Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amrufalah Naslan

NPM : 02271311040

MENGGAGAS LAPORAN ARUS KAS SYARI’AH BERBASIS MA’ISYAH:


DIANGKAT DARI HABITUS BISNIS MUSLIM INDONESIA

1. Pendahuluan
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memantapkan konsep akuntansi syariah yang
itu tertuang dalam konsep SET (Syari’ah Enterprize Theori). Maka dari itu dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan tekhnologi akuntansi syariah idealis. Dalam penyempurnaan
konsep ini, spesifikasinya adalah pada perekayasaan laporan keuangan yang komperhensif
dan utuh sesuai dengan konsep syariah. Perekayasaan ini di lakukan dengan cara menggali
substansi normatif sekaligus praktik akuntansi syariah berbasis SET. Proses pencarian
bentuk teknologis telah di mulai dengan merekonstruksi konsep VA (Value Added).
(Subiyantoro dan Iwan Triyuwono, 2004. 198-200) sebagai nilai tambah yang berubah
maknanya dari VA konvensional dan berpusat pada aspek keadilan dan hakikat manusia.
Terjemahan teknologis VA dilakukan Mulawarman (2006) dengan cara menyucikan
(Tazkiyah) menjadi SVA (Syari’ate Value Added) dan dijadikan sumber untuk melakukan
rekonstruksi sinergis VAS (Value added Statement) versi Baydou dan Willet (1994; 2000)
dan EVAS (Expanded Value Added Statement) versi Mook et. Al. (2003; 2005) menjadi
SVAS (Syari’ate Value Added Statement).
Tazkiyah Seharusnya dapat dipakai dalam merekonstruksi bentuk – bentuk laporan
keuangan lain. Misalnya seperti laporan arus kas, kemudian direkonstruksi berdasarkan pada
nilai – nilai dan prinsip Islam. Hal inilah yang disebut dengan Islamisasi ilmu dalam
kerangka teknologisnya. Menyesuaikan prinsip – prinsip konvesional agar sesuai dengan
konsep syariah yang berpedoman pada dasar Islam yang memiliki unsur Tauhid agar tercipta
keadilan dan Kemaslahatan untuk semua.
Pembahasan arus kas sendiri dianggap tidak begitu penting, bahkan dalam basis arus
kas yang dipakai Islamic Corporate Report’s tidak pernah mendeteksi basis konseptualnya,
yaitu Cash Flow Accounting.
Laporan arus kas merupakan rasionalisasi di tetapkannya ET (Entity Theory) dan
didasarkan pada konsep interest dari Fishing (Lee 1979). Menurut Lee (1974) laporan arus
kas penting untuk menyuplai informasi dibandingkan dengan laba, karena laba rentan
terhadap manipulasi dengan perubahan metode yang dipakai dalam penentuannya. Hal
tersebut juga didukung oleh pernyataan Bowen (1987) menunjukan arus kas menjadi
prediktor lebih baik dibandingkan dengan laba akrual dalam memprediksi arus kas masa
depan. Menurut Lawson dalam Ashton, metode dalam prediksi arus kas didasarkan pada
Times Value Of Money yang ditunjukan dalam Objective Function. Di sisi lain rencana
penentuan aliran kas investasi dan Time Value Of Money seperti dijelaskan Hanafi, terutama
metode NPV, IRR, dan PI merupakan melakukan evaluasi rencana investasi.
Adanya Time Value Of Money penting karena adanya Uncertainly Condition.
Uncertainly Condition berkaitan dengan Alocation Problem dalam Cash Flow Accounting
(Lee 1982 atau Rutherford 1982). Penolakan akuntansi syariah terhadap uncertainly
condition dalam konteks Time value of money karena didalamnya terdapat unsure riba,
dalam hal ini adalah Gharar (Manipulasi/Spekulasi).
Intinya adalah, bahwa segala konsep yang mendasari konsep pembentukan laporan
arus kas masihlah belum sesuai dengan konsep syariah yang mengacu pada prinsip Islam.

Anda mungkin juga menyukai