Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

Pengambilan Keputusan
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Pengantar
Manajemen

DOSEN PENGAMPU:
Sri Aryati, S. Kom, MM
Disusun oleh
Kelompok 6
Ella Rahmadani 3723177
Rike Leonika Wulandari 3723180
Dina Islamika Fauziah 3723202
Vina Kurnia Deslita 3723208
Annisa Zahra 3723210

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
TA. 2023/2024 (1445/14476 H)
2
ABSTRAK
The main meaning of decision-making is an act issuing a decision that
isboth tactical and operational such as planning programs to be
achieved,implementation strategies and problem-solving strategies, through a
decisionbased on the election results of several solution alternatives decided to
achieve goals. The decision-making activities include problem identification,
problem formulation, and alternative selection decisions based on calculations
and the various impacts that may arise. In the stage of decision making
implementation, as a leader must make many routine decisions in order to control
activities in accordance with the plans. While in control stage that includes
monitoring, inspection, and assessment of the implementation results was
performed to evaluate the implementation of the decisions.

Keywords: Decision-Making

ABSTRAK
Hakikat pengambilan keputusan adalah tindakan dalam mengeluarkan
keputusan yang bersifat taktis maupun operasional seperti memuat program yang
ingin dicapai, strategi pelaksanaannya dan strategi pemecahan masalah, melalui
suatu keputusan yang didasarkan pada hasil pemilihan beberapa alternatif masalah
yang telah ditetapkan untuk pencapaian tujuan. Pembuatan keputusan tersebut
mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan
alternatif keputusan berda-sarkan perhitungan dan berbagai dampak yang
mungkin timbul. Dalam tahap implementasi atau operasionalnya. pimpinan
harusmembuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan kegiatan
sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap
pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap
hasilpelaksanaan dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan dari
pembuatankeputusan yang telah dilakukan.

Kata Kunci: Pengambilan Keputusan

1
PENDAHULUAN

Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang


selalu bergumul dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan
terbaik yang diperoleh setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam
arti tersebut, terkandung unsur situasi dasar, peluang munculnya situasi
dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Lantas pertanyaannya, apakah
setelah evaluasi alternatif serta merta begitu saja hadir keputusan? Iya,
secara rasional kesimpulan tersirat dalam premis-premis sehingga hanya
kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai literatur yang
memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata
keputusan di dalam modelnya.
Secara umum pengambilan keputusan (decision making) adalah
melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputasan ini diambil
setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan
dilalui oleh pembuat keputasan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi
identifikasi masalah utama, menyusun alternative yang akan dipilih dan
sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik. Oleh karena itu, penulis
bermaksud membuat artikel ini agar dapat dijadikan pedoman dalam
mengambil keputusan dengan baik agar tidak terjadi kesalah pahaman.

PEMBAHASAN
1. Kerangka Kerja Dan Konsep Untuk Pengambilan Keputusan
. Pengambilan keputusan merupakan kegiatan penentuan alternatif.
Karena ini berkaitan dengan fungsi dari manajemen. Seperti jika seorang
leader melakukan planning, pengelolaan, dan kontroling maka akan
membuat suatu keputusan. Ada beberapa ahli yang menjadi pelopor teori
dan mengemukakan akan pengambilan keputusan tersebut misalnya teori
manajemen yang dikemukakan oleh Fayol dan Urwick yang membahas
tentang pengmbilan keputusan tentang pengaruhnya terhadap Otoritas dan
delegasi

2
Menurut Herbert A Simon sebagai ahli teori dalam keputusan dan
organisasi yang merumuskan tiga tahapan utama dalam proses
pengambilan keputusan, yaitu : (1) aktivitas Inteligensi, yakni sebagai
tahap awal dalam pencarian kondisi organsiasi/ lingkungan yang memang
membutuhkan pengambilan keputusan, (2) aktivitas Desain. Yakni
tahapan yang mungkin ditemukan temuan-temuan akan pengembangan
serta analisis masalah, (2) Aktivitas Memilih. Tahapan ini adalah tahapan
terakhir adalah tahapan menentukan tahapan tindakan dari pilihan yang
tersedia.1
Keputusan (decision) secara harfiah berarti pilihan (choice).
Pilihan yang dimaksud di sini adalah pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan, atau dapat dikatakan pula sebagai keputusan dicapai setelah
dilakukan pertimbangan dengan memilih satu kemungkinan pilihan.
Seperti yang diungkapkan oleh Gito Sudarmo (2000), bahwa keputusan
terkait dengan ketetapan atau penentuan suatu pilihan yang diinginkan.
Definisi di atas mengandung pengertian, dalam keputusan yaitu:
(1) ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa
alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan
yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan
tersebut.
Pengertian keputusan, selanjutnya dikutipkan pendapat para ahli
mengenai pengertian pengambilan keputusan. Menurut Steiner (1998)
pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu proses manusiawi
yang didasari dan mencakup baik fenomena individu maupun sosial,
didasarkan pada premis nilai dan fakta, menyimpulkan sebuah pilihan dari
antar alternatif dengan maksud bergerak menuju suatu situasi yang
diinginkan. Pengertian ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan
merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa

1
Firdayanti D Hakim, “Persepsi, Pengambilan Keputusan, Konsep diri dan Values”,
Jurnal Ilmiah Pascasarjana, Vol. 1, No.3, Des 2021, hlm. 160

3
alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai
suatu cara pemecahan masalah.
Steers mengemukakan bahwa “decision making is a process of
selecting among available alternatives”. Artinya bahwa pengambilan
keputusan menyangkut pilihan dari berbagai macam alternatif yang ada
dalam organisasi. Selanjutnya Koontz (1998) mengatakan bahwa
pengambilan keputusan merupakan seleksi berbagai alternatif tindakan
yang akan ditempuh merupakan inti perencanaan. William (1992)
mendefinisikan bahwa pengambilan keputusan sebagai seleksi berbagai
alternatif kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dipahami bahwa
pengambilan keputusan senantiasa berkaitan dengan problem atau masalah
dalam organisasi, sifat hakiki dari pengambilan keputusan adalah memilih
satu dua atau lebih alternatif pemecahan masalah menuju satu situasi yang
diinginkan,melalui keputusan atau penetapannya orang berharap akan
tercapai suatu pemecahan masalah dari problem yang terjadi.
Siagian (2008) menjelaskan bahwa pada hakikatnya pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah
yang dihadapi. Pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan
tentang hakikat masalah yang dihadapi itu, pengumpulan fakta dan data
yang relevan dengan masalah yang dihadapi, analisis masalah dengan
menggunakan fakta dan data,mencari alternatif pemecahan, menganalisis
setiap alternatif sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional, dan
penilaian dari hasil yang dicapai sebagai akibat dari keputusan yang
diambil.
Kusnadi (2005) menjelaskan yang dimaksud dengan pengambilan
keputusan adalah penetapan atau pemilihan suatu alternatif dari beberapa
alternatif yang tersedia, dengan memperhatikan kondisi internal maupun
eksternal yang ada.
Pengertian tersebut menunjukan dengan jelas beberapa hal, yaitu:

4
a. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang
terjadi secara kebetulan
b. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara asal
jadi karena cara pendekatan kepada pengambilan keputusan
harus didasarkan kepada sistematika tertentu. Siste- matika
tertentu perlu didasarkan pada:
1) Kemampuan organisasi dalam arti tersedianya
sumber-sumber materil yang dapat dipergunakan
untuk melaksanakan keputusan yang diambil.
2) Tenaga kerja yang tersedia serta kualifikasinya
untuk melaksanakan keputusan.
3) Filsafat yang dianut organisasi.
4) Situasi lingkungan internal dan eksternal yang
menurut perhitungan akan mempengaruhi roda
administrasi dan manajemen dalam organisasi.
c. Bahwa sebelum suatu masalah dapat dipecahkan dengan
baik, hakikat masalah itu terlebih dahulu diketahui dengan
jelas.
d. Pemecahan tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan
intuisi, akan tetapi pula perlu berdasarkan pada fakta yang
terkumpul dengan sistematis, terolah dengan baik dan
tersimpan secara teratur sehingga fakta/data itu dapat
dipercayai
e. Keputusan yang diambil adalah keputusan yang dipilih dari
berbagai alternatif yang telah dianalisis secara matang.

Terkait dengan fungsi tersebut,maka tujuan pengambilan


keputusan dapat dibedakan:

a. Tujuan yang bersifat tunggal. Tujuan pengambilan keputusan


yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan

5
hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali
diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain
b. Tujuan yang bersifat ganda. Tujuan pengambilan keputusan
yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan
menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang
diambil itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah
yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.

Dalam Dekdinas (2002) Konklusi yang diperoleh mengenai


pengambilan keputusan adalah: tujuan pengambilan keputusan itu bersifat
tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya
dengan masalah lain, kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan
keputusan dapat juga bersifat ganda (multiple objective) dalam arti bahwa
satu keputusan yang diambilanya itu sekaligus memecahkan dua masalah
atau lebih yang sifatnya kontradiktif.

2. Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Sederhana


Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal
ini berkaian dengan fungsi manajemen. Misalnya, saat manajer
merencanakan, mengelola, mengontrol, mereka membuat keputusan. Akan
tetapi, ahli teori klasik tidak menjelaskan peng keputusan tersebut secara
umum. Pelopor teori manajemen seperti Fayol dan Urwick membahas
pengambilan keputusan mengenai pengaruhnya pada delegasi dan otoritas,
sementara bapak manajemenFrederick W. Taylor hanya menyinggung
metode ilmiah sebagai pendekatan untuk pengambilan keputusan. Seperti
kebanyakan aspek teori organisasi modern, analisis awal pengambilan
keputusan dapat ditelusuri pada Chester Barnard. Dalam The Functions of
the Exec Barnard memberikan analisis komprehensif mengenai
pengambilan keputusan clan menyat "Proses keputusan ... merupakan
teknik untuk mempersempit pilihan."
Kebanyakan pembahasan proses pengambilan keputusan terbagi
dalam beberapa langkah. Hal ini dapat ditelusuri dari ide yang

6
dikembangkan Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan organisasi yang
memenangkan hadiah Nobel, yang mengonseptualisasikan tiga tahap
utama dalam proses, pengambilan keputusan:
a. Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer
"intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai
penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan
pengambilan keputusan.
b. Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan
penemuan, pengembangan, dan analisis masalah
c. Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan
pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia

Berhubungan dengan tahap-tahap tersebut, tetapi lebih empiris


(yaitu, menelusuri keputusan sebenarnya dalam organisasi), adalah
langkah pengambilan keputusan menurut Mintzberg dan koleganya:

a. Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau


kesempatan muncul dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa
masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan
sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.
b. Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur
atau solusi standar yang ada a s mendesain solusi yang baru.
Diketahui bahwa proses desain merupakan proses pencarian d
percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide
solusi ideal yang tidak jelas.
c. Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara
pembentukan seleksi: dengan penilainn pembuat keputusan,
berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis;
dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan
tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat
keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali

7
keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian
dibuat.

Merangkum tahap pengambilan keputusan berdasarkan penelitian


Mintzberg. Baik terekspresi dalam tahap Simon maupun Mintzberg,
terdapat langkah awal yang dapat diidentifikasi yang menghasilkan
aktivitas pemilihan dalam pengambilan keputusan. Perlu dicatat bahwa
pengambilan keputusan merupakan proses dinamis, terdapat banyak celah
berupa umpan balik dalam setiap tahap. "Celah umpan balik dapat
disebabkan oleh masalah waktu, politik, ketidaksetujuan antarmanajer,
ketidakmampuan untuk mengidentifikasi alternatif yang tepat atau
mengimplementasikan solusi, pergantian manajer, atau munculnya
alternatif baru secara tiba-tiba.

Yang penting adalah pengambilan keputusan merupakan proses


dinamis. Proses dinamis ini mempunyai implikasi perilaku dan strategis
pada organisasi. Penelitian empiris terbaru mengindikasikan bahwa proses
keputusan yang mencakup pembuatan pilihan strategis menghasilkan
keputusan yang baik dalam organisasi 6 tetapi masih terdapat banyak
masalah, yakni manajer mengambil keputusan yang salah.' Kembali ke
peranan dominan yang dimainkan teknologi informasi dalam analisis dan
praktik pengambilan keputusan yang efektif,e relevansi studi dan aplikasi
perilaku organisasi ini adalah apa yang disebut perilaku pengambilan
keputusan.

Perilaku pengambilan keputusan berkaitan dengan ahli teori


perilaku organisasi seperti dalam buku March dan Simon, Organization,
pada tahun 1958, tetapi bidang tersebut menjadi lebih menarik dengan
topik seperti motivasi dan tujuannya, dan menekankan berkurangnya
pengambilan keputusan. Bidang :perilaku pengambilan keputusn
dikembangkan di luar jalur teori dan penelitian perilaku organisasi oleh
psikolog kognitif dan ahli teori keputusan dalam ilmu ekonomi dan
informasi. Akan tetapi, barubaru ini muncul kembali minat mengenai

8
perilaku pengambilan keputusan, dan kembali ke jalur bidang perilaku
organisasi.2

3. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan jaringan informasi


yang dibutuhkan pimpinan dalam menjalankan tugasnya (untuk
kepentingan organisasi), terutama dalam mengambil keputusan dalam
mencapai tujuan organisasinya. Teknik SIM untuk memberi manajer
informasi yang memungkinkan mereka merencanakan serta
mengendalikan operasi. Komputer telah menambah satu atau dua dimensi,
seperti kecepatan, ketelitian dan volume data yang meningkat, yang
memungkinkan pertimbangan alternatif-alternatif yeng lebih banyak dalam
suatu keputusan, yang di dalam suatu organisasi terdiri atas sejumlah
unsur, orang yang mempunyai bermacammacam peran dalam organisasi,
kegiatan atau tugas yang harus diselesaikan, tempat bekerja, wewenang
pekerjaan, serta hubungan komunikasi yang mengikat bersama organisasi
tersebut. SIM merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi
untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua
tingkatan manajemen. Tekanan SIM itu pada sistemnya, bukan pada
manajemennya, tetapi agar SIM itu dapat berlangsung dengan efektif dan
efisien, perlu dikelola sebaik-baiknya.
Sistem informasi dalam pentahapannya dapat digambarkan
sebagai struktur piramida, dengan lapisan paling bawah meliputi informasi
bagi proses transaksi, pemeriksaan mengenai status, dan lain sebagainya.
Tahap berikutnya meliputi sumber informasi untuk mendukung
perencanaan taktis dan pengambilan keputusan bagi pengawasan dan tahap
puncak meliputi sumber informasi guna menunjang perencanaan dan
pengambilan kebijakan oleh manajemen yang lebih tinggi.
Karakteristik SIM:

2
Dedek Kusnadi, “Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Organisasi”, Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi ,Vol.15, No.2, Tahun 2015, hlm. 52-53

9
a. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara
keseluruhan, serta tergantung pada alur informasi yang dimiliki
oleh organisasi tersebut.
b. SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis
masalah.
c. SIM membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan
panjang, sambil memperhitungkan perkembangan organisasi di
masa mendatang.
d. SIM biasanya berorientasi pada data-data yang sudah terjadi
atau data-data yang sedang terjadi, bukan data-data yang akan
terjadi.
e. SIM juga beriorientasi pada data-data di dalam organisasi
dibanding data-data dari luar organisasi.
f. SIM juga beriorientasi pada data-data di dalam organisasi
dibanding data-data dari luar organisasi.
g. SIM membantu manajer secara terstuktur pada tingkat
operasional, tingkat kontrol, dan perencanaan bagi staf yang
sudah senior.
h. SIM didesain untuk memberikan laporan operasional sehari-
hari sehingga dapat memberi informasi untuk mengontrol
oeprasi tersebut dengan lebih baik.3

Kesimpulan

Pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan


masalah, jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan
merupakan pemilihan dari salah satu alternatif dari alternatif-alternatif
yang ada, serta pengakhiran dari proses pemikiran tentang masalah atau
problema yang dihadapi. Adapun hasil dari pengambilan keputusan adalah
keputusan (decision).

3
Anastasia Lupursari, “Peran Sistem Informasi Manajemen (Sim) Dalam Pengambilan
Keputusan”, JURNAL STIE SEMARANG, Vol 5, No 1, Februari 2013, hlm. 31-32.

10
Salah satu fungsi yang sangat penting dalam kepemimpinan, yaitu
pengambilan keputusan. Seorang pimpinan sebagian besar waktu,
perhatian, maupun pikirannya dipergunakan untuk mengkaji proses
pengambilan keputusan. Semakin tinggi posisi seseorang dalam
kepemimpinan organisasi maka pengambilan keputusan menjadi tugas
utama yang harus dilaksanakan. Perilaku dan cara pimpinan dalam pola
pengambilan keputusan sangat mempengaruhi perilaku dan sikap dari pada
stafnya.
Sistem informasi mutlak diperlukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pokok seharihari di semua lapisan masyarakat baik masyarakat
yang tingkat ekonomi dan pendidikannya rendah sampai dengan
masyarakat yang tingkat ekonomi dan pendidikannya tinggi. Semakin
tinggi tingkat ekonomi dan pendidikan seseorang maka semakin tinggi
pula kebutuhan informasinya.

Daftar Pustaka

Hakim Firdayanti.(2021).Persepsi, Pengambilan Keputusan,


Konsep diri dan Values.Jurnal Ilmiah Pascasarjana
Kusnadi Dedek.(2015).Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku
Organisasi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi
Lupursari Anastasia.(2013).Peran Sistem Informasi Manajemen
(Sim) Dalam Pengambilan Keputusan.JURNAL STIE SEMARANG

11

Anda mungkin juga menyukai