Anda di halaman 1dari 68

BAB 8 INTERNATIONAL BUSINESS COMBINATIONS, GOODWILL AND

INTANGIBLE

I. Consolidation Financial Statement, Funds and Cash Flow Statement

1. Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi umumnya diterima dalam praktek sebagai cara


akuntansi untuk kombinasi bisnis secara internasional. Laporan konsolidasi menjadi
relevan bukan hanya terhadap pemakai luar tapi digunakan manajemen untuk kontrol
dan koordinasi.

A. Perbandingan Praktek

Dalam survei yang dilakukan pada tahun 1989 terhadap perusahaan multinasional
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan menyediakan laporan keuangan
konsolidasi internasional. Dalam praktek, kualitas dan kuantitas informasi
konsolidasi bervariasi baik antarnegara maupun dalam satu negara. Di Inggris,
neraca dari sebuah perusahaan induk selalu disediakan sebagai tambahan dari
neraca dan laporan rugi laba konsolidasi. Sebaliknya di Amerika, hanya laporan
keuangan konsolidasi yang disediakan. Di Jerman, praktek yang umum adalah
penyediaan informasi baik perusahaan induk maupun laporan keuangan
konsolidasi. Ada pula beberapa negara yang mensyaratkan secara ketat peraturan
untuk pengungkapan konsolidasi seperti Jepang pada tahun 1976 dan ada yang
sukarela melakukannya seperti beberapa perusahaan di Italia dan Swiss.

B. Purchase vs Pooling Interest

Terdapat perbedaan pertimbangan antarnegara untuk menerapkan berbagai metode


yang ada untuk konsolidasi. Di Inggris metode konsolidasi yang biasanya
digunakan adalah purchase dimana aset direvaluasikan ke fair value pada tanggal
akuisisi dan perbedaan antara harga beli dan revaluasi diakui sebagai goodwill
dalam konsolidasi. Di beberapa negara lain metode pooling of interest juga
dijalankan dalam situasi tertentu. Pada metode ini aset tidak direvaluasi, tidak ada
goodwill dan tidak ada perbedaan pendapatan antara sebelum dan sesudah akuisisi.

Pengaruh perbedaan itu addalah di bawah pendekatan akuisisi, laba kombinasi


menurun dengan kenaikan depresiasi karena revaluasi aset. Penurunan profit
mungkin terjadi karena amortisasi goodwill meskipun write-off diperbolehkan.
Karena itu terdapat kecenderungan penggunaan metode pooling of interest sebagai
alternatif metode purchase.

Dalam praktek, metode poolong of interest hanya digunakan untuk sebagian kecil
perusahaan multinasional. Di Australia dan Jepang tidak diperbolehkan tapi
dijalankan di Kanada dan AS dalam situasi tertentu dan diperbolehkan dinegara-
negara seperti Perancis, Jerman, Belanda, Swedia, Swiss, dan Inggris.

Usaha Harmonisasi Internasional

Menyangkut harmonisasi internasional pada permasalahan konsolidasi, terdapat


beberapa ide yang mengarah pada pemahaman secara bersamaan mengenai
konsolidasi terutama pada tingkat masyarakat Eropa dan IASC. Di Eropa langkah
yang paling berharga bagi harmonnisasi adalah adaptasi Seventh Directive On
Consolidated Account pada tahun 1983. Point yang tercantum sangat penting dalam
hal memberi arahan bagi konsolidasi secara luas pada tingkat dunia. Arahan tersebut
juga searah dengan praktek akuntansi anglo-amerika yang dominan pada saat ini.
Meskipun demikian arahan ini juga memasukkan praktek-praktek di Eropa.

2. Laporan Arus Kas dan Arus Kas

Laporan aliran kas atau laporan posisi keuangan semakin diakui sebagai sebuah
perangkat yang tidak kalah pentingnya dalam keseluruhan laporan keuangan
konsolidasi. Laporan ini menggambarkan aliran masuk dari operasi dan dari hal lain
seperti pinjaman baru, modal, atau penjualan aset bersama aliran keluar dana yang
diperuntukkan bagi pembayaran dividen, pembayaran utang dan investasi.

Usaha Harmonisasi Internasional

Pada tingkat masyarakat Eropa, permintaan atau proposal berhubungan dengan dana
dan laporan arus kas tidak ada. Hal yang tidak mengherankan jika permintaan untuk
itu hanya ada di Peranacis dan Inggris dan negara-negara anggota International
Accounting Standard 7 (IAS 7), tidak jauh beda dari rekomendasi presentasi laporan
dana. IAS 7 tidak memberi bahasan spesifik item-item yang diungkapkan maupun
bagaimana laporan disajikan, hanya menyatakan bahwa perusahaan harusnya
mengadopsi laporan perubahan posisi keuangan.

Arus Kas

A. Definisi Arus Kas

Arus kas merupakan arus masuk dan keluar dari suatu perusahaan. Arus kas
disajikan dalam suatu laporan arus kas. Arus Kas adalah arus masuk dan arus
keluar kas atau setara kas (cash equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat
likuid,berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah tertentu
tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan Akuntan
Indonesia 2004 : 22). Arus Kas adalah arus kas masuk operasi dengan pengeluaran
yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi dimasa mendatang
(Brigham dan Houston 2001 : 47)
Jadi Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Arus Kas adalah arus
kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas dalam periode tertentu yang
berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan. Menurut
PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara
kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan
dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan
dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya
satu tahun buku).

B. Laporan Arus Kas

Cash flow statement atau laporan arus kas adalah bagian dari laporan
keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya.
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan
tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode
penyajian laporan keuangan.

Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk


ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam
bentuk kas. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas
yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan
dalam buku. Menurut Arthur, J. Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J.
William Petty (2001:678) setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure)
selalu mengandung dua macam arus kas, yaitu:

 Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan
untuk investasi baru.

 Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi
baru tersebut, yang sering disebut “Net cash proceeds.”

Pada dasarnya ada beberapa motif (dorongan) yang menyebabkan perusahaan perlu
memiliki sejumlah kas. Dorongan-dorongan inilah yang menentukan jumlah kas
yang harus dimiliki perusahaan. Motif-motif tersebut, antara lain:

a. Motif Transaksi (Transaction Motive)

Motif Transaksi dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang


tunai untuk membiayai kegiatannya sehari-hari, seperti: untuk gaji dan upah,
membeli barang, membayar tagihan dan pembayaran hutang kepada kreditur
apabila jatuh tempo.

b. Motif Berjaga-jaga (Safety Motive / Precautionary Motive)


Motif Berjaga-jaga dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang
mungkin terjadi, tetapi tidak jelas kapan akan terjadinya, seperti: kerusakan
mesin, perubahan harga bahan baku, kebakaran dan kecelakaan.

c. Motif Spekulatif (Speculative Motive)

Motif Spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau


kesempatan itu ada, seperti: perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya
untuk diinvestasikan pada sekuritas (saham atau obligasi) dengan harapan
setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik.

d. Motif Compensating Balance

Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan akibat


meminjam sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di
bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan
sejumlah uang di dalam rekeningnya. Misalnya: suatu perusahaan meminjam
dana dari bank sebesar Rp 500 juta dan bank mengharuskan perusahaan
memiliki simpanan di bank tersebut dengan saldo Rp 50 juta. Jumlah inilah
yang disebut sebagai compensating balance.

C. Tujuan Arus Kas

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi,
para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya . Tujuan Pernyataan
ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari
suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas
berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama
suatu periode akuntansi.

Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam
Pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak
terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan
keuangan. Para pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan
menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum
dan tidak tergantung pada aktivitas perusahaan serta apakah kas dapat dipandang
sebagai produk perusahaan, seperti yang berlaku di lembaga keuangan. Pada
dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat
perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue-producing
activities). Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, untuk
melunasi kewajiban, dan untuk membagikan dividen kepada para investor.

D. Kegunaan Informasi Arus Kas


Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus
kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah
serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan
peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan.Informasi
tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi
yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu,
dan kepastian arus kas masa depan. Informasi arus kas juga berguna untuk meneliti
kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan
dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak
perubahan harga.

E. Penyajian Laporam Arus Kas

Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :

a. Arus Kas Masuk (Cash Inflow)

Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk terdiri dari:

 Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.


 Penagihan piutang dari penjualan kredit.
 Penjualan aktiva tetap yang ada.
 Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
 Pinjaman/hutang dari pihak lain.
 Penerimaan sewa dan pendapatan lain.

b. Arus Kas Keluar (Cash Outflow)

Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar terdiri dari:

 Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-
lain.
 Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
 Pembelian aktiva tetap.
 Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
 Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
 Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan
pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan
mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan
pendanaan.

1. Menurut PSAK No.2 (2002:9)

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

a) Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi utama


suatu perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba
rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas
melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari opersi
berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas yang kurang
penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi
saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan
karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.

b) Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang


yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau
penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan
kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan
investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain. Pada laporan arus
kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan
penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraea. Pemberian
pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman
menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga
dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.

c) Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor


dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan
perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham,
peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi,
penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang
saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran
terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.
2. Metode Penyajian Laporan Arus Kas

Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode
langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua
metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan
metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas
masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam
beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode
tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba
bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya
penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena
pelepasan investasi.Joint Venture Accounting, Goodwill and Intangible

II. Joint Venture Accounting

Joint venture merupakan fenomena bisnis yang relatif baru dan tumbuh dengan cepat
beserta isu-isu yang melatar belakangi. Baik antara perusahaan multinasional itu
sendiri dan antara perusahaan di Negara tempat operasinya maupun dengan
pemerintah. Masalah yang terjadi adalah bagaimana untuk melakukan koordinasi
kultur dan tradisi akuntansi yang berbeda dengan cara yang dapat memberikan solusi
kepada control keuangan, pengukuran laba dan penilaian investasi joint venture. Jika
terdapat perbedaan asset, depresiasi, perlakuan utang, dan penggunaan dana untuk
berbagai tujuan dan termasuk investasi baru dan manfaat social pegawai.

Gelombang baru joint venture juga memiliki banyak pertanyaan seputar pelaporan
keuangan oleh perusahaan multinasional. Dalam hal ini, IASC mencoba memberikan
solusi dengan mengeluarkan IAS 31 pada Desember 1990 “Financial Reporting of
International In Joint Ventures”. IAS 31 mendefinisikan joint venture sebagai
”penyajian kontrol oleh dua atau lebih pihak yang sepakat melakukan aktivitas yang
dapat dikontrol bersama”.

Ada tiga bentuk joint venture yaitu Operasi, Aset, dan Perusahaan meskipun secara
umum lebih banyak berbentuk operasi dan asset daripada perusahaan. Benchmark
Treatment yang direkomendasikan untuk IASC, menggunakan pendekatan
konsolidasi secara proporsioanal baik kombinasi saham dari asset, utang, pendapatan
dan biaya joint venture ke dalam dasar line-by-line dengan grup yang dikonsolidasi
atau dengan memasukkan item yang terpisah dalam laporan keuangan konsolidasi.

Adapun metode yang digunakan, pengungkapan informasi disyaratkan


mengungkapkan mengenai ketidakpastian, komitmen modal, daftar dan deskripsi
kepentingan yang signifikan dan proporsi kepemilikan yang mengontrol suatu entitas.

1. Goodwill and Intangible

a. Goodwill
Goodwill merupakan salah satu asset tak berwujud yang timbul sebagai akibat dari
merger dan akusisi. Goodwill adalah kelebihan harga beli untuk sebuah perusahaan
di atas fair value dari keseluruhan asset bersih yang diperoleh perusahaan penawar.

Ada dua macam konsep goodwill yaitu purchased goodwill dan negative goodwill.
Purchase goodwill diperoleh bila harga beli lebih tinggi dari fair value asset-aset
bersih, sedangkan negative goodwill diperoleh jika harga beli lebih rendah dari fair
value asset-aset bersih. Beberapa konsep tentang goodwill :

 Goodwill bukanlah sebuah asset yang independen seperti kas atau pun barang
dagang yang dapat di jual ataupun dipertukarkan.
 Goodwill hanya sebuah penilaian dari asey-aset yang undervalued ataupun
yang tidak tercatat.
 Goodwill bukanlah asset yang berdiri sendiri namun hanya ada di dalam
kombinasi bersama asset lainnya.

b. Intangible

Intangible asset adalah suatu hak, hak istimewa, dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki
wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan intangible asset bias berupa kontrak, lisensi,
atau dokumen lain. Intangible asset mungkin timbul dari :

 Pemerintah, misalnya hak paten, hak cipta, merek dagang, dan nama dagang.
 Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaraan goodwill.
 Perjanjian tertentu, misalnya franchise dan lease.

Metode Akuntansi

Aset tanpa amortisasi

Pendukung metode ini mengemukakan pembelian goodwill harus dianggap sebagai


modal dengan asumsi bahwa keuntungan ekonomi di masa mendatang di harapkan
untuk diberi penilaian dan pada sebuah usaha yang sukses nilai dari goodwill tidak
dapat susut karena secara terus menerus di utamakan.

Aset dengan amortisasi yang sistematis

Pendukung metode ini menyatakan goodwill sebagai sebuah asset yang berpengaruh
terhadap keuntungan ekonomis dimasa mendatang.goodwill merupakan biaya sumber
daya yang digunakan sehingga perlu diamortisasi secara sistematis terhadap
pendapatan.

Penghapusan langsung

Pendukung metode ini menyatakan pembelian goodwill bukanlah sebuah asset yang
berhubungan dengan laporan keuangan.Goodwill tidak dapat dipisahkan atau secara
independen nyata namun hanya karenapenilaian sebuah perusahaan atau usaha secara
kesluruhan.

III. Brands, Trademarks, Patent and Related Intangible

Kapitalisasi dari nama brand menjadi persoalan khususnya di negara yang pendekatan
pada praktek akuntansinya lebih fleksible dan perlakuan terhadap goodwill telah
mempengaruhi baik pendapatan maupun modal. Alasan utama untuk mengkapitalisasi
brand adalah akibat kontroversi terhadap goodwill, khususnya praktek penghapusan
segera, yang memiliki konsekuensi menghapuskan dana pemegang saham. Masalah
akuntansi untuk brand, merk dagang, paten, lisensi dan lain-lain belum memiliki
perlakuan standar Akuntansi Internasional walaupun IASC sekarang sedang
mengembangkannya

IV Research and Development

Timbul karena adanya keinginan yang tak pernah terpuaskan dan adanya pertumbuhan
informasi teknolo\gi yang cepat. Perusahaan multinasional memainkan peran utama
dalam perkembangan riset dan pengembangan ini. Riset adalah penyelidikan orisinil dan
direncanakan akan dijalankan dengan kemungkinan memperoleh ilmu baru atau
pemahanan teknis. Dan pengembangan adalah terjemahan dari penelitian temuan atau
pengetahuan lain ke dalam rencana atau rancangan untuk menghasilkan material, alat,
produk, proses, sistem atau jasa yang baru atau yang dikembangkan secara substansial.
Persoalan utama dalam menghitung aktivitas ini adalah apakah biaya tersebut memenuhi
kriteria untuk diakui sebagai aset atau sebagai biaya pada saat terjadi. Karena tidak ada
kepastian bahwa keuntungan ekonomi dari aktivitas riset dan pengembangan di masa
yang akan datang, maka dalam keadaan tersebut diperlakukan sebagai biaya pada periode
di saat terjadi.

Riset dan pengembangan mencakup semua biaya yang berkaitan dengan penciptaan dan
pengembangan proses, teknik, aplikasi, dan produk baru. Tiga kategori pengeluaran :

a. Penelitian murni - tidak ada tujuan atau aplikasi khusus


b. Penelitian terapan - menerapkan penelitian ke bidang kepentingan bisnis
c. Pengembangan - bekerja menuju pengenalan atau peningkatan produk atau proses
tertentu

Standar Akuntansi Internasional (IAS 38)

Membutuhkan metode penghapusan langsung untuk pengeluaran penelitian. Biaya


pengembangan harus segera dihapusbukukan kecuali jika proyek memenuhi kriteria
tertentu. Jika proyek memenuhi kriteria, capitalize dan amortize. Periode amortisasi
ditelaah dan pengakuan kerugian penurunan nilai berlaku.
BAB 9 INTERNATIONAL SEGMENTAL REPORTING

A. USERS AND USES OF SEGMENT INFORMATION


Syarat pelaporan menurut segmen adalah cara pemilihan (disaggregation) informasi
spesifik telah dikumpulkan dan dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan tahunan
informasi dibutuhkan untuk dapat memngungkapkan setiap segmen: segmen pendapatan,
laba atau rugi operasi, dan aktiva yang dapat diidentifiikasi. Selain itu informasi yang
dapat disegmentasi adalah merupakan suatu rekonsiliasi uuntuk mengkonsolidasikan
pendapatan, operasi-operasi yang menguntungkan dan untuk mengidentifikasi keuntungan
yang disediakan kepada investor, kreditor, dan pengguuna lainnya untuk mengevaluasi
kemampuan memperoleh laba (profitability) resiko dan pertumbuhan potensial.

Tujuan penyajian informasi menurut segmen adalah menyediakan informasi bagi para
pemakai laporan keuangan mengenai skala relatif, kontribusa laba, dan tren pertumbuhan
dari berbagai industri dan wilayah geografis perusahaan yang didiversifikasi untuk
memungkinkan para pemakai laporan keuangan membuat pertimbangan yang lebiih baik
terhadap perusahaan secara keseluruhan.

Para pemakai inforasi pada laporan keuangan segmental:

a. Investor
b. Kreditor
c. Pemerintah
d. Manajemen
e. Karyawan
f. Akuntan

g. THE BENEFITS OF SEGMENT REPORTING

Predictive ability test dilakukan dengan cara membandingkan keakuratan dalam


meramalkan penjualan atau earnings periode yang akan datang, menggunakan data yang
dikonsolidasi dengan data yang tidak dikonsolidasi. Karena earnings yang akan menjadi
variabel pokok dalam minat investor, maka informasi yang dibutuhkan adalah informasi
yang dapat digunakan untuk memprediksi earnings.

Stock market reaction test mempunyai validitas yang lebih tinggi. Jika informasi mempunyai
pengaruh langsung terhadap pasar modal, maka informasi ini harus digunakan. Dalam
penelitian pasar modal terdapat bukti bahwa segmental disclosure baik secara line of business
maupun geographical segment dapat mengurangi risiko atau kesalahan dalam penaksiran
pasar tentang perusahaan yang diungkapkan

a. Lebih akurat dalam memprediksi earnings periode yang akan datang.


b. Lebih akurat dalam menentukan tingkat harga saham.

B. THE COSTS OF SEGMENT REPORTING


Beberapa argumen terhadap pelaporan segmen telah diusulkan, beberapa berlaku untuk
semua perusahaan, yang lain hanya pada situasi tertentu. Telah dikemukakan bahwa biaya
penyusunan, pemrosesan, dan penyebaran informasi tersebut akan melebihi manfaatnya.
Namun tidak ada bukti yang tersedia mengenai biaya pengungkapan atau kuantifikasi
manfaat yang tepat. Bagaimanapun, argumen biaya yang berlebihan memiliki validitas
yang patut dipertanyakan dalam banyak kasus. MNE memerlukan informasi terpilah untuk
tujuan perencanaan dan pengendalian internal dan menghasilkan beberapa informasi
semacam itu. Bahkan jika informasi yang digunakan secara internal tidak dalam bentuk
yang sesuai untuk pelaporan eksternal, nampaknya tidak mungkin, mengingat penggunaan
ekstensif sistem informasi terkomputerisasi, bahwa pembangkitan informasi semacam itu
sangat mahal. Hal ini terutama terjadi ketika seseorang menyadari betapa banyak
keleluasaan perusahaan dalam menentukan segmen pelaporan yang penting. Ini berarti
bahwa, untuk sebagian besar, segmen dapat diidentifikasi sedemikian rupa agar sesuai
dengan sistem informasi internal yang sudah ada.

Biaya lain dan yang berpotensi lebih serius, adalah menyebarkan informasi yang mungkin
menguntungkan pesaing potensial atau ada pesaing potensial. Argumen tentang kelemahan
kompetitif ini sering digunakan oleh MNE untuk menekan persyaratan pengungkapan
informasi yang kurang ketat. Meskipun hal ini mungkin berlaku di tingkat perusahaan,
terutama jika persyaratan yang sama tidak berlaku untuk perusahaan-perusahaan dari negara
lain, hal itu mungkin tidak menjadi masalah di tingkat keseluruhan ekonomi. Informasi
seperti itu membantu kompetisi dan evaluasi investor, hal itu mungkin dianggap keuntungan
daripada biaya bagi masyarakat. Apakah ini sangat bergantung pada sikap mengenai
keinginan untuk membantu kompetisi dan cenderung sebagian besar spesifik kasus,
tergantung pada karakteristik industri dan perusahaan yang terlibat. Namun, tidak tampak
bahwa informasi semacam itu dapat menguntungkan bila dilihat dalam perspektif masyarakat
yang lebih luas.
Argumen lain melawan alasan kerugian kompetitif untuk nondisclosure adalah bahwa
pengungkapan semacam itu hanyalah sebuah upaya, dan bukan usaha yang sangat
berhasil, untuk memberi keseimbangan kepada perusahaan yang beroperasi di satu industri
atau negara. Intinya adalah bahwa perusahaan semacam itu mengungkapkan lebih banyak
informasi tentang segmen tunggal mereka daripada multisegment MNE lainnya.

Argumen utama terhadap informasi segmen adalah bahwa dalam beberapa kasus hal itu
mungkin tidak sesuai dan karena itu berpotensi menyesatkan. pengungkapan implikasi
informasi segmen mengasumsikan bahwa sefggments yang dilaporkan relatif otonom dan
independen satu sama lain. Ini berarti bahwa angka yang dilaporkan untuk satu segmen
dapat dinilai secara independen dari pertimbangan kinerja perusahaan lainnya. Jika
sebaliknya, perusahaan sangat terintegrasi, tidak hanya transfer yang relatif besar antar
segmen yang mungkin terjadi, namun hasil segmentasinya tidak dapat dipahami atau
dianggap terpisah dari perusahaan lainnya. Pada ekstremnya, jika perusahaan sangat
terintegrasi, hasil yang terpilah cukup sewenang-wenang sehingga tidak ada artinya.
Sayangnya, sedikit bukti tersedia mengenai sejauh mana sebagian besar perusahaan
terintegrasi atau tingkat keterkaitan antara bagian perusahaan mana yang akan membuat
informasi segmen tidak valid. Dengan demikian, walaupun ini tampaknya merupakan
masalah yang signifikan bagi beberapa perusahaan, sulit untuk mengukur kejadiannya
dalam praktik

C. INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS


International Financial Reporting Standards (IFRS) diterbitkan dalam bentuk buku yang
memuat standar dan praktik internasional mengenai pelaporan keuangan. IFRS merupakan
standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASB (International Accounting
Standard Board). IASB dahulu bernama komisi Standar Akuntansi Keuangan
(IASC/International Accounting Standard Committee). IASC merupakan lembaga
independen untuk menyusun standar akuntansi yang dikenal dengan Standar Akuntansi
Internasional (IAS/International Accounting Standards). Organisasi ini memiliki tujuan
mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas
tinggi, namun dapat dipahami dan dapat dibandingkan (Choi et al, 2005).

IFRS adalah sebuah standar internasional yang diterbitkan oleh International


Accounting Standart Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi
utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat
Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi
Internasional (IFAC). Sebagian besar isi dari standar ini merupakan bagian dari
International Accounting Standar (IAS) yang kemudian IASB melanjutkan
pengembangannya menjadi sebuah standar baru yang kita kenal dengan nama IFRS.
Secara keseluruhan IFRS mencakup:

 Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional


Financial Reporting Standards (IFRS)) -dikeluarkan setelah tahun 2001.
 Peraturan-peraturan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards (IAS) -dikeluarkan sebelum tahun 2001.
 Interpretasi yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional
(International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)) -dikelularkan
setelah tahun 2001.
 Standing Interpretations Committee (SIC)—dikeluarkan sebelum tahun 2001.
 Kerangka Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan (1989)
(Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements (1989).
IFRS diterbitkan sebagai upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan
mencari solusi jangka panjang terhadap kerangnya transparasi informasi keuangan.
Adapun tujuan penerapan IFRS adalah:

1) Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi


berkualitas tinggi.
2) Transparasi bagi penggina laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan.
3) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
4) Meningkatkan investasi.
D. REGULATION AROUND THE WORLD
1. Persyaratan U. S.

Sampai saat ini, Amerika Serikat memiliki persyaratan akuntansi yang paling luas di
dunia. SEC memiliki segmen LOB yang diperlukan untuk mengungkapkan sejak tahun
1969, tetapi pada tahun 1976 FASB memperkenalkan persyaratan yang lebih
komprehensif dalam SFAS 14, Laporan Keuangan untuk segmen dari sebuah Badan
Usaha. Peraturan ini diperlukan, baik untuk LOB dan segmen geografis, pengungkapan
pendapatan dari pelanggan tidak terafiliasi, transfer intragroup, operasi hilangnya
keuntungan atau pendapatan bersih, atau keuntungan lain, dan mengidentifikasikan
aset. Selain itu, untuk segmen industri, perusahaan diminta untuk menyatakan
penyusutan, belanja modal, dan quity dalam laba bersih dan aset rekan. Sayangnya,
persyaratan ini tidak memberikan definisi yang jelas mengenai segmen yang
diidentifikasi. Sebagai contoh, SFAS 14 menyatakan:

“Wilayah geografis asing masing-masing negara atau kelompok negara-negara dapat


ditentukan agar menjadi suatu perusahaan yang sesuai dalam keadaan khusus. Faktor
yang harus dipertimbangkan termasuk kedekatan, kesamaan ekonomi, kesamaan dalam
lingkungan bisnis dan alam, skala dan tingkat interaksi operasional perusahaan di
berbagai negara (paragraf 34)”.

Hanya sangat umum diberikan panduan untuk menentukan apa yang merupakan
segmen yang diidentifikasi :

“Tidak ada satu set karakteristik secara universal berlaku dalam menentukan segmen
industri semua perusahaan, juga tidak menentukan apapun karakteristik tunggal dalam
semua kasus. Akibatnya, penentuan perusahaan industri yang segmen harus bergantung
hingga batas tertentu pada penilaian dari manajemen perusahaan (paragraf 12)”.

Setelah segmen telah selesai diidentifikasi, bagaimanapun, diberikan panduan yang


jelas mengenai apa yang merupakan segmen yang dilaporkan. Untuk segmen geografis,
ini akan dilaporkan jika segmen penjualan terhitung setidaknya 10 persen dari total
penjualan atau jika aset diidentifikasi terhitung setidaknya 10 persen dari total aset
diidentifikasi. Demikian pula, LOB segmen akan hal itu secara terpisah diungkapkan
salah satu dari persyaratan-persyaratan ini dipenuhi atau jika segmen keuntungan atau
kerugian dihitung sedikitnya 10 persen dari keuntungan atau kerugian dari semua
segmen yang terjadi keuntungan atau kerugian masing-masing.

Setelah ulasan dari SFAS 14, FASB (bekerja sama dengan Dewan Standar
Akuntansi Kanada) mengeluarkan standar baru SFAS 131 tahun 1997, yang membatasi
kewenangan manajerial di segmen segmen identifikasi dengan mengharuskan agar
konsisten dengan struktur organisasi perusahaan dan sistem pelaporan internal . Standar
baru memerlukan penyingkapan pada SFAS 131 untuk setiap segmen yang dilaporkan
mirip dengan IAS 14. Pelaporan suatu segmen mungkin didasarkan pada jalur bisnis,
lokasi geografis, atau kombinasi keduanya. Diperlukan informasi tambahan tentang
wilayah geografis operasi jika pengungkapan segmen dilaporkan tidak menyediakan hal
ini. Hal ini melaporkan tingkat kedua disebut sebagai perusahaan pengungkapan dan
luas pengungkapan dibutuhkan untuk: (1) negara domisili, (2) materi secara individual
di setiap negara, dan (3) semua negara-negara asing secara agregat. Dengan demikian,
agregat informasi menurut kawasan atau wilayah geografis pengelompokan seperti
yang sering diberikan sampai sekarang tidak lagi diijinkan. Namun, dikarenakan
pendapatan dan aset pengungkapan yang diperlukan pada tingkat ini tidak
mengungkapkan laba, maka mengakibatkan hilangnya informasi jika dibandingkan
dengan SFAS 14 yang mirip dengan asli IASC IAS 14 (Nichols, Street, dan Gray,
2000).

2. U.K. persyaratan

Di Britania Raya, persyaratan pengungkapan segmen pertama kali diperkenalkan


oleh London Stock Exchange pada tahun 1965 dan kemudian tergabung dalam
Companies Act tahun 1967 berkenaan dengan pengungkapan LOB penjualan dan laba.

Jauh lebih penting tentang persyaratan baru adalah bahwa informasi tersebut harus
disediakan dalam bentuk catatan ke rekening, sehingga jatuh dalam lingkup audit.
Namun, Companies Act masih gagal untuk menangani masalah yang lebih serius dari
segmen identifikasi: tidak ada definisi dari apa yang “material” atau apa yang
dilaporkan segmen yaitu;berakibat kurang baiknya perhitungan atau atau mungkin akan
menyesatkan . Emmanuel dan Gray (1.977) telah menunjukkan bahwa membiarkan hal
ini pada kebijaksanaan manajemen telah menyebabkan perhitungan yang tidak
memadai atau tidak konsisten oleh banyak perusahaan Inggris yang besar. Bahkan jika
kebijakan seperti itu disengaja untuk manipulasi, “tidak ada jumlah data yang canggih
dapat memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh salah segmen yang diidentifikasi
dalam tempat pertama”.

3. Persyaratan di Negara Lain

Banyak negara-negara lain juga membutuhkan informasi segmen; terutama,


Australia dan Kanada memiliki persyaratan luas sebanding dengan orang-orang di
Inggris Raya dan Amerika Serikat. Di negara-negara Uni Eropa, Uni Eropa (1.978
Keempat) dan Ketujuh (1983) arahan telah menetapkan persyaratan minimum dari
perhitungan (yaitu, penjualan lini bisnis dan wilayah geografis). Sementara Kerajaan
Inggris melampaui hal ini, sebagian besar negara-negara Eropa telah mengadopsi
pendekatan yang lebih rahasia, meskipun saya lebih banyak melakukan praktek MNEs
melampaui nilai minimum.

Di Jepang, persyaratan pelaporan segmen hanya dikenalkan pada tahun 1990 dan
pada awalnya terbatas pada perhitungan penjualan, keuntungan, dan aset oleh lini
bisnis, namun kini semakin meluas secara konsisten dengan Standar Akuntansi
Internasional (IAS). Meskipun banyak negara lain yang bersekutu dengan standar
internasional, tetapi masih banyak juga yang belum melengkapi persyaratan
perhitungan segmen.

E. SEGMENT REPORTING PROBLEMS


Berbagai negara di belahan dunia ini banyak yang melakukan audit terhadap informasi
segmen. Masalah audit timbul saat dilakukan pemeriksaan informasi atau bisa juga saat
pencocokan informasi. Harga transfer, alokasi biaya, menjadi permasalahan utama yang
muncul saat proses pengauditan, begitu juga terjadinya transfer di dalam grup, yang
termasuk dalam item informasi keuangan. Hal tersebut mengartikan bahwa masalah
auditor sesungguhnya adalah mengidentifikasikan segmen. Di Amerika, Badan Standar
Akuntansi keuangan atau yang biasa kita kenal FASB, mengatur bahwa segmen untuk
diidentifikasikan secara konsisten dengan manajemen organisasi pembuatan keputusan
operasi dan penampilannya. Sebenarnya, cukup susah memahami permasalahan dari
pengidentifikasian segmen tersebut. Namun, segmentasi dianggap merupakan hal yang
terpenting pada organisasi akuntansi manajemen intern dan harus secara konsisten
terhadap pengendalian dengan melihat struktur organisasi perusahaan yang ada dan
mampu dijadikan informasi yang segmental bagi pihak eksternal juga, tentunya dengan
biaya ekonomis.

F. THE DUAL YARDSTICK APPROACH


Menurut Emmanuel dan Gray (1978) kriteria suatu keputusan agar dapat memengaruhi
unit organisasi dalam segmen untuk keperluan pelaporan adalah jika disajikan sebagai
berikut:

a. Lebih dari 50% volume penjualan pisik adalah terjual ke eksternal.


b. Pendapatan dan keuntungan adalah diakumulasikan untuk unitnya.
c. Tanggung jawab untuk kinerja penampilan unit operasi dikendalikan oleh manajer
dari unit.
Informasi lain yang diinginkan meliputi :

a. Tanggung jawab manajemen


b. Struktur organisasi
c. Volume transaksi internal

Manfaat dari informasi lain yang diinginkan :

a. Memfasilitasi verifikasi auditor atas kualitas pengungkapan segmental


b. Indikasi strategi perusahaan

Pendekatan dual-yardstick ini diharapkan dapat mempertahankan keseimbangan antara


penggunaan kebijaksanaan manajerial dan sistem klasifikasi yang tidak fleksibel. Selain
itu, pendekatan dual-yardstick juga menyediakan segmen yang bermakna bagi
pengguna eksternal. Segmen material diidentifikasi yang membuat pendekatan ini
menjadi realistis.

Terdapat beberapa isu internasional terkait dengan Dual-Yardstick Approach, yaitu :

a. Emmanuel dan Gray menyarankan agar strukur organisasi menjadi tolok ukur
utama.
b. Pengungkapan harus dilakukan sesuai dengan wilayah geografis yang dianggap
penting oleh manajemen.
c. Pengungkapan harus konsisten dengan persepsi pengembalian resiko.
d. Lokasi geografis tidak boleh dicampur dengan pasar yang dilayani dari lokasi
tersebut.
e. Manajemen diberi banyak kebijaksanaan.
f. Penerapan aturan 50% bisa menjadi lebih rumit.
g. Tugas auditor sangat penting dimana auditor bertanggungjawab untuk
mengevaluasi.

BAB 10 ACCOUNTING FOR FOREIGN CURRENCY

DASAR - DASAR DALAM PENUKARAN MATA UANG ASING

Pertukaran mata uang asing dapat diperdagangkan melalui

1. over the counter

Pada saat tempat penukaran ataupun melalui internet. Pasar over the counter terbentuk dari
bank-bank komersial, seperti bank Amerika dan bank-bank investasi, seperti Merril Lynch.
Setiap pedagang over the counter memiliki suatu ruang perdagangan dengan individu-
individu ahli dalam mata uang yang bersangkutan. Bursa saham yang mana mata uang asing
diperdagangkan meliputi:

 Philadhelhia Stok Exchance, the London Internasional Financial Future Exchance


 Chicago Mercantile Exchance
Beberapa jenis instrument mata uang asing, seperti future dan options juga turut
diperdagangkan. Instrument-instrumen penukaran mata uang asing tradisional terdiri atas
sebagian besar dari perdagangan valuta asing adalah pasar-pasar on the spot,outright forward
dan FX swap. Transaksi spot meliputi penukaran mata uang di dalam dua hari bisnis pada
tanggal dimana kedua pedagang valuta asing tersebut setuju bertransaksi. Kurs yang
digunakan dalam transaksi ini adalah kurs spot. Transaksi outright forward meliputi tiga hari
atau lebih setelah hari di mana pedagang setuju untuk bertransaksi. Transaksu selanjutnya
akan dilakukan pada kurs forward tanpa mempedulikan
kurs spot sebenarnya pada saat itu.

PASAR SPOT

Kebanyakan transaksi mata uang asing terjadi dengan pedagang- pedagang mata uang asing
di bank. Oleh karena itu, kurs ditentukan dari perspektif pedagang. Pada dasarnya trader akan
menawarkan dua harga penawaran yaitu harga beli dan harga jual dari suatu mata uang asing

TRANSAKSI VALUTA ASING

Isu Konseptual

Transaksi valuta asing merupakan transaksi yang terdominasi pada suatu mata uang pada
pelaporan mata uang tersebut pada perusahaan. Transaksi mata uang asing mungkin dapat
meliputi pembelian dan penjualan barang dan jasa, pemberian piutang maupun utang, atau
penerimaan dan pembayaran deviden, royalti, bunga pembayaran, atau transaksi keuangan
lainnya. Bagaimanapun, ketika transaksi disatukan dalam suatu mata uang asing dan
pembayaran diselesaikan pada tanggal neraca periode berikutnya, maka perusahaan harus
menyelesaikan empat masalah akuntansi.

Empat msalah akuntansu tersebut adalah

1.Pembukuan/pelaporan awal transaksi

2.Pencatatan saldo mata uang asing pada tanggal neraca periode berikutnya

3.Perlakuan terhadap keuntungan dan kerugian pertukaran valuta asing

4. Pelaporan dan pencatatan penyelesaian piutang dan utang mata uang asing ketika jatuh
tempo

Dalam neraca, peralatan diakui berdasarkan kos historis, tetapi nilai kemampuan pembayaran
merefleksikan kurs spot yang baru. Perbedaan diantara kurs spot yang lalu dan yang baru
adanya keuntungan atau kerugian yang diakui pada periode akuntansi sekarang.

Perkembangan IAS 21 dan Akuntansi untuk Transaksi Mata Uang Asing

Hubungan pertama kali antara IAS dan IASC (sekarang IASB) dengan valuta asing adalah
pada internasional accounting satandard 21 (IAS 21) standar akuntansi internasional. IAS
direvisi pada tahun 1993 sebagai bagian dari komprabilitas proyek pernyataan keuangan
IASC dan berlaku efektifnya pada tanggal 1 januari 2005. Pada awalnya IAS 21
memperbolehkan perlakuan alternatif untuk keuangan dan kerugian pertukaran mata uang
asing yang secara utama digunakan untuk masalah perkembangan negara-negara dengan mata
uang yang lemah selama suatu waktu ketika mata uang tetap dan bukan mengambang.

TRANSLASI MATA UANG ASING KE DALAM LAPORAN KEUANGAN

Mata uang fungsional adalah mata uang primer lingkungan ekonomi tempat operasi
dijalankan. Mata uang laporan adalah mata uang yang digunakan induk perusahaan dalam
membuat laporan keuangan. Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang fungsional
perusahaan. Mata uang lokal adalah mata uang sebagian negara yang berhubungan. Selisih
pertukaran adalah selisih yang diperoleh dari menerjemahkan suatu angka unit-unit dari satu
mata uang yang diberikan kedalam mata uang yang lain pada kurs pertukaran yang berbeda.
Operasi/transaksi asing adalah suatu cabang, asosiasi, join venture atau branch yang
aktivitasnya didasarkan pada suatu negara dibandingkan pada pelaporan perusahaan.

METODOLOGI PENERJEMAHAN: TINJAUAN SECARA UMUM

Empat metode utama yang telah digunakan secara historis dalam proses penerjemahan:

a.Current/n\Noncurrent Method
Pada metode current / noncurrent, aset dan kewajiban saat ini diterjemahkan dengan
menggunakan kurs pertukaran saat ini, dan aset dan kewajiban noncurrent serta modal
pemegang saham diterjemahkan pada kurs pertukaran historis. Metode current/noncurrent
didasarkan pada anggapan bahwa akun-akun harus dikelompokkan berdasarkan batas jatuh
temponya.

b. Monetary/ Nonmonetery Method

Dalam pendekatan ini akun-akun dianggap sebagai moneter atau non moneter dari pada saat
ini atau bukan saat ini. Aset dan kewajiban moneter diterjemahkan pada kurs
sekarang,sedangkan aset dan kewajiban nonmoneter serta modal saham diterjemahkan pada
kurs historis

c. Metode Temporal
Menurut metode temporal kas, piutang, dan utang ditranslasikan pada kurs sekarang. Aset
dan kewajiban lain mungkin ditranslasikan pada kurs sekarang atau kurs masa lalu,
tergantung dari karakteristiknya, yang menarik dari pendekatan ini terletak pada
fleksibilitasnya. Jika suatu negara berganti dari historical cost accounting menjadi akuntansi
nilai sekarang, metode ini secara otomatis mentranslasikan semua aset dan kewajiban pada
kurs sekarang.

d. Metode Current Rate


Metode kurs sekarang (suku bunga penutupan) merupakan metode yang paling mudah
diaplikasikan karena metode ini membutuhkan semua aset dan kewajiban yang ditranslasikan
pada kurs pertukaran sekarang. Hasil dari pendekatan kurs sekarang ditranslasikan ke dalam
rasio-rasio yang sama dan hubungan yang exist dalam mata uang lokal.

STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL


Komite Standar Akuntansi Internasional mengelurakan IAS 21 di bulan juli 1983 yang efektif
pada tanggal 1 januari 1985, yang kemudian di revisi pada tahun 1993. Hal ini direvisi lagi
pada tahun 2003. IAS 21 aslinya merupakan isu dari FASB dalam pengembangan standar.
IAS 21 mengandung ketentuan untuk transaksi maupun terjemahan dari laporan keuangan.

PERKEMBANGAN HISTORIS DI AS

Pada akhir tahun 1960an dan awal tahun 1970an, dollar AS sampai di bawah tekanan yang
hebat dari mata uang asing lainnya, dan dalam tahun 1971 mengalami penurunan sebersar
10% terhadap nilai resminya. Di bulan desember 1973, FASB mengeluarkan pernyataan no 1,
penelusuran informasi mata uang asing. Pada tanggal 21 februari 1974, dewan mengeluarkan
sebuah memorandum diskusi mengenai translasi yang menyebutkan sejumlah isu-isu yang
penting. Setelah diadakan konfrensi pers dengan masyarakat, isu-isu dalam memorandum
diskusi konsolidasi dan sebuah draft keterbukaan dikeluarkan.

Pernyataan FASB No. 8

Berdasarkan FASB no 8 tujuan dari translasi adalah untuk tujuan dari penyampaian laporan
keuangan perusahaan, tujuan dari translasi ialah untuk mengukur dan mengungkapkan dalam
dollar, dan dalam keseragaman dengan PABU di AS terhadap aset, kewajiban, dan
pendapatan, dan beban yang diukur dalam mata uang asing.

Perpindahan ke Pernyataan No. 42

Pada tanggal 30 juni 1981 dewan mengeluarkan sebuah revisi draft keterbukaan yang diikuti
oleh lebih banyak rapat publik dan 260 surat komentar. Terakhir pada desember 1981,
pernyataan no 52 translasi mata uang asing dikeluarkan

Pernyataan FASB No.52

Salah satu perbedaan yang utama dalam pernyataan ialah bahwa pernyataan no 52
mengadopsi tujuan-tujuan baru dari translasi. Tujuan-tujuan tersebut adalah:
1. Menyediakan informasi yang secara umum sesuai dengan pengaruh-pengaruh ekonomi
yang diharapkan dari tingkat perubahan kurs pada arus kas dan ekuitas suatu perusahaan.
2. Tergambarkan dalam laporan konsolidasi hasil-hasil keuangan dan hubungan dari entitas
konsolidasi individu sebagaimana diukur dalam mata uang fungsional dalam keseragaman
dengan PABU AS.

Pemilihan Mata Uang Fungsional

Faktor-faktor yang mempengaruhi determinasi mata uang fungsional:


1. Indikator Cash Flow
2. Indikator Harga Penjualan
3. Indikator Pangsa Pasar
4. Indikator Biaya
5. Indikator Keuangan
6. Transaksi – transaksi Antar Perusahaan, dan
7. Indikator Perubahan

Proses Translasi
Dewan mendefinisikan proses translasi dalam pernyataan no 52 sebagai proses dari
pengungkapan dalam pelaporan mata uang asing dari perusahaan yang jumlahnya diukur
dalam mata uang yang berbeda. proses translasi aktual bergantung kepada mata uang di buku
dan pencatatan dari entitas asing yang disimpan dan bagaimana induk mendefinisikan mata
uang fungsional dari entitas asing. Ketika keputusan itu telah terjadi proses translasi
melibatkan metode nilai sekarang atau metode nilai sementara. Kuncinya ialah mengetahui
dalam mata uang mana pembukuan dan pencatatan disimpan dan bagaimana mata uang
fungsional dari entitas asing didefinisikan.

Gambaran Proses Translasi

Proses terjemahan harus berhubungan dengan dua terbitan: nilai tukar (current atau historis)
harus di gunakan untuk menerjemahkan masing-masing rekening individual di dalam laporan
keuangan dan bagaimana mentranslasikan keuntungan atau kerugiannya di dalam statement-
statemen.

Metode Temporal

Dalam metode temporal dilakukan beberapa hal berikut:


1. Pengukuran ulang terhadap kas, piutang, dan kewajiban pada tingkat neraca.
2. Pengukuran ulang persediaan (di mana pada kasus ini di bawah dari historical cost), aset
tetap, dan modal saham pada tingkat pertukaran historis yang tepat.
3. Pengukuran ulang pendapatan dan biaya terbanyak pada tariff rata-rata setahun, biaya
penjualan dan beban depresiasi ditranslasikan pada tingkat pertukaran historis yang tepat.
4. Melaporkan semua keuntungan atau kerugian pengukuran ulang secara langsung ke
laporan laba rugi

Metode Current Rate

Metode Current rate jauh lebih mudah untuk ditentukan serta digunakan ketika mata uang
yang fungsional digambarkan sebagai mata uang asing. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam proses translasi metode current rate adalah:

 Total harta dan kewajiban diterjemahkan di nilai tukar yang sekarang


 Rekening saham para pemegang saham diterjemahkan di nilai tukar historis yang
sesuai
 Semua pendaatan dan item biaya diterjemahkan pada rata-rata nilai tukar untuk
periode yang bersangkutan
 Dividen diterjemahkan pada nilai tukarnya ketika mereka telah dikluarkan
 Keuntungan dan kerugian translasi di laporkan dalam suatu penyesuaian yang
terkumpul khusus di dalam hak kekayaan pemegang saham.

Transaksi Antar Perusahaan

Berbagai jenis transaksi antara perusahaan terjadi antara induk dan anak perusahaan.
Terdapat beberapa penilaian jangka panjang dan jangka pendek yang perlu dipertimbangkan,
seperti ketika suatu induk perusahaan menjaminkan uang kepada anak perusahaan tetapi
pinjaman tersebut tidak diharapkan untuk di bayar kembali. Di lain pihak yang bersifat
jangka pendek, seperti ketika induk meminjamkan uang kepada suatu anak perusahaan dan
mengharapkan pinjaman untuk di bayar kembali.

Investasi Jangka Panjang

Suatu transaksi antar perusahaan bersifat investasi jangka panjang jika penyelesaian transaksi
tersebut tidak direncanakan atau yang diantisipasi di dalam masa depan yang dapat diduga.

Penghapusan Keuntungan Antar Perusahaan

Keuntungan antar perusahaan seperti yang timbul pada suatu penjualan induk perusahaan
kepada anak perusahaan harus dihapus atas dasar konsolidasi, atau metode kekayaan, dan
keuntungan yang terjadi akibat transaksi tersebut dinilai berdasarkan kurs pada tanggal
penjualan atau disesuaikan dengan metode transfer yang digunakan oleh perusahaan afiliasi
tersebut.

Laporan Keuangan dari Arus Kas

Suatu laporan arus kas sebaiknya melaporkan arus-arus tunai dan ekuivalen kas perusahaan
yang dapat digolongkan sebagai aktivitas operasi, aktivitas investasi dan pembiayaan.
Ekuivalen kas adalah investasi jangka pendek yang dibeli dan dijual sebagai bagian dari
aktivitas manajemen kas dibanding sebagai bagian dari aktivitas operasi, investasi, dan
pembiayaan. Laba bersih adalah permulaan untuk suatu laporan arus kas dan laporan laba
rugi konsolidasi itu boleh membawa pertukaran valuta asing tidak direalisasi, laba dan
kerugian-kerugian ini sebagai suatu item pendamai antara laba bersih dan arus kas bersih dari
aktivitas operasi.

Pengaruh Kuat dari Pengungkapan IAS 21

Informasi keuangan sebagai hasil suatu terjemahan kenyamanan tidak akan menyesuaikan
diri dengan IAS 21, sehingga dipastikan perlu untuk menyediakan informasi berikut:

 Dengan jelas mengidentifikasi penjelasan tambahan itu untuk mencerminkan bahwa


informasi tersebut mematuhi IFRS
 Mengungkapkan informasi mata uang di mana penjelasan tambahan itu dipertujukan
 Mengungkapkan mata uang fungsional kesatuan itu dan metode terjemahan yang
digunakan untuk menentukan penjelasan tambahan

Pengaruh Kuat dari Pengungkapan Pernyataan No. 52

Suatu kesulitan yang berhubungan dengan proses pengungkapan adalah fokus transaksi yang
diukur dan translasi dari keuntungan dan kerugian.penting bagi manajer untuk menjelaskan
dalam laporan tahunan mengenai dampak dari translasi laporan keuangan dalam operasi
perusahaan
BAB 13 MANAGING FOREIGN EXCHANGE EXPOSURE

I. FOREIGN EXCHANGE
A. Basic Exchange Rate
 Spot transaction adalah yang melibatkan pertukaran mata uang kedua
hari setelah tanggal dimana dua pedagang valuta asing setuju untuk
melakukan transaksi
 Spot rate adalah kurs di mana transaksi diselesaikan
 Forward transaction adalah transaksi yang melibatkan pertukaran
mata uang tiga atau lebih hari setelah tanggal dimana para pedagang
setuju untuk bertransaksi
 Outright forward adalah penjualan atau pembelian tunggal mata uang
untuk pengiriman mendatang
 Kurs yang digunakan dalam outright forward berdasarkan kurs forward
atau kurs kontrak diantara dua pihak yang terlibat
B. Outright Forward Market
 Forward contract adalah kontrak diantara pertukaran mata uang asing
dan klien untuk penjualan atau pembelian mata uang asing di masa
depan
 Forward contract bersifat derivative
 Akan ada sedikit perbedaan antara current spot dan forward rate
 Mata uang asing akan dijual dengan diskon jika forward rate kurang
dari spot rate. Dan akan dijual dengan premium jika forward rate lebih
dari spot rate 𝐹0−𝑆 12
Premium (diskon) = 𝑆 0 X 𝑁 X
 0
100
C. Swaps
 Swap adalah transaksi spot dan forward yang simultan
 Variasi spot / forward swap adalah swap valuta asing yang masuk
karena perbedaan suku bunga
D. Futures
 Futures contracts bernilai lebih rendah untuk sebuah perusahaan
dibandingkan dengan forward contract
 Futures contracts jauh lebih fleksibel dari forward contracts, tetapi
merupakan salah satu contoh dari instrumen yang diperdagangkan di
bursa

E. Options
 Options dapat diperdagangkan di bursa atau dengan perantara
keuangan
 Ada dua pihak yang menjadi pilihan: writer option (penjual) dan
pemegang option (pembeli)
 Pemegang put option memiliki hak untuk menjual mata uang asing
kepada writer, pemegang call option memiliki hak untuk membeli
mata uang asing dari writer
 Biaya option berasal dari premium atau biaya broker
 Perbandingan perhitungan berlebihan/OTC dan pasar opsi mata uang
asing/UCOM:
Aspek UCOM OTC

Spesifikasi kontrak Standar dan Disesuaikan


disesuaikan
Regulasi SEC Diatur sendiri

Counterparty untuk protes terbuka, pasar pasar dealer


setiap transaksi lelang

Transparansi Ya Tidak

Margin untuk posisi Ya Bukan persyaratan


pendek tapi tersedia

Pemesanan anonim Ya Tidak

Penandaan posisi Ya Bukan persyaratan


harian tapi tersedia

Jejak audit Lengkap berurutan Tidak


dan kedua dengan
jejak audit kedua
setiap transaksi
Peserta Pelanggan publik Pengguna korporat
dan kelembagaan

F. Foreign Exchange Market


 Diperdagangkan 24 jam dalam sehari di seluruh dunia oleh berbagai
institusi
 Selain berhubungan langsung dengan satu sama lain, bank yang juga
berhubungan langsung dengan satu sama lain melalui spesialis disebut
broker valuta asing
 Dalam transaksi valuta asing tradisional, yang paling banyak
diperdagangkan instrumen yang swap, diikuti oleh transaksi spot dan
outright forward

THE INTERNATIONAL MONETARY SYSTEM

Meskipun mata uang asing diperdagangkan cukup bebas, ada pengaruh supranasional yang
mencoba mendorong sejumlah pesanan tertentu. International Monetary Fund (IMF)
diciptakan pada tahun 1944 dengan tujuan utama mempromosikan stabilitas nilai tukar. Pada
saat itu, mata uang dari 133 negara anggota diberi nilai tukar tetap atau nilai nominal
berdasarkan emas dan AS. dolar; emas bernilai $ 35 per ons, dan mata uang dikutip
berdasarkan itu. Mata uang dibiarkan mengambang bebas dalam band 1 persen di kedua sisi
nilai nominal. Namun, stabilitas tidak bertahan selamanya. negara-negara seperti Brasil
secara konstan mendevaluasi mata uang mereka - secara permanen menurunkan nilai par
dalam hal emas dan dolar.

THE DETERMINATION OF EXCHANGE RATES

Berbagai faktor politik dan ekonomi mempengaruhi nilai tukar dan nilai relatif mereka; di
antara faktor-faktor yang paling penting adalah sebagai berikut :

1. Purchasing Power Parity ( PPP ) atau Perbedaan Inflasi


2. Suku Bunga Relatif
3. Forward Exchange Rate

TYPES OF HEDGING EXPOSURE


1. Transaction Exposure (TE)
Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan
antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi
diselesaikan/ dipenuhi. Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran kas jangka
pendek perusahaan. Fluktuasi nilai transaksi kas di masa yang akan datang karena
perubahan kurs valuta asing akan memberikan eksposur transaksi bagi perusahaan.
Eksposur transaksi antara lain disebabkan oleh beberapa hal :
 Pembelian atau penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana harga dinyatakan
dalam mata uang asing.
 Pinjam-meminjam dana yang pelunasannya dinyatakan dalam mata uang asing.

2. Economic/Operating Exposure (E/OE)


Exposure ekonomi mewakili setiap dampak dari fluktuasi nilai tukar atas arus
kas di masa depan sebuah perusahaan. Arus kas korporasi dapat dipengaruhi oleh
pergerakan nilai tukar dengan cara – cara yang tidak langsung berkaitan dengan transaksi
– transaksi valuta asing. Jadi perusahaan tidak bisa hanya berfokus pada hedging hutang
atau piutang valas mereka, tetapi juga harus berusaha menentukan bagaimana arus kas
mereka secara keseluruhan akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar di masa depan.
Untuk menilai exposure ekonomi dapat dilakukan dengan cara memisahkan
beban operasi ke dalam beban operasi tetap dan beban operasi variable. Nilai dari beban
operasi tetap dapat ditentukan sesuai dengan sejarah laporan perusahaan, sedangkan
beban operasi variable di tentukan oleh tingkat penjualan perusahaan. Laba sebelum
bunga dan pajak dihitung dengan mengurangi laba kotor dengan beban operasi
total. Bunga yang terhutang pada bank-bank di Negara yang tidak sensitive terhadap
pergerakan nilai tukar. Namun, jumlah yang akan di butuhkan untuk membayar bunga
untuk kredit yang di ambil di Negara yang sensitive terhadap pergerakan nilai tukar
tergantug pada scenario nilai tukar yang terjadi. Laba sebelum pajak adalah laba sebelum
bunga dan pajak di kurangi dengan total beban bunga

3. Translation / Accounting Exposure (T/AE)


Eksposur akuntansi disebut juga eksposur translasi yaitu tidak menimbulkan
perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul pada saat sebuah MNC
membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di
berbagai negara. mengukur eksposur akuntansi. Perusahaan transnasional yang tidak
peduli dengan eksposur akuntansi umumnya berpendapat bahwa pendapatan yang
diperoleh oleh cabang-cabang perusahaan tidak perlu dikonversi dalam mata uang
perusahaan induknya. Ini diakibatkan karena mereka tidak yakin eksposur akuntansi
relevan. Kendati demikian, perlu dipahami apa yang mempengaruhi derajat eksposur
perusahaan terhadap kemungkinan laba/rugi karena konversi lapran keuangan. Besar
kecilnya eksposur akuntansi tergantung dari :
a. Seberapa jauh peranan cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Semakin besar
persentase bisnis perusahaan yang dilakukan oleh cabang di luar negeri, semakin
besar persentase pos-pos laporan keuangan yang mudah terpengaruh eksposur
akuntansi.
b. Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Ini diakibatkan karena pos-pos
laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang lokal di
Negara tersebut.
c. Standar akuntansi yang dipergunakan. Setiap Negara umumnya mempunyai standar
akuntansi yang sudah baku , yang amat bervariasi antar Negara.
d. Alasan-alasan untuk melakukan translasi.

STRATEGI HEDGING
Ketika sebuah perusahaan menghadapi risiko valuta asing, ia harus memutuskan apa
yang harus dilakukan. Salah satu strategi adalah tidak melakukan apa-apa dan membiarkan
penghasilan naik dan turun seiring perubahan nilai tukar, Duffey (2008) mengidentifikasi
enam alasan mengapa manajemen dapat mengambil pendekatan "tidak apa-apa". 1. Manajer
tidak butuh waktu untuk memahami masalah ini. Mereka menganggap alat penghindaran
risiko sebagai spekulasi dan tidak ingin mengganggu mereka. 2. Manajer mengklaim bahwa
paparan tidak dapat diukur, yang benar, terutama untuk paparan ekonomi. 3. Mereka
mengatakan bahwa perusahaan dilindungi melalui hedging transaksi, tanpa memahami
paparan ekonomi yang lebih luas. 4. Mereka mengatakan bahwa perusahaan tidak memiliki
risiko nilai tukar karena melakukan semua transaksi dalam mata uang pelaporan. Sekali lagi,
itu mengabaikan risiko ekonomi. 5. Mereka berpendapat bahwa melakukan bisnis sangat
keras dan bahwa perusahaan mendapat imbalan karena menanggung risiko, baik bisnis
maupun keuangan. 6. Neraca dilindungi berdasarkan akuntansi, terutama ketika mata uang
fungsional adalah mata uang pelaporan. Namun, sebagian besar perusahaan menggunakan
strategi keuangan atau operasi untuk melindungi risiko mata uang asing.
Strategi Keuangan
Salah satu cara untuk membatasi eksposur adalah dengan menggunakan instrumen
keuangan derivatif d di atas: valuta asing ke depan, mata uang berjangka, dan opsi mata uang.
Selain itu, perusahaan dapat masuk ke dalam utang mata uang asing, yang merupakan strategi
keuangan dan operasional. Dalam hal transaksi mata uang asing, perusahaan akan melakukan
lindung nilai derivatif untuk mengimbangi arus kas aktual atau yang diantisipasi. Sebagai
contoh, jika sebuah perusahaan menjual produk ke pelanggan asing, denominasikan
penjualan dalam mata uang asing, dan meluaskan kredit kepada pembeli, itu terkena
keuntungan atau kerugian kurs mata uang asing jika kurs berubah. Dengan demikian, piutang
mata uang asing perlu diimbangi dengan hutang mata uang asing. Salah satu cara adalah
dengan memasukkan kontrak forward, kontrak futures, atau opsi untuk mengirimkan mata
uang asing pada saat yang sama perusahaan diharapkan untuk mengumpulkan mata uang
asing dari pelanggan asing. Dengan begitu, keuntungan atas piutang mata uang asing akan
diimbangi dengan kerugian dalam mata uang asing yang harus dibayar, sehingga
membukukan untung dan rugi. Itu jumlah aktual yang akan diterima perusahaan tergantung
pada uang tunai yang ditetapkan oleh kontrak derivatif. Kebalikannya adalah benar untuk
pembelian yang didenominasi dalam mata uang asing. Karena perusahaan memiliki hutang
dalam mata uang asing, perusahaan harus masuk ke dalam kontrak derivatif untuk menerima
jumlah yang sama dari mata uang asing untuk mengimbangi hutang. Dengan demikian,
kerugian atau keuntungan pada satu akan diimbangi oleh keuntungan atau kerugian di sisi
lain.
Selain kontrak derivatif, perusahaan dapat menggunakan utang mata uang asing
sebagai lindung nilai. Misalnya, asumsikan bahwa Apex Inc., perusahaan yang berbasis di
AS, menjual barang dagangan ke Produk plc, pelanggan Inggris, dan harus mendenominasi
penjualan dalam poundsterling Inggris, Pembayaran akan diterima dalam 30 hari. Anda bisa
meminjam pound Ape Inggris di London, mengubahnya menjadi dolar, dan menyimpannya
dalam rekening yang menarik di Amerika Serikat atau di pasar Eurodollar di London. Pada
akhir 30 hari, Apex akan menerima pound Inggris dari Produk plc dan menggunakan proces
untuk melunasi pinjaman. Jumlah total yang diterima dari penjualan akan menjadi jumlah
pokok pada awal transaksi ditambah bunga yang diperoleh pada deposito Manajemen Apex
dapat membandingkan hasil pinjaman dengan hasil dari kontrak forward atau instrumen
derivatif lainnya untuk melihat akan menawarkan hasil terbesar. Tentu saja, pinjaman mata
uang asing, kontrak forward, dan kontrak berjangka mudah dibandingkan di depan. Namun
lebih sulit untuk membandingkan instrumen-instrumen tersebut dengan opsi karena opsi
tersebut menjamin jumlah terendah yang mungkin diterima oleh Apex, sementara
memungkinkan Apex untuk menghasilkan laba yang lebih besar jika kurs spot pound di masa
mendatang menguat secara signifikan terhadap dolar.
Perusahaan juga menggunakan derivatif untuk melindungi eksposur laporan atau
neraca. Sebagian besar perusahaan memberikan perkiraan laba untuk analis di masa
mendatang, sehingga tidak ada risiko sebanyak mungkin dalam perkiraan ini. Selain
kepentingan terbaik mereka untuk el tion, aset dan kewajiban moneter dari operasi asing juga
tunduk pada keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai tukar. Dengan demikian,
perusahaan dapat masuk ke dalam opsi atau meneruskan kontrak untuk melindungi posisi
tersebut. Penghasilan bersih mirip dengan aset untuk tujuan lindung nilai, sehingga
manajemen dapat masuk ke dalam kontrak berjangka atau opsi untuk menjual mata uang
asing untuk mengimbangi jumlah perkiraan penghasilan luar negeri Demikian pula,
perusahaan dengan posisi aset moneter bersih, yang merupakan kasus dengan Pernyataan
oleh perusahaan tingkat saat ini yang menerjemahkan metode mata uang asing, akan
mengejar strategi yang sama dengan menutupi laba bersih. Jika perusahaan memiliki posisi
kemampuan, ia akan masuk ke dalam kontrak untuk membeli, daripada menjual karena mata
uang
Strategi Operasi
Operasi lindung nilai operasi lebih rumit dan mahal daripada lindung nilai keuangan
dan biasanya melibatkan taruhan pada eksposur dari seluruh perusahaan daripada hanya
transaksi keuangan tertentu. Ketika Toyota pertama kali mulai melayani AS. pasar, ia
melakukannya melalui ekspor ke Amerika Serikat. Namun, karena yen Jepang mulai naik
terhadap dolar, Toyota dipaksa untuk berinvestasi di pasar AS untuk mengisolasi diri dari
penguatan yen dan dolar yang lemah. Prihatin tentang hambatan perdagangan yang mungkin,
itu membuat keputusan strategis untuk menginvestasikan sejumlah besar uang di pasar AS
untuk mengimbangi hambatan politik dan ekonomi yang diperkirakan akan bertahan lama.
Sebagai contoh lain, AS, industri furnitur telah lama memiliki reputasi untuk kualitas
yang baik dan harga yang wajar. Namun pabrikan furnitur Cina menginvestasikan sejumlah
besar uang dalam mesin canggih dan, ditambah dengan tenaga kerja murah, membangun
kemampuan manufaktur yang kuat. Mereka juga dibantu oleh mata uang yang terkunci pada
dolar, meskipun sebagian besar ahli sepakat bahwa guan Cina secara signifikan undervalued.
Itu membuat barang-barang China lebih murah. Akibatnya, banyak AS. perusahaan furnitur
mulai mengimpor kit dari China, yang lebih murah daripada membuat furnitur sendiri,
terutama di perabot kantor, set ruang makan, dan set kamar tidur. Secara strategis, mereka
dipaksa untuk bereaksi terhadap lingkungan nilai tukar yang unik yang memaksa mereka
untuk fokus pada perangkat Cina, bukannya berinvestasi dalam peralatan baru dan membuat
furnitur sendiri.
Selain keputusan manufaktur dan sumber, perusahaan dapat menyeimbangkan biaya
dengan pendapatan. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menghasilkan pendapatan dalam
euro tetapi menimbulkan biaya dalam dolar, mungkin harus mencari tahu bagaimana
menghasilkan pendapatan dalam dolar untuk lindung nilai biaya dolar atau mengeluarkan
biaya euro untuk melindungi pendapatan euro. Ini bisa melibatkan perubahan lokasi produksi
atau keputusan sumber. Misalnya, perusahaan yang menjual ke pelanggan Eropa mungkin
mempertimbangkan manufaktur di Eropa sehingga menghasilkan pengeluaran dalam euro
yang dapat diimbangi dengan pendapatan euro. Atau perusahaan mungkin
mempertimbangkan untuk mengeluarkan biaya dalam euro, baik dalam bentuk komponen
atau hal-hal lain yang dibeli perusahaan, sehingga dapat menggunakan pendapatan euro untuk
membayar biaya euro.
Strategi Manajemen Risiko Valuta Asing
Sekarang kita telah melihat berbagai jenis eksposur, bagaimana perusahaan benar-
benar merumuskan strategi yang baik? Ada empat langkah dasar untuk melindungi
perusahaan dari paparan nilai tukar
- Menentukan dan mengukur paparan.
- Atur dan terapkan sistem pelaporan yang memantau eksposur dan pergerakan nilai
tukar.
- Adopsi kebijakan yang menetapkan tanggung jawab untuk meminimalkan paparan
atau hedging.
- Merumuskan strategi untuk pemaparan hedging.

Definisikan dan Ukur Eksposur Sebelumnya di bab ini, kami membahas tiga jenis
paparan utama: transaksi, terjemahan, dan ekonomi. Penting bagi sistem informasi
perusahaan untuk membedakan antara tiga ekspo berbeda, karena masing-masing mungkin
memerlukan respons hedging yang berbeda, dan cara untuk memperhitungkan instrumen
hedging tergantung pada jenis eksposur, seperti yang akan kita lihat di sistem berikutnya.
Mengatur dan Menerapkan Sistem Pelaporan Selanjutnya, perusahaan harus
membuat sistem pelaporan yang memantau baik pergerakan eksposur dan nilai tukar. Karena
paparan bervariasi dengan waktu, sistem pelaporan tidak hanya harus mengidentifikasi
eksposur pada suatu titik waktu tertentu, tetapi juga harus memperkirakan paparan ke masa
depan. untuk membangun strategi lindung nilai yang baik. Hal ini membutuhkan banyak dari
operasi lokal yang manajemennya berada pada posisi yang lebih baik untuk pemaparan l
Manajemen harus membuat sistem pelaporan yang seragam untuk semua anak
perusahaannya. Laporan harus mengidentifikasi akun-akun terbuka yang ingin dipantau
perusahaan, jumlah eksposur berdasarkan mata uang masing-masing akun, dan periode waktu
yang berbeda yang dipertimbangkan. Informasi ini harus dikirimkan dari setiap anak
perusahaan atau operasi negara ke markas besar untuk menentukan tingkat keseluruhan
paparan perusahaan. Sebagai contoh, anak perusahaan di Perancis dapat memiliki posisi aset
bersih, sedangkan anak perusahaan di Jerman dapat memiliki posisi kewajiban terbuka
bersih. Dengan informasi ini, perusahaan induk dapat memutuskan apakah ia ingin
mendapatkan eksposur di masing-masing negara atau apakah ia ingin mengimbangi posisi
yang terbuka di Prancis dan Jerman dan hanya menutupi selisihnya.
Selain memonitor posisi yang terbuka, penting untuk memonitor pergerakan nilai
tukar. Perusahaan dapat mengembangkan kemampuan in-house untuk pergerakan nilai tukar
dengan menggunakan ekonom mereka sendiri, atau mereka dapat melakukan outsourcing
fungsi oleh lebih banyak bank. Dell menukar perkiraan dari beberapa bank dan kemudian
mengembangkan perkiraan kurs tukar konsensus sendiri. Kemungkinan lain adalah dengan
menggunakan tingkat kontrak forward untuk periode yang berbeda di masa depan untuk
meramalkan tarif. Metode mana pun yang digunakan, perusahaan perlu meramalkan arah dan
besarnya perubahan nilai tukar untuk menentukan bagaimana posisi terkena dapat
terpengaruh.
Mengadopsi Kebijakan Menetapkan Tanggung Jawab Langkah ketiga adalah
menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk melindungi perusahaan dari pergerakan
nilai tukar. Dalam hal ini tergantung pada orientasi strategis perusahaan perusahaan lebih
cenderung untuk mendelegasikan strategi lindung nilai untuk organisasi nasional, sedangkan
perusahaan-perusahaan global lebih cenderung untuk memusatkan strategi lindung nilai,
Tingkat kontrol dipertahankan pada tingkat pusat tergantung pada operasi pentingnya anak
perusahaan asing terhadap total kinerja perusahaan dan kemampuan tingkat anak perusahaan
luar negeri, keuangan perusahaan perlu menentukan pol secara keseluruhan. sedingin es,
seperti bagaimana mendefinisikan eksposur, paparan apa yang harus dilindungi dan pada
tingkat apa, dan jenis instrumen hedging apa yang dapat diterima. Selain itu, perbendaharaan
perusahaan dapat memberikan perkiraan konsensus pada pergerakan nilai tukar untuk
membantu t lokal, bagaimanapun, harus mengembangkan dalam manajemen risiko valuta
asing. Melalui hubungan perbankan lokal, manajemen lokal juga dapat mengembangkan
perkiraan pergerakan nilai tukar yang baik. manajemen anak perusahaan perlu menetapkan
dan melaksanakan strategi sesuai dengan pedoman perusahaan. Namun, strategi yang lebih
terpusat, kas perusahaan yang lebih mungkin akan bertanggung jawab untuk strategi lindung
nilai, sehingga membebaskan manajemen lokal untuk fokus pada operasi.
Merumuskan Strategi Hedging sekali keputusan dibuat untuk yang tingkat dalam
organisasi akan menetapkan kebijakan, langkah ke dan mengeksekusi atas, yang melibatkan
memutuskan eksposur akan dilindung nilai dan yang teknik lindung nilai akan digunakan.
Pilihan eksposur untuk lindung nilai tergantung pada penghindaran risiko dari perusahaan
dan tingkat kepercayaan manajemen dalam kemampuan mereka untuk memprediksi eksposur
akurat. Orang dapat membantah bahwa lindung nilai eksposur transaksi jelas. Hedging akan
menghilangkan keuntungan spekulatif, tetapi itu juga akan dihindari kerugian dan akan
memberikan perusahaan pengetahuan yang pasti tentang apa yang akan diterimanya, terutama
dalam kasus kontrak berjangka. Op akan menghilangkan risiko penurunan tetapi membiarkan
kemungkinan keuntungan naik jika treasury perusahaan memutuskan untuk tidak
melaksanakan kontrak. Salah satu contoh strategi manajemen risiko valuta asing adalah Dell,
perusahaan komputer besar AS, Dell, sangat agresif dalam menggunakan ke depan dan opsi
untuk melindungi semua eksposur valuta asing. Banyak perusahaan hanya akan melindungi
eksposur arus kas, tetapi Dell melindungi segalanya. Karena pendapatan sangat sulit
diramalkan, operasi Dell di Dell menutupi sekitar 80 persen dari pendapatan yang
diperkirakan. Namun demikian, tim lokal telah menjadi sangat mahir dalam meramalkan
pendapatan dan eksekusif di seluruh dunia dan memberikan dukungan kepada personil
perbendaharaan anak perusahaan asing dalam hal prakiraan mata uang dan strategi lindung
nilai. Dalam kerangka kerja yang luas yang disediakan oleh treasury perusahaan,
perbendaharaan lokal menetapkan strategi khusus dan kemudian bekerja dengan treasury
perusahaan untuk melaksanakan strategi. Ini adalah contoh bagus dari interaksi yang erat
antara perusahaan dan perbendaharaan lokal dalam merancang dan menerapkan strategi
hedging.

AKUNTANSI DERIVATIF MATA UANG ASING


Seperti disebutkan di atas, para manajer dapat menggunakan derivatif untuk
melindungi atau melawan risiko valuta asing. Terlepas dari turunan mana yang diputuskan
oleh seorang manajer, kuncinya adalah untuk menutupi risiko transaksi yang mendasarinya.
Hedging Strategies and Accounting for Derivatives
Perusahaan dapat menggunakan berbagai instrumen keuangan derivatif untuk
melindungi eksposur, dan ada cara unik untuk memperhitungkannya tergantung pada sifat
derivatif dan apa yang digunakan untuk Akuntansi untuk lindung nilai piutang dan hutang
dalam mata uang asing relatif mudah. Namun, bisnis internasional lebih rumit, dan begitu
juga akuntansi untuk derivatif yang digunakan untuk melakukan lindung nilai kegiatan bisnis
internasional. Sebuah perusahaan dapat masuk ke dalam komitmen yang kuat untuk membeli
atau menjual persediaan atau peralatan modal di beberapa titik di masa depan. Beberapa
perusahaan melakukan sejumlah besar bisnis di luar negeri dan mampu meramalkan
penjualan masa depan mereka, meskipun tidak ada komitmen kuat untuk menjual telah
terjadi. Mereka mungkin lebih suka melakukan lindung nilai persentase tertentu dari estimasi
penjualan mereka di masa mendatang. Juga, banyak perusahaan menawar dalam mata uang
asing pada proyek-proyek besar dan mungkin ingin masuk ke pagar untuk melindungi
tawaran jika diberikan kepada mereka. Dalam hal ini, opsi banyak digunakan karena tawaran
tidak pasti dan opsi tidak perlu dilaksanakan.

ACCOUNTING FOR FOREIGN CURRENCY DERIVATIVES

Eksposur akuntansi disebut juga eksposur translasi yaitu tidak menimbulkan perubahan pada
aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul pada saat sebuah MNC membuat laporan
keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di berbagai negara.
mengukur eksposur akuntansi.

Perusahaan transnasional yang tidak peduli dengan eksposur akuntansi umumnya


berpendapat bahwa pendapatan yang diperoleh oleh cabang-cabang perusahaan tidak perlu
dikonversi dalam mata uang perusahaan induknya. Ini diakibatkan karena mereka tidak yakin
eksposur akuntansi relevan. Kendati demikian, perlu dipahami apa yang mempengaruhi
derajat eksposur perusahaan terhadap kemungkinan laba/rugi karena konversi lapran
keuangan. Besar kecilnya eksposur akuntansi tergantung dari :

 Seberapa jauh peranan cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Semakin besar


persentase bisnis perusahaan yang dilakukan oleh cabang di luar negeri, semakin
besar persentase pos-pos laporan keuangan yang mudah terpengaruh eksposur
akuntansi.
 Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri.
Ini diakibatkan karena pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya
dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut.
 Standar akuntansi yang dipergunakan.
Setiap Negara umumnya mempunyai standar akuntansi yang sudah baku , yang amat
bervariasi antar Negara.
 Alasan-alasan untuk melakukan translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan
keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri.
Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang
berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan
induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke
mata uang lainnya disebut sebagai translasi.
Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari
fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar
variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat
digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat
perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau
perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode ke periode lain sulit
dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional
untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.
Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat
transaksi mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap pengaruh
perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar
negeri. Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing
dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata
uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah.
Pengukuran resiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang
dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.

Perbedaan konseptual antara eksposur transaksi, operasi, dan akuntansi, yaitu :

Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat


perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi
diselesaikan/dipenuhi. Jadi eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi yang
sudah ada, tetapi belum jatuh tempo. Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran
kas jangka pendek perusahaan.

Eksposur operasi disebut juga eksposur ekonomis, eksposur kompetatif atau


eksposur strategis yaitu mengukur perubahan nilai sekarang perusahaan yang
disebabkan oleh adanya perubahan pada aliran kas operasi di masa yang akan datang,
karena terjadi perubahan yang tak terantisipasi pada kurs valuta asing.

Eksposur transaksi dan eksposur operasi berhubungan dengan perubahan pada


aliran kas perusahaan. Perbedaannya adalah dampak eksposur transaksi memiliki
jangkauan waktu yang lebih pendek, karena hanya melibatkan transaksi-transaksi
yang belum jatuh tempo. Sebaliknya, eksposur transaksi mengukur kemungkinan
penyimpangan aliran kas dari yang diharapkan, baik aliran kas jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang.

Eksposur akuntansi disebut juga eksposur translasi yaitu tidak menimbulkan


perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul pada saat sebuah MNC
membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang
tersebar di berbagai negara.

Dengan demikian, nilai wajar dari kontrak akan muncul sebagai $ 14,851 pada
neraca, dan jumlah yang sama akan diakui sebagai keuntungan dalam pendapatan
komprehensif lainnya. Pada saat yang sama, komisi perusahaan akan jatuh dengan
jumlah yang sesuai, yang mengakibatkan kerugian diakui dalam pendapatan
komprehensif lainnya. Entri pada 31 Maret adalah:
Menurut PSAK No. 133, keuntungan atau kerugian pada kontrak forward dapat
diimbangi dengan keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai, di hal ini
komitmen yang kuat.
Pada 30 April, kita perlu mencatat perubahan nilai kontrak forward. Nilai kontrak saat
ini yang didiskon selama satu bulan (31 Maret - 30 April) dihitung sebagai berikut:
$ 1.5900 1.5700 .02 x 1.000.000 $ 20.000 / (1 + .06 / 12) $ 19.900.
Namun, kontrak telah meningkat nilainya hanya $ 5,049 sejak tanggal neraca terakhir
($ 19.900 $ 14.851). Entri jurnal pada 30 April adalah

Sejak Redex mengambil hak atas peralatan pada tanggal 30 April, Redaksi harus
mengakui hutang pada kurs spot dan menutup akun komitmen pembelian. Nilai peralatan
adalah perbedaan antara nilai pada kurs spot pada 30 April dan nilai sekarang dari perubahan
dalam komitmen pembelian. Hutang akan dilunasi pada 31 Mei.
Pada tanggal 31 Mei, kontrak forward akan diselesaikan dan pembayaran akan
dilakukan ke eksportir, sehingga nilai kontrak baru sama dengan kurs spot pada 31 Mei. Nilai
kontrak forward pada 31 Mei dihitung sebagai berikut:
$ 1,5950 $ 1,5700 .025 x 1,000,000 $ 25,000
Karena nilai kontrak pada 30 April adalah $ 19.900, perubahan nilainya adalah $
5,100. Entri jurnal terakhir pada 31 Mei adalah:
Intinya adalah bahwa Redex Imports harus membayar $ 1,570,000, jumlah yang
ditetapkan oleh forward kontrak ditandatangani pada tanggal 1 Maret. Apapun yang terjadi
pada kurs spot masa depan atau nilai pasar dari kontrak forward pada tanggal neraca yang
berurutan, jumlah yang ditentukan oleh kontrak masih menentukan apa yang harus dibayar
oleh importir.
Ilustrasi: Kontrak Teruskan untuk Melakukan Lindung Nilai atas Penjualan Prediksi
Mata Uang Asing
Salah satu manfaat dari Pernyataan 133 adalah bahwa hal itu memungkinkan
akuntansi lindung nilai untuk perkiraan mata uang asing yang diprediksi penjualan atau
pembelian. Banyak perusahaan yang melakukan bisnis di luar negeri telah mengembangkan
pengalaman yang cukup untuk memiliki gagasan yang baik tentang volume penjualan ekspor
mereka selama periode waktu tertentu. Mereka belum menjual apa pun atau bahkan
berkomitmen untuk menjual, tetapi mereka masih memiliki ide bagus berapa banyak yang
akan mereka jual. Daripada menunggu penjualan dilakukan untuk masuk ke dalam pagar,
mereka dapat masuk ke salah satu dari setiap saat dan masih dapat menggunakan akuntansi
lindung nilai.
Asumsikan bahwa perusahaan XYZ menilai posisi eksposurnya secara berkala dan
menentukan strategi lindung nilai bulanan untuk kuartal mendatang. Pada tanggal 1 Maret,
XYZ memperkirakan akan menjual 1.000.000.000 inventaris ke pelanggan Inggris mulai
tanggal 30 April. Pada saat itu, XYZ masuk ke dalam kontrak forward untuk melakukan
lindung nilai atas pound Inggris. Nilai tukar yang relevan adalah:

Berdasarkan nilai tukar ini, kontrak forward perlu diperbarui ke nilai pasar yang adil
dengan untung dan rugi masuk ke pendapatan. Juga, penting untuk dicatat bahwa kontrak
perlu disesuaikan pada tingkat diskonto yang sesuai, yang kami anggap 6 persen untuk
contoh ini. Nilai nominal penyesuaian adalah selisih antara nilai tukar awal yang dikutip pada
tanggal 1 Maret dan tarif yang dikutip pada tanggal 31 Maret dan perbedaan antara kurs
forward 31 Maret dan kurs spot yang sebenarnya pada tanggal penjualan.

Penyesuaian nilai wajar pada 31 Maret dihitung sebagai berikut:


15.000 / [1+ (06/12) = 14,925
Penyesuaiannya negatif, karena kontrak asli akan menghasilkan $ 1.490.000 pada penjualan,
sedangkan eksportir bisa mendapatkan lebih banyak uang tunai pada kontrak pada forward
rate baru pada akhir kuartal. Jadi, kontrak lama tidak sebanding dengan kontrak baru.
Berdasarkan informasi sebelumnya, entri jurnal untuk lindung nilai dan penjualan
sebagai berikut

Entri-entri pada tanggal 30 April diberikan untuk menunjukkan aliran aktual dari
penyesuaian kas. Apa yang dilakukan oleh akuntansi hedge adalah memungkinkan
perusahaan untuk mencatat pendapatan penjualan pada tingkat yang sama dengan uang tunai
yang diterima - forward rate pada kontrak yang dimasukkan pada tanggal 1 Maret. Diberikan,
XYZ akan lebih baik tidak masuk ke dalam kontrak forward karena akan telah menerima $
1,510,000 pada tanggal 30 April dengan kurs spot. Namun pada 1 Maret, tidak ada jaminan
bahwa pound akan menguat terhadap dolar, menghasilkan piutang dolar lebih tinggi. Itu
adalah kesempatan yang Anda ambil dengan kontrak forward.
Ilustrasi: Kontrak opsi untuk Hedging Mata Uang Asing Penjualan Dijadwalkan
Daripada menggunakan kontrak berjangka, XYZ, bisa menggunakan opsi put untuk
melindungi piutang dari penjualan yang diperkirakan dalam poundsterling Inggris.
Asumsikan bahwa XYZ masuk ke dalam put option untuk 21.000.000 pada tanggal 1 Maret
dengan harga strike $ 1,4900 dan premium $ 20.000. Penjualan diharapkan akan berlangsung
pada 30 Juni, saat yang sama ketika kontrak opsi berakhir. Pada tanggal 1 Maret, entri berikut
dibuat:

Intinya adalah bahwa pendapatan penjualan dan uang tunai yang diterima setidaknya
akan menjadi harga strike, atau $ 1,490,000. Jika pound menguat terhadap dolar, opsi tidak
akan dilakukan, dan XYZ akan mengubah pound menjadi dolar pada kurs spot. Ini masih
akan dikenakan biaya premium, tetapi akan menerima lebih banyak dolar karena pound
menguat.
PENGGUNAAN DERIVATIF UNTUK HEDGE A NET INVESTMENT
Statement 133 memungkinkan akuntansi lindung nilai untuk lindung nilai dari
investasi bersih. Keuntungan dan kerugian pada derivatif yang digunakan untuk melakukan
lindung nilai investasi bersih diambil ke komponen terpisah dari ekuitas pemegang saham
daripada diambil langsung ke pendapatan. Itu mengasumsikan, tentu saja, bahwa derivatif
tersebut ditetapkan dan efektif sebagai lindung nilai dari investasi bersih. Karena derivatif
yang digunakan untuk melakukan lindung nilai investasi bersih ditandai dengan nilai wajar
pada akhir setiap periode akuntansi, keuntungan atau kerugian dapat dimasukkan dalam
penyesuaian translasi kumulatif sejauh perubahan tersebut merupakan lindung nilai ekonomis
yang efektif dari investasi bersih.
PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF
Dalam beberapa tahun terakhir telah ada banyak publisitas tentang kerugian akibat
turunan, dan pengungkapan telah tidak akurat karena sifat instrumen. Kebanyakan ahli setuju
bahwa derivatif, termasuk derivatif mata uang asing, tunduk pada beberapa jenis risiko:
Risiko pasar risiko kerugian karena perubahan yang tidak terduga dalam suku bunga dan nilai
tukar Risiko kredit - potensi kerugian dari counterparty nonperformance Risiko likuiditas
terkait dengan likuiditas pasar instrumen yang dimiliki dan, oleh karena itu, terkait erat
dengan risiko pasar. Risiko operasional terkait dengan kontrol yang tidak memadai yang
memastikan mengikuti kebijakan perusahaan yang ditetapkan dengan tepat. Kuncinya adalah
untuk menentukan cara terbaik untuk mengungkapkan sejauh mana risiko kepada pengguna.
Sebagai hasil dari Pernyataan IAS 39 dan FASB 133, perusahaan meningkatkan dan
menstandardisasi pengungkapan mereka pada instrumen keuangan. Perusahaan yang
menggunakan derivatif diharuskan untuk memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif
tentang turunannya. Secara khusus, perusahaan harus mengungkapkan tujuan mereka untuk
memegang instrumen keuangan derivatif, konteks yang diperlukan untuk memahami tujuan-
tujuan ini, dan strategi untuk mencapai tujuan. Informasi terpisah harus diberikan kepada
nilai wajar, arus kas, dan lindung nilai mata uang asing.

Nilai wajar dari instrumen keuangan telah ditentukan dengan mengacu pada informasi
pasar yang tersedia pada tanggal neraca dan metodologi penilaian yang dibahas di bawah ini.
Mempertimbangkan variabilitas faktor penentu nilai mereka, nilai wajar yang disajikan di sini
hanya merupakan indikasi jumlah yang dapat disadari oleh Grup dalam kondisi pasar saat ini.

BAB 14 INTERNATIONAL BUDGETING AND PERFORMANCE EVALUATION

PENDAHULUAN
Ada beberapa masalah khusus yang dihadapi manajemen dalam proses pengendalian
perusahaan multinasional, seperti pengendalian pada lingkungan domestik, dan dalam
lingkungan global yang diawali dengan tujuan strategis, termasuk semua elemen perencanaan
dan pengawasan kesuksesan strategi global untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Fokus dari
proses perencanaan adalah memberikan arah strategi bagi perusahaan dan kemudian rencana
operasional agar perusahaan dapat mencapai arah strateginya.

PROSES PENGENDALIAN STRATEGIS


Sebuah studi mengenai perusahaan multinasional oleh Gupta dan Govindarajan
(1991), mengidentifikasikan 4 tingkatan dalam sistem pengendalian strategis formal, antara
lain:
1. Strategi periodik untuk setiap bisnis, khususnya dalam kurun waktu 1 tahunan atau kurang
2. Rencana operasi tahunan, yang semakin memasukkan ukuran-ukuran nonfinansial bersama
dengan ukuran-ukuran finansial tradisional
3. Pengawasan formal hasil-hasil strategis yang dapat dikombinasikan dengan proses
pengawasan anggaran
4. Penghargaan personal dan campur tangan pusat
Sistem pengendalian strategis yang terlalu kaku dapat mempersulit perusahaan di
mana dengan cepat dapat mengubah industri, namun ada beberapa manfaat yang jelas dari
sebuah proses formal, yaitu:
1. Kejelasan dan realisme yang lebih dalam perencanaan
2. Lebih banyak kekenduran standar kinerja
3. Lebih banyak motivasi bagi manajer unit bisnis
4. Campur tangan manajemen pusat lebih tepat pada waktunya
5. Tanggung jawab yang lebih jelas
Untuk beberapa sistem kerja, penting untuk memilih tujuan strategis yang benar
didasarkan pada analisis persaingan dan kekuatan perusahaan. Kemudian, target yang wajar
disusun sesuai dengan strategi perusahaan. Beberapa perusahaan mencoba menetapkan tolak
ukur kinerja mereka berdasarkan pada pesaing kunci, tapi biasanya sulit untuk mendapatkan
data yang bagus dari pesaing global. Sistem harus diperketat dan diberi banyak persyaratan
untuk memberikan tekanan bagi manajemen untuk melakukannya. Penting untuk tidak
membiarkan proses menjadi terlalu besar, kompleks, dan birokratis di mana hal ini membuka
jalan untuk berpikir kreatif dan kinerja yang kuat. Mencoba untuk menerapkan konsep ini
dalam lingkungan global tidaklah mudah. Lingkungan operasi yang berbeda membuat hal ini
menjadi sulit dan kompleks untuk menegakkan dan mengimplementasikan sistem
pengendalian strategis. Lingkungan operasi termasuk juga budaya, sistem perundang-
undangan, perbedaan politik, dan sistem ekonomi, termasuk ukuran dan pertumbuhan inflasi
dan pasar.

STUDI EMPIRIS MENGENAI PERBEDAAN AKUTANSI MANAJEMEN DAN


PRAKTIK PENGENDALIAN LINTAS BANGSA

Pengaturan Tujuan: Sebuah Tinjauan Global


Kesepakatan besar telah ditulis dalam strategi bagi perusahaan. Dalam hubungannya
dengan multinasional, pengaturan tujuan strategis biasanya mengharuskan manajer untuk
fokus memilih target numerik yang pantas.
Target-target yang memungkinkan termasuk:
1. Return on investment (ROI) 5. Pangsa Pasar
2. Penjualan 6. Profitabilitas
3. Pengurangan Biaya 7. Aktualisasi anggaran
4. Target kualitas
Metode yang paling tepat untuk digunakan dalam perusahaan multinasional, menurut
teori, menegaskan fokus dari unit untuk setiap target yang disusun. Penjualan atau pangsa
pasar paling relevan untuk unit yang tidak mempunyai kontrol terhadap kos masukan and
mempunyai tujuan utama untuk menjual barang dari beberapa unit lainnya. Profitabilitas
yang diukur dalam rasio atau beberapa ukuran lainnya, paling tepat untuk unit bisnis strategis
yang berdiri sendiri. Sebagai tambahan, target untuk sebuah unit harus dihubungkan bukan
hanya dengan tujuan, tapi juga dengan bagian operasi yang dikendalikannya.

Studi Perusahaan Multinasional Amerika Serikat


Dalam salah satu studi pertama yang penting dari tujuan perusahaan multinasional,
Robbins dan Stobaugh (1973) mempelajari hampir 200 perusahaan Amerika berbasis
multinasional, mewakili hampir semua industri utama Amerika Serikat dengan investasi
asing dan peringkat penjualan impor tahunan mulai dari 20 juta dolar ke atas.
Dengan memperhatikan pengukuran kinerja keuangan, kesimpulan utama dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Banyak item berwujud dan tak berwujud yang masuk dalam kalkulasi investasi orisinil jarang
dimasukkan dalam mengevaluasi kinerja anak perusahaan asing. Sebagai contoh, nilai atau
kos dari perusahaan induk yang berasal dari jaminan untuk perusahaan anak, kos dari
inventaris saham pengaman untuk operasi Amerika Serikat dan luar negeri, atau kos potensial
dikeluarkan dari pasar oleh pesaing yang bergerak pertama kali.
2. Perusahaan anak asing dinilai dengan basis yang sama dengan perusahaan anak domestik.
3. Ukuran kinerja yang paling bermanfaat untuk semua anak perusahaan adalah Return On
Investment (ROI).
4. Karena adanya keterbatasan inheren dan masalah dalam kalkulasi kewajaran ROI untuk
semua perusahaan anak, hampir semua perusahaan multinasional menggunakan beberapa
perlengkapan tambahan untuk mengukur kinerja perusahaan anak.
5. Pengukuran tambahan yang paling luas digunakan adalah perbandingan dengan anggaran.
Pendukung tambahan untuk penemuan ini berlanjut bahkan sampai 25 tahun setelah
studi orisinil. Dengan 70 sampel perusahaan kimia multinasional Amerika Serikat, ditemukan
bahwa pengukuran berganda digunakan, antara lain laba, ROI, dan anggaran berbanding
aktual untuk laba dan penjualan. Abdallah dan Keller (1985) melalui survey terhadap 64
perusahaan multinasional Amerika Serikat mengidentifikasi empat faktor kunci. Serupa
dengan studi yang lainnya, anggaran, laba, dan ROI mendominasi daftar.

Studi Perusahaan Multinasional Inggris


Appleyard, Strong, dan Walton (1990) mempelajari tujuan kinerja dari 11 perusahaan
multinasional Inggris dan menemukan bahwa perusahaan-perusahaan Inggris lebih suka
menggunakan perbandingan anggaran dan aktual, kemudian beberapa menggunakan ROI.
Dalam pengukuran ROI, pengukuran laba juga menggunakan laba sebelum bunga dan pajak
atau laba setelah bunga sebelum pajak, walaupun tarif pajak berbeda secara signifikan
antarnegara. Sebagai tambahan, mereka menemukan bahwa perusahaan Inggris cenderung
menggunakan pengukuran ROI yang sama untuk perusahaan anak asing seperti yang mereka
gunakan untuk perusahaan anak domestik.

Studi Perusahaan Multinasional Jepang


Studi di negara-negara yang mempunyai kebudayaan yang berbeda secara signifikan
dengan Amerika Serikat biasanya memberikan hasil yang sangat berbeda. Shields, Chow,
Kato, dan Nakagawa (1991) melihat kembali penggunaan sasaran oleh perusahaan
multinasional Jepang dan Amerika Serikat seperti ditemukan dalam literatur dua negara dan
mengidentifikasi beberapa penggunaan sasaran kinerja yang penting untuk mengevaluasi
manajer divisi. Orang-orang Jepang cenderung mengandalkan penjualan sebagai kriteria yang
paling penting, sementara perusahaan Amerika Serikat lebih suka menggunakan ROI.
Sama halnya, Bailes dan Assada (1991) mempelajari dan membandingkan sasaran
dari 256 perusahaan multinasional Jepang dan 80 perusahaan multinasional Amerika Serikat.
Responden diminta mengidentifikasi tujuan pertama, kedua, dan ketiga dari manajer divisi.
Ditemukan, bahwa kebanyakan perusahaan Jepang lebih suka menggunakan volume
penjualan sebagai tujuan keseluruhan mereka, dengan laba bersih setelah overhead
perusahaan dinomorduakan. Sedangkan Perusahaan Amerika cenderung menggunakan ROI
sebagai tujuan manajer divisi diikuti dengan laba yang dapat dikendalikan.

Studi Perusahaan Multinasional APEC


Melihat wilayah Asia Timur, penelitian Merchant, Chow, dan Wu (1995) menemukan
sedikit fakta yang menganjurkan hubungan antara budaya nasional dan tujuan perusahaan di
Taiwan. Namun, sampel yang diambil hanya terdiri dari empat perusahaan. Membandingkan
sudut pandang lebih dari 400 manajer di Australia, Amerika Serikat, Singapura, dan Hong
Kong, Harrison dan Harrell (1994) secara sederhana menyimpulkan bahwa manajer dari
Anglo-American lebih suka jangka waktu yang pendek tapi sasaran yang lebih kuantitatif.
Studi ini akan didiskusikan lebih lanjut pada bagian penganggaran. Secara bersamaan, studi
ini menemukan bahwa tujuan perusahaan dari berbagai negara sangat berbeda. Negara-negara
Asia dengan tingkat individualisme yang rendah dan lebih berorientasi jangka panjang
cenderung memilih tujuan yang kurang secara langsung menggambarkan pengembalian
dengan segera, dan memilih tujuan yang sesuai dengan profil dominan pasar jangka panjang.

Proses Anggaran Lintas Negara: Dasar-dasar


Proses anggaran menyangkut penentuan tujuan perusahaan dan mengaturnya ke dalam
rencana formal, termasuk jangka pendek maupun jangka panjang. Isu-isu yang umumnya
perlu dipecahkan adalah:
1. Adakah sebuah proses pengaturan anggaran secara formal?
2. Siapa yang terlibat dalam proses anggaran dan bagaimana?
3. Model komunikasi apa yang digunakan?
4. Bagaimana tujuan anggaran diatur?
5. Haruskah proses pengganggaran sama antara perusahaan anak domestik dan asing?
6. Periode waktu apa yang seharusnya digunakan (jangka pendek atau jangka panjang)?
7. Apakah seharusnya ada tujuan moneter khusus untuk rencana tersebut, atau apakah tujuan
nonkuantitatif akan lebih tepat?
8. Bagaimana perubahan industri dan/atau perbedaan lingkungan nasional mempengaruhi
proses anggaran?

Studi Lintas Negara terhadap Patisipasi dalam Penganggaran


Kebanyakan praktik Anglo-American untuk masalah penganggaran mengasumsikan
bahwa proses anggaran hasilnya meningkat melalui partisipasi orang yang terlibat dalam
melaksanakan anggaran. Jika manajer diizinkan untuk berpartisipasi terhadap target anggaran
mereka sendiri, mereka tidak hanya merasa lebih baik dalam hal kepuasan tapi juga
cenderung untuk berkinerja dengan lebih baik. Jenis perilaku ini didokumentasikan dalam
karya penelitian Brownell (1982), yang menganjurkan bahwa agar partisipasi dapat bekerja
dengan maksimal, manajer harus merasa seperti orang dalam. Konsep mengenai orang
dalam/orang luar digambarkan sebagai “area pengendalian”

Studi Perusahaan Meksiko.


Ditetapkan bahwa Meksiko adalah negara dengan jarak kekuasaan yang tinggi/budaya
individualis yang rendah. Frucot dan Shearon (1991) mengantisipasi bahwa manajer Meksiko
mungkin tidak menyukai partisipasi walaupun memiliki status sebagai orang dalam. Frucot
dan Shearon (1991) menguji hipotesis mereka dengan sampel 83 manajer Meksiko yang
bekerja di perusahaan pribumi dan perusahaan anak dari perusahaan multinasional Amerika
Serikat. Awalnya, hasil yang diperoleh mengejutkan. Secara keseluruhan, kinerja manajer
Meksiko dalam perusahaan pribumi asli berhubungan dengan partisipasi dan area
pengendalian. Untuk itu, awalnya muncul bahwa tidak ada perbedaan antara perilaku manajer
Meksiko dan Amerika Serikat.
Tidak seperti manajer Amerika Serikat, dimensi orang dalam/orang luar tidak
mempengaruhi tingkat kepuasan manajer Meksiko (dalam perusahaan pribumi asli). Dalam
studi awal, manajer perusahaan tampak lebih senang dan termotivasi oleh tingkat partisipasi
yang lebih tinggi tanpa menghiraukan apakah mereka melihat dirinya sendiri seperti sedang
mengatur sebuah pertunjukan. Namun, ketika sampel manajer Meksiko dibagi berdasarkan
tingkatan perusahaan, manajer level bawah sepertinya lebih memilih jenis partisipasi yang
lebih rendah.

Studi Perusahaan Multinasional APEC.


Perbandingan Australia (jarak kekuasaan yang rendah/individualisme yang tinggi) dan
Singapura (jarak kekuasaan yang tinggi/individualisme yang rendah). Harrison (1992)
mengantisipasi perbedaan internasional yang signifikan dalam hal kemampuan partisipasi
anggaran untuk menjelaskan tingkat kepuasan di antara manajer. Muncul dari budaya
otorisasi yang relative, orang-orang Singapura diharapkan untuk tidak menyukai atau
mungkin merasa tidak nyaman dengan pastisipasi anggaran. Harrison membuat hipotesis
bahwa orang-orang Singapura akan lebih memilih partisipasi yang rendah daripada orang-
orang Australia. Kenyataannya, tidak ada hubungan yang signifikan antara asal usul bangsa
dan partisipasi, interaksi dan kepuasan. Secara keseluruhan, kedua kelompok ini terlihat lebih
menyukai penganggaran jenis partisipatif. Untuk itu, Harrison berpendapat bahwa partisipasi
terhadap hal yang berhubungan dengan anggaran secara universal meningkatkan kepuasan
kerja tanpa menghiraukan budaya.
Secara keseluruhan, penelitian terbaru muncul untuk mengindikasikan bahwa
beberapa teknik anggaran partisipatif orang-orang Barat dapat ditransfer, tetapi satu hal yang
harus diperhatikan adalah pada level apa mereka ditransfer.

Studi Perusahaan Multinasional Raksasa Finlandia.


Hassel dan Cunningham (1996) mempelajari pengaruh partisipasi dalam proses
penganggaran dan kinerja anak perusahaan dari perusahaan multinasional raksasa Finlandia.
Mereka menemukan bahwa luas dari informasi yang dipertukaran antara manajer induk
perusahaan dan anak perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja anak perusahaan
domestik. Namun, pertukaran informasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja anak
perusahaan asing.
Hassel dan Cunningham menjelaskan hasil yang diperoleh dengan menunjukkan
bahwa kinerja tingkat domestik ditingkatkan karena budaya, nilai, dan pemahaman yang jelas
akan lingkungan ekonomi antara induk dan anak. Penemuan ini beralasan karena operasi
perusahaan induk berada dalam lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan anak
perusahaan mereka di luar negeri. Untuk itu, proses penganggaran lebih dari sekedar alat
kinerja, melainkan menjadi elemen kunci dalam transfer pengetahuan dalam hal pembubaran
perusahaan multinasional baik secara geografis maupun budaya.
Persoalan Lainnya dalam Proses Penganggaran
Penelitian mengenai proses penganggaran berkembang di negara berbeda yang fokus
utamanya berbeda antara Anglo-American dan kelompok budaya Asia. Belakangan ini,
penelitian di area ini, lebih dulu difokuskan di Asia, kemudian beralih ke wilayah ASEAN
yang biasa disebut area “Five Dragon” atau “Mini Dragon”. Area ini meliputi Hong Kong,
Singapura, Taiwan, Malaysia, dan mungkin Thailand dan Indonesia. Meskipun kelompok ini
tidak monolitis dalam struktur kebudayaan, kelompok itu umumnya nampak seperti
memberikan nilai Confucian, yang meliputi orientasi jangka panjang dan ketidakinginan
untuk “kehilangan muka”. Kebudayaan Asia ini cenderung dianut oleh warga negara di
hampir semua negara dalam kelompok yang cenderung menundukkan hak individual untuk
kepentingan kelompok dan yang tingkat jenjang kekuasaannya menengah hingga tinggi.

Perbandingan Amerika Serikat/Jepang.


Bailes dan Assada (1991) membandingkan perilaku penganggaran dari daftar 80
perusahaan Amerika Serikat dan 256 perusahaan Jepang. Hasilnya mengindikasikan bahwa
lebih dari 90 persen perusahaan di kedua negara tersebut menyediakan anggaran
induk/utama. Bagaimanapun, mereka menemukan bahwa proses pembuatan anggaran induk
ini bervariasi. Berikut ini poin-poin yang berpengaruh secara statistik:
1. Rentang waktu rata-rata yang digunakan untuk menyiapkan anggaran tahunan hampir 12 hari
lebih lama untuk perusahaan Amerika dibandingkan perusahaan Jepang.
2. Seperti yang didiskusikan sebelumnya, di Jepang, tujuan utama anggaran adalah
meningkatkan volume penjualan dan market share. Sedangkan di Amerika Serikat, tujuan
utama anggaran adalah ROI yang berlimpah.
3. Manajer divisi di perusahaan Amerika lebih cenderung berpartisipasi dalam diskusi komite
anggaran dan mempengaruhi komite anggaran dibandingkan di Jepang.
4. Perusahaan Jepang juga cenderung mengikuti pendekatan bottom-up, di mana semua level
berpartisipasi dalam perencanaan, lebih dulu berkontribusi secara informal. Pertemuan formal
cenderung tidak sering dan ketika harapan manajer dipertimbangkan, hal itu lebih tidak
penting dibandingkan kelompok mufakat.
5. Manajer Jepang lebih cenderung menggunakan penyimpangan anggaran untuk mengenali
masalah pada waktu itu dan menggunakan anggaran untuk meningkatkan anggara periode
berikutnya.
6. Manajer Amerika lebih cenderung dievaluasi melalui anggaran.
7. Bonus dan gaji manajer Amerika lebih cenderung dipengaruhi oleh kinerja anggaran
dibandingkan di Jepang.
Perbedaan ini sangat menarik. Manajer Amerika cenderung lebih terlibat dalam
proses penganggaran, dievaluasi melalui anggaran, dan dihargai atau dihukum melalui
anggaran. Manajer Jepang cenderung melihat penyimpangan anggaran sebagai jalan untuk
memperbaiki kinerja. Antara Amerika dan Jepang, hal ini secara jelas merupakan perbedaan
nasional dalam penganggaran. Ueno dan Sekaran (1992) juga membandingkan praktik
penganggaran Amerika dan Jepang, bahasan mereka dibatasi oleh paradigma budaya
Hofstede. Menggunakan contoh pengendali dan manajer senior lainnya di perusahaan
manufaktur, mereka menemukan berbagai fenomena yang dapat diprediksi dengan budaya.
Seperti yang ditemukan Bailes dan Assada (1991), manajer Amerika Serikat lebih banyak
menggunakan pertemuan formal, komunikasi, dan koordinasi dalam perencanaan anggaran.
Beberapa kecenderungan penganggaran lainnya yg ditemukan Ueno dan Sekaran juga
muncul untuk mendapatkan akar budaya. Pembuat anggaran Amerika Serikat cenderung
untuk membuat lebih banyak “kekenduran”, yang dianggap berasal dari usaha individual
untuk meningkatkan kekuatan dasar mereka sendiri dan kepercayaan diri. Hal ini
memperhitungkan perilaku menciptakan kekenduran, di mana bertujuan untuk menciptakan
kenyamanan sasaran dan target pencapaian yang lebih mudah, yang dikaitkan dengan dimensi
individualisme dan struktur penghargaan individual di kebanyakan perusahaan Amerika
Serikat.
Manajer Jepang cenderung lebih sedikit peduli tentang mengidentifikasi kemampuan
pengendalian item dan cenderung untuk menilai kinerja untuk masa akan datang yang lebih
panjang dibandingkan Amerika Serikat. Untuk mendapatkan periode penghargaan yang lebih
panjang, manajer Jepang tidak memiliki perencanaan masa akan datang yang cukup panjang
dibandingkan manajer AS.

Sistem Penganggaran dan Perencanaan dari Perusahaan Multinasional APEC.


Harrison, Mckinnon, Panchapakesan, dan Leung (1994) meneliti sistem penganggaran
dan perencanaan Australia dan AS, dan kemudian Singapura dan Hongkong. Mereka menarik
dimensi budaya nasional dari hierarki kekuasaan, individualisme, dan dinamisme Confucian
untuk memprediksi dan menjelaskan perbedaan dalam filosofi dan pendekatan desain
organisasional, perencanaan manajemen, dan sistem kontrol di Asia dan negara Anglo-
American. Data itu dikumpulkan dengan survei kuesioner yang dikirim ke eksekutif senior
akuntansi dan keuangan di 800 organisasi.
Hasil dari Harrison sepeti yang diprediksi dan secara umum menyediakan dukungan
untuk kepentingan budaya nasional dalam mempengaruhi desain organisasional, perencanaan
manajemen dan sistem kontrol. Khususnya, nilai budaya masyarakat Anglo-American
berhubungan dengan masyarakat Asia Timur lebih menekankan pada desentralisasi, dan
pusat pertanggungjawaban dalam desain organisasional dan teknik kuantitatif dan analitis
dalam perencanaan dan pengendalian. Sebaliknya, nilai budaya masyarakat Asia Timur lebih
menekankan pada perencanaan jangka panjang dan pengambilan keputusan yang berpusat
pada kelompok.

Interaksi Budaya dan Jarak Geografis.


Hassel dan Cunningham mempelajari bagaimana kombinasi budaya dan jarak
geografis, atau jarak fisik mempengaruhi proses penganggaran. Mereka menemukan bahwa
ketika markas besar menggunakan anggaran sebagai mekanisme pengendalian, cabang yang
secara budaya mirip dan secara geografis dekat dengan markas besar menunjukkan kinerja
keuangan yang lebih kuat dibandingkan cabang yang secara budaya berbeda dan lokasinya
jauh dari markas besar. Penemuan ini menyarankan bahwa pengendalian anggaran bekerja
lebih efektf untuk cabang yang dekat secara fisik dengan induk. Penemuan ini penting karena
mereka menyarankan bahwa perbedaan budaya dan jarak geografis menuntut teknik evaluasi
yang lebih rumit.

TANTANGAN DARI PENGENDALIAN PERUSAHAAN GLOBAL


Isu Perencanaan dan Penganggaran
Perusahaan multinasional menghadapi serangkaian faktor eksternal, pertimbangan
internal, dan kekuatan lainnya yang mempengaruhi kebijakan anggaran, komposisi, dan
pengendalian. Penganggaran di lingkungan bisnis global menghendaki peningkatan level
koordinasi dan komunikasi dalam perusahaan karena berbagai komponen kekuatan yang
mempengaruhi kinerja organisasional. Namun multinasional perlu untuk memperhatikan
perbedaan budaya dan akibatnya terhadap praktik penganggaran nasional, terdapat
pertimbangan tambahan dalam proses penganggaran perusahaan multinasional. Terutama
perbedaan nilai tukar uang asing dalam operasi lintas-batas.
Isu utama internasional seputar perkembangan anggaran perusahan multinasional
adalah menetapkan mata uang yang harus disiapkan anggaran: mata uang lokal atau mata
uang induk. Sebagai contoh, perusahaan multinasional Swiss lebih baik mengevaluasi semua
operasi asingnya dengan mata uang lokal atau hasilnya diganti ke mata uang prancis. Pilihan
ini sangat berpengaruh jika terjadi perubahan besar dalam tingkat nilai tukar. Hal ini
memungkinkan laba dalam mata uang lokal menjadi rugi dalam mata uang induk, dan
sebaliknya. Kebanyakan perusahaan menyelesaikan dilema ini dengan mempertimbangkan
tujuan utama operasi asing.
Isu mata uang asing juga meningkatkan isu kemampuan pengendalian. Apakah nilai
mata uang naik atau turun dan berapa yang secara nyata berada di luar kendali perusahaan
multinasional tunggal dan bagiannya. Oleh karena itu, karena evaluasi kinerja yang tepat
harus mengeluarkan akibat dari kejadian yang tidak dapat dikendalikan, seorang berpendapat
bahwa basis sebelum-translasi lebih baik daripada basis setelah-translasi.
Nilai dari penyusunan anggaran dalam mata uang lokal adalah bahwa manajemen
beroperasi dalam mata uang tersebut, dan mata uang lokal lebih menunjukkan lingkungan
operasi secara keseluruhan dibandingkan mata uang sekarang. Sebagai tambahan, tingkat
nilai tukar merupakan hal yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen lokal, jadi tidak
bijaksana untuk menggunakan hal yang tidak dapat dikendalikan sebagai bagian dari proses
penganggaran dan evaluasi. Sebaliknya, seringkali hal itu sulit bagi manajemen tingkat atas
di negara induk untuk mengerti anggaran dengan mata uang yang berbeda. Hal ini khususnya
nyata bagi perusahaan yang tersebar secara geografis seperti Coca-cola, yang mungkin
memiliki anggaran dengan 100 atau lebih mata uang yang berbeda. Mengubah anggaran
menjadi mata uang perusahaan induk memungkinkan manajemen tingkat atas untuk
menkonsolidasi anggaran untuk tahun akan datang. Karena manajemen tingkat atas harus
melaporkan ke pemegang saham di perusahaan induk, mereka mungkin
menginginkan strategic business unit (SBU) atau manajemen anak perusahaan untuk
memikirkan laba induk perusahaan.
Tiga pendekatan yang memungkinkan untuk menghadapi nilai tukar asing dalam proses
penganggaran yang dikaitkan dengan evaluasi kinerja manajemen:
1. Memungkinkan manajemen operasi untuk terlibat dalam perjanjian perlindungan dengan
bendahara perusahaan.
2. Menyesuaikan kinerja aktual unit untuk perbedaan dalam tingkat nilai tukar setelah akhir
periode.
3. Menyesuaikan rencana kinerja sejalan dengan perbedaan tingkat nilai tukar riil.

Cara untuk Membawa Nilai Tukar Asing ke Dalam Proses Penganggaran


Lessard dan Lorange (1977) mengidentifikasikan cara yang berbeda mengenai
bagaimana perusahaan dapat mengubah anggaran dari mata uang lokal ke mata uang
perusahaan induk dan kemudian memonitor kinerja aktual. Tiga tingat nilai tukar yang
berbeda digunakan adalah tingkat nilai tukar aktual yang berpengaruh ketika anggaran dibuat,
yang kedua adalah tingkat yang diproyeksikan pada waktu anggaran dibuat dalam mata uang
lokal, dan yang ketiga adalah tingkat nilai tukar yang berpengaruh ketika periode yang
dianggarkan direalisasikan.
Ketertarikan dari tingkat nilai tukar yang pertama adalah tingkat itu merupakan
tingkat tujuan utama yang terjadi secara aktual pada waktu yang telah ditentukan. Hal itu
merupakan tingkat yang layak digunakan pada lingkungan stabil, tetapi hal itu menjadi tidak
berarti dalam lingkungan nilai tukar asing yang tidak stabil. Tingkat yang diproyeksikan
merupakan upaya manajemen untuk meramalkan tingkat nilai tukar pada waktu periode
anggaran. Sebagai contoh, manajemen mungkin memproyeksikan di bulan Juni 2005 bahwa
tingkat nilai tukar antara U.S. dollar dan British pound akan sebesar $1.8600 selama bulan
Desember 2005, jadi tingkat itu akan menjadi tingkat nilai tukar yang diproyeksikan untuk
digunakan dalam proses penganggaran. Tingkat nilai tukar aktual yang terdapat pada sel E-3
merupakan tingkat nilai tukar yang baru yang berpengaruh ketika anggaran dibuat. Hal itu
menyediakan tingkat nilai tukar aktual yang berpengaruh pada saat periode terjadinya.

Praktik-Praktik Penganggaran dan Mata Uang


Apa yang dilakukan perusahaan multinasional secara aktual? Dalam penelitian
Robbins dan Stobaugh (1973), kurang dari setengah perusahaan yang disurvei menilai kinerja
anak perusahaan dalam jumlah dolar, dan hanya 12 persen menggunakan kedua standar.
Morsicato (1980) menemukan sejumlah perusahaan yang signifikan dalam sampelnya
menggunakan anggaran dalam mata uang dolar dan lokal untuk perbandingan laba aktual dan
penjualan aktual.
Dalam penelitiannya pada anak perusahaan di Inggris dari perusahaan Jepang,
Demirag (1994) mencatat bahwa “perusahaan mengindikasikan bahwa laporan keuangan
dipresentasikan dalam sterling (mata uang lokal) menyediakan pemahaman yang lebih baik
mengenai kinerja mengenai operasi perusahaan dan manajemennya. ... Tidak ada perusahaan
mengubah anggaran laba mereka ke dalam yen untuk tujuan evaluasi kinerja ... [dan] tidak
ada perusahaan induk mengirim salinan laporan yang diubah ke yen.” Laporan keuangan
dengan mata uang induk perusahaan dikirim ke Jepang untuk translasi dalam yen pada
tingkat nilai tukar standar yang ditetapkan perusahaan. Pada intinya, manajer anak
perusahaan yang tidak sadar akan kinerja mereka dalam mata uang perusahaan induk, hal ini
berbeda dengan survei Demirag di Inggris dengan perusahaan multinasional yang disebutkan
di atas.

Penganggaran Modal
Penganggaran modal merupakan penganggaran operasional jangka panjang yang
didiskusikan sebelumnya. Bagaimanapun, dari pertimbangan yang didiskusikan, terutama
yang berkaitan dengan eksposur ekonomi, selanjutnya diaplikasikan. Seperti dalam
perencanaan jangka pendek atau penganggaran, perencanaan jangka panjang atau
penganggaran modal perlu mempertimbangkan antisipasi pergerakan tingkat nilai tukar untuk
pengurangan arus kas. Hal ini merupakan bagian dari risiko yang termasuk dalam
pengurangan arus kas masa depan, sepanjang ketidakpastian lingkungan. Ketidakpastian
lingkungan dapat diperhalus, seperti risiko pajak yang lebih berat yang tidak diharapkan, atau
yang berat, seperti risiko pengambilalihan. Pada umumnya, efek dari risiko lebih besar dalam
negara berkembang daripada negara yang lebih kaya, tetapi belakangan, terdapat kejadian
merugikan yang tidak dapat diprediksi.
Karena risiko inheren dalam penganggaran modal internasional, perusahaan
multinasional harus menggunakan teknik yang berpengalaman untuk meramalkan arus kas,
risiko taksiran, dan menentukan tingkat diskonto yang tepat untuk memperoleh net present
value (NPV) dari pilihan investasi. Hasan, dkk (1997) menganalisis faktor yang mengarahkan
anak perusahaan asing dari perusahaan multinasional Amerika Serikat untuk menggunakan
teknik penganggaran modal yang berpengalaman. Mereka menemukan bahwa anak
perusahaan dengan kepemilikan mayoritas oleh perusahaan induk lebih suka menggunakan
NPV, APV, atau IRR untuk membuat keputusan investasi. Anak perusahaan yang besar,
diperdagangkan secara publik, dan telah berbisnis dalam beberapa tahun cenderung
menggunakan metode yang kompleks seperti weighted average cost of capital(WACC) untuk
menentukan tingkat diskonto.
Penemuan ini menyarankan agar perusahaan multinasional mengetahui kompleksitas
dan risiko berinvestasi dalam pasar asing dan meminta anak perusahaannya untuk
menyesuaikan faktor dan risiko khusus negara dan menggunakan alat terbaik yang tersedia
untuk membuat keputusan penganggaran modal. Pada waktu yang sama, penggunaan teknik
ini menghadirkan beberapa isu dalam pengevaluasian kinerja investasi jangka panjang dari
anak perusahaan. Sebagai contoh, haruskah manajer dalam lingkungan yang lebih mudah
berubah dievaluasi dengan cara yang sama dalam lingkungan yang lebih stabil untuk kinerja
penganggaran modal? Apa basis kinerja terbaik dalam setiap situasi.
Praktik pelaporan yang dibakukan atau tidak digunakan dalam perusahaan
multinasional, terdapat isu nyata untuk mengetahui operasi asing dan manajer mereka dapat
dievaluasi dalam basis global atau hanya dalam basis nasional. Hal itu telah dikatakan
sebelumnya bahwa membandingkan ROI merupakan metode utama yang digunakan untuk
mengevaluasi operasi individual dan manajer individual dalam basis yang dibakukan atau
basis global. Tetapi dapatkah keputusan efektif diperoleh dengan cara ini? Kadang-kadang,
ketika faktor lingkungan digunakan dalam keputusan strategis jangka panjang, hasilnya
mungkin tampak ganjil/tidak menentu dengan pencarian ROI yang kuat dengan basis tahun
ke tahun. Oleh karena itu, penganggaran modal mungkin lebih membutuhkan pertimbangan
dibandingkan penganggaran operasional.

HARGA TRANSFER INTRAKORPORASI


Salah satu elemen tambahan dari manajemen multinasional adalah harga transfer
intrakorporasi. Hal ini merujuk pada penentuan harga atas barang dan jasa yang ditransfer
(dijual dan dibeli) di antara anggota satu grup perusahaan – contohnya dari perusahaan induk
ke perusahaan anak, antarperusahaan anak, dari perusahaan anak ke perusahaan induk, dan
masih banyak lagi. Transfer internal meliputi bahan mentah, barang setengah jadi dan barang
jadi, alokasi biaya tetap, pinjaman, ongkos, royalti atas penggunaan merek dagang, hak cipta,
dan faktor-faktor lain. Dalam teori, penentuan harga atas hal-hal tersebut seharusnya
didasarkan pada biaya produksi, tapi dalam kenyataannya sering tidak demikian.
Perusahaan-perusahaan multinasional memiliki motivasi internal dan eksternal untuk
menggunakan harga transfer (Eden, 2001). Motivasi internal meliputi memaksimalkan
kinerja, efisiensi keuangan, dan pendorong kinerja bagi manajer dari anak-anak perusahaan
yang berbeda. Motivasi eksternal berasal dari peraturan perpajakan di berbagai negara di
mana perusahaan-perusahaan multinasional tersebut beroperasi.
Memaksimalkan kinerja operasi merupakan alasan internal utama untuk
menggunakan harga transfer, dan berikutnya adalah untuk memperoleh efisiensi keuangan.
Alasan internal yang terakhir adalah sebagai pendorong kinerja. Motivasi eksternal utama
adalah menyiapkan dokumentasi untuk audit harga transfer, diikuti dengan motivasi untuk
mengoptimalkan perencanaan pajak.
Dalam praktik, transfer internal sering diberi harga yang lebih tinggi dibanding harga
pasar untuk menurunkan pendapatan perusahaan anak, yang akan mengurangi beban pajak
lokal. Sebaliknya, perusahaan mungkin menetapkan harga yang lebih rendah atas barang
yang dijual ke afiliasi asing, dan perusahaan afiliasi tersebut dapat menjualnya pada harga
yang tidak dapat ditandingi oleh kompetitor lokalnya. Jika Undang-Undang antidumping
yang kuat berlaku bagi produk akhir, suatu perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih
rendah atas komponen-komponen dan produk setengah jadi kepada afiliasinya. Perusahaan-
perusahaan afiliasi tersebut kemudian dapat merakit atau menyelesaikan produk akhir pada
harga yang diklasifikasikan sebagai harga dumping, yang diimpor langsung ke suatu negara
dibandingkan yang diproduksi secara domestik.
Harga transfer yang tinggi mungkin digunakan untuk mengelak atau mengurangi
secara signifikan dampak dari pengendalian nasional. Larangan pemerintah mengenai
pembayaran dividen dapat membatasi kemampuan perusahaan untuk menyiasati pendapatan
keluar dari suatu negara. Walaupun demikian, penetapan harga transfer yang lebih tinggi
terhadap barang yang dikirimkan ke perusahaan anak akan memungkinkan dana keluar.
Harga transfer yang tinggi juga sangat penting nilainya bagi perusahaan ketika ia
memberikan subsidi atau memperoleh kredit pajak dari nilai barang yang diekspornya.
Semakin tinggi harga transfer barang yang diekspor, semakin besar subsidi yang diperoleh
atau kredit pajak yang diterima.
Harga transfer yang tinggi atas barang yang dikirimkan ke perusahaan anak mungkin
saja penting bila perusahaan induk berharap untuk menurunkan profitabilitas yang nyata dari
anak-anak perusahaannya. Ini mungkin penting karena permintaan para pekerja dari
perusahaan-perusahaan anak akan upah yang lebih tinggi atau partisipasi yang lebih besar
dalam laba perusahaan; karena tekanan-tekanan politik untuk mengambil alih operasi-operasi
yang berlaba tinggi dan dimiliki asing; atau karena adanya kemungkinan bahwa kompetitor
baru tertarik masuk ke dalam industri karena laba yang tinggi. Mungkin juga ada dorongan
untuk menerapkan harga transfer terhadap perusahaan anak ketika partner lokal terlibat, di
mana kenaikan dalam laba perusahaan induk tidak harus dibagi dengan partner lokal. Harga
transfer yang tinggi juga mungkin diinginkan ketika kenaikan dari pengendalian harga yang
ada di negara perusahaan anak didasarkan pada biaya produk (mencakup harga transfer yang
tinggi untuk pembelian).
Isu-isu manipulasi harga transfer mengemukakan suatu dilema etika bagi manajer-
manajer perusahaan multinasional, yang harus menyeimbangkan tujuannya untuk
memaksimalkan laba dengan peraturan dan hukum. Harga transfer bisa digunakan dalam cara
yang legal untuk meningkatkan kinerja dan memotivasi manajer anak-anak perusahaan. Pada
waktu yang sama, juga dapat digunakan secara ilegal. Walaupun beberapa praktik harga
transfer diatur dengan jelas oleh hukum lokal, namun ada juga yang tidak didefinisikan
dengan jelas. Manajer harus berhati-hati ketika berurusan dengan wilayah abu-abu dalam
penetapan harga transfer.
Penetapan harga transfer akan terus menjadi sebuah isu kompleks karena dilema yang
dijelaskan di atas. Eden (2001) menjelaskan tren yang memainkan peran utama dalam
penetapan harga transfer beberapa tahun ke depan:
1. Globalisasi: sebagaimana perusahaan-perusahaan multinasional semakin meningkat dalam hal
perkembangan dan mobilitas, harga transfer menjadi semakin mudah ditembus dan sulit
untuk diatur.
2. Regionalisasi: Sebagaimana perjanjian perdagangan seperti NAFTA, Mercasur, dan Uni Eropa
menjadi semakin umum, otoritas yang berwenang harus tiba pada perjanjian mengenai isu-isu
pajak untuk meminimalkan konflik-konflik antarnegara.
3. Internet: Internet memungkinkan perdagangan antara pembeli dan penjual yang tersebar secara
geografi dalam suatu konteks elektronik di mana tidak ada otoritas pajak. Pemerintah harus
memecahkan isu-isu baru yang ditimbulkan oleh transfer internet.

Menyesuaikan Harga dengan Kondisi Pasar


Kondisi-kondisi yang digunakan perusahaan untuk menetapkan strategi penentuan
harga transfer khusus terangkum dalam Exhibit 14.8. Keuntungan maksimal akan diperoleh
ketika semua kondisi tersebut didasarkan pada kondisi di suatu negara. Contohnya,
perusahaan induk yang beroperasi di negara yang karakteristiknya menginginkan harga yang
tinggi untuk barang yang ditransfer masuk dan harga yang rendah untuk barang yang
ditransfer keluar, sementara kondisi di negara perusahaan-perusahaan anak menginginkan
sebaliknya.
Jika perusahaan induk menjual pada harga yang rendah kepada perusahaan anak dan
membeli dari perusahaan anak dengan harga tinggi, pendapatan akan berpindah ke
perusahaan anak, mengurangi beban pajak secara keseluruhan. Selain itu, dampak penentuan
kurs mata uang asing atas impor dari perusahaan induk dan pembayaran dividen kepada
perusahaan induk juga berkurang, kemampuan perusahaan anak untuk melakukan penetrasi
di pasar lokal meningkat, perusahaan induk kurang dipengaruhi oleh larangan pemerintah
atas pengaliran keluar modal, dan masih banyak lagi.
Di bawah serangkaian kondisi tersebut, perusahaan anak memperoleh lebih dari
perusahaan induk: lebih banyak dana, lebih banyak pendapatan kena pajak, pertumbuhan
ekonomi yang lebih besar, dan lebih banyak pendapatan ekspor. Sementara kompetitor lokal
mungkin mengalami hal yang berlawanan, laba yang lebih rendah, membayar lebih sedikit
pajak, dan memberhentikan karyawan jika anak perusahaan asing menerapkan strategi
penetrasi pasar secara aktif. Pemerintah membayarkan subsidi yang lebih besar atau memberi
lebih banyak kredit pajak karena nilai ekspor perusahaan anak yang “dibuat” tinggi dan
pengendalian nasionalnya juga berkurang seperti di negara lain. Namun sulit untuk
menentukan apakah perusahaan akan menerima manfaat bersih dari harga transfer yang
tinggi atau rendah.

Alokasi Overhead
Sebagaimana penentuan harga transfer atas barang, alokasi overhead memiliki
implikasi nasional dan internasional. Pada sisi internasional, perusahaan harus memutuskan
apa yang akan dilakukan terhadap overhead perusahaan. Contohnya, markas besar IBM di
dunia berada di New York, tapi operasinya ada di seluruh dunia. Bagaimana IBM
mengalokasikan biaya tersebut kepada operasi-operasinya di berbagai negara, dan apa
implikasi pajak dari isu ini? Ini menjadi isu nyata untuk evaluasi kinerja karena alokasi
overhead perusahaan secara langsung mengurangi laba operasi, yang mengurangi
pengembalian atas modal yang diinvestasikan, kemungkinan besar menekan pengembalian
tersebut di bawah biaya modalnya. Dari sisi nasional murni, perusahaan harus berhati-hati
dengan konsep umum alokasi overhead dan hal-hal yang mempengaruhi biaya produk.

Alokasi Lintas Batas atas Pengeluaran / Beban


Jika bukan perbedaan tarif pajak di seluruh dunia, perusahaan dapat mengalokasikan
overhead perusahaan berdasarkan pendapatan penjualan di setiap anak perusahaan atau
berdasarkan beberapa dasar lainnya. Namun tarif pajak yang berbeda membuat situasi
menjadi rumit. Bagi perusahaan yang bermarkas di negara dengan tarif pajak yang tinggi, ada
dorongan untuk membayarkan sebanyak mungkin pengeluaran / beban dari pendapatan
perusahaan induk. Praktik ini cenderung mengakibatkan lebih saji pengeluaran, kurang saji
pendapatan, dan kurang saji pajak di negara perusahaan induk.
Masalah yang timbul dari penggunaan peraturan perpajakan untuk mengalokasikan
overhead adalah bahwa hal itu mengeliminasi kemungkinan-kemingkinan bagi perusahaan
untuk memilih suatu dasar alokasi yang konsisten dengan strategi manufakturnya. Ketika
implikasi pajak diabaikan, overhead dialokasikan secara berbeda. Contohnya, Jepang
menemukan kaitan langsung antara pengalokasian overhead dengan tujuan perusahaan.
Sebagaimana yang ditunjukkan Hiromoto (1988), manajer-manajer Jepang kurang
peduli tentang bagaimana teknik-teknik alokasi mengukur biaya, tapi lebih pada bagaimana
teknik-teknik alokasi memotivasi karyawan untuk mengurangi biaya. Sebuah contoh
mengenai Hitachi, perusahaan elektronik Jepang. Di satu pabrik yang sangat terotomatisasi,
sistem akuntansi biaya Hitachi mengalokasikan overhead berdasarkan jam tenaga kerja
langsung, yang rasanya kurang masuk akal di sebuah lingkungan yang sangat terotomatisasi.
Namun, manajemen Hitachi berusaha untuk mengurangi tenaga kerja langsung sebagai suatu
cara untuk mengurangi biaya, sehingga mengalokasikan overhead berdasarkan tenaga kerja
langsung mendorong manajemen untuk melakukan otomatisasi dengan lebih cepat.
Aspek penting lain mengenai overhead yang telah kita pelajari dari Jepang adalah
bahwa overhead tidak dapat berkurang untuk jangka waktu yang panjang dengan memotong
biaya secara sederhana; seluruh proses manufaktur perlu dirancang kembali. Blaxill dan Hout
(1991) menjelaskan bahwa sebagaimana otomatisasi dan kompleksitas organisasi meningkat
– suatu masalah nyata bagi perusahaan-perusahaan multinasional – maka demikian juga
dengan overhead. Bagaimanapun, perusahaan-perusahaan multinasional menemukan bahwa
mereka harus berjuang untuk menambah atau mempertahankan pangsa pasar melawan
kompetitor global. Selain itu, perusahaan berteknologi tinggi harus mencurahkan semakin
banyak sumber dayanya yang langka untuk penelitian dan pengembangan, sehingga ada
tekanan bagi manajemen untuk bereaksi. Reaksi tersebut biasanya muncul dalam salah satu
dari dua cara: harga jatuh dan biaya terpangkas, atau perusahaan keluar dari lini produk
tertentu dan mengembangkan suatu relung. Apa yang telah kita pelajari dari Jepang adalah
bahwa perusahaan dapat menurunkan overhead secara permanen dan tetap kompetitif hanya
jika ia merancang proses manufaktur yang terintegrasi dan dapat dikendalikan.

ISU-ISU EVALUASI KINERJA


Anggaran, baik jangka panjang maupun jangka pendek, merupakan rencana pokok.
Harga transfer dan perhitungan biaya berdasarkan target dapat mempengaruhi harga. Pada
akhirnya rencana ini harus diimplementasikan. Dengan bantuan dari teknik ini, baik sendirian
maupun sebagai rencana yang dikombinasikan, manajer harus melakukannya jika perusahaan
ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian kinerja dari mereka yang
melaksanakan rencana perlu diukur dan diberi penghargaan. Mengukur kinerja individu,
divisi, atau bahkan perusahaan secara tepat tidak sederhana ataupun mudah. Salah satu
alasannya adalah dasar-dasar hasil pengukuran yang berbeda dalam ukuran-ukuran kinerja
yang berbeda. Selain itu, individu atau unit yang dievaluasi tidak mengendalikan banyak
kejadian yang mempengaruhi kinerja. Perbedaan strategis di anak-anak perusahaan mungkin
juga berakibat pada ukuran evaluasi kinerja yang berbeda-beda.
Berbagai kejadian yang mempengaruhi evaluasi kinerja di luar kendali manajer atau
anak perusahaan. Pertama-tama, mari kita membahas tentang dasar dari pengukuran. Ada
banyak kriteria yang mungkin untuk menilai kinerja. Lebih jauh lagi, tidak ada dasar tunggal
yang sama-sama tepat untuk semua unit dalam perusahaan multinasional. Contohnya, unit
produksi lebih cocok dievaluasi berdasarkan pengurangan biaya, pengendalian kualitas,
pemenuhan target pengiriman (tanggal dan kuantitas), dan ukuran efisiensi lainnya.
Sedangkan untuk anak perusahaan penjual, ukuran-ukuran tersebut kurang tepat
dibandingkan ukuran seperti pangsa pasar, jumlah pelanggan baru, atau ukuran efektivitas
lainnya. Demikian juga profitabilitas mungkin cocok untuk anak perusahaan yang benar-
benar merupakan pusat laba, tapi tidak cocok bagi anak perusahaan yang bertempat di negara
dengan tarif pajak tinggi, yang demi minimalisasi pajak global diinstruksikan untuk
meminimalkan laba atau bahkan memaksimalkan kerugian. Situasi ini mendorong pada
keinginan dan kelayakan akan penggunaan banyak dasar untuk pengukuran kinerja – yaitu
dasar pengukuran yang berbeda untuk jenis operasi yang berbeda di negara yang berbeda.
Bagaimanapun, bahkan penggunaan banyak ukuran juga memiliki masalah. Pertama, lebih
sulit untuk membandingkan kinerja unit berbeda yang diukur dengan kriteria berbeda. Kedua,
lebih mahal untuk menetapkan dan melaksanakan sistem yang menggunakan banyak
kriteria. Oleh karena itu, keputusan harus didasarkan pada analisis kerugian-manfaat.
Borkowski (1999) menjelaskan bahwa jika tujuan utama dari perusahaan adalah untuk
memaksimalkan kekayaan pemegang saham, menggunakan kriteria kinerja yang sama
memungkinkan perusahaan untuk tetap mengingat tujuannya dan bertindak secara konsisten
untuk mencapainya.
Saling ketergantungan di antara operasi-operasi dari sebuah perusahaan multinasional
dapat mempersulit masalah. Contohnya, sebuah perusahaan mobil multinasional mungkin
memproduksi bajanya di Jepang, dicap di Amerika Serikat, bannya dari Kanada, gandarnya
buatan Meksiko, mesinnya buatan Jerman, dan radionya dari Taiwan, semuanya terakhir
dirakit di Amerika Serikat. Jika salah satu bagian dari operasinya yang berjauhan mengalami
masalah kinerja, masalah operasi tersebut akan menyebar ke operasi lainnya. Dengan
demikian pemogokan di Jerman dapat mempengaruhi kinerja anak perusahaan Jerman, pabrik
perakitan di Amerika Serikat, dan semua anak perusahaan penjual di seluruh dunia. Evaluasi
kinerja yang tepat harus mengeliminasi dampak yang tidak dapat dikendalikan ini terhadap
anak-anak perusahaan yang independen sebagaimana anak perusahaan di Jerman. Lebih jauh
lagi, jika selain dari harga transfer arm’s length yang digunakan untuk penjualan
intrakorporasi, hasil yang dilaporkan tidak akan mencakup pengendalian dari anak
perusahaan yang membeli dan menjual (kecuali mereka setuju dengan harga transfer
tersebut), dan dalam beberapa kasus tidak akan mencerminkan kinerja sebenarnya.
Menghubungkan Evaluasi dengan Kinerja Secara Tepat
Salah satu aspek yang lebih aneh dari studi empiris yang didiskusikan sebelumnya
dalam chapter ini adalah penemuan bahwa perusahaan-perusahaan multinasional terutama
dari negara Barat mengandalkan ROI sebagai salah satu ukuran kinerja yang paling penting
atau utama. Ketika transfer intrakorporasi signifikan dan bukan pada harga arm’s length,
pembilang pendapatan untuk ROI sangat berubah-ubah dan samar-samar. Selain itu, manajer
anak perusahaan yang evaluasinya didasarkan pada ROI mungkin memilih untuk meminjam
dengan jumlah besar dalam mata uang lokal. Hal ini mempengaruhi kapasitas peminjaman di
seluruh perusahaan dan kemungkinan besar harga sahamnya, dan mungkin membawa laporan
keuangan konsolidasi perusahaan induk pada kerugian mata uang asing yang signifikan jika
pinjaman dalam mata uang yang harganya tetap. Mungkin yang paling penting, ROI tidak
tepat untuk beberapa operasi asing, seperti anak perusahaan yang hanya memproduksi untuk
anak perusahaan lainnya, anak perusahaan penjual membeli semua produknya dari anak
perusahaan lainnya, atau anak perusahaan yang berusaha masuk ke pasar yang sangat
kompetitif dan bermarjin rendah. Masalah yang berkaitan dengan penggunaan ROI sebagai
ukuran standar atas kinerja juga berlaku bagi ukuran lainnya.
Kebutuhan akan standarisasi membawa kita kembali ke satu metode evaluasi kinerja
yang dapat memenuhi sebagian besar kriteria tanpa pembatasan yang tidak semestinya:
perbandingan kinerja dengan neraca. Metode ini memungkinkan setiap afiliasi untuk menilai
dirinya sendiri, menurut rencana yang ia tetapkan, dan dapat digunakan untuk
membandingkan kinerja anak perusahaan. Walaupun demikian, metode tersebut merupakan
dasar yang layak untuk pengukuran kinerja hanya bila rencana semula logis dan masuk akal.
Ini merupakan salah satu bahaya dari teknik perbandingan terhadap rencana. Bahaya lainnya
adalah bahwa usaha yang dicurahkan manajer terhadap rencana semakin dikuatkan oleh
keinginan untuk melampaui ekspektasi rencana. Contohnya, mereka mungkin dengan sengaja
memproyeksikan gambar yang buram. Walaupun demikian, bila proses perencanaan dan
penganggaran cukup hati-hati, partisipatif, dan jujur, maka kedua bahaya ini dapat
diminimalkan.

ECONOMIC VALUE ADDED


Salah satu alat yang digunakan perusahaan untuk mengukur kinerja adalah economic
value added (EVA), yang disebut para ekonom sebagai laba ekonomi. Pada dasarnya, EVA
merupakan laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya modal tahunan. Ini merupakan
suatu ukuran atas nilai yang bertambah atau berkurang dari nilai pemegang saham dalam satu
periode. EVA yang positif mensyaratkan bahwa suatu perusahaan memperoleh pengembalian
atas asetnya yang melebihi biaya hutang dan ekuitas, sehingga ditambahkan ke nilai
pemegang saham. EVA merupakan jumlah moneter yang aktual dari nilai tambah, dan
mengukur perubahan dalam nilai untuk satu periode. EVA juga digunakan terutama untuk
evaluasi kinerja dan kompensasi dibandingkan untuk tujuan penganggaran modal. EVA
dihitung sebagai berikut:

ROIC Return on Invested Capital: laba operasi dikurangi pajak tunai yang dibayarkan dibagi
rata-rata modal yang diinvestasikan.
WACC Weighted Average Cost of Capital: (biaya hutang bersih x % hutang yang digunakan) +
(biaya modal bersih x % modal yang digunakan)
AIC Average Invested Capital: rata-rata ekuitas pemegang saham + rata-rata hutang

EVA = [ROIC – WACC] x AIC


Walaupun EVA dalam contoh ini tidak dalam jumlah besar, ROIC lebih besar dari
biaya modal, sehingga perusahaan menambahkan nilai pemegang saham. Sekarang beberapa
perusahaan mengungkapkan EVA dalam laporan tahunannya – sebuah contoh yang menarik
diberikan oleh Infosys Technologies dari India.
Infosys menghitung EVA dalam laporan keuangan konsolidasinya menurut GAAP
India. Karena Infosys memiliki operasi di luar India, maka ia harus memastikan bahwa
informasi keuangan harus pertama kali dikonversi kembali ke GAAP India, dan kemudian ia
harus menerjemahkan informasi mata uang asing ke dalam rupee India. Perbedaan dalam
standar akuntansi sebagaimana nilai mata uang yang berubah-ubah dapat mempengaruhi
perhitungan EVA. Di samping perbedaan-perbedaan dalam praktik akuntansi ini, globalisasi
juga mempengaruhi input yang dibutuhkan untuk menghitung EVA. Manajer harus
mempertimbangkan risiko yang melekat pada investasi internasional untuk memperoleh
biaya yang tepat atas hutang dan ekuitas. Contohnya, biaya ekuitas harus disesuaikan dengan
risiko spesifik negara untuk mencerminkan biaya investasi sebenarnya di negara itu. Karena
semua alasan tersebut, memperoleh EVA secara akurat bagi perusahaan multinasional
membutuhkan pemahaman yang jelas tentang beberapa pasar di mana perusahaan beroperasi.

BALANCED SCORECARD
Konsep Balanced Scorecard merupakan pendekatan lain untuk pengukuran kinerja
yang penggunaannya oleh perusahaan-perusahaan semakin meningkat, terutama di Amerika
Serikat dan Eropa. Pendekatan ini berusaha keras untuk menghubungkan lebih dekat
perspektif strategis dan finansial dari suatu bisnis. Dikembangkan oleh Kaplan dan Norton
(1992), pendekatan ini memiliki pandangan yang luas tentang kinerja bisnis. Balanced
Scorecard menyediakan sebuah kerangka kerja untuk melihat strategi penciptaan nilai dari
perspektif-perspektif berikut:
1. Finansial – pertumbuhan, profitabilitas, dan risiko dari perspektif pemegang saham.
2. Pelanggan – nilai dan diferensiasi dari perspektif pelanggan.
3. Proses bisnis internal – prioritas atas berbagai proses bisnis yang menciptakan kepuasan
pelanggan dan pemegang saham.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan – prioritas untuk menciptakan iklim yang mendukung
perubahan organisasi, inovasi, dan pertumbuhan.
Walaupun fokusnya tetap diutamakan pada kinerja keuangan, pendekatan balanced
scorecard mengungkapkan pendorong dari kinerja kompetitif jangka panjang secara
sederhana, pembelajaran dan pertumbuhan membantu menciptakan proses bisnis yang lebih
efisien, yang menciptakan nilai bagi pelanggan, yang memberikan imbalan finansial bagi
perusahaan. Tantangannya adalah untuk mengidentifikasikan secara jelas pendorong-
pendorong tersebut, menyetujui ukuran-ukuran yang relevan, dan untuk
mengimplementasikan sistem baru pada semua level organisasi. Aspek signifikan mengenai
pendekatan pengukuran ini adalah bahwa pendekatan tersebut juga menciptakan suatu fokus
bagi masa depan karena ukuran-ukuran yang digunakan mengkomunikasikan kepada manajer
apa yang penting.
Walaupun Balanced Scorecard perusahaan merupakan alat strategis pemilik dan
biasanya tidak tersedia bagi masyarakat umum, prinsip-prinsipnya jelas dalam keputusan
strategis yang dibuat oleh perusahaan multinasional. IKEA, perusahaan Swedia, merupakan
suatu contoh kasus dalam hal ini. Dengan kebudayaan Swedia yang mengakar kuat dan gaya
operasi yang tersentralisasi, IKEA tumbuh menjadi pedagang furnitur terbesar di dunia.
Perusahaan tersebut menggunakan sebuah strategi global untuk mengembangkan konsep
sederhana: untuk menawarkan jangkauan yang lebih luas akan furnitur pada harga yang
serendah mungkin. Kesuksesan IKEA dimulai dari pembelajaran dan pertumbuhan internal
dengan memastikan bahwa seluruh karyawan dilatih dalam mentalitas penghematan biaya,
tidak lepas tangan, dan berfokus pada pelanggan. Ini memungkinkan karyawan untuk fokus
pada penciptaan proses efisien yang membuat biaya terus turun. Contohnya, tim desain terus
mencari bahan baku dan supplier baru untuk menurunkan biaya furnitur tanpa mengorbankan
kualitas. Sejak didirikan, IKEA mengidentifikasikan basis pelanggan yang akan mendapatkan
nilai dalam furnitur yang inovatif dan berbiaya rendah: pasangan muda yang ingin
melengkapi apartemen pertamanya dengan furnitur. Perpaduan strategis ini telah
mengakibatkan perusahaan ini mengalami pertumbuhan fenomenal.
Walaupun Balanced Scorecard menawarkan keuntungan dengan menghubungkan
kinerja keuangan dengan pendorong / penggerak nonkeuangannya secara logis, menetapkan
suatu kartu skor yang terpadu untuk perusahaan multinasional memiliki tantangan tersendiri.

BAB 15 INTERNATIONAL AUDITING ISSUES

HARMONISASI STANDAR AUDIT INTERNASIONAL

Meskipun multinasional. Perusahaan audit dan pemerintah mencoba membuat standar


praktik mereka dan mengijinkan jasa audit antar negara tetapi halangan audit akan tetap ada.
Seperti IASC, sekarang IASB, sedang mencoba mengharmonisasikan praktik pelaporan
finasial, IFAC mecoba mengharmonisasikan standar audit dan profesi audit secara global.
Untuk mencapai tujuan ini, Dewan dan Komite IFAC menetapkan standar pada area berikut:

a. Standar Internasional Audit, jasa assurance dan jasa-jasa lain yang berhubungan.
b. Standar Internasional pada Kontrol Kualitas.
c. Kode Etik Intenasional.
d. Standar Edukasi Internasional.
e. Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional.
Ada beberapa keuntungan utama dengan adanya standar yang diterima secara internasional
yaitu:

a. Keberadaan Internasional Standards on Auditing akan memberikan pembaca


laporan audit yang dihasilkan di negara lain kepercayaan lebih terhadap opini
auditor.
b. ISA akan membantu pembaca (investor) dalam membuat perbandingan keuangan
internasional.
c. ISA akan menyediakan insentif lebih lanjut untuk meningkatkan dan memperluas
standar.
d. Keberadaan ISA akan membantu arus investasi modal khususnya perkembangan
ekonomi.
e. Perkembangan standar internasional akan membuat negara berkembang lebih
mudah membuat standar audit domestik.

PROFESI AKUNTANSI DAN AUDIT

Menurut Messier et al. (2006), "auditing adalah proses sistematis untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang tindakan dan peristiwa
ekonomi untuk memastikan tingkat korespondensi antara pernyataan tersebut dan
menetapkan kriteria dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna yang tertarik."
Berdasarkan definisi ini, audit yang sukses memiliki tiga persyaratan penting yaitu objektif
(independen), orang yang kompeten; informasi yang dapat dikuantifikasi (dan dapat
diverifikasi); dan kriteria yang ditetapkan (atau standar audit).

Di beberapa negara, seperti ditempatkan pada pengalaman universitas siswa, dan


Amerika Serikat, nilai yang tinggi adalah perusahaan yang merekrut di universitas yang akrab
dengan latar belakang siswa akan memiliki ketika mereka lulus. Di negara lain, terutama
negara berkembang. pendidikan akuntansi mungkin tidak begitu penting atau bahkan tersedia.
Akuntansi sering dipandang sebagai disiplin dalam ekonomi, dan sedikit perhatian diberikan
kepada pendidikan akuntansi. Jenis sistem pendidikan tersebut mungkin tidak
mempersiapkan asas karir dalam akuntansi dengan cara yang sama seperti yang diharapkan di
negara industri. Sistem pendidikan mungkin juga dipengaruhi oleh peran seorang akuntan
yang diharapkan untuk bermain di Jerman, misalnya, akuntansi pajak ditekankan.
PELAYANAN AUDIT GLOBAL DAN TANTANGAN AUDIT INTERNASIONAL

Meskipun masing-masing perusahaan berbeda, layanan yang disediakan oleh


perusahaan audit global meliputi:

1. Layanan Audit / Pengesahan dan Jaminan


2. Penasihat Pajak dan Layanan Kepatuhan
3. Konsultasi / Manajemen Layanan Penasihat

TANTANGAN AUDIT: PRAKTEK BISNIS LOKAL DAN CUSTOMS

Audit dan prosedur jaminan yang digunakan oleh perusahaan audit dirancang untuk
mengkonfirmasi transaksi masa lalu, menilai kualitas sistem kontrol, dan menentukan bidang
risiko di masa depan. Praktik bisnis lokal dan adat istiadat dapat menciptakan tantangan
hanya dengan mengonfirmasi apa telah terjadi, serta dalam menilai risiko masa depan.
Contoh dari tantangan tersebut termasuk

1. Predominasi uang tunai. Meskipun membayar biaya dengan uang tunai, daripada
memeriksa praktik umum di banyak negara (terutama ekonomi pasar yang sedang
tumbuh), itu membuat pencatatan pengeluaran dan revenuc control diffi cult. Jepang
memberikan contoh yang baik dari beberapa tantangan yang timbul dari manajemen
kas. Ini sangat umum bagi orang Jepang untuk menggunakan cash instcad dari cek
untuk beberapa transaksi. Untuk mengirim uang tunai melalui pos, mereka
menggunakan uang-uang menyelubungi carricd di kantong khusus oleh kurir pos.
2. Ketidakmampuan untuk mengkonfirmasi piutang. Dalam banyak kasus, surat
konfirmasi itu sendiri harus diterjemahkan ke bahasa lain. Mengandalkan pelanggan
untuk mengembalikan konfirmasi merupakan tantangan lain karena pelanggan asing
kurang pengalaman dengan konfirmasi. Ini mungkin tidak biasa bagi auditor lokal
untuk mengirim konfirmasi untuk piutang atau bahkan untuk menukarkan saldo bank
akhir tahun.

TANTANGAN AUDIT: MATA UANG, BAHASA, DAN HUKUM


Mata Uang Asing Pembatasan dan persyaratan transfer valuta asing harus diketahui
untuk setiap negara tempat auditor bekerja. Selain itu, auditor harus menyadari prosedur
perusahaan untuk menerjemahkan laporan keuangan dan mencatat transaksi mata uang asing
sehingga laporan yang dikirim ke induk dalam mata uangnya sendiri disiapkan dengan benar.
Manajemen harus menentukan metodologi penerjemahan mana yang akan digunakan, dan
auditor perlu menentukan apakah choi berdasarkan kriteria yang tepat, menggunakan standar
akuntansi yang sesuai.

 Bahasa dan Budaya


Ketidaktahuan bahasa lokal dapat menjadi cacat fatal ketika auditor berurusan dengan
personil bilingual. Harus bergantung pada penerjemah dapat berarti bahwa auditor
tidak mendapatkan cerita lengkap. Di banyak negara, laporan keuangan harus
disimpan dalam bahasa dan mata uang lokal, jadi pengetahuan tentang bahasa itu
Kadang-kadang, mengetahui bahasa dapat berguna untuk mendapatkan informasi
dalam situasi yang sulit.
 Interaksi Negara Asal Rumah dan Hukum Lokal
Negara-negara asal kadang-kadang memiliki undang-undang yang meluas ke anak
perusahaan dari perusahaan domestik mereka yang beroperasi di luar negeri. Undang-
undang ini dapat bertentangan atau bertentangan dengan hukum di negara tuan rumah.
Contohnya termasuk boikot dalam melakukan bisnis dengan negara-negara tertentu
atau undang-undang anti-boikot di mana auditor harus menyatakan bahwa tidak ada
negara yang didiskriminasi. Contoh lain termasuk hak asasi manusia atau
pengungkapan sosial lainnya. Mungkin salah satu yang paling mengganggu dari
undang-undang ekstrateritorial seperti itu adalah Undang-Undang Praktik Korupsi
Luar Negeri AS, yang tidak hanya melarang sebagian besar bentuk suap tetapi juga
menentukan apa yang harus ada pada pengendalian akuntansi minimum.

TANTANGAN AUDIT: JARAK DAN ORGANISASI UNTUK MENYEDIAKAN


LAYANAN AUDIT

Auditor perusahaan multinasional besar memiliki waktu yang sangat sulit untuk
mengatur layanan perusahaan dengan benar. Misalnya, Coca-Cola, perusahaan minuman
Amerika yang berbasis di Atlanta, Ceorgia, beroperasi di seluruh dunia. Auditornya Ernst &
Young, juga memiliki kantor di Atlanta, yang bertanggung jawab untuk audit. salah satu
mitra di kantor Atlanta ditugaskan sebagai mitra yang bertanggung jawab atas audit di
seluruh dunia. Mitra tersebut harus memutuskan ruang lingkup audit, dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti:

1. Negara-negara tempat Coca-Cola memiliki anak perusahaan


2. Materi dari anak perusahaan cach vis&vis korporasi secara keseluruhan
3. Adanya cabang, anak perusahaan, atau koresponden auditor di negara atau kota dari
setiap anak perusahaan utama dan sebagainya.

Tantangan utama audit di luar basis rumah adalah jarak. Operasi jarak jauh tidak
diaudit sesering atau setinggi operasi domestik, membuat audit asing menjadi lebih sulit.
Seringkali tidak mungkin untuk melakukan kunjungan pra-audit dan pasca-audit, sehingga
sebagian besar komunikasi harus melalui e-mail telepon, faks, atau surat. Contoh sebelumnya
dalam mengonfirmasi piutang adalah ilustrasinya kesulitan jarak. Ketika masalah pasca-audit
muncul, mungkin tidak mungkin untuk mendapatkan jawaban dengan cepat atau
berkomunikasi secara memadai.

TANTANGAN AUDIT: AUDITIMPEDIMENTS DARI KERAGAMAN


INTERNASIONAL, KETERSEDIAAN, DAN PELATIHAN AUDITOR

Jika perusahaan audit harus memilih untuk membuka cabang daripada bergantung
pada koresponden, ia menghadapi tantangan untuk mendapatkan staf yang memuaskan di
lapangan. Tantangan-tantangan ini termasuk masalah timbal balik untuk staf asing yang
ditransfer, kurangnya staf audit lokal, dan berbagai model pelatihan untuk mempersiapkan
staf untuk fungsi audit. Kami sekarang memeriksa profesi dan perusahaan yang dilayaninya.

Pasokan Auditor

Jumlah akuntan juga tergantung pada hambatan untuk masuk ke profesi, seperti
persyaratan pendidikan dan pengujian yang ketat. Dalam Exhibit 15.2 kita membandingkan
jumlah akuntan di suatu negara dengan menghitung rasio jumlah akuntan di negara tersebut
terhadap populasi, yaitu akuntan per kapita. Sangat menarik untuk dicatat bahwa negara-
negara pasar berkembang seperti Meksiko memiliki sejumlah kecil akuntan per kapita
dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan tinggi. Juga, negara-negara dengan
tradisi standar yang dirancang untuk melayani pemerintah (negara hukum kode) memiliki
jumlah akuntan yang relatif lebih kecil. Misalnya, Kerajaan Inggris, dengan hampir 22 juta
orang lebih sedikit daripada Ger. banyak, memiliki enam kali jumlah akuntan Jerman.

Perbedaan Internasional dalam Pelatihan Praktik Auditor

Tidak hanya jumlah akuntan bervariasi antar negara tetapi juga pelatihan calon audit
yang potensial dapat sangat bervariasi. Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, nilai
tinggi ditempatkan pada pendidikan universitas siswa, dan perusahaan yang merekrut di
universitas akrab dengan latar belakang siswa ketika mereka lulus. Sistem pendidikan
mungkin juga dipengaruhi oleh peran seorang akuntan yang diharapkan untuk bermain (mis.,
Akuntan manajerial, akuntan pajak). Seperti banyak dari profesi yang telah dipelajari,
persiapan untuk menjadi seorang akuntan yang berlatih mencakup unsur-unsur pendidikan
formal yang abadi, pengalaman, dan pemeriksaan.

Pada dasarnya ada tiga model pendidikan akuntansi yang berbeda yang mengarah ke
sertifikasi:

1. Pendekatan pemagangan, yang dipolakan menurut pengalaman Inggris, yang tidak


memerlukan pelatihan universitas khusus dalam akuntansi.
2. Model berbasis universitas untuk sertifikasi, serupa dengan pendekatan yang
digunakan dalam Amerika Serikat dan Jerman.
3. Model jalur ganda, ditemukan di Belanda dan Perancis, yang memungkinkan
pendekatan.

Timbal balik (pengakuan timbal balik dari kemampuan untuk berlatih)

Seperti yang kita lihat sebelumnya, jumlah akuntan yang tersedia di negara tertentu
sangat bervariasi. Oleh karena itu, nampak wajar bahwa kegiatan bisnis internasional tumbuh
di sebuah negara - dengan relatif sedikit auditor akan pindah dari negara-negara yang relatif
surplus seperti Amerika Serikat dan Inggris ke negara-negara yang membutuhkan. Bahkan di
antara negara-negara surplus, sering tampak sebagai kesimpulan yang masuk akal bahwa arus
intracountry semacam itu akan mempercepat proses audit global.

International Standards on Auditing

Adalah suatu standar kompetensi bagi profesional yang bekerja di bidang auditing.
ISA diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB)
melalui International Federation of Accountant (IFAC) pada tahun 2009. Dalam aktanya
ditulis, “International Standards on Auditing (ISAs) are professional standards that deal with
the independent auditor's responsibilities when conducting an audit of financial statements.
ISAs contain objectives and requirements together with application and other explanatory
material. The auditor is required to have an understanding of the entire text of an ISA,
including its application and other explanatory material, to understand its objectives and to
apply its requirements properly”, lebih jelas lagi,auditor diharuskan untuk mengerti ISA,
termasuk penerapannya dan isi materinya, serta tujuannya. ISA memperbarui 20 standar lama
juga menambah 1 standar baru.

 Badan Standar Akuntansi International atau International Accounting Standards


Boards (IASB)
International Accounting Standards Board (IASB) awalnya bernama IASC yang merupakan
badan penetapan standar independen untuk sektor pribadi yang didirikan pada 1973 oleh
organisasi akuntansi profesional di sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001.
Sebelum direstrukturisasi, IASC mengeluarkan 41 Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan
Kerangka Kerja dalam Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan.

Tujuan Badan Standar Akuntansi Internasional atau IASB adalah :

1. Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global
yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan
informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan
keuangan.
2. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat.
3. Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi
Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kearah solusi berkualitas tinggi.
Pengakuan dan Dukungan bagi IASB

IFRS kini diterima secara luas di seluruh dunia. Standar tersebut digunakan oleh banyak
negara sebagai dasar persyaratan akuntansi di Negara yang bersangkutan atau diadopsi secara
keseluruhan, diterima oleh banyak bursa saham dan regulator yang memperbolehkan
perusahaan asing dan dalam negeri untuk mengajukan laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan IFRS, dan diakui oleh EC dan badan internasional lainnya.

Respon U.S. Securities and Exchange Commission terhadap IFRS


Selama tahun 1990-an, Securities and Exchange Commission (SEC) berada di bawah tekanan
yang main kuat untuk membuat pasar saham AS lebih bisa diakses oleh para penerbit efek
non-Amerika. Saat itu, SEC memberikan dukungan dalam laporan keuangan yang digunakan
dalam pelaporan keuangan lintas batas. Namun, SEC menyatakan bahwa tiga syarat yang
harus dipenuhi agar standar IASB dapat diterima:

1. Standar tersebut harus berisi susunan inti yang terdiri atas prinsip-prinsip akuntansi
yang menyeluruh dan dapat diterima secara luas.
2. Standar tersebut harus berkualitas tinggi-standar tersebut harus dapat menunjukkan
comparability dan transparansi, dan standar tersebut harus tersedia untuk
pengungkapan penuh.
3. Standar tersebut harus diterapkan dan diinterprestasikan secara teliti.
Standarisasi berbeda dengan harmonisasi (Choi, 2005). Standarisasi adalah penetapan
aturan yang kaku, sempit dan bahkan mingkin penerapan satu standar/aturan tunggal dalam
segala situasi. Standarisasi tidak mengakomidasi perebedaan – perbedaan antar negara, oleh
karena itu diimplementasikan secara internasional.

Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu untuk
semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan. Harmonisasi merupakan proses untuk
meningkatkan komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan –
batasan sebarapa besar praktik tersebut dapat beragam. Secara sederhana harmonisasi dapat
diartikan bahwa suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara
internasional. Negara tersebut hanya membuat standar akuntansi yang mereka miliki tidak
bertentangan dengan standar akuntansi internasional.

Harmonisasi Akuntansi Internasional

Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik


akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :

1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)


2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan
penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek.
3. Standar audit Survei Harmonisasi Internasional.

Adapun manfaat harmonisasi adalah :

1. Secara umum semua laporan keuangan menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa
induk, karena bahasa inggris digunakan di seluruh dunia.

2. Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang cukup besar dalam perencanaan biaya,
biaya sistem dan pelatihan.

Kerugian yang diperoleh dengan adanya harmonisasi adalah : perpajakan dan jaminan sosial
berpengaruh terhadap efisiensi nasional. Persetujuan sistem pajak akan menjadi pendirian
seperti sistem kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dalam persaingan
antar negara.

Keuntungn Harmonisasi Internasional :

1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih
beragam dan risiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi
dalam bidang merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.

Organisasi Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi terdiri dari


enam organisasi yang telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi
internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :

1. Badan Standar Akuntansi International (IASB)


2. Komisi Uni Eropa (EU)
3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and
Development –UNCTAD)
6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi _Kelompok Kerja OEDC).

Standarisasi Akuntansi Internasional

Penerapan Standar Internasional digunakan sebagai hasil dari :

1. Perjanjian internasional atau politis.

2. Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional).

3. Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional.

Badan Standar Akuntansi Internasional bertujuan sebagai :

1. Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global
yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan
informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan
keuangan.
2. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat.
Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi
Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kearah solusi berkualitas tinggi.

Perbedaan Antara Harmonisasi dan Standarisasi

1. Harmonisasi
· Proses untuk meningkatkan kompabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi
dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut
dapat beragam
· Tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua
· Tetapi mengakomodasi beberapa perjanjian dan telah mengalami kemajuan
yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir
· Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka
2. Standarisasi
· Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit
· Penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi
· Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara
· Lebih sukar untuk diimpelemntasikan secara internasional

HARMONISASI STANDAR AUDIT INTERNASIONAL

Meskipun multinasional. Perusahaan audit dan pemerintah mencoba membuat standar


praktik mereka dan mengijinkan jasa audit antar negara tetapi halangan audit akan tetap ada.
Seperti IASC, sekarang IASB, sedang mencoba mengharmonisasikan praktik pelaporan
finasial, IFAC mecoba mengharmonisasikan standar audit dan profesi audit secara global.
Untuk mencapai tujuan ini, Dewan dan Komite IFAC menetapkan standar pada area berikut:

f. Standar Internasional Audit, jasa assurance dan jasa-jasa lain yang berhubungan.
g. Standar Internasional pada Kontrol Kualitas.
h. Kode Etik Intenasional.
i. Standar Edukasi Internasional.
j. Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional.
Ada beberapa keuntungan utama dengan adanya standar yang diterima secara internasional
yaitu:

f. Keberadaan Internasional Standards on Auditing akan memberikan pembaca


laporan audit yang dihasilkan di negara lain kepercayaan lebih terhadap opini
auditor.
g. ISA akan membantu pembaca (investor) dalam membuat perbandingan keuangan
internasional.
h. ISA akan menyediakan insentif lebih lanjut untuk meningkatkan dan memperluas
standar.
i. Keberadaan ISA akan membantu arus investasi modal khususnya perkembangan
ekonomi.
j. Perkembangan standar internasional akan membuat negara berkembang lebih
mudah membuat standar audit domestik.

Anda mungkin juga menyukai