Anda di halaman 1dari 18

RMK KOMUNIKASI BISNIS

“HAMBATAN KOMUNIKASI”

OLEH KELOMPOK 2:

NI WAYAN LILIK EKA PUTRI (1807531088)

NI PUTU MELIA ANDRIANI (1807531096)

A.A. AYU INTAN PURNAMA SARI (1807531097)

PUTU SISILIA DEWI (1807531107)

SANG AYU PUTU JUNIARI (1807531108)

NI KADEK SRI AYU MELYANI (1807531134)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang
diberikan sehingga penulis dapat menyusun tugas kelompok tentang “ Hambatan Komunikasi dan Cara Mengatasi
Hambatan Komunikasi serta Etika dalam Komunikasi.” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah Komunikasi Bisnis.
Penyusun makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, melalui kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yaitu Gusti Ayu Dewi Adnyani yang telah memberikan tugas
ini, sehingga penulis bisa memahaminya.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya hasil penyusunan makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, untuk
itu penulis sangat mengharapkan masukan, baik kritik maupun saran. Demi kelengkapan dan kebaikan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.

Jimbaran, 10 Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. 1


KATA PENGANTAR ……………………………………………… 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hambatan Komunikasi ……………………………………………. 5


2.2 Cara Mengatasi Hambatan dan Memperbaiki Komunikasi………... 8
2.3 Etika Dalam Berkomunikasi ………………………………………. 10
2.4 Proses Mendengarkan di Tempat Kerja …………………………… 13

BAB III PENUTUP

Simpulan ………………………………………………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

LATAR BELAKANG

Komunikasi antara manusia satu dengan manusia lainnya menunjukkan bahwa manusia
merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu,
komunikasi sangatlah diperlukan. Tidak akan mungkin seorang manusia dapat hidup normal
tanpa berkomunikasi.

Kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan karena berguna untuk
saling bertukar ide/gagasan, memberikan informasi hingga berkoordinasi dalam membuat
sebuah keputusan. Bahkan diantara staff-staff dalam suatu organisasi juga diperlukan adanya
komunikasi, baik itu dengan pimpinan maupun bawahan. Sedangkan diluar organisasi tersebut,
diperlukan juga adanya komunikasi antara staff organisasi dengan konsumen, masyarakat
maupun organisasi lainnya.

Komunikasi bisnis merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Hal itu
digunakan untuk memberikan instruksi kerja, memimpin dan menghadiri rapat, wawancara
calon karyawan, presentasi bisnis hingga menyusun laporan bisnis. Tidak hanya komunikasi
lisan, bentuk komunikasi tertulis juga sangat diperlukan.

Oleh sebab itu, dengan meningkatkan efektivitas komunikasi bisnis secara tepat maka
ada baiknya kita mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi dalam melakukan
komunikasi di perusahaan, bagaimana prosesnya dana pa yang menjadi pemacu agar
terciptanya hubungan komunikasi yang baik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hambatan Komunikasi

Untuk bisa melakukan komunikasi secara efektif, memang tidak akan cukup bila kita hanya
memahami faktor –faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi saja. Diperlukan pula
pemahaman terkait hambatan –hambatan komunikasi yang ada. Hambatan komunikasi ini
dapat terjadi, baik di antara individu atau antar manusia, dan bisa juga terjadi di dalam
organisasi.

A. Hambatan Komunikasi Antar Manusia

Komunikasi antar manusia dilakukan oleh seorang komunikator (atau orang yang
menyampaikan pesan) dengan komunikan (orang yang menerima pesan). Agar
komunikator dan komunikan dapat saling memahami, maka keduanya harus memiliki
pengertian yang sama mengenai kata, nada suara, isyarat atau gerakan badan, serta
simbol –simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.

Namun, ada kalanya komunikasi antar individu ini juga mengalami hambatan.
Hambatan komunikasi antar manusia yang mungkin terjadi, berupa :

1) Perbedaan persepsi dan bahasa


Persepsi adalah interpretasi pribadi terhadap suatu hal tertentu. Karena persepsi ini
berasal dari interpretasi masing –masing individu, maka mungkin satu orang
dengan yang lainnya dapat mendefinisikan atau menginterpretasikan suatu kata
dengan cara yang berbeda.

2) Pendengaran yang buruk

Menjadi pendengar yang baik ternyata bukan suatu hal mudah. Meski cara
mendengar yang baik sudah kita pahami, tapi ada kalanya pendengaran kita jadi
buruk. Pendengaran yang buruk tidak harus karena gangguan pendengaran di
telinga. Pendengaran buruk bisa saja terjadi ketika kita sedang dalam keadaan
melamun atau lelah lantaran sedang memikirkan masalah lain. Biasanya, pada
kondisi demikian, seseorang akan kehilangan minatnya untuk mendengarkan.

5
3) Gangguan emosional

Emosi adalah suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap kondisi individu secara
menyeluruh. Artinya, ketika seseorang sedang merasa marah, sedih, kecewa, takut
atau emosi lain, maka ia bisa kesulitan untuk menyusun pesan maupun menerima
pesan dengan baik. Meski begitu, tapi sulit pula menghindari komunikasi ketika
kita sedang dalam keadaan emosi. Akibatnya, kesalahpahaman pun sering terjadi
lantaran gangguan emosional ini.

4) Perbedaan budaya

Ada kalanya, kita juga perlu berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda
budaya. Dengan adanya perbedaan budaya, maka pola komunikasi yang terjadi juga
akan berbeda. Hal ini menjadi suatu hambatan komunikasi yang paling sulit untuk
diatasi.

5) Gangguan fisik

Seringkali, gangguan yang bersifat fisik bisa mengganggu proses komunikasi yang
berlangsung. Gangguan fisik ini dapat berupa akustik yang buruk, tulisan yang tak
terbaca, cahaya yang redup, masalah kesehatan dan lainnya. Berbagai gangguan
fisik dalam komunikasi ini bisa mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam
berkomunikasi.

B. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi

Di dalam suatu organisasi, komunikasi juga jadi hal yang amat penting dan
sering dilakukan. Namun, seringkali komunikasi dalam organisasi ini juga mengalami
hambatan lantaran berbagai hal. Baik itu karena materi yang disampaikan terlampau
rumit, jumlahnya yang banyak, maupun karena materi yang kontroversial.

Selain beberapa hal tersebut, hambatan komunikasi dalam organisasi yang paling sering
ditemui, berupa :

1) Kelebihan beban informasi dan pesan yang bersaing


Teknologi yang terus berkembang menyebabkan jumlah pesan dalam suatu
organisasi turut meningkat secara drastis dan semakin cepat. Suatu organisasi

6
seringkali dibanjiri oleh berbagai pesan melalui pos, e-mail, telepon dan berbagai
sumber lain. Masing –masing pun banyak yang meminta perhatian lebih awal.

Hal inilah yang dapat mengakibatkan pesan terhambat, tidak ditanggapi, dianggap
tidak penting atau respon yang diberikan jadi tidak akurat.

2) Penyaringan yang tidak tepat

Saat kita meneruskan pesan pada orang lain dalam suatu organisasi, biasanya akan
terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat pesan.
Pesan dalam organisasi ini pun seringkali melalui berbagai saringan. Mulai dari
penjaga pintu, karyawan di kantor depan, sekretaris hingga pimpinan. Karenanya,
pesan yang disampaikan mungkin saja tidak sampai secara utuh karena ada bagian
pesan yang dipotong atau dibuang.

3) Iklim komunikasi tertutup atau tidak memadai

Komunikasi yang efektif, salah satunya memiliki ciri khas yakni dengan adanya
pertukaran informasi yang bebas dan terbuka. Namun, terkadang ada pula
organisasi yang menerapkan gaya manejemen yang tertutup.

Gaya manejemen tertutup inilah yang seringkali menghambat pertukaran informasi


yang ada. Selain itu, saluran yang terlalu banyak dalam komunikasi ini juga
berpotensi mengubah pesan ketika bergerak, baik secara vertikal maupun horisontal
di dalam sebuah organisasi.

C. Macam Gangguan Komunikasi Secara Umum

Jika ditinjau secara umum, maka hambatan komunikasi ini pada dasarnya dapat
dikelompokkan ke dalam tujuh macam gangguan dan rintangan. Macam gangguan
komunikasi menurut Cangara, 2004, 131, yakni :

1. Gangguan teknis

Gangguan teknis ini misalnya seperti gangguan yang terjadi pada jaringan telepon,
saluran radio, akses internet, kerusakan alat komunikasi dan lainnya.

2. Gangguan semantik

7
Gangguan semantik ini disebabkan oleh kesalahan pada bahasa yang digunakan dalam
berkomunikasi. Misalnya, bila kata –kata yang digunakan terlalu banyak menggunakan
jargon asing yang tidak dimengerti, penggunaan bahasa yang berbeda, atau pun
penggunaan struktur bahasa yang tidak sebagaimana mestinya.

3. Gangguan psikologis

Gangguan psikologis ini adalah rintangan yang terjadi lantaran ada persoalan dalam diri
individu. Misalnya seperti adanya rasa kecewa, curita, situasi berduka atau adanya
gangguan kejiwaan tertentu.

4. Rintangan fisik atau organik

Rintangan fisik atau organik adalah rintangan yang terjadi karena letak geografis.
Misalnya, karena jarak yang jauh sehingga sulit dicapai alat komunikasi dan
transportasi.

5. Rintangan status
Rintangan status ini terjadi karena adanya perbedaan status sosial serta senioritas.
Contoh yang dapat terjadi seperti antara raja dan rakyat, antara atasan dan bawahan,
serta antara dosen dengan mahasiswanya.
6. Rintangan kerangka pikir

Rintangan kerangka pikir ini adalah hambatan komunikasi yang dapat terjadi akibat
adanya perbedaan pola pikir. Perbedaan pola pikir ini bisa disebabkan adanya
pengalaman serta latar belakang pendidikan yang berlainan.

7. Rintangan budaya

Rintangan budaya adalah bentuk hambatan komunikasi yang disebabkan oleh


perbedaan norma, kebiasaan serta nilai –nilai yang dianut oleh para individu.

2.2 Mengatasi Hambatan Komunikasi & Mengatasi Hambatan Komunikasi

Menurut Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita (1997) untuk mengatasi hambatan–


hambatan dalam komunikasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Meningkatkan umpan balik, untuk mengetahui apakah pesan atau informasi telah
diterima, dipahami, dan dilaksanakan atau tidak.

8
b. Empati, penyampaian pesan disesuaikan dengan keadaan penerima.
c. Pengulangan, untuk menjamin bahwa pesan dapat diterima.
d. Menggunakan bahasa yang sederhana agar setiap orang dapat memahami isi pesan yang
disampaikan.
e. Penentuan waktu yang efektif, pesan disampaikan pada saat penerima siap menerima
pesan.
f. Mendengarkan secara efektif sehingga komunikasi antar atasan dengan bawahan dapat
berlangsung dengan baik.
g. Mengatur arus informasi, komunikasi harus diatur mutunya, jumlah dan cara
penyampaiannya.

2.2.2 Memperbaiki Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, adakalanya hasilnya tidak sesuai dengan apa yang Anda
harapkan atau denga kata lain komunikasi yang Anda lakukan tidak efektif, tidak
mencapai sasaran dengan kata lain komunikasi yang anda lakukan tidak efektif, tidak
mencapai sasaran dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan beberapa persryaratan yaitu :

a. Persepsi
Seoramh komunikator yang cerdas harus dapat mmprediksi apakah pesan-pesan yang
disampaikan dapat diterima komunikator atau tidak. Bila prediksinya tepat, audiens
akan dapat membaca dan menerima tanggapan dengan benar.
b. Ketepatan
Agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, seseorang perlu mengekspresikan
sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir mereka. Apabila hal itu
diabaikan maka muncul kesalahan komunikasi (miskomunikasi).
c. Kredibilitas
Dalam berkomunikasi, komunikator perlu memiliki suatu keyakinan dan optimism
yang tinggi bahwa audiensnya adalah orang-oramg yang dapat dipercaya. Demikian
pula, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan bahwa substansi atau inti pesan
yang ingin disampaikan kepada pihak lain benar-benar akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Disamping itu, komunikator harus memahami dengan baik
apa maksud dan tujuan penyampaian suatu pesan tersebut.
d. Pengendalian

9
Dalam berkomunikasi, audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap
pesan yang disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa,
menangis, bertindak, mengubah pikiran, atau lemah lembut. Hal ini ditentukan oleh
komunikator. Sebaiknya, reaksi audiens bergantung pada berhasil atau tidaknya
komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi.
e. Keharmonisan
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang
baik dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan lancer dan mencapai
tujuannya. Seorang komunikator yang baik juga akan menghormati dan berhasil
memeberikan kesan yang baik kepada audiensnya.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam
komunikasi dengan memperhatikan 3 hal berikut :
1) Membuat suatu pesan lebih berhati-hati
2) Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3) Mempermudah upaya umpan balik antara pengirim dan penerima

2.3 Etika Dalam Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, tentunya komunikasi tidak lepas dari kehidupan sehari-hari
kita. Etika komunikasi merupakan salah satu dari etika khusus, karena membahas bagian
tertentu dari kehidupan manusia. Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk
dijadikan pandangan dan standar manusia dalam bertindak dan bertingkah laku. Dalam
kaitannya dengan komunikasi, etika komunikasi mencakup segala nilai dan norma yang
menjadi standar dan acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain. Etika komunikasi
menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk berdasarkan standar yang berlaku.
Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang krusial dalam kehidupan manusia, maka
penting bagi kita untuk memahami mengenai etika komunikasi. Tanpa adanya etika
komunikasi, dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kesalahpahaman, pertengkaran,
perselisihan, dan lain sebagainya. Selain itu, etika komunikasi yang tidak diketahui dan
diterapkan akan menyebabkan hubungan memburuk. Etika dalam komunikasi ada beragam
sesuai dengan media yang digunakan untuk berkomunikasi, berikut beberapa etika
berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari :

A. Etika Komunikasi Secara Umum

10
1) Jujur tidak berbohong
2) Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3) Lapang dada dalam berkomunikasi
4) Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5) Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6) Tidak mudah emosi / emosional
7) Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8) Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9) Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10) Bertingkahlaku yang baik
B. Etika Saat Memulai Pembicaraan

Dalam keseharian, tentunya kita pernah bertemu dengan keadaan yang membuat kita harus
atau ingin memulai pembicaraan dengan orang lain. Namun ada hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

1) Lihat keadaan calon lawan bicara.


Perhatikan apakah lawan bicara terlihat sedang sibuk atau terburu-buru? Jika iya,
mungkin kita harus mencoba berbicara lain kali agar tidak mengganggu lawan bicara
dan membuatnya tidak nyaman.
2) Ramah dan sopan.
Menyapa lawan bicara dengan ramah dan sopan, namun tidak terkesan dibuat-buat. Kita
bisa mengajukan pertanyaan basa-basi untuk pembuka seperti apa kabar, mau kemana,
dari mana, dan semacamnya.
3) Jangan hanya bicara, dengarkan juga.
Kebanyakan orang mengasumsikan komunikasi selalu berkaitan dengan bicara,
padahal tidak hanya itu. Mendengarkan juga salah satu bagian dari komunikasi, dan hal
ini sangat penting untuk dilakukan. Ketika kita terlalul sibuk bicara dan tidak
memperhatikan apa yang diucapkan lawan bicara, kita seperti tidak menghargainya.
C. Komunikasi Tatap Muka

Komunikasi tatap muka bisa dibilang komunikasi yang hampir setiap hari kita lakukan. Berikut
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi tatap muka atau langsung:

1) Tatap mata lawan bicara.

11
Hal yang pertama harus dilakukan adalah menatap lawan bicara kita. Jangan sampai
kita malah melihat ke arah yang lain dan membuat lawan bicara terganggu atau merasa
tidak diperhatikan. Jika kesulitan menatap langsung pada mata lawan bicara, kita bisa
melihat ke arah garis tengah antara kedua matanya (yang sejajar dengan hidung).
2) Jaga intonasi dan kecepatan bicara.
Bicara dengan suara yang stabil, tidak terlalu pelan atau terlalu tinggi. Keduanya bisa
menyebabkan orang salah mengerti dan tidak paham apa yang kita bicarakan. Selain
itu, bicaralah dengan kecepatan normal supaya dapat disimak dengan baik.
3) Lontarkan pertanyaan.
Sekali lagi, jangan hanya sibuk bicara dan tidak menyimak apa yang dibicarakan lawan
bicara kita. Dengarkanlah baik apa yang dikatakan lawan bicara, dan sahutilah dengan
melontarkan pertanyaan atau pernyataan.
D. Etika atau hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi menggunakan telepon.
1) Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Mengucapkan salam
wajib dilakukan dan mengenalkan diri agar lawan bicara kita tahu dengan siapa dia
berbicara.
2) Menggunakan bahasa yang formal, baik,dan sopan. Berguna agar tidakada
kesalahpahamanarti dari lawan bicara sehingga mengetahui maksud dan tujuan dari
tema pembicaraan.
3) Tidak berbicara dengan orang lain selagi menelepon. Kita harusfokusdalam satu
pembicaraan saja agar tidak ada kesalahan dalam berbicara.
4) Tidak berbicara sambil makan sesuatu atau mengunyah permen. Jika kita berbicara
sambil makan maka suara kita akan terdengar kurang jelas oleh lawan bicara dan
bahkan dapat membuat kita tersedak, karena makan sambil berbicara.
5) Berbicara tidak terlalu banyak basa basi. Jika terlalu banya basa basi akan menambah
biaya telepon, menyita waktu dan membuat lawan bicara kita merasa bosan.
6) Tidak berbicara dengan nada kasar apalagi membentak. Ini akan membuat kesan seperti
marah-marah dan membuat lawan bicara kita akan merasa dimarahi sehingga Ia akan
mengakhiri pembicaraan.
7) Nada dan intonasi bicara tidak terkesan malas atau tidak ramah. Akan menyebabkan
lawan bicara merasa malas pula untuk berbicara dan malas meladeni atau bahkan tidak
menghiraukan apa yang sedang kita bicarakan.

12
8) Mencatat pesan atau pembicaraan. Semua pesan wajib dicatat agar kita tidak lupa akan
pesan yang harusdisampaikan.
9) Sampaikanlah pesan kepada orang yang dituju si penelepon. Jika ada pesan maka pesan
itu wajib disampaikan, karena setiap pesan itu pasti penting bagi si penerima pesan.
E. Etika Berkomunikasi Melalaui Pesan Teks dan E-mail.
1) Perhatikan kepada siapa kamu mengirim email.
Menulis pesan teks/e-mail ke teman tentu berbeda dengan menulis pesan teks/email ke
client atau ke atasan atau pada orang yang belum dikenal. Selalu lebih aman
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hindari bahasa chatting/sms
seperti: ga, kalo, dst. Kecuali jika Anda benar-benar yakin yang menerima email Anda
tidak bermasalah dengan istilah tersebut.
2) Dimulai dengan salam sms yang baik.
Tuliskan salam saat akan mengirim pesan teks atau email seperti ucapan selamat pagi,
selamat siang, selamat sore, selamat malam atau ucapan salam seperti Om Swastiastu
dan sebagainya.
3) Sebutkan identitas anda
Jika mengirimkan pesan atau e-mail kepada orang yang belum pernah ditemui atau pada
dosen, tetap perkenalkan diri, misalkan : saya Iqbal Kurniawan, mahasiswa MK X
(atau mahasiswa angkatan 20XX), kelas A.
4) Tuliskan keperluan anda dengan singkat dan jelas
jangan terlalu bertele-tele, singkat tapi tetap memperhatikan kesopanan. misalkan : hari
ini saya ingin bimbingan skripsi, apakah ibu ada waktu?”
5) Ucapkan maaf untuk menunjukkan kerendahan hati anda.
Kata maaf tidaklah selalu diucapkan atas kesalahan, tapi juga untung permohonan izin.
Mungkin saja ketika kita sms, dosen sedang sibuk. Misalnya anda ingin menelpon
dosen, ucapkan “Maaf, apa Ibu bisa saya telpon sekarang?” atau “Maaf, kapan bapak
bisa saya telpon?”
6) Akhiri dengan ucapan terima kasih

2.4 Proses Mendengarkan di Tempat Kerja

“Perusahaan yang mendengarkan adalah perusahaan yang sangat berhasil. Mereka


mendengarkan klien, karyawan, dan pemasok untuk memantau dan mengambil tindakan
kolektif jika diperlukan untuk menjaga ikatan dengan lingkungan bisnis mereka”.

13
A. MENDENGARKAN DI TEMPAT KERJA
Keterampilan mendengarkan sangat penting bagi kesuksesan karier,
efektifitasorganisasi, dan kepuasan karyawan (pekerja). Mendengarkan terutama
penting dalam dunia kerja karena kita menghabiskan begitu banyak waktu untuk
melakukannya. Kebanyakan karyawan menghabiskan 30 sampai 45 persen waktu
komunikasi mereka untuk mendengarkan, sedangkan eksekutif menghabiskan 60
sampai 70 pesen waktu komunikasi mereka untuk mendengarkan.
Kebiasaan Mendengarkan yang Buruk
Para pakar mengatakan bahwa kita medengarkan hanya pada tingkat efisiensi
25 persen. Dengan kata lain, kita mengabaikan, melupakan mendistorsi, atau salah
memahami 75 persen psan yang kita dengar.
Kebiasaan mendengar yang buruk mungkin disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu kurangnya pelatihan merupakan salah satu alasan penting. Kita adalah pendengar
yangtidak efisien karena kurangnya latihan, suara yang mengganggu, kelambatan
pembicara, dan melamun.
Jenis Mendengarkan di Tempat Kerja
1) Mendengarkan atasan, meliputi mendengarkan instruksi, penugasan dan penjelasan
prosedur kerja.
2) Mendengarkan karyawan, organisasi yang mendengarkan karyawan memperoleh
manfaat dari ide karyawan, mendorong kreativitas, dan membangun komitmen.
3) Mendegarkan pelanggan, organisasi yang mendengarkan pelanggan meningkatkan
penjualan dan profitabilitas.

B. PROSES MENDEGARKAN DAN KENDALA-KENDALANYA

Proses mendengarkan meliputi empat elemen, yaitu persepsi, interpretasi, evaluasi, dan
tindakan (aksi). Kendala-kendala dapat menghalangi proses mendengarkan. Kendala-
kendala ini dapat secara mental atau fisik.

1. Persepsi.
Proses mendengarkan dimulai ketika anda mendengar suara dan berkonsentrasi
padanya. Anda akan tersetem ketika anda merasa bahwa pesan tersebut penting,
tertarik pada topiknya, atau sedang dalam suasana ingin mendengarkan. Persepsi
berkurang karena pendengaran yang sempurna, lingkngan yang bising, tidak

14
memperhatikan, dan berpura-pura mendengarkan (pseudolistening).
Pseudolistening terjadi ketika pendengar “berpura-pura” mendengarkan. Mereka
kelihatannya mendengarkan, tetapi pikirannya mengembara kemana-kemana.
2. Interpretasi.
Setelah Anda memusatkan perhatian pada sebuah suara atau pesan, Anda mulai
meninterpretasi, atau menguraikannya.
3. Evaluasi.
Evaluasi meliputi memisahkan fakta dari opini dan menilai pesan secara objektif.
Untuk mengevaluasi sebuah pesan secara akurat dan objektif, Anda harus (1)
mempertimbangkan semua informasi, (2) sadar akan prasangka anda sendiri, dan
(3) menghindari melompat pada kesimpulan yang tergesa-gesa.
4. Tindakan.
Tindakan meliputi mengingat pesan, memberi reaksi, atau menyediakan umpan
balek.
5. Meningkatkan Ingatan.
Para spesialis pelatih ingatan mengatakan bahwa mengingat efektif melibatkan tiga
faktor: (1) memutuskan untuk mengingat, (2) menyusun infomasi yang masuk
untuk membentuk hubungan-hubungan, dan (3) meninjau. Untuk lebih jauh
meningkatkan ingatan, buatlah catatan dan tuliskan kembali segera setelah
mendengarkan.

C. KEMAMPUAN MENDENGARKAN DI TEMPAT KERJA

Mendengarkan di tempat kerja menentang karena informasi disalahgunakan, tidak jelas


dan terkacaukan oleh fakta yang tak ada hubungannya. Saran-saran berikut ini dapat
membantu anda meningkatkan efektivitas anda mendengarkan di tempat kerja, yaitu :

 Mengontrol gangguan eksternal dan internal.


 Terlibat secara aktif.
 Pisahkan fakta dari opini.
 Identifikasi fakta-fakta penting.
 Jangan menyela.
 Mengajukan pertanyaan penjelas.
 Mengulang dengan kata-kata sendiri untuk meningkatkan pengalaman.

15
Daftar periksa untuk meningkatkan kemampuan untuk mendengarkan:

 Berhenti berbicara.
 Berusaha keras untuk mendengarkan.
 Singkirkan pikiran-pikiran lain yang mengganggu.
 Kontrol situasi mendengarkan.
 Jaga pikiran tetap terbuka.
 Ulangi kembali ide pembicara.
 Dengarkan apa yang tersirat.
 Bedakan antara fakta serta opini.
 Gunakan jeda waktu.
 Gunakan bantuan ingatan.
 Buat catatan.

16
BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Hambatan komunikasi ini dapat terjadi, baik di antara individu atau antar manusia, dan
bisa juga terjadi di dalam organisasi. Hambatan yang bisa terjadi antar individu dikarenakan
perbedaan persepsi dan Bahasa, pendengaran yang buruk, gangguan emosi, perbedaan budaya,
dan gangguan fisik. Dalam organisasi hambatan komunikasi dapat terjadi karena adanya
kelebihan beban informasi dan pesan yang bersaing, penyaringan yang tidak tepat, iklim
komunikasi yang tertutup atau tidak memadai. Adapun macam gangguankomunikasi secara
umumyaitu gangguan teknis, gangguan semantic, gangguan psikologis, rintangan fisik atau
organic, rintangan status, rintangan kerangka piker, rintangan budaya. Dalam memperbaiki
komunikasi kita hendaknya harus memiliki persepsi, ketepatan, kredibilitas, pengendalian,
keharmonisan agar terciptanya komunikasi yang baik antar sesama.
Sebagai makhluk sosial, tentunya komunikasi tidak lepas dari kehidupan sehari-hari
kita. Etika komunikasi merupakan salah satu dari etika khusus, karena membahas bagian
tertentu dari kehidupan manusia. Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk
dijadikan pandangan dan standar manusia dalam bertindak dan bertingkah laku.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 2002. Komunikasi Bisnis. Jakarta: PT Prenhalindo
Jakarta
Sutrisna, Dewi. 2010. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai