Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Informasi yang berkualitas dalam laporan keuangan dapat meningkatkan akuntabilitas publik. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Governmental Accounting Standart Board (GASB) dalam
Concepts Statement Nomor 1 tentang Objectivities of Financial Reorting yang menyatakan bahwa
akuntabilitas merupakan dasar dari pelaporan keuangan di pemerintahan. Akuntabilitas menjadi tujuan
tertinggi pelaporan keuangan pemerintahan. Terdapat keterkaitan yang jelas antara akuntabilitas dan
pelaporan keuangan. Akuntabilitas meliputi pemberian informasi keuangan kepada masyarakat dan
pemakai lainnya sehingga memungkinkan bagi mereka untuk menilai pertanggugjawaban pemerintah atau
seluruh aktivitas yang dilakukan, bukan hanya aktivitas keuangannya saja. Disini kita akan membahas
mengenai tinjauan atas PSAP yang terkait dengan Laporan Ralisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan. Dimana kita akan melihat berbagai tinajuan mengenai ketiga hal tersebut
dalam PSAP. Salah satu hal yang paling krusial dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
atau daerah adalah tidak adanya kejelasan mengenai aset. Banyak daerah yang memperoleh opini
disclaimer hanya karena pengelolaan asetnya buruk. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya aset tak
bertuan dan tidak jelas kepemilikan dan nilainya. Jika hal ini tak lekas diperbaiki, maka lambat laun
semua kekayaan negara bisa berpindah tangan. Selain itu masalah pengelolaan aset juga berkaitan dengan
investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Dikatakan dalam PSAP bahwa investasi adalah aset yang
dimaksud untuk memperoleh manfaat baik ekonomi maupun sosial sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi yang juga merupakan
langkah awal kegiatan produksi yang pada hakikatnya juga merupakan langkah awal kegiatan
pembangunan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


Berpijak dari latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini
adalah :
1. Bagaimana Tinjauan Atas PSAP Nomor 02 : Laporan Realisasi Anggaran Berbasis kas ?
2. Bagaimana Tentang Tinjauan Atas PSAP Nomor 03 : Laporan Arus Kas ?
3. Bagaimana Tentang Tinjauan Atas PSAP Nomor 04 : CaLK ?

1|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui Tentang Tinjauan Atas PSAP Nomor 02 : Laporan Realisasi Anggaran Berbasis kas ?
2. Mengetahui Tentang Tinjauan Atas PSAP Nomor 03 : Laporan Arus Kas ?
3. Mengetahui Tentang Tinjauan Atas PSAP Nomor 04 : CaLK ?

2|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Atas PSAP Nomor 02 : Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan
penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode
pelaporan. Unsur-unsur Laporan Realisasi Anggaran meliputi pendapatan-LRA, belanja, transfer,
surplus/defisit-LRA, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA). Tujuan
pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas
pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat
ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (Darise, 2008). Maka dari itu, Laporan Realisasi Anggaran disebut sebagai laporan
pelaksanaan anggaran karena menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam
satu pelaporan. Persyaratan untuk penyajian Laporan Realisasi Anggaran dan pengungkapan informasi
terkait diatur lebih lanjut dalam PSAP No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran.
“Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang
menunjukkan ketaatan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD)
(Paragraf Standar No. 35 PSAP No. 01 versi Lampiran I.02).”
a) Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dan basis akrual untuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dana. Entitas pelaporan diperkenankan untuk menyelenggarakan akuntansi dan
penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akrual, baik dalam pengakuan
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
dana. Entitas pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan dengan
menggunakan basis akrual tetap menyajikan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis kas.
b) Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen
yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran
pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang
dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang
dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan terdiri dari

3|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat
anggaran disahkan dan anggaran dialokasikan.
c) Akuntansi Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan :
- Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana
perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.
- Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
- Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap
pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum
selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
- Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
- Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan-LRA.
- Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan-LRA dibukukan sebagai
pengurang pendapatan-LRA pada periode yang sama.
- Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo
Anggaran Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.
- Akuntansi pendapatan-LRA disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai
dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat dan
daerah.
d) Akuntansi Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Belanja diklasifikasikan menurut
klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi.

4|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk
melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu belanja pegawai,
belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi
ekonomi untuk pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga,
subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga.
Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan unit organisasi pengguna
anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi di lingkungan pemerintah pusat antara lain belanja
per kementerian negara/lembaga beserta unit organisasi di bawahnya. Klasifikasi belanja menurut
organisasi di pemerintah daerah antara lain belanja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD), Sekretariat Daerah pemerintah provinsi/kabupaten/kota, dinas pemerintah tingkat
provinsi/kabupaten/kota, dan lembaga teknis daerah provinsi/kabupaten/kota.
Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi utama
pemerintah pusat/daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Realisasi anggaran belanja
dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran.
Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode
pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima
pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam
pos pendapatan lain-lain-LRA. Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan untuk keperluan
pengendalian bagi manajemen untuk mengukur efektivitas dan efisiensi belanja tersebut.
e) Akuntansi Surplus/Defisit-LRA
Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit-LRA. Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA dan belanja selama
satu periode pelaporan. Defisit-LRA adalah selisih kurang antara pendapatan-LRA dan belanja
selama satu periode pelaporan.
f) Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan
pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman
kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

5|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


g) Akuntansi SiLPA/SiKPA
SiLPA/SiKPA adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama
satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja, serta
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
SiLPA/SiKPA. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
h) Transaksi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Bentuk Barang
Transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam bentuk barang atau aset harus dilaporkan
dalam LRA dengan cara menaksir aset tersebut pada tanggal transaksi. Berhubung transaksi ini harus
di catat sebagai pendapatan dan belanja atau pembiayaan sebagai dokumen pengesahan anggaran
maka transaksi semacam ini harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan sehingga dapat
memberikan semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari pendapatan, belanja dan
pembiayaan yang diterima. penyajian untuk transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbentuk
barang dan jasa hanya dilakukan pada SAP berbasis Kas menuju Akrual. Sementara pada SAP
berbasis Akrual sudah tidak berlaku lagi perlakuan transaksi tersebut, karena sudah ditampung pada
laporan oprasional yang berbasis akrual.
i) Transaksi Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah. Tergantung
pada kondisi berikut :
1. Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang digunakan dalam
transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke
dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
2. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi dan
mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut
dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk
memperoleh valuta asing tersebut.
3. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk bertransaksi dan
mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing lainnya, maka:
a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan menggunakan
kurs transaksi
b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs
tengah bank sentral pada tanggal transaksi.

6|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


2.2 Tinjauan Atas PSAP Nomor 03 : Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan
setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus
masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Oleh karena itu, Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional,
investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. PSAP No.
03 tentang Laporan Arus Kas mengatur lebih lanjut mengenai penyajian dan pengungkapan yang
berhubungan dengan arus kas.
“Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas pada Bendahara Umum
Negara/Daerah (Paragraf Standar No. 8 PSAP No. 01 versi Lampiran I.02).”
a) Bentuk dan Struktur Laporan Arus Kas
Bentuk dan Struktur Laporan Arus Kas merupakan kerangka atau acuan dalam penyajian
laporan arus kas. Bentuknya terdiri atas uraian berbagai aktivitas yang disajikan secara stafel diurutkan
dari atas ke bawah, penyajian didahului dengan arus kas masuk dan keluar berbagai aktivitas.
Kemudian disajikan saldo awal dan saldo akhir kas. Struktur laporan arus kas terdiri atas arus kas
masuk dan arus kas keluar.
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi penerimaan
dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk
menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah. Informasi
tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris. Satu transaksi tertentu dapat mempengaruhi arus kas dari beberapa
aktivitas, misalnya transaksi pelunasan utang yang terdiri dari pelunasan pokok utang dan bunga
utang. Pembayaran pokok utang akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas pendanaan sedangkan
pembayaran bunga utang pada umumnya akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi kecuali
bunga yang dikapitalisasi akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas investasi.
b) Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk
kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi. Arus kas bersih aktivitas operasi
merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas
yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan
sumber pendanaan dari luar.

7|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


- Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari:
1. Penerimaan Perpajakan; 4. Penerimaan Bagian Laba perusahaan
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak negara/daerah dan Investasi Lainnya;
(PNBP); 5. Penerimaan Lain-lain/penerimaan dari
3. Penerimaan Hibah; pendapatan Luar Biasa; dan
6. Penerimaan Transfer.
- Arus keluar kas untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk:
1. Pembayaran Pegawai; 6. Pembayaran Bantuan Sosial;
2. Pembayaran Barang; 7. Pembayaran Lain-lain/Kejadian Luar
3. Pembayaran Bunga; Biasa; dan
4. Pembayaran Subsidi; 8. Pembayaran Transfer.
5. Pembayaran Hibah;
Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat berharga yang sifatnya sama dengan
persediaan, yang dibeli untuk dijual, maka perolehan dan penjualan surat berharga tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Jika entitas pelaporan mengotorisasikan dana untuk
kegiatan suatu entitas lain, yang peruntukannya belum jelas apakah sebagai modal kerja,
penyertaan modal, atau untuk membiayai aktivitas periode berjalan, maka pemberian dana tersebut
harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Kejadian ini dijelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan.
c) Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk
perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk dalam setara kas. Arus
kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka
perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung
pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang.
- Arus masuk kas dari aktivitas investasi terdiri dari:
1. Penjualan Aset Tetap; 4. Penerimaan dari Divestasi;
2. Penjualan Aset Lainnya; 5. Penjualan Investasi dalam bentuk
3. Pencairan Dana Cadangan; Sekuritas.

- Arus keluar kas dari aktivitas investasi terdiri dari:


1. Perolehan Aset Tetap; 4. Penyertaan Modal Pemerintah;
2. Perolehan Aset Lainnya; 5. Pembelian Investasi dalam bentuk
3. Pembentukan Dana Cadangan; Sekuritas.

8|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


d) Aktivitas Pendanaan
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang berhubungan
dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jangka panjang dan utang jangka
panjang. Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas yang
berhubungan dengan perolehan atau pemberian pinjaman jangka panjang.
- Arus masuk kas dari aktivitas pendanaan antara lain:
1. Penerimaan utang luar negeri; 4. Penerimaan kembali pinjaman kepada
2. Penerimaan dari utang obligasi; perusahaan negara.
3. Penerimaan kembali pinjaman kepada
pemerintah daerah;
- Arus keluar kas dari aktivitas pendanaan antara lain:
1. Pembayaran pokok utang luar negeri; 4. Pengeluaran kas untuk dipinjamkan
2. Pembayaran pokok utang obligasi; kepada perusahaan negara
3. Pengeluaran kas untuk dipinjamkan
kepada pemerintah daerah;
e) Aktivitas Transitoris
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas transitoris mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan
pemerintah. Arus kas dari aktivitas transitoris antara lain transaksi Perhitungan Fihak Ketiga (PFK),
pemberian/penerimaan kembali uang persediaan kepada/dari bendahara pengeluaran, serta kiriman
uang. PFK menggambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah
Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes.
Kiriman uang menggambarkan mutasi kas antar rekening kas umum negara/daerah.
Arus masuk kas dari aktivitas transitoris meliputi penerimaan PFK dan penerimaan transitoris
seperti kiriman uang masuk dan penerimaan kembali uang persediaan dari bendahara pengeluaran.
Arus keluar kas dari aktivitas transitoris meliputi pengeluaran PFK dan pengeluaran transitoris seperti
kiriman uang keluar dan pemberian uang persediaan kepada bendahara pengeluaran.
f) Penyajian Laporan Arus Kas
Entitas pelaporan melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas
bruto dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris kecuali yang tersebut dalam paragraf
berikut ini.
Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan cara:

9|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


1. Metode Langsung. Metode ini mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan
pengeluaran kas bruto.
2. Metode Tidak Langsung. Dalam metode ini, surplus atau defisit disesuaikan dengan transaksi-
transaksi operasional nonkas, penangguhan (deferral) atau pengakuan (accrual) penerimaan kas
atau pembayaran yang lalu/yang akan datang, serta unsur penerimaan dan pengeluaran dalam
bentuk kas yang berkaitan dengan aktivitas investasi dan pendanaan.
Entitas pelaporan pemerintah pusat/daerah sebaiknya menggunakan metode langsung dalam
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. Keuntungan penggunaan metode langsung adalah sebagai
berikut:
1. Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas di masa yang akan
datang;
2. Lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan; dan
3. Data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat langsung diperoleh dari
catatan akuntansi.

2.3 Tinjauan Atas PSAP Nomor 04 : Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau daftar rincian atau analisis dari
angka/nilai suatu pos yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan
oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen lainnya. Catatan
atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
 Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
 Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro;
 Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang
dihadapi dalam pencapaian target;
 Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang
dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
 Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan;
 Informasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
 Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar
muka laporan keuangan.

10 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Bagian kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan hal-hal berikut ini:
 dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;
 sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan
masa transisi SAP diterapkan oleh suatu entitas pelaporan;
 setiap kebijakan akuntansi tertentu diperlukan untuk memahami laporan keuangan.
Pedoman penyajian Catatan atas Laporan Keuangan disajikan lebih rinci pada PSAP No. 04 tentang
Catatan atas Laporan Keuangan.
“Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus
Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam
Catatan atas Laporan Keuangan (Paragraf Standar No. 105 PSAP No. 01 versi Lampiran I. 02).”

11 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terdapat banyak pilihan beragam jenis laporan keuangan yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna laporan serta untuk mengevaluasi keputusan mengenai sumber daya.
Entitas pelaporan suatu entitas pemerintah pusat, perintah daerahm, satuan organisasi di
lingkungan pemerintah pusat dan daerah, atau organisasi lainnya yang menurut peraturan perundang-
undangan atau menurut standar wajib menyusun laporan keuangan sector public, ada beberapa komponen
laporan keuangan yang wajib untuk disajikan sesuai dengan SAP Berbasis Akrual, yaitu LRA, Laporan
Perubahan SAL, Neraca, Laporan Oprasional, LAK, dan Laporan Perubahan Ekuitas, Serta Calk.
CaLK merupakan bagian dari laporan keuangan pemerintah yang menyajikan penjelasan naratif,
analisis atau daftar terperinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran, laporan
perubahan SAL, Neraca, Laporan Oprasional, Laporan Arus Kas, dan laporan perubahan Ekuitas. Tujuan
penyajian Calk adalah untuk meningkatkan transparasi dan pemahaman yang lebih baik.

12 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K

Anda mungkin juga menyukai