditanda
tangani maka jurnal standar:

Jurnal LO dan Neraca


Nomor Kode
Tangga Bukti Rekenin Uraian Debit Kredi
Beban Barang.... yang akan
XXX diserahkan kpd Masyarakat XXX
Utang Belanja Barang ...
XXX XXX
XXX Yang akan diserahhkan XXX
pada
Kemudian PPK SKPD melakukan pembayaran kepada rekanan dengan
mekanisme LS maka pencatatan atas pembayaran tersebut dengan jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca

Nomor
Tangga Bukti KodeRekenin Uraian Debit Kredit
l g Utang Belanja
XXX Barang... yang akan XXX
diserahhkan pada
XXX XXX XXX RKPPKD XXX

Jurnal LRA

Nomor
Tangga Bukti KodeRekenin Uraian Debit Kredit
Belanja barang...
XXX dihibahkan kepada XXX
XXX PerubahanSAL XXX
XXX XXX

Pada akhir periode fungsi akuntansi akan melakukan Penghitungan fisik (Stock
Opname) terhadap barang dan jasa yang dibeli dan belum digunakan
danberdasarkan hasil stock opname maka jurnal standar:

Jurnal LO dan Neraca

Nomo Kode
Tanggal r Rekenin Uraian Debit Kredit
Persediaan
Barang...yang akan
XXX diserahkan kepada
Beban Barang...yang XX
XXX XXX XXX akan diserahkan XXX
kepada pihak ketiga
2. Pendekatan Aset
SKPD melakukan pembelian Barang dan jasa yang akan
dihibahkan/diserahkan kepada pihak ketiga dan Barangdan jasa tersebut telah
diterima dari rekanan dengan Berita Acara Serah Terima dariRekanan ke SKPD
danakan tetapi belum dilakukan pembayaran, serta NPHD/Surat Perjanjian
Bantuan Sosial/Dokumen yang dipersamakan telah ditanda tangani akan tetapi
barang tersebut belum diserahkan ke penerima hibah. Berdasarkan kejadian
tersebut,maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca

Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredit

Persediaan Barang yang


XXX akan diberikan kpd Pihak XXX
XXX XXX ketiga
XXX Utang Belanja XXX
Barang...

Kemudian PPK SKPD melakukan pembayaran kepada rekanan dengan


mekanisme LS maka pencatatan atas pembayaran tersebut dengan jurnal standar:

Jurnal LO dan Neraca

Nomor Kode Uraian


Tanggal Bukti Rekening Debit Kredit

XXX Utang Belanja Brg ... XXX


XXX XXX
XXX RKPPKD XXX

Jurnal LRA

Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredit

Belanja Hibah kpd


XXX XXX XXX kelompok XXX
XXX Masyarakat ... Perubahan XXX
SAL
Setelah itu barang yang akan diserahkan kepada Masyarakat oleh kepala SKPD
melakukan penyerahan barang kepada penerima hibah/bantuan social dimana
berdasarkan NPHD/Surat Perjanjian/Dokumen yang dipersamakanyang telah
ditanda tangani maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca

Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredit
Beban Barang yang akan
XXX diserahkan kpd Masyarakat XXX
Persediaan barang yang
XXX XXX
XXX akan diserahkan kpd XXX

d. Beban Penyusutan dan Amortisasi


Beban Penyusutan dan amortisasi adalah alokasi yang sistematis atas nilai aset
tetap yang dapat disusutkan (depreciableassets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan. Beban penyusutan SKPD jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca

Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredit

XXX Beban Penyusutan…. XXX


XXX XXX XXX Akm XXX
Penyusutan…

e. Beban Penyisihan Piutang

Beban penyisihan piutang adalah taksiran nilai piutang yang tidak dapat
diterima pembayarannya dimasa yang akan datang dari seseorang dan/atau
korporasi dan/atau entitas lain. Jurnal standar beban penyisihan piutang:
Jurnal LO dan Neraca

Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredit

Beban Penyisihan
XXX Piutang XXX
XXX XXX …..
XXX Penyisihan XXX
Piutang….
H. Prosedur Akuntansi Akuntansi Beban Dan Belanja Di PPKD

1. Pihak Terkait
a. PPK PPKD
PPK PPKD bertugas untuk melakukan administrasi termasuk menerbitkan
bukti memorial dan pencatatan akuntansi atas setiap transaksi yang terjadi
b. PPKD
PPKD mempunyai tugas memberikan otorisasi atas transaki beban yang
terjadiserta menyetujui penerbitan dokumen pencairan dana untuk
membayar beban yang terjadi.
c. BUD/Kuasa BUD
BUD/Kuasa BUD akan mempunyai tugas melakukan pembayaran atas
beban dari Kas di Kas Daerah yang dikelolanya.

2. Prosedur Akuntansi
Prosedur akuntansiuntuk pengakuan dan pencatatan beban yang dilakukan
oleh Bendahara Umum Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Bendahara Umum Daerah (BUD)/Kuasa Bendahara Umum Daerah
(Kuasa BUD) menerima dokumen tagihan dari pihak ketiga atau
dokumen sumber lainnya dan menyerahkan tembusannya kepada
PPK PPKD.
b. PPK PPKD membuat dokumen akuntansi/bukti memorial
berdasarkan tembusan tagihan dari pihak ketiga atau dokumen
sumber lainnya dari BUD/Kuasa BUD.
c. Berdasarkan dokumen tersebut BUD/Kuasa BUD melakukan
proses penatausahaan sesuai dengan sistem dan prosedur
penatausahaan keuangan, kemudian menyerahkan tembusan
dokumen pembayaran tersebut kepada PPK PPKD.
d. PPK PPKD membuat dokumen akuntansi/bukti memorial
berdasarkan tembusan dokumen pembayaran dari BUD/Kuasa BUD.
e. PPK PPKD melakukan pencatatan akuntansi dalam buku jurnal
berdasarkan dokumen akuntansi.
f. PPK PPKD melakukan posting jurnal ke buku besar.
g. Berdasarkan saldo Buku Besar PPK PPKD menyusun Lapora
Keuangan PPKD.

3. Dokumen Sumber
a. Surat Tagihan PihakKetiga
b. Bukti Pengeluaran Kas
c. Kuitansi/Bukti
Pembayaran
d. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
e. Dokumen Perjanjian Utang
f. SuratTagihan dari Penerima Subsidi g.Naskah Perjanjian Hibah Daerah
g. Bukti Memorial
h. Nota Debit
i. Bukti akuntansi lainnya

4. Langkah-Langkah Teknis

a) Beban Bunga

Berdasarkan Dokumen Perjanjian Utang, Fungsi Akuntansi PPKD membuat bukti


memorial terkait pengakuan beban bunga untuk diotorisasi oleh PPKD. Berdasarkan
Bukti memorial untuk pengakuan beban tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD melakukan
pencatatan “Beban Bunga” di debit dan “Utang Bunga” di kredit

dengan jurnal:

Beban Bunga xxx


Utang Bunga xxx

Selanjutnya dilaksanakan proses penatausahaan untuk pembayaran beban bunga


tersebut. Berdasarkan SP2D pengeluaran kas untuk pelunasan utang bunga tersebut,
Fungsi Akuntansi PPKD mencatat “Utang Bunga” di debit dan “Kas di Kas Daerah”
di kredit dengan jurnal:

Utang Bunga xxx


Kas di Kas Daerah xxx
Sebagai transaksi realisasi anggaran terhadap belanja bunga, Fungsi Akuntansi
PPKD mencatat “Belanja Bunga” di debit dan “Estimasi Perubahan SAL” di kredit
dengan jurnal:

Belanja Bunga xxx


Estimasi Perubahan SAL xxx

b) Beban Subsidi

Berdasarkan tagihan dari penerima subsidi yang telah melaksanakan prestasi sesuai
persyaratan pemberian subsidi, Fungsi Akuntansi PPKD menyiapkan bukti
memorial terkai pengakuan beban subsidi. Setelah diotorisasi oleh PPKD, bukti
memorial tersebut menjadi dasar bagi Fungsi Akuntansi PPKD mencatat “Beban
Subsidi” di debit dan “Utang Belanja Subsidi” di kredit dengan jurnal:

Beban Subsidi xxx


Utang Belanja Subsidi xxx

Selanjutnya dilaksanakan proses penatausahaan untuk pembayaran beban subsidi


tersebut mulai dari pengajuan SPP, pembuatan SPM hingga penerbitan SP2D.
Berdasarkan SP2D pengeluaran kas untuk pelunasan utang subsidi tersebut, Fungsi
Akuntansi PPKD mencatat “Utang Belanja Subsidi” di debit “Kas di Kas
Daerah” di kredit dengan jurnal:

Belanja Subsidi xxx


Estimasi Perubahan SAL xxx
c) Beban Hibah

PPKD dan Pemerintah/Pemerintah Daerah Lain/Perusahaan


Daerah/Masyarakat/Ormas bersama-sama melakukan penandatanganan Naskah
Perjanjian Hibah Daerah (NPHD). Pengakuan beban hibah sesuai NPHD
dilakukan bersamaan dengan penyaluran belanja hibah, mengingat kepastian beban
tersebut belum dapat ditentukan berdasarkan NPHD karena mengingat masih perlu
ditindaklanjuti dengan penerbitan dokumen pencairan. Untuk itu atas pengakuan
beban hibah, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat “Beban Hibah” di debit dan “Kas di
Kas Daerah” di kredit dengan jurnal:

Beban Hibah xxx


Kas di Kas Daerah xxx

Sebagai transaksi realisasi anggaran terhadap Belanja Hibah, Fungsi Akuntansi


PPKD mencatat “Belanja Hibah” di debit dan “Estimasi Perubahan SAL” di kredit
dengan jurnal:

Belanja Hibah xxx


Estimasi Perubahan SAL xxx

d) Beban Bantuan Sosial

Realisasi Beban Bantuan Sosial dilakukan melalui proses penatausahaan yang


dimulai dari pengajuan SPP, pembuatan SPM hingga penerbitan SP2D. Berdasarkan
SP2D pembayaran beban bantuan sosial tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD
mencatat “Beban Bantuan Sosial” di debit dan “Kas di Kas Daerah” di kredit dengan
jurnal:

Beban Bantuan Sosial xxx


Kas di Kas Daerah xxx

Sebagai transaksi realisasi anggaran terhadap realisasi belanja bantuan sosial


tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat “Belanja Bantuan Sosial” (sesuai
rincian objek terkait) di debit dan “Estimasi Perubahan SAL” di kredit dengan jurnal:
Belanja Bantuan Sosial.... xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

e) Beban Transfer
Pengakuan beban transfer bersamaan dengan penyaluran dana transfer dari RKUD
berdasarkan peraturan kepala daerah tentang penetapan belanja transfer yang terkait.
Fungsi Akuntansi PPKD membuat pengakuan beban transfer berdasarkan bukti
penyaluran memorial tersebut. Fungsi Akuntansi PPKD mencatat “Beban transfer” di
debit dan “Kas di Kas Daerah” di kredit dengan jurnal:
Beban Transfer xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Sebagai transaksi realisasi anggaran terhadap realisasi transfer tersebut, Fungsi


Akuntansi PPKD mencatat “Transfer (sesuai rincian objek terkait)” di debit dan
“Estimasi Perubahan SAL” di kredit dengan jurnal:
Transfer…. xxx
Estimasi Perubahan SAL
xxx

I. Koreksi Belanja dan Beban

1. Beban Pegawai

Koreksi dan Pengembalian

Koreksi beban pegawai yang terjadi pada periode yang sama terjadinya
beban dimaksud dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang
sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi beban pegawai
dibukukan dalam pendapatan lain-lain (LO). Dalam hal mengakibatkan
penambahan beban dilakukan dengan pembetulan/pengurangan pada
akun ekuitas

2. Beban Barang dan Jasa

1) Beban Persediaan

Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan. Pencatatan


beban persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Beban persediaan dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik, yaitu
dengan cara menghitung saldo awal persediaan ditambah pembelian
atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan
berdasarkan hasil inventarisasi fisik yang untuk selanjutnya nilainya
dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang
digunakan.

2) Beban Jasa, Pemeliharaan, dan Perjalanan


Dinas
Beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas dicatat sebesar nilai
nominal yang tertera dalam dokumen tagihan dari Pihak Ketiga sesuai
ketentuan peraturan perundang–undangan yang telah mendapatkan
persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat
Komitmen.

Koreksi dan Pengembalian

Penerimaan kembali beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas yang


telah dibayarkan dan terjadi pada periode terjadinya beban dibukukan
sebagai pengurang beban yang bersangkutan pada periode yang sama.
Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali
beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas tersebut dibukukan
sebagai pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan
beban dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitasb. Beban
Barang dan Jasa

1) Beban Persediaan

Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan. Pencatatan


beban persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Beban persediaan dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik, yaitu
dengan cara menghitung saldo awal persediaan ditambah pembelian
atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan
berdasarkan hasil inventarisasi fisik yang untuk selanjutnya nilainya
dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang
digunakan.

2) Beban Jasa, Pemeliharaan, dan Perjalanan Dinas

Beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas dicatat sebesar nilai


nominal yang tertera dalam dokumen tagihan dari Pihak Ketiga sesuai
ketentuan peraturan perundang–undangan yang telah mendapatkan
persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat
Komitmen.

Koreksi dan Pengembalian


Penerimaan kembali beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas yang
telah dibayarkan dan terjadi pada periode terjadinya beban dibukukan
sebagai pengurang beban yang bersangkutan pada periode yang sama.
Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali
beban jasa, pemeliharaan dan perjalanan dinas tersebut dibukukan
sebagai pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan
beban dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas

3. Beban Bunga

Koreksi dan Pengembalian

Penerimaan kembali beban bunga yang telah dibayarkan pada periode beban
dibukukan sebagai pengurang beban bunga pada periode yang sama. Apabila
diterima pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali beban bunga
dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan
beban dilakukan dengan pembetulan/pengurangan pada akun ekuitas.

4. Beban Hibah

Koreksi dan Pengembalian

Penerimaan kembali beban yang telah dibayarkan pada periode beban


dibukukan sebagai pengurang beban hibah pada periode yang sama. Apabila
diterima pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali beban hibah
dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan
beban dilakukan dengan pembetulan/pengurangan pada akun ekuitas.

5. Beban Bantuan Sosial

Koreksi Dan Pengembalian

Penerimaan kembali beban yang telah dibayarkan pada periode beban


dibukukan sebagai pengurang beban bantuan sosial pada periode yang sama.
Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali beban
bantuan sosial dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Dalam hal
mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan pembetulan/pengurangan
pada akun ekuitas.

6. Beban Lain-Lain
Koreksi Dan Pengembalian

Penerimaan kembali beban yang telah dibayarkan pada periode beban


dibukukan sebagai pengurang beban lain-lain pada periode yang sama. Apabila
diterima pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan kembali beban lain-lain
dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan
beban dilakukan dengan pembetulan/pengurangan pada akun ekuitas.

7. Beban Murni Akrual

1) Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

8. Beban Transfer

Koreksi Dan Pengembalian

Penerimaan kembali dan koreksi beban transfer yang telah dibayarkan pada
periode beban dibukukan sebagai pengurang beban transfer pada periode
yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi/penerimaan
kembali beban transfer dibukukan sebagai pendapatan lain-lain. Dalam hal
mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan
pembetulan/pengurangan pada akun ekuita

Anda mungkin juga menyukai