DOSEN PENGAMPU :
Syahruddin Damanik, M.Kes
Oleh :
Kelompok 5
Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Dan kami panjatkan puji dan syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya antara lain berupa kekuatan lahir dan batin
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan makalah ini dengan segala
keterbatasan dan kekurangan. Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada para pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan makalah ini dengan
memberikan sumbangan materi maupun pikirannya Dan harapannya semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari
para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
keputusan perlu dipelajari dan dipahami oleh para manajer yang ingin berhasil
dalam mengelola organisasi.
Keputusan pada dasarnya merupakan proses memilih satu penyelesaian
dari beberapa alternatif yang ada. Keputusan yang akan kita ambil tentunya perlu
didukung berbagai faktor yang akan memberikan keyakinan kepada kita sebagai
pengambil keputusan bahwa keputusan tersebut adalah tepat. Keputusan yang
tepat pada dasarnya adalah keputusan yang bersifat rasional, sesuai dengan nurani,
dan didukung oleh fakta-fakta yang akurat, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan. Kadangkala keputusan dapat tidak bersifat rasional
karena faktor-faktor yang terkait dengan emosi, hubungan antarmanusia, faktor
tradisi, lingkungan, dan lain sebagainya. Sejauh keputusan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan, biasanya keputusan tetap akan diambil.
Hemat pemakalah, pengambilan keputusan akan sangat menentukan
keberhasilan suatu oragnisasi, karena keputusan apa pun yang akan diambil akan
mengarahkan organisasi tersebut mengarah kepada keberhasilan, kurang berhasil,
atau mungkin gagal. Oleh karena pentingnya pengambilan keputusan, maka perlu
diberlakukan suatu pembahasan secara mendalam mengenai pengambilan
keputusan yang akan kita ikuti dalam mata kuliah pengambilan keputusan, agar
kita dapat memahami esensi dari pengambilan keputusan itu sendiri. Selain
sebagai kewajiban tugas kelompok, makalah ini diperbuat bertujuan untuk
memberi pemahaman kepada pembaca, agar mampu memahami konsep dasar
pengambilan keputusan secara sederhana dan jelas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
2. Sifat Dasar Pengambilan Keputusan
3. Dasar Pengambilan Keputusan
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
5. Proses Pengambilan keputusan (Decision Making)
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian dari Pengambilan Keputusan
2. Mengetahui Sifat Dasar Pengambilan Keputusan
3. Mengetahui Dasar-dasar Pengambilan Keputusan
2
4. Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan.
5. Mengetahui Proses Pengambilan keputusan (Decision Making)
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dilakukan sendiri dan dapat pula dilaksanakan dengan bantuan atau
pengikutsertaan orang lain.
Untuk memberikan pemahaman tentang pengambilan keputusan, terlebih
dahulu dikemukakan pengertian pengambilan keputusan. Menurut Robins dalam
Mesiono pengambilan keputusan adalah : “decision making is a process in which
one choose between two or more alternatives”. Pendapat ini menegaskan bahwa
pengambilan keputusan sebagai proses memilih satu pilihan di antara dua atau
lebih alternatif. Pengambilan keputusan adalah menetapkan pilihan atau alternatif
secara nalar dan menghindari diri dari pilihan yang tidak rasional, tanpa alasan
atau data yang kurang akurat. Davis dalam buku yang sama, mengemukakan suatu
keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan
harus dapat menjawab pertanyaan: tentang apa yang seharusnya dilakukan dan
apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.
Menurut Mc. Farland decision : “a decision is anact of choice where in an
executive froms a conclusion about what must or must not be done in a given
situation”. (Keputusan adalah suatu tindakan pemilihan di mana pimpinan
menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus atau tidak harus dilakukan
dalam situasi yang tertentu). Selain itu juga dapat dipahami bahwa pengambilan
keputusan itu tidak terlepas dari upaya memilih alternatif-alternatif yang tepat
untuk situasi tertentu dengan langkah-langkah tertentu pula.
5
salah dalam mengambil keputusan. Meskipun penuh ketidakpastian, sebuah
keputusan dibuat justru bersifat masa depan dan menjadi panduan dalam
menentukan tindakan manajemen dan organisasi. Dengan begitu, jelaslah bahwa
pengambilan keputusan merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam
hubungannya dengan organisasi. Dalam menentukan alternatif untuk menjadi
sebuah keputusan dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan sebelum jatuh pada
sebuah keputusan. Pada kondisi inilah dibutuhkan ketajaman analisis terhadap
masalah-masalah yang dihadapi. Sehingga pengambilan keputusan itu
memberikan keuntungan-keuntungan dengan kemampuannya dalam memilih dan
menetapkan alternatif.
Salah satu tolak ukur utama yang biasa digunakan untuk mengukur
efektivitas kepemimpinan seseorang yang menduduki jabatan pimpinan dalam
dalam suatu organisasi ialah kemampuan dan kemahirannya mengambil
keputusan. Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa suatu keputusan dapat
dikatakan sebagai keputusan yang baik apabila memenuhi empat persyaratan,
yaitu rasionalis, logis, realistis, dan pragmatis. Pengalaman dan penelitian
menunjukkan bahwa efektivitas demikian hanya mungkin dicapai apabila seorang
pengambil keputusan mampu menggabungkan secara tepat tiga jenis pendekatan.
Pertama, pendekatan yang didasarkan pada teori dan asas-asas ilmiah yang telah
dikembangkan oleh para teoritisi yang mendalami proses pengambilan keputusan.
Kedua, pendekatan yang memanfaatkan kemampuan berpikir kreatif, inovatif,,
dan intuitif disertai keterlibatan emosional. Ketiga, kemampuan belajar dari
pengalaman mengambil keputusan di masa lalu, baik karena keberhasilan maupun
karena kegagalan.
Banyak definisi mengenai pengambilan keputusan dalam organisasi.
Winardi dalam Susmaini dan Rifa’i mengemukakan bahwa secara sederhana
pengambilan keputusan adalah adanya kemungkinan pilihan antara dua macam
tindakan alternatif. Ivancevic dan Matteson dalam buku yang sama, menyebutkan
ada dua jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan terpogram, yaitu jika pada situasi tertentu ada prosedur rutin yang
biasanya bekerja dalam memecahkan masalah. Maka keputusan terpogram
6
adalah untuk memperluas kemampuan organisasi dalam memecahkan masalah
dengan adanya informasi yang mencukupi.
2. Keputusan tidak terprogram, yaitu bila tidak ada cerita atau informasi tidak
terstruktur. Tidak ada prosedur yang tersusun bagi menangani masalah, juga
sebab tidak ada secara benar-benar sama masalah sebelumnya sehingga sangat
rumit dan penting sekali.
Keputusan terprogram secara sederhana dapat dikatakan, tindakan
menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil secara rutin
dalam organisasi. Keputusan terprogram biasanya menyangkut pemecahan
masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari
tingkat manajemen yang lebih tinggi. Karena masalah yang hendak dipecahkan
bersifat teknis, biasanya prosedur dan langkah-langkah yang perlu ditempuh telah
dituangkan dalam buku pedoman, yang biasanya terdapat dalam organisasi yang
dikelola secara rapi. Berbeda dengan keputusan terpogram, keputusan tidak
terprogram biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang
baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak
terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan tidak terpogram biasanya tidak teknis
sifatnya. Artinya tidak menyangkut hal-hal yang sifatnya operasional. Akan tetapi
menyangkut kebijaksanaan organisasi dengan dampak yang strategis bagi
eksistensi organisasi yang bersangkutan.
Sering kurang disadari bahwa tugas utama dari seorang pemimpin adalah
mengambil keputusan. Segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi sebaiknya
merupakan keputusan bersama yang diputuskan oleh pemimpin, bukan karena
terjadi secara kebetulan. Dengan pengambilan keputusan yang tepat, segala
pendadakan yang mungkin terjadi dapat dihindarkan atau dikurangi. Keputusan
yang diambil oleh berbagai eselon pemimpin dalam organisasi tentu mempunyai
bobot yang berbeda-beda. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi,
semakin besar kualitas keputusan yang diambilnya meskipun bobot keputusan
tersebut sering bersifat umum. Setiap keputusan yang diambil, baik di tingkat
manajemen puncak, tengah, maupun bawah memiliki beberapa syarat berikut:
7
1. Keputusan yang diambil harus mempermudah dan mempercepat pencapaian
tujuan.
2. Keputusan harus tepat sehingga mampu memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh organisasi.
3. Keputusan harus cepat diambil untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan
terbaik yang terbuka untuk organisasi.
4. Keputusan harus praktis, dalam arti dapat dilakukan sesuai dengan kekuatan-
kekuatan yang dimiliki organisasi.
5. Keputusan harus regional, dalam arti dapat diterima oleh akal sehat dari para
pelaksana.
1. Intuisi
8
2. Pengalaman
3. Fakta
4. Wewenang
9
tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas
(otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih
permanent sifatnya. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka
akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial.
Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau
kurang jelas.
5. Logika/Rasional
a) Kejelasan masalah
b) Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
c) Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya
d) Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
e) Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil
ekonomis yang maksimal
10
c. Usia dan perbedaan individu
d. Kepercayaan pada relevansi pribadi
e. Eskalasi komitmen
Ketika mengambil sebuah keputusan, posisi seseorang dapat dilihat dari letak
posisi, apakah individu sebagai pembuat keputusan atau sebagai seorang staf, dan
tingkatan posisi, yaitu sebagai strategi, kebijakan, peraturan, organisasional,
operasional, atau teknis. Hal ini terkait apakah individu dalam keluarga dapat
mementukan dan memilih keinginannya sendiri atau harus mengikuti keinginan
orangtua.
2. Masalah
3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor yang terjadi dalam suatu keadaan yang
saling berhubungan satu sama lain dan memberi pengaruh terhadap diri seseorang
dan apa yang akan dilakukan. Situasi yang terjadi di sekitar individu dapat
mempengaruhi keinginan untuk mengambil pendidikan di luar daerah.
4. Kondisi
11
5. Tujuan
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku, mencerminkan karakter bagi
seorang pemimpin. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah keputusan yang
diambil baik atau buruk tidak hanya dinilai setelah konsekuensinya terjadi,
melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan
pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:
3.2 Saran
Melalui Makalah ini penulis mengharapkan kepada para pembaca
khusunya universitas gunadarma dapat mengetahui peran pengambilan keputusan
untuk individu dan organisasi dan dapat membuat keputusan yang lebih baik
13
DAFTAR PUSTAKA
14