Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPEMIMPINAN

“MEMAHAMI DASAR-DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

DOSEN PENGAMPU :
Syahruddin Damanik, M.Kes
Oleh :
Kelompok 5

Abdul Rasyid Nasution (0801193294)


Afnidar Daulay (0801192025)
Anzani Ashary Kaloko (0801193343)
Siti Rauda Situmorang (0801193282)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULATAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Dan kami panjatkan puji dan syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya antara lain berupa kekuatan lahir dan batin
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan makalah ini dengan segala
keterbatasan dan kekurangan. Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada para pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan makalah ini dengan
memberikan sumbangan materi maupun pikirannya Dan harapannya semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari
para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan mohon


maaf dan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

Medan, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan...............................................................4

2.2 Sifat Dasar Pengambilan Keputusan..............................................................5

2.3 Dasar Pengambilan Keputusan.......................................................................8

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan.....................10

2.5 Proses Pengambilan keputusan (Decision Making).....................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................13

3.1 Kesimpulan...................................................................................................13

3.2 Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap individu atau organisasi tidak akan terlepas dari masalah. Masalah
pada dasarnya adalah penyimpangan atau ketidaksesuaian dari apa yang
semestinya terjadi atau tercapai. Kesalahan dalam melakukan identifikasi masalah
akan menyebabkan kesalahan dalam penyelesaiannya. Ada sebuah frase
menyatakan bahwa, jika kita gagal dalam melakukan identifikasi masalah, maka
sesungguhnya kita akan gagal dalam menyelesaikan masalah tersebut. Untuk
dapat menyelesaikan masalah, maka perlu dilakukan proses penyelesaian masalah
dari mulai mengumpulkan informasi yang terkait dengan gejala dan masalah yang
dihadapi, hingga kepada penyelesaian masalah yang mungkin dapat dilakukan.
Proses tersebut sering kali dinamakan sebagai proses penyelesaian masalah
(problem solving).
Penyelesaian masalah sering kali tidak mudah karena berbagai faktor yang
terkait dengan masalah sering kali tidak berpola tunggal, baik yang terkait dengan
faktor penyebab maupun alternatif penyelesaiannya. Tidak berpola tunggal artinya
faktor penyebab dan alternatif penyelesaiannya bisa saja tidak satu. Pertanyaannya
adalah alternatif mana yang akan dipilih. Jawaban atas pertanyaan terakhir
membawa kita kepada sebuah teori dalam penyelesaian masalah yang sering kali
dinamakan sebagai teori pengambilan keputusan. Alternatif yang mana yang akan
kita pilih pada dasarnya mendorong kita untuk mengambil keputusan, karena
keputusan harus diambil agar proses dapat terus berjalan.
Boleh dikatakan bahwa setiap organisasi yang sukses harus mampu dan
mau membuat keputusan yang memungkinkan organisasi mencapai sasaran dan
mencapai kebutuhan utama anggota organisasi. Bagaimana pun seluruh aktivitas
dan fungsi manajemen pada pokoknya memiliki esensi pengambilan keputusan.
Sebab proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
semuanya mengandung konsep dan perilaku pengambilan keputusan. Dijelaskan
oleh Adair dalam Susmaini dan Rifa’i, bahwa ”esensi yang sesungguhnya dari
manajemen adalah pengambilan keputusan”. Karena itu teori pengambilan

1
keputusan perlu dipelajari dan dipahami oleh para manajer yang ingin berhasil
dalam mengelola organisasi.
Keputusan pada dasarnya merupakan proses memilih satu penyelesaian
dari beberapa alternatif yang ada. Keputusan yang akan kita ambil tentunya perlu
didukung berbagai faktor yang akan memberikan keyakinan kepada kita sebagai
pengambil keputusan bahwa keputusan tersebut adalah tepat. Keputusan yang
tepat pada dasarnya adalah keputusan yang bersifat rasional, sesuai dengan nurani,
dan didukung oleh fakta-fakta yang akurat, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan. Kadangkala keputusan dapat tidak bersifat rasional
karena faktor-faktor yang terkait dengan emosi, hubungan antarmanusia, faktor
tradisi, lingkungan, dan lain sebagainya. Sejauh keputusan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan, biasanya keputusan tetap akan diambil.
Hemat pemakalah, pengambilan keputusan akan sangat menentukan
keberhasilan suatu oragnisasi, karena keputusan apa pun yang akan diambil akan
mengarahkan organisasi tersebut mengarah kepada keberhasilan, kurang berhasil,
atau mungkin gagal. Oleh karena pentingnya pengambilan keputusan, maka perlu
diberlakukan suatu pembahasan secara mendalam mengenai pengambilan
keputusan yang akan kita ikuti dalam mata kuliah pengambilan keputusan, agar
kita dapat memahami esensi dari pengambilan keputusan itu sendiri. Selain
sebagai kewajiban tugas kelompok, makalah ini diperbuat bertujuan untuk
memberi pemahaman kepada pembaca, agar mampu memahami konsep dasar
pengambilan keputusan secara sederhana dan jelas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
2. Sifat Dasar Pengambilan Keputusan
3. Dasar Pengambilan Keputusan
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
5. Proses Pengambilan keputusan (Decision Making)
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian dari Pengambilan Keputusan
2. Mengetahui Sifat Dasar Pengambilan Keputusan
3. Mengetahui Dasar-dasar Pengambilan Keputusan

2
4. Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan.
5. Mengetahui Proses Pengambilan keputusan (Decision Making)

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan


Menurut Eisenfuhr pengambilan keputusan adalah proses membuat pilihan
dari sejumlah alternatif untuk mencapai hasil yang diinginkan. Definisi ini
memiliki tiga kunci elemen. Pertama, pengambilan keputusan melibatkan
membuat pilihan dari sejumlah pilihan. Kedua, pengambilan keputusan adalah
proses yang melibatkan lebih dari sekedar pilihan akhir dari antara alternatif.
Ketiga, "hasil yang diinginkan" yang disebutkan dalam definisi melibatkan tujuan
atau target yang dihasilkan dari aktivitas mental bahwa pembuat keputusan
terlibat dalam mencapai keputusan akhir.
Selain itu, menurut Terry (1994) pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Sementara
Wang dan Ruhe (2007) berpendapat bahwa pengambilan keputusan adalah proses
yang memilih pilihan yang lebih disukai atau suatu tindakan dari antara alternatif
atas dasar kriteria atau strategi yang diberikan. Berdasarkan dari beberapa
pendapat diatas, pengambilan keputusan bisa disimpulkan bahwa suatu proses
pemilihan dari antara alternatif untuk mencapai suatu hasil.
Setiap pemimpin pasti bertanggungjawab terhadap masa depan
organisasinya. Untuk itu tujuan yang telah ditetapkan harus dapat tercapai dengan
berbagai aktivitas dan kebijakan. Salah satu yang harus dilakukan pemimpin
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi adalah pengambilan keputusan.
Hadari Nawawi mendefenisikan bahwa keputusan pada dasarnya berarti
hasil akhir dalam mempertimbangkan sesuatu yang akan dilaksanakan secara
nyata. Keputusan juga dapat diartikan sebagai hasil terbaik dalam memilih satu
diantara dua atau beberapa alternatif yang dihadapi. Sementara itu, pengambilan
keputusan merupakan proses atau rangkaian kegiatan menganalisis berbagai fakta,
informasi, data dan teori/pendapat yang akhirnya sampai pada satu kesimpulan
yang dinilai paling baik dan tepat. Proses pengambilan keputusan ini dapat

4
dilakukan sendiri dan dapat pula dilaksanakan dengan bantuan atau
pengikutsertaan orang lain.
Untuk memberikan pemahaman tentang pengambilan keputusan, terlebih
dahulu dikemukakan pengertian pengambilan keputusan. Menurut Robins dalam
Mesiono pengambilan keputusan adalah : “decision making is a process in which
one choose between two or more alternatives”. Pendapat ini menegaskan bahwa
pengambilan keputusan sebagai proses memilih satu pilihan di antara dua atau
lebih alternatif. Pengambilan keputusan adalah menetapkan pilihan atau alternatif
secara nalar dan menghindari diri dari pilihan yang tidak rasional, tanpa alasan
atau data yang kurang akurat. Davis dalam buku yang sama, mengemukakan suatu
keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan
harus dapat menjawab pertanyaan: tentang apa yang seharusnya dilakukan dan
apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.
Menurut Mc. Farland decision : “a decision is anact of choice where in an
executive froms a conclusion about what must or must not be done in a given
situation”. (Keputusan adalah suatu tindakan pemilihan di mana pimpinan
menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus atau tidak harus dilakukan
dalam situasi yang tertentu). Selain itu juga dapat dipahami bahwa pengambilan
keputusan itu tidak terlepas dari upaya memilih alternatif-alternatif yang tepat
untuk situasi tertentu dengan langkah-langkah tertentu pula.

2.2 Sifat Dasar Pengambilan Keputusan


Dalam situasi atau manajemen tertentu, suatu keputusan harus mendahului
suatu atau semua pekerjaan. Dengan kata lain, rangkaian pengambilan keputusan
merupakan pekerjaan yang pertama dan paling awal dari sebuah pelaksanaan
pekerjaan suatu organisasi, kelompok, unit atau individu. Bagaimana pun sebuah
pekerjaan dalam pelaksanaannya diawali dari keputusan. Dalam hal ini
keputusanlah yang akan menentukan corak masa depan suatu organisasi. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa keputusan akan tetap menjadi sebuah tindakan
yang mendahului pelaksanaan pekerjaan sebab keputusan sebagai pangkal tolak
semua kegiatan dan akan menentukan masa depan organisasi, baik berupa
kemajuan, pengembangan atau mungkin saja kemunduran atau bangkrut akibat

5
salah dalam mengambil keputusan. Meskipun penuh ketidakpastian, sebuah
keputusan dibuat justru bersifat masa depan dan menjadi panduan dalam
menentukan tindakan manajemen dan organisasi. Dengan begitu, jelaslah bahwa
pengambilan keputusan merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam
hubungannya dengan organisasi. Dalam menentukan alternatif untuk menjadi
sebuah keputusan dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan sebelum jatuh pada
sebuah keputusan. Pada kondisi inilah dibutuhkan ketajaman analisis terhadap
masalah-masalah yang dihadapi. Sehingga pengambilan keputusan itu
memberikan keuntungan-keuntungan dengan kemampuannya dalam memilih dan
menetapkan alternatif.
Salah satu tolak ukur utama yang biasa digunakan untuk mengukur
efektivitas kepemimpinan seseorang yang menduduki jabatan pimpinan dalam
dalam suatu organisasi ialah kemampuan dan kemahirannya mengambil
keputusan. Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa suatu keputusan dapat
dikatakan sebagai keputusan yang baik apabila memenuhi empat persyaratan,
yaitu rasionalis, logis, realistis, dan pragmatis. Pengalaman dan penelitian
menunjukkan bahwa efektivitas demikian hanya mungkin dicapai apabila seorang
pengambil keputusan mampu menggabungkan secara tepat tiga jenis pendekatan.
Pertama, pendekatan yang didasarkan pada teori dan asas-asas ilmiah yang telah
dikembangkan oleh para teoritisi yang mendalami proses pengambilan keputusan.
Kedua, pendekatan yang memanfaatkan kemampuan berpikir kreatif, inovatif,,
dan intuitif disertai keterlibatan emosional. Ketiga, kemampuan belajar dari
pengalaman mengambil keputusan di masa lalu, baik karena keberhasilan maupun
karena kegagalan.
Banyak definisi mengenai pengambilan keputusan dalam organisasi.
Winardi dalam Susmaini dan Rifa’i mengemukakan bahwa secara sederhana
pengambilan keputusan adalah adanya kemungkinan pilihan antara dua macam
tindakan alternatif. Ivancevic dan Matteson dalam buku yang sama, menyebutkan
ada dua jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan terpogram, yaitu jika pada situasi tertentu ada prosedur rutin yang
biasanya bekerja dalam memecahkan masalah. Maka keputusan terpogram

6
adalah untuk memperluas kemampuan organisasi dalam memecahkan masalah
dengan adanya informasi yang mencukupi.
2. Keputusan tidak terprogram, yaitu bila tidak ada cerita atau informasi tidak
terstruktur. Tidak ada prosedur yang tersusun bagi menangani masalah, juga
sebab tidak ada secara benar-benar sama masalah sebelumnya sehingga sangat
rumit dan penting sekali.
Keputusan terprogram secara sederhana dapat dikatakan, tindakan
menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil secara rutin
dalam organisasi. Keputusan terprogram biasanya menyangkut pemecahan
masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari
tingkat manajemen yang lebih tinggi. Karena masalah yang hendak dipecahkan
bersifat teknis, biasanya prosedur dan langkah-langkah yang perlu ditempuh telah
dituangkan dalam buku pedoman, yang biasanya terdapat dalam organisasi yang
dikelola secara rapi. Berbeda dengan keputusan terpogram, keputusan tidak
terprogram biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang
baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak
terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan tidak terpogram biasanya tidak teknis
sifatnya. Artinya tidak menyangkut hal-hal yang sifatnya operasional. Akan tetapi
menyangkut kebijaksanaan organisasi dengan dampak yang strategis bagi
eksistensi organisasi yang bersangkutan.
Sering kurang disadari bahwa tugas utama dari seorang pemimpin adalah
mengambil keputusan. Segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi sebaiknya
merupakan keputusan bersama yang diputuskan oleh pemimpin, bukan karena
terjadi secara kebetulan. Dengan pengambilan keputusan yang tepat, segala
pendadakan yang mungkin terjadi dapat dihindarkan atau dikurangi. Keputusan
yang diambil oleh berbagai eselon pemimpin dalam organisasi tentu mempunyai
bobot yang berbeda-beda. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi,
semakin besar kualitas keputusan yang diambilnya meskipun bobot keputusan
tersebut sering bersifat umum. Setiap keputusan yang diambil, baik di tingkat
manajemen puncak, tengah, maupun bawah memiliki beberapa syarat berikut:

7
1. Keputusan yang diambil harus mempermudah dan mempercepat pencapaian
tujuan.
2. Keputusan harus tepat sehingga mampu memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh organisasi.
3. Keputusan harus cepat diambil untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan
terbaik yang terbuka untuk organisasi.
4. Keputusan harus praktis, dalam arti dapat dilakukan sesuai dengan kekuatan-
kekuatan yang dimiliki organisasi.
5. Keputusan harus regional, dalam arti dapat diterima oleh akal sehat dari para
pelaksana.

2.3 Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan


dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :

1. Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat


subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain.
Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1) Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk
memutuskan.
2) Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat
kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang
singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan
tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan
mencari pembandingnya, dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan
keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain
sering diabaikan.

8
2. Pengalaman

Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan


mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan
semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip pengambilan keputusan yang
berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata
permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat
apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini.
Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk
mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat
dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan
pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan
kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan
pemecahan masalah.

3. Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung


oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan
dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan
secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan
dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang
kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan
sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan
yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat
sulit.

4. Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang


dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang
berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan

9
tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas
(otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih
permanent sifatnya. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka
akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial.
Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau
kurang jelas.
5. Logika/Rasional

Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang


rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan
keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan
yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat
dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada
pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :

a) Kejelasan masalah
b) Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
c) Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya
d) Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
e) Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil
ekonomis yang maksimal

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan ialah penting untuk memahami apa keputusan yang akan dibuat.
Artinya, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dapat mempengaruhi hasil.
Faktor-faktor tersebut termasuk

a. Pengalaman masa lalu


b. Bias kognitif

10
c. Usia dan perbedaan individu
d. Kepercayaan pada relevansi pribadi
e. Eskalasi komitmen

Sementara, menurut Hasan (dalam Tjiong, 2014), faktor yang memengaruhi


pengambilan keputusan yaitu;

1. Posisi atau kedudukan

Ketika mengambil sebuah keputusan, posisi seseorang dapat dilihat dari letak
posisi, apakah individu sebagai pembuat keputusan atau sebagai seorang staf, dan
tingkatan posisi, yaitu sebagai strategi, kebijakan, peraturan, organisasional,
operasional, atau teknis. Hal ini terkait apakah individu dalam keluarga dapat
mementukan dan memilih keinginannya sendiri atau harus mengikuti keinginan
orangtua.

2. Masalah

Masalah adalah penghalang tercapainya suatu tujuan dan penyimpangan dari


apa yang diharapkan. Masalah yang ada dapat memengaruhi individu
keinginannya untuk berkuliah.

3. Situasi

Situasi adalah keseluruhan faktor yang terjadi dalam suatu keadaan yang
saling berhubungan satu sama lain dan memberi pengaruh terhadap diri seseorang
dan apa yang akan dilakukan. Situasi yang terjadi di sekitar individu dapat
mempengaruhi keinginan untuk mengambil pendidikan di luar daerah.

4. Kondisi

Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang menentukan perbuatan


seseorang. Kondisi yang dihadapi individu dapat memengaruhi keputusan
individu mengambil pendidikan di luar daerah.

11
5. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan individu maupun kelompok


umumnya telah ditentukan. Tujuan dalam pengambilan keputusan merupakan
tujuan objektif. Tujuan individu menjadi faktor dalam memutuskan untuk
mengambil pendidikan di luar daerah.

2.5 Proses Pengambilan keputusan (Decision Making)


Kotler menjelaskan proses pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut :

a. Identifikasi masalah, Dalam hal ini diharapkan mampu mengindentifikasikan


masalah yang ada di dalam suatu keadaan.
b. Pengumpulan dan menganalisis data, Pengambil keputusan diharapkan dapat
mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan
masalah yang ada.
c. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, Setelah masalah dirinci dengan
tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya.
d. Pemilihan salah satu alternatif terbaik, Pemilihan satu alternatif yang
dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar
pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif
dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai
akan berhasil atau sebaliknya.
e. Pelaksanaan keputusan, Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang
pengambil keputusan harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif.
Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai
alternatif yang lain.
f. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan, Setelah keputusan
dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang
telah dibuat.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku, mencerminkan karakter bagi
seorang pemimpin. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah keputusan yang
diambil baik atau buruk tidak hanya dinilai setelah konsekuensinya terjadi,
melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan
pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:

Teori keputusan adalah merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan


menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko.

a. Pengambilan keputusan adalah proses mental di mana seorang manajer


memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya,
menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan
menganalisis data; manajer secara individual dan dalam tim, mengatur dan
mengawasi informasi.
b. Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatif-
alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.

Dengan demikian, fokus pengambilan keputusan adalah pada kemampuan


menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungking sehingga
permasalahan dapat dituntaskan.

3.2 Saran
Melalui Makalah ini penulis mengharapkan kepada para pembaca
khusunya universitas gunadarma dapat mengetahui peran pengambilan keputusan
untuk individu dan organisasi dan dapat membuat keputusan yang lebih baik

13
DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana.H.A & Irfan.Moch. 2014. Sistem Informasi Manajemen.


Bandung:CV Pustaka Setia

Raihan. 2016. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEPEMIMPINAN


MANAJEMEN DAKWAH. Jurnal Al-Bayan 22(34).
Imansyah, Yudi. (2017). Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Lembaga Pendidikan. Pengambilan Keputusan, Vol. 1, No.1.
Muhdi, dkk. (2017). Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Menentukan
Model Manajemen Pendidikan Menengah. Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2.
Salusu. (2015). Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta : Kompas
Gramedia.

Najati, 2001 (dalam Bariroh Nuril. 2011. Analisis Faktor-


FaktorPengambilan Keputusan Mahasiswa Menetap di Ma‟had Sunan Ampel Al-
Ali Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Malang :
Skripsi tidak diterbitkan)
http://etheses.uin-malang.ac.id/1772/5/09410127_Bab_2.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai