Anda di halaman 1dari 20

PERILAKU KEORGANISASIAN

PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6
D1 AKUNTANSI

Ni Luh Rita Cintya Dewi (202033121006)


I Wayan Dekar Sunjaya (202033121035)
Made Adi Pradana (202033121043)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaannya, penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat oleh penulis untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Perilaku Keorganisasian . Selain itu makalah ini dibuat
dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memaparkan materi mengenai hakikat
keputusan, definisi pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan dan elemen -
elemen dasarnya, tipologi pengambilan keputusan, jenis keputusan terkait dengan masalah
yang dihadapi, faktor - faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan,
pengambilan keputusan kelompok, dan implikasi manajerial dalam pengambilan keputusan
kepada semua orang yang berminat untuk mengetahui dan mempelajari mengenai perilaku
kelompok dalam organisasi.

Setiap orang di dunia ini pasti tidak luput dari yang namanya kesalahan, begitupun
dengan penulis sendiri. Oleh karena itu, dalam makalah ini kemungkinan terdapat kesalahan
ataupun kekurangan yang tidak dapat dihindarkan. Dengan demikian penulis sangat
membutuhkan saran dan kritik agar lebih baik lagi kedepannya. Kepada semua orang yang
sudah membantu, penulis sampaikan terima kasih.

Tim Penyusun,

Denpasar, 06 September 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
2.1 Hakikat Keputusan ................................................................................................................ 3
2.2 Definisi Pengambilan Keputusan .......................................................................................... 4
2.3 Proses Pengambilan Keputusan dan Elemen - Elemen Dasarnya ........................................ 4
2.4 Tipologi Pengambilan Keputusan ......................................................................................... 6
2.5 Jenis Keputusan Terkait Dengan Masalah Yang Dihadapi.................................................. 7
2.6 Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan ................................. 8
2.7 Pengambilan Keputusan Kelompok .................................................................................... 10
2.8 Implikasi Manajerial Dalam Pengambilan Keputusan ...................................................... 14
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 15
3.2 Penutup ................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia sepanjang hidup pasti pernah mengambil keputusan. Keputusan secara
umum adalah mengambil atau memilih satu atau lebih dari sekian banyak alternatif.
Membuat keputusan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari baik secara individu
ataupun secara kelompok, terutama dalam suatu organisasi.Pengambilan keputusan
mempunyai arti penting bagi maju atau mundurnya suatu organisasi. Pengambilan
keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi ke arah yang
lebih baik, namun sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk
pada roda organisasi dan administrasinya.

Pembuat keputusan harus mampu melakukan proses pengambilan keputusan, dan bisa
melakukan proses delegasi wewenang secara baik. Pengambilan keputusan membutuhkan
keterampilan mulai dari proses pengumpulan informasi,pencarian alternatif keputusan,
memilih keputusan, hingga mengelola akibat ataupun konsekuensi dari keputusan yang
telah diambil.

Keputusan dan kebijakan merupakan alat untuk mencapai tujuan yaitu menjadikan
madrasah sebagai lembaga yang memiliki standar pendidikan.Pembuatan keputusan juga
dilihat sebagai suatu proses dominan seseorang (pembuat keputusan) memilih dari dua atau
lebih alternatif tindakan yang memungkinkan. Proses dominan kepala madrasah memilih
dua atau lebih alternatif tindakan yang memungkinkan mulai dari dasar, gaya, teknik dan
teknik pelibatan stakeholder.

Proses pengambilan keputusan terkait dengan ketepatan pendekatan yang dilakukan


baik tidaknya suatu hasil keputusan tergantung pada pendekatan yang digunakan. Setiap
pendekatan mempunyai kelebihan yang berbeda-beda tergantung pada jenis permasalahan
yang dihadapi. Oleh karena itu, penggunaan suatu pendekatan tidak efektif untuk
memecahkan semua masalah yang dihadapi.

1
1.2 Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :


1. Hakikat keputusan
2. Definisi pengambilan keputusan
3. Proses pengambilan keputusan dan elemen - elemen dasarnya
4. Tipologi pengambilan keputusan
5. Jenis keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi
6. Faktor - faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
7. Pengambilan keputusan kelompok
8. Implikasi manajerial dalam pengambilan keputusan

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan untuk memperoleh nilai juga
sebagai bahan untuk memberi tambahan pengetahuan kepada pembaca mengenai hakikat
keputusan, definisi pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan dan elemen -
elemen dasarnya, tipologi pengambilan keputusan, jenis keputusan terkait dengan masalah
yang dihadapi, faktor - faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan,
pengambilan keputusan kelompok, dan implikasi manajerial dalam pengambilan
keputusan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Keputusan


Kata “keputusan” memiliki arti kesimpulan. Keputusan adalah suatu pengakhiran
atau kesimpulan dari suatu proses pemikiran tentang sesuatu masalah dengan memilih
pilihan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Keputusan yang diambil
perlu didukung oleh berbagai fakta.

Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis


terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data. Penentuan yang
matang dari altenatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.

Dee Ann Gullies (1996), Pengambilan keputusan sebagai suatu proses kognitif yang
tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat dianalisa, diperhalus, dan
dipadukan untuk menghasilkan ketepatan serta ketelitian yang lebih besar dalam
menyelesaikan masalah dan memulai tindakan.

Handoko (1997), pembuatan keputusan adalah kegiatan yang menggambarkan


proses melalui serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.

Ralp C. Davis dalam Imam Murtono (2009) menyatakan keputusan dapat dijelaskan
sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan
pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah
ditetapkan. Seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika,
realita, rasional, dan pragmatis.

Siagian (2008) menjelaskan bahwa pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah


suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Pendekatan yang
sistematis itu menyangkut pengetahuan tentang hakikat masalah yang dihadapi itu,
pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan masalah yang dihadapi, analisis masalah
dengan menggunakan fakta dan data,mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap
alternatif sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional, dan penilaian dari hasil yang
dicapai sebagai akibat dari keputusan yang diambil.

3
2.2 Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang dapat dijumpai pada semua
tingkatan dan semua bidang manajemen. Pengambilan keputusan mempunyai arti yang
penting bagi maju atau mundurnya suatu organisasi. Pengambilan keputusan merupakan
salah satu hal yang penting bagi setiap orang, terutama bagi seorang pimpinan atau
manajer. Karena keberadaan seorang pimpinan atau manager dapat dilihat dari berbagai
bentuk keputusan dan kebijakan yang diambil oleh seorang pimpinan atau manager yang
ada di suatu organisasi tersebut.

Keputusan yang diambil perlu didukung oleh berbagai faktor yang akan
memberikan keyakinan bahwa pilihan yang telah dipilih sudah tepat dan dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada. Setiap keputusan yang telah diambil sudah melalui
beberapa perhitungan dan pertimbangan yang ada.

Berdasarkan pendapat para ahli pada hakekat keputusan dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap
paling tepat dari beberapa alternatif yang telah tersedia. Setiap keputusan yang diputuskan
pasti memiliki tujuan yang akan dicapai.

2.3 Proses Pengambilan Keputusan dan Elemen - Elemen Dasarnya


Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari administrator
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada bagian awal dari fungsi
perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir dengan pertimbangan. Ia memerlukan
kreativitas, keterampilan kuantitatif dan pengalaman.
Urutan-urutan langkah-langkahnya dalam oteng (1993) yaitu sebagai berikut:
1) Penentuan masalah,
2) Analisa situasi yang ada,
3) Pengembangan alternatif-alternatif,
4) Analisa alternatif-alternatif,
5) Pilihan alternatif yang paling baik.

Elemen-elemen Dasar dalam Pengambilan Keputusan


1) Menentukan tujuan
Tanpa penentuan tujuan, pengambilan keputusan tidak bisa menilai atau
memilih alternatif suatu tindakan.

4
2) Mengidentifikasikan masalah
Proses identifikasi masalah adalah awal dari suatu pengambilan keputusan,
dimana permasalahan merupakan kondisi adanya ketidaksamaan antara kenyataan
dengan apa yang diharapkan. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan adanya
identifikasi yang tepat dan sesuai atas penyebab dari permasalahan tersebut. Sebaliknya
apabila identifikasi tidak tepat maka permasalahan tidak dapat terselesaikan dengan
baik.
3) Mengembangkan sejumlah alternatif
Setelah melakukan identifikasi masalah, selanjutnya adalah membuat alternatif
untuk penyelesaian masalah tersebut. Mengkaji informasi harus dikaji lebih dalam
untuk mengembangkan alternatif yang telah dipikirkan walapun informasi yang dicari
seringkali bersifat terbatas. Namun, pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan
seseorang menolak untuk membuat keputusan yang terlalu cepat dan membuat
pencapaian keputusan yang lebih efektif.
4) Penilaian dan pemilihan alternatif
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi terhadap
masing-masing alternatif yang telah dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang
terbaik. Alternatif-alternatif tindakan dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang
ditentukan,
Alternatif yang terbaik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan
yang hendak dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan model yang
baik untuk menilai berbagai alternatif yang telah dikembangkan. Kondisi yang harus
diperhatikan dalam memilih alternatif adalah kepastian , ketidakpastian, dan risiko
5) Pelaksanakan keputusan
Setelah alternatif dipilih yang terbaik dengan mempertimbangkan kondisi-
kondisi yang akan terjadi, maka selanjutnya adalah melaksanakan keputusan.
Melaksanakan keputusan yang telah diputuskan tidaklah mudah, membutuhkan
tanggung jawab yang besar.
6) Evaluasi dan pengendalian
Evaluasi umumnya dilakukan apabila tindakan keputusan yang dilakukan tidak
berhasil dengan baik maka pengambilan keputusan perlu untuk mengambil keputusan
kembali atau melakukan tindakan koreksi.. Namun, apabila telah berhasil juga harus
melakukan evalusi untuk pembelajaran hidup.

5
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa proses pengambilan
keputusan terdiri dari berbagai tindakan yang memanfaatkan berbagai ragam keterampilan
dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi.
Oleh karena itu, pengambilan sebuah keputusan bukanlah sebuah hal yang mudah,
Karena sebuah keputusan adalah permulaan dari sebuah risiko. Benar, setiap keputusan
mengandung sebuah risiko, yang mau tak mau harus dihadapi ke depannya, terutama oleh
sang pengambil keputusan, yaitu manajer.

2.4 Tipologi Pengambilan Keputusan


Ada beberapa tipologi- tipologi keputusan manajerial yang sering kali kita temukan
dalam gaya seorang pemimpin :

1. Gaya Otoriter/Totaliter yaitu gaya kepemimpinan yang selalu memaksakan


kehendaknya pada setiap orang meskipun dengan jalan kekerasan, namun
kebijakannya berlaku secara distributif dan tanpa kompromi. Gaya ini secara
epistemologis cenderung beraliran Macchiavellian, Hobbesian.

2. Gaya Demokratis yaitu gaya kepemimpinan yang cenderung selalu menggunakan


musyawarah, namun gaya ini sangat lemah mengambil sikap dalam setiap
tindakannya dan terkesan pragmatik. Gaya ini secara epistemologis cenderung
beraliran liberal-moderat.

3. Gaya para Nabi yaitu gaya kepemimpinan yang kharismatik dengan menggunakan
jalan kemanusiaan, dalam arti lebih mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan,
dibanding dengan kepentingan pragmatis. Gaya ini cenderung mengikuti aliran
humanistik-teologis.

Dari beberapa tipologi kepemimpinan di atas, maka kita dapat memahami


bangunan epistemologis dan konstruk ideologisnya melalui gaya kepemimpinan
dari seorang pemimpin.

6
2.5 Jenis Keputusan Terkait Dengan Masalah Yang Dihadapi

Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya


waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Secara garis besar,
digolongkan menjadi 2, yaitu :

a. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya
telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.
b. Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak
bersifat rutin.
Selain itu, ada juga pembagian jenis keputusan berdasarkan pihak pengambil
keputusan, yaitu:
a. Keputusan strategis
Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis. Kebijakan dan
arah yang dimaksud adalah keputusan apa saja yang telah diambil dalam organisasi
yang membawa organisasi tersebut mencapai arah tujuan bersama dalam organisasi.
b. Keputusan operasional
Adapun keputusan organisasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-
hari. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas keputusan strategis yang
dimabil oleh para manajer puncak. Keputusan operasional ini dilakukan untuk
menjalankan kegiatan organisasi sehari-hari atau dilakukan dalam rutinitas organisasi
demi berjalannya organisasi tersebut.

Adapun jenis keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi, yaitu:

1. Keputusan yang diprogramkan (program decision)


Keputusan ini merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan
sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram memiliki
struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah
jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak
alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif
adalah perbandingan tingkat keberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Keputusan ini
merupakan keputusan yang baik karena tedapat langkah-langkah pengambilan
keputusan yang tertata sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan.

7
2. Keputusan yang tidak diprogramkan (non-programmed decision)
Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak
terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang
belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan
bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat tidak pastian apakah
solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya
keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan
dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan
ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan
strategik. Jadi keputusan ini muncul dikarenakan adanya masalah baru yang belum
pernah terjadi atau belum terdapat pengalaman terhadap masalah tersebut.

2.6 Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor Eksternal, faktor yang berasal dari luar


a. Kedudukan

Kedudukan seseorang dapat dilihat berdasarkan pangkaatnya apakah sebagai


pimpinan atau bawahan, sehingga dapat ditentukan pantas atau tidaknya mengambil
suatu keputusan. Karea jika pimpinan yang mengambil tentu ia telah
berpengalaman dalam mengambil suatu keputusan jika sebaliknya seperti bawahan
tentu mereka belum berpengalaman dan belum lihai dalam mengambil suatu
keputusan sehingga jabatan atau kedudukan ini sangat berperan penting dalam
mengambil suatu keputuan.

b. Masalah

Masalah adalah hal yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan yang
merupakan penyimpanga dari hal hal yang diharapkan atau direncanaka.

c. Situasi

Situasi adalah keseluruhan faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain
dan secara bersama sama memencarkan pengaruh terhadap kita dan apa yang akan
hendak kita perbuat.

8
d. Pengaruh dari kelompok lain

Kelompok lain juga dapat berpengaruh terhadap suatu keputusan dikarenakan


kelompok lain atau organisasi mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan
oleh pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok
lain ini juga dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kelompok tersebut.

2. Faktor Internal, faktor yang berasal dari dalam

a. Kepribadian

Tingkah laku atau karakter seseorang dalam pengambilan suatu keputusan juga
sangat mempengaruhi dimana sifat manusia ini beragam ada yang tergesa gesa dan
dan juga yang berhati hati dalam menetapka suatu pilihan sehingga kepribadian ini
juga sangat berpengaruh terhadap pemgambilan suatu keputusan. Dan juga dalam
hal ini yang dibutuhkan adalah kebijaksanaan dan ketegassan seseorang dalam
mengambil suatu keputusan.

b. Pengalaman

Semakin banyaknya seseorang tersebut mengambil keputusan maka ia akan


berani dalam mengambil keputusan dan hal ini juga berkaitan dengan keahlian yang
dimiliki oleh pemimpin atau skill yang ia miliki karena pengalaman yang pernah
dialaminya

c. Emosional

Tingkat emosional ini dipengaruhi oleh perasaan, emosi dan apa yang dirasakan
oleh pengambil keputusan. Pengaruhnya bisa sangat kuat terjadi, karena biasanya
putusan juga akan mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan,
sosial dan sebagainya.

d. Praktikal Dan Struktural

Praktikal ini didasarkan kemampuan individu dalam bertindak dan memiliki


kemampuan untuk melakukan sesuatu, seperti keputusan yang harus diambil.
Keputusan ini diambil berdasarkan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri
dengan melibatkan kemampuan dalam bertindak.

9
2.7 Pengambilan Keputusan Kelompok

Teori Fungsional pengambilan keputusan kelompok meyakini bahwa kelompok


dengan kemampuan pengambilan keputusan yang baik umumnya menggunakan prosedur
yang mengatur bagaimana mereka mengumpulkan, menganalisis, dan menimbang
informasi. Secara umum, kelompok mengambil keputusan dengan melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut :

a) Fase orientasi, yang meliputi proses mendefinisikan masalah, menetapkan tujuan, dan
mengembangkan strategi.
b) Fase diskusi, yang meliputi proses mengumpulkan informasi mengenai situasi yang
dihadapi, dan mengidentifikasi, serta mempertimbangkan pilihan-pilihan yang
dimiliki.
c) Fase keputusan, meliputi proses menetapkan solusi melalui permufakatan, voting,
maupun proses pengambilan keputusan sosial lainnya.
d) Fase implementasi, yang meliputi proses realisasi keputusan dan pengujian dampak
keputusan tersebut.

1. Orientasi
Sebuah keputusan dimulai dengan munculnya problema yang membutuhkan
solusi. Dalam fase orientasi, kelompok perlu mengorganisasi prosedur yang akan
digunakan. Di akhir fase orientasi, anggota kelompok haruslah telah memahami
tujuan, prosedur, dan pekerjaan yang perlu dilakukan. Hasil dari fase orientasi, antara
lain:

a. Pendefinisian Masalah Model mental bersama adalah hasil utama yang


diharapkan di akhir fase orientasi. Model mental tersebut merupakan sebuah
skema kognitif yang mengorganisasi informasi deklaratif dan prosedural
terkait situasi masalah, yang dimiliki setiap anggota kelompok .

10
b. Proses Perencanaan, Pentingnya proses perencanaan dapat dilihat dari tingkat
keberhasilan kelompok dengan perencanaan baik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki perencanaan.
Perencanaan yang melibatkan tenggat dan kendala waktu juga mampu
meningkatkan performa kelompok. Seringkali, proses perencanaan diabaikan
dan muncul kecenderung mengaplikasikan metode yang pernah mereka
gunakan sebelumnya untuk projek di masa kini dan bahkan di masa mendatang.

2. Diskusi
Selama fase diskusi, anggota kelompok berkumpul dan memproses informasi
yang diperlukan dalam mengambil keputusan. Anggota kelompok juga berbagi
informasi, mengekspresikan persetujuan atau ketidaksetujuan, dan mencari
informasi, serta klarifikasi yang lebih banyak. Sebuah pendekatan pemrosesan
informasi berasumsi bahwa individu berambisi untuk menetapkan keputusan yang
baik dengan memanfaatkan informasi yang relevan dan memprosesnya, sehingga
implikasi masalah dapat dipahami dengan baik. Selain itu, pendekatan pemrosesan
informasi kolektif mengasumsikan hal yang sama dengan menambahkan bahwa
terdapat kerja kognitif selama diskusi kelompok.
Hasil dari fase diskusi, antara lain:

a. Memori kolektif Memori kolektif merupakan kombinasi memori kelompok,


termasuk memori anggotanya, model mental bersama, dan sistem ‘transaksi
memori’. Namun, sebuah kelompok terbukti memiliki memori yang kurang
terstruktur dikarenakan fenomena free-ride. Fenomena tersebut dapat dilihat
dari kurangnya usaha anggota kelompok dalam mengingat detail karena
anggapan bahwa anggota lain dapat melakukannya untuk mereka.
Kecenderungan ini mengakibatkan ketidakmampuan kelompok untuk mengingat
detail keputusan, kecuali telah ditulis dalam hitungan menit .
b. Pertukaran informasi Pertukaran informasi atau ‘transaksi memori’ yang
terjadi di antara anggota kelompok dapat memperkuat akses terhadap informasi
dan proses recall informasi. Ketika sebuah kelompok bertukar informasi,
dapat terjadi proses cross-cueing dimana para anggota dapat saling bertukar
petunjuk untuk mengingat informasi yang mungkin dilupakan.

11
c. Pemrosesan informasi Sebuah kelompok mampu memproses informasi secara
mendalam melalui diskusi dibandingkan dengan individual. Menggunakan
lebih banyak waktu secara efektif untuk diskusi aktif sifatnya esensial dalam
menghasilkan keputusan kelompok yang berkualitas.

3. Keputusan
Skema keputusan sosial adalah metode kelompok untuk menggabungkan
individu. Skema keputusan sosial adalah sebuah strategi atau aturan yang digunakan
dalam kelompok untuk memilih satu alternatif dari berbagai alternatif yang diusulkan
dan dibahas selama musyawarah kelompok. Hal ini termasuk aturan keputusan yang
diakui secara eksplisit (kelompok menerima alternatif yang disukai oleh mayoritas) dan
prosedur keputusan implisit (kelompok menerima alternatif yang disukai oleh
masukan anggota paling kuat dalam satu keputusan kelompok). Beberapa skema
keputusan sosial yang umum adalah sebagai berikut :

a. Delegating decisions Seorang individu, subkelompok, atau pihak eksternal


membuat keputusan untuk kelompok. Di bawah skema otoritas, pemimpin,
presiden, atau individu lain membuat keputusan akhir dengan atau tanpa
masukan dari anggota kelompok. Bentuk delegasi lain termasuk meminta seorang
ahli untuk menjawab (anggota yang paling tahu) atau membentuk subkomite
yang terdiri dari beberapa anggota untuk mempelajari masalah dan mencapai
kesimpulan.
b. Averaging decisions Setiap anggota kelompok membuat keputusannya sendiri-
sendiri (baik sebelum atau sesudah diskusi kelompok) dan rekomendasi
pribadi ini dirata-ratakan bersama untuk menghasilkan keputusan kelompok
nominal. Dalam prosesnya, tidak perlu selalu berinteraksi dengan anggota.
c. Plurality decisions Anggota mengekspresikan preferensi individu mereka dengan
pemungutan suara, baik secara terbuka ataupun dengan pemungutan suara
rahasia. Dalam kebanyakan kasus, kelompok memilih alternatif yang disukai oleh
mayoritas anggota (skema aturan mayoritas yang sangat umum), tetapi dalam
beberapa kasus pluralitas yang lebih substansial (seperti skema mayoritas dua
pertiga) diperlukan sebelum keputusan menjadi final.
d. Unanimous decisions (konsensus) Kelompok membahas masalah tersebut
hingga mencapai kesepakatan tanpa suara. Keputusan ini diberlakukan pada
banyak juri di Amerika Serikat.

12
e. Random decisions Kelompok menentukan keputusan akhir dengan kebetulan,
contohnya dengan melempar koin. Setiap skema keputusan memiliki kekuatan
dan juga kelemahan. Misalnya, pendelegasian dapat menghemat waktu dan
tepat untuk masalah yang tidak terlalu penting, tetapi hal ini dapat membuat
para anggota seakan dirampas haknya. Kelompok yang hanya membuat rata-rata
tanpa diskusi dapat membuat keputusan sewenang-wenang yang gagal
memuaskan salah satu anggota kelompok, yang pada akhirnya hanya merasa
sedikit bertanggung jawab untuk melaksanakan keputusan tersebut. Pemungutan
suara adalah cara untuk membuat keputusan yang jelas, bahkan untuk masalah
yang memecahkan kelompok. Bedasarkan perbandingan para peneliti,
pluralitas paling konsisten dalam menghasilkan keputusan yang superior.
Namun, pluralitas juga memiliki kekurangan. Ketika telah mendekati waktu
pemungutan suara, beberapa kelompok mungkin merasa terasing/terabaikan.
Akibatnya, mereka menjadi tidak puas dan cenderung dengan berath hati
memberikan dukungan untuk keputusan tersebut. Beberapa kelompok
menghindari kekurangan ini dengan mengandalkan konsensus untuk membuat
keputusan. Skema keputusan konsensus seringkali melibatkan dan mengarah
pada komitmen tingkat tinggi terhadap keputusan, serta kelompok. Misalnya,
ketika sembilan orang di dewan juri mendukung putusan bersalah, tiga anggota
juri yang tersisa dapat menahan informasi yang mereka yakini akan menyebabkan
perbedaan pendapat dalam grup. Kelompok seringkali memilih untuk mencapai
konsensus pada pertanyaan yang membutuhkan penilaian sensitif seperti masalah
moralitas, tetapi mereka menyukai skema pemungutan suara dengan aturan
mayoritas pada tugas-tugas pemecahan masalah.

4. Implementasi
Apabila keputusan dibuat, dua pekerjaan penting tetap harus dilakukan.
Pertama, keputusan harus dilaksanakan. Kedua, kualitas keputusan harus dievaluasi.
Faktor yang mempengaruhi implementasi, antara lain:

a) Procedural justice Mengandung persepsi tentang keadilan dan legitimasi


metode yang digunakan untuk membuat keputusan, menyelesaikan perselisihan,
dan mengalokasikan sumber daya, penggunaan prosedur yang adil, dan tidak
memihak. Termasuk evaluasi anggota grup tentang keadilan dalam proses yang
digunakan grup untuk membuat keputusannya.

13
b) Participation and voice Banyak faktor yang memengaruhi persepsi tentang
keadilan prosedural, tetapi ketika individu percaya bahwa mereka memiliki suara
dalam masalah tersebut dan dapat mengungkapkan kekhawatiran yang mereka
miliki, serta adanya orang lain yang mendengarkan dan menanggapi, maka
mereka cenderung lebih terlibat dalam pelaksanaan keputusan akhir.

2.8 Implikasi Manajerial Dalam Pengambilan Keputusan

Implikasi Manajerial Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam


organisasi sekolah manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan
berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam
mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana
program pengembangan sekolah.

Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan:

1. Gaya Direktif (Pengarahan) adalah Suatu gaya pengambilan keputusan dengan


ambiguitas/ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional.
2. Gaya Analitisadalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang
tinggiterhadap ambiguitas/ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional.
3. Gaya Konseptual adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang
tinggi untukambiquitas /ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga.
4. Gaya Perilaku adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang
rendah untukambiquitas/ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pendapat para ahli pada hakekat keputusan dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling
tepat dari beberapa alternatif yang telah tersedia. Setiap keputusan yang diputuskan pasti
memiliki tujuan yang akan dicapai.

Urutan-urutan langkah-langkahnya dalam oteng (1993) yaitu : Penentuan masalah,


Analisa situasi yang ada, Pengembangan alternatif-alternatif, Analisa alternatif-alternatif,
Pilihan alternatif yang paling baik.

Elemen-elemen Dasar dalam Pengambilan Keputusan yaitu : Menentukan tujuan,


Mengidentifikasikan masalah, Mengembangkan sejumlah alternatif, Penilaian dan pemilihan
alternatif, Pelaksanakan keputusan, Evaluasi dan pengendalian.

Ada beberapa tipologi- tipologi keputusan manajerial yang sering kali kita temukan
dalam gaya seorang pemimpin yaitu : Gaya Otoriter/Totaliter, Gaya Demokratis, Gaya para
Nabi.

Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya


waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Secara garis besar, digolongkan
menjadi 2, yaitu : Keputusan rutin dan Keputusan tidak rutin . Selain itu, ada juga pembagian
jenis keputusan berdasarkan pihak pengambil keputusan, yaitu: Keputusan strategis dan
Keputusan operasional. Adapun jenis keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi, yaitu:
Keputusan yang diprogramkan (program decision) dan Keputusan yang tidak diprogramkan
(non-programmed decision).

Dalam pengambilan keputusan ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor eksternal
dan faktor internal. Adapun faktor-faktor tersebut adalah : Faktor Eksternal, faktor yang berasal
dari luar, yaitu : Kedudukan, Masalah, Situasi, dan Pengaruh dari kelompok lain. Adapun
Faktor Internal, faktor yang berasal dari dalam, yaitu : Kepribadian, Pengalaman, Emosional,
dan Praktikal Dan Struktural.

Secara umum, kelompok mengambil keputusan dengan melalui tahapan-tahapan yaitu :


Fase orientasi, Fase diskusi, Fase keputusan, dan Fase implementasi.

15
3.2 Penutup

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, kami meminta maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat
yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannnya
dengan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi - SURADJI MUHAMMAD

Konsep Pengambilan Keputusan - LUTHFIA YULI KURNIAWAN

17

Anda mungkin juga menyukai