Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dosen Penggampu:
Abdul Rahim,SP.MT

Oleh

Nama : Putri Yeyen


Nim : 222121039
Kelas :A
Prodi : Teknologi Hasil Pertanian

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER KOLAKA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Allah Yang Maha Esa. Shalawat Serta Salam dilimpah
Kan kepada Rasullah SAW .penulis bersyukur pada ilahi robbi yang telah
memberikan hidayah
Serta taufiq-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaika tugas makalah yang ini
tepat pada waktunya .

Tujuan Penulisan Makalah Ini Adalah untuk menambah wawasan tentang


definisi pengambilan keputusan.

Sebisa mungkin di tuangkan pemikiran penulis bentuk makalah pengambilan


keputusan , yang sederhan ini penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan .Oleh karena itu ke pada para pembaca di harapkan kritik dan sara untuk
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfat bagi kita semua .

Popalia ,10 juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… 3

BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4

B .Rumusan Masalah................................................................................................4

C .Tujuan.........................................................................................................................4

BAB II

PEMBAHASAN ...............................................................................................................5

1.Pengertian Pengambilan Keputusan ……………………………………………………5

2.Hakikat pengambilan keputusan….…….. ………………………………………………5

3. Pentingnya pengambilan keputusan ……………………………………………………9

4. Metode pengambilan keputusan ……………………………………………………….10

5. Teori-Teori pengambilan …………………………………..........................................10

BAB III

PENUTUP ......................................................................................................................12

Kesimpulan ..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari setiap tindakan manusia sesungguhnya didasari oleh


keputusan yang diambil. Mulai dari aktifitas individual hingga aktifitas organisasi. Akan
tetapi, karena keputusan-keputusan tersebut telah rutin diambil, maka biasanya seseorang
atau kelompok organisasi tidak lagi berlama-lama berfikir untuk menetapkan keputusan
tersebut. Seolah-olah setiap tindakan dilakukan begitu saja secara alami tanpa
pertimbangan. Padahal sesungguhnya tidaklah sepenuhnya seperti ini.

Bukan perkara mudah untuk mengambil sebuah keputusan. Terutama untuk


seorang pemimpin. Keputusan yang diambil haruslah mampu mencakup atau menjadi
penghubung berbagai pendapat yang ada di dalam organisasi atau lembaga yang
dipimpinnya. Keputusan yang dihasilkan tentu keputusan yang terbaik. Untuk itu
diperlukan pertimbangan yang sangat matang.

Dalam organisasi pastilah akan muncul berbagai argumen. Disitulah letak


kesulitan saat pengambilan keputusan. Keputusan yang akan diambil tentunya merupakan
keputusan terbaik dan juga sudah dipertimbangkan secara matang.

Jadi dibutuhkan beberapa aspek yang bisa memudahkan proses pengambilan


keputusan. Itulah yang melatar belakangi penulisan makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pengambilan keputusan?


2. Apa dasar-dasar pengambilan keputusan?
3. Apa faktor- faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan?
4. Bagaimana proses-proses pengambilan keputusan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan.


2. Untuk mengetahui dasar-dasar pengambilan keputusan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
4. Untuk mengetahui proses-proses pengambilan keputusan.
5. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan dalam lingkup sekolah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan satu alternatif dari beberapa


alternatif untuk pemecahan masalah.

Pengambilan keputusan sangat erat hubungannya dengan seluruh kegiatan


organisasi. Meliputi seluruh fungsi manajemen dalam organisasi. Lembaga-lembaga
pendidikan juga tidak akan lepas dari proses pengambilan keputusan.

Semakin banyak informasi-informasi yang dikumpulkan dan dianalisis secara


rinci, maka semakin banyak pertimbangan yang bisa dipakai sehingga akan menghasilkan
keputusan yang baik. Contohnya seseorang yang akan membeli handphone. Ia akan
membandingkan antara merek satu dengan merek yang lainnya, membandingkan
harganya, membandingkan kualitasnya, serta modelnya. Dan untuk mengambil keputusan
mungkin ia akan memerlukan waktu beberapa jam, bahkan beberapa hari sebelum
menjatuhkan keputusan.

Sehingga memang pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan


menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin
akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi
masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih, dan sampai pada pengambilan
keputusan terbaik dalam organisasi tersebut.

Proses pengambilan keputusan secara rasional dan ilmiah pada dasarnya meliputi
beberapa hal, yaitu pemahaman dan perumusan masalah, pengumpulan dan analisa data
yang relevan, pengembangan alternatif-alternatif, pemilihan alternatif terbaik,
implementasi keputusan, dan evaluasi hasil keputusan.

Kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari
kegiatan administrasi yang dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda
organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan. Sehingga suatu organisasi dapat
berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil dari proses yang
membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia.
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan. Keputusan dibuat
berguna untuk mencapai tujuan tertentu.

5
Secara umum jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam dua bentuk,
yakni keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.

Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung


berulang kali dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram biasanya
menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan
pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.

Keputusan tidak terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di mana ada
suatu kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalah yang
timbul. Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar mengenali
bentuk, hakekat dan dampaknya.

B. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan dalam mengimplementasikan fungsi


dasar manajemen. Seorang pemimpin tidak akan dapat menjalankan fungsi-fungsi
manajemen (planning, organizing, actuating, dan controling), tanpa pengambilan
keputusan.

Menurut George Terry (dalam Hasan, 2002:12-13) dasar-dasar pengambilan


keputusan adalah :

a. Intuisi
Intuisi merupakan pengambilan keputusan berdasarkan perasaan
subjektif dari pengambil keputusan. Sehingga sangat dipengaruhi oleh sugesti
dan faktor kejiwaan.
b. Rasional
Rasional ialah pengambilan keputusan yang bersifat obyektif, logis,
transparan, dan konsisten karena berhubungan dengan tingkat pengetahuan
seseorang.
c. Fakta
Pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta ialah didasarkan pada
kenyataan objektif yang terjadi sehingga keputusan yang diambil dapat lebih
sehat, solid, dan baik.
d. Wewenang
Pengambilan keputusan ini didasarkan pada wewenang dari manajer
yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari bawahannya.
e. Pengalaman
Pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengalaman seorang
manajer.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan ialah sebagai berikut :

a. Kedudukan

6
Dalam rangka pengambilan keputusan, posisi / kedudukan seseorang
dapat dilihat dalam hal letak posisi. Dalam hal ini apakah sebagai pembuat
keputusan, penetu keputusan, atau staf.
b. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk
tercapainya tujuan yang merupakan penyimpangan daripada apa yang
diharapkan, direncanakan, atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
c. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang
berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan
pengaruh terhadap kita, beserta apa yang hendak kita perbuat.
d. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-
sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita.
e. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit
(kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha pada umumnya telah
ditentukan. Tujuan yang ditentukan merupakan tujuan antara subyektif atau
obyektif.

D. Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Dalam arti mendasar sebenarnya pengambilan keputusan sudah mengandung arti


adanya pemecahan masalah. Setiap keputusan digunakan untuk memecahkan ataupun
mengurangi masalah dalam sebuah organisasi. Dalam pemecahan masalah ada beberapa
langkah maupun proses pengambilan keputusan dalam organisasi, yaitu :

a. Mengidentifikasi masalah
Masalah-masalah dalam organisasi biasanya cukup banyak, terkadang
bercampur dengan berbagai masalah lain sehingga terlihat sulit dan seolah-
olah tidak dapat terselesaikan. Untuk berbagai masalah yang muncul, perlu
adanya uraian masalah sehingga jelas masalah-masalah yang akan dikaji dan
jelas batas-batasnya.
b. Merumuskan Masalah
Seorang pemimpin harus tanggap dan sensitif terhadap maslah yang
muncul dalam organisasinya. Langkah ini merupakan yang paling kritis dalam
pengambilan keputusan karena jelas atau tidaknya rumusan masalah akan
mempengaruhi pemahaman anggota organisasi dalam proses pengambilan
keputusan.
c. Menentukan Alternatif
Untuk langkah ini perlu diingat faktor yang menyebabkan timbulnya
masalah dan hal yang berkenaan dengan hadirnya masalah yang akan
dipecahkan. Dari beberapa alternatif yang ada, harus dipilih satu alternatif
yang paling tepat untuk dijadikan keputusan. Pemilihan alternatif harus
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, keefektifan alternatif dalam

7
memecahkan persoalan, kemampuan alternatif untuk mencapai tujuan dan
sasaran, dan daya saing alternatif pada masa yang akan datang.
d. Mengidentifikasi Konsekuensi dari Pengambilan Keputusan Setiap Alternatif
Antisipatif terhadap akibat dari pemilihan alternatif ini barangkali
merupakan aspek yang paling menyulitkan dalam pemecahan masalah. Dalam
hal ini banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Setiap langkah
pengambilan keputusan tentu mrngandung akibat. Misalnya seorang kepala
sekolah harus mempertimbangkan hasil keputusan yang akan diambil, dengan
mengambil keputusan pengadaan peralatan-peralatan sekolah untuk keperluan
sekolah. Apakah dengan peralatan tersebut nantinya bisa
mendukungkesuksesan belajar yang maksimal atau tidak.
e. Memilih Alternatif Yang Baik
Apabila sudah dipertimbangkan mengenai antisipasi terhadap akibat
yang mungkin timbul disebabkan karena pengambilan alternatif yang
diajukan, seorang pemimpin organisasi sebaiknya selalu membuat
pertimbangan untuk dijadikan sebagai pemecah masalah. Bila orang yang
menentukan pilihan ini tidak sendirian dan jumlah alternatif yang diajukan
banyak dan memusingkan, maka dalam hal ini harus diadakanpenentuan
berdasarkan skala prioritas sebuah lembaga atau organisasi.
f. Evaluasi
Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan
keputusan telah selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati apakah
sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak. Bila langkah-langkah
pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak
maksimal, maka sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali
pemilihan alternatif lainnya.

E. Pengambilan Keputusan Di Sekolah

Dilihat dari fungsi kepala sekolah sebagai manajer atau pemimpin sekolah, maka
salah satu fungsi yang harus dilakukan adalah sebagai pengambil keputusan. Dalam
kaitannya dengan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki pandangan tertentu dalam
memberi kesempatan kepada guru untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Ada beberapa model gaya pengambilan keputusan yang biasa diterapkan oleh
seorang pemimpin yang juga biasa diterapkan oleh seorang kepala sekolah dalam
lingkungan sekolah, yakni :

a. Pemimpin membuat keputusan dan kemudian mengumumkan kepada


bawahannya. Model ini terlihat bahwa otoritas yang dipergunakan atasan
terlalu dominan, sedangkan daerah kebebasan bawahan sempit sekali.
b. Pemimpin menjual keputusan. Pada gaya ini pemimpin masih dominan.
Bawahan belum banyak dilibatkan.
c. Pemimpin menyampaikan ide-ide dan mengundang pertanyaan. Dalam model
ini pemimpin sudah menunjukkan kemajuan. Otoritas mulai berkurang dan

8
bawahan diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Bawahan mulai dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
d. Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan dapat
dirubah. Bawahan sudah mulai banyak terlibat dalam rangka pengambilan
keputusan. Otoritas pelan-pelan mulai berkurang.
e. Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan mengambil
keputusan. Pada gaya ini otoritas yang dipergunakan sedikit. Sedangkan
kebebasan bawahan dalam berpartisipasi mengambil keputusan sudah lebih
banyak dipergunakan. Pemimpin merumuskan batas-batasnya dan meminta
kelompok bawahan untuk mengambil keputusan. Partisipasi bawahan sudah
lebih dominan.
f. Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-
batas yang telah dirumuskan oleh pemimpin.

Dalam menganalisis hubungan antara pemimpin dan bawahan didasarkan pada


gaya kepemimpinan menurut teori Hersey-Blanchard ada empat gaya , yakni :

a. Gaya memberitahukan (G 1)
Perilaku pemimpin yang tinggi dalam pengarahan akan tetapi rendah
dukungan dari bawahan. Pola yang muncul adalah instruksi. Pemimpin dalam
pola ini masih dominan, sedangkan bawahan partisipasinya sangat minim.
Pengambilan keputusan sepenuhnya berada pada pemimpin.
b. Gaya ”menjual” (G 2)
Perilaku pemimpin yang tinggi dalam pengarahan dan dukungan yang
tinggi dari bawahan. Pola yang muncul adalah konsultasi. Dalam pola ini
peranan pemimpin masih besar, tetapi sudah memberikan dan mendorong
partisipasi dari bawahan. Akan tetapi pengambilan keputusan tetap masih
berada pada pemimpin.

1.2 Hakikat Pengambilan keputusan

 Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan


sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan
data.hakikat pengambilan keputusan adalah tindakan dalam mengeluarkan
keputusan yang bersipat taktis maupun operasional seperti memuat
program yang ingin di capai, strategi pelaksaannya dan strategi pemecahan
masalah melalui suatu keputusan yang didasarkan pada hasil pemilihan
beberapa alternative masalah yang telah di tetapkan pencapaian tujuan.

1.3 Tujuan Pengambilan Keputusan

Tujuan Pengambilan keputusan dapat di bedakan menjadi dua bagian :

 Tujuan yang bersifat tunggal.tujuan pengambilan keputusan yang bersifat


tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu

9
masalah artinya sekali diputuskan, tidak adakaitanya dengan masalah
lainya.

 Tujuan yang bersifat ganda tujuan pengambilan yang bersifat apabila


keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah.

3.1. Metode Pengambil Keputusan

Gortner (1987) lebih cenderung menganalisis pengambilan keputusan dari sudut


metode. Ada empat metode pengambilan keputusan yang dianggap lazim dipergunakan
dalam pengambilan keputusan organisasional.

Metode pertama adalah metode rasional yang disebut juga model rasional. Ini
adalah metode klasik yang secara implicit mencakup model birokratik dari pengambilan
keputusan.

Metode kedua, adalah metode tawar-menawar incremental (incremental-


bargaining) yang dipandang sebagai model paling dasar aktifitas politik, yaitu
penyelesaian konflik melalui negosiasi. Karakteristik dari incremental ialah bahwa
keputusan tentang suatu kebijakan terjadi dalam bentuk langkah-langkah kecil karenanya
tidak terlalu jauh dari status quo.

Metode ketiga yang disebut metode agregatif (aggregative methods) mencakup


antara lain teknik Delphi dan teknik-teknik pengambilan keputusan yang berkaitan.
Konsensus dan peran serta merupakan karakteristik utama dari metode agregatif.

Metode keempat adalah metode keranjang sampah (the garbage-can) atau


nondecision-making model yang dikembangkan oleh March dan Olsen (1979). Model
keranjang sampah menolak model rasional bahkan rasional-inkremental yang sederhana
sekalipun. Ia lebih tertarik pada karakter yang ditampilkan dalam keputusan, pada isu
yang bermacam-macam dari peserta pengambil keputusan dan masalah-masalah yang
timbul pada saat itu. Sering kali keputusan yang diambil tidak direncanakan sebagai
akibat dari perdebatan dalam kelompok.

4. Teori-Teori Pengambilan Keputusan

Sehubungan dengan pendekatan yang telah diutarakan, lahirlah berbagai aliran


yang menampilkan teori-teori pengambilan keputusan yang berbeda (Brinckloe, 1977)
yaitu :

1. Aliran Birokratik (Bureaucratic School)Teori ini memberi tekanan yang cukup


besar pada arus dan jalannya pekerjaan dalam struktur organisasi. Tugas dari eselon
bawah ialah melaporkan masalah, memberi informasi, menyiapkan fakta dan keterangan-
keterangan lain kepada atasannya. Dengan segala pengetahuan, keterampilan dan
kemampuannya, atasan membuat keputusan setelah mempelajari semua informasi.

10
2.Aliran Manajemen Saintifik (Scientific Management School)Teori ini
menekankan pada pandangan bahwa tugas-tugas itu dapat dijabarkan ke dalam elemen-
elemen logis, yang dapat digambarkan secara saintifik. Sementara manajemen sendiri
memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menyelesaikan suatu masalah.

3. Aliran Hubungan Kemanusiaan (Human Relations School)Teori ini


menganggap bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik apabila lebih banyak perhatian
yang diberikan kepada manusia dalam organisasi, seperti yang menimbulkan kepuasan
kerja, peran serta dalam pengambilan keputusan, memberlakukan organisasi sebagai
suatu kelompok social yang mempunyai tujuan. Selain itu kebutuhan dan keinginan

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang sangat menentukan dalam suatu


organisasi. Pengambilan keputusan merupakan esensi/inti dari kepemimpinan. Seorang
pemimpin disebut pemimpin apabila dapat dan mampu mengambil keputusan.

Keputusan merupakan hasil akhir yang dihasilkan dari proses diskusi secara
matang oleh pemimpin dengan bawahannya ataupun koleganya. Setiap keputusan yang
baik maka akan memberi dampak yang baik pula ke depannya.

Proses pengambilan harus dilakukan secara rinci dan bertahap agar mendapatkan
opsi yang tepat. Diawali dengan identifikasi masalah, dilanjutkan dengan perumusan
masalah. Setiap masalah dikumpulkan untuk dicari beberapa alternatif kemudian dipilih
alternatif terbaik dan kemudian dihasilkan keputusan yang baik.

Seorang pemimpin dituntut untuk bisa membuat keputusan-keputusan yang seadil-


adilnya. Demikian halnya dengan kepala sekolah yang merupakan pemimpin di dalam
lingkup sekolah. Seorang kepala sekolah dituntut untuk membuat kebijakan yang tepat
demi kelancaran proses belajar di sekolah, ataupun demi kemajuan sekolah yang
dipimpinnya. Untuk itu seorang kepala sekolah haruslah orang yang benar-benar
mumpuni.

Seorang kepala sekolah harus mampu merangkul setiap elemen yang ada di
sekolah untuk diajak bekerja sama untuk mendapatkan kebujakan yang tepat di sekolah.
Setiap warga sekolah, baik guru, staf TU, ataupun siswa diberikan hak yang sama oleh
kepala sekolah dalam hal penyampaian aspirasi. Saat itulah seorang kepala sekolah yang
kompetitif mampu mengumpulkan setiap aspirasi yang masuk dari warga sekolah lalu
kemudian menyaringnya dan menghasilkan keputusan terbaik demi kemaslahatan warga
sekolah.

Sebagaimana sudah dijelaskan diatas bahwa pengambilan keputusan yang benar


haruslah melalui beberapa tahap. Saat tahap-tahap itu dilalui dengan sebaik-baiknya maka
keputusan terbaikpun akan dihasilkan. Keputusan yang baik akan akan membawa dampak
yang baik pula kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, I., 2002, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan,


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurkolis, 2003, Manajemen Berbasis Sekolah,


Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Siagian, S.P., 1993, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan,


Jakarta: CV Haji Masagung.

http://daqoiqul.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-pengambilan-keputusan.html

http://meyka.blogdetik.com/2013/05/11/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/

http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47086072101/pengambilan-keputusan-dalam-
organisasi

http://rasidiadhipati.blogspot.com/2012/02/pengambilan-keputusan-di-sekolah.html

13

Anda mungkin juga menyukai