DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
D1 AKUNTANSI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaannya, penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat oleh penulis untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Perilaku Keorganisasian . Selain itu makalah ini dibuat
dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memaparkan materi mengenai hakikat
keputusan, definisi pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan dan elemen -
elemen dasarnya, tipologi pengambilan keputusan, jenis keputusan terkait dengan masalah
yang dihadapi, faktor - faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan,
pengambilan keputusan kelompok, dan implikasi manajerial dalam pengambilan keputusan
kepada semua orang yang berminat untuk mengetahui dan mempelajari mengenai perilaku
kelompok dalam organisasi.
Setiap orang di dunia ini pasti tidak luput dari yang namanya kesalahan, begitupun
dengan penulis sendiri. Oleh karena itu, dalam makalah ini kemungkinan terdapat kesalahan
ataupun kekurangan yang tidak dapat dihindarkan. Dengan demikian penulis sangat
membutuhkan saran dan kritik agar lebih baik lagi kedepannya. Kepada semua orang yang
sudah membantu, penulis sampaikan terima kasih.
Tim Penyusun,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia sepanjang hidup pasti pernah mengambil keputusan. Keputusan secara
umum adalah mengambil atau memilih satu atau lebih dari sekian banyak alternatif.
Membuat keputusan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari baik secara individu
ataupun secara kelompok, terutama dalam suatu organisasi.Pengambilan keputusan
mempunyai arti penting bagi maju atau mundurnya suatu organisasi. Pengambilan
keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi ke arah yang
lebih baik, namun sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk
pada roda organisasi dan administrasinya.
Pembuat keputusan harus mampu melakukan proses pengambilan keputusan, dan bisa
melakukan proses delegasi wewenang secara baik. Pengambilan keputusan membutuhkan
keterampilan mulai dari proses pengumpulan informasi,pencarian alternatif keputusan,
memilih keputusan, hingga mengelola akibat ataupun konsekuensi dari keputusan yang
telah diambil.
Keputusan dan kebijakan merupakan alat untuk mencapai tujuan yaitu menjadikan
madrasah sebagai lembaga yang memiliki standar pendidikan.Pembuatan keputusan juga
dilihat sebagai suatu proses dominan seseorang (pembuat keputusan) memilih dari dua atau
lebih alternatif tindakan yang memungkinkan. Proses dominan kepala madrasah memilih
dua atau lebih alternatif tindakan yang memungkinkan mulai dari dasar, gaya, teknik dan
teknik pelibatan stakeholder.
1
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan untuk memperoleh nilai juga
sebagai bahan untuk memberi tambahan pengetahuan kepada pembaca mengenai hakikat
keputusan, definisi pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan dan elemen -
elemen dasarnya, tipologi pengambilan keputusan, jenis keputusan terkait dengan masalah
yang dihadapi, faktor - faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan,
pengambilan keputusan kelompok, dan implikasi manajerial dalam pengambilan
keputusan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dee Ann Gullies (1996), Pengambilan keputusan sebagai suatu proses kognitif yang
tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat dianalisa, diperhalus, dan
dipadukan untuk menghasilkan ketepatan serta ketelitian yang lebih besar dalam
menyelesaikan masalah dan memulai tindakan.
Ralp C. Davis dalam Imam Murtono (2009) menyatakan keputusan dapat dijelaskan
sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan
pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah
ditetapkan. Seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika,
realita, rasional, dan pragmatis.
3
2.2 Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang dapat dijumpai pada semua
tingkatan dan semua bidang manajemen. Pengambilan keputusan mempunyai arti yang
penting bagi maju atau mundurnya suatu organisasi. Pengambilan keputusan merupakan
salah satu hal yang penting bagi setiap orang, terutama bagi seorang pimpinan atau
manajer. Karena keberadaan seorang pimpinan atau manager dapat dilihat dari berbagai
bentuk keputusan dan kebijakan yang diambil oleh seorang pimpinan atau manager yang
ada di suatu organisasi tersebut.
Keputusan yang diambil perlu didukung oleh berbagai faktor yang akan
memberikan keyakinan bahwa pilihan yang telah dipilih sudah tepat dan dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada. Setiap keputusan yang telah diambil sudah melalui
beberapa perhitungan dan pertimbangan yang ada.
Berdasarkan pendapat para ahli pada hakekat keputusan dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap
paling tepat dari beberapa alternatif yang telah tersedia. Setiap keputusan yang diputuskan
pasti memiliki tujuan yang akan dicapai.
4
2) Mengidentifikasikan masalah
Proses identifikasi masalah adalah awal dari suatu pengambilan keputusan,
dimana permasalahan merupakan kondisi adanya ketidaksamaan antara kenyataan
dengan apa yang diharapkan. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan adanya
identifikasi yang tepat dan sesuai atas penyebab dari permasalahan tersebut. Sebaliknya
apabila identifikasi tidak tepat maka permasalahan tidak dapat terselesaikan dengan
baik.
3) Mengembangkan sejumlah alternatif
Setelah melakukan identifikasi masalah, selanjutnya adalah membuat alternatif
untuk penyelesaian masalah tersebut. Mengkaji informasi harus dikaji lebih dalam
untuk mengembangkan alternatif yang telah dipikirkan walapun informasi yang dicari
seringkali bersifat terbatas. Namun, pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan
seseorang menolak untuk membuat keputusan yang terlalu cepat dan membuat
pencapaian keputusan yang lebih efektif.
4) Penilaian dan pemilihan alternatif
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi terhadap
masing-masing alternatif yang telah dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang
terbaik. Alternatif-alternatif tindakan dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang
ditentukan,
Alternatif yang terbaik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan
yang hendak dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan model yang
baik untuk menilai berbagai alternatif yang telah dikembangkan. Kondisi yang harus
diperhatikan dalam memilih alternatif adalah kepastian , ketidakpastian, dan risiko
5) Pelaksanakan keputusan
Setelah alternatif dipilih yang terbaik dengan mempertimbangkan kondisi-
kondisi yang akan terjadi, maka selanjutnya adalah melaksanakan keputusan.
Melaksanakan keputusan yang telah diputuskan tidaklah mudah, membutuhkan
tanggung jawab yang besar.
6) Evaluasi dan pengendalian
Evaluasi umumnya dilakukan apabila tindakan keputusan yang dilakukan tidak
berhasil dengan baik maka pengambilan keputusan perlu untuk mengambil keputusan
kembali atau melakukan tindakan koreksi.. Namun, apabila telah berhasil juga harus
melakukan evalusi untuk pembelajaran hidup.
5
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa proses pengambilan
keputusan terdiri dari berbagai tindakan yang memanfaatkan berbagai ragam keterampilan
dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi.
Oleh karena itu, pengambilan sebuah keputusan bukanlah sebuah hal yang mudah,
Karena sebuah keputusan adalah permulaan dari sebuah risiko. Benar, setiap keputusan
mengandung sebuah risiko, yang mau tak mau harus dihadapi ke depannya, terutama oleh
sang pengambil keputusan, yaitu manajer.
3. Gaya para Nabi yaitu gaya kepemimpinan yang kharismatik dengan menggunakan
jalan kemanusiaan, dalam arti lebih mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan,
dibanding dengan kepentingan pragmatis. Gaya ini cenderung mengikuti aliran
humanistik-teologis.
6
2.5 Jenis Keputusan Terkait Dengan Masalah Yang Dihadapi
a. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya
telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.
b. Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak
bersifat rutin.
Selain itu, ada juga pembagian jenis keputusan berdasarkan pihak pengambil
keputusan, yaitu:
a. Keputusan strategis
Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis. Kebijakan dan
arah yang dimaksud adalah keputusan apa saja yang telah diambil dalam organisasi
yang membawa organisasi tersebut mencapai arah tujuan bersama dalam organisasi.
b. Keputusan operasional
Adapun keputusan organisasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-
hari. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas keputusan strategis yang
dimabil oleh para manajer puncak. Keputusan operasional ini dilakukan untuk
menjalankan kegiatan organisasi sehari-hari atau dilakukan dalam rutinitas organisasi
demi berjalannya organisasi tersebut.
7
2. Keputusan yang tidak diprogramkan (non-programmed decision)
Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak
terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang
belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan
bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat tidak pastian apakah
solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya
keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan
dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan
ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan
strategik. Jadi keputusan ini muncul dikarenakan adanya masalah baru yang belum
pernah terjadi atau belum terdapat pengalaman terhadap masalah tersebut.
Dalam pengambilan keputusan ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :
b. Masalah
Masalah adalah hal yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan yang
merupakan penyimpanga dari hal hal yang diharapkan atau direncanaka.
c. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain
dan secara bersama sama memencarkan pengaruh terhadap kita dan apa yang akan
hendak kita perbuat.
8
d. Pengaruh dari kelompok lain
a. Kepribadian
Tingkah laku atau karakter seseorang dalam pengambilan suatu keputusan juga
sangat mempengaruhi dimana sifat manusia ini beragam ada yang tergesa gesa dan
dan juga yang berhati hati dalam menetapka suatu pilihan sehingga kepribadian ini
juga sangat berpengaruh terhadap pemgambilan suatu keputusan. Dan juga dalam
hal ini yang dibutuhkan adalah kebijaksanaan dan ketegassan seseorang dalam
mengambil suatu keputusan.
b. Pengalaman
c. Emosional
Tingkat emosional ini dipengaruhi oleh perasaan, emosi dan apa yang dirasakan
oleh pengambil keputusan. Pengaruhnya bisa sangat kuat terjadi, karena biasanya
putusan juga akan mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan,
sosial dan sebagainya.
9
2.7 Pengambilan Keputusan Kelompok
a) Fase orientasi, yang meliputi proses mendefinisikan masalah, menetapkan tujuan, dan
mengembangkan strategi.
b) Fase diskusi, yang meliputi proses mengumpulkan informasi mengenai situasi yang
dihadapi, dan mengidentifikasi, serta mempertimbangkan pilihan-pilihan yang
dimiliki.
c) Fase keputusan, meliputi proses menetapkan solusi melalui permufakatan, voting,
maupun proses pengambilan keputusan sosial lainnya.
d) Fase implementasi, yang meliputi proses realisasi keputusan dan pengujian dampak
keputusan tersebut.
1. Orientasi
Sebuah keputusan dimulai dengan munculnya problema yang membutuhkan
solusi. Dalam fase orientasi, kelompok perlu mengorganisasi prosedur yang akan
digunakan. Di akhir fase orientasi, anggota kelompok haruslah telah memahami
tujuan, prosedur, dan pekerjaan yang perlu dilakukan. Hasil dari fase orientasi, antara
lain:
10
b. Proses Perencanaan, Pentingnya proses perencanaan dapat dilihat dari tingkat
keberhasilan kelompok dengan perencanaan baik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki perencanaan.
Perencanaan yang melibatkan tenggat dan kendala waktu juga mampu
meningkatkan performa kelompok. Seringkali, proses perencanaan diabaikan
dan muncul kecenderung mengaplikasikan metode yang pernah mereka
gunakan sebelumnya untuk projek di masa kini dan bahkan di masa mendatang.
2. Diskusi
Selama fase diskusi, anggota kelompok berkumpul dan memproses informasi
yang diperlukan dalam mengambil keputusan. Anggota kelompok juga berbagi
informasi, mengekspresikan persetujuan atau ketidaksetujuan, dan mencari
informasi, serta klarifikasi yang lebih banyak. Sebuah pendekatan pemrosesan
informasi berasumsi bahwa individu berambisi untuk menetapkan keputusan yang
baik dengan memanfaatkan informasi yang relevan dan memprosesnya, sehingga
implikasi masalah dapat dipahami dengan baik. Selain itu, pendekatan pemrosesan
informasi kolektif mengasumsikan hal yang sama dengan menambahkan bahwa
terdapat kerja kognitif selama diskusi kelompok.
Hasil dari fase diskusi, antara lain:
11
c. Pemrosesan informasi Sebuah kelompok mampu memproses informasi secara
mendalam melalui diskusi dibandingkan dengan individual. Menggunakan
lebih banyak waktu secara efektif untuk diskusi aktif sifatnya esensial dalam
menghasilkan keputusan kelompok yang berkualitas.
3. Keputusan
Skema keputusan sosial adalah metode kelompok untuk menggabungkan
individu. Skema keputusan sosial adalah sebuah strategi atau aturan yang digunakan
dalam kelompok untuk memilih satu alternatif dari berbagai alternatif yang diusulkan
dan dibahas selama musyawarah kelompok. Hal ini termasuk aturan keputusan yang
diakui secara eksplisit (kelompok menerima alternatif yang disukai oleh mayoritas) dan
prosedur keputusan implisit (kelompok menerima alternatif yang disukai oleh
masukan anggota paling kuat dalam satu keputusan kelompok). Beberapa skema
keputusan sosial yang umum adalah sebagai berikut :
12
e. Random decisions Kelompok menentukan keputusan akhir dengan kebetulan,
contohnya dengan melempar koin. Setiap skema keputusan memiliki kekuatan
dan juga kelemahan. Misalnya, pendelegasian dapat menghemat waktu dan
tepat untuk masalah yang tidak terlalu penting, tetapi hal ini dapat membuat
para anggota seakan dirampas haknya. Kelompok yang hanya membuat rata-rata
tanpa diskusi dapat membuat keputusan sewenang-wenang yang gagal
memuaskan salah satu anggota kelompok, yang pada akhirnya hanya merasa
sedikit bertanggung jawab untuk melaksanakan keputusan tersebut. Pemungutan
suara adalah cara untuk membuat keputusan yang jelas, bahkan untuk masalah
yang memecahkan kelompok. Bedasarkan perbandingan para peneliti,
pluralitas paling konsisten dalam menghasilkan keputusan yang superior.
Namun, pluralitas juga memiliki kekurangan. Ketika telah mendekati waktu
pemungutan suara, beberapa kelompok mungkin merasa terasing/terabaikan.
Akibatnya, mereka menjadi tidak puas dan cenderung dengan berath hati
memberikan dukungan untuk keputusan tersebut. Beberapa kelompok
menghindari kekurangan ini dengan mengandalkan konsensus untuk membuat
keputusan. Skema keputusan konsensus seringkali melibatkan dan mengarah
pada komitmen tingkat tinggi terhadap keputusan, serta kelompok. Misalnya,
ketika sembilan orang di dewan juri mendukung putusan bersalah, tiga anggota
juri yang tersisa dapat menahan informasi yang mereka yakini akan menyebabkan
perbedaan pendapat dalam grup. Kelompok seringkali memilih untuk mencapai
konsensus pada pertanyaan yang membutuhkan penilaian sensitif seperti masalah
moralitas, tetapi mereka menyukai skema pemungutan suara dengan aturan
mayoritas pada tugas-tugas pemecahan masalah.
4. Implementasi
Apabila keputusan dibuat, dua pekerjaan penting tetap harus dilakukan.
Pertama, keputusan harus dilaksanakan. Kedua, kualitas keputusan harus dievaluasi.
Faktor yang mempengaruhi implementasi, antara lain:
13
b) Participation and voice Banyak faktor yang memengaruhi persepsi tentang
keadilan prosedural, tetapi ketika individu percaya bahwa mereka memiliki suara
dalam masalah tersebut dan dapat mengungkapkan kekhawatiran yang mereka
miliki, serta adanya orang lain yang mendengarkan dan menanggapi, maka
mereka cenderung lebih terlibat dalam pelaksanaan keputusan akhir.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pendapat para ahli pada hakekat keputusan dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling
tepat dari beberapa alternatif yang telah tersedia. Setiap keputusan yang diputuskan pasti
memiliki tujuan yang akan dicapai.
Ada beberapa tipologi- tipologi keputusan manajerial yang sering kali kita temukan
dalam gaya seorang pemimpin yaitu : Gaya Otoriter/Totaliter, Gaya Demokratis, Gaya para
Nabi.
Dalam pengambilan keputusan ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor eksternal
dan faktor internal. Adapun faktor-faktor tersebut adalah : Faktor Eksternal, faktor yang berasal
dari luar, yaitu : Kedudukan, Masalah, Situasi, dan Pengaruh dari kelompok lain. Adapun
Faktor Internal, faktor yang berasal dari dalam, yaitu : Kepribadian, Pengalaman, Emosional,
dan Praktikal Dan Struktural.
15
3.2 Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, kami meminta maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat
yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannnya
dengan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
17