Anda di halaman 1dari 31

DASAR DASAR MANAJEMEN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan


mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan
kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan keperawatan
dan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan
perubahan. Perawat dan bidan pada semua tingkatan posisi klinis harus memiliki
kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang efektif, baik
sebagai pelaksana/staf maupun sebagai pemimpin.
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk
sinonim. Pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan
pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan
keputusan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan menggunakan proses yang
sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai
dengan situasi masalah.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk lebih sistematis dan agar pembahasan tidak keluar dari


materi, maka kami merumuskan masalah masalah pokok yang akan
dibahas dalam makalah ini, antara lain:

1) Penjelasan Sifat dari Pengambilan Keputusan ?


2) Apa saja Perspektif Rasional dalam Pengambilan Keputusan ?
3) Apa saja Aspek aspek Perilaku dari Pengambilan
Keputusan ?
4) Apa saja Pengambilan Keputusan Kelompok dan Tim dalam
Organisasi?

1
DASAR DASAR MANAJEMEN

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat dari Pengambilan Keputusan


A. Definisi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat berkaitan dengan suatu tindakan spesifik atau


proses umum. Pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan
memilih suatu alternative dari serangkaian alternative . akan tetapi, yang
dimaksud dengan proses pengambilan keputusan lebih luas daripada ini. Salah
satu langkah dalam proses tersebut, misalnya, adalah orang yang membuat
keputusan harus menyadari bahwa suatu keputusan memang diperlukan dan suatu
keputusan mengidentifikasikan serangkaian alternative yang memungkinkan
sebelum akhirnya memilih salah satu.

Oleh karena itu, Proses pengambilan keputusan (decision-making process) di


dalamnya mengenali dan mendefinisikan sifat dari situasi keputusan,
mengidentifikasikan alternative,memilih alternative terbaik, dan
menerapkannya. Sebagian orang akan menganggap bahwa suatu keputusan yang
efektif adalah keputusan yang mengoptimalkan beberapa rangkaian factor seperti
laba, penjualan, kesejahteraan karyawan, dan pangsa pasar. Akan tetapi di
beberapa situasi suatu keputusan yang efektif mungkin merupakan satu keputusan
yang meminimalkan kerugian, beban, atau perputaran karyawan, pengambilan
keputusan bahkan dapat berarti memilih metode terbaik untuk melanjutkan usaha,
memberhentikan karyawan, atau mengakhiri suatu kontrak.

Dapat simpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu bagian


yang meresap pada sebagian besar aktifitas manajerial. Hamper semua yang
terjadi dalam sebuah perusahaan atau organisasi melibatkan pengambilan
keputusan atau pengimplementasian keputusan yang telah dibuat.

2
DASAR DASAR MANAJEMEN

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan


tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan merupakan
proses pemilihan tindakan tertentu dari suatu masalah dan keputusan. Suatu masalah
adalah ketidaksesuaian antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan,yang
memerlukan pertimbangan dan perlunya tindakan cepat.

Pengambilan keputusan adalah proses dalam manajerial,yang secara universal


pengambilan keputusan merupakan alternatif dalam pemecahan masalah. Selain itu
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang manajer menjadi tolak ukur
keefektifan mereka. Pengambilan keputusan (decisionmaking) diproses oleh
pengambil keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan. Keputusan yang
diambil akan menimbulkan aktivitas dan ataupun mengakhiri aktivitas.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :

1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.


2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan
pada sistematika tertentu :
1) Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan
diambil.
2) Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
3) Falsafah yang dianut organisasi.
4) Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi
administrasi dan manajemen di dalam organisasi.
5) Masalah harus diketahui dengan jelas.
6) Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul
dengan sistematis.
7) Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas, akan
menimbulkan berbagai masalah :

3
DASAR DASAR MANAJEMEN

1. Tidak tepatnya keputusan.


2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan
organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material.
3. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi
antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi
tersebut.
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
Sikap atau watak berfikir kritis dapat ditingkatkan dengan memantapkan secara
positif dan memotivasi lingkungan kerja. Kreativitas penting untuk membangkitkan
motivasi secara individu sehingga mampu memberikan konsep baru dengan
pendekatan inovatif dalam memecahkan masalah atau isu secara fleksibel dan bebas
berpikir. Keterbukaan menerima kritik akan mengakibatkan hal positif seperti;
semakin terjaminnya kemampuan analisa seseorang terhadap fakta dan data yang
dihadapi dan akan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi kelemahan.

Membuat
Masalah
keputusan

Berfikir
kritis

Bagan : Pemecahan masalah dan Pengambilan keputusan

4
DASAR DASAR MANAJEMEN

Para ahli juga mendefinisikan tentang pengertian pengambilan keputusan


diantaranya:

1. G.R. Terry

Decision making can be defined us the selection based on some criteria of


one behavior alternative from two or more possible alternative.
Artinya : Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai pemilihan alternatif
kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

2. Harold Koontz dan Cyril ODooel

Decision making the selection from among alternatives of a course of action,


is at the core of planning. A planning cannot be said to exist unless a decision, a
commitment of resources, dorection or reputation has been made.

Artinya : Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif alternatif


mengenai sesuatu cara bertindak, adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana bisa
dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya,
petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

3. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang


terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktivitas - aktivitas pada masa yang
akan datang.

Dari definisi - definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan


keputusan adalah proses bagaimana menentukan keputusan yang terbaik, logis,
rasional dan ideal berdasarkan data, fakta, dan informasi dari sejumlah alternatif
untuk mencapai sasaransasaran yang telah ditetapkan dengan risiko terkecil, efektif,
dan efisien untuk dilaksanakan pada masa yang akan datang.

Setiap pemimpin pasti bertanggungjawab terhadap masa depan organisasinya.


Untuk itu tujuan yang telah ditetapkan harus dapat tercapai dengan berbagai aktivitas

5
DASAR DASAR MANAJEMEN

dan kebijakan. Salah satu yang harus dilakukan pemimpin dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi adalah pengambilan keputusan.

Untuk memberikan pemahaman tentang pengambilan keputusan, terlebih


dahulu dikemukakan pengertian pengambilan keputusan. Menurut Robins dalam
Mesiono pengambilan keputusan adalah : decision making is a process in which one
choose between two or more alternatives. Pendapat ini menegaskan bahwa
pengambilan keputusan sebagai proses memilih satu pilihan di antara dua atau lebih
alternatif. Pengambilan keputusan adalah menetapkan pilihan atau alternatif secara
nalar dan menghindari diri dari pilihan yang tidak rasional, tanpa alasan atau data
yang kurang akurat. Davis dalam buku yang sama, mengemukakan suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat
menjawab pertanyaan: tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang
dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

Menurut Mc. Farland decision : a decision is anact of choice where in an


executive froms a conclusion about what must or must not be done in a given
situation. (Keputusan adalah suatu tindakan pemilihan di mana pimpinan
menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus atau tidak harus dilakukan
dalam situasi yang tertentu). Selain itu juga dapat dipahami bahwa pengambilan
keputusan itu tidak terlepas dari upaya memilih alternatif-alternatif yang tepat untuk
situasi tertentu dengan langkah-langkah tertentu pula

B. Sifat Dasar Pengambilan Keputusan dan Jenis Keputusan

Dalam situasi atau manajemen tertentu, suatu keputusan harus mendahului


suatu atau semua pekerjaan. Dengan kata lain, rangkaian pengambilan keputusan
merupakan pekerjaan yang pertama dan paling awal dari sebuah pelaksanaan
pekerjaan suatu organisasi, kelompok, unit atau individu. Bagaimana pun sebuah
pekerjaan dalam pelaksanaannya diawali dari keputusan. Dalam hal ini keputusanlah
yang akan menentukan corak masa depan suatu organisasi. Dengan demikian dapat

6
DASAR DASAR MANAJEMEN

dikatakan bahwa keputusan akan tetap menjadi sebuah tindakan yang mendahului
pelaksanaan pekerjaan sebab keputusan sebagai pangkal tolak semua kegiatan dan
akan menentukan masa depan organisasi, baik berupa kemajuan, pengembangan atau
mungkin saja kemunduran atau bangkrut akibat salah dalam mengambil keputusan.
Meskipun penuh ketidakpastian, sebuah keputusan dibuat justru bersifat masa depan
dan menjadi panduan dalam menentukan tindakan manajemen dan organisasi.Dengan
begitu, jelaslah bahwa pengambilan keputusan merupakan hal yang penting untuk
dilakukan dalam hubungannya dengan organisasi. Dalam menentukan alternatif untuk
menjadi sebuah keputusan dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan sebelum jatuh
pada sebuah keputusan. Pada kondisi inilah dibutuhkan ketajaman analisis terhadap
masalah-masalah yang dihadapi. Sehingga pengambilan keputusan itu memberikan
keuntungan-keuntungan dengan kemampuannya dalam memilih dan menetapkan
alternatif.

Salah satu tolak ukur utama yang biasa digunakan untuk mengukur efektivitas
kepemimpinan seseorang yang menduduki jabatan pimpinan dalam dalam suatu
organisasi ialah kemampuan dan kemahirannya mengambil keputusan. Sondang P.
Siagian mengemukakan bahwa suatu keputusan dapat dikatakan sebagai keputusan
yang baik apabila memenuhi empat persyaratan, yaitu rasionalis, logis, realistis, dan
pragmatis. Pengalaman dan penelitian menunjukkan bahwa efektivitas demikian
hanya mungkin dicapai apabila seorang pengambil keputusan mampu
menggabungkan secara tepat tiga jenis pendekatan. Pertama, pendekatan yang
didasarkan pada teori dan asas-asas ilmiah yang telah dikembangkan oleh para
teoritisi yang mendalami proses pengambilan keputusan. Kedua, pendekatan yang
memanfaatkan kemampuan berpikir kreatif, inovatif,, dan intuitif disertai keterlibatan
emosional. Ketiga, kemampuan belajar dari pengalaman mengambil keputusan di
masa lalu, baik karena keberhasilan maupun karena kegagalan.

Banyak definisi mengenai pengambilan keputusan dalam organisasi. Winardi


dalam Susmaini dan Rifai mengemukakan bahwa secara sederhana pengambilan

7
DASAR DASAR MANAJEMEN

keputusan adalah adanya kemungkinan pilihan antara dua macam tindakan alternatif.
Ivancevic dan Matteson dalam buku yang sama, menyebutkan ada dua jenis
keputusan, yaitu :

1. Keputusan terpogram, yaitu jika pada situasi tertentu ada prosedur rutin yang
biasanya bekerja dalam memecahkan masalah. Maka keputusan terpogram adalah
untuk memperluas kemampuan organisasi dalam memecahkan masalah dengan
adanya informasi yang mencukupi.

2. Keputusan tidak terprogram, yaitu bila tidak ada cerita atau informasi tidak
terstruktur. Tidak ada prosedur yang tersusun bagi menangani masalah, juga sebab
tidak ada secara benar-benar sama masalah sebelumnya sehingga sangat rumit dan
penting sekali.

Keputusan terprogram secara sederhana dapat dikatakan, tindakan


menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil secara rutin dalam
organisasi. Keputusan terprogram biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah
yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang
lebih tinggi. Karena masalah yang hendak dipecahkan bersifat teknis, biasanya
prosedur dan langkah-langkah yang perlu ditempuh telah dituangkan dalam buku
pedoman, yang biasanya terdapat dalam organisasi yang dikelola secara rapi. Berbeda
dengan keputusan terpogram, keputusan tidak terprogram biasanya diambil dalam
usaha memecahkan masalah-masalah yang baru yang belum pernah dialami
sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk,
hakikat dan dampaknya. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tidak
terpogram biasanya tidak teknis sifatnya. Artinya tidak menyangkut hal-hal yang
sifatnya operasional. Akan tetapi menyangkut kebijaksanaan organisasi dengan
dampak yang strategis bagi eksistensi organisasi yang bersangkutan.

Sering kurang disadari bahwa tugas utama dari seorang pemimpin adalah
mengambil keputusan. Segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi sebaiknya

8
DASAR DASAR MANAJEMEN

merupakan keputusan bersama yang diputuskan oleh pemimpin, bukan karena terjadi
secara kebetulan. Dengan pengambilan keputusan yang tepat, segala pendadakan
yang mungkin terjadi dapat dihindarkan atau dikurangi. Keputusan yang diambil oleh
berbagai eselon pemimpin dalam organisasi tentu mempunyai bobot yang berbeda-
beda. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi, semakin besar kualitas
keputusan yang diambilnya meskipun bobot keputusan tersebut sering bersifat umum.
Setiap keputusan yang diambil, baik di tingkat manajemen puncak, tengah, maupun
bawah memiliki beberapa syarat berikut:

1. Keputusan yang diambil harus mempermudah dan mempercepat pencapaian


tujuan.

2. Keputusan harus tepat sehingga mampu memecahkan persoalan-persoalan yang


dihadapi oleh organisasi.

3. Keputusan harus cepat diambil untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan


terbaik yang terbuka untuk organisasi.

4. Keputusan harus praktis, dalam arti dapat dilakukan sesuai dengan kekuatan-
kekuatan yang dimiliki organisasi.

5. Keputusan harus regional, dalam arti dapat diterima oleh akal sehat dari para
pelaksana.

C. Kondisi Pengambilan Keputusan

Seperti terdapatnya jenis keputusan yang berbeda-beda, terdapat pula kondisi


yang berbeda di mana keputusan harus dibuat. Manajer kadang-kadang memiliki
suatu pemahaman yang hamper sempurna mengenai kondisi dari suatu keputusan,
akan tetapi di lain waktu mereka hanya memiliki sedikit petunjuk mengenai kondisi
tersebut.

Sebagian besar keputusan utama dalam organisasi di masa sekarang dibuat


dalam suatu situasi ketidakpastian. Manajer yang membuat keputusan dalam situasi

9
DASAR DASAR MANAJEMEN

ini harus yakin untuk belajar sebanyak mungkin mengenai kemungkinan situasi dan
melakukan pendekatan kepada keputusan dari perspektif logis dan rasional.

Situasi yang muncul dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MENGHADAPI SITUASI

KEPASTIAN RISIKO KETIDAKPASTIAN

TINGKAT AMBIGUITAS DAN PELUANG PENGAMBIL KEPUTUSAN


YANG BURUK

RENDAH SEDANG TINGGI

Tingkat pengambilan keputusan dalam kondisi yang pasti.

Ketika pengambilan keputusan tahu engan kepastian yang beralasan


alternative apa yang ada dan kondisi apa yang terkait dengan setiap alternative, maka
suatu kondisi yang pasti akan munul.

Tingkat pengambilan keputusan dalam kondisi yang penuh risiko.

Kondisi pengambilan keputusan dimana ketersediaan dari setiap alternative


serta potensi hasil dan biayanya semua dihubungkan dengan estimasi kemungkinan.

Tingkat pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian.

10
DASAR DASAR MANAJEMEN

Suatu kondisi dimana pengambil keputusan tidak mengetahui semua


alternative, risiko, yang terkait dengan setiap alternative, atau kemungkinan
konsekuensi dan setiap alternative.

Untuk membuat keputusan yang efektif dalam situasi ini, manajer harus
memperoleh sebanyak mungkin informasi yang relevan dan mendekati situasi dengan
menggunakan suatu perspektif logis dan rasional. Intuisi, pertimbangan, dan
pengalaman selalu memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan
dalam kondisi ketidakpastian. Ketidakpastian adalah kondisi yang paling tidak jelas
bagi manajer dan yang paling rentan terhadap kesalahan.

D. Dasar Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat


subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat
subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu : 1)
Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan. 2)
Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang


singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan
tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari
pembandingnya, dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan
intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering
diabaikan.
Manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi) nya,
bersifat ilham dan perasaan perasaan (good feeling)-nya.

Pengambilan keputusan secara intuitif ini secara tidak sadar dipengaruhi oleh
pengetahuan masa lalu, latihan-latihan dan latar belakang. Pengambilan keputusan

11
DASAR DASAR MANAJEMEN

secara intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental,


tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut
perasaan saja.

2. Pengambilan Keputusan Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah


masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.
Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.
Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung


oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan
istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara
sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data.
Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian
dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta,
data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan
solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi dan


fakta fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang
tepat dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan.
Keputusan (decision) yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relatif baik,
rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan dalam berbagai
situasi dan kondisi.

4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman

12
DASAR DASAR MANAJEMEN

Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan


mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan
semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip pengambilan keputusan yang
berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata
permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat
apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini.
Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk
mengatasi masalah yang timbul.

Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam


menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat
bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa
yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat
membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.

5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang


dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan
wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara
lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga
karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat
rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial. Keputusan berdasarkan
wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasalahan yang
seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

E. Pengambilan Keputusan Sebagai Sebuah Ilmu dan Seni.

13
DASAR DASAR MANAJEMEN

Manusia adalah makhluk pembuat keputusan (decision making man),


pengambil keputusan, penentu atas sebuah pilihan dari sejumlah pilihan. Pengambilan
keputusan terjadi setiap saat sepanjang hidup manusia. Kita dapat mengatakan :
Tiada saat tanpa pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan merupakan ilmu dan seni yang harus dicari,


dipelajari, dimiliki dan dikembangkan secara mendalam oleh setiap orang.
Pengambilan keputusan disebut sebagai seni karena kegiatan tersebut selalu
dihadapkan pada sejumlah peristiwa yang memiliki karakteristik keunikan tersendiri.
Pengambilan keputusan sebagai seni selalu terikat pada tujuan yang hendak dicapai,
jenis masalah yang dihadapi, serta faktor faktor lingkungan internal organisasi,
seperti : budaya dan struktur organisasi, gaya kepemimpinan atasan dan sistem
komunikasi dalam organisasi. Setiap pengambilan keputusan yang muncul atas
pandangan pengambilan keputusan sebagai seni akan memiliki cita rasa dan nuansa
yang berbeda beda.

Selanjutnya pengambilan keputusan disebut sebagai ilmu, karena aktivitas


tersebut memiliki sejumlah cara, metode atau pendekatan tertentu yang bersifat
sistematis, teratur dan terarah. Pengambilan keputusan sebagai ilmu juga menandakan
bahwa kajian tersebut juga dapat diterapkan oleh mereka yang mempelajarinya. Ilmu
pengambilan keputusan didasarkan atas penerapan gaya pemikiran yang dianut oleh
seseorang dan persepsinya atas lingkungan dan masalah. Ilmu pengambilan
keputusan memetakan langkah-langkah yang sistematis yang menghasilkan solusi
dan tindakan. Singkatnya, ilmu pengambilan keputusan dapat dikatakan sebagai
suatu sejarah mengenai suatu latar belakang filosofis, asumsi, teori, konsep, model
dan teknik teknik pengambilan keputusan.

Ilmu dan seni pengambilan keputusan pada akhirnya bertujuan untuk


memudahkan manusia dalam menentukan keputusan terbaik. Dimana keputusan yang
diambil akan mempengaruhi cara pencapaian tujuan yang hendak diraih.

14
DASAR DASAR MANAJEMEN

Pengambilan keputusan adalah pendekatan terhadap metode penyelesaian masalah


dan pencapaian tujuan.

F. Faktor Faktor Pengambilan Keputusan

Menurut Rowedan Mc Grath, penelitian terhadap gaya pengambilan


keputusan mengidentifikasikan empat pendekatan individual yang berbeda untuk
pengambilan keputusan. Fondasi dasar model tersebut adalah pengakuan bahwa
setiap orang berbeda dalam dua dimensi.Pertama,cara berfikir mereka. Sebagian
orang bersifat logis dan rasional. Mereka mengelola informasi secara sepotong demi
sepotong. Sebaliknya, sebagian lainnya bersifat intuitif dan kreatif. Mereka
memahami segala sesuatu secara keseluruhan.Kedua, dimensi lain membahas
toleransi pribadi terhadap ambiguitis. Sebagian orang mempunyai kebutuhan yang
tinggi untuk menata informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas, sementara
yang lain mampu memproses membentuk empat gaya pengambilan keputusan, yakni:

a. Directive style
Orang yang menggunakan gaya direktif memiliki toleransi rendah terhadap
ambiguitas dan menacari rasionalitas. Mereka bersifat efisien dan logis, namun
perhatian mereka pada efisiensi menghasilkan dalam keputusan yang diambil dengan
informasi minimal dan dengan sedikit alternatif yang terpikirkan. Tipe-tipe direktif
mengambil keputusan dengan cepat dan berorientasi jangka pendek.

b. Analytical style

Tipe analitis memiliki toleransi yang jauh lebih besar terhadap ambiguitis
dibandingkan dengan para pengambil keputusan direktif. Para manajer analitis paling
tepat dicirikan sebagai pengambil keputusan yang cermat dengan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.

c. Conceptual style
Individu dengan gaya konseptual cenderung menggunakan data dari berbagai

15
DASAR DASAR MANAJEMEN

sumber dan mempertimbangkan banyak alternatif. Fokus mereka adalah jangka


panjang dan mereka sangat baik dalam menemukan solusi kreatif atas masalah-
masalah.

d. Behavioral style
Kategori terakhir gaya perilaku menjadi ciri para pengambil keputusan yang
mempunyai perhatian besar pada orang-orang dalam organisasi dan perkembangan
mereka. Mereka memerhatikan kebahagiaan anak buah mereka terbuka terhadap
saran-saran dari orang lain. Tipe manajer ini mencoba menghindari konflik dan
mencari penerimaan oleh orang lain.

G. Teknik Teknik Pengambilan Keputusan

Seorang manajer dalam pengambilan keputusan dapat melakukannya dengan


teknik-teknik sebagai berikut :

a. Operation Research
Yaitu dengan penggunaaan metode scientific (yang meliputi teknik-teknik
matematis) dalam analisis dan pemecahan masalah tertentu.

b. Linear Programming
Yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik yang disebut juga vector
analysis

c. Gaming War Games


Yaitu dengan teori yang biasanya digunakan untuk menentukan strategi.

d. Probability
Yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi
Rasional atas hal hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang
dipertimbangkan dan diperhitungkan.

e. Ranking and Statistical Weighting


Yaitu dengan cara : Melokalisasi berbagai faktor yang akan mempengaruhi

16
DASAR DASAR MANAJEMEN

keputusan terakhir dan menimbang faktor faktor yang dapat dibandingkan dan yang
tercakup dalam setiap alternatif.

H. Sasaran-Sasaran dan Proses Pengambilan Keputusan

Sasaran-sasaran merupakan tujuan-tujuan yang diupayakan


pencapaiannya oleh para manajer dalam aneka ragam periode waktu. Sasaran juga
merupakan titik atas semua keputusan yang disusun. Mereka merupakan petunjuk-
petunjuk seleksi alternatif-alternatif yang membantu kearah pencapainnya.

Apabila seseorang manajer telah mengambil sesuatu keputusan, maka hal


tersebut berarti bahwa ia telah melewati suatu seri langkah-langkah yang secara
sistematikal berkaitan satu sama lain. Pengambilan keputusan dapat dilakukan tanpa
di sengaja. Proses pengambilan keputusan tidak hanya sekedar memilih salah satu
dari alternatif yang ada. Namun, untuk melakukan pengambilan keputusan yang
rasional, setidaknya harus tercakup langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengenali adanya suatu masalah. Awal dari setiap pengambilan keputusan yang
rasional adalah menyadari adanya suatu masalah. Munculnya masalah biasanya tidak
disadari oleh orang-orang yang bertugas sebagai pengambil keputusan, tetapi disadari
oleh pegawai yang menangani area tertentu. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi
internal yang baik di antara keduanya.

b. Mendefinisikan tujuan. Mendefinisikan tujuan adalah kegiatan pendeskripsian


tugas secara tepat.

c. Mengumpulkan data-data yang relevan. Data bisa diperoleh dari berbagai


buku/literatur, tetapi ada juga data yang hanya bisa didapatkan melalui penelitian
yang membutuhkan biaya yang mahal dan waktu yang lama.

d. Mengidentifikasi alternatif-altenatif yang dapat dipilih.

e. Memilih kriteria untuk menentukan alternatif terbaik.

17
DASAR DASAR MANAJEMEN

f. Membangun hubungan antara tujuan, alternative, data, dan kriteria yang dipilih
untuk dijadikan sebuah model.

g. Memperkirakan akibat-akibat yang ditimbulkan dari setiap alternatif.

h. Pemilihan alternatif terbaik untuk mencapai tujuan.

Menurut Simon (Jones,2008: 334), ada tiga proses dalam pengambilan


keputusan organisasi, yaitu :

a. Manajer mengidentifikasikan masalah yang perlu dipecahkan. Manajer dalam


sebuah organisasi yang efektif, contohnya mengidentifikasi kondisi dan masalah serta
menganalisa seluruh aspek-aspek lingkungan organisasi baik secara umum maupun
khusus untuk dilakukan tindak lanjut yang baru.

b. Manajer baik secara individu maupun kolektif memeriksa desain dan


mengembangkan daftar alternatif solusi dan tentunya tindakan terhadap masalah yang
telah teridentifikasi.

c. Menejer membandingkan konsekuensi logis pada masing-masing alternatif dan


tentunya tindakan mana yang akan diambil terhadap masalah yang teridentifikasi.

Menurut Mintzberg (Jones,2008: 338), ada tiga tahap dalam pengambilan


keputusan organisasi, yaitu :

a. Tahap identifikasi; dimana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan


diagnosis dibuat. Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang
ekstensif dan sistematis, tetapi masalah sederhana tidak.

b. Tahap pengembangan; dimana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar


yang ada atau mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan
proses pencarian dan percobaan dimana pembuat keputusan hanya mempunyai ide
solusi yang tidak jelas.

c. Tahap seleksi; dimana pilihan solusi dibuat. Ada tiga pembentukan seleksi:

18
DASAR DASAR MANAJEMEN

1. dengan penilaian pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi,

2. bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis;

3. dan dengan tawar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok formal,otorisasi


pun kemudian dibuat.

Keputusan dilahirkan dari interaksi komleks antara empat arus kejadian yang
terpisah, yakni :

a. Masalah
b. Solusi
c. Partisipan, dan
d. Peluang pilihan

Pada dasarnya langkah-langkah proses pengambilan keputusan mencakup aktivitas :

a. Menentukan problema yang berkaitan dengan sasaran-sasaran yang ingin dicapai.

b. Mengidentifikasi pemecahan-pemecahan alternatif.

c. Menganalisis hasil masing-masing alternatif.

d. Memilih salah satu alternatif untuk diimplementasi.

I. Metode Pemecahan Masalah

Prinsip utama untuk menetapkan suatu masalah adalah mengetahui fakta,


kemudian memisahkan fakta tersebut dan melakukan interpretasi data menjadi fakta
objektif dan menentukan luasnya masalah tersebut. Manajer membutuhkan
kemampuan untuk menetapkan prioritas pemecahan masalah. Umumnya untuk
pemecahan masalah selalu menggunakan metoda coba-coba dan salah, eksperimen,
dan atau tidak berbuat apa-apa (do nothing). Pembuatan keputusan dapat dipandang
sebagai proses yang menjembatani hal yang lalu dan hal yang akan datang pada saat
manajer hendak mengadakan suatu perubahan. Proses pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan diatas adalah salah satu penyelesaian yang dinamis.

19
DASAR DASAR MANAJEMEN

Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah kurang tepat


mengidentifikasi masalah. Oleh karena itu identifikasi masalah adalah langkah yang
paling penting. Kualitas hasil tergantung pada keakuratan dalam mengidentifikasi
masalah.Identifikasi masalah dipengaruhi oleh informasi yang tersedia, nilai, sikap
dan pengalaman pembuat keputusan serta waktu penyelesaian masalah. Terutama
waktu yang cukup untuk mengumpulkan dan mengorganisir data.

Pemecahan masalah Perencanaan kemungkinan

Memahami masalah yang lalu Menduga masalah yang akan


datang

BaganPengambilan
: Proses Pemecahan
Keputusanmasalah

Mengenalkan Perubahan

Lampau Kini Akan datang

20
DASAR DASAR MANAJEMEN

2.2 Perspektif Rasional Pada Pengambilan Keputusan

Seorang manajer yang benar-benar ingin mendekati suatu keputusan secara


rasional dan logis seharusnya berusaha untuk mengikuti langkah-langkah dalam
pengambilan keputusan secara rasional tanpa memandang apakah keputusan bersifat
terprogram atau tidak, dan terlepas dari model yang akan digunakan dalam
pengambilan keputusan apakah klasik, administratif, atau politik.

Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan secara rasional tersebut


membantu mempertahankan pengambil keputusan untuk tetap berfokus pada fakta
dan logika dan membantu upaya melindungi dari asumsi yang tidak sesuai. Langkah-
langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengenali dan mendefinisikan situasi keputusan

Langkah pertama dalam pengambilan keputusan secara rasional adalah


mengenali bahwa suatu keputusan adalah penting, yaitu harus terdapat beberapa
pemicu untuk memulai proses. Permasalahan muncul ketika pencapaian organisasi
telah sesuai dengan apa yang ditetapkan. Peluang muncul ketika manajer melihat
pencapaian potensial yang melebihi tujuan yang ditetapkan saat ini. Pengenalan
terhadap permasalahan akan mengarahkan manajer untuk mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber, termasuk sumber informal.

2. Mendiagnosis dan menganalisis penyebab

Langkah kedua adalah mendiagnosis dan menganalisis penyebab munculnya


permasalahan. Diagnosis merupakan langkah pengambilan keputusan yang dilakukan
dengan menganalisis faktor penyebab mendasar yang dikaitkan dengan situasi
keputusan.

3. Pengembangan alternatif

Setelah permasalahan dikenali dan dianalisis, pengambilan keputusan mulai


dipertimbangkan untuk melakukan tindakan. Langkah selanjutnya adalah

21
DASAR DASAR MANAJEMEN

mengumpulkan alternatif solusi yang memungkinkan. Pada keputusan terpogram


alternatif solusi lebih mudah untuk diidentifikasi. Namun pada keputusan tidak
terprogram, manajer umumnya hanya mampu mengembangkan satu atau dua solusi.

4. Pemilihan alternatif yang diinginkan

Setelah pengembangan alternatif, manajer menetapkan mana yang akan


dipilih. Alternatif terbaik adalah solusi yang paling sesuai dengan keseluruhan tujuan
dan nilai organisasi serta mencapai hasil yang diinginkan. Pemilihan keputusan yang
dilakukan oleh manajer juga tergantung pada faktor pribadi dan preferensi seseorang
terhadap risiko.

5. Implementasi alternatif yang dipilih

Tahap implementasi meliputi penggunaan kemampuan manajerial,


administratif dan persuasif untuk menjamin alternatif yang dipilih dapat dijalankan.
Keberhasilan implementasi ini tergantung pada bagaimana alternatif yang dipilih
dapat dijalankan.

6. Evaluasi dan umpan balik

Pada tahap evaluasi manajer mengumpulan informasi mengenai seberapa


efektif penerapan keputuan yang dipilih mampu mencapai tujuan. Umpan balik
sangat dibutuhkan untuk proses ini karena pengambilan keputusan merupakan proses
yang berkelanjutan dan tidak berujung selama perusahaan menjalankan aktivitasnya.

22
DASAR DASAR MANAJEMEN

2.3 Aspek-aspek Perilaku dari Pengambilan Keputusan

1. Model Administratif

Model administratif(administrative model), mendeskripsikan mengenai bagai


mana keputusan sering kali dibuat.Rasionalitas yang terbatas(bounded rationality)
menyebutkan bahwa pengambil keputusan dibatasi oleh nilai dan reflex bawah sadar
mereka,keahlian,dan kebiasaan. Mereka juga dibatasi oleh informasi dan pengetahuan
yang lengkap. Bagian penting lain dari model administrative adalah pemuasan
(satisficing), konsep ini mengatakan bahwa bukannya melaksanakan suatu penelitian
yang melelahkan mengenai kemungkinan alternative terbaik, pengambil keputusan
cenderung untuk mencari hanya sampai mereka mengidentifikasikan suatu alternative
yang memenuhi persyaratan standar minimum kecukupan.

2. Kekuatan Politik dalam Pengambilan Keputusan

Kekuatan politik adalah elemen penting lain yang berkontribusi pada sifat
perilaku dari pengambilan keputusan. Akan tetapi elemen utama dari politik, koalisi,
memilkiki relevansi yang khusus dengan pengambilan keputusan. Sebuah koalisi
merupakan aliansi informasi dari individu atau kelompok yang dibentuk mencapai
suatu tujuan bersama. Tujuan bersama ini seringkali merupakan alternative keputusan
yang dipilih.

3. Intuisi dan Peningkatan Komitmen

Intuisi(intuition) adalah kepercayaan yang melekat dalam diri seseorang


mengenai sesuatu hal tanpa pertimbangan secara sadar. Manajer kadang-kadang
memutuskan untuk melakukan sesuatu hal karena terasa benar atau karena mereka
memiliki firasat. Peningakata komitmen proses perilaku penting lain yang
mempengaruhi pengambilan keputusan adalah peningkatan komitmen(escalation of
commitment) pada tindakan yang terpilih. Secara khusus, pengambil keputusan
kadang-kadang membuat keputusan dan kemudian menjadi sangat terikat dengan

23
DASAR DASAR MANAJEMEN

tindakan yang disarankan oleh keputusan tersebut hingga mereka tetap bertahan
dengannya, bahkan ketika keputusan itu tampak salah.

4. Kecenderungan Risiko dan Pengambilan Keputusan

Elemen perilaku dari kecenderungan risiko(risk propensity) adalah sejauh


mana pengambilan keputusan bersedia untuk bertaruh ketika membuat keputusan.
Beberapa manajer berahti-hati mengenai setiap keputusan yang mereka buat. Mereka
berusaha untuk merujuk pada model rasional dan bersikap sangat konservatif ketika
mereka melakukan hal tersebut. Manajer seperti itulah lebih mungkin untuk
menghindari kesalahan, dan mereka jarang membuat keputusan yang mengarah pada
kerugian besar.

5. Etika dan Pengambilan Keputusan

Etika individual adalah kepercayaan pribadi mengenai perilaku benar dan


salah. Etika secara jelas-jelas terkait dengan pengambilan keputusan dalam sejumlah
cara. Sebagai contoh, misalkan setelah analisis yang hati-hati seorang manajer
menyadari bahwa perusahaannya akan dapat menghemat uang dengan cara menutup
departemennya dan melakukan subkontrak dengan seorang pemasok untuk
mendapatkan jasa yang sama. Akan tetapi untuk merekomendasikan tindakan ini akan
mengakibatkan hilangnya beberapa pekerjaan, termasuk pekerjaannya sendiri.
Standar etika yang dimilikinya akan dengan jelas membentuk langkah-langkah
selanjutnya yang ia ambil. Tentu saja, setiap komponen dari etika
manajerial(hubungan perusahaan dengan karyawan, karyawan dengan perusahaan,
dan perusahaan dengan agrn ekonomi lainnya) melibatkan serangkaian keputusan
yang beragam, dan semua keputusan tersebut tampak memiliki suatu komponen
etikanya.

24
DASAR DASAR MANAJEMEN

2.4PengambilanKeputusanKelompokdanTimdalamOrganisasi

1.BentukdariPengambilanKeputusanKelompokdanTim

Metodepalingumumdaripengambilankeputusankelompokdantimadalah
kelompok interaksi, kelompok Delphi, dan kelompok nominal. Secara meningkat,
metodemetode dari pengambilan keputusan kelompok tersebut dilakukan melalui
online.

Kelompok atau Tim Interaksi (interacting groups orteams ) adalah bentuk


paling umum dari kelompok pengambilan keputusan. Formatnya sederhana baik
suatukelompokyangsudahadamaupunkelompokatautimyangbarudimintauntuk
membuat suatu keputusan. Kelompok atau tim yang sudah ada mungkin berupa
departemenfungsional,timkerjaregular,ataukomite.Kelompokatautimyangbaru
dirancang dapat berupa komite ad hoc, satuan tugas, atau tim kerja yang baru
dibentuk. Anggota kelompok atau tim saling berbicara satu sama lain, berbeda
pendapat, setuju, berbeda pendapat lagi, membentuk koalisi internal, dan lain
sebagainya. Terakhir setelah melalui beberapa waktu periode pertimbangan,
kelompok atau tim membuat keputusannya. Keuntungan dari metode ini adalah
interaksi antara orang sering kali memancarkan ide baru dan meningkatkan
pemahaman.Kerugianutamaadalahperosespolitikdapatmemainkanperanyang
terlalubesar.

Kelompok Delphi ( Delphi group ) langkah pertama dalam menggunakan


prosedurDelphiadalahuntukmemperolehkerjasamadarisuatupanelyangterdiri
dari para ahli. Untuk situasi ini, para ahlinya mungkin termasuk berbagai ahli
penelitian, peneliti universitas, dan eksekutif dalam industri energi yang relevan.
Mulamula,paraahlidimintauntukmeramalkansecaraanonimsuatukerangkawaktu
untuk memulai terobosan yang diharapkan. Orang yang mengkoordinasikan
kelompok Delphi mengumpulkan respons, merataratakan respons tersebut, dan

25
DASAR DASAR MANAJEMEN

bertanyakepadaparaahliuntukmendapatkanprediksilainnya.Dalamputaranini,
paraahlimenyediakanprediksiyangtidakbisaatauekstremmungkindimintauntuk
menjelaskanprediksimereka.Penjelasaninimungkinakandisampaikankepadapara
ahlilainnya.Ketikaprediksitelahstabil,ratarataprediksidiambiluntukmewakili
keputusandarikelompokahli.Waktu,beban,danlogisticdariteknikDelphimelebihi
yangdiperlukanuntukkeputusanrutiseharihari,akantetapiteknikinitelahberhasil
meramaikan terobosan teknologi di Boeing, potensi pasar untuk produk baru di
GeneralMotors,polapenelitiandanpengembangandiEliLillydankondisiekonomi
masadepandaripemerintahAS.

Kelompok Nominal ( nominal group ) tidak seperti metode Delphi, dimana


anggota kelompok tidak melihat satu sama lain, anggota kelompok nominal
ditempatkanbersama.Anggotamewakilisuatukelompokhanyadalamnama,namun
mereka tidak berbicara satu sama lain secara bebas seperti kelompok anggota
interaksi.Kelompoknominalpalingseringdigunakanuntukmenghasilkanalternatif
atauidekreatifdaninovatif.Untukmemulai,menejermembentuksuatukelompok
yangterdiridariorangorangyangberpengetahuandanmenjelaskanmasalahkepada
mereka.Anggotakelompokkemudianbergantiansalingmenyebutkanidemereka,
yangdicatatpadakertasataupapantulisdidepanruangan.Pembahasandibatasipada
penjelasan secara singkat. Setelah semua alternatif disebutkan, dilakukan suatu
pembahasandenganlebihterbuka.Anggotakelompokkemudianmengambilsuara,
biasanyauntukmengurutkanberbagaialternatif.Alternatifdenganrankingtertinggi
mewakilikeputusandarikelompok.Tentusaja,manejeryangberwewenangmungkin
akanmempertahankanotoritasuntukmenerimaataumenolakkeputusankelompok.

2.KeuntungandariPengambilanKeputusanKelompokdanTim

Salah satu keuntungan adalah lebih banyak informasi yang tersedia dalam
bentukkelompokatautimsepertiyangdisarankanolehidiomlama.Suatukelompok

26
DASAR DASAR MANAJEMEN

atau tim mempresentasikan suatu tingkat pendidikan, pengalaman dan prespektif


yang lebih luas. Sebagian sebagai akibat dari peningkatan informasi tersebu,
kelompokdantimpadaumumnyadapatmengidentifikasikandanmengevaluasilebih
banyakalternatifdaripadasatuorang.Orangyangterlibatdalamsuatukeputusan
kelompokatautimmemahamilogikadanrasionalyangterdapatdibelakangnya,lebih
mungkinuntukmenerimanya,dandilengkapiuntukmengkomunikasikankeputusan
kepada kelompok kerja atau dapertemen mereka. Terakhir, hasil penelitan
menyatakanbahwakelompokmungkinmembuatkeputusanyanglebihbaikdaripada
individual.

3.KerugiandariPengambilanKeputusanKelompokdanTim

mungkinkemunduranterbesardaripengambilankeputusankelompokdantim
adalah tambahan waktu dan beban yang lebih besar yang terkait dengannya.
Peningkatanwaktuberasaldariinteraksidanpembahasanantaranggotakelompok
dan tim. Keputusan kelompok atau tim juga menunjukan kompromi yang tidak
diinginkan.Sebagaicontoh,memperkerjakanseorangmenejerpuncakyangdisetujui
bersamamungkinmerupakankeputusanyangburukdalamjangkapanjangkarenadia
mungkintidakmampumeresponberbagaisubunitdalamorganisasisecaramencukipi
ataumemilikidukungansepenuhnyadarisemuaorang.

Suatu kelompok atau tim mungkin menghasilkan suatu fenomena yang


diketahuisebagaipemikirankelompok.Pemikirankelompok(groupthink)muncul
ketika keinginan untuk mencapai keputusan yang bukan merupakan kepentingan
terbaikbagikelompokmaupunorganisasi,akantetapianggotalebihkhawatiruntuk
menghindarikonflikdiantaramerekasendiri.Salahsatucontohmengenaipemikiran
kelompok yang paling jelas tercatat berkaitan dengan pesawat luar angkasa
Challenger. Ketika NASA sedang mempersiapkan peluncuran pesawar tersebut,
sejumblah masalah dan pertanyaan muncul. Namun, pada setiap langkah dari

27
DASAR DASAR MANAJEMEN

perjalanan, pengambil keputusan berpendapat bahwa tidak terdapat alas an untuk


menunda dan bahwa semua akan baikbaik saja. Segera setelah peluncuran pada
bulan januari 1986, pesawat tersebut meledak dan menewaskan ketujuh anak
pesawat.

28
DASAR DASAR MANAJEMEN

4.MengelolaProsesPengambilankeputusanKelompokdanTim

Manajer dapat melakukan beberapa hal untuk membantu meningkatkan


efektifitasdaripengambilankeputusankelompok.Salahsatunyaadalahhanyadengan
menjadi waspada pada pro dan kontra awal terhadap masalah membiarkan suatu
kelompok atau tim membuat suatu keputusan. Untuk menghindari pemikiran
kelompok,setiapanggotadarikelompokatautimseharusnyamengevaluasisecara
kritissemuaalternatifyangada.Agaranggotadapatmemberikansudutpandangyang
berbeda, pemimpin seharusnya tidak membuat posisinya sendiri diketahui terlalu
awal.

Gould Paper Company menggunakan metode ini dengan cara menempatkan


manajerpadaduatimyangberbeda.Timmemudianmenghabisanseluruhharidalam
suatu debat tersetruktur yang menyajikan pro dan kontra dari setiap sisi suatu
persoalan untuk memastikan keputusan terbaik yang paling mungkin. Sun
Microsystems membuat sebagian besar dari keputusan utamanya dengan
menggunakanpendekatanini.

29
DASAR DASAR MANAJEMEN

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku, mencerminkan karakter bagi
seorang pemimpin. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah keputusan yang
diambil baik atau buruk tidak hanya dinilai setelah konsekuensinya terjadi, melainkan
melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan
merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga Teori keputusan adalah
merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak
pasti atau berisiko.Pengambilan keputusan adalah proses mental di mana seorang
manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya,
menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data;
manajer secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi.

Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatif-alternatif


tindakan untuk mengatasi masalah.Seorang manajer harus mempunyai keberanian
untuk mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dari resiko
yang timbul sebagai konsekuensi dari keputusan yang telah diambilnya. Pada
hakekatnya, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakekat suatu masalah yang difokuskan untuk memecahkan masalah
secepatnya dimana individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dengan
menggunakan pendidikan dan pengalaman yang berharga yang cukup efektif dalam
pemecahan masalah.

Dengan demikian, fokus pengambilan keputusan adalah pada kemampuan


menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungking sehingga
permasalahan dapat dituntaskan.

30
DASAR DASAR MANAJEMEN

DAFTAR PUSTAKA

Griffin, W. R., 2004, Manajemen Edisi Ketujuh, Terjemahan: Gina Gania, Erlangga,
Jakarta.

Sudarti dan Widyastuti, Umi, 2011, Pengantar Manajemen, Fakultas Ekonomi UNJ,
Jakarta.

Daft, L. Richard, 2002, Manajemen Edisi Kelima, Terjemahan: Emil Salim, Erlangga,
Jakarta.

Ernie T. S. dan Kurniawan S., Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana, 2010.

Susmaini dan Muhammad Rifai, Teori Manajemen Menuju Efektivitas Pengelolaan


Organisasi, Bandung: Citapustaka Media, 2007.

Mesiono, Manajemen Organisasi, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012.

Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan Jakarta: Toko


Gunung Agung, 1987.

Khaerul Umam, Manajemen Organisasi, Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta:
Rajawali Pers, 2011.

S.P. Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:
PT. Bumi Aksara

31

Anda mungkin juga menyukai