1. Danang Satriawan
2. Caesar Ganesha
3. Rina Nur Cahyani
4. Indrianti Styorini
5. Antonius Agung
MacNeals Argument
Dengan menguji sejarah akuntansi, MacNeal
menyimpulkan bahwa prinsip akuntansi saat ini adalah
perkembangan dari kondisi primitif yang masih memiliki
banyak masalah. Dia membagi akuntansi menjadi 3 fase :
Bell berpendapat profit concept berarti pengukuran kinerja dalam hal apa
yang pada awalnya ditujukan. Hanya sesudah rencana yang diharapakan
dievaluasi dalam hal keuntungan, kita bisa melanjutkan ke tahap
selanjunya untuk memutuskan apakah rencana seharusnya diubah atau
tidak. profit concept Chamber adalah rencana selalu harus
memaksimalkan cash equivalent dari aset bersih melalui periode jangka
pendek berturut- turut.
Dalam menjawab 5 pertanyaan yang penganut akuntansi tradisional ajukan, wetson
sampai pada kesimpulan yang sama bahwa exit price accounting tidak menawarkan
informasi keuntungan yang berguna. Untuk perusahaan manufaktur atau jasa, dia
mengatakan investor dan manajemen ingin mengetahui jawaban untuk 5 pertanyaan
berikut:
1. Seberapa baikkah perusahaan pada akhir tahun dibandingkan awal tahun? exit price
accounting memberikan informasi relevan jika perusahaan bersungguh-sungguh
berencana untuk melikuidasi asetnya
2. Bagaimana perusahaan mencapainya? Apa yang dilakukan oleh manajemen, bagaimana
mereka melakukannya, apa aspek yang signifikan dari kinerja? menggunakan exit price
sama sekali tidak membantu. Karena sediaan yang disajikan kembali pada exit price,
tidak ada gross profit yang berarti
3. Bagaimana kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain? sistem exit price
memberikan sedikit bantuan karena data perbandingan yang penting terdapat dalam
bagian perubahan harga.
4. Bagaimana perusahaan akan lakukan di masa depan?
5. Bagaimana ini semua akan mempengaruhi hasil para investor? exit price accounting
menawarkan sedikit bantuan.
Adam Smith membuat perbedaan antara value in use dan value in
exchange. Baik pendukung historical dan current cost menuduh
pendukung exit price mengabaikan konsep value in use. Former percaya
bahwa nilai disajikan pada biaya akusisi, selanjutnya current cost.
Jika itu terjadi, sesuatu tentang masa depan diasumsikan ketika current
cash and equivalent dicatat pada tanggal neraca. Realizable value untuk
aset yang yang harus dijual langsung dalam likuidasi paksa mungkin
menyimpang jauh dari likuidasi yang bertahap. Jika pada kenyataannya,
antisipasi tidak dapat dihindari dalam memastikan current cash
equivalent, model exit price melanggar prinsip dari exclusion of
anticipatory calculations.
Chamber menyatakan bahwa liabilitas harus memiliki kekuatan hukum,
tetapi dalam Concept 3 FASB termasuk obligasi yang equitable dan
constructive. Dia juga berpendapat bahwa bond payable seharusnya
disajikan pada face value daripada market value. Hal ini menyebabkan
perlakuan yang tidak konsisten karena bonds sebagai aset disajikan pada
market value. Sebagai pembelaan, Chambers menyatakan bahwa pada
waktu tertentu, terlepas harga pasar, perusahaan berutang pada
pemegang obligasi pada jumlah kontrak obligasi. Oleh karena itu, jumlah
kontrak relevan dalam menilai posisi keuangan saat ini.