Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Kepemimpinan

Dosen Pengampu:
Dr. Reny Suryanti,SH.M.Sc.

Oleh:
Kelompok 6
Defina Dwi Putri NIM. P01770223058
Diva Nur Fadilla NIM. P01770223060
Dwina Nabila Maharani NIM. P01770223061
Intan Ramanita Utami NIM. P01770223069
Laila Rahmawati NIM. P01770223073
Rizky Dea Wahyuni NIM. P01770223086
Zahra Khairani NIM. P01770223097

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. Reny
Suryanti,SH.M.Sc. sebagai dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bengkulu, 17 Maret 2024

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………… I
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 1
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Kosep Dasar Pengambilan Keputusan Dalam Kepemimpinan…………. 2
2.2 Pengertian Dan Hakikat Pengambilan Keputusan……………...……..... 3
2.3 Jenis Dan Tipe Pengambilan Keputusan…………………….………….. 5
2.4 Pengambilan Keputusan Kuantitatif Dan Kualitatif……………………. 6
2.5 Pengambilan Keputusan Melalui Penetapan Sasaran…………………... 6
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 6
3.2 Saran……………………………………………………………………. 6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengambilan keputusan adalah proses penting yang dilakukan oleh setiap
individu dan organisasi dalam kehidupan sehari-hari. Keputusan yang diambil dapat
berdampak signifikan pada hasil dan masa depan individu atau organisasi. Oleh
karena itu, penting untuk memahami bagaimana proses pengambilan keputusan
berlangsung dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Dalam konteks
individu, pengambilan keputusan seringkali terkait dengan kehidupan pribadi dan
profesional seseorang. Keputusan sekecil apa pun, seperti apa yang akan dimakan
untuk makan siang, sampai keputusan besar seperti memilih karir atau pasangan
hidup, semuanya memerlukan proses pengambilan keputusan.
Di sisi lain, dalam konteks organisasi, pengambilan keputusan adalah bagian
integral dari manajemen. Keputusan manajerial dapat berkisar dari isu operasional
sehari-hari hingga strategi jangka panjang. Proses pengambilan keputusan dalam
organisasi melibatkan evaluasi berbagai alternatif dan memilih yang terbaik
berdasarkan tujuan dan sasaran organisasi. pengambilan keputusan menyoroti
pentingnya proses pengambilan keputusan dalam konteks yang lebih luas. Ini
termasuk pemahaman tentang bagaimana keputusan dibuat, faktor apa yang
memengaruhinya, dan konsekuensi dari keputusan tersebut. Dalam konteks
organisasi, pengambilan keputusan memainkan peran kunci dalam mencapai tujuan
strategis dan memastikan keberlanjutan.
Namun, pengambilan keputusan tidak selalu mudah. Seringkali, individu dan
organisasi dihadapkan pada situasi yang kompleks dan tidak pasti, di mana informasi
mungkin tidak lengkap dan masa depan sulit diprediksi. Oleh karena itu, penting
untuk memahami dan mengerti mengenai pengambilan keputusan sehingga dapat

1
meningkatkan kualitas keputusan mereka dan mencapai kinerja yang lebih baik
secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan penting yang terkait dengan
Pembahasan. Rumusan masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan kosep dasar pengambilan keputusan dalam
kepemimpinan?
b. Apa pengertian dan hakikat pengambilan keputusan?
c. Sebutkan jenis dan tipe pengambilan keputusan?
d. Bagaimana pengambilan keputusan kuantitatif dan kualitatif?
e. Bagaimana pengambilan keputusan melalui penetapan sasaran?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi jawaban
dari rumusan masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kosep dasar pengambilan keputusan dalam kepemimpinan
b. Untuk mengetahui pengertian dan hakikat pengambilan keputusan
c. Untuk mengetahui jenis dan tipe pengambilan keputusan
d. Untuk memahami pengambilan keputusan kuantitatif dan kualitatif
e. Untuk memahami pengambilan keputusan melalui penetapan sasaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kosep Dasar Pengambilan Keputusan Dalam Kepemimpinan


Konsep dasar pengambilan keputusan dalam kepemimpinan pengambilan
keputusan dalam kepemimpinan beragam tergantung pada gaya kepemimpinan,
situasi, nilai-nilai, dan preferensi pemimpin.Seorang pemimpin yang efektif
adalah mereka yang mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan dan pengambilan
keputusan mereka sesuai dengan kebutuhan dan situasi tim mereka. Dasar
pengambilan keputusan menurut G.R. Terry adalah sebagai berikut:
1. Intuisi.
Suatu proses bawah sadar / tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat
pengalaman terseleksi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas
intuisi atau perasaan memiliki sifat subyektif, sehingga mudah terkena
pengaruh.
2. Pengalaman.
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat
bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya,
baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan, karena pengalaman
seseorang yang menduga- duga masalahnya walaupun hanya dengan
melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menyelesaikannya.
3. Fakta.
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga
orang dapat menerima keputusan- keputusan yang dapat dengan rela dan
lapang dada.

3
4. Wewenang.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan
oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang lain yang lebih tinggi
kedudukannya kepada yang lebih rendah kedudukannya.
5. Rasional.
Pengambilan keputusan berdasarkan rasional, keputusan yang
dihasilkan bersifat obyektif, lebih transparan,konsisten, untuk
memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga
dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan : kejelasan masalah,
orientasi tujuan, pengetahuan alternative, preferensi yang jelas, hasil
maksimal.

Pengambilan keputusan memerlukan keberanian, karena setiap keputusan


pasti memiliki resiko, Fungsi pengambilan keputusan sebagai strategi
kepemimpinan sangat penting perannya. Keberanian pengambilan keputusan bagi
organisasi berarti pemimpinnya mengetahui cara mencapai tujuan organisasi yang
akan memberikan manfaat pada semua anggota organisasi. Seorang pemimpin
harus mampu mengkomunikasikan keputusan yang telah ditetapkan pada anggota
organisasi untuk dilaksanakan. Kekuasaan yang lebih besar yang dimiliki oleh
pemimpin dalam pengambilan keputusan perlu dilaksanakan dengan demokratis
antara lain dengan : melibatkan semua pihak, membentuk tim – tim khusus yang
diberi wewenang mengambil keputusan relevan dan menjalin kerjasama dengan
lembaga – lembaga lain.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya
dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat dan mengambil
tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin.
Pengambilan Keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkankarakter bagi
seorang pemimpin. Oleh karena itu baik tidaknya keputusan yang diambil bukan
4
hanya dari konsekuensi yang diambilnya melainkan melalui berbagai
pertimbangan dalam prosesnya.

2.2 Pengertian Dan Hakekat Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah proses membuat pilihan dari sejumlah
alternatif untuk mencapai hasil yang diinginkan. Definisi ini memiliki tiga kunci
elemen. Pertama, pengambilan keputusan melibatkan membuat pilihan dari
sejumlah pilihan. Kedua, pengambilan keputusan adalah proses yang melibatkan
lebih dari sekedar pilihan akhir dari antara alternatif. Ketiga, "hasil yang
diinginkan" yang disebutkan dalam definisi melibatkan tujuan atau target yang
dihasilkan dari aktivitas mental bahwa pembuat keputusan terlibat dalam
mencapai keputusan akhir.
Pengambilan keputusan merupakan proses pembuatan pilihan dari
sejumlah alternative. Menurut G.R.Terry , pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternative perilaku tertentu atau dari dua atau lebih alternative yang
ada. Sedangkan menurut Prof.Dr.Sondang. P. Siagian, pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat alternative yang
dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan
yang paling cepat. Keputusan lahir dari suatu proses, dimana didalam nya terjadi
diskusi yang intensif, saling tukar pikiran dan brainstorming yang mendalam
dengan analisis yang tajam. Oleh sebab itu pengambilan keputusan sangat penting
dalam pengelolaan dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin.
Adapun hasil dari pengambilan keputusan adalah aturan aturan yang akan
dijadikan pegangan untuk mengarahkan tingkah laku selanjutnya. Fokus
pengambilan keputusan adalah pada kemampuan untuk menganalisis situasi
dengan memperoleh informasi seakurat mungkin sehingga permasalahan dapat
dituntaskan. Proses pengambilan keputusan harus melalui tahapan – tahapan
tertentu dengan tertib. Seperti yang dikemukankan oleh Charles Hoffer, yaitu:

5
Distinguished the phases initition and legitimation (artinya bahwa untuk
mengenali tahapan- tahapan dalam membuat suatu keputusan yaitu tahan
Permulaan ( initition ) dan tahap pengesahan (legitimation). Setelah mengetahui
tahap – tahap pengambilan keputusan, kemudian untuk mendapatkan keputusan
pasti melalui beberapa proses, Menurut Herbert A.Simon mengemukakan tiga
proses dalam pengambilan keputusan yaitu:
1. Inteligence Activity, yaitu proses pemilihan situasi dan kondisi dengan
wawasan yang inteligen;
2. Design Activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan
pemahaman dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta
tindakan lebih lanjut, ada perencanaan pola kegiatan;
3. Choise Activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak
alternative atau kemungkinan pemecahan, dan diambil keputusan.

Pengambilan keputusan ini memiliki hakikat tindakan dalam


mengeluarkan keputusan yang bersifat taktis maupun operasional seperti memuat
program yang ingin dicapai, strategi pelaksanaannya dan strategi pemecahan
masalah, melalui suatu keputusan yang didasarkan pada hasil pemilihan beberapa
alternatif masalah yang telah ditetapkan untuk pencapaian tujuan. Pengambilan
keputusan dilihat dari aspek fungsi, tujuan dan dasar-dasar pengambilan
keputusan dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, fungsi pengambilan
keputusan yaitu: (1) awal dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah,
baik secara individual maupun kelompok; (2) bersifat futuristik. yaitu berkenaan
dengan masa yang akan dating, di mana pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Kedua, tujuan pengambilan keputusan yaitu tujuan bersifat tunggal, yaitu hanya
menyangkut satu masalah; tujuan bersifat ganda, keputusan yang diambil guna
memecahkan dua atau lebih masalah. Ketiga, dasar dasar pengambilan keputusan
meliputi Instuisi, pengalaman, fakta, wewenang, rasional.

6
2.3 Jenis Dan Tipe Pengambilan Keputusan
Strategi Menurut Usman ada tiga jenis pengambilan keputusan yaitu
keputusan stategis, keputusan taktis, dan keputusan operasional (Usman, 2014).
1. Keputusan Strategis
Keputusan strategis ialah keputusan jangka panjang. Jangka panjang
di lingkungan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota adalah lima
tahun. Namun, pengertian jangka panjang di lingkungan dunia pendidikan
adalah empat tahun sampai dengan sepuluh tahun. Jangka menengah satu
tahun lebih sampai lebih empat tahun dan jangka pendek satu tahun.
2. Keputusan Taktis
Pengambilan keputusan taktis (tactical decision making) adalah
pengambilan keputusan dengan memilih dari beberapa alternative dalam
waktu yang sangat singkat. Keputusan taktis seringkali berupa tindakan
berskala kecil yang bermanfaat untuk tujuan jangka panjang. Misalnya,
menerima pesanan khusus dengan harga yang lebih endah dari harga normal
untuk memanfaatkan kapasitas yang masih mengganggur. Tujuan
keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis (strategis decision
making) adalah untuk memilih strategi alternative sehingga keunggulan
kompetitif jangka Panjang dapat tercapai.
3. Keputusan Operasional
Keputusan operasional adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat
manajemen yang paling bawah, misalnya operator mesin di lantai produksi.
Keputusan ini biasanya diputuskan saat itu juga. Contoh: customer service
ang harus melayani setiap keluhan pelanggan dan memberikan solusi saat
itu juga. Jenis-jenis pengambilan keputusan dilihat dari personal yang
melakukannya dapat dibagi kepada dua, yaitu: keputusan individual dan
keputusan kelompok (Sabri, 2013).

7
Tipe pengambilan keputusan dari Herbert A. Simon mengklasifikasikan
keputusan menjadi dua jenis yaitu:
1. Keputusan Terprogram
Keputusan terpogram yaitu keputusan yang bersifat terstruktur atau
berulang, atau keduanya. Keputusan dapat deprogram atau direncanakan
jika keputusan tersebut mempunyai karakteristik yang berulang dan rumit
sert a telah dikembangkan prosedur tertentu untuk menanganinya. Secara
tradisional, keputusan yang diprogramkan telah ditangani dengan norma,
prosedur kerja yang baku, dan struktur organisasi yang dikembangkan
prosedur yang spesifik untuk menanganinya. Keputusan terprogram dapat
diselesaikan dengan beberapa langkah, antara lain:
a. Norma
b. Prosedur kerja
c. Struktur organisasi (Middle or Lower Mangement )
2. Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terpogram yaitu keputusan yang tidak terstruktur
atau tidak berulang, atau keduanya. Suatu keputusan tidak diprogramkan
manakala keputusan tersebut bersifat baru dan tidak rutin terjadi. Pimpinan
atau manajer yang berwenang mengambil keputusan yang tidak
diprogramkan perlu membuat keputusan yang terbaik dalam segala situasi
dan kondisi dengan menggunakan model keputusan yang ada. Keputusan
tidak terprogram diselesaikan dengan langkah-langkah, antara lain :
a. Proses Pemecahan
b. Masalah Umum
3. Keputusan Terstruktur
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang telah
diketahui sebelumnya. Proses pengambilan keputusan seperti ini biasanya
didasarkan atas teknik-teknik tertentu dan sudah dibuat standarnya.

8
Kategori keputusan ini juga dapat dikatakan suatu proses jawaban secara
otomatis pada kebijakan yang sudah ditentukan sebelumnya. Secara alamiah
hampir semua masalah rutin dan berulang memiliki parameter-parameter
persoalan yang telah diketahui dan terdefinisi dengan baik, sehingga
jawaban atau proses pengambilan keputusan pun bersifat rutin dan
terjadwal. Keputusan Terstruktur mengacu pada permasalahan rutin dan
berulang untuk solusi standar yang ada. Keputusan terstruktur (structured
decision) bersifat berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan baik hingga
dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah dalam
suatu organisasi. Sebagai contoh, keputusan untuk memberikan kredit ke
para pelanggan lama, hanya membutuhkan pengetahuan tentang batas kredit
pelanggan dan saldo saat ini, keputusan pembelian bahan baku untuk
persediaan, pemberian cuti, pemutusan sambungan telepon.Keputusan yang
terstruktur sering kali dapat diotomatisasikan.
4. Keputusan Tak Terstruktur
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan berbagai persoalan
baru. Keputusan tidak terstruktur biasanya juga berkaitan dengan persoalan
yang cukup pelik, karena banyak parameter yang tidak diketahui atau belum
diketahui. Oleh karena itu, untuk mengambil keputusan ini biasanya intuisi
serta pengalaman seorang pelaku organisasi akan sangat membantu.
Keputusan Tak terstruktur, adalah “fuzzy”, permasalahan kompleks dimana
tak ada solusi yang mengikutinya. Masalah yang tak terstruktur adalah tak
adanya 3 fase proses yang terstruktur. Keputusan tidak terstruktur
(unstructured decision) bukan merupakan keputusan yang berulang dan
rutin. Contohnya adalah memilih sampul depan sebuah majalah,
mengontrak manajemen tingkat senior, dan memilih proyek penelitian awal
yang akan dilakukan. Tidak ada kerangka atau model yang dapat
memecahkan masalah sejenis ini. Bahkan, dibutuhkan banyak sekali

9
pertimbangan dan intuisi. Walaupun demikian, keputusan tidak terstruktur
dapat didukung oleh bantuan dari keputusan yang diambil berdasar hasil
komputer, yang berfungsi untuk memfasilitasi pengumpulan informasi dari
berbagai sumber. Contohnya adalah keputusan untuk pengembangan
teknologi baru, pengembangan jenis usaha baru, keputusan untuk
bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
5. Keputusan Semi terstruktur
Terdapat beberapa keputusan terstruktur, tetapi tak semua dari fase-
fase yang ada. Keputusan semi terstruktur (semistructured decision)
ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil
keputusan, dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta
pertimbangan subjektif sebagai pelengkap analisis data yang formal.
Menetapkan anggaran pemasaran untuk suatu produk baru adalah contoh
dari keputusan semi terstruktur. Walaupun keputusan seperti ini biasanya
tidak dapat secara penuh diotomatisasikan, namun sering didukung oleh
bantuan dari keputusan yang diambil berdasar hasil dari komputer
(computer-based decision). Contoh keputusan jenis ini adalah investasi
keuangan, pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi, pemberian dana
rehabilitasi sekolah, dan pengendalian persediaan.

2.4 Pengambilan Keputusan Kuantitatif Dan Kualitatif


Menurut Quade model Pengambilan Keputusan terdapat dua tipe yaitu ;
1. Pengambilan Keputusan Kualitatif
Secara Garis Besar Pendekatan kualitatif mengandalkan penilaian
subyektif terhadap suatu masalah, secara Sederhana pengertian Kualitatif itu
berfocus pada kualitas. Kualitatif adalah sebuah nilai yang dikandung oleh
sesuatu sebuah benda, dimana penilaian yang dilakukan akan didasarkan
pada mutu dan kualitas yang terkandung di dalamnya. Menurut Sugiyono,

10
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat post positivisme. Metode ini digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) di mana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-
anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan arti dari pada generalisasi.
Model kualitatif berdasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya
agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya
digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi
tersebut dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses
atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model. Gullet dan Hicks
memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yang
kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah yang seperti itu (yang
hasilnya kurang diketahui dengan pasti). Pendekatan kualitatif
mengandalkan penilaian subyektif terhadap suatu masalah.
2. Pengambilan Keputusan Kuantitatif
Secara Garis Besar pendekatan kuantitatif mendasarkan keputusan
pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model matematika yang
dibuat, Secara Sederhana Kuantitatif befocus pada jumlah. Kuantitatif
adalah sebuah penilaian yang dilakukan berdasarkan jumlah sesuatu, yang
mana dalam hal ini kualitas bukanlah sebagai faktor utama yang menjadi
dasar penilaian. Menurut Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme. Metode
ini digunakan dalam meneliti terhadap sampel dan populasi penelitian,
teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan dengan acak atau random
sampling. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara
memanfaatkan instrumen penelitian yang dipakai. Analisis data yang

11
digunakan bersifat kuantitatif atau bisa diukur dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang ditetapkan sebelumnya.
Model Kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah
serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian
hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis
lainnya, atau merupakan intruksi bagi computer yang berupa program-
program untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan
secara lengkap melalui asumsi-asumsi dan kesimpulan berupa konsekuensi
logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau instuis
mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat
model untuk pemecahannya. Dalam perusahaan yang besar, ada
kecenderungan semakin banyak perusahaan yang menggunakan metode
kuantitatif dalam pengambilan keputusan. Metode tersebut sering disebut
juga operations research. Pendekatan kuantitatif mendasarkan keputusan
pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model matematika yang
dibuat.
3. Komponen Perbedaan Antara Kualitatif Dengan Kuantitatif Dijabarkan Ke
Table Berikut

NO KOMPONEN KUALITATIF KUANTITATIF


1. Kejelasan Subjek sampel, sumber data Tujuan, pendekatan, subjek,
Unsur tidak mantap dan rinci, sumber data sudah mantap,
masih flexsibel, timbul dan dan rinci sejak awal.
berkembangnya sambil jalan.
2. Langkah Baru diketahui dengan Segala sesuatu di
Penelitian mantap dan jelas setelah rencanakan. sampai matang
penelitian selesai ketika persiapan disusun

3. Sampel dan Tidak dapat menggunakan Dapat menggunakan sampel


12
Populasi pendekatan populasi dan dan hasil penelitiannya
sampel. Dengan kata lain diberlakukan untuk populasi
dalam penelitian kualitatif .
tidak dikenal istilah populasi
dan sampel, istilah yang
digunakan adalah setting
Hasil penelitia hanya berlaku
bagi setting
yang bersangkutan.
4. Hipotensi Tidak mengemukakan a. Mengajukan hipotesis
hipotesis sebelumnya, tetapi yang akan diuji dalam
dapat lahir selama penelitian penelitian
berlangsung. Hasil b. Hipotesis menentukan
penelitian terbuka. hasil yang diramalikan
5. Desain Desain penelitiannya adalah Dalam desain jelas langkah-
flexible dengan langkah dan langkah penelitian dan hasil
hasil yang tidak dapat yang diharapkan.
dipastikan sebelumnya.
6. Pengumpulan Kegiatan pengumpulan data Kegiatan pengumpulan data
Data harus selalu dilakukan oleh memungkinkan
peneliti sendiri, untuk diwakilkan
7. Analisis Data Dilakukan bersamaan Dilakukan sesudah semua
dengan pengumpulan data. data terkumpul
8. Pemberi Disebut Informan Disebut Responden
Informasi
9. Data Berupa narasi dan angka Berupa data kuantitatif atau
dalam bentuk angka
10 Instrumen Instrument penelitian adalah Berupa kuisioner yang tidak

13
Penelitian peneliti sendiri, sehingga boleh diinterpretasikan oleh
peneliti harus pengedar kuisioner dan tidak
konseptual dan teoritikal. juga boleh
ditambah atau dikurangi

2.5 Pengambilan Keputusan Melalui Penetapan Sasaran


Pengambilan keputusan melalui penetapan sasaran adalah pendekatan
yang melibatkan penentuan tujuan atau target yang ingin dicapai sebelum
mengambil keputusan. Dalam konteks ini, proses pengambilan keputusan
didasarkan pada upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Berikut adalah
langkah-langkah umum dalam pengambilan keputusan melalui penetapan sasaran:
1. Identifikasi Sasaran: Langkah pertama adalah mengidentifikasi sasaran atau
tujuan yang ingin dicapai. Sasaran haruslah spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan memiliki batas waktu yang jelas.
2. Pengumpulan Informasi: Setelah sasaran ditetapkan, langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan informasi yang relevan terkait dengan keputusan yang
akan diambil. Informasi ini dapat berupa data, fakta, analisis pasar, riset pasar,
atau masukan dari tim atau ahli terkait.
3. Analisis dan Evaluasi: Setelah mengumpulkan informasi, langkah berikutnya
adalah menganalisis dan mengevaluasi opsi atau alternatif yang ada. Evaluasi
dilakukan berdasarkan sejauh mana setiap alternatif dapat membantu
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4. Pemilihan Alternatif: Setelah melakukan analisis dan evaluasi, pemimpin atau
pengambil keputusan memilih alternatif yang dianggap paling sesuai untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Keputusan ini didasarkan pada
pertimbangan faktor-faktor seperti risiko, keuntungan, biaya, dan dampak
yang mungkin terjadi.

14
5. Implementasi dan Monitoring: Setelah keputusan diambil, langkah
selanjutnya adalah mengimplementasikan keputusan tersebut dan memantau
kemajuannya terhadap pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Monitoring
dilakukan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil berjalan sesuai
rencana dan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Melalui
pendekatan ini, pengambil keputusan dapat memfokuskan upaya mereka pada
mencapai sasaran yang telah ditetapkan, sehingga keputusan yang diambil
lebih terarah dan terkait dengan tujuan yang ingin dicapai.

konsep pengambilan keputusan melalui penetapan sasaran, yang


merupakan pendekatan untuk membuat keputusan dengan menetapkan tujuan
yang jelas dan spesifik. Dalam konteks ini, penetapan sasaran membantu dalam
mengarahkan perhatian dan upaya pada hal-hal yang penting untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Proses ini melibatkan identifikasi tujuan, penilaian
alternatif, pemilihan tindakan, dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan tersebut.
Dengan memanfaatkan penetapan sasaran, individu atau organisasi dapat lebih
terfokus dan efektif dalam mencapai hasil yang diinginkan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan adalah proses penting yang dilakukan oleh setiap
individu dan organisasi dalam kehidupan sehari-hari. Keputusan yang diambil dapat
berdampak signifikan pada hasil dan masa depan individu atau organisasi. Oleh
karena itu, penting untuk memahami bagaimana proses pengambilan keputusan
berlangsung dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Adapun hasil dari
pengambilan keputusan adalah aturan aturan yang akan dijadikan pegangan untuk
mengarahkan tingkah laku selanjutnya. Fokus pengambilan keputusan adalah pada
kemampuan untuk menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat
mungkin sehingga permasalahan dapat dituntaskan. Pemimpin yang baik harus
mampu mengambil keputusan dengan bijaksana, berdasarkan informasi yang akurat
dan dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan.

3.2 Saran
Adapun saran dalam makalah ini yaitu :
3.2.1 Bagi Dosen Pengampu
a. Diharapkan untuk bunda berkenan untuk memberikan kritik beserta saran
yang bersifat membangun sehingga dapat menyempurnakan makalah ini
3.2.2 Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan dengan adanya makalah ini semoga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami tentang pengambilan keputusan.
b. Dengan adanya tugas kelompok makalah diharapkan dapat
meningkatkan soft skill kami terutama mampu berkerja sama dalam tim.

16
DAFTAR PUSTAKA

Suparno. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan. Jurnal FISIP UNTAG


Semarang. Vol 6,No 9

WilliamG.Scott(1962)https://repository.radenintan.ac.id/1690/5/,Diakses pada 17 Maret 2024

Simarmata, Ika Putri Nenny. 2021. Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan.Yayasan


Kita Menulis.

Afriyanoor. 2019. Pengambilan Keputusan Kualitatif dan kuantitaif.


https://www.scribd.com/document/436436446/Makalah-Pengambilan-Keputusan-Kualitatif-
Kuantitatif. Diakses pada 18 Maret 2024

Rifa, Ahmad. 2014. Proses Pengambilan Keputusan. Universitas Negeri Padang. Diakses
pada 17 Maret 2024 melalui https://osf.io/9853s/download

Nurkusuma. 2017. Pengambilan Keputusan. Universitas Medan Area. Diakses pada 17 Maret
2024 melalui https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/1824/5/128600032_File5.pdf

Widya CP. 2020.Jenis-jenis keputusan. https://www.researchgate.net/profile/Heny-Pratiwi-


2/publication/341767458_Jenis-jenis_Keputusan/links/5ed2cebe299bf1c67d2ca747/Jenis-
jenis-Keputusan.pdf. Diakses pada 17 Maret 2024

Ika PS. 2019.Pengertian, Jenis, Prinsip-prinsip dalam Pengambilan Keputusan,Universitas


Negeri Padang. https://osf.io/q7a8v/download/?format=pdf. Diakses pada 17 Maret 2024

Muhammad Ali. 2011. Modul Kuliah Manajemen Industri. Universitas Negeri Yogyakarta.
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132256208/pendidikan/Materi+1+Manajemen+dan+Organi
sasi.pdf. Diakses pada 17 Maret 2024

17

Anda mungkin juga menyukai