Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR MANAJEMEN

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN, GUNA PENGAMBILAN


KEPUTASAN DAN METODE KUANTITATIF DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Manajem


Dr. Anik Yuesti,SE.,MM.,CIR.,CRM

Disusun Oleh :
Kelompok 5 A Gianyar

Ni Komang Yuniasih (2102622010363)


I Putu Gede Indra Yamadi Putra (2102622010365)
Ni Luh Komang Tri Adnyawati (2102622010380)
I Gusti Ayu Bintang Marsita Sari (2102622010371)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga paper tentang Proses Pengambilan Keputusan, Guna
Pengambilan Keputasan Dan Metode Kuantitatif Dalam Pengambilan Keputusan
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap paper ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar paper ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gianyar, 14 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................5

1.2 TUJUAN..................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................7
2.1 PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJER..............7

2.2 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN............................................8

2.3 TIPE-TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN.......................................12

2.4 MANAJER SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN.........................13

BAB III PENUTUP......................................................................................16


3.1 KESIMPULAN......................................................................................16

PERTANYAAN...........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengambilan keputusan adalah hal yang biasa dihadapi manusia sehari-


hari dari yang sederhana hingga paling rumit. Kita dihadapkan untuk membuat
keputusan setiap hari, segala sesuatu yang kita katakana dan lakukan adalah
hasil dari keputusan, apakah kita membuatnya dengan sadar atau tidak. Untuk
setiap pilihan, besar atau kecil, tidak ada rumus mudah untuk membuat
keputusan yang tepat. Keputusan yang terbaik yang dapat dilakukan adalah
untuk mendekatinya dari berbagai perspektif sebanyak mungkin dan kemudian
memilih tindakan yang tampaknya masuk akal dan seimbang pada waktu itu.
Mungkin ada beberapa pertanyaan, masalah dan keinginan yang ada pada diri
kita dan tentu kita ingin menjawab semua pertanyaan, masalah dan keinginan
dengan benar. Di dalam pengambilan keputusan ada beberapa alternative
untuk memecahkan masalah.
Proses pengambilan keputusan sebagai usaha untuk menentukan satu
alternative dari berbagai alternative untuk memecahkan suatu masalah.
Menurut Salusu (2006), pengambilan keputusan adalah proses pemilihan suatu
alternative cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi untuk
menyelesaikan suatu masalah. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Handoko
(2014), pengambilan keputusan sebagai proses di mana serangkaian kegiatan
dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
Pengambilan keputusan merupakan bagian kunci kegiatan manajerial.
Kegiatan ini memegang peranan penting, terutama melaksanakan fungsi
perencanaan. Dalam proses perencanaan, pimpinan memutuskan tujuan-tujuan
organisasi yang akan dicapai, sumberdaya yang akan digunakan, dan siapa
yang akan melaksanakan tugas tersebut.

4
1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan paper ini, yaitu:
1. Mengetahui ketepatan dalam menjelaskan pengertian pengambilan
keputusan manajer
2. Mengetahui ketepatan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan
3. Mengetahahui ketepatan dalam menjelaskan tipe-tipe pengambilan
keputusan
4. Mengetahui ketepatan dalam menjelaskan bagaimana seorang manajer
sebagai pengambil keputusan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Manajer


Pengambilan keputusan dalam organisasi tidak terlepas dari apa yang
dimaksud dengan keputusan. Menurut Robbins and Coulter, keputusan adalah
membuat pilihan dari dua atau lebih alternatif. Keputusan dibuat karena ada
masalah, Kini kita akan membicarakan masalah pembuatan keputusan manajerial.
Keputusan manajerial yang dibuat berbeda dengan keputusan individual.
Keputusan manajerial dibuat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi dan
disesuaikan dengan keberadaan organisasi secara keseluruhan. Keputusan
manajerial memiliki efek yang luas ketimbang keputusan individual.

Pengambilan keputusan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang


manajer dalam menetapkan beberapa alternatif solusi dari permasalahan
organisasi, kemudian menetapkan satu diantara beberapa solusi yang dianggap
paling tepat. Oleh karena itu, pengambilan keputusan merupakan salah satu proses
manajemen yang penting bagi organisasi dan menjadi penentu tercapainya tujuan
organisasi karena dari keputusan yang telah diambil oleh seorang manajer akan
mementukan bagaimana nasib organisasi kedepannya, apakah akan berjalan
efektif atau sebaliknya. Nah, untuk dapat mengambil keputusan yang paling tepat,
seorang manajer harus melakukan proses pemilihan dan penilaian terhadap
beberapa alternatif solusi dari permasalahan organisasi. Proses ini diawali dengan
mengidentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan, mengumpulkan data,
menganalisis data, mengambil keputusan yang dianggap paling tepat dari
beberapa alternatif solusi, mengimplmentasikan keputusan, dan evaluasi
keputusan. Tujuan pengambilan keputusan adalah untuk menyelesaikan masalah-
masalah atau persoalan-persoalan yang terjadi dalam organisasi dengan cara
memilih satu solusi yang dianggap paling tepat diantara beberapa alternatif solusi
lain.

6
Seorang manajer harus, secara terus-menerus, membuat keputusan.
Keputusan dibuat dalam rangka menyelesaikan masalah. Pembuatan keputusan
dan penyelesaian masalah adalah proses berkelanjutan dalam hal evaluasi atas
kondisi organisasi atau masalah yang muncul, mempertimbangkan alternatif,
membuat pilihan, dan tindakan-tindakan yang diperlukan sebagai bagian dari
keputusan. Dalam satu kondisi, pembuatan keputusan dapat singkat. Dalam situasi
lain, proses dapat memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan
bahkan tidak pernah diambil keputusan sama sekali. Seluruh proses pembuatan
keputusan bergantung pada ketepatan informasi yang tersedia bagi orang yang
tepat dan saat yang tepat. Pengambilan keputusan merupakan bagian kunci
kegiatan manajerial. Kegiatan ini memegang peranan penting, terutama
melaksanakan fungsi perencanaan. Dalam proses perencanaan, pimpinan
memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya yang akan
digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan tugas tersebut.
2.2 Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan rasional oleh manajer melewati beberapa
tahapan, sebagai berikut:

1. Pemahaman dan perumusan masalah


Hal pertama yang harus dilakukan oleh manajer dalam pembuatan
keputusan adalah memahami masalah yang sedang dihadapi, dan peka
terhadap masalahmasalah. Setelah masalah telah dipahami dengan baik,
selanjutnya menentukan bagian-bagian masalah yang harus dipecahkan.
Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan cara
sistematik menguji hubungan sebab-akibat.
2. Pengumpulan dan analisa data yang relevan
Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah mereka harus
mulai memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali
harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.
3. Pengembangan alternatif-alternatif

7
Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak
kecendrungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih
mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
4. Evaluasi alternatif-alternatif
Setelah manajer mengembangkan alternatif-alternatif, mereka harus
mengevaluasinya untuk menilai efektifitas setiap alternatif. Efektifitas
dapat diukur dengan dua kriteria : apakah alternatif tersebut realistik bila
dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi/perusahaan, dan
seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.
5. Pemilihan alternatif terbaik
Tahap kelima pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai
alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang
tesedia bagi manajer dan ketidak sempurnaan kebijakan manajer.
6. Implementasi keputusan
Setelah alternatif terbaik dipilih, para manajer harus membuat rencana-
rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin
dijumpai dalam penerapan keputusan. Implementasi keputusan
menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah. Manajer harus
menetapkan anggaran atau jadwal rencana kegiatan, mengadakan dan
mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, serta
menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas
tertentu.
7. Evaluasi hasil-hasil keputusan
Implementasi keputusan harus dimonitor terus memnerus. Manajer harus
mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan
keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan.

8
Kondisi yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Keputusan tidak dibuat di ruang hampa. Terdapat sejumlah kondisi yang


mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil seorang manajer.
Berdasarkan sifatnya, keputusan dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:
1. Keputusan Terprogram
Keputusan ini melibatkan situasi yang kerap terjadi sehingga
memungkinkan suatu keputusan dikembangkan dan diterapkan di masa
mendatang. Keputusan ini merupakan respon atas masalah yang
berulangkali muncul. Termasuk ke dalamnya, misalnya, keputusan untuk
memperbaharui stok kertas dan alat tulis mingguan atau bulanan.
Keputusan Terprogram memungkinkan manajer mendelegasikannya
kepada bawahan sehingga ia bisa fokus pada masalah lain.
2. Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan ini dibuat sebagai respon atas situasi unik, kurang
didefinisikan, tidak terstruktur, dan punya konsekuensi besar atas
organisasi. Keputusan untuk membuat pabrik baru, membuat produk baru,
memasuki wilayah pasar baru, atau memindahkan kantor ke lain lokasi
merupakan misal dari Keputusan Tak Terprogram.

Berdasarkan kemungkinan kegagalannya, keputusan dibuat dalam 4 kondisi,


yaitu:

1. Kepastian
Artinya seluruh informasi yang dibutuhkan pembuat keputusan tersedia.
Manajer punya informasi seputar kondisi operasional, biaya sumberdaya
atau hambatan, sehingga keputusan bisa diambil dan dilaksanakan lewat
serangkaian tindakan yang terukur.
2. Risiko
Artinya keputusan punya tujuan jelas dan dan informasi tersedia, tetapi
hasil di masa datang dari setiap alternatif dalam kemungkinan berubah.
Kendati demikian, informasi yang mencukupi tersedia untuk
memungkinkan hasil yang diharapkan bagi setiap alternatif. Misalnya,
untuk memutuskan lokasi baru McDonald dapat menganalisasi aspek

9
demografi, pola lalu lintas, persediaan barang, dan kompetisi yang
potensialbagi setiap alternatif lokasi yang mereka miliki.
3. Ketidakpastian
Artinya manajer tahu tujuan apa yang mereka ingin capai, tetapi informasi
alternatif dan peristiwa di masa datang tidak lengkap. Manajer tidak punya
informasi yang cukup seputar alternatif atau menaksir risiko. Faktor-faktor
yang berdampak pada keputusan misalnya harga, biaya produksi, volume,
atau tingkat suku bunga di masa datang sulit dianalisa dan diprediksi.
Manajer mungkin harus membuat asumsi guna memaksakan sebuah
keputusan, tetapi jika asumsi salah, keputusan juga bisa salah.
4. Ambiguitas
Artinya tujuan yang hendak dicapai atau masalah yang hendak
diselesaikan tidak jelas, alternatif sulit ditentukan, dan informasi seputar
hasil tidak tersedia. Ambiguitas tampak seperti apa yang dirasakan siswa
tatkala guru membentuk kelompok tetapi tidak memberi topik bahasan,
arahan, atau tugas-tugas sehingga siswa meraba-raba apa yang diinginkan
si guru.

Bagan lengkapnya sebagai berikut:

10
Semakin mendekati situasi pasti, gagalnya suatu keputusan untuk menyelesaikan
masalah semakin rendah. Semakin mendekati situasi ambiguitas, gagalnya suatu
keputusan untuk menyelesaikan masalah semakin tinggi. Semakin mendekati
situasi kepastian, keputusan terprogram bisa dilaksanakan. Semakin mendekati
situasi ambiguitas, keputusan tidak terprogram kerap harus dibuat.
2.3 Tipe-Tipe Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen dalam pemilihan
alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe, yaitu:

1. Keputusan Tidak Terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan


yang tidak terjadi berulang-ulangdan tidak selalu terjadi.Keputusanini
terjadi di manajemen tingkat atas.Informasi untuk pengambilan
keputusantidakterstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidakmudah
tersedia dan biasanyaberasal dari lingkunganluar,Pengalaman manajer
merupakan hal yang sangatpenting didalam pengambilan keputusan
tidakterstruktur. Keputusan untuk bergabungdenganperusahaari lain adalah
contoh keputusan tidak terstrukturyang jarang terjadi.
2. Keputusan Setengah Terstruktur (semi-structured decision) adalah
keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan
rutindan sebagian tidak tersruktur. Keputusan tipe ini seringnya bersifat
rumitdan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang
terperinci. Contoh darikeputusan tipe ini misalnya adalah keputusan
membeli sistem komputer yangiebih canggih. Contoh yang lainnya
misalnya adalah keputusan alokasi dana promosi.
3. Keputusan Terstruktur (structured decision) adalah keputusan yang
berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusanterstruktur
terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah. Contoh
darikeputusan, tipe ini misalnya adalah keputusan pemesanan barang,
keputusan penagihanpiutang dan lain sebagainya

11
2.4 Manajer Sebagai Pengambil Keputusan

Meskipun setiap orang dalam organisasi membuat keputusan, pengambilan


keputusan sangat penting untuk manajer. Ini bagian dari keempat fungsi
manajerial. Bahkan, itu sebabnya kita mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah inti dari manajemen. Dan itulah mengapa manajer ketika mereka
merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengontrol disebut sebagai
pembuat keputusan. Membuat keputusan yang baik adalah sesuatu yang
diusahakan untuk dilakukan oleh setiap manajer, sebab keseluruhan mutu
keputusan manajerial sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau
kegagalan organisasi. Dalam hal ini diperlukan pemahaman terhadap konsep
membuat keputusan dan bagaimana manajer membuat keputusan-keputusan
berbasis informasi. Berkaitan dengan hal ini maka pengambilan keputusan yang
dilakukan manajer selalu menyangkut bagaimana menggariskan langkah-langkah
dalam proses pengambilan keputusan bagaimana dan mengapa pengambilan
keputusan tersebut dilakukan dalam kegiatan manajerial. Manajer masa kini dan
masa depan, harus mampu berfikir dan mampu membuat keputusan-keputusan
yang cepat dan efektif. Setiap manajer harus mampu mengantisipasi dan
menghindari masalah-masalah. manajer juga harus bersikap fleksibel untuk
menghadapi lingkungan dan keadaan yang terus menerus berubah yang dapat
ditempuh dalam rentang aktivitas manajer yang bersangkugan. Tantangan dari
hakekat tugas manajer dalam pengambilan keputusan adalah mencegah rasa
tertekan oleh keterbatasan waktu dan tidak membuat keputusan yang tidak efektif
bahkan dengan kata lain pemborosan waktu dan uang.
Peran Manajer Dalam Pengambilan Keputusan
Seorang Manajer juga berperan sebagai Wirausahawan, Pemecah masalah,
pembagi sumber daya dan perunding sebagai berikut:

1. Wirausahawan (Entrepreneur). 
Manajer harus mampu membuat suatu perubahaan dan mengendalikannya
untuk kemajuan organisasinya. Manajer harus merencanakan masa depan
organisasinya, membuat proyek-proyek perbaikan dan peningkatan
kualitas dan produktivitas.

12
2. Pemecah masalah (Disturbance Handler). 
Manajer bertanggung jawab untuk menyelesaikan setiap permasalahan dan
konflik yang terjadi di dalam orhnisasinya. 
3. Pembagi Sumber Daya (Resource Allocator).
Manajer berperan sebagai pembagi sumber daya baik  berupa dana, tenaga
kerja, material, mesin dan sumber daya lainnya untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
4. Negosiator (Negotiator). 
Manajer berpartisipasi atau mengambil bagian dalam melakukan negosiasi
dengan pihak luar untuk memperjuangkan kepentingan bisnis
perusahaannya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengambilan keputusan merupakan bagian kunci kegiatan


manajerial. Kegiatan ini memegang peranan penting, terutama
melaksanakan fungsi perencanaan. Dalam proses perencanaan, pimpinan
memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya
yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan tugas tersebut.
Proses pengambilan keputusan rasional oleh manajer melewati beberapa
tahapan, sebagai berikut: Pemahaman dan perumusan masalah,
Pengumpulan dan analisa data yang relevan, Pengembangan alternatif-
alternatif, Evaluasi alternatif-alternatif, Pemilihan alternatif terbaik,
Implementasi keputusan, dan Evaluasi hasil-hasil keputusan.
Dalam pengambilan keputusan Semakin mendekati situasi pasti,
gagalnya suatu keputusan untuk menyelesaikan masalah semakin rendah.
Semakin mendekati situasi ambiguitas, gagalnya suatu keputusan untuk
menyelesaikan masalah semakin tinggi. Semakin mendekati situasi
kepastian, keputusan terprogram bisa dilaksanakan. Semakin mendekati
situasi ambiguitas, keputusan tidak terprogram kerap harus dibuat.
Ada tiga tipe dalam pembuatan keputusan, yaitu keputusan tidak
terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan yang tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi, keputusan setengah terstruktur
(semi-structured decision) adalah keputusan yang sebagian dapat
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutindan sebagian tidak
tersruktur, keputusan terstruktur (structured decision) adalah keputusan
yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram.
Membuat keputusan yang baik adalah sesuatu yang diusahakan
untuk dilakukan oleh setiap manajer, sebab keseluruhan mutu keputusan
manajerial sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau
kegagalan organisasi.

14
PERTANYAAN

1. Bagaimana hubungan antara proses pengambilan keputusan dengan fungsi


manajemen?
2. Hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengambilan
keputusan dalam manajemen?
3. Bagaimana cara agar pemimpin dapat meningkatkan keterampilan dalam
mengambil keputusan?
4.

15
DAFTAR PUSTAKA

Yulianto.W.2018.URL:https://kkp.go.id/brsdm/bdasukamandi/artikel/4424proses-
pengambilan-keputusan. Diakses tanggal 11 Februari 2023

Gutama.H.2021.URL:https://feb.almaata.ac.id/2021/01/19/peran-manajer-dalam-
organisasi/. Diakses tanggal 11 Februari 2023

Laoyan.S.2022.URL:https://asana.com/id/resources/decision-making-process.
Diakses tanggal 11 Februari 2023

Sevirra.T.2017.URL:https://taniasev.wordpress.com/2017/11/12/tipe-tipe-dalam-
pengambilan-keputusan/. Diakses tanggal 11 Februari 2023

Fadlia.M.2021.URL:https://www.kompasiana.com/
milafadlia7419/61c865d89bdc403bc72ec922/pengambilan-keputusan-oleh-
seorang-manajer-sebagai-penentu-tercapainya-tujuan
organisasi#:~:text=Pengambilan%20keputusan%20(decision%20making)
%20merupakan,solusi%20yang%20dianggap%20paling%20tepat. Diakses
tanggal 11 Februari 2023

16

Anda mungkin juga menyukai