PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen, dengan judul makalah:
“Pengambilan Keputusan”.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andrew Satria Lubis,
SE., M.Si. selaku dosen mata kuliah Manajemen yang telah memberikan tugas makalah ini
kepada kami.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan segala bentuk saran serta masukan ataupun kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat
seputar topik yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan.................................................................................3
2.2 Basis atau Dasar Pengambilan Keputusan.......................................................................4
2.3 Tipe-Tipe atau Macam-Macam Keputusan......................................................................6
2.4 Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan.............................................................................8
2.5 Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan...........................................9
2.6 Langkah dan Proses dalam Pengambilan Keputusan.....................................................12
2.7 Teknik Pengambilan Keputusan.....................................................................................15
2.8 Tingkat-Tingkat Keputusan............................................................................................18
2.9 Perubahan Dalam Keputusan.........................................................................................19
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap organisasi atau perusahaan tidak akan terlepas dari manajemen. Dalam
organisasi, manajemen berperan sebagai alat yang menggerakkan suatu organisasi atau
perusahaan untuk mendapatkan suatu tujuan yang ingin dicapai. Namun, sering kali masalah
timbul saat pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan. Jika ditinjau, masalah-masalah ini
bukan hanya disebabkan dari pihak internal, masalah bisa juga ditimbulkan dari pihak
eksternal. Tentu saja baik masalah internal maupun eksternal ini harus diselesaikan dengan
baik. Keberhasilan dalam menyelesaikan masalah-masalah ini dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan karier manajemen dalam hal pelaksanaan untuk mencapai tujuan perusahaan
tersebut.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tak ada satupun fungsi manajemen yang dapat
terlaksana tanpa adanya proses pengambilan keputusan oleh pengambil keputusan. Walau
pengambilan keputusan merupakan tugas utama seorang manajer, pengambilan keputusan
juga dapat dipikirkan dalam berkelompok dengan cara berdiskusi, sehingga tercipta
komunikasi yang baik dan transparan dalam tiap pengambilan keputusan. Dengan cara inilah
keputusan yang diambil diharapkan sudah tepat serta berkualitas sebagai langkah selanjutnya
yang akan dijalani.
Berdasarkan latar belakang mengenai pengambilan keputusan di atas maka dapat dirumuskan
beberapa masalah berikut ini:
1
1. Apa definisi dari pengambilan keputusan?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan?
3. Bagaimana tahapan dan proses dalam pengambilan keputusan?
4. Bagaimana teknik dalam pengambilan keputusan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk lebih memahami tentang pengambilan keputusan ini, maka perlu diuraikan yang
menjadi dasar atau pengertian pengambilan keputusan tersebut. Secara umum pengambilan
keputusan dapat diartikan menjadi pemilihan diantara berbagai alternatif pilihan yang ada,
dengan berdasar dan tepat sasaran yang sesuai dengan harapan si pembuat keputusan.
Pengertian tersebut mencakup :
3
3. Sondang P. Siagian menyatakan “Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
sistematis terhadap hakikat suatu permasalahan dengan pengumpulan fakta-fakta dan
data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan
yang menurut perhitungan merupakan suatu tindakan yang paling tepat.”
Pengertian ini mengandung makna bahwa suatu permasalahan dilakukan penelusuran
terlebih dahulu sehinga diketahui dengan jelas pokok-pokok permasalahan atau bukan
suatu permasalahan yang perlu dilakukan putusan atau pilihan.
1. Intuisi
Pengambilam keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan berdasarkan
perasaan yang sifatnya subjektif. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini biasanya
mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya
dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja. Pengambilan keputusan
berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya:
Kelebihan:
a. Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif singkat.
b. Untuk masalah yang masalahnya terbatas,pengambilan keputusan akan memberikan
keputusan pada umumnya.
c. Kemampuan pengambilan keputusan dari pengambilan keputusan akan berperan
dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahan:
a. Keputusan yang dihasilkan relativ kurang baik
b. Sulit mencari alat pembandingannya sehingga sulit untuk mengukur kebenarannya
4
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan sering kali diabaikan
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman adalah memberi manfaat bagi pengetahuan
praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang maka dapat memperkirakan
keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya dan baik buruknya keputusan yang
akan dihasilkan. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman ini mengandung beberapa
kelebihan dan kelemahan, diantaranya:
Kelebihan:
a. Pengalaman manajer dapat dimanfaatkan dengan menggunakan pengetahuan-
pengetahuan praktisnya.
b. Keterampilan terbaik dan latar belakang manajer dapat digunakan.
c. Keputusan dapat ditetapkan dengan cepat serta dengan biaya kecil.
Kelemahan:
a. Keputusan yang ditetapkan mungkin lebih ketinggalan zaman serta tidak sesuai
dengan kondisi dan situasi sekarang.
b. Jika pengalaman manajer sangat terbatas maka keputusannya sangat sempit.
c. Keputusan yang ditetapkan kadang-kadang kurang relevan dengan masalah yang
dihadapi, sebab tidak ada masalah yang persis sama.
3. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap
bawahannya, atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini mengandung beberapa
kelebihan dan kelemahan, diantaranya:
Kelebihan:
a. Kebanyakan penerimanya adalah bawahan,terlepas apakah penerima tersebut secara
sukarela atau terpaksa.
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
c. Memiliki otentisitas (otentik)
Kelemahan:
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktek dictatorial
c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kekaburan.
4. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan
yang sehat, solid dan baik. Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data,
5
informasi, fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif
yang tepat dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan.
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta ini mengandung beberapa kelebihan dan
kelemahan, diantaranya:
Kelebihan:
a. Keputusan ditetapkan dengan menggunakan dan memanfaatkan sarana dan
prasarana, analisis data, informasi dan fakta, misalnya komputer dan lain
sebagainya.
b. Resiko keputusan relatif kecil
c. Keputusan secara relatif akan lebih mudah direalisasikan
d. Keputusan akan relevan dengan masalah yang dihadapi
e. Keputusan akan rasional, logis dan ideal dan dapat dipertanggung jawabkan.
Kelemahan:
a. Keputusan sering terlambat
b. Biaya untuk pengambilan keputusan relatif besar
c. Pengumpulan data, informasi dan fakta-fakta terkadang sulit
5. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas
kendala tertentu sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara
rasional, yaitu:
a. Kejelasan masalah
b. Orientasi tujuan
c. Pengetahuan alternatif
d. Preferensi yang jelas
e. Hasil maksimal
7
d. Pembinaan bawahan kurang diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan dalam
menetapkan keputusan, akibatnya kesinambungan pimpinan organisasi kurang
terjamin.
2. Group Decision
Keputusan itu ditetapkan oleh para anggota grup, baik atas hasil mufakat dan
musyawarah, maupun atas voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota grup
ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari "keputusan, risiko, dan dampak
keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut".
Kebaikan:
a. Keputusan relatif lebih baik, logis, ideal, sebab merupakan hasil pemikiran dari
beberapa orang.
b. Kecenderungan untuk bertindak otoriter dapat dihindarkan.
c. Kerja sama relatif akan dapat ditingkatkan di antara sesama anggota grup.
d. Risiko dan dampak negatif dari keputusan semakin kecil.
e. Pembinaan para anggota grup akan lebih baik.
Keburukannya:
a. Pengambilan keputusan relatif lama, bahkan sering bertele-tele.
b. Biaya pengambilan keputusan relatif lebih banyak.
c. Penanggung jawab keputusan kurang jelas.
Group Decision hanya dapat diterapkan di organisasi komite dan dalam pimpinan
presidium saja, di mana para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya
dalam MPR, DPR, dan koperasi.
Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui unsur-unsur atau
komponen-komponen pengambilan keputusan, yaitu :
8
Setelah menetapkan tujuan, dapat dilanjutkan dengan menetapkan berbagai alternatif-
alternatif yang mendasari pencapaian tujuan tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan
tentu ada banyak alternatif yang dapat diambil namun tetap dipertimbangkan segala
dampak dari alternatif yang diambil, misalnya jika tujuan pembelian televisi tersebut
disebabkan keinginan hanya untuk menonton satu paket acara saja dan hanya pada
satu waktu saja, tentu kurang efisien jika dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan.
3. Uncontrolable Events
Alternatif yang diambil harus mampu melihat pada kondisi sekarang terhadap kondisi
yang akan datang, jangan sampai keputusan yang diambil tidak
mempertimbangkannya. Dan jika keputusan yang sudah diambil diluar dari
kemampuan kita menganalisisnya, dan tetap terjadi, maka harus diusahakan dalam
mencari solusi alternatif atas kondisi terbaru yang muncul.
4. Sarana Mengukur Hasil
Untuk sarana mengukur hasil harus ditetapkan alat atau sarana yang menjembatani
antara keputusan terhadap realisasi. Jika keputusan tersebut tidak sesuai dengan
realisasi berarti putusan tersebut salah dan sebaliknya jika keputusan sesuai dengan
realisasi yang dicapai maka dapat dikatakan keputusan tersebut berhasil. Dalam hal
ini alat atau sarana ukur yang dimaksud sebagai pembanding, misalnya pembelian
televisi didasari oleh keinginan bapak untuk memberikan alat hiburan di rumah agar
anak-anak beta di rumah, maka alat ukut pembanding yang tepat adalah sejauh mana
anak-anaknya tersebut menikmati hiburan televisi dan jarang keluar rumah.
9
1. Internal organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan,
teknologi, dan sebagainya. Biasanya faktor ini berada di dalam suatu organisasi itu
sendiri untuk terciptanya suatu keputusan dalam organisasi.
2. Eksternal organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum, dan
sebagainya. Faktor ini berasal dari luar yang terkait dalam organisasi.
3. Ketersediaan informasi yang diperlukan. Seberapa banyaknya informasi yang ada
atau seberapa lengkap dan akuratnya informasi yang didapatkan untuk menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang tepat.
4. Kepribadiaan dan kecakapan pengambil keputusan. Dalam faktor ini dibutuhkan
kebijaksanaan dan ketegasan dalam mengambil keputusan dengan tidak bersifat
merugikan.
Faktor lain yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi adalah:
1. Adanya pengaruh tekanan dari luar
Adanya pengaruh tekanan dari luar mempengaruhi pengambilan keputusan,
dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat keputusan tergantung dari
banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat keputusan ragu-ragu namun adanya
pengaruh tekanan dari luar dapat mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini
dikarenakan tidak adanya ketegasan dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian
masalah, sehingga kepribadian yang baik diperlukan untuk menangani suatu tekanan
yang datang khususnya dari luar organisasi.
2. Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi
Dalam hal ini seorang pembuat keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal
ini dapat dilihat dari sisi kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia mengambil
sebuah keputusan dalam mengahadapi masalah. Tentunya seorang pemimpin
organisasi harus bijaksana dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil
keputusan. Akan menjadi baik jika seseorang membuat keputusan dengan melihat
situasi sekitar tidak hanya berdasarkan kebijakan pribadi saja supaya dapat
menguntungkan pihak-pihak lain.
3. Pengaruh dari kelompok lain
Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau
organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh
pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain. Ini
dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok tersebut.
10
Hal ini dapat menimbulkan suatu perpecahan dalam organisasi diantara para
anggotanya. Untuk menghindarinya maka dibutuhkan solidaritas yang kuat antara
para anggota serta menanamkan prinsip-prinsip yang dimiliki organisasi dalam setiap
pengambilan keputusan.
4. Faktor pengalaman
Banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan
keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau
anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman juga dapat
dijadikan suatu pelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi.
Faktor-faktor yang juga perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan, antara lain:
1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Keputusan dapat
ditentukan dengan perasaan namun lebih baik ditambah pikiran supaya keputusan
dapat diterima dengan perasaan dan dapat dijelaskan melalui logika supaya tidak
timbul suatu ketimpangan.
2. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi. Kurang bijaksana jika keputusan dibuat
berdasarkan kepentingan pribadi karena dalam suatu organisasi terdapat banyak
kepentingan bersama. Jika hanya berorientasi pada kepentingan pribadi maka tidak
akan tercapai keputusan yang membuat tercapainya tujuan dalam organisasi.
3. Membuat altenatif-alternatif tandingan. Harus dibuatnya pilihan-pilihan lain selain
pilihan utama sebagai referensi pengambilan keputusan yang dapat mencangkup pada
kepentingan organisasi.
4. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan kebijaksanaan dan ketegasan atau
keberanian untuk mencapai tujuan setelah itu keputusan tersebut dapat dilaksanakan
dalam kehidupan organisasi.
5. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama. Tidak
jarang dalam mengambil keputusan yang paling tepat dalam organisasi membutuhkan
waktu yang lama dikarenakan banyaknya kepentingan yang ada dalam organisasi dan
keputusan tersebut harus mencangkup kepada seluruh kepentingan yang ada, supaya
tidak merugikan siapapun yang ada dalam organisasi.
11
6. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik. Keputusan sebaiknya tidak menyulitkan , keputusan yang baik seharusnya
bersifat memudahkan dan menghasilkan dampak positif bagi organisasi.
7. Keputusan sebaiknya dibuat atas persetujuan bersama dengan melakukan perundingan
dan disepakati bersama dengan berbagai perjanjian. Perjanjian ini dilakukan untuk
mengatisipasi bila mana terjadi ketidak sesuaian pada jalanya aktifitas organisasi
setelah adanya keputusan tersebut.
Dalam membuat keputusan setiap manajer tentunya ingin mencari situasi yang ideal dimana
informasi sudah lengkap dan masalahnya telah matang. Namun dalam realita sehari-hari
situasi ideal ini jarang terlihat. Colin Powel mengatakan bahwa setiap pemimpin harus selalu
mampu membuat keputusan dalam situasi yang serba terbatas. Ia bahkan memberikan
formula matematis, “apabila anda merasa sudah mendapat antara 40-70% informasi yang
diperlukan, ambillah keputusan itu, dan gunakan naluri anda.” Pemimpin yang mempunyai
kebiasaan menunda-nunda keputusan karena menunggu informasi lengkap, hanya akan
memperbesar resiko kegagalan terhadap masalah ditangan.
12
Menilai keuntungan dan kerugian, atau kekuatan dan kelemahan dari masing-masing
alternatif di dalam memecahkan masalah.
4. Memilih dan mengimplementasikan alternatif
Adapun tindakan memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang diajukan
dalam mendukung keberhasilan untuk memecahkan masalah dan menjawab peluang
yang ada dalam organisasi. Pemilihan alternatif itu sekaligus menetapkannya untuk
dilaksanakan sebagai keputusan yang diambil.
5. Mengevaluasi alternatif
Keputusan yang telah ditetapkan dan telah dilaksanakan hendaklah dievaluasi apakah
telah mencapai tujuan yang diinginkan atau belum. Jika belum, maka tindakan harus
diperbaiki dengan melihat alternatif-alternatif yang diajukan.
Robbin memberikan enam langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu menetapakan
masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, mengalokasi bobot pada kriteria,
mengembangkan alternatif, evaluasi alternatif, dan memilih alternatif terbaik.
13
Gibson, dkk (1997) menggambarkan proses pengambilan keputusan yang sebagaimana
pada skema berikut:
14
Berdasarkan beberapa teori proses pengambilan keputusan yang telah dikemukan,
Gitosudarmo dan Sudita (1997) merangkumnya dalam proses yang lebih rinci, sebagai
berikut:
1. Menentukan tujuan. Penetapan tujuan dan sasaran secara memadai akan
menentukan hasil yang akan dicapai.
2. Mengidentifikasi persoalan. Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai
setelah permasalahan telah diidentifikasi.
3. Mengembangkan berbagai alternatif solusi. Sebelum mengambil keputusan harus
dikembangkan beberapa alternatif solusi yang dapat dilaksanakan dan harus
dipertimbangkan konsekuensinya.
4. Mengevaluasi alternatif. Setelah alternatif dikembangkan, alternatif harus dievaluasi
dan dibanding.
5. Memilih alternatif. Alternatif yang baik adalah dalam hubungannya dengan sasaran
atau tujuan yang hendak dicapai.
6. Melaksanakan keputusan. Jika salah satu alternatif yang terbaik telah dipilih,
keputusan tersebut harus ditetapkan.
7. Evaluasi. Mekanisme sistem evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari
keputusan tersebut dapat terealisasi. Evaluasi didasarkan atas sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan. Penanganan yang tepat terhadap situasi pengambilan keputusan juga
akan menentukan keberhasilan pengambilan keputusan. Situasi pengambilan
keputusan muncul dalam diri seseorang ketika ia dihadapkan dengan permasalahan
dan beberapa alternatif atau pilihan sebagai jawaban dari permasalahannya.
Selanjutnya dari beberapa alternatif tersebut, ia mulai mempertimbangkan, berpikir,
menaksir, memprediksi dan menentukan pilihan. Tahap menentukan pilihan dari
alternatif yang ada merupakan tahap terpenting dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam proses penentuan pilihan bisa terasa sulit bisa juga terasa mudah. Dijelaskan oleh
Muhaimin, dkk bahwa pengambilan keputusan bergantung atas keterlibatan yang dilakukan
sebelum melakukan pilihan. Keterlibatan ini oleh Kotler dan Andreasen dibagi menjadi dua,
yaitu keterlibatan tingkat tinggi dan keterlibatan tingkat rendah.
Keterlibatan ini dapat mempengaruhi jumlah pertimbangan yang dilakukan oleh pembuat
keputusan. Keterlibatan tinggi terjadi apa bila keputusan diakukan untuk yang pertama
15
kalinya, resiko yang tinggi, tekanan dari kelompok luar yang kuat. Keterlibatan tinggi dapat
beransur-ansur melemah (rendah) jika keputusan itu sudah sering dibuat.
16
1. Gaya direktif
Pembuatan keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah terhadap ambiguitas
dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung
lebih efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah.
Pembuatan keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala
sesuatu dengan cepat.
2. Gaya Analitik
Pembuatan keputusan gaya analitik mempunyai toleransi toleransi yang tinggi untuk
ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis
situasi. Pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka
mengaevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif daripada pembuatan keputusan
direktif.
3. Gaya Konseptual
Pembuat gaya konseptual mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas, orang
yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam
memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan
masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak
mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi
dalam pengambilan keputusan.
4. Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah,
orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Gaya ini cenderung bekerja dengan
baik dengan orang lain, menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat
yakni cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat serta menyukai informasi
verbal daripada tulisan.
John Robert Beishline mengemukakan bahwa pemecahan masalah dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Manajemen konvensional (tradisional)
masalah yang dihadapi manajer diselesaikan berdasarkan tindakan-tindakan yang
diambilnya pada masa lalu.Dalam hal ini pengalaman manajer memegang peranan
penting.
2. Manajemen Sistematis
17
manajer memecahkan masalah yang dihadapi berdasarkan pengalamannya sendiri dan
pengalaman orang lain yang menghadapi masalah yang kira-kira sama.
3. Manajemen ilmiah (scientific management)
Manajer mempelajari terlebih dahulu masalah yang dihadapinya dengan
saksama,membuat suatu patokan untuk bekerja,mengumpulkan data,informasi dan
fakta,menetapkan pemecahan sementara dan memeriksa kembali pemecahan tersebut.
Scientific management adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang
logis, yang mengarah kepada keputusan yang efektif.
Pengambilan keputusan dapat terjadi mulai dari jenis keputusan sepintas, kemudian menjadi
keputusan yang sangat rutin (keputusan terprogram) sampai keputusan kompleks yang mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem (keputusan tidak terprogram). Untuk menggolongkannya,
pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu:
18
Pengambilan keputusan tingkat taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan
penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan keputusan ini
berhubungan dengan bidang-bidang seperti perumusan anggaran, analisis aliran dana,
penentuan tata ruang, masalah kepegawaian, perbaikan produk, serta penelitian dan
pengembangan.
3. Pengambilan keputusan tingkat teknis
Pada tingkat pengambilan keputusan ini standar-standar ditentukan dan hasil keputusan
sifatnya menentukan. Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses untuk menjamin agar
tugas-tugas khusus dapat dilaksanakan dengan cara efektif dan efisien. Pengambilan
keputusan ini memerlukan diberikannya perintah-perintah khusus yang mengawasi operasi-
operasinya.
Menurut Hendra Poerwanto G dalam pengambilan keputusan dikenal ada tiga tingkatan, diantaranya:
Secara umum dampak perubahan keputusan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok perubahan,
yaitu:
1. Incremental Changes
19
Incremental change merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat diperkirakan atau
ditaksir beberapa persentase perubahan yang akan terjadi ke depannya tentu berdasarkan data-
data yang terjadi di masa lalu (historis). Contohnya: Saat BBM naik maka bahan baku industri
naik pula, maka diperlukan keputusan bagaimana menekan biaya produksi agar perusahaan
tidak mengalami kerugian.
2. Turbulence Change
Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan yang sulit
untuk diperkirakan. Contohnya: Saat kita hendak menuju sekolah ternyata jembatan yang
akan kita lewari runtuh maka kita harus mengambil keputusan mencari alternatif lain agar
dapat sampai sekolah dengan cepat.
20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
H. Malayu. (2011). Manajemen: Dasar, Pengertian, Masalah. Jakarta: Bumi Aksara
Alwizra, Fadlan, A. H., & Kurniawan, M. E. (2020). Manajemen Pengambilan Keputusan.
Jurnal Menata, 3(2), 96–111.
Muhyadi, M. (2015). Teknik Pengambilan Keputusan. Efisiensi - Kajian Ilmu Administrasi,
3(2). https://doi.org/10.21831/efisiensi.v3i2.3796
Fahmi, Irham (2011). Manajemen Pengambilan Keputusan: Teori dan Aplikasi.
Anzizhan, Syafruddin. (2004) Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan.
Nindi, Sabrina. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan. Diakses
dari https://nindisabrina.wordpress.com/2015/04/30/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pengambilan-keputusan/
Sudrajat, Akhmad (2010). Diakses dari
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/05/16/pengambilan-keputusan/
Sylvi, Masayu (2016). Diakses dari http://masayusylvi.blogspot.com/2016/04/normal-0-false-
false-false-in-x-none-x.html?m=1
22