PROGRAM PASCASARJANA
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan Hidayah-Nya
makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul “Teknik
pengambilan keputusan dalam kepemimpinan” ini disajikan berdasarkan pengetahuan dan
referensi dari beberapa sumber yang ada. Ucapan terimakasih penulis sampaikan juga kepada
dosen pengajar. dan semua pihak yang telah membantu demi selesainya makalah ini. Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis perlukan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan pembuatan makalah dimasa yang akan datang. Penulis
berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca dan juga pada penulis sendiri.
PENULIS
DAFTAR ISI
hal
Kata Pengantar………………………………………………………………….….…..…..i
Daftar Isi……………………………………………………………………….....………..ii
BAB I
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………….…...……..….. 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….……..….... 2
1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………………….....….................... 2
BAB II
2.1. Definisi pengambilan Keputusan………………………………………………………… 4
2.2. Tujuan pengambilan keputusan…………….…………………………..…...…………. ...4
2.3. Dasar pengambilan keputusan……………………………………..……….................…..5
2.4. Faktor – faktor yang di perhatikan dalam pengambilan keputusan……………………... .6
2.5. Proses pengambilan keputusan………………………………………………………… .7
2.6. Keterbatasan dalam pengambilan keputusan………………………………………….…..8
2.7. Memperbaiki keputusan……………………………………………………………….…..9
BAB III
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………. ..10
3.2 Saran………………………………………………………………………………..….... 11
Daftar Pustaka………………………………………………………………..….………..…... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang pengartian teknik
pengambilan keputasan.
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang tujuan pengambilan keputusan.
3. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang jenis keputusan
4. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca dasar pengambilan keputusa.
5. Untuk memberikan pengetahuna kepada para pembaca faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan keputusan
6. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang proses pengambilan
pengetahuan.
7. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang keterbatasan dalam
pengambilan keputusan.
8. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang bagaiman cara memperbaiki
keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
adalah :
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi
seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang
diambil bukan hanya dinila dari konsekwensi yang ditimbulkannya. Melainkan melalui
berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan
salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga :
a. Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis
situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat
perspektif daripada deskriptif
b. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh
dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk
menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual
dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya
c. Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara tindakan untuk mengatasi
masalah. Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti, Identifikasi masalah,
mendefinisikan masalah, memformulasikan dan mengembangkan alternative,
implementasi keputusan, serta evaluasi keputusan.
1. Keputusan strategis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam
sebuah perusahaan.
3. Keputusan operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen bawah,
misalnya operator mesin di lantai produksi.
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusan
intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu : pengambilan keputusan oleh satu pihak
sehingga mudah untuk memutuskan. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah
yang bersifat kemanusiaan. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan
waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi,
pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari
pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya
diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang
dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat,
keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat
terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang
cukup itu sangat sulit.
Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah
menjadi tindakan fisik.
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah
digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama
saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada
di dalam suatu organisasi.
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-
cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya
alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab
itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk
mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode
perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
Perkiraan dalam arti Proyeksi, Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari
data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.
Perkiraan dalam arti konjeksi, Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi
(perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan
seseorang untuk mengolah perasaan.
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah
tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam
pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan
alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
Pelaksanaan keputusan
3. Faktor alamiah manusia termasuk pengambil keputusan bahwa kita tidak dapat benar-
benar mengingat keseluruhan dari apa-apa yang pernah kita dapatkan maupun kita
lakukan. Akibat ini, maka kadangkala keputusan yang diambil bisa jadi tidak tepat
karena disebabkan oleh hal ini.
4. Faktor keahlian juga sangat menentukan. Sebagaimana kita tahu bahwa salah satu
keahlian yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah keahlian untuk
mengambil keputusan. Jika keputusan terkait bisnis,namun pengambil keputusan
tidak memiliki keahlian yang memadai dan miskin pengalaman dalam dunia bisnis,
bisa jadi keputusan yang diambil akan keliru dan tidak tepat.
Tiap ide yang keluar adalah ide kelompok, bukan ide individu
yang menyatakannya. Jadi, anggota kelompok menggunakan dan
membangun ide dari anggota lain yang sudah ada
Tidak ada ide yang dikritik, Tujuan sesi ini adalah menghasilkan
ide, bukan mengevaluasi ide
BAB III
PENUTUP
3.2 Saran
1. Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta.
BPFE.
6. Terry, George, R, dan Rue, Leslie W. 2003. Dasar-Dasar Manejemen. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.