Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

Yosua Telaumbanua (210502033)


Dita Lisri Hasanah Gulo (210502038)
Evelyn Tannisha (210502072)
Olvi Mindari (210502077)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen, dengan judul makalah:
“Pengambilan Keputusan”.

Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andrew Satria Lubis,
SE., M.Si. selaku dosen mata kuliah Manajemen yang telah memberikan tugas makalah ini
kepada kami.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan segala bentuk saran serta masukan ataupun kritik
yang membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata, kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat
seputar topik yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.

Medan, 21 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan.................................................................................3
2.2 Basis atau Dasar Pengambilan Keputusan.......................................................................4
2.3 Tipe-Tipe atau Macam-Macam Keputusan......................................................................6
2.4 Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan.............................................................................8
2.5 Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan...........................................9
2.6 Langkah dan Proses dalam Pengambilan Keputusan.....................................................12
2.7 Teknik Pengambilan Keputusan.....................................................................................15
2.8 Tingkat-Tingkat Keputusan............................................................................................18
2.9 Perubahan Dalam Keputusan.........................................................................................19
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi atau perusahaan tidak akan terlepas dari manajemen. Dalam
organisasi, manajemen berperan sebagai alat yang menggerakkan suatu organisasi atau
perusahaan untuk mendapatkan suatu tujuan yang ingin dicapai. Namun, sering kali masalah
timbul saat pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan. Jika ditinjau, masalah-masalah ini
bukan hanya disebabkan dari pihak internal, masalah bisa juga ditimbulkan dari pihak
eksternal. Tentu saja baik masalah internal maupun eksternal ini harus diselesaikan dengan
baik. Keberhasilan dalam menyelesaikan masalah-masalah ini dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan karier manajemen dalam hal pelaksanaan untuk mencapai tujuan perusahaan
tersebut.

Ketika menyelesaikan masalah yang timbul, diperlukan peran seorang manajer.


Dalam proses pengambilan keputusan tidak akan terlepas dari peran seorang manajer, karena
seorang manajer akan sering diminta bertindak terhadap hal-hal yang bersifat memutuskan.
Keputusan-keputusan ini yang akhirnya akan diambil dan dijadikan langkah selanjutnya
sehingga manajemen dapat terlaksana. Dalam pengambilan keputusan pun, seorang manajer
dituntut untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Karena keputusan ini ditujukan
untuk masa yang akan datang, setiap pengambil keputusan harus bertanggung jawab atas
segala resiko keputusan yang diambilnya.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tak ada satupun fungsi manajemen yang dapat
terlaksana tanpa adanya proses pengambilan keputusan oleh pengambil keputusan. Walau
pengambilan keputusan merupakan tugas utama seorang manajer, pengambilan keputusan
juga dapat dipikirkan dalam berkelompok dengan cara berdiskusi, sehingga tercipta
komunikasi yang baik dan transparan dalam tiap pengambilan keputusan. Dengan cara inilah
keputusan yang diambil diharapkan sudah tepat serta berkualitas sebagai langkah selanjutnya
yang akan dijalani.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang mengenai pengambilan keputusan di atas maka dapat dirumuskan
beberapa masalah berikut ini:

1
1. Apa definisi dari pengambilan keputusan?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan?
3. Bagaimana tahapan dan proses dalam pengambilan keputusan?
4. Bagaimana teknik dalam pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Agar mengetahui definisi dari pengambilan keputusan.


2. Agar dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan.
3. Dapat mengetahui dan memahami tahapan serta proses dalam pengambilan
keputusan.
4. Dapat mengetahui teknik dalam pengambilan keputusan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan

Untuk lebih memahami tentang pengambilan keputusan ini, maka perlu diuraikan yang
menjadi dasar atau pengertian pengambilan keputusan tersebut. Secara umum pengambilan
keputusan dapat diartikan menjadi pemilihan diantara berbagai alternatif pilihan yang ada,
dengan berdasar dan tepat sasaran yang sesuai dengan harapan si pembuat keputusan.
Pengertian tersebut mencakup :

1. Pembuatan Pemilihan (Choice Making)


Sebelum mengambil keputusan diharapkan seorang pengambil keputusan terlebih
dahulu melakukan inventarisasi berbagai alternatif-alternatif yang akan menjadi
pilihan keputusan. Pilihan keputusan harus berlandaskan pertimbangan disiplin ilmu.

2. Pemecahan Masalah ( Problem Solving)


Tindakan dalam hal ini adalah suatu tindakan pengambilan keputusan untuk
merumuskan permasalahan. Rumusan permasalahan harus mempertimbangkan dua
sisi positif dan negatif atau kelebihan dan kekurangan sebagai landasan atau pedoman
dalam pengambilan keputusan yang terbaik.

Adapun pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli, diantaranya adalah :


1. George R. Terry menyatakan “Pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau
lebih alternatif yang ada”
Menurut definisi tersebut bahwa untuk menentukan suatu keputusan harus
memunculkan alternatif solusi minimal dua solusi atau lebih yang akan ditentukan
kemudian pilihan terbaik diantaranya.

2. Chester Bernard menyatakan “Analisis pengambilan keputusan yang menyeluruh


merupakan penerapan teknik-teknik dalam rangka penyempitan pemilihan”
Menurut pendapat ini bahwa setiap pemilihan diperlukan analisis dengan
menggunakan metode alat analisis untuk mempersempit alternatif pilihan.

3
3. Sondang P. Siagian menyatakan “Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
sistematis terhadap hakikat suatu permasalahan dengan pengumpulan fakta-fakta dan
data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan
yang menurut perhitungan merupakan suatu tindakan yang paling tepat.”
Pengertian ini mengandung makna bahwa suatu permasalahan dilakukan penelusuran
terlebih dahulu sehinga diketahui dengan jelas pokok-pokok permasalahan atau bukan
suatu permasalahan yang perlu dilakukan putusan atau pilihan.

4. Azhar Kasim menyatakan “Pemuatan keputusan adalah kegiatan-kegiatan yg


meliputi perumusan masalah, pembahasan alternatif dan penilaian serta pemilihan
bagi penyelesaian permasalahan”.
Berlandaskan teori diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah
pilihan alternatif penyelesaian permasalahan, dengan terlebih dahulu memahami
permasalahannya dengan cara mengurai masalah sehingga didapatkan pokok
permasalahan atau bukan permasalahan, selanjutnya dengan keilmuan dapat
merumuskan berbagai alternatif penyelesaian permasalahan yang berdasar dan
didukung data dan fakta yang akurat.

2.2 Basis atau Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut George R.Terry, dasar (basis) pengambilan keputusan ada 5, yaitu:

1. Intuisi
 Pengambilam keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan berdasarkan
perasaan yang sifatnya subjektif. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini biasanya
mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya
dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja. Pengambilan keputusan
berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya:
 Kelebihan:
a. Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif singkat.
b. Untuk masalah yang masalahnya terbatas,pengambilan keputusan akan memberikan
keputusan pada umumnya.
c. Kemampuan pengambilan keputusan dari pengambilan keputusan akan berperan
dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
 Kelemahan:
a. Keputusan yang dihasilkan relativ kurang baik
b. Sulit mencari alat pembandingannya sehingga sulit untuk mengukur kebenarannya

4
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan sering kali diabaikan
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman adalah memberi manfaat bagi pengetahuan
praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang maka dapat memperkirakan
keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya dan baik buruknya keputusan yang
akan dihasilkan. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman ini mengandung beberapa
kelebihan dan kelemahan, diantaranya:
 Kelebihan:
a. Pengalaman manajer dapat dimanfaatkan dengan menggunakan pengetahuan-
pengetahuan praktisnya.
b. Keterampilan terbaik dan latar belakang manajer dapat digunakan.
c. Keputusan dapat ditetapkan dengan cepat serta dengan biaya kecil.
 Kelemahan:
a. Keputusan yang ditetapkan mungkin lebih ketinggalan zaman serta tidak sesuai
dengan kondisi dan situasi sekarang.
b. Jika pengalaman manajer sangat terbatas maka keputusannya sangat sempit.
c. Keputusan yang ditetapkan kadang-kadang kurang relevan dengan masalah yang
dihadapi, sebab tidak ada masalah yang persis sama.
3. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap
bawahannya, atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini mengandung beberapa
kelebihan dan kelemahan, diantaranya:
 Kelebihan:
a. Kebanyakan penerimanya adalah bawahan,terlepas apakah penerima tersebut secara
sukarela atau terpaksa.
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
c. Memiliki otentisitas (otentik)
 Kelemahan:
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktek dictatorial
c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kekaburan.
4. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan
yang sehat, solid dan baik. Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data,

5
informasi, fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif
yang tepat dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan.
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta ini mengandung beberapa kelebihan dan
kelemahan, diantaranya:
 Kelebihan:
a. Keputusan ditetapkan dengan menggunakan dan memanfaatkan sarana dan
prasarana, analisis data, informasi dan fakta, misalnya komputer dan lain
sebagainya.
b. Resiko keputusan relatif kecil
c. Keputusan secara relatif akan lebih mudah direalisasikan
d. Keputusan akan relevan dengan masalah yang dihadapi
e. Keputusan akan rasional, logis dan ideal dan dapat dipertanggung jawabkan.
 Kelemahan:
a. Keputusan sering terlambat
b. Biaya untuk pengambilan keputusan relatif besar
c. Pengumpulan data, informasi dan fakta-fakta terkadang sulit
5. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas
kendala tertentu sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara
rasional, yaitu:
a. Kejelasan masalah
b. Orientasi tujuan
c. Pengetahuan alternatif
d. Preferensi yang jelas
e. Hasil maksimal

2.3 Tipe-Tipe atau Macam-Macam Keputusan

Keputusan dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:


1. Structured decision (Keputusan Terstruktur)
Adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin sehingga dapat diprogram.
Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
Contoh dari bentuk keputusan ini adalah keputusan pemesanan barang, keputusan
penagihan piutang dan lain sebagainya.
2. Semi Structured decision (Keputusan setengah terstruktur)
6
Adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram,sebagian berulang-ulang dan rutin
dan sebgaian tidak terstruktur. Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci. Contoh dari
keputusan ini adalah keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih,
keputusan alokasi dana promosi.
3. Unstructured decision (Keputusan tidak terstruktur)
Adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi.
Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan
keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia
dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang
sangat penting didalam keputusan tidak terstruktur. Contohnya seorang Presiden
Direktur yang harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi
kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan
informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Misalnya harga saham yang
selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham
perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.

Keputusan berdasarkan pihak pengambilnya:


1. Individual Decision
Keputusan yang hanya ditetapkan oleh manajer, para bawahan hanya memberikan
saran, pendapat dan informasi saja, tetapi dalam pengambilan keputusan tidak berhak
untuk memutuskannya.
Kebaikan:
a. Keputusan dapat diambil secara cepat
b. Penanggung jawab keputusan itu jelas.
c. Biaya pengambilan keputusan relatif kecil.
d. Kecakapan seorang manajer dapat dimanfaatkan.
Keburukan:
a. Keputusan itu kurang baik, sebab kemampuan decision maker terbatas.
b. Prestise manajer akan berkurang, jika keputusannya ternyata salah.
c. Realisasi keputusan mengalami kesulitan, sebab para bawahan kurang
meresapinya.

7
d. Pembinaan bawahan kurang diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan dalam
menetapkan keputusan, akibatnya kesinambungan pimpinan organisasi kurang
terjamin.
2. Group Decision
Keputusan itu ditetapkan oleh para anggota grup, baik atas hasil mufakat dan
musyawarah, maupun atas voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota grup
ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari "keputusan, risiko, dan dampak
keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut".
Kebaikan:
a. Keputusan relatif lebih baik, logis, ideal, sebab merupakan hasil pemikiran dari
beberapa orang.
b. Kecenderungan untuk bertindak otoriter dapat dihindarkan.
c. Kerja sama relatif akan dapat ditingkatkan di antara sesama anggota grup.
d. Risiko dan dampak negatif dari keputusan semakin kecil.
e. Pembinaan para anggota grup akan lebih baik.
Keburukannya:
a. Pengambilan keputusan relatif lama, bahkan sering bertele-tele.
b. Biaya pengambilan keputusan relatif lebih banyak.
c. Penanggung jawab keputusan kurang jelas.

Group Decision hanya dapat diterapkan di organisasi komite dan dalam pimpinan
presidium saja, di mana para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya
dalam MPR, DPR, dan koperasi.

2.4 Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan

Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui unsur-unsur atau
komponen-komponen pengambilan keputusan, yaitu :

1. Tujuan dari Pengambilan Keputusan


Sebelum keputusan dibuat maka yang pertama harus dinyatakan adalah untuk apa
suatu keputusan dibuat dan apa keinginan untuk mencapai keputusan seiring dengan
kemampuan dalam menjalankannya, misalnya jika anda akan membeli mobil baru,
maka anda harus mengetahui lebih dahulu tujuan anda membelinya.
2. Identifikasi Alternatif

8
Setelah menetapkan tujuan, dapat dilanjutkan dengan menetapkan berbagai alternatif-
alternatif yang mendasari pencapaian tujuan tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan
tentu ada banyak alternatif yang dapat diambil namun tetap dipertimbangkan segala
dampak dari alternatif yang diambil, misalnya jika tujuan pembelian televisi tersebut
disebabkan keinginan hanya untuk menonton satu paket acara saja dan hanya pada
satu waktu saja, tentu kurang efisien jika dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan.
3. Uncontrolable Events
Alternatif yang diambil harus mampu melihat pada kondisi sekarang terhadap kondisi
yang akan datang, jangan sampai keputusan yang diambil tidak
mempertimbangkannya. Dan jika keputusan yang sudah diambil diluar dari
kemampuan kita menganalisisnya, dan tetap terjadi, maka harus diusahakan dalam
mencari solusi alternatif atas kondisi terbaru yang muncul.
4. Sarana Mengukur Hasil
Untuk sarana mengukur hasil harus ditetapkan alat atau sarana yang menjembatani
antara keputusan terhadap realisasi. Jika keputusan tersebut tidak sesuai dengan
realisasi berarti putusan tersebut salah dan sebaliknya jika keputusan sesuai dengan
realisasi yang dicapai maka dapat dikatakan keputusan tersebut berhasil. Dalam hal
ini alat atau sarana ukur yang dimaksud sebagai pembanding, misalnya pembelian
televisi didasari oleh keinginan bapak untuk memberikan alat hiburan di rumah agar
anak-anak beta di rumah, maka alat ukut pembanding yang tepat adalah sejauh mana
anak-anaknya tersebut menikmati hiburan televisi dan jarang keluar rumah.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan

Dalam usaha memecahkan masalah, pemecahan masalah mungkin membuat banyak


keputusan. Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya
alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit
dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkat yang berbeda-beda.
Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang
dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu:

9
1. Internal organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan,
teknologi, dan sebagainya. Biasanya faktor ini berada di dalam suatu organisasi itu
sendiri untuk terciptanya suatu keputusan dalam organisasi.
2. Eksternal organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum, dan
sebagainya. Faktor ini berasal dari luar yang terkait dalam organisasi.
3. Ketersediaan informasi yang diperlukan. Seberapa banyaknya informasi yang ada
atau seberapa lengkap dan akuratnya informasi yang didapatkan untuk menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang tepat.
4. Kepribadiaan dan kecakapan pengambil keputusan. Dalam faktor ini dibutuhkan
kebijaksanaan dan ketegasan dalam mengambil keputusan dengan tidak bersifat
merugikan.

Faktor lain yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi adalah:
1. Adanya pengaruh tekanan dari luar
Adanya pengaruh tekanan dari luar mempengaruhi pengambilan keputusan,
dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat keputusan tergantung dari
banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat keputusan ragu-ragu namun adanya
pengaruh tekanan dari luar dapat mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini
dikarenakan tidak adanya ketegasan dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian
masalah, sehingga kepribadian yang baik diperlukan untuk menangani suatu tekanan
yang datang khususnya dari luar organisasi.
2. Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi
Dalam hal ini seorang pembuat keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal
ini dapat dilihat dari sisi kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia mengambil
sebuah keputusan dalam mengahadapi masalah. Tentunya seorang pemimpin
organisasi harus bijaksana dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil
keputusan. Akan menjadi baik jika seseorang membuat keputusan dengan melihat
situasi sekitar tidak hanya berdasarkan kebijakan pribadi saja supaya dapat
menguntungkan pihak-pihak lain.
3. Pengaruh dari kelompok lain
Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau
organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh
pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain. Ini
dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok tersebut.

10
Hal ini dapat menimbulkan suatu perpecahan dalam organisasi diantara para
anggotanya. Untuk menghindarinya maka dibutuhkan solidaritas yang kuat antara
para anggota serta menanamkan prinsip-prinsip yang dimiliki organisasi dalam setiap
pengambilan keputusan.
4. Faktor pengalaman
Banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan
keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau
anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman juga dapat
dijadikan suatu pelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi.

Faktor-faktor yang juga perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan, antara lain:
1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Keputusan dapat
ditentukan dengan perasaan namun lebih baik ditambah pikiran supaya keputusan
dapat diterima dengan perasaan dan dapat dijelaskan melalui logika supaya tidak
timbul suatu ketimpangan.
2. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi. Kurang bijaksana jika keputusan dibuat
berdasarkan kepentingan pribadi karena dalam suatu organisasi terdapat banyak
kepentingan bersama. Jika hanya berorientasi pada kepentingan pribadi maka tidak
akan tercapai keputusan yang membuat tercapainya tujuan dalam organisasi.
3. Membuat altenatif-alternatif tandingan. Harus dibuatnya pilihan-pilihan lain selain
pilihan utama sebagai referensi pengambilan keputusan yang dapat mencangkup pada
kepentingan organisasi.
4. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan kebijaksanaan dan ketegasan atau
keberanian untuk mencapai tujuan setelah itu keputusan tersebut dapat dilaksanakan
dalam kehidupan organisasi.
5. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama. Tidak
jarang dalam mengambil keputusan yang paling tepat dalam organisasi membutuhkan
waktu yang lama dikarenakan banyaknya kepentingan yang ada dalam organisasi dan
keputusan tersebut harus mencangkup kepada seluruh kepentingan yang ada, supaya
tidak merugikan siapapun yang ada dalam organisasi.

11
6. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik. Keputusan sebaiknya tidak menyulitkan , keputusan yang baik seharusnya
bersifat memudahkan dan menghasilkan dampak positif bagi organisasi.
7. Keputusan sebaiknya dibuat atas persetujuan bersama dengan melakukan perundingan
dan disepakati bersama dengan berbagai perjanjian. Perjanjian ini dilakukan untuk
mengatisipasi bila mana terjadi ketidak sesuaian pada jalanya aktifitas organisasi
setelah adanya keputusan tersebut.

2.6 Langkah dan Proses dalam Pengambilan Keputusan

Dalam membuat keputusan setiap manajer tentunya ingin mencari situasi yang ideal dimana
informasi sudah lengkap dan masalahnya telah matang. Namun dalam realita sehari-hari
situasi ideal ini jarang terlihat. Colin Powel mengatakan bahwa setiap pemimpin harus selalu
mampu membuat keputusan dalam situasi yang serba terbatas. Ia bahkan memberikan
formula matematis, “apabila anda merasa sudah mendapat antara 40-70% informasi yang
diperlukan, ambillah keputusan itu, dan gunakan naluri anda.” Pemimpin yang mempunyai
kebiasaan menunda-nunda keputusan karena menunggu informasi lengkap, hanya akan
memperbesar resiko kegagalan terhadap masalah ditangan.

Setiap manajer perlu memahami langkah-langkah pengambilan keputusan sebagaimana


dikemukakan oleh Mondy dan Premeaux (1995), terdapat lima langkah, antara lain:

1. Mengidentifikasi masalah atau peluang


Mempelajari atau mengenali masalah apa saja yang dihadapi atau peluang apa
sajakah yang harus ditangkap oleh organisasi dalam meningkatkan perannya dimasa
depan. Karena itu, faktor yang menyebabkan munculnya masalah atau faktor-faktor
yang menjadi peluang harus diidentifikasi sedemikian rupa melalui analisis rasional
dan sistematis.
2. Membuat alternatif-alternatif
Berbagai alternatif yang dibuat akan dapat dipilih yang paling menguntungkan dalam
pemecahan masalah yang dihadapi. Demikian pula berbagai alternatif peluang bagi
pembuat keputusan menyangkut masa depan organisasi, dapat mengetahui peluang
yang lebih baik untuk memajukan organisasi.
3. Mengevaluasi alternatif

12
Menilai keuntungan dan kerugian, atau kekuatan dan kelemahan dari masing-masing
alternatif di dalam memecahkan masalah.
4. Memilih dan mengimplementasikan alternatif
Adapun tindakan memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang diajukan
dalam mendukung keberhasilan untuk memecahkan masalah dan menjawab peluang
yang ada dalam organisasi. Pemilihan alternatif itu sekaligus menetapkannya untuk
dilaksanakan sebagai keputusan yang diambil.
5. Mengevaluasi alternatif
Keputusan yang telah ditetapkan dan telah dilaksanakan hendaklah dievaluasi apakah
telah mencapai tujuan yang diinginkan atau belum. Jika belum, maka tindakan harus
diperbaiki dengan melihat alternatif-alternatif yang diajukan.

Robbin memberikan enam langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu menetapakan
masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, mengalokasi bobot pada kriteria,
mengembangkan alternatif, evaluasi alternatif, dan memilih alternatif terbaik.

13
Gibson, dkk (1997) menggambarkan proses pengambilan keputusan yang sebagaimana
pada skema berikut:

Skema proses pengambilan keputusan menurut Gibson, dkk (1997)

14
Berdasarkan beberapa teori proses pengambilan keputusan yang telah dikemukan,
Gitosudarmo dan Sudita (1997) merangkumnya dalam proses yang lebih rinci, sebagai
berikut:
1. Menentukan tujuan. Penetapan tujuan dan sasaran secara memadai akan
menentukan hasil yang akan dicapai.
2. Mengidentifikasi persoalan. Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai
setelah permasalahan telah diidentifikasi.
3. Mengembangkan berbagai alternatif solusi. Sebelum mengambil keputusan harus
dikembangkan beberapa alternatif solusi yang dapat dilaksanakan dan harus
dipertimbangkan konsekuensinya.
4. Mengevaluasi alternatif. Setelah alternatif dikembangkan, alternatif harus dievaluasi
dan dibanding.
5. Memilih alternatif. Alternatif yang baik adalah dalam hubungannya dengan sasaran
atau tujuan yang hendak dicapai.
6. Melaksanakan keputusan. Jika salah satu alternatif yang terbaik telah dipilih,
keputusan tersebut harus ditetapkan.
7. Evaluasi. Mekanisme sistem evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari
keputusan tersebut dapat terealisasi. Evaluasi didasarkan atas sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan. Penanganan yang tepat terhadap situasi pengambilan keputusan juga
akan menentukan keberhasilan pengambilan keputusan. Situasi pengambilan
keputusan muncul dalam diri seseorang ketika ia dihadapkan dengan permasalahan
dan beberapa alternatif atau pilihan sebagai jawaban dari permasalahannya.
Selanjutnya dari beberapa alternatif tersebut, ia mulai mempertimbangkan, berpikir,
menaksir, memprediksi dan menentukan pilihan. Tahap menentukan pilihan dari
alternatif yang ada merupakan tahap terpenting dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam proses penentuan pilihan bisa terasa sulit bisa juga terasa mudah. Dijelaskan oleh
Muhaimin, dkk bahwa pengambilan keputusan bergantung atas keterlibatan yang dilakukan
sebelum melakukan pilihan. Keterlibatan ini oleh Kotler dan Andreasen dibagi menjadi dua,
yaitu keterlibatan tingkat tinggi dan keterlibatan tingkat rendah.

Keterlibatan ini dapat mempengaruhi jumlah pertimbangan yang dilakukan oleh pembuat
keputusan. Keterlibatan tinggi terjadi apa bila keputusan diakukan untuk yang pertama

15
kalinya, resiko yang tinggi, tekanan dari kelompok luar yang kuat. Keterlibatan tinggi dapat
beransur-ansur melemah (rendah) jika keputusan itu sudah sering dibuat.

2.7 Teknik Pengambilan Keputusan

Manajer dalam pengambilan keputusan dapat melakukannya dengan teknik-teknik:


1. Operation Research
Adalah teknik pengambilan keputusan dengan penggunaan metode-metode scientific
(yang meliputi teknik-teknik sistematis) dalam analisis dan pemecahan suatu masalah
tertentu.
Dalam webinar 2018, Adji Pramono, lead Curriculum dari Hactiv 8 mengemukakan
maksud dari berpikir sistematis adalah:
a. Mampu memberikan konteks pada masalah.
b. Mampu menyerderhanakan penyebab masalah.
c. Mampu menginmplementasikan dan menilai solusi.
2. Linear Programming
Adalah teknik pengambilan keputusan dengan menggunakan rumus-rumus matematik
yang disebut juga vector analysis, digunakan untuk membantu manajer dalam
pengambilan keputusan dalam kondisi determinstik (berdasarkan asumsi-asumsi
kepastian).
3. Gaming War Games
Adalah teknik pengambilan keputusan dengan teori yang biasa digunakan untuk
menentukan strategi.
4. Probability
Adalah teknik pengambilan keputusan dengan teori kemungkinan yang dapat
diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal hal yang tidak normal, mengenai sebuah
keputusan yang dipertimbangkan dan diperhitungkan.
5. Rangking and Statistical Weighting
Adalah teknik pengambilan keputusan dengan cara:
a. melokalisasi berbagai faktor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir.
b. menimbang faktor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam
setiap alternatif.

Terdapat juga 4 gaya dalam pengambilan keputusan:

16
1. Gaya direktif
Pembuatan keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah terhadap ambiguitas
dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung
lebih efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah.
Pembuatan keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala
sesuatu dengan cepat.
2. Gaya Analitik
Pembuatan keputusan gaya analitik mempunyai toleransi toleransi yang tinggi untuk
ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis
situasi. Pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka
mengaevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif daripada pembuatan keputusan
direktif.
3. Gaya Konseptual
Pembuat gaya konseptual mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas, orang
yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam
memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan
masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak
mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi
dalam pengambilan keputusan.
4. Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah,
orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Gaya ini cenderung bekerja dengan
baik dengan orang lain, menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat
yakni cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat serta menyukai informasi
verbal daripada tulisan.

John Robert Beishline mengemukakan bahwa pemecahan masalah dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Manajemen konvensional (tradisional)
masalah yang dihadapi manajer diselesaikan berdasarkan tindakan-tindakan yang
diambilnya pada masa lalu.Dalam hal ini pengalaman manajer memegang peranan
penting.
2. Manajemen Sistematis

17
manajer memecahkan masalah yang dihadapi berdasarkan pengalamannya sendiri dan
pengalaman orang lain yang menghadapi masalah yang kira-kira sama.
3. Manajemen ilmiah (scientific management)
Manajer mempelajari terlebih dahulu masalah yang dihadapinya dengan
saksama,membuat suatu patokan untuk bekerja,mengumpulkan data,informasi dan
fakta,menetapkan pemecahan sementara dan memeriksa kembali pemecahan tersebut.
Scientific management adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang
logis, yang mengarah kepada keputusan yang efektif.

Menurut Drs.H.Malayu S.P. Hasibuan terdapat 8 Prosedur pengambilan keputusan,yaitu:


1. Desicion maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah yang akan
diputuskan dengan merumuskan dan menganalisisnya secara cermat.
2. Mengumpulkan data, informasi dan fakta yang ada relevasinya dengan masalah yang
akan diputuskan.
3. Mengevaluasi dan menganalisis data, informasi dan fakta yang telah dikumpulkan.
4. Menetapkan sejumlah alternatif keputusan yang akan diambil.
5. Mengembangkan dan mengimplementasikan alternatif pilihan yang ada.
6. Memilih keputusan yang terbaik dari alternatif-alternatif itu.
7. Menetapkan suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efisien.
8. Keputusan harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan
nyata dan mengikat bagi semua karyawan.

2.8 Tingkat-Tingkat Keputusan

Pengambilan keputusan dapat terjadi mulai dari jenis keputusan sepintas, kemudian menjadi
keputusan yang sangat rutin (keputusan terprogram) sampai keputusan kompleks yang mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem (keputusan tidak terprogram). Untuk menggolongkannya,
pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu:

1. Pengambilan keputusan tingkat strategis


Yaitu keputusan yang ditandai oleh banyak ketidakpastian dan berorientasikan masa depan.
Keputusan ini menentukan rencana jangka panjang yang mempengaruhi seluruh bagian
perusahaan. Tujuan perusahaan ditentukan oleh beberapa strategi, oleh karena itu strategi
berhubungan dengan perencanaan jangka panjang dan meliputi penentuan tujuan, penentuan
kebijaksanaan, pengorganisasian, dan pencapaian keberhasilan organisasi secara menyeluruh.
2. Pengambilan keputusan tingkat taktis

18
Pengambilan keputusan tingkat taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan
penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan keputusan ini
berhubungan dengan bidang-bidang seperti perumusan anggaran, analisis aliran dana,
penentuan tata ruang, masalah kepegawaian, perbaikan produk, serta penelitian dan
pengembangan.
3. Pengambilan keputusan tingkat teknis
Pada tingkat pengambilan keputusan ini standar-standar ditentukan dan hasil keputusan
sifatnya menentukan. Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses untuk menjamin agar
tugas-tugas khusus dapat dilaksanakan dengan cara efektif dan efisien. Pengambilan
keputusan ini memerlukan diberikannya perintah-perintah khusus yang mengawasi operasi-
operasinya.

Menurut Hendra Poerwanto G dalam pengambilan keputusan dikenal ada tiga tingkatan, diantaranya:

1. Pengambilan keputusan otomatis. Keputusan otomatis merupakan keputusan yang bersifat


biologis atau fisis. Sebuah keputusan yang didasarkan semata oleh gerak refleks atau insting.
Keputusan yang demikian biasanya tidak berubah dan dilakukan secara mendadak dan cepat.
Misalnya pemrosesan produk dengan menggunakan perlatan yang terotomatisasi.
2. Pengambilan keputusan memoris. Pengambilan keputusan memoris adalah pengambilan
keputusan tingkat kedua. keputusan ini diambil berdasarkan kemampuan seseorang
mengingat wewenangan tugas yang diberikan. Penerapan pengambilan keputusan memoris
dalam organisasi adalah menyangkut keputusan terkait tugas wewenang. Artinya seseroang
diberi kebebasan dalam batas-batas kewenangan yang dimiliki.
3. Pengambilan keputusan kognitif. Pengambilan keputusan kognitif merupakan pengambilan
keuputusan yang dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan dan keberhasilannya bergantung
pada sejauhmana faktor lingkungan, pengetahuan dan pengalaman menjadi perhatian saat
pengambilan keputusan dilakukan. Yang perlu diingat adalah bahwa pengetahuan dan
pengalaman tidak selalu menjamin diperolehnya pengambilan keputusan yang tepat.
Bagaimanapun, bila berdasarkan pertimbangan pengetahuan, misalnya pengetahuan ekonomi,
maka segala keputusan dalam perusahaan harus diorientasikan pada pertimbangan
keuntungan.

2.9 Perubahan Dalam Keputusan

Secara umum dampak perubahan keputusan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok perubahan,
yaitu:

1. Incremental Changes

19
Incremental change merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat diperkirakan atau
ditaksir beberapa persentase perubahan yang akan terjadi ke depannya tentu berdasarkan data-
data yang terjadi di masa lalu (historis). Contohnya: Saat BBM naik maka bahan baku industri
naik pula, maka diperlukan keputusan bagaimana menekan biaya produksi agar perusahaan
tidak mengalami kerugian.
2. Turbulence Change
Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan yang sulit
untuk diperkirakan. Contohnya: Saat kita hendak menuju sekolah ternyata jembatan yang
akan kita lewari runtuh maka kita harus mengambil keputusan mencari alternatif lain agar
dapat sampai sekolah dengan cepat.

20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Pengertian pengambilan keputusan adalah pilihan alternatif penyelesaian


permasalahan, dengan terlebih dahulu memahami permasalahnya dengan cara
mengurai masalah sehingga didapatkan pokok permasalahan atau bukan
permasalahan, selanjutnya dengan keilmuan dapat merumuskan berbagai alternatif
penyelesaian permasalahan yang berdasar dan didukung data dan fakta yang akurat.
(Azhar Kasim)
2. Yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan adalah intuisi, pengalaman,
wewenang, fakta, rasional.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam organisasi yaitu suatu sarana-
sarana yang berasal dari dalam organisasi tersebut dan adanya peran yang berasal dari
luar organisasi yang dapat menyukseskan keputusan yang baik atau bahkan
sebaliknya. Juga diperlukan adanya informasi sebagai bahan dasar dalam
pengambilan keputusan yang tepat dan kebijaksanaan dan keberanian dalam
mengambil keputusan. Karena jika keputusan dibuat dengan keragu-raguan maka
akan membutuhkan waktu yang lama dalam menyukseskan tujuan organisasi yang
dijalankan berdasarkan keputusan yang dibuat oleh organisasi, selain itu keputusan
sebaiknya dibuat berdasarkan tujuan bersama atau kepentingan bersama.
4. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan menurut Mondy dan Premeaux
(1995), yaitu mengidentifikasi masalah atau peluang, membuat altenatif-alternatif,
mengevaluasi alternatif, memilih dan mengimplementasikan alternatif, mengevaluasi
alternatif.

21
DAFTAR PUSTAKA
H. Malayu. (2011). Manajemen: Dasar, Pengertian, Masalah. Jakarta: Bumi Aksara
Alwizra, Fadlan, A. H., & Kurniawan, M. E. (2020). Manajemen Pengambilan Keputusan.
Jurnal Menata, 3(2), 96–111.
Muhyadi, M. (2015). Teknik Pengambilan Keputusan. Efisiensi - Kajian Ilmu Administrasi,
3(2). https://doi.org/10.21831/efisiensi.v3i2.3796
Fahmi, Irham (2011). Manajemen Pengambilan Keputusan: Teori dan Aplikasi.
Anzizhan, Syafruddin. (2004) Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan.
Nindi, Sabrina. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan. Diakses
dari https://nindisabrina.wordpress.com/2015/04/30/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pengambilan-keputusan/
Sudrajat, Akhmad (2010). Diakses dari
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/05/16/pengambilan-keputusan/
Sylvi, Masayu (2016). Diakses dari http://masayusylvi.blogspot.com/2016/04/normal-0-false-
false-false-in-x-none-x.html?m=1

22

Anda mungkin juga menyukai