Anda di halaman 1dari 20

Laporan Laba Rugi, Format Laporan Laba Rugi,

Pelaporan Pos-pos Tidak Biasa, Laba per lembar


saham, Laporan Laba ditahan, Laporan Ekuitas
pemegang saham, dan Laba Komprehensif

Kelompok 2

Anggota : 1. Pedro Amadeus Fitztena (1807531075)


2. Deo Yokafo Bukit (1807531070)
3. Wilson Yapianto (1807531076)
4. Putu Diva Rahayana Pratama (1807531089)

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
2019
ii
A. Pengertian Laba Rugi
Laporan laba rugi atau income statement adalah laporan keuangan yang melaporkan kinerja
keuangan perusahaan dalam periode waktu tertentu. Laporan laba rugi meringkas jumlah
biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan selama beroperasi serta keuntungan yang diperoleh
perusahaan selama menjalankan usaha.
Laporan laba rugi merupakan bagian laporan yang penting dari sebuah perusahaan karena dari
laporan ini terlihat pendapatan bersih perusahaan yang dapat dinilai bersama apakah
perusahaan meraih keuntungan selama beroperasi atau justru merugi.

B. Kegunaan laporan laba rugi


1. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan

Dengan mengkaji pendapatan dan beban kita bisa mengetahui bagaimana kinerja perusahaan
dan membandingkannya dengan para pesaing.

2. Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan

Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat digunakan untuk menentukan kecenderungan
penting yang jika berlanjut menyediakkan informasi tentang kinerja masa depan.

3. Membantu menilai resiko atau ketidak pastian pencapaian arus kas masa depan

Informasi tentang berbagai komponen laba – pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian
memperlihatkan hubungan diantara komponen-komponen tersebut dan dapat digunakkan
untuk menilai resiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu di masa depan.

Meskipun begitu, laporan laba rugi juga memiliki beberapa keterbatasan yamg harus
diperhatikan. Beberapa keterbatasan laporan laba rugi ialah:

C. Keterbatasan laporan laba rugi


1.pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam laporan labarugi.

praktek yang berlangsung saat ini melarang pengakuan pos-pos tertentu ketika menentukan
laba, meskipun pengaruh dari pos-pos ini cukup untuk mempengaruhi kinerja perusahaan.
Sebagai contoh, keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi atas sekuritas investasi
tertentu tidak dicatat dalam laporan labarugi apabila terdapat ketidak pastian bahwa perubahan
nilai tersebut akan betul-betul terealisasi.

2. Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akutansi yang digunakkan

Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin memilih untuk menyusutkan aktifa pabriknya
atas dasar dipercepat, sementara perusahaan lainnya memilih penyusutan garis lurus. Dengan
mengasumsikan semua faktor lainnya adalah sama, laba dari perusahaan pertama akan lebih
rendah dibandingkan laba perusahaan kedua.

1
3. Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan

Sebagai contoh , sebuah perusahaan mungkin mengestimasi umur manfaat suatu aktiva selama
20 tahun sementara perusahaan lainnya memilih umur manfaat 15 tahuun untuk jenis aktiva
yang sama. Demikian juga sejumlah perusahaan mungkin membuat estimasi terlalu optimis
untuk biaya garansi masa depan dan penghapusan piutang tak tertagih. Sehingga menciptakan
beban yang lebih rendah dan beban yang lebih tinggi.

Setelah mengetahui kegunaan dan keterbatasan laporan laba rugi, kini kita akan mempelajari
cara membuat laporan laba rugi. Dalam membuat laporan laba rugi, terdapat 2 cara dan
digunakan secara berbeda. Cara pertama adalah langsung atau single step dan yang kedua
adalah tidak langsung atau multiple step.

D. Bentuk Laporan Laba-Rugi


1. Bentuk Single Step atau Langsung :

Perusahaan biasanya menggunakan pencatatan laporan laba rugi nya dengan single step ini
karena perusahaan tidak menyadari adanya keuntungan sampai total pendapatan melebihi
total biaya, selain itu metode pencatatan ini juga lebih sering dipilih karena formatnya lebih
mudah dibaca dan lebih sederhana.

 Seluruh pendapatan hasil dari penjualan dikelompokkan dan dijumlahkan,

 Seluruh beban dikelompokkan dan dijumlahkan,

 Jumlah pendapatan di kurangi dengan jumlah beban,

 Hasil selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.

2
2. Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung

Laporan laba rugi dalam bentuk multiple ini menunjukkan beberapa langkah dalam
menentukan laba bersih. Ada dua langkah yang berhubungan dengan kegiatan operasi utama
di mana antara aktivitas operasi dan non-operasi dibedakan.

 Pada akun pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar
usaha,

 Beban dibedakan menjadi beban usaha usaha dan beban di luar usaha,

 Pendapatan dan beban usaha disajikan pada bagian pertama, setelahnya adalah
penyajian pendapatan dan beban di luar usaha.

3
E. POS TIDAK BIASA
Prinsip Akuntansi berterima umum mengharus pos-pos tertentu yang tidak biasa alias
pos luar biasa dilaporkan terpisah di Laporan Laba Rugi periode berjalan atau periode
sebelumnya.
Ada 4 (empat) pos tidak biasa yang yang mempengaruhi Laporan Laba Rugi periode berjalan,
yaitu:
1. Penurunan nilai aset tetap
2. Biaya restrukturisasi
3. Operasi dalam penghentian
4. Pos luar biasa

Dan ada 2 (dua) pos tidak biasa yang mempengaruhi Laporan Laba Rugi periode sebelumnya,
yaitu:
1. Kesalahan
2. Perubahan dalam prinsip akuntansi

a. Pos Tidak Biasa di Laporan Laba Rugi Periode Berjalan

4
Pos tidak biasa yang mempengaruhi Laporan Laba Rugi periode berjalan mencakup
penurunan nilai aset tetap, biaya restrukturisasi, operasi dalam penghentian, dan pos luar biasa.

1. Penurunan nilai aset tetap di Laporan Laba Rugi


Pengertian penurunan nilai aset tetap adalah penurunan nilai aset tetap yang muncul saat
nilai wajar sebuah aset tetap turun menjadi di bawah nilai bukunya. Contoh-contoh peristiwa
yang dapat menyebabkan nilai sebuah aset menurun adalah:
 Penurunan yang signifikan pada harga pasar aset tetap
 Perubahan yang signifikan dalam kondisi teknologi, pasar, ekonomi atau hukum dalam
negara di mana perusahaan beroperasi.
 Perubahan signifikan yang mempengaruhi cara sebuah aset digunakan.
 Arus kas aktual yang dihasilkan secara material lebih rendah dari arus kas yang
diperkirakan sebelum diskon.

Misalnya, pada tanggal 11 Agustus 2018, PT MKN Jaya menggabungkan kegiatan


operasi dengan menutup sebuah pabrik.Sebagai akibat dari penutupan tersebut, nilai pabrik
dan peralatan turun sebesar Rp.1.000.000.000.
Ayat jurnal untuk mencatat penurunan nilai tersebut adalah:

Rugi atas penurunan nilai aset tetap dilaporkan sebagai pos beban terpisah yang
dikurangkan dari laba kotor dalam menentukan laba dari operasi berjalan.
Sebagai tambahan, catatan pengungkapan harus menjelaskan karakteristik aset dengan
nilai menurun dan penyebab penurunanya. Kerugian tersebut menurunkan nilai buku aset tetap
dan karena itu, menurunkan beban penyusutan untuk periode mendatang.
Jika kelak aset dijual, laba atau rugi atas penjualan akan dibuat berdasarkan nilai buku
yang lebih rendah. Dengan demikian, akuntansi penurunan nilai aset mengakaui kerugian aset
pertama diidentifikasi, dan bukannya saat aset dijual.

2. Biaya restrukturisasi di Laporan Laba Rugi


Pengertian biaya restrukturisasi (restructuring charge) adalah biaya yang muncul
seiring dengan tindakan seperti pembatalan kontrak kerjasama, pemberhentian atau relokasi
karyawan, dan penggabungan kegiatan operasi. Seringkali peristiwa-peristiwa ini
memunculkan biaya awal satu kali (tidak berulang) untuk mendapatkan penghematan jangka
panjang.
Sebagai contoh, perhatikan karyawan yang diberhentikan, perusahaan harus
memberikan pesangon sesuai dengan ketentuan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Pesangon karyawan ini merupakan biaya restrukturisasi yang paling signifikan. Pesangon
karyawan muncul saat sebuah rencana yang menjelaskan jumlah karyawan yang diberhentikan,
jumlah pesangon, dan waktu pesangon telah disahkan oleh manajemen senior dan
dikomunikasikan kepada para karyawan.

5
Perhatikan contoh berikut ini:
PT MKN Jaya mengumumkan rencana untuk memberhentikan 300 karyawan dari
pabrik yang ditutup pada tanggal 1 Agustus 2018. Rencana ini menetapkan pembayaran
pesangon sebesar Rp 5.000.000 per karyawan. Saat rencana tersebut dikomunikasikan kepada
para karyawan, mereka memiliki hak secara hukum untuk bekerja selama 60 hari tapi juga
diperbolehkan untuk memilih meninggalkan perusahaan lebih cepat.Pesangon akan diberikan
pada karyawan pada akhir hari ke-60 atau di antara waktu tersebut. Beban dan kewajiban untuk
menyediakan pesangon harus diakui pada nilai wajar pada tanggal rencana diumumkan.
Nilai wajar dari rencana tersebut akan menjadi:
= 300 (jumlah karyawan) X Rp 5.000.000 = Rp. 1.500.000.000
Nilai sebesar itu merupakan total biaya yang diharapkan dari tindakan memberhentikan
karyawan, dengan demikian biaya restrukturisasi sejumlah Rp 1.500.000.000 akan dicatat
dalam jurnal sebagai berikut:

Biaya restrukturisasi dilaporkan sebagai beban terpisah yang dikurangkan dari laba
kotor dalam menentukan laba dari operasi penjualan.
Kewajiban PHK karyawan akan ditunjukkan sebagai kewajiban lancar. Jika rencana
untuk pembayaran pesangon memakan waktu lebih dari satu tahun, maka akan dilalui sebagai
kewajiban jangka panjang.
Sebagai tambahan, suatu catatan harus mengungkapkan karakteristik dan penyebab
terjadinya restrukturisasi dan biaya yang berkaitan dengan jenis restrukturisasi.
Jumlah pesangon yang sebenarnya dbayarkan kepada para karyawan yang
diberhentikan harus diDEBIT ke kewajiban saat karyawan meningggalkan perusahaan.

Perhatikan contoh berikut ini:


Diasumsikan 25 karyawan mendapatkan pekerjaan di perusahaan lain dan
meninggalkan perusahaan pada tanggal 25 Agustus 2018. Ayat jurnal untuk mencatat
pembayaran pesangon kepada karyawan ini adalah sebagai berikut:

Perhatikan satu contoh lagi berikut ini:


Pada tanggal 2 Agustus 2018 tahun berjalan, PT XYZ menemukan bahwa peralatan
telah menurun nilainya sehingga nilai buku peralatan dikurangi sebesar Rp 180.000.000.
Sebagai tambahan, pihak manajemen senior perusahaan mengumumkan rencana
pembayaran pesangon karyawan di mana 80 karyawan dapat menerima pesangon sebesar Rp
7.000.000 tiap karyawan.
Ayat jurnal untuk penurunan nilai aset dan biaya restrukturisasi adalah sebagai berikut:

6
3. Operasi dalam penghentian dalam Laporan Laba Rugi

Pengertian operasi dalam penghentian adalah adalah pelepasan sebuah segmen bisnis
atau komponen dalam sebuah entitas.
Laba atau rugi yang diperoleh dari operasi dalam penghentian (discontinued
operations) di laporkan dalam laporan laba rugi sebagai laba atau rugi dari operasi dalam
penghentian.
Istilah segmen usaha (business segmen) mengacu pada lini bisnis utama sebuah
perusahaan, seperti divisi, departemen atau kelas pelanggan tertentu.
Komponen dalam sebuah entitas adalah tingkat terendah di mana kegiatan operasi
dan arus kas secara jelas dapat dibedakan secara operasional dan untuk keperluan laporan
keuangan dari seluruh entitas.
Contohnya adalah sebuah toko milik peritel, satu wilayah untuk manajemen
pemasaranatau sebuah kategori produk untuk perusahaan barang konsumsi.
Untuk memberi ilustrasi mengenai pengungkapan, perhatikan contoh berikut ini:
PT MKN Jaya memiliki divisi terpisah yang menghasilkan barang elektronik, konsultan
SOP, dan persediaan piranti keras. PT MKN Jaya menjual divisi barang elektroniknya dan
mengalami kerugian. Kerugian ini dikurangkan dari laba dari operasi berjalan (laba dari divisi
konsultan SOP dan piranti keras).
Sebagai tambahan, sebuah catatan harus mengungkapkan identitas segmen yang dijual,
tanggal pelepasan, penjelasan mengenai aset dan kewajiban segmen tersebut dan cara
pelepasan aset.

4. Pos luar biasa di Laporan Laba Rugi


Pengertian pos luar biasa di laporan laba rugi adalah pos yang dihasilkan dari peristiwa dan
transaksi yang:
1. Berbeda (tidak biasa) secara signifikan dari kegiatan operasi bisnis yang sejenis atau
normal.
2. Muncul secara tidak teratur.

Laba dan rugi yang dihasilkan dari bencana alam yang terjadi secara tidak teratur dan tidak
diduga, seperti gempa bumi (seperti yang terjadi di Lombok), banjir dan kebakaran merupakan
pos luar biasa.

7
Laba dan rugi yang berasal dari pelepasan sebuah tanah atau gedung untuk kepentingan umum
juga termasuk pos luar biasa.
Laba dan rugi sejenis ini, selain yang diperoleh dari pelepasan sebuah segmen bisnis,
harus dilaporkan sebagai pos luar biasa di Laporan Laba Rugi. Kadangkala, pos luar biasa dapat
menimbulkan hasil keuangan yang luar biasa.
Sebagai contoh, pada tahun 2004, Perusahaan Listrik Negara (PLN) melaporkan
kerugian luar biasa sejumlah lebih dari Rp 281 M sebagai akibat dari kerusakan properti di
Nangroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara dan Papua yang disebabkan oleh tsunami dan
gempa bumi.

b. Pos Tidak Biasa yang Mempengaruhi Laporan Laba Rugi Periode Sebelumnya

Sebagai tambahan untuk pos tidak biasa di laporan laba rugi, terdapat dua hal penting
yang memerlukan penyajian kembali yang berlaku surut terhadap laba periode sebelumnya,
yaitu:
1. Kesalahan
Kesalahan dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau pengungkapan laporan
keuangan.
Penyajian kembali yang berlaku surut mengharuskan laporan keuangan yang dikeluarkan
sebelumnya untuk disesuaikan terhadap pengaruh dari kesalahan.
Jika kesalahan yang ditemukan mempengaruhi laporan keuangan periode sebelumnya,
maka laporan periode sebelumnya, dan seluruh laporan seluruhnya HARUS disajikan kembali
untuk mencerminkan perbaikan.

2. Perubahan dalam prinsip akuntansi


Jika terdapat perubahan dari satu prinsip akuntansi berterima umum ke prinsip
akuntansi berterima umum lainnya, maka perubahan diterapkan untuk laporan keuangan
periode sebelumnya.
Artinya laporan keuangan periode sebelumnya disajikan kembali seolah-olah prinsip prinsip
akuntansi baru selalu digunakan.
Dengan demikian, dalam kedua kasus, perubahan-perubahan tersebut tidak
mempengaruhi laba periode berjalan, tapi akan mempengaruhi laba yang dilaporkan pada
periode sebelumnya. Akibatnya, Laba Ditahan dan akun neraca lainnya pada periode berjalan
akan disajikan kembali untuk menunjukkan perubahan periode sebelumnya.

c. Menyajikan Pos Tidak Biasa di Laporan Laba Rugi


Perhatikan contoh format Laporan Laba Rugi berikut ini:

8
Kategori pertama dari pos tidak biasa mempengaruhi laporan laba rugi periode berjalan.
Akan tetapi, lokasi pengungkapannya di laporan laba rugi berbeda ai antara pos-pos tersebut.
Penurunan nilai aset tetap dan biaya restrukturisasi dilaporkan di atas laba dari operasi
berjalan seperti yang ditunjukkan dalam poin 1 di atas, artinya penurunan aset tetap dan biaya
restrukturisasi dikurangkan untuk mendapatkan laba dari operasi berjalan.
Meskipun operasi dalam penghentian dan pos luar biasa mempengaruhi laba bersih,
mereka dilaporkan di bawah laba dari operasi berjalan seperti yang ditunjukkan dalam poin 2
di atas.

F. Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share / EPS )


1. Pengertian Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS )
Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang
harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan
besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham
perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan(return) yang
diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham.
Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang
saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah
rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek earning
perusahaan. di masa depan.
Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal
ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Secara singkat dapat peneliti
simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham,
karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.
Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan. bisa diketahui dari informasi
laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan
laporan rugi laba perusahaan.
Earning per share atau laba per lembar saham adalah suatu analisis yang penting di
dalam laporan keuangan perusahaan. Earning per share memberikan informasi kepada para
pihak luar (ekstern) seberapa jauh kemampuan perusahaam menghasilkan laba untuk tiap
lembar yang beredar.
Sebagai indikator keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa yang akan
datang, earning per share memberikan gambaran yang penting dari keberhasilan itu. Namun
9
demikian earning per share bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini
masih harur dikombinasikan dengan alat yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh.
Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang
akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS). Sedangkan jumlah laba per lembar
saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan
dalam hal pembayaran deviden. Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat
kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada
para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat
kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham (EPS)
yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan
kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham.
Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang
saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai
perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur
keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

2. Penilaian Laba Perlembar Saham ( EPS )

Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan
oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan
keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan
laporan rugi laba.
Neraca menunjukan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal sendiri pada
waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang diperoleh, berapa biaya
yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada periode waktu tertentu
(biasanya selama 1 tahun).
Alasan mengapa laba per lembar saham (EPS) disajikan di laporan laba rugi menurut
Niswonger dkk ( 2000:14 ) adalah :

“Jumlah absolute laba bersih sulit untuk dipakai mengevaluasi profitabilitas perusahaan
jika jumlah modal pemegang saham banyak berubah. Dalam kasus seperti itu profitabilitas
perusahaan dapat dinyatakan dengan laba per lembar saham (EPS).”
Sedangkan perhitungan laba per lembar saham (EPS) menurut Niswonger dkk (
2001:15 ) adalah
“Jika sebuah perusahaan hanya memiliki saham biasa yang beredar, maka laba per
lembar saham biasa ditentukan dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa yang
beredar. Jika ada saham preferen sebelum di bagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.”

3. Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham

Penelitian di Indonesia mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan harga saham


sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan keuangan menghasilkan bahwa
52,86% responden mengandalkan laporan keuanagn. Hasil yang lain menyatakan bahwa
informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham (Triyono
dan Jogiyanto,2004:24).
Triyono (1998) menguji informasi arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi, operasi,
dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel pada penelitian yang di lakukan

10
adalah 34 perusahaaan manufaktur yang Go Public di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa
tidak terdapat hubungan antara arus kas, maupun ketiga komponen adalah return saham.
Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan
dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.

4. LABA PERSAHAM : Perhitungan dan Analisis

Pendapatan per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu
periode untuk tiap lembar saham yang beredar.
Informasi mengenai pendapatan per lembar saham (EPS) dapat digunakan oleh
pimpinan perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan. Informasi ini juga
berguna bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan.
Bila dividen yang dibayarkan pada setiap lembar saham dibandingkan dengan pendapatan per
lembar saham dalam periode yang sama, maka akan diperoleh persentase pembayaran (pay out
percentage).
Perhitungan earnings per share ini tidak berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang tidak go
public.
Perhitungan pendapatan per lembar saham (EPS) tergantung dari struktur modal
perusahaan, yaitu sederhana atau kompleks.
Berikut ini contoh perhitungan pendapatan per lembar saham untuk masing-masing struktur
modal :
a. Perusahaan dengan Struktur Modal yang Sederhana
Struktur modal yang sederhana adalah struktur modal yang terdiri dari saham biasa saja
atau dapat juga terdiri dari berbagai macam saham tapi secara potensial tidak mempunyai efek
dilutive.
Untuk perusahaan yang struktur modalnya sederhana, perhitungan pendapatan per
lembar saham (EPS) dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Contoh 1 :
PT MyCom Computer mempunyai modal saham biasa yang beredar dalam tahun 2015
sebanyak 1000 lembar. Pendapatan bersih dalam tahun 2015 sebesar Rp. 1.500.000,- . Semua
saham sudah beredar sejak awal tahun 2015 dan tidak ada saham prioritas.

Pendapatan per lembar saham PT MyCom Computer untuk tahun 2015 sebesar :

Contoh 2 :

11
PT ILC Computer Learning mempunyai modal sebagai berikut :
Saham biasa (beredar) sebanyak 1.500 lembar. Saham prioritas, nominal Rp. 1.000 per lembar
saham, beredar sebanyak 500 lembar. Dividen saham prioritas sebesar 10%. Pendapatan bersih
tahun 2015 sebesar Rp. 2.000.000,-.
Perincian mengenai saham biasa adalah sebagai berikut :
01 Januari 2015, beredar 1.000 lembar.
01 Juli 2015, emisi baru sebanyak 500 lembar.
Untuk dapat menghitung pendapatan per lembar saham, pertama kali perlu dihitung
rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar.
Perhitungannya sebagai berikut :

b. Perusahaan dengan Struktur Modal yang Kompleks


Struktur modal yang kompleks adalah struktur modal yang terdiri dari berbagai macam
surat berharga seperti saham biasa, saham prioritas, surat-surat berharga yang dapat ditukarkan
(convertible) seperti convertible preferred stock, convertible bonds dan optionsatau warrants.
Accounting standar untuk struktur modal yang kompleks menghendaki penyajian 2 data
pendapatan per lembar saham, primary earnings per share dan fully diluted earnings per share.
Rumus perhitungan primary earnings per share adalah sebagai berikut :

12
Sedangkan rumus untuk menghitung fully diluted earnings per share adalah primary
earnings per share dikurangi dengan surat berharga selain saham biasa ekuivalen yang
mempunyai akibat dilutive.
Bila dituliskan dalam sebuah formula adalah sebagai berikut :

G. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang ditahan oleh perusahaan
dan tidak dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. Uang ini biasanya
diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan, agar menjadi ‘bahan bakar’ utama untuk
kelangsungan pertumbuhan perusahaan, atau digunakan untuk melunasi utang-utang
perusahaan.
Laba ini akan diakumulasikan dan dilaporkan sebagai ekuitas pemilik dalam neraca.
Besarnya laba ditahan biasanya ditentukan oleh kebijakan dewan komisaris suatu perusahaan
yang tentunya akan berbeda antara kebijakan di suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Manfaat Laba Ditahan
1. Untuk membiayai operasional perusahaan dalam pencapaian laba yang lebih maksimal.
2. Untuk melunasi utang yang ada.
3. Sebagai cadangan dana untuk kebutuhan investasi perusahaan.
4. Untuk perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.

Jika Anda bisa, kumpulkan data yang diperlukan dari laporan keuangan perusahaan.
Setiap perusahaan diharuskan untuk melakukan dokumentasi atas riwayat keuangan mereka
secara resmi. Jika Anda bisa melakukannya, biasanya akan lebih mudah menghitung laba
ditahan selama periode yang berjalan dengan menggunakan angka-angka dari laporan resmi
ini untuk mengetahui jumlah laba ditahan pada tanggal tertentu, laba bersih, dan dividen yang
sudah dibayar, dibandingkan jika Anda harus menghitungnya secara manual. Laba ditahan
perusahaan sampai dengan periode pencatatan yang terakhir dan modal sendiri pemegang
saham akan ditampilkan dalam neraca, sementara laba bersih perusahaan akan ditampilkan
dalam laporan rugi laba untuk periode yang berjalan.

Jika Anda bisa memperoleh semua informasi ini, Anda bisa menghitung laba ditahan
dengan rumus sebagai berikut: Laba bersih – dividen yang dibayarkan = laba ditahan.

H. Membuat laporan Ekuitas pemegang saham


Tiga kategori berikut biasanya muncul pada kelompok ekuitas pemegang saham :
1. Modal saham
2. Tambahan modal disetor (modal yang melebihi nilai pari atau nilai ditetapkan)
3. Laba ditahan
Dua kategori pertama, yaitu modal saham dan tambhan modal disetor merupakan
modal kontribusi, sementara laba ditahan merupakan modal yang diperoleh perusahaan.

13
Berikut ini merupakan contoh kelompok ekuitas pemegang saham komprehensif yang
diambil dari neraca Frost Company yang meliputi sebagian besar pos-pos ekuitas.

FROST CORPORATION
Ekuitas Pemegang Saham
31 Desember 2007

Modal Saham
Saham preferen, nilai pari $100, kumulatif 7%, diotorisasi
100.000 lembar, diterbitkan dan beredar 30.000 lembar. $ 3.000.000
Saham biasa, tanpa nilai pari, nilai ditetapkan $10 per lembar,
500.000 lembar diotorisasi, 400.000 lembar diterbitkan. $ 4.000.000
Dividen saham biasa yang dapat dibagikan, 20.000 lembar. $ 200.000
Total Modal Saham $ 7.200.000
Tambahan Modal Disetor
Kelebihan dari nilai pari-preferen $ 150.000
Kelebihan dari nilai ditetapkan-biasa $ 840.000 $ 990.000
Total Modal Disetor $ 8.190.000
Laba Ditahan $ 4.360.000
Total modal disetor dan laba ditahan $12.550.000
Dikurangi:
Biaya saham treasuri (2000 lembar, saham biasa) $ (190.000)
Akumlasi kerugian komprehensif lainnya $ (360.000)
Total Ekuitas Pemegang Saham $12.000.000

Frost harus mengungkapkan hak-hak dan keistimewaan yang berkaitan dengan berbagai
sekuritas yang beredar. Misalnya, perusahaan harus mengungkapkan semua deviden yang
dikeluarkan setelahnya dan preferensi likuidasi, hak partisipasi, harga dan tanggal penarikan,
persyaratan modal tertanam, hak suara khusus, dan syarat-syarat kontrak lain penting dalam
menerbitkan saham tambahan. Preferensi likuidasi harus diungkapkan dalam bagian ekuitas

14
pada neraca, dan bukan dalam catatan pada laporan keuangan, untuk menekankan
kemungkinan akibat pembatasan ini pada arus kas di masa depan.

Laporan ekuitas pemegang saham (statements of stockholders’ equity) biasanya disajikan


dalam format dasar sebagai berikut:

1. Saldo pada awal periode.

2. Penambahan.

3. Pengurangan.

4. Saldo pada akhir periode.

Pengungkapan perubahan pada akun terpisah dari ekuitas pemegang saham disyaratkan
untuk membuat laporan keuangan yang cukup informatif. Pengungkapan perubahan seperti itu
dapat mengambil bentuk laporan terpisah atau dibuat dalam laporan keuangan dasar atau
catatan yang menyertainya.

I. Membuat dan melaporkan laba komprehensif


Laporan Laba Komprehensif adalah laporan laba rugi yang ditambahkan dengan faktor
laba komprensif seperti :
1. Perubahan dalam surplus revaluasi asset tetap dan asset tak berwujud
2. Keuntungan dan kerugian actuarial atas program manfaat yang pasti diakui
3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan entitas
asing
4. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset berharga yang
dikategorikan sebagai asset tersedia untuk dijual
5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas

Total laba rugi komprehensif (total comprehensive income) yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi komprehensif adalah total semua pos penghasilan dan beban yang diakui selama satu
periode (termasuk komponen laba atau rugi dan pendapatan komprehensif lain).
Laporan laba rugi komprehensif minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut untuk
periode:
1) Pendapatan;
2) Biaya keuangan;
3) Bagian laba atau rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas;
4) Beban pajak;
5) Operasi yang dihentikan yang mencakup suatu total dari:
a) Laba atau rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
b) Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi
yang dihentikan.

15
Entitas menyajikan seluruh komponen pendapatan komprehensif (pos penghasilan dan beban)
yang diakui dalam satu periode:
1)Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, di mana semua pos penghasilan dan beban
yang diakui dalam satu periode (pendekatan satu laporan – the single statement approach
2) Dalam bentuk dua laporan (pendekatan dua laporan – the two statement approach):
a) Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah)
b) Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan
komprehensif lain (dalam laporan laba rugi komprehensif).

16
DAFTAR PUSTAKA
https://sashaannisa18.blogspot.com/2015/03/ekuitas-pemegang-saham.html

https://nichonotes.blogspot.com/2018/01/laba-ditahan.html

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-cara-menghitung-laba-ditahan-dalam-proses-akuntansi/

https://www.beecloud.id/pengertian-fungsi-dan-contoh-laporan-laba-rugi-akuntansi/

https://www.youtube.com/watch?v=W-QNVbHQ70E

https://www.youtube.com/watch?v=AxnIjvDhGUk

https://www.youtube.com/watch?v=MjSUJ6ciJJE

https://www.coursehero.com/file/20763993/Laporan-Laba-Rugi-Komprehensif/

17
18

Anda mungkin juga menyukai