Disusun Oleh :
Ada banyak jenis pariwisata dan jenis-jenis ini terus bertambah seiring perkembangan tren
wisata. Berikut ini beberapa jenis-jenis pariwisata yang sering dilakukan:
1. Pariwisata Etnik
Pariwisata etnik atau ethnic tourism merupakan perjalanan wisata yang bertujuan untuk
mengamati kebudayaan dan gaya hidup masyarakat di daerah tujuan wisata. Selain untuk
hiburan, pariwisata etnik biasanya dilakukan untuk kepentingan studi atau penelitian.
Wisatawan tidak hanya datang dan berkunjung untuk melihat-lihat tapi juga ikut tinggal
bersama masyarakat setempat untuk mempelajari budaya dan gaya hidup mereka.
2. Pariwisata Budaya
Hampir sama dengan pariwisata etnik, pariwisata budaya atau culture tourism bertujuan
untuk mempelajari kebudayaan masyarakat di daerah tujuan wisata pada rentang waktu
tertentu. Yang membedakan wisata budaya dengan wisata etnik, pada wisata budaya
wisatawan tidak harus tinggal bersama masyarakat. Wisata ini bisa dilakukan dengan cara
mengamati serta mengunjungi berbagai museum dan situs-situs sejarah, sehingga
wisatawan mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai kebudayaan masyarakat
daerah tersebut.
3. Pariwisata Rekreasi
Sesuai dengan namanya, pariwisata rekreasi adalah kegiatan wisata yang dilakukan
dengan tujuan rekreasional. Pariwisata rekreasi cocok dilakukan bersama keluarga atau
kelompok. Kegiatan ini bisa dilakukan di berbagai tempat seperti hutan, atau yang paling
sering adalah di taman hiburan tempat banyak wahana permainan tersedia.
4. Pariwisata Alam
Pariwisata alam atau eco tourism akhir-akhir ini menuai ketenaran. Berkat tayangan-
tayangan wisata jelajah alam, banyak anak muda yang kemudian tertarik mengunjungi
lokasi-lokasi yang masih alami dan belum tercemar. Tujuan dari wisata alam adalah
untuk mengagumi keindahan alam yang masih murni sekaligus untuk mengambil jeda
sejenak dari beraneka macam kebisingan dan kesibukan perkotaan. Sering kali,
wisatawan juga terlibat dalam kegiatan konservasi alam.
5. Pariwisata Kota
Berkebalikan dari wisata alam, wisata kota atau city tourism dilakukan dengan tujuan
untuk mengenal seluk-beluk perkotaan lengkap dengan hingar bingar kebudayaannya.
Wisata kota biasanya dikaitkan dengan kunjungan-kunjungan ke berbagai landmark kota,
juga berbagai tempat perbelanjaan dan hiburan baik siang maupun malam.
1.3 Motivasi Melakukan Perjalanan Wisata
Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Dari
berbagai motivasi yang mendorong perjalanan, McIntosh (1977) dan Murphy (1985)
mengatakan bahwa motivasi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu
sebagai berikut:
1. Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara
lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olah raga,
bersantai dan sebagainya.
2. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat,
tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek
tinggalan budaya (banggunan bersejarah).
3. Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti
mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal yang dianggap
mendatangkan gengsi (nilai prestise), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang
membosankan dan sebagainya.
4. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain
seseorang kan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan, dan ego-
enhancement yang memberikan kepuasan psikologis. Disebut juga sebagai status and
prestige motivation
Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan itu sendiri dan
faktor eksternal. Secara intrinsik, motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan dan/atau
keinginan manusia itu sendiri, sesuai dengan teori hirarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan
tersebut dimulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
prestise dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti norma sosial, pengaruh atau
tekanan keluarga dan situasi kerja yang terinternalisasi dan kemudian berkembang menjadi
kebutuhan psikologis. Motivasi wisatawan untuk melepaskn diri sejenak dari kegiatan rutin
berfungsi untuk melepaskan diri sejenak dari kegiatan rutinuntuk mengembalikan harmoni di
masyarakat, sehingga pariwisata dapat dipandang sebagai salah satu bentuk terapi sosial.
Motivasi merupakan faktor penting bagi calan wisatawan di dalam mengambil keputusan
mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Calon wisatawan akan mempersepsi
daerah tujuan wisata yang memungkinkan, di mana persepsi ini dihasilkan oleh preferensi
individual, pengalaman sebelumnya dan informasi yang didapatkannya.